Anda di halaman 1dari 9

Floating Solar System : Inovasi Energi Terbarukan, Memanfaatkan Energi

Surya Dengan Kondisi Geografis Di Provinsi Maluku Dalam Menyelesaikan


Keterpurukan Diberbagai Sektor

BAB I
PENDAHULUAN

Untuk mewjudkan visi Indonesia Emas 2045. Dimana telah dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang disusun oleh Badan
Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Paling tidak terdapat tiga dari lima indikator atau target pencapaian Indonesia Emas 2045
terdapat 5 sasaran pecapaian
1. Peningkatan pendapatan per kapita 30.300 USD dengan kontribusi PDB maritim
mencapai 15%, sedangkan PDB industri pengolahan sebanyak 28%.
2. Harapannya pada 2045 nanti, Indonesia bisa semakin menurunkan tingkat
kemiskinan hingga berada di antara rasio 0,5-0,8% saja. Bersamaan dengan itu,
pemerintah juga bercita-cita untuk menurunkan tingkat ketimpangan antar-
daerah, sehingga kemajuan pembangunan bisa lebih merata lagi.
3. Untuk Mencapai tingkat kemiskinan yang semakin rendah tentunya perlu tolok
ukur lebih konkret lagi dari segi sumber daya manusianya. Pemerintah
menetapkan skor indeks modal manusia mencapai persentase 0,73% pada
Indonesia Emas nanti. Hal ini bisa diwujudkan dengan mendukung program
pendidikan, pelatihan dan pengembangan, pemahaman akan teknologi, sampai
tingkat kesehatan masyarakat yang lebih baik lagi.

Untuk menjelaskan indikator pencapaian pertama, diebutkan bahwa kontribusi PDB


maritim mencapai 15% terhadap mencapai urutan ke-5 terbesar di seluruh dunia, yakni
30.300 USD. Berdasarkan data kementrian koordinator Kemaritiman dan Investasi
mempublikasi data dan informasi bahwa Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman
hayati laut, tetapi kontribusi ekonomi biru masih terbatas, termasuk kontribusi produk
domestik bruto (PDB) di sektor kemaritiman. Pada tahun 2021, kontribusi PDB
kemaritiman terhadap PDB nasional hanya 7,6 persen, sedangkan pertumbuhan sektor
kemaritiman hanya 2,04 persen atau di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang 3,69
persen.

Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata 5 persen.


Pada triwulan II (April-Juni) 2023, ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen atau di bawah
China yang 6,3 persen. Upaya mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai 6 persen
pada tahun 2027 membutuhkan geliat ekonomi yang lebih kompleks, antara lain lewat
hilirisasi sumber daya maritim.

Halaman 1 | 9
Dalam menjelasakannya lebih lanjut, Untuk megimplementasi program RPJPN 2025-2045
yang bertahap dan berkelanjutan, sebagai dasar pijakan yang realistis adalah kenyataan
bahwa karakteristik Geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai “negara
kepulauan”, yang terbentuk dari banyak pulau dan dipisahkan oleh perairan. Dimana
Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau yang dimana ada 7.000 pulau yang
berpenghuni. Kondisi geografis Indonesia ini menunjukan kompleksitas pemerataan
pembangunan yang tersebar luas diseluruh penjuru negara Kesatuan Republik Indonesia.
Apalagi Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa, yang secara
tepat menurut BPS, di tahun 2010 menyebutkan terdapat 1.340 suku bangsa di Tanah
Air menurut sensus BPS tahun 2010.

Pulau-pulau Indonesia baru terdata dan teridentifikasi oleh Badan Informasi Geospasial
(BIG) serta lembaga lain. Dimana lima provinsi dengan jumlah pulau terbanyak yakni
Papua Barat (4.514 pulau), Kepulauan Riau (2.025 pulau), Sulawesi Tengah (1.572
pulau), Maluku (1.337 pulau), Maluku Utara (837 pulau)

Dari 38 provinsi tersebut, terdapat beberapa provinsi dengan karakteristik geografis


sebagai provinsi kepulauan, dalam bahasa harafiah pada provinsi-provinsi tersebut
memiliki luas dartan lebih kecil dari luas laut dan memiliki pulau kecil dan besar cukup
besar dibandingkan provinsi yang berkarakteristik kontinental.

Data ini selain menggambarkan luasnya negara Indonesia mencerminkan kekayaan alam
yang luar biasa di seluruh Indonesia. Pemerintah terus bekerja keras untuk memastikan
bahwa pembangunan dan pemerataan ekonomi mencakup seluruh provinsi hinga desa,
didalamnya mencakup kepulauan berpenduduk yang berada di pulau-pulau terpencil, dan
daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar)

Terkait menyinggung frasa maritim dalam indikator target pencampaian pada butir
pertama, menunjukan bahwa Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati laut
yang memang menjanjikan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Oleh
karena itu, ketika kontribusi PDB Maritim menjadi salah satu Indikator pencampaian maka
tidak berlebihan bahwa provinsi atau wilayah di indonesia dengan karakteristik kepulauan
menjadi prioritas, sehingga untuk melengkapi fokus dibentuknya forum ilmiah maka
upaya peningkatan ekonomi dari kekayaan keanekaragaman hayati laut maka provinsi
dengan karakteristik kepulauan dengan kekayaan laut.

Sebagai sektor penting untuk menunjang provinsi kepulauan yang tergolong tertinggal
dan miskin seperti Provinsi Maluku agar berkontribusi menuju Indonesia Emas nantinya.
Selain miskin dan tertinggal dengan berciri kepulauan dengan hasil laut yang berlimpah
ruah. Ternyata oleh kementerian ESDM melalui situs resminya menyebutkan terdapat
12.669 desa termasuk kabupaten/kota di provinsi Maluku yang belum mendapat akses
listrik. Bahkan 2.519 desa di antaranya masih gelap gulita.

Halaman 2 | 9
Menurut DPMTSP Provinsi Maluku, sebagai daerah kepulauan luas wilayahnya sebesar
712.480 km2 dan sekitar 92,4% didominasi oleh perairan. Sehingga Maluku memiliki
potensi dalam memanfaatkan daerah perairannya sebagai ladang sumber energi listrik,
salah satunya dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung.

Oleh sebab itu sektor energi sangat berperan penting untuk memacu perekonomian di
kepulauan-kepulauan di provinsi Maluku yang kaya akan hasil laut, namun bermasalah
dengan energi listrik untuk menunjang kegiatan masyarakat pulau tertinggal untuk
menampung, menyimpan dan mengelola serta memasarkan hasil keragaman hayati yang
menjadi mata pencaharian utama

Untuk data pembanding pada tahun 2021, Potensi sumber perikanan di Maluku mencapai
4,66 juta ton per tahun. Angka ini sekitar 37 persen dari total 12,5 juta potensi ikan ada
di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (BPSDM) Provinsi Maluku, Suryadi Sabirin mengatakan, besarnya potensi
perikanan ada di Maluku ini didorong oleh tiga wilayah pengelolaan perikanan yang ada.
Tiga wilayah perikanan ini juga turut mendorong nilai ekspor dan berada diurutan 13,
dari 34 provinsi ada di Indonesia.

Cuku jelas bahwa sekalipun sumber daya kelautan, termasuk perikanan cukup tinggi
namun pada kenyataannya, menurut data BPS pada tahun 2020 menyebutkan bahwa
Provinsi Maluku menempati posisi keempat sebagai provinsi termiskin di Indonesia
dengan persentase kemiskinan sebesar 16,23%. Mirisnya, pada Maret 2023, persentase
penduduk miskin di Maluku mengalami kenaikan menjadi 16,42%. Maluku juga memiliki
jumlah penduduk miskin mencapai 321.81 ribu jiwa per Maret 2021.

Dengan demikian, salah satu terebosan yang berupa inovasi akan kebutuhan energi
listrik, maka penggunaan energi terbarukan; energi panas matahari dapat dijadikan solusi
kurangnya pemerataan pembangunan pembangkit listrik pada daerah terpencil tersebut.
Dengan memanfaatkan kondisi geografis Kepulauan yang dikelilingi laut, hal tersebut
dapat didesain Pembangkit Listrik Tenaga Surya Apung (PLTSA)

Inovasi ini selain membutuhkan perlatan dan teknologi, yang menjadi catatan adalah
lebih ramah lingkungan. Pemilihan model struktur terapung ini juga sekaligus dapat
membantu memanfaatkan potensi daerah perairan yang mendominasi di Provinsi Maluku.
Ide inovasi ini kami usung dengan harapan dapat membantu menyelesaikan
permasalahan keterpurukan diberbagai sektor seperti Kemiskinan, kualitas pendidikan,
kesehatan, dan lain sebagainya terkhususnya pada daerah-daerah di Provinsi Maluku
yang masih mengalami kelangkaan atau bahkan tidak mendapatkan pasokan listrik sama
sekali.

Halaman 3 | 9
BAB II
KERANGKA TEORITIS

Tenaga surya terapung atau fotovoltaik terapung (FPV), kadang-kadang disebut


floatovoltaics , adalah panel surya yang dipasang pada struktur yang mengapung di
badan air, biasanya waduk atau danau seperti waduk air minum, danau kuari, saluran
irigasi atau kolam remediasi dan tailing bahkan pada perairan tenang dengan kondisi bibir
pantai dengan kondisi air surut yang cukup luas dengan pengaruh gelombang sangat
rendah atau stabil.

Sistem ini memiliki keunggulan dibandingkan fotovoltaik (PV) di darat. Permukaan air
mungkin lebih murah dibandingkan harga tanah, dan terdapat lebih sedikit peraturan dan
regulasi untuk bangunan yang dibangun di atas perairan yang tidak digunakan untuk
rekreasi. Analisis siklus hidup menunjukkan bahwa FPV berbasis busa, menurut Mayville,
Pierce memiliki waktu pengembalian energi terendah (1,3 tahun) dan rasio emisi gas
rumah kaca terhadap energi terendah (11 kg CO 2 eq/MWh) dalam teknologi fotovoltaik
surya silikon kristal menurut hasil penilitian yang dilaporkan

Susunan terapung dapat mencapai efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan panel PV di
darat karena air mendinginkan panel. Panel mungkin memiliki lapisan khusus untuk
mencegah karat atau korosi.

Di banyak negara di dunia, di indonesia dikenal dengan didesain Pembangkit Listrik


Tenaga Surya Apung (PLTSA), adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan sinar
matahari melalui sel surya (photovoltaic) untuk mengubah radiasi sinar foton matahari
menjadi energi listrik.

Sel surya merupakan lapisan-lapisan tipis dari bahan semikonduktor silikon (Si) murni
dan bahan semikonduktor lainnya. PLTS memanfaatkan cahaya matahari untuk
menghasilkan listrik DC, yang dapat di ubah menjadi listrik AC apabila diperlukan. PLTS
tetap dapat menghasilkan listrik dalam cuaca mendung selama masih terdapat cahaya.
Sistem PLTS dapat diklasifikan ke dalam beberapa jenis. Berdasarkan aplikasi dan
konfigurasinya, secara umum PLTS dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem PLTS yang
terhubung dengan jaringan (on-grid PV system) dan sistem PLTS yang tidak terhubung
dengan jaringan (off-grid PV system) atau PLTS yang berdiri sendiri (stand-alone). PLTS
stand-alone ini selain dapat beroperasi secara mandiri, juga dapat di tunjang oleh sumber
daya lain seperti tenaga angin, generator set, maupun tenaga air serta tenaga mikro
hidro yang disebut sebagai sistem PLTS hybrid (Kumara et al., 2018).

Dengan memanfaatkan efek fotovoltaik untuk merubah energi suryamenjadi energi listrik
Struktur inti dari sel surya pada umumnya terdiri dari satu atau lebih jenis material
semikonduktor dengan dua daerah berbeda yaitu, daerah positif dan negatif. Dua sisi
yang berlainan ini berfungsi sebagai elektroda. Untuk menghasilkan dua daerah muatan
yang berbeda umumnya digunakan dopant dengan golongan periodik yang berbeda. Hal

Halaman 4 | 9
ini dimaksudkan agar dopant pada daerah negatif akan berfungsi sebagai pendonor
electron, sedangkan dopant pada daerah positif akan berfungsi sebagai acceptor elektron
(Wulandari Handini, 2008)

Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga surya (PLTS)

Ketika sinar matahari menyinari panel surya maka elektron pada pita valensi akan
meloncat ke pita konduksi. Apabila sel surya dihubungkan dengan sirkuit luar maka akan
terjadi gerakan elektron. Arus listrik yang dihasilkan pada sel surya merupakan arus DC
(Nurosyid et al., n.d.)

Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada umumnya dapat bekerja apabila menerima
cahaya foton dari matahari dan cahaya foton tersebut diterima oleh sel surya dimana
pada sel surya dapat mengkonversikan energi foton menjadi energi listrik. Proses
pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini dimungkinkan karena
bahan material yang menyusun sel surya fotovoltaik berupa semikonduktor. Sel surya
tersusun dari dua lapisan semikonduktor dengan muatan yang berbeda. Lapisan atas sel
surya bermuatan negative (n) sedangkan lapisan bawahnya bermuatan positive (p)
(Natsir, n.d.)

Silikon adalah bahan semi konduktor yang paling umum digunakan untuk selsurya.
Apabila permukaan sel surya dikenai cahaya maka dihasilkan pasangan electron dan hole.
Elektron akan meninggalkan sel surya dan akan mengalir pada rangkaian luar sehingga
timbul arus listrik. Arus listrik yang dihasilkan oleh sel surya dapat dimanfaatkan langsung
atau disimpan dulu dalam baterai untuk digunakan kemudian (Natsir, n.d.)

Besarnya pasangan elektron dan hole yang dihasilkan, atau besarnya arus yang dihasilkan
tergantung pada intensitas cahaya maupun panjang gelombang cahaya yang jatuh pada
sel surya. Intensitas cahaya menentukan jumlah foton, makin besar intensitas cahaya
yang mengenai permukaan sel surya makin besar pula foton yang dimiliki sehingga makin
banyak pasangan elektron dan hole yang dihasilkan yang akan mengakibatkan besarnya
arus yang mengalir. Makin pendek panjang gelombang cahaya maka makin tinggi energi
fotonnya sehingga makin besar energi elektron yang dihasilkan, dan juga berimplikasi
pada makin besarnya arus yang mengalir (Natsir, n.d.)

Halaman 5 | 9
BAB III

METODOLOGI

Sebagai langkah awal dimana dilakukan penilitian di beberapa pulau terbelakang dan
termiskin di provinsi Maluku adalah di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) tepatnya
untuk mendukung perekonomian di beberapa pulau di kabupaten ini.

Setelah meneliti baik melalui studi pustaka, wawancara dengan beberapa warga dan
beberapa calon investor yang pernah mencoba di wilayah ini, maka rangkaian pulau
yang kami targetkan adala pulau moa dengan pengelolaan potensi laut pulau luang (barat
dan timur) dimana di kedua pulau ini, dengan kondisi air surut yang cukup luas dari bibir
pantai hingga laut lepas, serta dengan kondisi gelombang laut di pesisir yang surut cuku
tenang maka salah satu dari kedua pulau ini menjadi pilihan tim kami untuk
mengimplementasi Floating Solar System.

Metode yang akan digunakan dalam upaya merealisasikan ide ini dilakukan secara
bertahap yang dimulai dengan Studi Pustaka dan dilanjutkan dengan Analisa lapangan
yang didalamnya akan dilakukan penelitian daerah untuk mencari lokasi atau sasaran
daerah yang nantinya akan menjadi tempat penyaluran energi listrik dari Floating Solar
System ini, dilanjutkan dengan penelitian sumber daya untuk melihat potensi dari Floating
Solar System kepada lokasi sasaran. melaksanakan penelitian permintaan energi juga
akan dilakukan untuk menentukan total konsumsi daya listrik di daerah tersebut agar
dapat disesuaikan dengan kemampuan daya dari panel surya. Setelah melakukan analisa
lapangan dan menentukan lokasi instalasi, akan dilakukan pemodelan Floating Solar
System berdasarkan pada kebutuhan daerah sasaran dan anggaran yang diberikan. Pada
akhirnya, dilakukan pengujian model prototype dari Floating Sloar System itu sendiri.

Untuk merealisasikan konsep ini kami akan menggunakan panel surya yang berbahan
dasar monocrystalline karena selain memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi juga daya
tahan yang dapat bertahan hingga 25 Tahun atau lebih. Untuk bagian Floating Board
atau yang akan menjadi tempat dimana panel surya ini dipasang, digunakan Floating
Board dengan bahan HDPE (High-density polyethylene) karena memiliki ketahanan yang
sangat baik dan kokoh sehingga mampu menopang panel surya diatas air dalam jangka
waktu yang lama dan dapat mempertahankan posisi panel surya agar tidak berpindah
terlalu jauh dari tempat semula jika terdapat gelombang. Bahan dari floating board ini
juga sudah termasuk kedalam food-grade material sehingga tidak mencemarkan air yang
ada disekitarnya. selain itu, juga akan digunakan solar charge controller yang akan
berfungsi dalam mengatur arus untuk pengisian batrei atau aki juga untuk membantu
menghindari pengisian daya yang berlebihan atau bertegangan lebih. Daerah yang
ditargetkan sebagai Lokasi pilot project untuk meluncurkan Floating Solar System ini
berada di Pulau Moa, khususnya pulau luang barat atau timur sebagai satu mata rantai
kawasan terdekat untuk percepatan pertumbuhan ekonomi, Kabupaten Maluku Barat
Daya, Provinsi Maluku.

Halaman 6 | 9
Namun untuk merealisasikan langsung ide ini pada daerah sasaran yang benar-benar
membutuhkan sumber energi listrik tentunya membutuhkan biaya yang cukup mahal.
Oleh karena itu, kami akan membuat bentuk prototype dari Floating Solar System yang
lebih sederhana dengan tetap menggunakan panel surya berbahan dasar monocrystalline
namun dengan menggunakan bahan lain sebagai pengganti floating board yang
berbahan HDPE. Daerah sasaran yang akan digunakan sebagai lokasi instalasi dari
prototype ini terletak pada Pulau Ambon, Provinsi Maluku.

Potensi hambatan atau tantangan yang mungkin akan dihadapi dalam proses untuk
merealisasikan ide ini adalah saat proses instalasi dimana kita harus menyesuaikan lokasi
floating solar system ini agar tidak mengganggu atau merugikan biota-biota laut yang
ada disekitar lokasi instalasi. Selain hambatan dalam proses instalasi, salah satu
tantangan yang akan dihadapi dalam merealisasikan ide ini juga saat menghadapi musim
pancaroba di Provinsi Maluku yang mengakibatkan kerja dari Floating Solar System ini
tidak berjalan secara optimal dikarenakan kurangnya pasokan cahaya yang diterima dari
sinar matahari.

Struktur Umum Sel Surya (Komponen PLTS Terapung)


1. Poonton
Struktur Terapung - Ponton adalah struktur terapung. Ponton memiliki daya apung
yang cukup untuk mengapung di atas air dan menopang beban yang berat.
Strukturnya dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menampung sejumlah
panel.
2. Struktur Tambat
Struktur tambat adalah struktur permanen yang mengamankan struktur terapung.
Tambat memberi mencegah pergerakan bebas struktur terapung di atas air.
3. Modul Surya
Ini adalah peralatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PV), mirip dengan kotak
sambungan listrik, yang dipasang di atas pelampung sistem. Sebuah modul surya
hanya dapat menghasilkan daya yang terbatas, kebanyakan instalasi berisi banyak
modul. Sebuah Sistem fotovoltaik biasanya mencakup panel atau serangkaian
modul surya, inverter surya, dan terkadang baterai, Aki dan / atau pelacak surya
dan kabel interkoneksi. Sebagian besar modul PV surya kristal telah digunakan
untuk surya terapung sistem.
4. Pengkabelan
Konverter Daya Pengkabelan adalah untuk mentransfer daya yang dihasilkan dari
floating photovoltaic ke gardu induk. Karena penggunaan luar ruangan mereka,
tenaga surya kabel secara khusus dirancang agar tahan terhadap radiasi UV dan
fluktuasi suhu yang sangat tinggi. Ini adalah umumnya tidak terpengaruh oleh
cuaca.
5. Konverter Daya

