Jurnal Abstract: Social Facilities and Public Facilities are supporting facilities in a
Living Law, residential area to provide interaction and activities for the residents. This Social and
Vol. 14, No. Public facility has existed since a housing will be built which is stated in the Site Plan
2,
to be known by housing consumers. However, the site plans sometimes turn into
2022
hlm. 87-102 business from their original functions. With the normative juridical research method,
the author tries to examine laws and regulations relating to Social and Public Health
by analyzing the handling of changes in these facilities that have changed functions
into business land as legal protection for housing consumers and efforts to resolve the
switching function of these facilities by developers as a legal liability. The results of
the research carried out, that the change into a business area in a housing/settlement
is very detrimental to the rights of customers to get their rights to the facilities.
Abstrak: Fasilitas Sosial (Fasos) dan Fasilitas Umum (Fasum) merupakan sarana
pendukung dalam suatu kawasan perumahan untuk memberikan interaksi dan
kegiatan para penghuninya. Fasos dan Fasum ini sudah ada sejak suatu perumahan
akan dibangun yang tertuang pada Rencana Tapak (Site Plan) agar diketahui oleh
konsumen perumahan/properti selaku pembeli. Namun, site plan Fasos dan Fasum
ini terkadang berubah menjadi lahan bisnis yang tidak sesuai dengan fungsinya
semula. Dengan metode penelitian yuridis normatif, penulis mencoba mengkaji
beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Fasos dan Fasum
dengan cara menganalisis penanggulangan perubahan fasilitas ini yang berubah
fungsi sebagai perlindungan hukum bagi konsumen perumahan dan upaya
penyelesaian atas beralih fungsi fasilitas tersebut sebagai pertanggungjawaban
hukumnya. Hasil penelitian yang dilakukan, bahwa perubahan di suatu
perumahan/permukiman sangat merugikan konsumen perumahan untuk
mendapatkan haknya. Maka pemerintah daerah perlu untuk mewajibkan
persyaratan bagi pengembang/developer untuk mencantumkan dan menjelaskan
rencana tapak (site plan) ini, agar konsumen perumahan itu terlindungi.
pengajuan site plan, yang di atur dalam mengimbangi.11 Artinya, bahwa hak atas
ketentuan Perda Kota Depok No 7 Th 2018 tanah apapun yang ada pada seseorang
dan Perda Kota Bogor No 14 Th 2012 , tidaklah dapat dibenarkan tanah tersebut
masih terjadi adanya pengembang yang hanya untuk kepentingan semata pribadi,
memanfaat ketentuan ini untuk merubah tetapi semua hak atas tanah mempunyai
sertifikat fasos-fasum menjadi sertifikat fungsi sosial (Pasal 6 Undang-Undang
hak atas tanah yang lainnya. 7 Selain itu, Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
banyaknya fasos-fasum yang tidak efektif, Dasar Pokok-Pokok Agraria, yang
karena banyak digunakan bukan sebagai selanjutnya disebut dengan UUPA) dan
fasilitas-fasilitas sesuai fungsinya, terutama kepentingan perseorangan tidak akan
untuk lahan-lahan ruang terbuka hijau terdesak oleh kepentingan umum
(RTH) menjadi lahan bisnis, seperti: (masyarakat), sehingga penggunaan tanah
