Anda di halaman 1dari 1

Asto Tri Pamungkas

1401620034

Dalam kasus tersebut si A selaku pencipta asli buku tersebut berhak mendapatkan haknya
sesuai reward theory, Reward Theory memiliki makna yang sangat mendalam, yaitu
pengakuan terhadap karya intelektual disini berupa novel yang telah dihasilkan oleh penemu/
pencipta/ pendesain sehingga ia harus diberikan penghargaan sebagai imbalan atas upaya
kreatifnya dalam menemukan/menciptakan karya intelektual.

Dalam hak kekayaan intelektual tersebut termasuk kedalam Hak Cipta. Hak cipta ini diatur di
dalam Undang-Undang No. 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta (UU Hak Cipta). Di dalam
pasal 1 angka 1 UU Hak Cipta disebutkan bahwa Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta
yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan
dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Nah disini si A si pencipta otomatis mendapatkan hak cipta. Walaupun
sudah langsung dilindungi secara hukum tanpa melalui pencatatan ataupun pendaftaran,
namun pencipta memiliki kewajiban untuk mendokumentasikan kapan ciptaan itu pertama
kali diwujudkan. Rekam jejak dari suatu ciptaan menjadi penting untuk membuktikan bahwa
karya tersebut memang merupakan milik penciptanya. Kemudian apabila si B yang
medapatkan keuntungan dari karya tersebut maka si A perlu membuktikannya kepada badan
hukum terkait.

Kemudian membahas mengenai prosedur pencatatan Hak Cipta yang ternyata tidak bersifat
wajib seperti pendaftaran Hak Merek ataupun Paten, karena sejatinya Hak Cipta memiliki
sifat automatic protection atau perlindungan yang secara otomatis muncul berdasarkan
prinsip Deklaratif ketika suatu ciptaan diwujudkan dan dipublikasikan. Namun pencatatan
ciptaan tetap dirasa perlu untuk memudahkan pembuktian sengketa Hak Cipta, dan memberi
rasa aman bagi pemilik atau pemegang Hak Cipta.

Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai