Anda di halaman 1dari 29

Tetragrammaton

Tetragrammaton dalam hiasan kaca di gereja


Episkopal tahun 1868 di Iowa

Tetragrammaton (Bahasa Yunani:


τετραγράμματον kata dengan empat
huruf) nama dalam bahasa Ibrani untuk
Tuhan Allah, yang dieja (dalam huruf
Ibrani); ‫( י‬yod) ‫( ה‬heh) ‫( ו‬vav) ‫( ה‬heh) atau
‫( יהוה‬YHWH), tetragramaton adalah
nama pribadi dari TUHAN Allah orang
Israel.

Dari semua nama Tuhan Allah di


Perjanjian Lama, Tetragrammaton
muncul paling sering, sebanyak 6.500
kali menurut Jewish Encyclopedia ,
namun menurut Biblica Hebraica dan
Biblica Hebraica Stuttgartensia, teks asli
dari Tulisan Ibrani yang ditulis dalam
bahasa Ibrani dan bahasa Aram, berisi
tulisan Tetragrammaton sebanyak 6.828
kali. Banyaknya penulisan Tetragramaton
di dalam tulisan-tulisan tersebut
mengindikasikan rujukan yang lebih
pribadi terhadap jati diri Sang Penguasa.
(Berlawanan dengan gelar yang tidak
pribadi seperti "Tuhan" saja atau "Bapa").
Banyak pengkaji Alkitab melihat ini
sebagai bukti bahwa penulis Alkitab (dan
orang-orang Ibrani dan Israel kuno)
melihat nama yang direpresentasikan
dengan Tetragrammaton sangat penting
dan sering digunakan dalam perkataan
dan doa-doa sehari-hari. Dan untuk yang
percaya bahwa Alkitab diinspirasikan
oleh Tuhan, hal ini menunjukkan
bagaimana perasaan-Nya terhadap nama
pribadi-Nya
Dalam agama Yahudi, Tetragrammaton
tidak diucapkan pada pembacaan tulisan
suci dan doa, dan diganti dengan Adonai
("Tuanku"). Bentuk tertulis lain seperti ‫ד׳‬
atau ‫ ה׳‬dibaca Hashem (Sang Nama).

Yehuwa
Tetragrammaton juga sering kali
diucapkan Yehuwa, Yehova, Yehovah,
Jehova, atau Jehovah, tergantung
kemampuan lidah si pembaca, dan
ketersediaan huruf dalam aksara si
penulis. Istilah-istilah tersebut adalah
ejaan alternatif untuk Yahweh, bentuk
tetragrammaton YHWH yang dipakai
dalam terjemahan Alkitab versi
Terjemahan Baru Lembaga Alkitab
Indonesia yang umum dipakai oleh
kalangan Kristen di Indonesia.
Berhubung bahasa Ibrani ditulis tanpa
huruf hidup, maka semua pengucapan
untuk tetragrammaton ini adalah
vokalisasi tentatif saja.

Di dalam Alkitab versi bahasa Jawa,


YHWH menjadi "Yehuwah". Sedangkan
pada Alkitab terjemahan bahasa
Indonesia tertulis "TUHAN".

Penulisan

Alkitab Ibrani …
Tetragrammaton dalam aksara Paleo-
Hebrew/bahasa Fenisia (abad ke-10 SM sampai
300 M), bahasa Aram kuno (abad ke-10 SM sampai
abad ke-4 M) dan aksara kotak Ibrani (abad ke-3 SM
sampai sekarang). Ditulis dari kanan ke kiri.

Tulisan Tetragrammaton muncul 6,828


kali dalam teks bahasa Ibrani dalam
Biblia Hebraica maupun Biblia Hebraica
Stuttgartensia, yaitu dua naskah Alkitab
Ibrani lengkap tertua yang ada
sekarang.[1] Di dalam Alkitab tersebut,
kata ini tidak muncul hanya di Kitab
Kidung Agung, Kitab Pengkhotbah dan
Kitab Ester. Kata ini muncul pertama
kalinya di Alkitab Ibrani di Kitab Kejadian
pasal 2 ayat 4.[1][2][3] Huruf-huruf tersebut
biasanya dibaca dari kanan ke kiri dalam
Alkitab Ibrani, sehingga:

Ibrani Nama huruf Ejaan

‫י‬
Yodh "Y"

‫ה‬
He "H"

‫ו‬
Waw "W" atau tempat huruf hidup "O"/"U"

‫ה‬
He "H" (atau tidak dilafalkan bila di akhir kata)

Jumlah Pemakaian …

Menurut kamus Brown-Driver-Briggs


Lexicon, ada dua versi penulisan YHWH;
yang pertama: ‫( יְ הֹוָ ה‬Qr ‫)אדֹנָ י‬
ֲ muncul
6,518 kali, dan kedua: ‫( יֱ הֹוִ ה‬Qr ‫)א ִהים‬
ֱ
muncul 305 kali dalam Teks Masoret.
Di Alkitab Ibrani muncul 6,823 kali
menurut Jewish Encyclopedia, dan 6,828
kali masing-masing di dalam Biblia
Hebraica maupun Biblia Hebraica
Stuttgartensia, yaitu teks kuno Alkitab
Ibrani. Jumlah ini cukup menakjubkan
jika dibandingkan dengan gelar Allah
yang lain: Allah (2,605), Mahakuasa (48),
Tuan (40), Pencipta (25), Khalik (7), Bapa
(7), (Allah yang) Dari dulu kala (3) and
Pembina Agung (2).

Gulungan Laut Mati dan Teks


Aramaik

Prasasti Mesha Stele dari Moab (840 SM)
mengandung Nama Allah Ibrani – YHWH. Dianggap
kutipan tertua di luar naskah Ibrani

Penemuan gulungan laut mati dalam


gua-gua di Qumran, menambah
pengertian penggunaan kata ini [4].
Tulisan dalam gulungan ini tidak diberi
tanda baca untuk huruf hidup. Dalam
banyak gulungan, kata tetragrammaton
selalu ditulis dalam huruf Ibrani kuno
(Paleo-Hebrew alphabet), menunjukkan
bahwa Nama ini diperlakukan khusus.[5].

Hilangnya Tetragrammaton dalam


Septuaginta

Studi Septuaginta menunjukkan bahwa


Nama Kudus ini ada dalam teks Ibrani
yang mereka pakai sebagai dasar
penerjemahan. Dr. Sidney Jellicoe
menyimpulkan bahwa "Paul E. Kahle
dengan tepat berpendapat bahwa teks
LXX [= Septuaginta] ditulis oleh orang
Yahudi untuk orang Yahudi,
mempertahankan Nama Kudus dari
abjad Ibrani Kuno (Palaeo-Hebrew atau
Aramaik) atau dalam salinan langsung
huruf Yunani ΠΙΠΙ. Penggantian dengan
Κύριος (Kyrios atau "Tuhan") merupakan
inovasi orang Kristen."[6] Jellicoe
menyusun bukti dari sejumlah pakar lain
(B. J. Roberts, Baudissin, Kahle and C.H.
Roberts) dan berbagai bagian
Septuaginta untuk menarik kesimpulan
bahwa: a) tidak adanya pemakaian
"Adonai" dalam teks menunjukkan istilah
"Kyrios" baru dipakai kemudian, b) dalam
Septuaginta "Kyrios", atau bahasa Inggris
"Lord" (sama-sama berarti "Tuan" atau
"Tuhan"), digunakan untuk mengganti
Nama YHWH, dan c) Tulisan
Tetragrammaton muncul dalam naskah
asli, tetapi penyalin Kristen tidak
menyalinnya. Hal ini menyebabkan
Tetragrammaton lambat laun hilang dari
terjemahan-terjemahan Alkitab .

Pakar dan penerjemah Alkitab pada


abad-abad permulaan seperti Eusebius
dan Hieronimus (=Jerome; penterjemah
Alkitab Latin Vulgata) menggunakan
Hexapla. Keduanya menyatakan
pentingnya Nama Kudus dan bahwa
naskah-naskah yang paling tepercaya
mengandung Tetragrammaton dalam
huruf-huruf Ibrani.

Terjemahan ke dalam bahasa Eropa dari


Septuaginta cenderung mengikuti
kebiasaan Yunani dan menggunakan
terjemahan kata "Tuan", misalnya: Latin
"Dominus", Jerman "der Herr", Polandia
"Pan", Inggris "the Lord", Prancis "le
Seigneur", dan seterusnya.

Empat huruf ini biasanya ditransliterasi


dari bahasa Ibrani sebagai IHVH dalam
bahasa Latin, JHWH in bahasa Jerman,
bahasa Prancis dan bahasa Belanda,
serta JHVH/YHWH dalam bahasa
Inggris. Sering juga ditulis sebagai
"Yahweh" atau "Jehovah", berdasarkan
bentuk Latin,[7] meksipun teks Ibrani
tidak mencantumkan huruf-huruf hidup.