penggunaan jalan lingkungan untuk parkir, harus disesuaikan dengan keadaannya dan
menjadi kios-kios, pos ormas,8 dan banyak sifat haknya, agar bermanfaat bagi bagi
pengembang di Kota Depok maupun Kota kesejahteraan pemegang haknya maupun
Bogor yang mengingkari aturan itu, bagi masyarakat dan negara.12
sehingga banyak pula fasos-fasum yang Dengan demikian, fasos-fasum sebagai
menjadi telantar atau menjadi lahan tidur.9 lahan yang sedianya untuk kepentingan
Seharusnya, jika ada perubahan umum atau kepentingan rakyat
terhadap site plan awal, yang diajukan banyak/bersama, 13 tidak boleh diterobos
kepada pemerintah Kota Depok/Bogor dengan alasan lain yang mengakibatkan
untuk merevisi site plan tersebut. dapat digunakan untuk keuntungan pribadi
Kemudian, pemerintah daerah Kota menjadi lahan bisnis. Seharusnya dapat
Depok/Bogor dapat mengambil alih dimanfaatkan oleh masyarakat dan dapat
fasilitas-fasilitas yang tidak sesuai memiliki nilai ekonomis, jika dimanfaatkan
peruntukannya. Berdasarkan ketentuan untuk kepentingan usaha bersama. Maka,
Pasal 21 Permendagri No 9 Tahun 2009, perlu suatu persyaratan dalam hal
disebutkan pemerintah daerah dapat pengajuan permohonan site plan bagi
mengambil alih fasilitas sosial dan fasilitas pengembang/developer diadakan
umum, jika ditelantarkan dan belum ketentuan suatu bentuk komunitas
diserahkan kepada pemerintah. Apalagi perumahan selaku konsumen yang akan
pembiayaan dalam pembangunan fasos- mengelola fasos-fasum untuk dapat
fasum, seperti diatur dalam Permendagri dimanfaatkan oleh penghuni perumahan
No 9 Th 2009 adalah dibebankan pada sebagai bagian dari ketentuan dalam
harga rumah. Untuk itu, developer dapat peraturan daerah (kota Depok/Bogor),
menyediakan fasos-fasum tersebut dengan agar kepentingan penghuni perumahan
tanpa ada kerugian.10 dalam pengelolaan fasos-fasum ini lebih
Fasos-fasum merupakan lahan untuk bermanfaat.
kepentingan umum, sehingga kepentingan
pribadi haruslah memperhatikan METODE PENELITIAN
kepentingan masyarakat (konsumen
perumahan), dengan tidak saling Dalam penelitian yang digunakan
menghilangkan, tetapi harus saling penulis adalah dengan metode penelitian
yuridis normatif. Sebagai sifat penelitian
7 Error! Hyperlink reference not valid.Loc.cit. 11 Aminuddin Salle, Hukum Pengadaan Tanah,
8 Error! Hyperlink reference not valid. Kreasi Total Media, Yogyakarta, 2007, Hlm. 192.
9 Ibid. 12 Penjelasan Umum II angka 4 Undang-Undang
10 Pasal 6 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
9 Tahun 2009 tentang Prasarana, Sarana dan Pokok-Pokok Agraria.
Utilitas. 13 Aminuddin Salle, Op.cit., Hlm. 197.
90 A. E. Alamudy, Et, al. Perlindungan Hukum Konsumen Perumahan
ini, yaitu mencari hukum yang dikonsepkan diberikan hukum terhadap hak-hak
sebagai norma, kaidah, asas atau dogma- konsumen perumahan, yaitu berhak
dogma atau dikenal dengan pendekatan mendapatkan kompensasi, ganti rugi atau
doktrinal.14 Maka, penulis mencoba penggantian, jika bangunan rumah atau
mencari pemberlakuan ketentuan hukum fasilitas yang diperjanjikan yang diterima
normatif, yaitu Peraturan Daerah,15 yang tidak sesuai atau kesepakatan denga
berdasarkan data primer sebagai data pengembang/developer.18
pendukung dengan wawancara kepada Sedangkan Fasos dan Fasum
instansi pemerintah terkait untuk menyangkut dan berhubungan dengan
dianalisis dengan cara kualitatif, kemudian perumahan. Perumahan merupakan
diuraikan dalam analisis deskriptif sebagai kelompok rumah yang membentuk satu
bentuk norma baru dalam peraturan kesatuan dan berfungsi sebagai tempat
daerah tersebut. tinggal atau lingkungan hunian, dilengkapi
dengan prasarana dan sarana, serta sesuai
PEMBAHASAN pada dengan lokasi yang ada, guna
mendukung aktivitas masyarakat aktif di
A. PERLINDUNGAN KONSUMEN
dalamnya.19
PERUMAHAN DAN FASOS/FASUM
Adapun jenis-jenis prasarana, sarana
dan permukiman sebagaimana yang
Konsumen perumahan yaitu setiap dimaksud dalam Permendagri di atas,
orang yang membeli dan menggunakan adalah prasarana perumahan dan
rumah yang disediakan oleh permukiman antara lain jaringan jalan,
pengembang/developer sebagai kawasan saluran pembuangan air limbah, saluran
perumahan dan permukiman.16 pembuangan air hujan (drainase) dan
Perlindungan konsumen yang tempat pembuangan sampah. Sarana
dimaksud adalah yang berkaitan dengan perumahan dan permukiman antara lain
perlindungan hukum, maka perlindungan sarana perniagaan/perbelanjaan, sarana
konsumen mengandung aspek hukum. umum dan pemerintahan, pendidikan,
Adapun materi yang mendapatkan kesehatan, peribadatan, rekreasi dan olah
perlindungan itu bukan sekedar fisik saja, raga, pemakaman, pertamanan dan ruang
melainkan hak-hak konsumen.17 Hal ini terbuka hijau dan parkir, Utilitas
sebagaimana disebutkan dalam Undang- perumahan dan permukiman antara lain
Undang Perlindungan Konsumen bahwa jaringan air bersih, jaringan listrik, telpon,
dimaksud dengan perlindungan konsumen gas, transportasi, pemadam kebakaran dan
adalah ”Segala upaya yang menjamin penerangan jasa umum.
adanya kepastian hukum untuk Adanya perencanaan yang meliputi
memberikan perlindungan kepada Fasos maupun Fasum dalam pembangunan
konsumen”. Jadi, perlindungan konsumen perumahan ditujukan agar setiap keluarga
perumahan adalah perlindungan yang menempati rumah yang layak dalam
lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan
14 Martin Roestamy, et al., Metode Penelitian
Laporan dan Penulisan Karya Ilmiah Hukum,
Fakultas Hukum Universitas Djuanda, Bogor, 18 https://www.99.co/blog/indonesia/hak-
2015, Hlm. 54. konsumen-properti, diakses pada tanggal 15 Juli
15 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian 2021, jam 14.57 WIB.
Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, 19 Widyasari Her Nugrahandika, Retno Widodo Dwi
Hlm. 134. Pramono, Lokalitas Pengaturan Prasarana,
16 Lihat Pasal 1 angka 2 dan 5 Undang-Undang Sarana Dan Utilitas Umum Perumahan di DIY:
Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Tipologi Permasalahannya, Makalah Seminar
Kawasan Permukiman. Nasional Space# 3, Membingkai Multikultur dalam
17 Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Kearifan Lokal Melalui Perencanaan Wilayah dan
Indonesia, Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Kota, Yogyakarta, 2015, Hlm. 229., diakses pada
Indonesia, Jakarta, 2004, Hlm. 19. tanggal 3 April 2021, jam. 17.12 WIB.
