Anda di halaman 1dari 19

PERAN KEGIATAN EKTRSKURIKULER SENI TARI DALAM MEMBENTUK

KARAKTER PERCAYA DIRI PADA SISWA DI MIS YAPPI BANSARI


GUNUNGKIDUL

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Pengajuan Skripsi

Disusun Oleh :
Naily Yumna
NIM. 19104080077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2023
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan kepribadian siswa dari aspek
psikologi maupun psikofisik. Menurut Ainur Rahim Faqih pendidikan mengatakan
pendidikan adalah bimbingan yang diberikan dengan sengaja untuk peserta didik.1 Di era
saat ini, pendidikan belum mampu membuat kepribadian peserta didik menjadi lebih baik
karena pendidikan karakter juga memiliki peranan yang sangat penting. Bagaimanapun
juga, karakter ialah kunci keberhasilan setiap individu. Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Globalisasi sebagi bentuk perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga
akan membawa bangsa dan Negara di dunia terikat dengan satu sama lain karena budaya
asing akan mulai masuk dan menyebar dalam tatanan kehidupan bangsa Indonesia.
Masuknya budaya asing mengakibatkan generasi muda lupa akan kultur budaya bangsa
sendiri. Adanya dampak dari globalisasi membuat masyarakat Indonesia menjadi kurang
percaya diri. Percaya diri adalah sikap yakin akan kemampuan diri sendiri untuk memenuhi
setiap keinginan dan harapan.
Berbagai macam karakter yang perlu dimiliki peserta didik diantaranya religious,
jujur, tanggung jawab, peduli social, sopan santun dan lainnya. Salah satu upaya
lembaga/sekolah dalam mengembangkan karakter peserta didik yaitu dengan adanya
kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler adalah “kegiatan pengembangan karakter anak
dalam rangka memperluas potensi, bakat, minat, kemampuan, kemandiriannya dan lain-
lain secara optimal.

Berdasarkan hasil wawancara oleh salah satu guru pendamping ekstrakurikuler seni tari
yaitu bu Purwanti, M.Pd beliau menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler di MIS
YAPPI Bansari sudah pernah diterapkan sebelum adanya pandemic covid-19. Namun,

1
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam (Yogyakarta: UII PRESS, n.d.).
adanya pandemi tersebut membuat kegiatan pembelajaran dipindahkan ke rumah masing-
masing dan mengakibatkan kegiatan ekstrakurikuler diliburkan sementara. Selain itu,
ketika pembelajaran di rumah siswa tidak pernah berlatih untuk mengulang gerakan yang
sudah diajarkan sehingga gerakan tersebut lupa. Adanya pandemi juga mengakibatkan
siswa tidak dapat berkomunikasi dengan temannya dan membuat siswa memiliki rasa malu
bahkan tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri. Setelah wabah covid-19 mereda,
kegiatan pembelajan mampu dimulai kembali dan berjalan secara efektif di tahun 2022
akhir. Ekstrakurikuler ini dimulai aktif kembali pada semester 1 dengan jumlah 38 peserta.
Kegiatan ini dilaksanakan pada harus sabtu pukul 10.30 atau menyesuaikan pelatih tari
tersebut. Selain itu, ektrakurikuler ini bertujuan untuk membentuk karakter siswa menjadi
lebih baik terutama percaya diri pada siswa.

Adanya kegiatan ekstrakurikuler seni tari merupakan salah satu upaya guru dalam
membangun kembali rasa percaya diri siswa. Oleh karena Itu, peneliti tertarik untuk
melaksanakan penelitian dengan Judul “Peran Kegiatan Ektrskurikuler Seni Tari Dalam
Membentuk Karakter Percaya Diri Pada Siswa Di MIS YAPPI Bansari Gunungkidul”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peran ekstrakurikuler seni tari dalam mengembangkan karakter percaya diri
pada siswa MIS YAPPI Bansari Gunungkidul?
2. Bagaimana cara membentuk karakter percaya diri siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler seni tari di MIS YAPPI Bansari Gunungkidul?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui peran ekstrakurikuler seni tari dalam mengembangkan karakter
percaya diri pada siswa MIS YAPPI Bansari Gunungkidul
b. Untuk mengetahui cara membentuk karakter percaya diri siswa di MIS YAPPI
Bansari Gunungkidul
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
pengembangan karakter percaya diri pada siswa melalui ekstrakurikuler tari.
b. Secara Praktis
1) Bagi Guru Pendamping
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti bahwa kepercayaan
siswa dapat terbentuk melalui kegiatan ekstrakurikuler terutama tari.
2) Bagi Pelatih
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan/saran dalam
mengembangkan berbagai karakter siswa melalui ekstrakurikuler seni tari
dengan cara yang bervariasi.
3) Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan mampu membangun karakter percaya diri
siswa sehingga siswa akan lebih menyadari pentingnya percaya diri dalam
mengembangkan kemampuan/potensi.
4) Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai pentingnya pengembangan karakter percaya diri pada setiap individu.
D. KAJIAN TEORI
1. Landasan Teori
a. Ekstrakurikuler
1) Pengertian Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler terdiri dari kata “ekstra” dan “kurikuler”. Dalam Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 060/U/1993 dan
Nomor 080/U/1993, ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang dilaksanakan di luar
jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program yang sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan sekolah serta dirancang secara khusus agar sesuai
dengan minat dan bakat peserta didik.2 Ekstrakurikuler merupakan kegiatan

2
Heksa Afrita, Ekstrakurikuler IPA Berbasis Sainpreneur (Sleman: DEEPUBLISH(Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA),
2021), 29.
pengembangan karakter siswa dalam rangka mengembangkan potensi, bakat,
minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama serta kemandirian secara optimal.3
Kegiatan ekstrakurikuler menurut Badrudin, dimaknai sebagai himpunan
yang telah disiapkan oleh satuan pendidikan dalam rangka mengarahkan dan
membantu minat, bakat, potensi, kegemaran serta kreasi siswa sebagai acuan.
Menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, mengembangkan potensi
peserta didik dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak
ditetapkan dalam kurikulum.4
 Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler memiliki berbagai tujuan yang hendak dicapai,
diantaranya :
a) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat menjadi
manusia memiliki kreatifitas tinggi dan penuh karya.
b) Melatih sikap disiplin, jujur, dan kepercayaan dan tanggung jawab
dalam menjalankan tugas
c) Mengembangkan etika dan akhlak
d) Memberikan bimbingan dan arahan pada siswa agar memiliki fisik
yang sehat, cekatan serta terampil.
e) Memberikan peluang peserta didik untuk berkomunikasi dengan
baik.5
 Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler
Beberapa fungsi kegiatan ekstrakurikuler diantaranya, sebagai berikut :
a) Fungsi Pengembangan yang digunakan dalam rangka mendukung
pengembangan individu melalui pendalaman bakat serta potensi
guna membentuk karakter dan melatih kepemimpinan siswa.

3
Ega bagas Pratama, “Deskripsi SIkap Percaya Diri Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Tari Di SD NGOTO,” Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2020, 3.
4
Wildan Zulkarnain, Manajemen Layanan Khusus Di Sekolah, 1st ed. (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2018), 54.
5
Ubaidah Siti, “Manajemen Ekstrakurikuler Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah,” Al-Fikrah: Jurnal Kependidikan
Islam IAIN Sulthan Thaha, 2014, 154.
b) Fungsi Sosial yaitu program yang membantu mengembangkan
kecakapan serta rasa tanggung jawab peserta didik yang dilakukan
dengan cara memberi peluang peserta didik untuk memperluas
pengalaman, praktek kecakapan social dan penghayatan nilai social.
c) Fungsi Rekreatif, yakni membahagiakan serta memuaskan peserta
didik dalam menunjang pengembangan diri melalui program
ekstrakurikuler yang lebih menarik dan menantang bagi psesrta
didik.
d) Fungsi Persiapan karir, yaitu mampu mengembangkan kesiapan
karir peserta didik.
 Prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler berkembang dengan menggunakan berbagai
prinsip diantaranya :
a) Bersifat individual yaitu dikembangkan sesuai dengan potensi,
bakat dan minat masing-masing siswa.
b) Aktif dalam berpartisipasi yaitu siswa disarankan untuk ikut serta
dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diminati dan sesuai dengan
bakat yang telah dipilih.
c) Menyenangkan yakni kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dengan
suasana yang seru serta membahagiakan sehingga peserta didik
tidak merasa keberatan/terpaksa.6
d) Membangun etos kerja yakni kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan
denga prinsip membangun semangat siswa untuk berusaha dengan
baik dan giat.
e) Kemanfaatan social yakni kegiatan ekstrakurikuler yang mengacu
pada kepentingan masyarakat.7

