KemenkeuTepercaya
PER-03/KN/2021 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
PENILAIAN PROPERTI
Jakarta, Februari 2022
SESI - 2 1
LAMPIRAN III
PENDEKATAN BIAYA
2
Pengertian Dan Rumus Umum
Pendekatan biaya merupakan Pendekatan Penilaian yang dilakukan untuk mengestimasi nilai
Objek Penilaian dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
Objek Penilaian atau penggantinya pada waktu Penilaian dilakukan, kemudian dikurangi
dengan penyusutan fisik, keusangan fungsional, dan/atau keusangan ekonomis.
Rumus Umum:
3
Tahapan Pendekatan Biaya
4
TEKNIK PENENTUAN BIAYA
PEMBUATAN/PENGGANTIAN BARU
UNTUK OBJEK BERUPA BANGUNAN
5
Teknik Survei Kuantitas (1)
6
Teknik Survei Kuantitas (2)
Contoh :
7
Teknik Unit Terpasang (1)
9
Teknik Meter Persegi
Contoh:
Mengalikan biaya
1.Menghitung pembangunan
estimasi biaya Melakukan per meter persegi
Melakukan
pembangunan penyesuaian dari atau unit satuan
penyesuaian jika
per meter persegi segi waktu dan lain dengan
dibutuhkan
atau unit satuan lokasi luasan atau
lain kapasitas objek
penilaian
10
Teknik Indeks Biaya
11
TEKNIK PENENTUAN BIAYA
PEMBUATAN/PENGGANTIAN BARU
UNTUK OBJEK BERUPA SELAIN
TANAH DAN BANGUNAN
12
Teknik Data Historis
Contoh:
13
Teknik Koefisien Harga (1)
14
Teknik Koefisien Harga (2)
Contoh:
Sebuah mesin pendingin udara dibeli dan diproduksi
tahun 2015. Mesin jenis ini memiliki umur ekonomis n merupakan umur efektif dengan
5 tahun. Harga pada saat pembelian Rp5.000.000,00 besaran maksimal sama dengan umur
dan dilakukan Penilaian pada tahun 2020. ekonomis maka:
Apabila tingkat inflasi rata-rata dari tahun perolehan
sampai tahun Penilaian sebesar 5% maka: Biaya pembuatan baru:
Harga perolehan = Rp5.000.000,00 = Harga Perolehan × (1+i)n
Tingkat inflasi (i) = 5% = Rp5.000.000,00 × (1+5%)5
Umur ekonomis (n) = 5 = Rp6.381.407,81
15
Teknik Trend Factor/Index
Contoh:
Sebuah peralatan produksi dibeli dan
diproduksi tahun 2010 dengan biaya perolehan
sebesar Rp10.000.000,00 dinilai pada tahun
Menghitung biaya 2020. Indeks pada tahun 2010 sebesar 150
pembuatan/penggantian baru dengan sedangkan indeks pada tahun 2020 sebesar
mengubah harga perolehan Objek
190, maka: Biaya pembuatan baru = harga
perolehan × indeks tahun penilaian indeks
Penilaian pada harga pasar saat ini tahun perolehan
dengan menggunakan cost index factor.
= Rp10.000.000,00 × 190/150
= Rp12.666.666,67
16
Teknik Data Pasar
Contoh:
Sebuah ponsel pintar merek Samsung dengan tipe
Menggunakan harga pasar baru atas Objek Galaxy S5 diperoleh pada tahun 2015 dengan biaya
perolehan sebesar Rp8.000.000,00 yang kemudian
Penilaian/ekuivalen modern. dinilai pada tahun 2020. Pada tahun 2015 Samsung
memiliki beberapa lini ponsel pintar dengan Galaxy S
Apabila harga pasar baru tidak diperoleh maka
sebagai lini paling atas. Pada tahun 2020 lini Galaxy
dapat menggunakan harga pasar baru atas aset S dari Samsung juga merupakan lini paling atas
yang memiliki kesamaan karakteristik dengan dengan ponsel pintar tipe Galaxy S20 dengan harga
Rp10.000.000,00. Dalam Contoh di atas, maka
Objek Penilaian.
besarnya biaya penggantian baru dari Objek
Penilaian sebesar Rp10.000.000,00 yaitu sebesar
ekuivalen modernnya.
17
PENYUSUTAN
18
Penyusutan
19
Penyusutan Fisik (1)
1.Berkurang atau hilangnya utilitas yang disebabkan oleh kerusakan fisik aset atau komponennya yang berasal dari umur
dan penggunaan.
Penilai Pemerintah dapat menentukan Penyusutan Fisik lebih besar atau lebih kecil dari tabel penyusutan fisik jika
dapat dibuktikan.
Biaya Perbaikan merupakan biaya untuk memperbaiki objek agar dapat berjalan sesuai dengan fungsinya, contoh: biaya
perbaikan/penggantian spion mobil yang pecah, bukan biaya perbaikan/penggantian spion yang sudah kusam.
20
Penyusutan Fisik (2)
Dalam memperhitungkan biaya perbaikan berupa penggantian suatu komponen/bagian dari aset, perlu
mengurangkan total biaya perbaikan termasuk komponen pengganti dengan nilai sisa bagian yang
akan diganti
21
Penyusutan Fisik (3)
22
Keusangan Fungsional (1)
1. Berkurang atau hilangnya utilitas yang berasal dari inefisiensi aset yang dinilai dibandingkan
dengan penggantinya seperti desain, spesifikasi, dan teknologi yang sudah ketinggalan jaman
2. Aspek yang dapat menyebabkan keusangan fungsional
a. Perencanaan yang kurang baik, contoh gedung tidak dirancang tahan gempa padahal berada
pada wilayah rawan gempa, rancangan per peredam pada kendaraan tidak sesuai dengan bobot
kendaraan ditambah bobot pengemudi dan penumpang;
b. Ketidakseimbangan ukuran, contoh rangka kendaraan yang tidak simetris;
c. Ukuran yang di bawah standar umum, contoh ukuran kamar 2,5 m x 2,5 m pada rumah sudah
dikatakan terlaku kecil, kapasitas penyimpanan pada smartphone yang hanya 16Gb;
d. Model atau bentuk yang tidak up to date, contoh model laptop dengan screeen to body ratio di
bawah 80% sudah tidak up to date karena konsumen lebih menyukai screen to body ratio yang
besar sehingga produsen berlomba-lomba membuat model sesuai keinginan pasar;
e. Spesifikasi yang tidak lagi mendukung fungsi yang diinginkan saat ini contoh: kapasitas RAM
2Gb sudah tidak mendukung untuk menjalankan OS terbaru pada Komputer; dan/atau
f. Kurangnya kelengkapan fasilitas sesuai kecenderungan saat ini, contoh: tidak adanya fitur
keselamatan seperti airbag pada kendaraan roda empat
23
Keusangan Fungsional (2)
24
Keusangan Fungsional (3)
25
Keusangan Ekonomis (1)
••Berkurang atau hilangnya utilitas yang disebabkan oleh faktor ekonomi, lokasi, atau faktor eksternal lainnya baik
1.1
secara langsung maupun tidak langsung
•Faktor eksternal lainnya dapat berupa antara lain regulasi pemerintah setempat, kondisi lingkungan sekitar,
kebiasaan sosial daerah setempat yang membatasi objek tersebut, kelebihan pasokan di pasar, gangguan atau
2
kerugian dari pasokan tenaga kerja atau bahan mentah, dan turunnya atau kecilnya permintaan konsumen
terhadap Objek Penilaian
•Besarnya biaya yang diperlukan untuk menyesuaikan Objek Penilaian dengan kondisi yang diinginkan atau
3
dipersyaratkan oleh faktor eksternal
••Besarnya keusangan ekonomis akibat berkurangnya permintaan terhadap Objek Penilaian dapat diperkirakan
4.4
dengan melihat data historis penjualan Objek Penilaian
•Besarnya keusangan ekonomis pada Objek yang dapat diperjualbelikan dihitung dari besarnya nilai perbandingan
5 harga penjualan pada saat sebelum terjadinya keusangan ekonomis dengan pada saat sesudah terjadinya
keusangan ekonomis
•Besarnya keusangan ekonomis pada Objek properti komersial dihitung dari besarnya penurunan pendapatan Objek
6
Penilaian dengan memperhatikan penyebab penurunan pendapatan tersebut
••Besarnya keusangan ekonomis pada objek properti industri dihitung dari besarnya penurunan produksi Objek
7 Penilaian dengan memperhatikan penyebab penurunan produksi tersebut
26
Keusangan Ekonomis (2)
27
Contoh Penentuan Keusangan Fungsional dan
Keusangan Ekonomis dalam bentuk Persentase
28
PENILAIAN ASET TAK BERWUJUD
MENGGUNAKAN PENDEKATAN BIAYA
29
Penilaian Aset Tak Berwujud
Menggunakan Pendekatan Biaya
30
LAMPIRAN IV
PENDEKATAN PENDAPATAN
31
Pengertian dan Rumus Umum
32
Metode Penilaian pada
Pendekatan Pendapatan
33
Metode Pendekatan Pendapatan
34
Hal Yang Perlu Diperhatikan
1. Estimasi pendapatan kotor efektif dalam satu tahun yang dihasilkan oleh Objek Penilaian:
• mengestimasi pendapatan kotor potensial (potential gross income) dengan menghitung pendapatan operasional dari Properti yang
bersangkutan;
• mengurangkan pendapatan kotor potensial dengan kerugian pendapatan tak tertagih dan kerugian karena kekosongan;
• mengestimasi pendapatan operasional lainnya yaitu pendapatan lainnya yang mungkin muncul dari Objek Penilaian; dan
• menambahkan hasil pengurangan sebagaimana dimaksud pada huruf b dengan pendapatan operasional lainnya yang mungkin
muncul dari Objek Penilaian.
2. Estimasi pendapatan bersih dalam satu tahun yang dihasilkan oleh Objek Penilaian, diperoleh dengan mengurangkan pendapatan
kotor efektif dengan biaya operasional yang berkaitan langsung dengan Objek Penilaian yang meliputi:
• biaya tetap, yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan setiap tahunnya secara konstan untuk operasional Objek Penilaian. Contoh: pajak
bumi dan bangunan dan asuransi properti;
• biaya variabel, yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan setiap tahunnya secara tidak tetap untuk operasional Objek Penilaian. Contoh:
biaya pemeliharaan, biaya pengecatan (untuk gedung) dan biaya lain-lain; dan
• cadangan penggantian, yaitu biaya yang disisihkan untuk penggantian bagian dari objek Properti atau peralatannya. Contoh: biaya
penggantian atap, dan perbaikan elevator.
35
Biaya yang Tidak Termasuk
Biaya Operasional
Biaya atas penyediaan dana untuk membiayai proyek (financing cost).
Penilai Pemerintah tidak memperhitungkan bunga pinjaman dan lain-lain yang berkaitan dengan penyediaan
dana.
37
Band of Investment
40
Metode Arus Kas yang Didiskontokan (2)
1. mengestimasi pendapatan kotor efektif per tahun yang
dihasilkan oleh Objek Penilaian;
2. mengestimasi pendapatan bersih per tahun yang dihasilkan Jika besaran kerugian pendapatan tak tertagih dan kerugian karena
oleh Objek Penilaian; kekosongan adalah sebesar 25% dari pendapatan kotor potensial,
besaran biaya operasional adalah 60% dari pendapatan efektif, tingkat
diskonto sebesar 12 %, tingkat kapitalisasi pada nilai terminal adalah
sebesar tingkat diskonto dengan tingkat pertumbuhan sebesar 2,5%
3. menentukan tingkat diskonto yang sesuai;
41
Metode Penilaian
2 Tanah kosong
berupa tanah
2. Metode penyisaan tanah (land residual method)
✔ ✔ ✔
matang dan siap
dikembangkan • Metode penyisaan tanah digunakan untuk mengestimasi nilai tanah
3 Tanah telah ketika data-data penjualan atas bidang-bidang tanah kosong yang
dikembangkan ✔ - ✔
sejenis tidak tersedia.
• Metode ini dapat digunakan apabila tanah yang dinilai terletak pada
daerah yang telah berkembang, data harga pasar yang wajar dari
daerah sekitarnya sulit diperoleh dengan baik, tetapi data harga jual
dari tanah yang telah dikembangkan dapat diperoleh. Apabila lokasi
yang dinilai akan dikembangkan sebagai perumahan atau bangunan
rumah toko ataupun jenis yang lain, diharapkan telah memiliki
rencana tapak (site plan) yang telah disetujui oleh instansi terkait
pada lokasi tanah berada.
43
Penilaian Tanah : Metode Kapitalisasi Sewa
Tanah (Ground Rent Capitalization)
2. mencari tingkat kapitalisasi sewa tanah dengan cara melakukan pencarian Objek
Pembanding tanah yang disewakan dan mencari nilai Objek Pembanding tanah
dimaksud;
5. menghitung nilai Objek Penilaian dengan cara membagi nilai sewa tanah dengan
tingkat kapitalisasi Objek Pembanding.
44
Penilaian Tanah : Metode Penyisaan
Tanah (Land Residual Method)
1. melakukan survei dan analisis pasar Properti untuk menentukan jenis Properti yang
mungkin untuk dikembangkan di atas tanah yang akan dinilai sesuai kondisi pasar;
Penggunaan :
2. mengidentifikasi jenis kepemilikan tanah dan peraturan tata kota terkait;
a. nilai bangunan diketahui atau
3. menyusun perhitungan rancang bangun dengan memperhatikan bentuk tanah dan dapat diestimasi secara
peraturan tata kota yang berlaku;
akurat;
4. menghitung besarnya investasi Properti/bangunan yang sesuai dengan perhitungan b. kestabilan, pendapatan bersih
rancang bangun;
operasi setiap tahun dari
5. menentukan tarif sewa, tingkat hunian, biaya-biaya yang sesuai dengan pasar Properti Properti diketahui atau dapat
yang dapat dikembangkan;
diestimasi; dan
6. menyusun proyeksi arus kas dengan tingkat diskonto yang sesuai; c. proporsi tingkat kapitalisasi
dari tanah dan bangunan
7. menghitung indikasi nilai Properti keseluruhan (tanah dan bangunan) dalam hal dapat dipisahkan dari pasar.
