Anda di halaman 1dari 2

13.A. Pernyataan si A terkait RUPS tahunan, diatur menurut ketentuan UU No.

40 Tahun 2007
perubahan atas UU No.1 Tahun 1995 di Pasal 63 (1) Direksi menyusun rencana kerja tahunan
sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang. (2) Rencana kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memuat juga anggaran tahunan Perseroan untuk tahun buku yang
akandatang,kemudian dalam pasal 64 (1) Rencana kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
disampaikan kepada Dewan Komisaris atau RUPS sebagaimana ditentukan dalam anggaran
dasar. (2) Anggaran dasar dapat menentukan rencana kerja yang disampaikan oleh Direksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau RUPS,
kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan. (3) Dalam hal anggaran dasar
menentukan rencana kerja harus mendapat persetujuan RUPS, rencana kerja tersebut terlebih
dahulu harus ditelaah Dewan Komisaris.Dalam hal Direksi tidak menyampaikan rencana kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, rencana kerja tahun yang lampau diberlakukan. Rencana
kerja tahun yang lampau berlaku juga bagi Perseroan yang rencana kerjanya belum memperoleh
persetujuan sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar atau peraturan perundang-
undangan,hal ini terdapat dalam pasal 65 UUPT.Jadi, RUPS tersebut menyangkut pertanggung
jawaban Direksi dan Komisaris atas peranannya masing-masing sebagai pengurus dan pengawas
di tahun kemarin, dan harus diselenggarakan paling lambat 6 bulan setelah tahun buku (ps.66
ayat (1)). Kelalaian atas tidak adanya laporan tahunan ini merupakan tanggung jawab semua
anggota Direksi dan Komisaris Di atas semua itu, RUPS harus memutuskan untuk menyetujui
atau menolak sebagian atau seluruhnya atas pertanggung jawaban yang dinyatakan dalam
laporan tahun tersebut.

B.Dalam praktek, atas tidak adanya pertanggung jawaban laporan tahunan yang lalu, RUPS
dapat me-"maaf"-kannya dan sekaligus menyetujui pertanggungjawaban dari Direksi dan
Komisaris yang menjabat pada tahun buku terakhir.Penyelenggaraan dan pengambilan keputusan
RUPS dilakukan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar (sepanjang tidak bertentangan dengan
UUPT atau hukum lain yang berlaku ps.4 UUPT ). Penyelenggaraan dapat dilakukan oleh
Direksi atau atas permintaan pemegang saham minimal 10%, baik dengan pemanggilan (ps.68
dan 69 (1) hingga (5) UUPT), atau pemegang saham hadir semua (ps.69 (5) UUPT).
Pengambilan keputusan pada prinsipnya dilaksanakan berdasarkan musyawarah mencapai
mufakat (ps.74 (1) UUPT). Sesuai dengan ps.74 (2) UUPT, bila tidak tercapai, maka berdasarkan
suara biasa terbanyak (cukup lebih banyak dari yang lain; tidak harus melebihi setengah).
Kecuali berkaitan dengan sesuatu yang sangat mendasar bagi keberadaan, kelangsungan atau
sifat suatu perseroan, UUPT atau anggaran dasar dapat menetapkan lebih, baik atas dasar
terbanyak mutlak (harus lebih dari 1/2) atau suara terbanyak khusus (seperti pasti harus
mencapai 2/3, atau 3/4 dsb; pasal 75 UUPT).

C.Sebagai pemegang saham minoritas yang kurang dari 10%, maka:

1.  Secara sendirian berhak menggugat tindakan perseroan yang dilakukan oleh RUPS, Direksi atau
Komisaris yang mengakibatkan kerugian (ps.61 UUPT); atau

2.     Bila dalam laporan tahunan tersebut ada hal-hal menyangkut: (i) perubahan Anggaran Dasar;
(ii) penjualan, penjaminan, pertukaran sebagian besar atau seluruh kekayaan perseroan; atau (iii)
penggabungan, peleburan, atau pengambil alihan perseroan, yang mana tidak setujui, baik
karena merugikan pemegang saham atau perseroan, maka dapat meminta kepada perseroan agar
sahamnya dibeli dengan harga yang wajar (ps. 62 UUPT); atau

Bila mungkin, ada pemegang saham lain yang merasakan hal yang sama dengan,minimal digabung
merupakan pemegang saham 10%, maka dapat menggugat atas kepentingan perseroan terhadap
tindakan Direksi (ps. 97 (6) UUPT “Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili
paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat
mengajukan gugatan melalui pengadilan negeri terhadap anggota Direksi yang karena kesalahan
atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan.” ), atau Komisaris (ps. 114 UUPT)
yang merugikan perseroan. Atau   bersama pemegang saham lain tersebut dapat meminta juga
diadakan pemeriksaan atas perseroan karena perseroan, atau anggota Direksi/Komisaris
melakukan perbuatan melawan hukum. Permohonan hal tersebut diajukan secara tertulis beserta
alasannya ke Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan perseroan
(ps. 138 UUPT).

Anda mungkin juga menyukai