Selain itu, setiap kegiatan ekstrakurikuler tentu melibatkan berbagai macam


pihak diantaranya satuan pendidikan meliputi kepala sekolah, tenaga pendidik

6
Baharudin, Studi Kebijakan Pendidikan Agama Islam (Malang: Media Nusa Creative, 2021), 348.
7
Shilviana Khusna Farida and Harmani Tasman, “Pengembangan Kegiatan Kokuler Dan Ekstrakurikuler,” PALAPA :
Jurnal Studi Keislaman Dan Ilmu Pendidikan 8 (Mei 2020), https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/palapa.
serta pelatih, komite sekolah dan orang tua untuk memberikan motivasi serta
dukungan agar siswa senantiasa semangat.8

Macam-macam kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah,


yaitu :

a) Pramuka
Pramuka merupakan ekstrakurikuler yang diwajibkan bagi setiap
sekolah untuk diselenggarakan berdasarkan pemerinatah melalui
kurikulum 2013. Kegiatan eksstrakulikuler pramuka melatih peserta didik
untuk mengembangkan sikap dan perilaku yang baik seperti sikap
keteladanan, jujur, disiplin, mandiri, berani, sabar dan lain-lain.
b) Karya Ilmiah Remaja (KIR)
Kegiatan ini merupakan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi dan bakat peserta didik dalam penulisan karya
ilmiah. KIR mulai dilaksanakan sejak jenjang MTs/SMP sampai jenjang
MA/SMK. Menulis karya ilmiah mampu mengembangkan rasa ingin tahu
yang tinggi, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatifitas,
keterampilan dan lain-lain.
c) Palang Merah Remaja
Palang Merah Indonesia merupakan salah satu wadah dalam
membina serta mengembangkan semaja dalam melaksanakan kegiatan
kemanusiaan dibidang kesehatan atau siaga bencana. PMR bertujuan untuk
memberikan pengetahuan pada siswa mengenai kesehatan umum dan
Pertolongan Pertama Pada Kesehatan (P3K).9
d) Olahraga
Olahraga merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membina siswa
dengan menggunakan bola kecil hingga besar. Dasar hokum mengenai
ekstrakurikuler olahraga terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan

8
Meria Aziza, “Ekstrakurikuler Dalam Mengembangkan Diri Peserta Didik Di Lembaga Pendidikan,” Turatst: Jurnal
Penelitian Dan Pengabdian, 2018.
9
Ahmad Abdul Kadir, Pengembangan Pendidikan Bela Negara Di Madrasah / Sekolah (Jawa Barat: Media sains
Indonesia, 2021), 134.
Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan
Kesiswaan. 10
e) Kebudayaan dan Kesenian
Kebudayaan dan kesenian merupakan kegiatan yang
memperkenalkan kebudayaan lokal kepada para generasi muda, contohnya
tari, musik, lukis, ukir dan lain-lain.
b. Seni Tari
1) Pengertian Seni Tari
Tari merupakan sebuah perwujudan bentuk karya seni yang konkret serta
memerlukan waktu yang panjang untuk memahami dan mempelajarinya.
Menurut Prof. Dr. Soedarsono seni tari adalah ekspresi jiwa manusia yang
diungkapkan dalam bentuk gerak dengan sesuai ritmis yang indah.11 Sedangkan
menurut Corrie Hartong dari Belanda, “Tari adalah gerak yang diberi ritmis dari
tubuh seseorang dalam ruang dan waktu.12 Dapat disimpulkan, seni tari adalah
ekspresi seseorang yang dituangkan dalam gerak yang indah dengan diiringi
music atau ritme.
Tari dapat dilihat dari berbagai sudut pandang terutama pda gerakan, ruang,
dan waktu. Gerak dijadikan sebagai ungkapan perasaan penari ataupun
seniman yang selaras dengan irama atau musik.13
Jenis-jenis tari secara umum, yaitu :
 Tari Tradisional
Tari tradisional yaitu tarian yang bersifat tradisional yang
diwariskan secara turun temurun dan menjadi bagian dari budaya
sebuah daerah. Tari tradisional mengandung nilai filosofi, symbol dan
unsur religius.14 Tari tradisional terbagi menjadi dua kategori yaitu :