Jurnal Ilmiah Living Law. E- ISSN 2550-1208 Volume 14 Nomor 2 Juli 2022 91
teratur. Karena itu, perlu lingkungan yang Bogor, pernah pula terjadi penyelewengan
memenuhi persyaratan penggunaan tanah, terhadap Fasos/Fasum yang dilakukan oleh
penguasaan hak atas tanah, dan kelayakan pengembang/developer, yaitu hanya
prasarana dan sarana lingkungannya untuk pemanfaatan lahan fasos/fasum oleh warga
menunjang kebutuhan penghuni tanpa seizin instansi yang berwenang dan
perumahan tersebut. 20 perubahan site plan yang tidak sesuai
dengan peruntukannya.24
B. TERJADINYA PENYALAHGUNAAN Namun, bisa saja terjadi
SERTIFIKAT FASOS DAN FASUM OLEH penyelewengan terhadap Fasos/Fasum
PENGEMBANG DI KOTA DEPOK DAN yang diajukan, tetapi biasanya pengembang
BOGOR membuat revisi site plan.25 Jika telah
terjadi penyalahgunaan Fasos/Fasum oleh
Berdasarkan ketentuan peraturan pengembang/developer, maka Pemerintah
pemerintah daerah Kota Depok dan Bogor Daerah setempat menyampaikan surat
maupun hasil langsung wawancara, bahwa kepada pengembang untuk meminta agar
pada dasarnya bagi memperbaiki site plan sesuai dengan
pengembang/developer yang akan peruntukan Prasarana, Sarana, Utilitas
membangun perumahan dan permukiman perumahan tersebut dan
diwajibkan untuk menyediakan Fasos dan pengembang/developer membuat surat
Fasum untuk menunjang kegiatan dalam pernyataan untuk memperbaikinya.26
beraktifitas sebagai kelompok penghuni
suatu perumahan dan permukiman.21 Tabel 1. Penyelewenang Terhadap Site Plan
Adanya perubahan pemanfaatan Fasos dan Fasos/Fasum di Kota Depok*
Fasum, haruslah berdasarkan hasil kajian
yang dilakukan oleh perangkat daerah yang Dinas/Instansi Pernah Keterangan
/Belum
membutuhkan lahan, yang dalam Pengembang
pelaksanaannya sesuai dengan peraturan Badan Keuangan
Pernah menyediakan lahan
Daerah (BKD)
perundang-undangan.22 pengganti.
Badan
Berkaitan dengan terjadi Perencanaan
penyelewenangan atas Fasos/Fasum Pembangunan
Belum -
perumahan oleh pengembang/developer, dan Penelitian
Pengembangan
namun kemudian Pemerintah Daerah Kota (BAPPEDA)
Depok meminta kepada pengembang Adanya surat kepada
bersangkutan untuk menggantikan dengan Kantor
Pernah
pengembang untuk
Pertanahan memperbaiki site
lahan yang lain.23 Sedangkan, untuk Kota plan.
Dalam hal ini, adanya interaksi terjadinya perubahan fungsi Fasos dan
yang harus dipenuhi atau dipatuhinya, Fasum dapat terjadi karena pada saat
agar konsumen perumahan awal permohonan site plan kurang
mendapatkan hak dasarnya tersebut. memperhatikan rencana tata ruang yang
Menurut penulis, perlu suatu aturan telah disusun.35
sebagai sarana atau instrumen yuridis Pentingnya perencanaan tata ruang
untuk mengatur hal-hal mengenai area perumahan dan permukiman
perubahan fungsi Fasos dan Fasum yang sebagai kebijakan pembangunan daerah
tidak sesuai peruntukannya menjadi (Kota Depok/Bogor) merupakan
lahan bisnis. Karena, perubahan itu keputusan beserta pelaksanaannya
dapat juga memberi kemanfaatan untuk memecahkan permasalahan yang
kepada konsumen perumahan sebagai terkait dengan upaya penanggulangan
penghuni perumahan dan kawasan penyimpangan dari perencanaan yang
permukiman. berpedoman kepada masa depan.36
Bentuk kemanfaatan tersebut di
atas, adalah pemanfaatan lahan yang 2. Upaya Penyelesaian atas Beralih
diberikan oleh pemerintah daerah (Kota Fungsinya Fasos dan Fasum
