Abstrak
Hak untuk berpartisipasi adalah “hak atas hak” —hak
dasar orang untuk memiliki suara tentang bagaimana
keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka
dibuat. Semua perjanjian hak asasi manusia
internasional yang mengikat secara hukum secara
eksplisit mengakui peran penting partisipasi dalam
mewujudkan hak asasi manusia yang mendasar.
Sementara substansi hak asasi manusia atas kesehatan
telah dikembangkan secara luas, hak untuk
berpartisipasi sebagai salah satu komponennya
sebagian besar masih belum dieksplorasi. Haruskah
advokasi kesehatan berbasis hak berfokus pada
partisipasi karena ada hubungan antara keterlibatan
aktif individu atau komunitas dalam pengambilan
keputusan perawatan kesehatan dan standar
kesehatan tertinggi yang dapat dicapai? Dalam konteks
hak asasi manusia atas kesehatan, apakah partisipasi
terutama berarti partisipasi politik, atau haruskah kita
mengartikan hak partisipasi secara lebih khusus
sebagai hak orang, individu dan sebagai kelompok,
untuk membentuk kebijakan perawatan kesehatan bagi
masyarakat dan untuk diri mereka sendiri sebagai
pasien? Desentralisasi pengambilan keputusan
perawatan kesehatan menjanjikan partisipasi yang lebih
besar melalui keterlibatan warga dalam menetapkan
prioritas, memantau penyediaan layanan, dan
menemukan cara baru dan kreatif untuk membiayai
program kesehatan masyarakat. Antara tahun 1999 dan
2008, Indonesia mendesentralisasikan pendanaan dan
pemberian layanan kesehatan kepada pemerintah
daerah, yang mengakibatkan pengucilan substansial
warganya yang miskin dan tidak berpendidikan dari
sistem perawatan kesehatan sekaligus memperluas
peluang partisipasi politik bagi elit berpendidikan.
Artikel ini mengeksplorasi ketegangan antara hak untuk
berpartisipasi sebagai penentu dasar kesehatan dan
sebagai hak politik dengan meninjau pengalaman
Indonesia sepuluh tahun setelah keputusannya untuk
mendesentralisasikan penyediaan layanan kesehatan.
Pada akhirnya dikatakan bahwa advokat berbasis hak
harus waspada dalam mempertahankan perspektif
terpadu tentang hak asasi manusia, melawan
kecenderungan yang terus-menerus untuk memisahkan
dan memprioritaskan aspek sipil dan politik dari
partisipasi di atas komponen sosialnya.
pengantar
Hak untuk berpartisipasi adalah “hak atas hak” hak dasar
orang untuk memiliki suara tentang bagaimana
keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka
dibuat. 1 Semua perjanjian hak asasi manusia
internasional yang mengikat secara hukum mengakui
peran penting partisipasi dalam mewujudkan hak asasi
manusia yang mendasar. Komite PBB untuk Hak-Hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya, dalam Komentar Umum No.
14 tahun 2000, Hak atas Standar Kesehatan Tertinggi
yang Dapat Dicapai , menyatakan bahwa partisipasi
penduduk dalam semua pengambilan keputusan terkait
kesehatan di komunitas, nasional , dan tingkat
internasional merupakan aspek penting dari hak atas
kesehatan. 2Paragraf 43(f) Komentar Umum No. 14
mengarahkan negara bagian untuk menggunakan
metode partisipatif untuk mengadopsi dan menerapkan
strategi kesehatan masyarakat nasional dan menerapkan
rencana aksi untuk mencapainya. Pasal 4 Deklarasi
Alma-Ata tahun 1978 tentang Pelayanan Kesehatan
Dasar menyatakan bahwa “setiap orang berhak dan
berkewajiban untuk berperan serta secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama dalam perencanaan dan
pelaksanaan pelayanan kesehatannya”. 3
Partisipasi politik
Didorong oleh tekanan keuangan dari krisis keuangan
tahun 1997 dan tuntutan pemberi pinjaman internasional,
Departemen Kesehatan Indonesia mengubah
pandangan partisipasi sebagai pembagian beban untuk
lebih menekankan konsensus dan perencanaan
masyarakat sebagai cara bagi daerah untuk
“melaksanakan pembangunan… di bidang kesehatan.
sektoral, untuk mempercepat pemerataan dan keadilan
sesuai dengan permasalahan, potensi, dan keragaman
lokal.” 43 Dalam sebuah laporan berjudul “Indonesia
Sehat 2010,” pemerintah Indonesia, dengan dukungan
pemberi pinjaman internasional dan lembaga bantuan
Barat, membentuk kembali peran negara dalam
penyediaan perawatan kesehatan di bawah tiga tujuan
yang saling terkait: 1) advokasi; 2)
peningkatan/peningkatan permintaan kesehatan; dan 3)
partisipasi masyarakat. 44Alih-alih memobilisasi sumber
daya masyarakat menuju tujuan umum akses perawatan
kesehatan dasar dan peningkatan kesehatan
masyarakat, “partisipasi masyarakat” dalam idiom baru
dapat didefinisikan sebagai:
Kesimpulan
Sementara Deklarasi Wina secara resmi mengakhiri hak-
hak politik dan hak-hak sosial yang tidak dapat
dipisahkan, perbedaan tetap ada di kalangan ilmiah dan
pembuat kebijakan yang penting. Hak untuk
berpartisipasi menghadirkan tantangan unik bagi
realisasi efektif dari tujuan pemersatu Deklarasi Wina. 73
Dalam konteks Indonesia, perluasan partisipasi politik
terjadi bersamaan dengan berkurangnya komitmen
terhadap akses pelayanan kesehatan dasar. 74 Kelompok
masyarakat sipil yang berkomitmen pada lingkungan,
kesehatan masyarakat, dan supremasi hukum
mendukung tidak hanya jatuhnya Suharto, tetapi juga
desentralisasi otoritas politik atas nama partisipasi
politik. 75Namun, hasil desentralisasi belum
meningkatkan hasil kesehatan atau mendorong
partisipasi politik di antara warga Indonesia yang paling
miskin dan paling terpinggirkan.
Referensi
1. J. Waldron, “Participation: The right of rights,”
Proceedings of the Aristotelian Society 98 (1998), hlm.
307–337.
3. Tersedia di
http://www.who.int/hpr/NPH/docs/declaration_almaata.p
df .
8. Ibid.
39. Ibid.
41. Ibid.
44. Available at
http://www.jhuccp.org/asia/indonesia/2010int.shtml.
45. Ibid.
47. Ibid.
50. Ibid.
54. Available at
http://www.globalhealthfacts.org/country.jsp?
c=107&i=77&cat=6; see also United Nations
Development Program, Indonesia, Indonesia Progress
Report on the Millenium Development Goals. Goal 5:
Improving Maternal Health (Jakarta: United Nations
Development Program, 2004). Available at
http://www.undp.or.id/pubs/imdg2004/English/MDG-
IDN_English_Goal5.pdf.
63. Ibid.
PREVIOUS
A card before you leave: Participation and mental
health in Northern Ireland
NEXT
Abstract – Participation and the right to health: Lessons
from Indonesia
Papers in Press
Reparations for Harms Experienced in Residential Aged
Care
Linda Steele and Kate Swaffer
28 June 2022
Latest Blogs
August 9, 2022
Power, Privacy, and the People at the AIDS 2022
Conference
Recent Viewpoints
Children Arriving in the United States Need Strong
Safeguards
Michael Garcia Bochenek and Warren Binford
19 April 2022
…
! https://t.co/c0bryCUKS5 "Healthy
ecosystems are...impossible to realiz…
"
https://t
ecosyst