10
Tambunan Hardi, Nurhayati Yulianan, and dkk, Manajemen Pendidikan (Jawa Barat: Media sains Indonesia,
2021).
11
Muryanto, Mengenal Seni Tari Indonesia (Jawa Tengah: ALPRIN, 2020), 11.
12
Taat Kurnita Yeniningsih, Pendidikan Seni Tari (Universitas Syiah Kuala, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
2018).
13
Rahmida Setiawati, Seni Tari (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, n.d.), 19.
14
Arina Restian, Pembelajaran Seni Tari Di Indonesia Dan Mancanegara (Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang, 2017), 278.
a) Tari Tradisional Klasik
Ciri gerakan tari tradisional adalah anggun dengan busana
yang mewah karena mencerminkan seorang bangsawan. Biasanya
dikembangkan oleh penari kalangan bangsawan karena sebagai
sarana upacara adat keratin seperti penyambutan tamu kehormatan,
penobatan raja dan lain-lain. Tari yang digunakan bermacam-
macam misalnya tari topeng kelana dari Jawa Barat.
b) Tari Tradisional Kerakyatan
Tari ini digunakan dalam lingkup masyarakat biasa atau
pedesaan. Tari ini menggambarkan kehidupan masyarakat
kebahagiaan serta sukacita setelah lelah bekerja, misalnya pada
musim panen tiba dengan hasil yang melimpah yang dirayakan
dengan menari bersama. Tari yang digunakan bermacam seperti tari
jaipong yang berasal dari Jawa barat.
 Tari Kreasi
Tari kreasi merupakan tari baru dengan mengkombinasikan nilai
tradisional dan modern. Tari ini bertujuan untuk melestarikan tari
tradisional dan memudahkan siswa untuk melakukan gerakan
tradisional yang telah dikreasikan oleh guru. Tari kreasi bercirikan
gerakannya mudah dihapalkan, misalnya tari merak, tari yapong dan
lainnya.15
 Tari Modern
Tari modern memiliki gerakan yang bebas dengan gaya yang
baru,tekhnik baru, tidak terikat dengan nilai estetik maupun norma. Ciri-
ciri modern dapat dilihat dari kreatifitas dan keunikannya, misalnya
Modern dance.16
 Beberapa fungsi seni tari, antara lain :

15
Heni Siswantari and Lovandri Dwanda Putra, “Pengembangan Model Pembelajaran Tari Kreasi Bagi Mahasiswa,”
Jurnal Seni Tari 10 (2021): 105.
16
Dessy Putri wahyuningtyas, Pembelajaran Tari Dalam Kurikulum PAUD (Guepedia, 2020), 157.
a) Keyakinan/Ruang Religi yaitu tarian dalam instrument sacral dan
mengajarkan pentingnya kebaikan, misalnya tari di Bali.
b) Ruang Upacara Adat yaitu tari sebagai media dalam upacara adat
untuk berbagai keperluan, misalnya meminta hujan, meminta panen
dan lain-lain.
c) Saranan Pemersatu yaitu tarian yang memiliki nilai sosial budaya bagi
masyarakat sehingga kerukunan dan persatuan umat tetap terjaga.
d) Tempat hiburan yaitu tari dapat dijadikan sebagai tempat untuk
hiburan dan pertunjukan yang disediakan untuk masyarakat umum
terutama pecinta seni.17
c. Karakter Percaya Diri
1) Pengertian Karakter
Karakter merupakan kumpulan tata nilai dalam suatu sistem yang melandasi
pemikiran, sikap dan perilaku. Menurut DR. Nani Nurrachman, karakter adalah
system daya juang yang menggunakan nilai moral yang melekat dalam diri
seseorang yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku.18
Karakter adalah perpaduan antara moral, etika, dan akhlak. Moral
menekankan kualitas perbuatan, perilaku manusia yang dapat dikatakan baik
atau buruk. Etika memberikan nilai mengenai baik dan buruk sesuai dengan
norma yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan akhlak menekankan
keyakinan manusia yang telah tertanam dalam keduanya yakni baik dan
buruk.19
Nilai utama karakter yang perlu dikembangkan ada 5, yaitu :
a) Religius yakni mencerminkan sikap taat terhadap kepercayaan yang
dianutnya serta toleransi.
b) Nasionalis yakni kesetiaan, kepedulian terhadap budaya bangsa sendiri,
rela berkorban dan lain-lain.

17
Zufriday, Munjiatun, and dkk, Buku Ajar Seni Tari Drama Dan Musik Melayu Pendekatan Pembelajaran Problem
Based Learning (Media sains Indonesia, 2023), 11.
18
Soemarno Soedarsono, Membangun Kembali Jati Diri (Elex Media Komputindo, 2013).
19
Nopan Omeri, “Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan,” Manajer Pendidikan:Jurnal Ilmiah
Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana 9 (July 2015): 465.
c) Mandiri yakni sikap yang tidak selalu tergantung dengan orang lain dengan
mengandalkan kepercayaan pada dirinya sendiri.
d) Gotong Royong yakni sikap kerja sama dalam menyelesaikan masalah,
memberi bantuan pada orang yang membutuhkan. Subnilai dari gotong
royong antara lain musyawarah, kerelawanan dan lainnya.
e) Integritas yakni perilaku yang dapat dipercaya dalam perkataan dan
perbuatan. Subnilai dari integritas adalah kejujuran, tanggung jawab dan
lainnya.20
2) Percaya Diri
Percaya diri berarti kepercayaan pada kemampuan diri sendiri. Menurut
John M.Ortiz “Percaya diri adalah percaya dengan kemampuan diri sendiri serta
mampu mengandalkan diri sendiri”. Sedangkan menurut pendapat Anita Lie
“Percaya diri merupakan modal dasar seseorang guna memenuhi berbagai
kebutuhan diri sendiri. Seseorang yang percaya pada diri sendiri akan merasa
bahwa dirinya mempunyai kemampuan untuk menjalani kehidupan dan
membuat keputusan sendiri”.21
 Ciri-ciri percaya diri menurut Thursan Hakim antara lain :
a) Selalu bersikap tenang di dallam mengerjakan segala sesuatu
b) Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.
c) Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai
situasi.
d) Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi.
e) Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilan
f) Memiliki kecerdasan yang cukup
g) Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup
h) Memiliki kemampuan bersosialisasi.
i) Memiliki latar belakang pendidikan yang baik.

20
Mutiara Shinta and Siti Quratul Ain, “Strategi Sekolah Dalam Membentuk Karakter Siswa Di Sekolah Dasar,”
Jurnal Basicedu 5 (2021): 6.
21
Zulfriadi Tanjung and Sinta Huri Amelia, “Menumbuhkan Kepercayaan Siswa,” Indonesian Institute for
Counseling, Education and Therapy(IICET 2 (2017): 3.
j) Selalu bereaksi positif didalam menghadapi berbagai masalah,
misalnya tetapp tegar, sabar, dan tabah menghadapi persoalan hidup.22
 Macam-Macam Rasa Percaya Diri
a) Self Consept, yaitu mengkonsepkan diri secara keseluruhan
b) Self Esteem, yaitu meyakini adanya sesuatu yang berharga dari
dirinya sendiri.
c) Self Efficacy, yaitu seseorang memiliki keyakinan untuk menjalankan
tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus.
d) Self Confidemce, yaitu seseorang memiliki keyakinan atas
kemampuan diri sendiri dan merasakan adanya kepantasan untuk
berhasil.23
2. Kajian Penelitian yang Relevan
Pertama, Annisa Mufidah (skripsi 2022) “Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak
Usia Dini Melalui Kegiatan Menari Tahun 2022”. Hasil penelitian ini yaitu kegiatan
menari mampu meningkatkan kepercayaan diri anak berdasarkan pengaruh tindakan
sehingga anak menjadi lebih antusias yang ditunjukan adanya kenaikan perkembangan.
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang kepercayaan
diri anak. Perbedaannya terletak pada subjek, objek dan metode penelitian yang
digunakan. Penelitian diatas mengambil subjek di tingkat usia dini yang terletak di
Kecamatan Cilandak, Kelurahan Gandaria Selatan, Jakarta Selatan dan metode
penelitian yang digunakan penelitian subjek tunggal (Single Subject Research) yaitu
untuk memperoleh data dengan melihat hasil ada tidaknya pengaruh perlakukan.
Sedangkan peneliti mengambil subjek siswa di MIS YAPPI Bansari dan metode
penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif.
Kedua, Harir Aida Fitria (skripsi 2017) “Pengaruh Pelatihan Seni Tari Terhadap
Peningkatan Rasa Percaya Diri Siswa SDN Kauman 1 Malang”. Hasil penelitian ini
yaitu terdapat pengaruh pelatihan seni tari terhadap rasa percaya diri siswa di SDN

22
Ani Fakhiroh, “Pengaruh Percaya Diri Terhadap Ketrampilan Berbicara,” EL-IBTIKAR :Jurnal Pendidikan Bahasa
Arab 7 (June 1, 2018): 34.
23
Reni Aliyanti, Evi Selva Nirmawan, and Sinta Agusmiati, “Pengaruh Kegiatan Seni Tari Kreasi Terhadap Percaya
Diri Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di TK Al-Azhar Kota Bengkulu,” SJPT:Jurnal Pendidikan TEmatik, 2022.
Kauman 1 Malang dengan hasil uji statistik yang signifikan sebesar 3,365% artinya
besar kecilnya pelatihan dalam seni tari berpengaruh pada rasa percaya diri siswa.
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang rasa percaya
diri siswa peserta didik. Perbedaannnya terletak di subjek, objek dan metode penelitian
yaitu kuantitatif. Penelitian diatas mengambil subjek di SD Kauman1 Malang yang
berada di kota Malang dan Sedangkan peneliti mengambil subjek di MIS YAPPI
Bansari Gunungkidul, metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif
dan tempat penelitian berada di kecamatan wonosari Gunungkidul. .
Ketiga, Sarlita Renden (skripsi 2022) “ Peran Ekstrakurikuler Seni Tari Dalam
Membangun Kepercayaan Diri Siswa di SD Kristen Makale 2 Kabupaten Tana Roja”.
Hasil penelitian ini yaitu kegiatan ekstrakurikuler dapat membangun kepercayaan diri
pada peserta didik sehingga terdapat hubungan positif antara ekstrakurikuler tari
dengan kepercayaan diri siswa.
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahasa kepercayaan diri siswa
melalui ekstrakurikuler tari. Perbedaannya terletak pada subjek dan objek penelitian.
Penelitian diatas mengambil subjek di SD Kristen Makale 2 Kabupaten Tana Roja yang
terletak di kecamatan Makale kab. Tana Toraja. Sedangkan peneliti mengambil subjek
di MIS YAPPI Bansari Gunungkidul yang terletak di kecamatan Wonosari.
E. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan rancangan yang dijadikan garis besar oleh peneliti
dalam melakukan dan merancang proses penelitian.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu metode kualitatif deskrptif
dimana peneliti akan mengeksplorasi atau memotret kondisi social yang akan diteliti
secara menyeluruh dan mendalam. Menurut Erickson penelitian kualitatif merupakan
usaha untuk menemukan dan menggambarkan secara naratif suatu kegiatan yang
dilakukan dan dampak dari tindakan yang dilakukan. Metode penelitian kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
atau lisan dari narasumber atau perilaku yang diamati. Penelitian ini menggunakan
tekhnik analisis yang mendalam (indepth analiysis) yang bertujuan untuk memahami
fenomena social dari sudut pandang partisipan.24
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di MIS YAPPI Bansari Gunungkidul
Waktu penelitian dilakukan pada –
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data utama diperoleh dari wawancara dengan Kepala Sekolah, Guru
Pendamping, Pelatih Ekstrakurikuler Seni Tari dan siswa MIS YAPPI Bansari.

24
Sandu Siyoto and Muhammad Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian (Literasi Media Publishing, 2015).
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari pihak kedua baik orang maupun arsip/catatan.
Sumber data diperoleh melalui pengambilan gambar, video, atau data lain yang
berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler seni tari.
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seseorang yang ingin diperoleh keterangan pada latar
penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang kondiri serta
situasi. Nama lainnya adalah responden yakni orang yang memberi respon.25 Peneliti
mengambil subjek dari Kepala Sekolah, Guru Pendamping, Pelatih dan siswa.
5. Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu :
a. Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Observasi dibagi menjadi
tiga yaitu observasi berpartisipasi (participant observation), observasi secara
terang-terangan dan tersamar (overt observation andcover observation) dan
observasi yang tak berstruktur (uninstructure observation).
Penelitian ini menggunakan pengamatan secara langsung saat kegiatan
ekstrakurikuler seni tari dilaksanakan di MIS YAPPI Bansari.
b. Wawancara
Wawancara merupakan tekhnik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahanyang harus
diteliti. Macam-macam wawancara adalah wawancara terstruktur, samiter dan tidak
terstruktur.26
c. Dokumentasi
Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu dalam bentuk tulisan,
gambar, atau karya. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
biografi, peraturan dan lain-lain. Dokumen berbentuk gambar misalnya foto, sketsa
dan lainnya.
6. Teknik Analisis Data

25
Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus (CV Jejak Publisher, 2018), 152.
26
Hengki and Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif, 1st ed. (Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2019).
Menurut Noeng Muhadjir pengertian analisis data adalah suatu upaya mencari dan
menata secara sistematis hasil wawancara dan penelitian lainnya untuk meningkatkan
pemahaman mengenai kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai bentuk hasil
serta temuan untuk orang lain.27 Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu analisis model miles dan Huberman dengan menganalisis data kualitatif secara
interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data diantaranya reduksi data, penyajian data
dan kesimpulan/verifikasi.28
1) Reduksi Data (Data Reductuin)
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menggolongkan, membuang
kata yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian hingga
simpulan final dan dapat ditarik serta diverifikasi. Menurut Sugiyono “ reduksi data
adalah suatu analisis yang dilakukan dengan memilih hal-hal yang pokok,fokus
dengan hal penting dan mencari tema serta proyeksi penelitian berlangsung.
2) Penyajian Data
Penyajian data dijadikan sebagai kumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dengan mendisplay data, akan mempermudah untuk memahami sesuatu
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan permasalahan yang
terjadi.
3) Kesimpulan/verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakakan masih sementara dan akan berubah
bila tidak menemukan bukti yang kuat sebagai pendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Kesimpulan dalam data kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada dapat berbentuk deskripsi atau gambaran suatu objek
yang awalnya remang-remang dan menjadi lebih jelas.29
7. Tekhnik Pengecekan Data dan Keabsahan Data

27
Ahmad Rijah, “Analisis Data Kualitatif,” ALHDHARAH:Jurnal Ilmu Dakwah 17 (2018): 84.
28
Anggito Albi and Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jawa Barat: CV Jejak, 2018), 212.
29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D (ALFABET Bandung, 2013), 245.
Tekhnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kredibilitas yang dilakukan
dengan triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara dan waktu.
a) Triangulasi Sumber yaitu untuk menguji data yang dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber.
b) Triangulasi Tekhnik yaitu untuk menguji data yang dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan tekhnik yang berbeda.
c) Triangulasi Waktu yaitu dilakukan dengan cara pengecekan melalui proses
wawancara, observasi atau dengan cara lain dalam waktu dan situasi yang
berbeda.30
G. Sistematika Pembahasan
BAB I Pendahuluan, dalam bab ini memuat Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
dan Manfaat Penelitian.
BAB III Metode Penelitian, pada bab ini memuat jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, data dan sumber data, subjek penelitian, Teknik pengumpulan data, teknik
analisis data, dan Teknik pengecekan kebsahan data.
BAB IV Hasil Penelitian, bab ini berisi hasil penelitian dari
BAB V Penutup, pada bab ini memuat kesimpulan, saran, daftar Pustaka, dan lampiran-
lampiran.
H. Daftar Pustaka

Abdul Kadir, Ahmad. Pengembangan Pendidikan Bela Negara Di Madrasah / Sekolah. Jawa
Barat: Media sains Indonesia, 2021.