Halaman 7 | 9
Konverter daya yang biasa digunakan pada sistem PLTS ini biasa disebut inverter
yaitu mengubah listrik arus searah menjadi listrik arus bolak-balik pada tegangan
dan frekuensi yang dapat diatur.
6. Transimisi Distribusi
Transmisi distribusi adalah proses penghantaran tenaga listrik secara besar-
besaran dari pembangkit listrik, ke gardu listrik. Jalur yang terinterkoneksi untuk
memfasilitasi penghantaran ini dikenal sebagai jaringan transmisi listrik. Transmisi
berbeda dengan proses penghantaran listrik dari gardu ke pengguna,
yang biasanya disebut sebagai distribusi tenaga listrik. Kombinasi dari jaringan
transmisi dan distribusi listrik dikenal sebagai "sistem kelistrikan".

Kerangka Kerja/Porses Implementasi dan Uji Coba Prototype

Tentu saja diawali dengan masalah administrasi dimana perlu diadakannya pendekatan
kepada masyarakat adat pulau yang memiliki potensi hasil alam yang tinggi untuk
peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu pendekatan
langsung pada tokoh atau pemuka adat pulau setempat harus dilakukan pertemuan untuk
menjelaskan seluruh rangkaian prosedur yang akan dilakukan untuk mendapat izin dan
dukungan.

Dalam metode survei perlu meneliti sumber daya pendukung untuk melihat potensi dari
Floating Solar System pada lokasi sasaran. Menganilis atau melakukan survei terhadap
permintaan energi dalam berbagai kondisi pengembangan. Dimana kenaikan permintaan
suplai energi listrik, dapat saja terjadi peningkatan total konsumsi daya listrik di daerah
tersebut apalagi setelah konsep ini telah berjalan dengan baik.

Menjamin Floating solar system sebagai metode ramah lingkungan untuk menghasilkan
listrik. Dengan jaminan terjadinya energi listrik dapat dikirim dari benda apung ini
melalui kabel bawah air ke menara transmisi tidak mengalami gangguan.

Pemilihan panel surya berbahan dasar monocrystalline dengan asumsi selain memiliki
tingkat efisiensi yang lebih tinggi juga dapat bertahan hingga 25 Tahun harus dapat
dianalisis secara tepat dengan referensi dimana bahan dasar ini pernah diimplementasi
di daerah atau wilayah tertentu dengan kondisi perairan laut yang hampir sama.

Untuk bagian Floating Board atau yang akan menjadi tempat dimana panel surya
dipasang, dengan menggunakan bahan HDPE (High-density polyethylene) yang sudah
tergolong ke dalam food-grade material harus dapat mempertahankan posisi panel
surya agar tidak berpindah terlalu jauh dari tempat semula termasuk adanya dampak jika
terdapat gelombang laut.

Halaman 8 | 9
Material pemberat yaitu jangkar laut dan darat yang ramah lingkungan dalam mencegah
Floating Board terombang-ambing saat adanya gelombang atau air pasang diupayakan
dapat dimanfaatkan secara tepat dan optimal.

Penggunaan solar charge controller untuk mengatur arus dalam pengisian akumulator
(aki) perlu dipastikan agar dapat menghindari pengisian daya yang berlebih atau
bertegangan lebih ke power inverter, dalam berbagai kondisi dan pentahapan
pengembangan.

Selanjutnya dilakukan uji coba melalui pengadaan peralatan dan perlengkapan yang
dibutuhkan untuk membuat prototype yang relatif kecil dan tidak membutuhkan dana
besar. Adapun piprototype dilakukan di pulau Ambon dengan kondisi pesisir pantai
kurang lebih dapat menggambarkan kondisi sebenarnya di pulau Luang Barat atau Timur
yang dapat dipadukan menjadi satu wilayah terpadu dengan kondisi Pulau Moa,
Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD)

Halaman 9 | 9

Anda mungkin juga menyukai