Nomor :
Tanggal :
Usman Sumantri
PERATURAN
NOMOR ...
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
(1) Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya yang
selanjutnya disebut Petunjuk Teknis merupakan Pedoman Bagi Pejabat
Fungsional Dokter, Tim Penilai Jabatan Fungsional Dokter, dan Pejabat
Struktural yang terkait dengan pengelolaan Jabatan Fungsional Dokter.
(2) Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal .........2016
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal ....... 2016
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR ......
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Umum
B. Tujuan
C. Pengertian
A. Butir Kegiatan
A. Tim Penilai
D. Pembebasan Sementara
BAB VI PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
B. Tujuan
C. Pengertian
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan:
1. Dokter, adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada
sarana pelayanan kesehatan.
6. Angka kredit, adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan /atau
akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Dokter
dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya.
8. Tim penilai angka kredit, adalah tim penilai yang dibentuk berdasarkan
kriteria tim penilai, dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan oleh
pejabat yang berwenang dan diberi tugas menilai prestasi kerja pejabat
fungsional Dokter.
9. Sidang Pleno adalah sidang Tim Penilai untuk menetapkan angka kredit
Dokter dan harus dihadiri sekurang-kurangnya ½ n + 1 dari seluruh
anggota Tim Penilai, di mana n adalah jumlah seluruh anggota Tim Penilai.
10. Berita Acara Penetapan Angka Kredit yang selanjutnya disebut BAPAK
adalah laporan ahsil akhir penilaian angka kredit dan ditandatangani oleh
seluruh anggota Tim Penilai yang hadir dalam sidang pleno penilaian
angka kredit untuk Penetapan Angka Kredit oleh Ketua Tim Penilai.
11. Pendidikan adalah segala program pendidikan formal yang mendapat
gelar/ijazah, serta pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan dan
memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan (STPL) atau
sertifikat.
KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK, JENJANG JABATAN, UNSUR DAN SUB UNSUR
KEGIATAN
a. Penata III/c
a. Pembina IV/a
1. Pendidikan, meliputi:
a. Pendidikan formal dan mendapat ijazah/gelar;
b. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kesehatan dan memperoleh
Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau sertifikat
A. Butir Kegiatan
Butir Kegiatan Jabatan Fungsional dokter mengacu kepada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
139/KEP.M.PAN/11/2003 tentang Jabatan Fungsional Dokter dan Angka
Kreditnya.
Jumlah Butir Kegiatan Jabatan Fungsional Dokter tiap Jenjang dapat dilihat
pada Tabel 2.1 berikut:
JABATAN
JENJANG JABATAN JUMLAH BUTIR KEGIATAN
FUNGSIONAL
1. Dokter Pertama
Defenisi operasional kegiatan jabfung dokter pertama dapat dilihat pada table 2.2
berikut:
Tabel 2.2. Butir Kegiatan dan defenisi operasional butir kegiatan
No. Butir Kegiatan Defenisi Operasional
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat Melakukan pelayanan medik oleh
jalan tingkat pertama Pegawai Negeri berijazah Dokter dan
telah memiliki STR dan SIP, selanjutnya
Konsul
disebut Dokter
Contoh:
Extirpasi
Insisi
Penatalaksanaan kejang demam
menjahit luka
melakukan debridement luka
melakukan fiksasi pada fraktur
melakukan up hecting ( cabut
benang)
melakukan injeksi obat
intramuscular
pemasangan nebulizer
pemasangan dan observasi
oksigen
melakukan irigasi mata
(SKDI Level 4)
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang Melakukan tindakan khusus oleh dokter
umum dibawah supervise dokter
oleh Dokter umum
spesialis dalam waktu 60 menit dan
tingkat
kompleksitas/kerumitan/kewenangan
contoh :
vena seksi
intubasi
pemeriksaan kondisi untuk laik
terbang
Contoh:
Contoh:
Contoh:
2. Dokter Muda
Definisi operasional kegiatan jabfung dokter muda dapat dilihat pada table 2.3
berikut:
Tabel 2.3. Butir Kegiatan dan defenisi operasional butir kegiatan jf muda
No. Butir Kegiatan Defenisi Operasional
1. Melakukan pelayanan medik umum konsul Melakukan pelayanan medis pada
pertama; pasien/klien kunjungan baru/pertama
atau dengan penyakit/diagnosis baru
2. Melakukan pelayanan spesialistik konsul Melakukan pelayanan medis spesialistik
pertama; pada pasien/klien kunjungan
baru/pertama atau dengan
penyakit/diagnosis baru
3. Melakukan pelayanan spesialistik Melakukan pelayanan medis spesialistik
konsultan; pada pasien/klien kunjungan
baru/pertama atau dengan
penyakit/diagnosis baru
4. Melakukan tindakan khusus kompleks Melakukan tindakan khusus oleh dokter
tingkat I oleh Dokter umum; umum dalam waktu 90 menit dan
tingkat
kompleksitas/kerumitan/kewenangan
contoh :
melaksanakan assestment pasien
adiksi tanpa komorbiditas
melaksanakan assestment pasien
gangguan jiwa tanpa komorbiditas
Penatalaksanaan pasien gaduh
gelisah
penatalaksanan
intoksikasi/withdrawl
persalinan normal
penanganan pasien suspect
penyakit karantina/Public Health
Emergency of International Concern
(PHEIC) dalam kondisi rutin
5. Melakukan tindakan spesialistik kompleks Dalam waktu 90 menit
tingkat I;
Melakukkan tindakan khusus oleh
dokter spesialis untuk kasus dengan
komplikasi
6. Melakukan tindakan medik spesialistik Melakukkan tindakan khusus oleh
konsultan; dokter spesialis konsultan
7. Melakukan tindakan darurat medik/P3K Melakukan tindakan darurat medik/P3K
tingkat sedang; oleh Dokter Umum, Dokter Spesialis
atau Dokter dengan brever Sub
Spesialis
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada Rawat inap dapat dilaksanakan di
pasien rawat inap; instalansi/unit rawat inap atau ruang
observasi Sarana Kesehatan atau ruang
karantina
9. Melakukan pemulihan mental tingkat Dalam waktu 30 menit
sederhana;
Melaksanakan pemulihan mental pasien
oleh dokter/dokter spesialis/dokter sub
spesialis dalam jangka waktu 30 menit.
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Melakukan MI (Motivation
Interviewing)
Melakukan PITC
Contoh:
Contoh:
Defenisi operasional kegiatan jabfung dokter madya dapat dilihat pada table 2.4
berikut:
Tabel 2.4. Butir Kegiatan dan defenisi operasional butir kegiatan jf madya
No. Butir Kegiatan Defenisi Operasional
1. Melakukan pelayanan spesialistik Melakukan pelayanan medis spesialistik
konsultan; konsultan pada pasien/klien rawat jalan
2. Melakukan tindakan khusus kompleks Melakukan tindakan khusus oleh dokter
tingkat II oleh Dokter umum; umum dalam waktu 120 menit,
contoh :
Persalinan dengan penyulit (PONED)
melaksanakan assestment pasien
adiksi dengan komorbiditas
melaksanakan assestment pasien
gangguan jiwa dengan komorbiditas
penanganan pasien suspect penyakit
karantina dalam kondisi
PHEIC
Penanganan delirium tremens
Penanganan over dosis NAPZA
3. Melakukan tindakan spesialistik kompleks Dalam waktu 120 menit
tingkat II;
Melakukkan tindakan khusus oleh
dokter spesialis untuk kasus dengan
komplikasi
4. Melakukan tindakan medik spesialistik Melakukan tindakan darurat medic oleh
konsultan; dokter umum, dokter spesialis, atau
dokter sub spesialis dalam waktu 90
menit.
5. Melakukan tindakan darurat medik/P3K Melakukan tindakan darurat medik/P3K
kompleks tingkat I; oleh Dokter Umum, Dokter Spesialis
atau Dokter dengan brever Sub
Spesialis
6. Melakukan kunjungan (visite) kepada Rawat inap dapat dilaksanakan di
pasien rawat inap; instalansi/unit rawat inap atau ruang
observasi Sarana Kesehatan atau ruang
karantina
7. Melakukan pemulihan mental tingkat Melakukan pemulihan mental oleh
sedang; dokter/dokter spesialis/dokter sub
spesialis dalam jangka waktu 60 menit.
Contoh:
Psikoterapi suportif konseling
Melakukan MI (Motivation
Interviewing)
Melakukan CBT (Cognitive
Behaviour Therapy)
Melakukan PITC
15. Melayani atau menerima konsultasi dari Memberikan pelayanan medis pada
luar atau keluar; pasien rujukan dari luar sarana
kesehatan dan atau merujuk pasien
ke luar sarana kesehatan yang
dilaksanakan oleh dokter
umum/dokter spesialis.
16. Melayani atau menerima konsultasi dari Memberikan pelayanan medis pada
dalam; pasien rujukan dari dalam sarana
kesehatan
17. Menguji kesehatan individu; Melakukan pemeriksaan kesehatan
individu dalam rangka menentukan
derajat kesehatannya, sesuai
dengan fasilitas yang tersedia di
sarana kesehatan
Contoh:
Melakukan pemeriksaaan kesehatan
jamaah umroh
18. Menjadi Tim Penguji Kesehatan; Melakukan pemeriksaan kesehatan
terhadap individu dan atau kelompok
sebagai bagian dari suatu tim yang
telah dibentuk berdasarkan surat
keputusan.
Contoh:
-melakukan pemeriksaan kesehatan
haji
19. Melakukan visum et repertum tingkat Melakukan pemeriksaan kasus atas
sedang; permintaan tertulis dari penyidik
untuk kesaksian dan menyusun
visum et repertum, melakukan visum
et repertum dalam waktu 60 menit
20. Melakukan visum et repertum kompleks Melakukan pemeriksaan kasus atas
tingkat II; permintaan tertulis dari penyidik
untuk kesaksian dan menyusun
visum et repertum, melakukan visum
et repertum dalam waktu lebih dari
90 menit
21. Menjadi saksi ahli; Memberikan pelayanan saksi ahli
dalam persidangan
22. Mengawasi penggalian mayat untuk Cukup jelas.
pemeriksaan;
23. Melakukan otopsi tanpa pemeriksaan Cukup jelas
laboratorium;
24. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan Cukup jelas
laboratorium;
25. Melakukan tugas jaga panggilan/on call; Melakukan tugas jaga panggilan/on
call (konsultasi via telp atau alat
komunikasi lainnya) di sarana
kesehatan yang sudah dijadwalkan
sebelumnya.
26. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah Melakukan tugas jaga yang sudah
sakit; dijadwalkan di sarana kesehatan.
27. Melakukan tugas jaga di tempat sepi Melakukan tugas jaga di suatu
pasien; tempat/sarana kesehatan pelayanan
yang sepi pasien,
28. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam Melakukan pelatihan kader yang
bidang kesehatan kompleks.
dipilih oleh masyarakat dengan
tingkat pendidikan
Diploma,S1/sederajat dengan cara
memberi ceramah/paparan/materi,
diskusi, dan atau demonstrasi
dengan alat peraga/media
2. Dokter Utama
Defenisi operasional kegiatan jabfung dokter madya dapat dilihat pada table 2.4
berikut:
Tabel 2.4. Butir Kegiatan dan defenisi operasional butir kegiatan jf madya
No. Butir Kegiatan Defenisi Operasional
Contoh:
Evakuasi medic udara dan laut
3. Melakukan tindakan spesialistik kompleks Dalam waktu 120 menit
tingkat III;
Melakukkan tindakan khusus oleh
dokter spesialis untuk kasus dengan
komplikasi
4. Melakukan tindakan medik spesialistik Melakukkan tindakan khusus oleh
konsultan; dokter spesialis konsultan
5. Melakukan tindakan darurat medik/P3K Melakukan tindakan darurat medic oleh
kompleks tingkat II; dokter umum, dokter spesialis, atau
dokter sub spesialis dalam waktu 120
6. Melakukan kunjungan (visite) kepada Rawat inap dapat dilaksanakan di
pasien rawat inap; instalansi/unit rawat inap atau ruang
observasi Sarana Kesehatan atau ruang
karantina
7. Melakukan pemulihan mental tingkat Melakukan pemulihan mental oleh
sedang; dokter/dokter spesialis/dokter sub
spesialis dalam jangka waktu 60 menit.
Contoh:
Psikoterapi suportif konseling
Melakukan MI (Motivation
Interviewing)
Melakukan CBT (Cognitive
Behaviour Therapy)
Melakukan PITC
8. Melakukan pemulihan mental kompleks Melakukan pemulihan mental oleh
tingkat II; dokter/dokter spesialis/dokter sub
spesialis dalam jangka waktu 90 menit
9. Melakukan pemulihan fisik tingkat sedang; Dalam waktu 60 menit
Melakukan tindakan untuk
memfungsikan kembali organ bagian
tubuh lain setelah upaya pengobatan
limitasi cacat dan rehabilitasi
10. Melakukan pemulihan fisik kompleks Dalam waktu 120 menit
tingkat II; Melakukan tindakan untuk
memfungsikan kembali organ bagian
tubuh lain setelah upaya pengobatan
limitasi cacat dan rehabilitasi
11. Melakukan penyuluhan medik; -Memberikan penyuluhan untuk
perilaku hidup sehat kepada
kel/masyarakat yang dikumpulkan
dalam satu kegiatan dengan jumlah
peserta min. 15 orang perlaporan
kegiatan.
-Memberikan penyuluhan melalui
media massa
Contoh:
Contoh:
Keterangan:
a) Pendidikan dan pelatihan (diklat) yang dimaksud adalah diklat teknis
maupun keterampilan di bidang kesehatan yang terkait dengan jabfung
dokter dan pendidikan dan pelatihan kedinasan
b) Diklat yang lamanya kurang dari 30 JP dinilai sebagai unsur penunjang
c) Ketentuan lamanya diklat dapat dijelaskan sebagai berikut:
JP merupakan singkatan dari Jam Pembelajaran
1 JP setara dengan 45 menit atau sehari sama dengan 12 JP efektif.
Pengusulan melampirkan sertifikat atau surat Tanda Tamat
Pendidikan dan pelatihan (STTPP)
d) Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya di bidang kesehatan yang
diakui oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yaitu:
(1) Strata 2 (S2) atau yang setara; dokter spesialis I, magister di bidang
kesehatan atau kedokteran (M.Kes, MPH, M.sc, MMRS, MARS,
MKK, dll mendapat angka kredit yang dikonversikan dengan nilai
angka kredit dari diklat yang lamanya lebih dari 960 jam yaitu
sebesar 15 angka kredit
(2) Strata 3 (S3) atau yang setara; dokter subspesialis/dokter spesialis
II, Doktor, Ph.D mendapat angka kredit yang dikonversikan dengan
nilai angka kredit dari diklat yang lamanya lebih dari 960 jam
Contoh:
1. Dr. Suharni adalah seorang tenaga dokter berpendidikan dokter
umum. Saat diangkat pertama kali dalam jabatan fungsional dokter
yang bersangkutan diberi angka kredit dari unsur pendidikan s1
sebesar 150. Kemudian dr. suharni melanjutkan pendidikan
program spesialis I atau program s2 bidang kesehatan. Setelah dr.
suharni tersebut menyelesaikan pendidikannya dan memperoleh
ijazah, maka diberikan angka kredit sebesar 15.
2. Dr. Desi adalah seorang tenaga dokter spesialis bedah (Spesialis I)
kemudian mengikuti pendidikan program spesialis Bedah anak
(spesialis II). Pada saat Dr. Desi tersebut memperoleh ijazah
Spesialis bedah (Spesialis I) telah diberi angka kredit sebesar 15,
sehingga apabila dr.Desi tersebut menyelesaikan pendidikannya
dan memperoleh ijazah Spesialis II diberikan angka kredit sebesar
15.
b. Pelayanan Kesehatan
1) Sub unsur menyembuhkan penyakit
a) Bukti fisik yang digunakan sebagai dasar penilaian adalah:
Surat pernyataan melakukan Pelayanan Kesehatan yang
ditandatangani oleh atasan langsung.
Laporan hasil kerja bulanan dan tahunan
b) Pemberian angka kredit
(1) Penghitungan Jumlah Prestasi Kerja (Hasil Kerja) secara umum.
Untuk menghitung jumlah prestasi kerja (hasil kerja) dokter dalam
memberikan pelayanan kesehatan, perlu diperhatikan jumlah jam
efektif yang telah ditentukan untuk setiap tindakan sebagaimana
pula jam kerja efektif Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam satu hari
kerja, yaitu 5 jam/hari (300 menit)
Contoh:
Dr. Harwin, bertugas pada RSU, melakukan tindakan pelayanan
medik umum. Untuk melakukan tindakan pelayanan medik umum
dibutuhkan waktu 10 menit untuk setiap pasien. Dengan demikian,
jumlah pasien yang dapat dilayani oleh Dr. Harwin tersebut dalam 1
hari kerja adalah sebagai berikut:
300 menit
═ 30 orang (pasien)
10 pasien/klien
(b). Apabila dr. Harwin tersebut, menjabat dokter Muda, angka kredit
yang diperoleh dalam 1 hari adalah sebagai berikut:
27 pasien
X 0.022 ═ 0.0594
10 pasien
Contoh:
Suatu karya tulis ditulis oleh 4 orang. Maka penulis utama adalah nomor 1
dan penulis pembantu dalam hal ini 3 orang, yaitu nomor 2 s/d 4. Jika
angka kredit karya tulis tersebut 12.50 maka setiap penulis pembantu
memperoleh:
40% x 12.50
═ 1.667
3
4. Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud di poin 4, sebanyak-
banyaknya terdiri dari 3 orang.
5. Dokter utama pangkat Pembina utama, golongan IV/e setiap tahun sejak
diangkat dalam pangkat/jabatannya diwajibkan mengumpulkan angka
kredit sekurang-kurangnya 25 dari kegiatan pelayanan kesehatan dan/atau
unsur pengembangan profesi.
e. Unsur Penunjang
1. Unsur penunjang tugas dokter adalah angka kredit kumulatif yang
dikumpulkan paling banyak 20% untuk melengkapi unsur utama.
2. Unsur penunjang tugas dokter diperoleh melalui kegiatan:
a) Pengajar/pelatih yang berkaitan dengan bidang kesehatan
b) Kegiatan dimaksud adalah mengajar dan atau melatih pegawai di
bidang kedokteran atau di bidang kesehatan lainnya yang
mendukung tugas jabfung dokter pada lembaga pendidikan dan
pelatihan Pegawai Negeri Sipil atau unit-unit organisasi pemerintah
lainnya atau lembaga pendidikan lainnya. Kegiatan mengajar dan
atau melatih adapt diikuti semua jenjang
c) Bukti Fisik Surat tugas dan surat keterangan mengajar atau surat
keterangan melatih dari penyelenggara pendidikan/pelatihan.
Contoh:
Tono, pejabat fungsional dokter, mengajar mata ajaran terkait
fungsional dokter selama 4 jam pelajaran dengan menunjukan surat
tugas mengajar dan surat keterangan mengajar dari penyelenggara.
Tono mendapat angka kredit sebesar
4/2 x 0,0300 = 0,120.
Contoh:
Dr. Orie, jabfung dokter, diangkat sebagai Wakil Ketua Ikatan Dokter
Indonesia Indonesia (IDI), dengan menunjukkan surat keterangan
dari pimpinan IDI, maka dr. Orie mendapat Angka Kredit sebesar
1,000 untuk setiap satu tahun masa jabatan wakil ketua IDI.
Contoh:
1. Dr. Risna, pejabat fungsional dokter, ditunjuk menjadi Anggota
Tim Penilai Angka Kredit Jabatan fungsional dokter dalam masa
jabatan tahun 2011 – 2015. Pada tahun 2013, dr. Risna
memasukkan kegiatan keanggotaan Tim Penilai pada tahun 2011
dan 2012 sebagai salah satu kegiatan yang dinilai, maka dr. Risna
mendapat Angka Kredit sebesar 2 Tahun x 0,7500 = 1,500.
B. TIM PENILAI
Penilaian terhadap prestasi kerja pejabat fungsional dokter dilakukan oleh tim
penilai.
Ketentuan mengenai syarat pengangkatan untuk menjadi Anggota Tim
Penilai Angka Kredit Jabatan fungsional Dokter mengacu kepada
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003 tentang Jabatan Fungsional
Dokter dan Angka Kreditnya, dan Peraturan Bersama Menteri Kesehatan
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
1738/Menkes/SKB/XII/2003 dan Nomor 52 Tahun 2003 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya.
1. Ketentuan tim penilai adalah:
a. Tim penilai yang ditunjuk harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Menduduki jenjang jabatan/pangkat paling rendah setingkat dengan
jenjang jabatan/pangkat jabatan fungsional dokter yang dinilai;
2) Memiliki kemampuan/kompetensi dan keahlian untuk menilai prestasi
kerja jabatan fungsional dokter;
3) Dapat aktif melakukan penilaian.
b. Masa jabatan anggota tim penilai adalah 3 (tiga tahun) dan dapat diangkat
kembali untuk masa jabatan berikutnya dengan maksimal dalam 2 (dua)
masa jabatan.
c. Apabila tim penilai yang telah menjabat sebagai tim penilai telah menjabat
dalam 2 (dua) masa jabatan, dan ingin diangkat kembali, maka tim penilai
tersebut harus melampaui tenggang waktu 1 (satu) tahun masa jabatan.
d. Apabila terdapat anggota tim penilai yang pensiun atau berhalangan paling
singkat 6 (enam) bulan, Ketua tim Penilai mengusulkan penggantian
anggota tim penilai secara defenitif sesuai masa kerja yang tersisa kepada
pejabat yang berwewenang menetapkan tim penilai.
e. Apabila anggota tim penilai turut dinilai, maka ketua tim penilai dapat
mengangkat anggota tim penilai pengganti.
f. Jumlah anggota tim penilai yang bersal dari dokter harus lebih banyak dari
pada anggota tim penilai yang berasal dari bukan dokter.
g. Susunan keanggotaan tim penilai terdiri dari unsur bidang kedokteran,
unsure kepegawaian, dan pejabat fungsional dokter dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Seorang ketua merangkap anggota dari unsure teknis;
2) Seorang wakil ketua merangkap anggota dari unsure kepegawaian;
3) Seorang sekretaris merangkap anggota; dan
4) Paling kurang 4 (empat) orang anggota.
5) Anggota tim penilai paling sedikit 2 (dua) orang dari pejabat fungsional
dokter.
6) Dalam hal komposisi jumlah anggota tim penilai tidak dapat dipenuhi
sebagian atau seluruhnya dari dokter, maka anggota Tim Penilai dapat
diangkat dari pejabat lain yang mempunyai kompetensi untuk menilai
prestasi kerja dokter.
g. Apabila tim penilai jabatan fungsional dokter Unit pelayanan kesehatan
Kementerian/Lembaga Pemerintah (setingkat eselon II) atau tim penilai
instansi belum dapat dibentuk karena belum memenuhi sayarat
keanggotaan tim penilai yang ditentukan, maka penilaian dan penetapan
angka kredit dapat dimintakan kepada tim penilai Diektorat Jenderal/Tim
penilai Sekretariat Direktorat Jenderal.
h. Apabila tim penilai provinsi belum dapat dibentuk karena belum memenuhi
syarat keanggotaan tim penilai yang diterntukan, maka penilaian angka
kredit dokter dapat dimintakan kepada tim penilai Kementerian/tim penilai
Direktorat jenderal.
i. Apabila tim penilai kabupaten/kota belum dapat dibentuk karena belum
memenuhi syarat keanggotaan tim penilai yang diterntukan, maka penilaian
angka kredit dokter dapat dimintakan kepada tim penilai kabupaten/kota
terdekat atau tim penilai provinsi yang bersangkutan atau tim penilai
Departemen (Kementerian)/tim penilai Direktorat jenderal.
j. Apabila dipandang perlu, pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit
dapat membentuk tim penilai teknis yang aanggotanya terdiri dari para ahli,
baik yang berkedudukan sebagai PNS atau bukan PNS yang mempunyai
kemampuan teknis yang diperlukan dalam menilai angka kredit fungsional
dokter.
k. Pembentukan dan susunan anggota tim penilai ditetapkan oleh:
1) Direktur jenderal yang membidangi pelayanan kesehatan Kementerian
Kesehatan atau pejabat Eselon II yang ditunjuk untuk tim penilai
Direktorat Jenderal;
2) Pimpinan Unit Pelaksana Teknis (minimal eselon II) di lingkungan
Kementerian Kesehatan untuk tim penilai Unit Pelayanan Teknis (UPT)
Kementerian Kesehatan
3) Pimpinan Unit Kerja (minimal eselon II) di lingkungan
Kementerian/Lembaga lainnya untuk tim penilai Unit Kerja dan instansi di
Kementerian/Lembaga lainnya diluar lingkungan Kementerian
Kesehatan;
4) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk tim penilai provinsi;
5) Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota untuk Tim Penilai Kab/Kota.
a. Sekretariat Tim Penilai Pusat dan Sekretariat Tim Penilai Unit Kerja
berkedudukan pada Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan Kementerian Kesehatan.
b. Sekretariat Tim Penilai Instansi berkedudukan pada unit kepegawaian
di unit kerja setingkat eselon II pada Instansi selain Kementerian
Kesehatan.
c. Sekretariat Tim Penilai Provinsi berkedudukan pada unit kepegawaian
di Dinas yang membidangi kesehatan pada Provinsi.
d. Sekretariat Tim Penilai Kabupaten/Kota berkedudukan pada unit
kepegawaian di Dinas yang membidangi kesehatan pada
Kabupaten/Kota.
a. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pejabat fungsional Dokter dicatat, dan
dilaporkan setiap bulan kepada atasan langsung untuk diperiksa dan diteliti
kebenarannya, dibuat menurut contoh formulir sebagaimana tersebut pada
Lampiran I Surat Keputusan ini.
b. Setiap tahun pejabat fungsional Dokter membuat rekapitulasi laporan hasil
kerja, selanjutnya diserahkan kepada atasan langsung untuk diperiksa dan
diteliti kebenarannya, dibuat menurut contoh formulir sebagaimana tersebut
pada Lampiran II Surat Keputusan tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Dokter dan angka kreditnya.
c. Setelah atasan langsung menerima rekapitulasi laporan tahunan, dari
masing-masing pejabat fungsional Dokter yang menjadi bawahannya, segera
membuat Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK), berdasarkan
laporan hasil prestasi dari para Dokter , yang dibuat menurut contoh formulir
sebagaimana tersebut pada Lampiran I Peraturan Bersama Menteri
Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
1738/Menkes/SKB/XII/2003 dan Nomor 52 Tahun 2003 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya.
d. Pejabat fungsional dokter menyusun DUPAK 2 (dua) kali dalam 1(satu) tahun
pada periode januari s/d Juni dan Juli s/d Desember.
e. Pejabat fungsional dokter mencantumkan perkiraan angka kredit
prestasi kerjanya ke dalam formulir Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit
(DUPAK) jabatan dokter berikut kelengkapan berkasnya untuk disampaikan
kepada Kepala UnitKerja/UPT/UPTD yang bersangkutan.
f. Kepala Unit Kerja/UPT/UPTD yang bersangkutan dibantu oleh tim verifikasi
meneliti ulang kebenaran DUPAK berikut kelengkapannya.
g. Setiap dokter berdasarkan hasil kegiatan yang dituangkan dalam Daftar Usul
Penetapan Angka Kredit (DUPAK) diharuskan mengusulkan paling kurang
satu kali dalam satu tahun dengan melampirkan bukti-bukti sebagai berikut :
1) Salinan/fotokopi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) tahun terakhir yang
diketahui atasan langsung (Apabila usul angka kredit telah mencapai
kumulatif minimal yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat
setingkat lebih tinggi) yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang.
2) Salinan/fotokopi surat keputusan kenaikan jabatan dan pangkat terakhir
yang diketahui atasan langsung.
3) Salinan/fotokopi surat keputusan terakhir tentang pengangkatan
pertama/pengangkatan kembali dalam jabatan fungsional dokter yang
diketahui atasan langsung.
4) Salinan/fotokopi Penetapan Angka Kredit (PAK) terakhir yang diketahui
atasan langsung.
5) Bukti fisik hasil pelaksanaan tugas sebagai pejabat fungsional dokter.
6) Surat Penugasan dan Uraian Tugas (tugas pokok dan diluar tugas pokok)
7) Fotokopi Surat Tanda Registrasi (STR) dokter yang masih berlaku atau
Surat Bukti pengurusan STR yang baru.
8) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT).
9) Surat pernyataan telah melaksanakan kegiatan (SPMK) di bidang
pelayanankesehatan dari pejabat yang berwenang;
10) Surat pernyataan telah melaksanakan kegiatan pengembangan profesi di
bidang pelayanan kesehatan dari pejabat yang berwenang;
11) Surat pernyataan telah melaksanakan kegiatan penunjang di bidang
pelayanan kesehatan dari pejabat yang berwenang.
12) Melampirkan seluruh bukti fisik hasil pelaksanaan kegiatan.
Pejabat Berwenang
Menetapkan Angka
BKN/Kanreg BKN Kredit
Tim Penilai
(keluar PAK)
Sekretariat
Tim Penilai
Pimpinan
Unit Kerja
A. Pengangkatan pertama
1. Persyaratan
a. Pegawai negeri sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan fungsional
dokter harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Berijazah serendah-rendahnya ijazah dokter;
2) Pangkat serendah-rendahnya penata muda tingkat I golongan ruang III/b.
3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai
baik dalam 1 tahun terakhir.
4) Bersedia melakukan tugas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan
mematuhi kode etik profesi kedokteran;
5) Pengangkatan pertama dilaksanakan sesuai dengan formasi jabatan
fungsional dokter sebagai berikut:
(a). pengangkatan Pegawai Negeri Sipil pusat dalam jabatan dokter
dilaksanakan sesuai dengan formasi jabatan dokter yang ditetapkan oleh
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara setelah mendapat pertimbangan
kepala BKN
(b). Pengangkatan pegawai negeri sipil daerah dalam jabatan dokter
dilaksanakan sesuai dengan formasi jabatan dokter yang ditetapkan oleh
pejabat Pembina kepegawaian masing-masing setelah mendapat
persetujuan tertulis dari Men. PAN dan pertimbangan kepala BKN.
6) Telah berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil.
7) Tidak sedang menduduki jabatan struktural ataupun jabatal fungsional
lainnya.
8) Telah memiliki angka kredit sedikitnya sebesar 150, yang telah ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang.
Contoh:
Dr. Titi sebagai dokter umum,terhitung mulai tanggal 1 april 2013 diangkat
sebagai calon pegawai negeri sipil dan ditugaskan pada sarana kesehatan
(RS. Husada). setelah 1 tahun bertugas, dr. titi diangkat menjadi pns (tmt 1
oktober 2014). Tahun 2015 Dr.Titi mengusulkan diri untuk diangkat sebagai
pejabat fungsional dokter. Untuk itu, pengangkatan Dr Titi dalam jabatan
fungsional dokter dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) dr. Titi harus mengumpulkan angka kredit minimal 150 dengan rincian
80% x 150 = 120 dari unsur utama (minimal), dan 20%x150= 30 dari
unsur penunjang (maksimal).
(b) Angka kredit dihitung mulai tmt 1 april 2013 dengan perhitungan
sebagai berikut
- Pendidikan:
(1) Pendidikan formal (S1) = 150
(2) Pendidikan dan pelatihan = 9
(3) Pelayanan kesehatan = 15.4
(4) Pengembangan profesi = 3,3
(5) Pengabdian kepada masyarakat = 7,25
Jumlah = 179,95
Maka angka kredit yang didapat dari unsur utama telah memenuhi angka
kredit minimal (120)
b. Pegawai Negeri Sipil (tenaga dokter) yang menduduki jabatan struktural atau
jabatan lainnya, dapat dialihkan ke dalam jabatan fungsional dokter dengan
ketentuan, bahwa di samping memenuhi ketentuan tersebut dalam huruf (1-7)
di atas, harus pula memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Contoh:
- Unsur Penunjang:
(1). Anggota IDI (2 tahun)2x0,75 = 1,5
Maka dr. Ananto mendapat angka kredit 229,15 + 1,5 = 230,65.
Pada tanggal 1 desember 2012 angka kredit dr. Ananto ditetapkan
sebesar 230,65. Dengan demikian dr. Ananto dapat diangkat
menjadi pejabat fungsional dokter muda dengan pangkat terakhir
(III/d).
2. Prosedur dan tata cara.
a. Untuk menentukan besarnya angka kredit dan tingkat jabatan dokter bagi
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali digunakan angka kredit
yang berasal dari pendidikan, pelayanan kesehatan, pengembangan profesi
dan pengabdian masyarakat.
Contoh:
- Unsur Penunjang:
(1). Anggota IDI (2 tahun)2x0,75 = 1,5
Maka dr. Titi mendapat angka kredit 179,95 + 1,5 = 181, 45.
Pada tanggal 31 oktober 2015 angka kredit dr. Titi ditetapkan
sebesar 181,45. Dengan demikian dr. Titi dapat diangkat menjadi
pejabat fungsional dokter pertama dengan angka kredit 181,45.
b. Pegawai negeri sipil (tenaga dokter) yang beralih dari jabatan struktural dan
atau jabatan fungsional lainnya, pangkatnya ditetapkan sesuai dengan
pangkat terakhir yang dimiliki, jabatan dokter ditetapkan sesuai dengan
besarnya angka kredit yang diperolehnya sewaktu bertugas pada sarana
kesehatan ditambah dengan angka kredit yang diperolehnya selama
beradaptasi pada sarana kesehatan, yang berasal dari pelayanan kesehatan
dan pengabdian masyarakat.
Contoh:
- Unsur Penunjang:
(1). Anggota IDI (2 tahun)2x0,75 = 1,5
Maka dr. Ananto mendapat angka kredit 229,15 + 1,5 = 230,65.
Pada tanggal 1 desember 2012 angka kredit dr. Ananto ditetapkan
sebesar 230,65. Dengan demikian dr. Ananto dapat diangkat
menjadi pejabat fungsional dokter muda dengan pangkat terakhir
(III/d).
d. Kelengkapan berkas.
Setiap usulan pengangkatan pertama kali dalam jabatan fungsional Dokter
harus dilampiri kelengkapan berkas sebagai berikut :
1) Surat keputusan pengangkatan menjadi PNS dan atau kenaikan pangkat
terakhir.
2) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) dalam tahun terakhir.
3) Surat Keputusan penugasan dan atau pemindahan pada Sarana
Kesehatan.
4) Surat Keputusan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) yang telah
ditandatangani Pejabat yang berwenang.
5) Surat Pernyataan Pelaksanaan Tugas Pelayanan Kesehatan yang
ditandatangani Pimpinan Sarana Kesehatan.
6) Surat Pernyataan bersedia melaksanakan Tugas Pelayanan Kesehatan
dari PNS yang bersangkutan.
1. Kenaikan Pangkat
b. Persyaratan
Persyaratan untuk kenaikan pangkat bagi pejabat fungsional Dokter
adalah sebagai berikut :
1) Sekurang –kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir.
2) Telah dipenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat
Setingkat lebuh tinggi.
3) Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP. 3. Sekurang-
kurangnya Bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir
2. Kenaikan Jabatan
a. Umum
Pengangkatan Dokter ke dalam jabatan satu tingkat lebih tinggi ditetapkan
dengan menggunakan contoh formulir sebagaimana tersebut pada
lampiran VI Surat Keputusan ini.
b. Persyaratan
Persyaratan untuk kenaikan jabatan bagi pejabat fungsional Dokter
adalah sebagai berikut :
1) Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam angka terakhir.
2) Telah dipenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan
setingkat lebih tinggi.
3) Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3, sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
C. Pembebasan Sementara
1. Umum
a. Pejabat Fungsional Dokter dibebaskan sementara dari jabatan apabila :
1) Dokter pertama pangkat penata muda tingkat I, golongan ruang III/b
sampai dengan dokter utama pangkat Pembina utama madya, golongan
ruang IV/d, dibebaskan sementara dari jabatannya apabila dalam jangka
waktu 5 tahun sejak menduduki pangkat terakhir tidak dapat
mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi.
2) Dokter utama pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e, dibebaskan
sementara dari jabatan apabila setiap tahun sejak menduduki pangkat
jabatannya tidak dapat mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya
25 dari pelayanan kesehatan dan/ atau pengembangan profesi.
3) Di samping poin 1 dan 2 , dokter dibebaskan sementara pula dari
jabatannya apabila :
(a) Dijatuhi hukuman disiplin, dengan tingkat sedang atau berat berupa
jenis hukuman disiplin penurunan pangkat.
(b) Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil
4) Tidak dapat melaksanakan tugas pokoknya secara penuh sebagai Dokter
karena :
a) Ditugaskan diluar Sarana Kesehatan dan atau di luar jabatan Dokter
sehingga tidak dapat melaksanakan tugas pokoknya
b) Tugas belajar lebih dari 6 ( enam ) bulan.
c) Cuti diluar tanggungan negara , kecuali untuk persalinan keempat dan
seterusnya .
b. Dokter yang dibebaskan sementara , disebabkan dijatuhi hukuman disiplin,
yang bersangkutan dapat tetap melaksanakan tugas pokoknya, tetapi tidak
diberi nilai angka kredit .
c. Dokter yang dibebaskan karena mengikuti tugas belajar dapat
dipertimbangkan kenaikan pangkatnya secara pilihan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku apabila:
- Sekurang-kurangnya telah 4(empat) tahun dalam pangkat terakhir
- Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam
daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 2(dua) tahun terakhir.
d. Dokter diberhentikan dari jabatannya apabila:
1. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, kecuali jenis hukuman disiplin tingkat berat berupa penurunan penangkat;
atau
2. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari
jabatannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 13, ayat (1), tetap tidak dapat
mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat
lebih tinggi; atau
3. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari
jabatannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 13, ayat (2), tetap tidak dapat
mengumpulkan angka kredit yang ditentukan.
2. Pengangkatan Kembali
a. Umum
1) Dokter yang dibebaskan dari jabatannya dapat diangkat kembali ke dalam
jabatan fungsional Dokter apabila :
a) Masa berlakunya hukuman disiplin telah berakhir atau :
b) Telah selesai bertugas diluar jabatan Dokter atau :
c) Telah selesai menjalankan tugas belajar atau :
d) Berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum yang ditetapkan, Dokter yang bersangkutan dinyatakan tidak
bersalah atau dijatuhi hukuman pidana percobaan atau :
e) Telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan Negara dan telah
diangkat kembali pada Instansi semula.
2) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat kembali ke dalam jabatan Dokter
jabatannya ditetapkan berdasarkan angka terakhir yang dimiliki.
Contoh :
Dr. Jeffry adalah seorang Tenaga Dokter, terakhir menduduki pangkat
Penata Tk.I Golongan III/b, serta menjabat sebagai Dokter
Pertama, dan memiliki angka kredit terakhir sebesar 170. (sebelum pindah
jabatan di luar tenaga Dokter. Kemudian dipindahkan tugasnya diluar
jabatan Dokter dan dibebaskan dari jabatan Dokter. Setelah dr. Jeffry
tersebut menduduki pangkat Pembina golongan ruang IV/a, yang
bersangkutan ditugaskan pada sarana kesehatan dan diangkat kembali ke
dalam jabatan fungsional Dokter. Maka pengangkatan kembali dr. jeffry
dalam jabatan Dokter dilaksakan dengan ketentuan sebagai berikut :
(a) Pangkatnya ditetapkan sebagai Pembina golongan ruang IV/a
(b) Jabatannya ditetapkan sebagai Dokter Pertama karena angka kredit
terakhir yang dimilikinya adalah 170 kredit.