Depok/Bogor) yaitu dengan, antara lain: Menjadi Lahan Bisnis oleh
a. Penataan suatu substansi hukum Pengembang/Developer Sebagai
yang menciptakan kondisi lahan Pertanggungjawaban Hukum
Fasos dan Fasum yang diperlukan Kepada Konsumen di Kota
bagi perkembangan perumahan dan Depok/Bogor
kawasan permukinan atau
pembangunan pemerintah daerah. Berdasarkan hasil wawancara
b. Penciptaan berbagai struktur penulis dengan instansi pemerintah
fungsional Fasos dan Fasum yang daerah, baik di Kota Depok dan Kota
tertata secara lingkungan yang baik Bogor, mengenai penyalahgunaan site
dan mewujudkan suatu sistem plan untuk Fasos dan Fasum, yang
pemanfaatan lahan yang memberi kemudian dialihfungsikan menjadi lahan
maupun membentuk keharmonisan bisnis, data yang diperoleh untuk Kota
berbagai kepentingan konsumen Depok pernah terjadi penyelewenangan
perumahan selaku penghuni
atas Fasos dan Fasum perumahan oleh
perumahan dan kawasan pengembang/developer, namun
permukiman. kemudian Pemerintah Daerah Kota
c. Pembinaan kepada konsumen Depok meminta kepada pengembang
perumahan selaku penghuni
bersangkutan untuk menggantikan
perumahan atau masyararakat dengan lahan yang lain.37 Begitu pula,
pemanfaat Fasos dan Fasum ke arah untuk Kota Bogor, pernah terjadi
yang lebih berwawasan lingkungan. penyelewengan terhadap Fasos dan
Dengan demikian, pemerintah
35 Agri Chairunisa Isradjuningtias, Faktor Penyebab
daerah (Kota Depok/Bogor) dalam
Penyimpangan Tata Ruang Pembangunan
penataan pembangunan perumahan Kondominium Di Kota Bandung, diakses dari
(properti) harus sesuai dengan rencana https://journal.unpar.ac.id/index.php/veritas/a
tata ruang yang telah ditetapkan, rticle/download/2687/2423/6372, pada tanggal
sehingga pemanfaatan lahan untuk 23 Oktober 2021, jam 21.34 WIB.
36 Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik, Hukum Tata
kawasan perumahan dan permukiman
Ruang Dalam Konsep Kebijakan Otonomi Daerah,
termasuk di dalamnya fasilitas PSU yang Nuansa, Bandung, 2007, Hlm. 25.
disesuaikan dengan rencana tata ruang 37 Wawancara dengan Bapak Fadli, Kabid.
hijau. Kecenderungan penyimpangan Pengelolaan Aset Kota Depok, tanggal 3 Agustus
2021.
96 A. E. Alamudy, Et, al. Perlindungan Hukum Konsumen Perumahan
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2004.
Ade Arif Firmansyah, Pergeseran Pola Perlindungan Hukum Dalam Pengadaan Tanah
Untuk Kepentingan Umum, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2018.
Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Penerbit PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005.
Aminuddin Salle, Hukum Pengadaan Tanah, Kreasi Total Media, Yogyakarta, 2007.
Dani Purwanto, Ujang Bahar, Endeh Suhartini, Optimalisasi Perlindugan Hukum Tenaga
Kerja Dalam Aspek Keselamatan Kerja Pada Proyek Konstruksi di Wilayah Bogor,
Jurnal Ilmiah Living Law, Volume 12, Nomor 1, Januari 2020.
Dedi Harianto, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Iklan yang Menyesatkan,
Ghalia Indonesia, Bogor, 2010.
Elviandri, Khuzdaifah Dimyati, dan Absori, Quo Vadis Negara Kesejahteraan: Meneguhkan
Ideologi Welfare State Negara Hukum Kesejahteraan Indonesia, Jurnal MIMBAR
HUKUM, Volume 31, Nomor 2, Juni 2019, diakses dari http://jurnal.ugm.ac.id/jmh,
pada tanggal 25 April 2021, jam 7.56 WIB.
H.M. Arba, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, Sinar Grafika, Jakarta,
2019.
Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik, Hukum Tata Ruang Dalam Konsep Kebijakan Otonomi
Daerah, Nuansa, Bandung, 2007.
Luthfi J. Kurniawan, dkk., Negara Kesejahteraan Dan Pelayanan Sosial, Intrans Publishing,
Malang, 2015.
Martin Roestamy, et al., Metode Penelitian Laporan dan Penulisan Karya Ilmiah Hukum,
Fakultas Hukum Universitas Djuanda, Bogor, 2015.
Nurus Zaman, Politik Hukum Pengadaan Tanah Antara Kepentingan Umum dan
Perlindungan Hak Asasi Manusia, PT. Refika Aditama, Bandung, 2016.
Tamara Marsya, Analisa Yuridis Terhadap Penyediaan Fasilitas Sosial Dan Fasilitas Umum
Pada Perumahan Di Kota Depok, UPN Veteran, Jakarta, 2016, diakses pada tanggal 3
Maret 2021, jam 16.09 WIB.
Peraturan Perundang-Undangan.
Undang-Undang Dasar Tahun 1945;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan
Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah;
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Penyerahan
Prasarana, Sarana, Utilitas Perumahan dan Permukiman;
Peraturan Walikota Bogor Nomor 8 Tahun 2014 tentang Tata Cara Penyediaan Dan
Penyerahan Prasarana, Sarana, Utilitas Perumahan Dan Permukiman Kepada
Pemerintah Daerah.
102 A. E. Alamudy, Et, al. Perlindungan Hukum Konsumen Perumahan
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 7 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kota Depok Nomor 14 Tahun 2013 tentang Penyerahan Prasarana Sarana
Dan Utilitas Perumahan dan Permukiman Oleh Pengembang Di Kota Depok.
Internet.
https://jakarta.bisnis.com/read/20150529/383/438396/bangun-perumahan-komersil-
di-depok-jangan-lupa-taati-aturan-ini., 2 Maret 2021 17.08 WIB.
https://republika.co.id/berita/nasional/umum/15/05/28/np22ir-untuk-bisnis-properti-
fasos-dan-fasum-harus-40-persen, 2 Maret 2021, jam 17.15 WIB.
https://news.detik.com/berita/d-5468836/bolehkah-fasosfasum-diserobot-jadi-pos-
ormas-atau-parkir-liar, diakses pada tanggal 2 April 2021, jam 17.00 WIB.
www.djpp.depkumham.go.id, diakses pada tanggal jam 16 Agustus 2021, jam 15.24 WIB.
Lain-lain.
Wawancara dengan Bapak Fadly, Kepala Bidang Aset Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota
Depok, tanggal 3 Agustus 2021.
Wawancara dengan Bapak Andi Rahman, S.Sos, MA., Kepala Sub Bidang Penggunaan,
Pemanfaatan, Pemindah tanganan, Pemusnahan, Pengamanan dan Penghapusan
Barang Milik Daerah pada Badan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Bogor, dilakukan
pada tanggal 5 Agustus 2021 di Kantor Badan Keuangan Dan Aset Daerah Kota
Bogor, Jl. Pemuda No. 31, RT.01/RW.06, Tanah Sareal, Kecamatan Tanah Sereal,
Kota Bogor.
Wawancara dengan Bapak Suhendar S., SIT, Kepala Seksi Survei dan Pemetaan, Kantor
Pertanahan Kota Bogor.
Wawancara dengan Rose Rosita Dewi, SH., MH., Kasi Pengadaan Tanah dan Pengembangan,
Kantor Pertanahan Kota Depok.
Wawancara dengan Bapak Irwan Adriansyah, SH, M.Si., Kasubag Umum dan Kepegawaian
BAPPEDA Kota Bogor, tanggal 9 Agustus 2021.
Wawancara dengan Bapak Heri Chairudin, SE, Sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) Provinsi Jawa Barat, tanggal 10Agustus 2021.