Properti telah dikembangkan; dan
8. nilai tanah diperoleh dari mengurangkan indikasi nilai Properti keseluruhan dengan
biaya membangun.
45
Penilaian Tanah : Metode Pengembangan
Tanah (Land Development Method)
Metode ini dapat digunakan apabila tanah yang dinilai terletak pada daerah yang
telah berkembang, data harga pasar yang wajar dari daerah sekitarnya sulit
diperoleh dengan baik, tetapi data harga jual dari tanah yang telah dikembangkan
dapat diperoleh
46
Penilaian Bangunan: Metode Penyisaan
Bangunan (Building Residual Method)
1. menentukan pendapatan tahunan dari Properti secara keseluruhan; Metode penyisaan bangunan (building residual
method)
2. menentukan nilai tanah dan/atau peralatan dan mesin dengan
menggunakan pendekatan pasar; a. Metode penyisaan bangunan dilakukan
dalam hal nilai tanah diketahui dan nilai
3. menentukan tingkat kapitalisasi tanah dan/atau peralatan dan mesin;
bangunan tidak diketahui, dan dalam metode
ini dibedakan unsur pendapatan bersih tanah
dengan pendapatan bersih bangunan dan
4. menentukan pendapatan tahunan tanah, dengan cara mengalikan tingkat
kapitalisasi tanah dengan nilai tanah; perlengkapannya.
5. menentukan pendapatan tahunan peralatan dan mesin, dengan cara b. Metode ini digunakan apabila bangunan
mengalikan tingkat kapitalisasi mesin dan peralatan dengan nilai mesin dan
peralatan; sudah tua namun produktif, sedangkan data
pembanding sulit ditemui.
6. menentukan pendapatan tahunan bangunan, dengan cara mengurangkan
pendapatan tahunan Properti secara keseluruhan dengan pendapatan
tahunan yang dihasilkan oleh tanah dan/atau peralatan dan mesin;
48
Penilaian tanah berikut bangunan, peralatan,
mesin dan aset Properti lainnya:
Metode GIM (Gross Income Multiplier) Contoh
49
Contoh
Metode GIM (Gross Income Multiplier)
Properti A dengan pendapatan kotor (gross Didapatkan data bahwa GIM atas Objek
Pembanding pada angka 5,78. maka nilai
income) Rp60.000.000,00 akan dilakukan
Properti A adalah
Penilaian, dari data Pasar diketahui data
Properti kompetitor yang dijadikan pembanding nilai = pendapatan kotor x gim
sebagai berikut: = Rp60.000.000,00 x 5,78
= Rp347.089.743,59
= Rp347.090.000,00 (pembulatan)
50
Penilaian tanah berikut bangunan, peralatan, mesin dan aset
Properti lainnya:
Metode arus kas yang didiskontokan (discounted cashflow)
Periode proyeksi Objek Penilaian berupa tanah berikut bangunan adalah waktu yang diperkirakan
oleh Penilai Pemerintah bahwa Objek Penilaian memiliki pendapatan yang tidak stabil.
Periode proyeksi Objek Penilaian berupa peralatan dan mesin atau aset Properti lainnya adalah
sama dengan sisa umur ekonomis dari objek tersebut.
Dalam hal umur ekonomis dari Objek Penilaian sudah terlampaui namun objek tersebut masih
dapat memberikan pendapatan bersih, maka Penilai Pemerintah menentukan umur proyeksi yang
paling memungkinkan bagi objek dimaksud.
Teknik penentuan tingkat diskonto yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan Teknik
data pasar atau Teknik penjumlahan.
Nilai terminal dapat diperoleh dengan menggunakan model gordon growth atau nilai
sisa/pelepasan.
51
Contoh
Metode arus kas yang didiskontokan (discounted
cashflow)
Sebuah mesin memiliki umur ekonomis Nilai mesin tersebut dapat dihitung sebagai
penggunaan selama 3 tahun. Properti tersebut berikut:
menghasilkan pendapatan kotor sebagaimana
tabel di bawah dan mempunyai tingkat
diskonto sebesar 10%, besaran nilai terminal
pada tahun ke-3 adalah sebesar
Rp2.163.000,00.
52
Penilaian Aset Tak Berwujud:
Metode penghematan royalti (relief from royalty)
53
Terima kasih
Direktorat Penilaian
Gedung Syafruddin Prawiranegara II Lt. 6 Selatan
Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta Pusat
54