Anda di halaman 1dari 3

RUMAH ADAT BALI

Rumah adat Bali banyak terdapat di Bali yang sampai saat ini masih sering kita
jumpai keberadaannya. Banyak sekali yang tertarik oleh salah satu kota ini, entah
karena keragaman budaya, atau adat yang begitu kental yang Bali miliki.

Bahkan keragaman dan keindahan wisata yang dimiliki dan menjanjikan bagi
wisatawan. Siapa saja yang berkunjung ke Bali pasti akan termanjakan oleh
beberapa hal yang dimiliki oleh Bali sebagai destinasi wisata yang sudah terkenal
sampai mancanegara.

Para masyarakat di Bali juga sangat terkenal dengan bagaimana menjaganya dalam
kelestarian budaya yang sudah diwariskan oleh para leluhur-leluhurnya.

Begitu juga dengan rumah adat yang disinggahi, meskipun sudah berapa banyak
atau bahkan berapa sering warga asing keluar masuk ke pulau mereka, itu tidak bisa
membuat goyah para masyarakat leluhur dalam menjaga warisan para leluhur.

Filosofi Rumah Adat Bali

Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan di dalam hidup akan tercapai bila
adanya hubungan yang harmonis antara aspek palemahan, pawongan, serta
parahyangan. Maka dari itu, pembangunan rumah adat harus meliputi aspek
tersebut yang dikenal dengan istilah “Tri Hita Karana”. Pawongan adalah penghuni
rumah, palemahan artinya harus ada hubungan yang baik antara penghuni dan
lingkungannya.
Umumnya, arsitektur tradisional Bali penuh dengan hiasan seperti ukiran, peralatan
dan juga pemberian warna. ragam hias ini mengandung arti tertentu untuk
mengungkapkan keindahan simbol-simbol serta penyampaian komunikasi. Ragam
hias ini bisa berupa berbagai jenis fauna yang ditampilkan dalam bentuk patung
sebagai simbol-simbol dalam ritual.
Jika Anda berjalan-jalan di perumahan Bali, maka jangan heran kalau di
persimpangan jalan ada sesajen di atas wadah berupa janur serta kembang dan
dupa yang menyala. Pura pun bertebaran di berbagai tempat. Bahkan, Anda akan
melihat Pura di perkantoran dan pertokoan.
Rumah adat yang dibangun menggunakan aturan Asta Kosala Kosali ini bisa
diibaratkan dengan Feng Shui dalam budaya Cina. Untuk membangun rumah adat,
orang Bali akan mementingkan arah ke mana menghadap. Sebab, arah memiliki arti
penting dalam kepercayaan dan kehidupan suku Bali.
Hal yang dianggap keramat atau suci adalah dengan meletakkan rumah pada arah
gunung. Sebab, gunung adalah benda yang sangat keramat. Arah ini disebut dengan
istilah Kaja. Hal yang sebaliknya yaitu hal yang tidak dianggap suci akan diletakkan
pada arah laut atau disebut dengan Kelod.
Jadi, Pura desa yang dianggap suci akan menghadap ke arah gunung (Kaja),
sedangkan Pura Dalem ataupun kuil yang berhubungan dengan kematian akan
diarahkan ke laut (Kelod). Dalam hal penyusunan rumah, orang Bali tidak dapat
melepaskan diri dari kehidupan agama dan adatnya.

Bagian – Bagian Rumah adat Bali :

1. Bangunan angkul-angkul
2. Aling-Aling
3. Bangunan Sanggah
4. Rumah Adat Bale Manten

FUNGSI SETIAP RUANGAN :


1. Penginjeng Karang
Tempat satu ini merupakan tempat pemujaan yang khusus menjaga pekarangan,
bukan untuk ibadah, karena tempat ibadah yang  dimiliki berada di depan rumah.
Pemujaan ini biasanya ada waktu puja sendiri.

2. Bale Manten
Dari namanya saja sudah bisa di tebak kalau tempat ini condong ke tempat yang
berbau dengan yang namanya pengantin. Ternyata tempat ini adalah suatu ruangan

Kamar yang biasa di gunakan oleh kepala keluarga atau anak gadis atau bahkan
tempat untuk penyimpanan barang.  Tak jarang ruangan ini juga di gunakan sebagai
tempat pasangan pengantin yang baru menikah.

3. Bale Gede Atau Bale Adat


Bale itu di ambil dari kata balai yang biasa di artikan sebagai tempat kumpul. Di
rumah adat bali itu terdapat bale atau balai gede dan juga bale adat yang biasa di
gunakan sebagai tempat kumpulnya keluarga besar atau sekedar pertemuan-
pertemuan adat atau kepala suku.
4. Bale Dauh

Bale dauh adalah sebuah ruangan yang khusus di gunakan untuk anak lelaki,
ditempati oleh anak lelaki yang terdapat di rumah adat tersebut. Terkadang bale
dauh itu di gunakan sebagai tempat kerja atau digunakan sebagai tempat
diadakannya pertemuan-pertemuan pekerjaan.
Jika keluarga yang menempati rumah adat tersebut dan memiliki putra laki-laki
biasanya di ruangan sini lah putranya tidur.

5. Paon

Paon itu diartikan sebagai dapur tempat memasak, jadi rumah adat tersebut
memiliki tempat untuk memasak sendiri yang di artikan sebagai paon. Ruangan ini
biasanya terletak di belakang rumah adat.

6. Lumbung

Lumbung itu adalah tempat khusus yang digunakan untuk tempat penyimpanan.
Tidak semua barang yang di simpan di letakkan di lambung ini, akan tetapi lambun
tersebut khusus digunakan sebagai tempat penyimpanan makanan pokok, misalnya
padi, jagung dan masih banyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai