Anda di halaman 1dari 57

Magelang, 9 Maret 2022

PERATURAN
MENTERI PUPR 01 TAHUN 2022
Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Direktorat Keberlanjutan Konstruksi


RATIH FITRIANI, ST, MT
31 Juli 1984
Arsitektur Universitas Diponegoro 2002-2006
Magister Rancang Kota ITB 2007-2009
Sedang menempuh studi Doktoral Teknik Sipil
Universitas Indonesia 2018-sekarang

• Jafung Teknik Bangunan Ditjen Cipta Karya 2009-2015


• Jafung Muda Pembina Jasa Konstruksi Ditjen Bina Konstruksi
2015-sekarang
• Dosen Kekhususan MRKK (Magister Rekayasa Keselamatan
Konstruksi) Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia
Pokok Pekerjaan
Pokok Biaya Penerapan SMKK

Tenaga
Bahan Peralatan
Kerja
9 Komponen
Analisis HSD
Upah, biaya Biaya Umum Keuntungan
Dokumen rancangan transportasi (B1) (B2)
harga alat, bunga bank,
konseptual (tahap asuransi
Harga Satuan Dasar
Analisis Biaya perancangan); metode harga bahan, jarak ke
lokasi
Penerapan SMKK kerja yang
(Analisis Risiko) mempertimbangkan
keselamatan konstruksi Dokumen perancangan :
a. lokasi pekerjaan, jarak dari quarry
Koefisien ke lokasi pekerjaan, basecamp,
Analisis asphalt, mixing plant, dan/atau stone
(Diperoleh dari
Biaya crusher; b. kondisi jalan ke lokasi
simulasi percobaan Langsung pekerjaan; c. DED; d. spesifikasi
dan penelitian
teknis; e. berkeselamatan

Biaya Tidak Langsung (B) = B1 + B2


Biaya Langsung (A) *) Besarnya maksimum 15% dari nilai A

DIAGRAM PENYUSUNAN BIAYA Harga Satuan Pekerjaan (HSP)i =A+B

PEKERJAAN KONSTRUKSI Analisis Harga


Pekerjaan
Volume

Biaya Penerapan
SMKK TOTAL HARGA
PEKERJAAN =
(HSPXVOLUME)

TOTAL BIAYA PERKIRAAN PEKERJAAN PPN


(C) 10% dari nilai C

HARGA PERKIRAAN PERANCANG (HPP)/RENCANA


ANGGARAN BIAYA (RAB)/HARGA PERKIRAAN SENDIRI
MUATAN SUBSTANSI

01 KETENTUAN UMUM

02 ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN

03 ANALISIS BIAYA PENERAPAN SMKK

04 SISTEM INFORMASI HPS

05 KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP

06 LAMPIRAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


4
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
BAGIAN 1
KETENTUAN UMUM
01 KETENTUAN UMUM

Pasal 2 Pasal 3
Peraturan Menteri ini menjadi Penyusunan perkiraan biaya pekerjaan
acuan dilakukan untuk menghasilkan HPP,
Bagi kementerian/lembaga atau rencana anggaran biaya, atau HPS.
pemerintah daerah dalam
melakukan perkiraan biaya
pekerjaan yang menggunakan Penyusunan perkiraan biaya pekerjaan
sumber pembiayaan dari dilakukan melalui:
keuangan negara • AHSP;
• Analisis Biaya Penerapan SMKK
Dalam hal perkiraan biaya
menggunakan sumber pembiayaan
di luar keuangan negara, dapat
mengacu pada ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
6
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
BAGIAN 2
ANALISIS HARGA SATUAN
PEKERJAAN
02 ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN
2.1 UMUM Pasal 4
(1) AHSP dilakukan untuk menghasilkan (5) Analisis biaya langsung memperhitungkan:
Harga Satuan Pekerjaan. a. Lokasi pekerjaan;
(2) Harga Satuan Pekerjaan merupakan b. Jarak dari quarry ke lokasi pekerjaan,
jumlah dari biaya langsung dan biaya basecamp, asphalt mixing plant, batching
tidak langsung. plant, dan/atau stone crushing plant;
(3) Dalam hal pekerjaan bersifat lumsum, c. Kondisi jalan ke lokasi pekerjaan;
HSP tidak memperhitungkan biaya d. Metode kerja yang mempertimbangkan
tidak langsung. keselamatan konstruksi;
(4) Biaya langsung disusun melalui analisis e. Rencana detail desain; dan
biaya langsung berdasarkan analisis f. Spesifikasi teknis
HSD dan penghitungan nilai koefisien.

(6) Perhitungan Analisis HSD dan nilai koefisien dirinci berdasarkan data desain, asumsi
sesuai kaidah keteknikan yang digunakan dan metode kerja yang berkeselamatan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


8
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
2.2 BIAYA LANGSUNG DAN BIAYA TIDAK LANGSUNG
2.2.1 UMUM
Biaya tidak langsung merupakan
(1) Biaya langsung merupakan (4) Peralatan terdiri atas peralatan jumlah dari biaya umum dan
jumlah dari biaya: a. tenaga kerja; mekanis dan semimekanis keuntungan
b. bahan; dan c. peralatan
(5) Tenaga kerja untuk setiap Biaya umum termasuk biaya
(2) Tenaga kerja terdiri atas peralatan mekanis paling banyak perbaikan dan penanganan dampak
Tenaga Kerja Konstruksi dan 2(dua) orang dari kecelakaan konstruksi
tenaga kerja nonterampil
(6) Dalam hal peralatan mekanis Besaran biaya tidak langsung
(3) Bahan terdiri atas bahan baku, yang digunakan berupa pabrik dihitung sebesar 10 % hingga 15%
bahan olahan, dan bahan jadi (plant) dan peralatan dari biaya langsung
penghamparan, tenaga kerja
diperhitungkan sesuai kebutuhan

1 2 3
BIAYA LANGSUNG BIAYA LANGSUNG BIAYA TIDAK LANGSUNG
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
9
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI Pasal 5 - 6
2.2.2 ANALISIS HARGA SATUAN DASAR (HSD)
Pasal 7 Pasal 8
HSD Tenaga Kerja

(1) HSD tenaga kerja diperoleh dari:


a. HSD Tenaga Kerja
a. Ketentuan pemda setempat berupa upah minimum provinsi atau
upah minimum kabupaten/kota di luar pajak
b. Badan Pusat Statistik; atau
Analisis Harga c. Data hasil survei dan data lainnya yang dapat
Satuan
Dasar
b. HSD Bahan
dipertanggungjawabkan

(2) HSD tenaga kerja terdiri atas upah pokok dan tunjangan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan .
c. HSD Peralatan
(3) HSD tenaga kerja dihitung untuk setiap tenaga kerja

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


10
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
2.2.2 ANALISIS HARGA SATUAN DASAR (HSD)
Pasal 9 HSD Bahan

(1) HSD bahan terdiri atas:


a. HSD bahan baku;
b. HSD bahan olahan; dan/atau
c. HSD bahan jadi.
(2) HSD bahan diperoleh dari ketentuan yang terdiri atas:
a. Penetapan oleh kementerian/lembaga atau pemerintah daerah
setempat;
b. Data hasil analisis;
c. Data hasil survey; atau
d. Data lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan
(3) Penyusunan HSD bahan harus dihitung dengan mengutamakan penggunaan
produk dalam negeri, tingkat komponen dalam negeri, dan produk ramah
lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


11
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
2.2.2 ANALISIS HARGA SATUAN DASAR (HSD)
HSD Peralatan (3) Biaya Operasi diperoleh dengan
memperhitungkan:
(1) HSD Peralatan (5) Dalam penyusunan HSD peralatan,
a. Biaya bahan bakar; b. biaya minyak
meliputi: Faktor efisiensi alat yang tertinggi
pelumas dan/atau oli pemanas; c. biaya
Biaya Pasti dan biaya perawatan; d. biaya perbaikan; e. upah digunakan untuk memperoleh
operasi operator; dan f. upah pembantu operator kapasitas maksimum peralatan

(2) Biaya Pasti diperoleh dengan memperhitungkan: (4) Perhitungan biaya operasi
a. Harga pokok alat; b. nilai sisa alat; c. faktor dipengaruhi oleh
angsuran atau pengembalian modal; d. biaya Jumlah jam kerja selama 1 (satu) tahun
pengembalian modal; e. biaya asuransi alat dan
pajak; dan f. jumlah jam kerja alat dalam 1 (satu)
tahun.
Pasal 10
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
12
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
2.2.3 PERHITUNGAN NILAI KOEFISIEN
Pasal 11 (3) Nilai koefisien tenaga
kerja konstruksi

(1) Analisis biaya Dipengaruhi oleh


langsung dihitung pengalaman dan tingkat
menggunakan nilai keahlian atau kemampuan
koefisien menyelesaikan pekerjaan
per satuan pengukuran.
(2) Nilai koefisien

terdiri atas: (4) Nilai koefisien bahan


a. Nilai Koefisien Tenaga Dipengaruhi oleh
Kerja Konstruksi a. Spesifikasi teknik
b. Nilai Koefisien Bahan b. Faktor kehilangan bahan;
c. Nilai Koefisien Peralatan. c. Faktor konversi volume bahan;
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT d. Kuantitas; dan
13
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
e. Berat volume atau berat isi bahan
2.2.3 PERHITUNGAN NILAI KOEFISIEN
Pasal 11 (7) Pekerjaan Mekanis dan
(5) Nilai koefisien peralatan Semimekanis
Dipengaruhi oleh: Untuk pekerjaan mekanis
a. Kapasitas alat dan semimekanis, nilai
b. Faktor alat koefisien diperoleh melalui
c. Waktu siklus kerja alat, perhitungan analisis
dan produktivitas dan
d. Kondisi lapangan disesuaikan dengan tipe
(6) Untuk Pekerjaan Manual peralatan, karakteristik fisik
bahan/material, metode
Nilai koefisien mengikuti kerja yang digunakan, dan
ketentuan dalam Peraturan kondisi lapangan pekerjaan
Menteri ini

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


14
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
2.3 KELOMPOK BIDANG AHSP
Pasal 12 (2) AHSP bidang umum mencakup AHSP
1
AHSP yang berlaku di semua bidang
BIDANG
UMUM
AHSP
2 (3) AHSP bidang sumber daya air disusun
BIDANG berdasarkan jenis pekerjaan yang terdiri
(1) SDA atas:
KELOMPOK a. pekerjaan pintu air dan peralatan
BIDANG
AHSP hidromekanik;
AHSP
BIDANG b. bendung;
AHSP
BIDANG
BM c. jaringan irigasi;
CK DAN d. pengaman sungai;
PERUMAHAN e. bendungan dan embung;
f. pengaman pantai;
g. infrastruktur rawa; dan
h. infrastruktur air tanah dan air baku
3 (4) Untuk AHSP bidang sumber daya air
Biaya Penerapan SMKK menjadi pokok
15
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT pekerjaan tersendiri pada setiap jenis
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI pekerjaan
2.3 KELOMPOK BIDANG AHSP
Pasal 12 1 (5) AHSP bidang Bina Marga disusun untuk
AHSP
pekerjaan jalan, terowongan, dan
BIDANG jembatan sesuai dengan spesifikasi umum
UMUM
AHSP
dan spesifikasi khusus jika diperlukan
BIDANG
SDA 2 (6) Spesifikasi umum terdiri atas:
KELOMPOK a. umum;
BIDANG
b. penerapan SMKK;
AHSP
AHSP c. drainase;
BIDANG
AHSP BM d. pekerjaan tanah dan geosintetik;
BIDANG
CK DAN
e. pekerjaan preventif;
PERUMAHAN f. perkerasan berbutir dan perkerasan beton
semen;
g. perkerasan aspal;
h. struktur;
i. rehabilitasi jembatan;
j. pekerjaan harian dan lain-lain; dan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT k. pekerjaan pemeliharaan
16
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
2.3 KELOMPOK BIDANG AHSP
Pasal 12
AHSP 1 (7) AHSP bidang Cipta Karya dan
BIDANG Perumahan disusun untuk
UMUM pekerjaan:
AHSP
BIDANG a. persiapan;
SDA b. penerapan SMKK;
KELOMPOK
BIDANG c. struktur;
AHSP
AHSP
d. arsitektur;
BIDANG e. mekanikal;
AHSP BM
BIDANG f. elektrikal;
CK DAN g. plambing;
PERUMAHAN
h. lansekap dan kawasan;
i. eksterior bangunan; dan
j. lain-lain.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


17
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
2.3 KELOMPOK BIDANG AHSP
Pasal 13
Pasal 14
Dalam hal AHSP yang diperlukan belum terdapat pada
Rincian AHSP tercantum dalam
bidangnya, penyusunan harga satuan pekerjaan
Lampiran yang merupakan bagian
menggunakan:
tidak terpisahkan dari Peraturan
a. AHSP pada kelompok bidang;
Menteri ini
b. referensi lain berdasarkan pendekatan standar nasional
Indonesia; atau
c. perhitungan teknis dan analisis produktivitas
berdasarkan kaidah teknis yang disetujui oleh pimpinan
tinggi madya dan unit organisasi yang membidangi jasa
konstruksi.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


18
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
2.4 PENGGUNAAN AHSP
Pasal 15
(1) Penggunaan AHSP untuk Pekerjaan
Konstruksi harus disesuaikan dengan (2) Dalam hal Pekerjaan Konstruksi dilaksanakan oleh
spesifikasi teknis dan jenis infrastruktur yang penyedia, penggunaaan AHSP dilakukan pada
akan dibangun tahap:

1 PERANCANGAN

2 PERENCANAAN PENGADAAN

3 PERSIAPAN PENGADAAN

4 PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA

5 PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


19
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
2.4 PENGGUNAAN AHSP
Pasal 15
PERANCANGAN
1 (3) Pada tahap perancangan, AHSP
digunakan untuk penyusunan
PERENCANAAN Harga Perkiraan Perancang
PENGADAAN

2 (4) Pada tahap perencanaan


pengadaan, AHSP digunakan untuk
penyusunan rencana anggaran
biaya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


20
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
2.4 PENGGUNAAN AHSP
Pasal 15
3 (5) Pada tahap persiapan pengadaan AHSP
digunakan untuk:
a. penyusunan dan penetapan HPS; dan/atau
b. penghitungan koefisien komponen untuk
penyesuaian harga.

4 (6) Pada tahap pelaksanaan pemilihan penyedia


jasa, AHSP dapat digunakan untuk melakukan
PERSIAPAN PENGADAAN evaluasi kewajaran harga dan/atau evaluasi
harga satuan timpang
5 (7) Pada tahap pelaksanaan Pekerjaan
PELAKSANAAN PEMILIHAN
PENYEDIA JASA Konstruksi, AHSP digunakan untuk negosiasi:
a.penambahan pokok pekerjaan baru;
b.penambahan kuantitas pekerjaan lebih dari
PELAKSANAAN PEKERJAAN 10% (sepuluh persen) dari kuantitas awal;
KONSTRUKSI
dan/atau
c. penambahan kuantitas pekerjaan yang
mempunyai harga satuan timpang.
6
(8) Penggunaan AHSP dilakukan sesuai dengan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
21 ketentuan peraturan perundang-undangan
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
bidang pengadaan barang/jasa
2.4 PENGGUNAAN AHSP

Pasal 16 Pasal 17
Penggunaan AHSP pada Pekerjaan
Penggunaan AHSP pada Pekerjaan Konstruksi
Konstruksi terintegrasi mengacu pada HSP
secara swakelola maupun padat karya
Pekerjaan Konstruksi sejenis dan/atau tipikal
memperhatikan jenis pekerjaan, metode
yang telah dilaksanakan sebelumnya dan
pelaksanaan, peralatan, kondisi lapangan,
disesuaikan dengan kondisi karakteristik
keterampilan, dan kebutuhan tenaga kerja
pekerjaan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


22
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
BAGIAN 3
ANALISIS BIAYA PENERAPAN
SMKK
03 ANALISIS BIAYA PENERAPAN SMKK
Permen PUPR 01/2022 Pasal 18

1 2 3 4 5
(1) Analisis Biaya (2) Penghitungan biaya (3) Biaya penerapan (4) Biaya (5) Analisis
Penerapan SMKK penerapan SMKK dilakukan SMKK harus Penerapan Biaya
dilakukan untuk berdasarkan: dimasukkan dengan SMKK Penerapan
menghasilkan Biaya a. uraian pekerjaan, identifikasi besaran sesuai dimasukkan SMKK mengacu
penerapan SMKK bahaya, penetapan risiko, kebutuhan pada: sebagai pokok pada ketentuan
yang merupakan dan pengendalian bahaya di a. Daftar Kuantitas pekerjaan peraturan
biaya tersendiri dan dalam RKK; dan Harga; atau tersendiri di perundang-
bukan bagian dari b. pengendalian terkait lalu b. Daftar Keluaran dalam suatu undangan
biaya umum lintas di RMLLP (bila ada); dan Harga. Pekerjaan bidang SMKK
c. pengelolaan dan Konstruksi
pemantauan lingkungan
hidup di dalam RKPPL (jika ada)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


24
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
BAGIAN 4
SISTEM INFORMASI HPS
04 SISTEM INFORMASI HPS
Pasal 19
(1) Penyusunan HPS menggunakan
aplikasi sistem informasi HPS yang (2) Sistem informasi HPS
merupakan bagian dari sistem merupakan sarana dalam
informasi jasa konstruksi bentuk aplikasi basis data
untuk menghitung HPS oleh
terintegrasi para pihak yang diberi
akses

(4) Dalam hal aplikasi


(3) Pengelolaan aplikasi sistem informasi HPS
sistem informasi HPS tidak dapat digunakan,
dilakukan oleh unit penghitungan HPS dapat
organisasi yang dilakukan dengan cara
membidangi jasa manual
konstruksi

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


26
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
BAGIAN 5
KETENTUAN PERALIHAN DAN
PENUTUP
05 KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP

Pasal 21
Pasal 20 Pada saat Peraturan Menteri ini
mulai berlaku, Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Pengadaan jasa konstruksi yang telah dilakukan dengan Rakyat Nomor 28/PRT/M/2016
menggunakan AHSP berdasarkan Peraturan Menteri tentang Pedoman Analisis Harga
Nomor 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum tetap Umum (Berita Negara Republik
dilaksanakan prosesnya sampai selesai .
Indonesia Nomor 1166 Tahun
2016), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


28
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
LAMPIRAN
AHSP BIDANG UMUM Terdiri atas:
• Ruang lingkup;
• Acuan normatif;
• Istilah dan definisi;
• Kegunaan dan struktur analisis harga satuan; dan
• ketentuan dan persyaratan
AHSP Bidang Umum disusun berdasarkan jenis pekerjaan yang terdiri atas:
01 02 03 04
Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Struktur Pekerjaan Arsitektural Pekerjaan Perpipaan
• Persiapan; • Pondasi; • Besi dan Aluminium; • Pipa di luar gedung;
• Tanah ; • Beton; • Plesteran; • Pemotongan pipa;
• Pekerjaan dewatering ; • Beton pracetak. • Pengecatan. • Pemasangan
• Pekerjaan air tanah; aksesoris pipa;
• Pekerjaan Pompa; • Pemasangan pipa
• Pekerjaan pasangan batu, baru ke pipa lama
bronjong;
• Pasangan batu candi dan
geotekstil.
05
Rincian Biaya Penerapan SMKK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


30
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
AHSP BIDANG UMUM

Pada AHSP pekerjaan persiapan terdapat


contoh AHSP Pembuatan 1 m’ Pagar
Sementara dari Kayu Tinggi 2 Meter yang dapat
dilihat pada tabel disamping

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


31
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
LAMPIRAN BIDANG UMUM
Biaya Penerapan SMKK
Biaya Penerapan SMKK mencakup rincian:

01
APK yang akan dicantumkan adalah semua peralatan/barang,
a. Penyiapan RKK, RKPPL, dan RMLLP;
bukan pekerjaan (seperti pekerjaan turap pelindung lereng/galian
b. sosialisasi, promosi, dan pelatihan; yang berfungsi sebagai pengamanan konstruksi). Pekerjaan
c. alat pelindung kerja dan alat pelindung diri; pengaman konstruksi menyesuaikan AHS pekerjaan utama
d. asuransi dan perizinan;
e. personel Keselamatan Konstruksi;
f. fasilitas sarana, prasarana, dan alat Kesehatan;
Biaya penerapan SMKK untuk bidang Bina Marga dimasukkan ke dalam

02
g. rambu dan perlengkapan lalu lintas yang
diperlukan atau manajemen lalu lintas; divisi 2 Penerapan SMKK; untuk bidang Cipta Karya dan Perumahan
dimasukkan pada divisi 2 Penerapan SMKK; untuk bidang SDA
h. konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan
dimasukkan ke dalam Divisi Penerapan SMKK yang terpisah di dalam
Konstruksi; dan setiap ruang lingkup pekerjaan konstruksi bidang SDA
i. kegiatan dan peralatan terkait dengan
pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi,
termasuk biaya pengujian/pemeriksaan

03
lingkungan.
Yang dimaksud pada komponen nomor 4 tentang asuransi dan
perizinan termasuk asuransi untuk tenaga kerja sesuai dengan
peraturan perundangan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


32
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
LAMPIRAN E BIDANG UMUM

Pada Lampiran E AHSP Bidang Umum memberikan


contoh 9 (sembilan) komponen biaya penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
beserta subkomponennya yang dapat dianggarkan di
dalam sebuah pekerjaan konstruksi. Pekerjaan
konstruksi wajib menganggarkan 9 (sembilan)
komponen biaya penerapan SMKK dengan
subkomponen yang ditetapkan berdasarkan hasil
analisis risiko bahaya keselamatan konstruksi.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


33
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
AHSP BIDANG UMUM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


34
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
AHSP BIDANG UMUM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


35
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
AHSP BIDANG UMUM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


36
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
AHSP BIDANG UMUM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


37
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
AHSP BIDANG UMUM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


38
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
AHSP BIDANG UMUM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


39
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
AHSP BIDANG UMUM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


40
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
LAMPIRAN BIDANG UMUM
CONTOH KOMPONEN BIAYA PENERAPAN SMKK PER AKTIVITAS

41
42
43
44
45
46
47
AHSP BIDANG SUMBER DAYA AIR

• pekerjaan pintu air dan peralatan hidromekanik;


• bendung;
• jaringan irigasi;
• pengaman sungai; Biaya Penerapan SMKK menjadi pokok pekerjaan
tersendiri pada setiap jenis pekerjaan
• bendungan dan embung;
• pengaman pantai;
• infrastruktur rawa; dan
• infrastruktur air tanah dan air baku.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


48
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
AHSP BIDANG SUMBER DAYA AIR

AHSP SDA telah mempertimbangkan berbagai karakteristik pekerjaan SDA yang umumnya berhubungan
dengan air (underwater dan underground), keterbatasan aksesibilitas ke lokasi pekerjaan, waktu
pelaksanaan pekerjaan terkait dengan musim ataupun kondisi air di sungai (banjir), di laut (pasang atau
surut) serta ketersediaan bahan yang kurang berkualitas dan juga penggunaan jenis material khusus
dan/atau bahan aditif/admixture.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


49
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
AHSP BIDANG SUMBER DAYA AIR

Pada pekerjaan pintu air dan peralatan


hidromekanik terdapat salah satu contoh AHSP
mengenai pintu sorong kayu roda gigi stang draat
ganda sebagai berikut:

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


50
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
AHSP BIDANG SUMBER DAYA AIR

Pada pengaman pantai terdapat salah satu contoh


AHSP mengenai angkut 1 buah pipa beton ∅ 1 m'-pjg
1m' setiap jarak 25 m pada struktur krib laut sebagai
berikut:

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


51
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
AHSP BIDANG BINA MARGA
Mencakup pekerjaan yang terdapat pada spesifikasi umum dan khusus yang terdiri atas:
•Umum

•Penerapan SMKK

•Drainase

•Pekerjaan tanah dan geosintetik

•Pekerjaan preventif

•Perkerasan berbutir dan perkerasan beton semen

•Perkerasan aspal

•Struktur

•Rehabilitasi jembatan

•Pekerjaan harian dan lain-lain

•Pekerjaan pemeliharaan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
52
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
AHSP BIDANG BINA MARGA

Pada pekerjaan drainase terdapat salah satu contoh


AHSP galian untuk selokan drainase dan saluran air
sebagai berikut:

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


53
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
AHSP BIDANG BINA MARGA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


54
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
AHSP BIDANG CIPTA KARYA DAN
PERUMAHAN
Divisi 1 Divisi 2 Divisi 3 Divisi 4 Divisi 5
Persiapan Penerapan Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan
Pengkodean lapangan/ SMKK Struktural Arsitektural Mekanikal
dan Work sitework
Breakdown
Structure
Bangunan
Gedung 01 02 03 04 05

06 09 10 09 10

Divisi 6 Divisi 7 Divisi 8 Divisi 9 Divisi 10


Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan
Elektrikal Plambing lansekap dan Eksterior Lain-Lain
kawasan Bangunan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


55
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
AHSP BIDANG CIPTA KARYA DAN
PERUMAHAN

Pada pekerjaan persiapan terdapat salah satu


contoh AHSP pembuatan 1 m2 perancah dari bambu
s.d. tinggi 6 meter sebagai berikut:

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


56
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI|2022

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai