KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEHNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN DIZI PRODI SARJANA GIZI DAN DIETETIKA
DENPASAR
2020
1
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah dan Pengertian Pawon Tradisional Bali……………… 3
2.2 Makna Pawon bagi orang Bali……………………………….. 3
2.3 Pawon dalam Asta Kosala Kosala…………………………… 4
2.4 Pawon Tradisional Bali pada masa sekarang………………… 6
2.5 Peralatan Pawon dan Fungsinya………………………………. 6
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1. Memahami Sejarah dan Pengertian dari Pawon Tradisional Bali.
2. Mengetahui Makna Pawon bagi orangBali.
3. Mengetahui Tata letak dari Pawon Menurut Asta Kosala Kosali.
4. Mengetahui Perkembangan Pawon Tradisional Bali pada masa sekarang
5. Mengetahui Jenis Pelaratan Dapur dan Fungsinya
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dapur atau yang biasanya disebut pawon dalam bahasa bali, berasal dari
bahasa Jawa yaitu Pawon (dapur) merupakan bagunan adat bali yang letaknya
disisi selatan, yang umumnya berfungsi untuk memasak pada zaman dahulu
dan juga masih ada digunakan sampai sekarang. Selain itu dalam kehidupan
beragama di Bali, dapur merupakan stana (istana) Dewa Brahma.Dalam
kepercayaan di Bali Dewa Brahma dipercayai sebagai dewanya dapur,
penguasa dan pelindung arah selatan, bersenjatakan Gada, berwahana Angsa,
memiliki Sakti Dewi Saraswati, dan atribut serba merah. Disamping itu dapur
juga erat kaitannya dengan Dewa Agni terutama pada tungku dapur (cangkem
paon), yang memiliki sifat sarwa daksa, yang artinya membakar apapun yang
berada disekelilingnya.
Dapur / pawon juga memiliki fungsi yang sangat penting yang dipercayai
oleh masyarakat bali adalah untuk menetralisir energi negatife atau bhuta kala
yang mengikuti sampai ke rumah. Jadi hendaknya ketika datang dari bepergian,
janganlah langsung masuk ke dalam kamar ataupun ruang utama di rumah.
Hendaknya masuk dapur terlebih dahulu. “Sebelum mecelep ke tengah umah, ke
paon malu nah”, begitu kata-kata yang diucapkan orang tua kamu saat kamu baru
sampai di rumah. Jangan lupa ke dapur dahulu sebelum masuk kamar, soalnya
sebuah tradisi yang sampai saat ini masih dipercayai oleh umat Hindu di Bali
adalah untuk terlebih dahulu ke dapur agar tetap selamat.
Secara umum dapur memang dipakai tempat untuk memasak atau makan
bersama, tetapi dapurnya orang Bali multifungsi, di mana posisi dapur memiliki
peranan sangat penting dalam menjaga keselamatan rumah orang di Bali.
5
Berdasarkan penjelasan Budayawan Denpasar I Gede Anom Ranuara dalam Bali
Express dapur di Bali memiliki banyak makna, baik untuk upacara agama maupun
sebagai tempat penyucian diri. Hal tersebut dikaitkan dengan dapur sebagai Stana
tempat bersemayam Dewa Brahma .
Dalam lontar Wariga Krimping disebutkan bahwa, Dewi Saraswati yang
merupakan sakti dari Dewa Brahma sebagai Dewa yang memberikan penyucian
diri. Ketika seseorang mengalami sebel atau cuntaka setelah melakukan upacara
Pitra Yadnya, dapat memohon panglukatan kepada Dewa Brahma di pelangkiran
dapur.
Selain itu, dalam lontar Dharma Kahuripan dan lontar Puja Kalapati,
dijelaskan bahwa tahapan Upacara Matatah, salah satu ritualnya kamu harus
ke pawon atau dapur juga. makanya dapur orang Bali ini banyak manfaatnya.
Disamping itu, begitu pentingnya fungsi dapur dipandang dari sisi stana
dewatanya, dapur juga sebagai tempat orang bali selalu nunas penglukatan. Nunas
penglukatan didapur tidak sembarangan, biasanya nunas penglukatan dilakukan
ketika baru datang dari tempat melayat atau biasanya disebut setelah pulang dari
(ngayang banjar) dari tempat orang meninggal. Penglukatan dilakukan cara
mengambil air yang ada didapur, kemudian dilempar keatas genteng dapur sampai
air turun dari genteng dan basuh kepala dan muka dari air tersebut.
Disanalah pentingnya makna dan fungsi dapur / paon bali, kita sebagai
masyarakat bali harus melestarikan tradisi dan budaya bali yang diturunkan oleh
leluhur kita. Jadi jangan pernah beranggapan bahwa perkataan orang tua itu tidak
benar atau hanya mitos. Karena kepercayaan orang bali kepada leluhur sangat luar
biasa jadi jaganlah sekali menentang perkataan orang tua atau bisa berakibat fatal
pada diri kita sendiri.