Afrita, Heksa. Ekstrakurikuler IPA Berbasis Sainpreneur. Sleman: DEEPUBLISH(Grup


Penerbitan CV BUDI UTAMA), 2021.

Albi, Anggito, and Johan Setiawan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat: CV Jejak, 2018.

Aliyanti, Reni, Evi Selva Nirmawan, and Sinta Agusmiati. “Pengaruh Kegiatan Seni Tari Kreasi
Terhadap Percaya Diri Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di TK Al-Azhar Kota Bengkulu.”
SJPT:Jurnal Pendidikan TEmatik, 2022.

Aziza, Meria. “Ekstrakurikuler Dalam Mengembangkan Diri Peserta Didik Di Lembaga


Pendidikan.” Turatst: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian, 2018.

30
Ibid. 274.
Baharudin. Studi Kebijakan Pendidikan Agama Islam. Malang: Media Nusa Creative, 2021.

Fakhiroh, Ani. “Pengaruh Percaya Diri Terhadap Ketrampilan Berbicara.” EL-IBTIKAR :Jurnal


Pendidikan Bahasa Arab 7 (June 1, 2018): 34.

Hardi, Tambunan, Nurhayati Yulianan, and dkk. Manajemen Pendidikan. Jawa Barat: Media sains
Indonesia, 2021.

Hengki, and Hengki Wijaya. Analisis Data Kualitatif. 1st ed. Sekolah Tinggi Theologia Jaffray,
2019.

Khusna Farida, Shilviana, and Harmani Tasman. “Pengembangan Kegiatan Kokuler Dan
Ekstrakurikuler.” PALAPA : Jurnal Studi Keislaman Dan Ilmu Pendidikan 8 (Mei 2020).
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/palapa.

Kurnita Yeniningsih, Taat. Pendidikan Seni Tari. Universitas Syiah Kuala, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, 2018.

Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus. CV Jejak Publisher,
2018.

Muryanto. Mengenal Seni Tari Indonesia. Jawa Tengah: ALPRIN, 2020.

Omeri, Nopan. “Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan.” Manajer


Pendidikan:Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana 9 (July 2015):
465.

Pratama, Ega bagas. “Deskripsi SIkap Percaya Diri Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Tari
Di SD NGOTO.” Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2020.

Putri wahyuningtyas, Dessy. Pembelajaran Tari Dalam Kurikulum PAUD. Guepedia, 2020.

Rahim Faqih, Ainur. Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam. Yogyakarta: UII PRESS, n.d.

Restian, Arina. Pembelajaran Seni Tari Di Indonesia Dan Mancanegara. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang, 2017.

Rijah, Ahmad. “Analisis Data Kualitatif.” ALHDHARAH:Jurnal Ilmu Dakwah 17 (2018).

Setiawati, Rahmida. Seni Tari. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, n.d.

Shinta, Mutiara, and Siti Quratul Ain. “Strategi Sekolah Dalam Membentuk Karakter Siswa Di
Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu 5 (2021).

Siswantari, Heni, and Lovandri Dwanda Putra. “Pengembangan Model Pembelajaran Tari Kreasi
Bagi Mahasiswa.” Jurnal Seni Tari 10 (2021): 105.

Siti, Ubaidah. “Manajemen Ekstrakurikuler Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah.” Al-Fikrah:


Jurnal Kependidikan Islam IAIN Sulthan Thaha, 2014.
Siyoto, Sandu, and Muhammad Ali Sodik. Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media
Publishing, 2015.

Soedarsono, Soemarno. Membangun Kembali Jati Diri. Elex Media Komputindo, 2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. ALFABET Bandung, 2013.

Tanjung, Zulfriadi, and Sinta Huri Amelia. “Menumbuhkan Kepercayaan Siswa.” Indonesian
Institute for Counseling, Education and Therapy(IICET 2 (2017).

Zufriday, Munjiatun, and dkk. Buku Ajar Seni Tari Drama Dan Musik Melayu Pendekatan
Pembelajaran Problem Based Learning. Media sains Indonesia, 2023.

Zulkarnain, Wildan. Manajemen Layanan Khusus Di Sekolah. 1st ed. Jakarta: Sinar Grafika
Offset, 2018.

Anda mungkin juga menyukai