Anda di halaman 1dari 2

Di dunia ini tak ada letaknya negara yang lebih berbahagia dari letaknya

Indonesia.
(Tan Malaka)
Mungkin ungkapan tan malaka diatas hanya akan kita anggap sebagai
mimpi atau khayalan seorang tan malaka, namun dalam mengungkapkan kalimat
diatas, Tan Malaka tidak sekedar mengungkapkan tanpa sebuah dasar yang jelas,
meski dalam hal ini seorang Tan Malaka hanya melihat Indonesia dari satu sudut
pandang saja (Kekayaan Sumber Daya Alam). Dapat kita saksikan bersama hari ini
betapa melimpahnya sumber daya alam di indonesia, kekayaan yang membentang
dari samudera menjulang hingga puncak gunung.
Dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya manusia bisa dipastikan  tidak
dapat terlepas dari sumber daya alam dimana manusia itu tumbuh dan berkembang.
Sumber daya alam yang begitu melimpah mestinya dapat mempengaruhi kemajuan
peradaban, jika kita berpikir secara filsafat dengan menggunakan akal yang telah
Tuhan berikan kepada manusia sebagai Mahluk-Nya yang paling sempurna dan
sebagai Khalifah Fi Al-Ardh maka yang seharusnya terjadi adalah indonesia hari
ini adalah sebuah negara yang memiliki peradaban  paling maju dengan
kepemilikan tekonologi yang ditemukan oleh putera puteri indonesia, indonesia
adalah negara yang masyarakatnya paling sejahtera. Sebuah premis yang mungkin
tidak akan dapat diterima oleh banyak orang, namun seperti itulah bangsa kita.
Kembali kepada daerah kita BUTON, jika melihatnya sebagai sebuah
pulau, Buton adalah pulau yang Tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan
pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua. hanya dengan
luas 4,408 km2  pulau buton memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah dengan
letak yang sangat strategis. Dari sisi pertanian, pulau buton memiliki hasil
pertanian yang cukup melimpah, beberapa jenis tambang seperti tambang nikel,
aspal dan mangan berada dalaam pulau kecil ini, bahkan letaknya sanat strategis
dilalui oleh Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), yang memungkinkan pulau
kecil menjadi daerah persinggahan kapal, baik yang dari Barat menuju Timur atau
sebaliknya.
Kesulatanan Buton adalah sebuah Kesultanan yang Pusat
Pemerintahannya  terletak di Pulau Buton, yang wilayahnya meliputi seluruh Pulau
Buton, Pulau Muna, Kepulauan Tukang besi (WAKATOBI) dan beberapa pulau
kecil disekitarnya. Kesulatanan Buton adalah kesultanan yang dalam sistem
pemerintahannya menerapkan sistem demokrasi, jauh sebelum indonesia merdeka,
dalam sistem ekonomi kesultanan Buton juga telah memiliki mata uang yang
disebut kampua sebagai alat tukar.
 Seiring berjalannya waktu Wilayah Kesultanan Buton kemudian
menjadi bagian dari wilayah negara kesatuan republik indonesia, adalah sebuah
cita-cita kita bersama untuk menjadi sebuah provinsi, perjalanan menuju sebuah
provinsi yang sudah dimulai kurang lebih delapan belas tahun yang lalu, kini atas
se Izin-Nya semoga segera terwujud. Setelah sempat terhambat oleh Syarat atas
wilayah admnisitrasi yang kini telah terpenuhi dengan mekarnya dua Kabupaten
yakni Buton Selatan dan Buton Tengah, Provinsi yang di usulkan dengan nama
Kepulauan Buton (KEPTON) ini akan segera mekar.
Dalam upaya pemekeran Provinsi Kepulauan Buton terlalu fokus pada
Syarat teknis Pemekaran dan menjadi alat politik dan melupakan beberapa hal
seperti orientasi pembangunan Pasca Provinsi ini mekar, bagaimana persiapan
Kabupaten/Kota (Kota Baubau, Kabupaten Buton, Kabupaten Wakatobi,
Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Buton Tengah dan Kabupaten Buton Selatan) 
saat provinsi ini mekar. Potensi sumber daya alam  yang melimpah pada setiap
kabupaten/kota yang akan menjadi bagian dari Provinsi Kepulauan Buton masih
belum jelas progam oriented (Orientasi Program) -nya, bahkan bagaimana integrasi
antar kabupaten/kota pun masih menjadi tanda tanya besar.  Ahmad Wahib mengatakan
bahwa “Penolakan kita terhadap progam oriented, sesungguhnya bersumber dari
ketidakmampuan kita untuk berlomba dalam program secara tak langsung”. Ciri
kewilayahan yang hampir sama dimiliki beberapa Kabupaten/Kota, dengan tidak
adanya progam oriented, pada akhirnya akan terjadi tumpang tindih dalam  arah
kebijakan pembangunan yang disebabkan program yang disusun hanyalah sebagai sebuah
formalitas.

                   Dalam pemekaran provinsi  Kepulauan Buton juga tidak boleh tenggelam


dengan romantika massa lalu yang pada akhirnya memaksa kita untuk hanya memikirkan
Pemekaran , tanpa memikirkan apa yang akan kita berikan kepada bangsa ini ketika
Kepulauan Buton menjadi sebuah provinsi,  karena tidak bisa dipungkiri bahwa kita
adalah  bagian dari bangsa indonesia sehingga kitapun ikut bertanggug jawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur bagi seluruh bangsa indonesia.

Anda mungkin juga menyukai