Dapur di Bali biasanya berada di arah seletan, sesuai dengan arah Dewa
Brahma sebagai dewa yang berstana di dapur. Selain itu, dalam perhitungan
pembagian pekarangan rumah berdasarkan Asta Kosala Kosali, arah Barat Daya
6
merupakan pertemuan antara Nista dengan Nista. Jadi posisinya paling dekat
dengan pintu masuk rumah, sehingga ketika hendak masuk rumah, maka dapur
yang terdekat, dan konsep penyucian bisa dilaksanakan sebelum masuk ke rumah
setelah bepergian. Hal tersebut disampaikan Budayawan Denpasar I Gede Anom
Ranuara. Dijelaskan lebih lanjut, bilamana terjadi kesalahan dalam penempatan
dapur, maka yang bersangkutan akan kepanasan. Dalam hal ini, pekarangan akan
menjadi tidak harmomis untuk ditempati. Khusus untuk dapur di Bali, harus
memiliki atap tersendiri, jadi tidak digabung dengan atap perumahan yang
digunakan sebagai tempat tinggal. Misalnya, dapur diletakan di arah barat laut,
sedangkan di luan atau di atasnya terdapat rumah tinggal atau kamar.
“Maka dapat dipastikan yang tinggal akan selalu kurang nyaman, biasanya
kepanasan, jadi hawanya selalu panas,” jelasnya.
Selain itu, pembuatan dapur di Bali wajib disertai dengan bungut paon
sebagai konsep awal dari munculnya kata Pawon. Hal ini tentu merupakan sebagai
tempat berstananya Dewa Brahma. Bungut Paon biasanya menghadap ke Selatan
dengan lubangnya di utara. Jadi, ketika hendak memasak, masyarakat akan
menghadap ke Selatan. Hal ini s Hal yang juga perlu diperhatikan dalam
pembuatan dapur adalah posisi lambang atap. Di mana, lambang atap wajib
mengambil posisi ke arah timur ke barat. Sedangkan arah bungut paon dari utara
ke selatan. Konsep tersebut memang diwarisi secara turun temurun di masyarakat
Bali. “Khusus untuk pola dapur minimalis, biasanya hanya menggunakan kompor
sebagai simbol pemujaan. Selain itu, di atasanya biasanya dikosongkan untuk
menghindari ngelangkin atau melangkahi dapur,” terangnya. ebagai bentuk
pemujaan terhadap Dewa Brahma sebagai Dewa Api. Jangan pernah takut kalau
kamu diikuti ilmu hitam atau hawa negatif, karena seperti yang sudah dijelaskan,
kalau saat didapur semuanya akan dileburkan. Hal ini tertuang juga dalam Lontar
Asta Kosala Kosali dan Asta Bumi. Jadi jangan pernah beranggapan bahwa
perkataan orang tua itu tidak benar atau hanya mitos. Karena kepercayaan orang
bali kepada leluhur sangat luar biasa jadi jaganlah sekali menentang perkataan
orang tua atau bisa berakibat fatal pada diri kita sendiri.
7
2.4 Pawon Tradisional Bali pada masa sekarang
Oleh karena berjalannya waktu serta berkembangnya teknologi, pawon
atau dapur mungkin akan mengalami perubahan fisik maupun isinya seperti di
kota. Dengan demikian pengertian paon, arti dan fungsinya juga akan mengalami
pergeseran. Bila itun terjadi maka fungsi dan makna filosofi paon akan lepas dari
tata kehidupan.
Ada mitos yang ada di Bali, kalau penghuninya tidak ke dapur terlebih
dahulu, ketika sampai di rumah, maka Bhuta Kala atau segala ilmu hitam
mengikutinya sampai di dalam kamar. Baru perasaan kamu mulai tidak tenang,
terus tiba-tiba bisa jatuh sakit tanpa alasan yang tidak jelas .
Karena sudah perkembangan jaman mitos untuk masuk ke dapur apabila
datang dari bepergian sudah jarang dilakukan.
8
Gentong ungsinya untuk menyimpan air atau beras.
Blakas fungsinya untuk memotong daging
Talenan kayu fungsinya untuk membuat lawar
Wajan fungsinya untuk menggoreng
Pan/Teflon fungsinya untuk menggoreng sesuatu yang menggunakan
minyak sedikit.
Rice cooker fungsinya untuk memasak nasi
Panci fungsinya untuk merebus atau membuat sayur dan juga nasi
Capit fungsinya untuk mengambil suatu masakan
Piring fungsinya untuk tempat makanan
Sendok fungsinya untuk mengambil suatu masakan
Garpu fungsinya untuk menusuk sesuatu
9
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
https://baliexpress.jawapos.com/read/2018/04/29/68898/ini-alasannya-setiap-dapur-
disarankan-ada-bungut-paon
https://masbrooo.com/dapur-orang-bali-ga-cuman-dipakai-masak-bisa-juga-bikin-kamu-
bersih/
http://desasedang.badungkab.go.id/baca-artikel/138/Sejarah-Dapur-Paon-dan-Makna-
Filosofis-bagi-Masyarakat-Bali.html
11