Dalam terjemahan Inggris, kata "LORD",


untuk YHWH, ditulis dengan small cap
yaitu huruf kecilnya dicetak sebagai
huruf besar dengan ukuran lebih kecil,
mengikuti tradisi Yahudi yang
mengucapkan pembacaan tulisan YHWH
dengan kata "Adonai" ("Tuan") yang tidak
berani menyebut langsung tulisan YHWH
dan sebagai pelaksanaan Sepuluh
Perintah Allah untuk tidak menyebut
nama "Allah" dengan sia-sia. Kata
"haŠem", (atau Ha-Shem, artinya "Nama
itu") juga sering dipakai dalam tradisi
Yahudi. Di tradisi Samaria diganti dengan
istilah "Šemå" (atau "Shema").

Papirus Magis …

Dalam Naskah Papirus Magis Yahudi


yang ditemukan di Mesir, tulisa Iave dan
Iαβα (Yaba) sering dijumpai sebagai
nama YHWH.[8] Salah satunya dalam
bentuk heptagram ιαωουηε.[9][10]

Orang Kristen di Ethiopia memiliki daftar


nama ajaib Yesus, antara lain memuat
Yawe, yang ceritanya diajarkan oleh
Yesus kepada murid-murid-Nya.[11]

Penggunaan dalam tradisi


keagamaan

Kekristenan …

Tetragrammaton karya Francisco Goya: "Nama


Tetragrammaton karya Francisco Goya: Nama
Allah", YHWH di tengah-tengah segitiga; fresko
Adoration of the Name of God, 1772.

Telah diasumsikan bahwa umat Kristen


Yahudi awal mewarisi tradisi Yahudi
dalam praktik pembacaan "Tuhan" di
mana tetragrammaton ini muncul dalam
teks Ibrani, atau di mana suatu
tetragrammaton mungkin telah ditandai
dalam sebuah teks Yunani. Umat Kristen
non Yahudi, terutama yang tidak
berbahasa Ibrani dan menggunakan teks
Yunani, mungkin membaca "Tuhan"
sebagaimana tampak dalam teks Yunani
dari Perjanjian Baru dan salinan-
salinannya dalam Perjanjian Lama
Yunani. Praktik ini berlanjut dalam
Vulgata di mana "Tuhan"
merepresentasikan tetragrammaton
tersebut dalam teks Latin. Dalam
diagram Tetragrammaton-Trinitas karya
Pedro Alfonso, nama tersebut ditulis
sebagai "Jeve". Saat Reformasi
Protestan, Alkitab Luther menggunakan
"Jehova" dalam teks bahasa Jerman dari
Perjanjian Lama-nya.[12]

Ortodoksi Timur …

Gereja Ortodoks Timur menganggap


bahwa teks Septuaginta, yang
menggunakan Κύριος (Lord, Tuhan),
merupakan teks otoritatif dari Perjanjian
Lama,[13] dan dalam buku-buku liturgi
serta doa mereka menggunakan Κύριος
sebagai pengganti tetragrammaton
dalam naskah yang berasal dari Kitab
Suci.[14][15]:247–248

Katolisisme …

Tetragrammaton pada timpanum Basilika St. Louis,


Raja Prancis Katolik Roma di St. Louis, Missouri.

Dalam Gereja Katolik, edisi resmi


pertama dari Nova Vulgata Bibliorum
Sacrorum Editio, editio typica, yang
diterbitkan oleh Vatikan pada tahun
1979, menggunakan nama tradisional
Dominus pada sebagian besar
tetragrammaton yang ada; namun
digunakan juga nama Iahveh pada
tetragrammaton di 3 bagian:

Keluaran 3:15 [16]


Keluaran 15:3 [17]
Keluaran 17:15.[18]

Dalam Nova Vulgata Bibliorum Sacrorum


Editio, editio typica altera edisi kedua,
yang diterbitkan tahun 1986, nama
Iahveh tersebut telah digantikan dengan
Dominus,[19][20][21] sejalan dengan tradisi
Katolik sejak dahulu yang menghindari
penggunaan langsung dari Nama Yang
Tak Terucapkan.

Pada 29 Juni 2008, Takhta Suci bereaksi


terhadap masih adanya praktik pelafalan
nama Allah, dalam liturgi Katolik, yang
direpresentasikan dengan
tetragrammaton tersebut. Sebagai
contoh dari vokalisasi tersebut adalah
"Yahweh" dan "Yehovah". Umat Kristiani
awal dikatakannya mengikuti contoh dari
Septuaginta yakni menggantikan nama
Allah tersebut dengan "Tuhan" (Lord),
suatu praktik dengan implikasi teologis
yang penting bagi mereka atas
penggunaan nama "Tuhan" untuk
merujuk pada Yesus, sebagaimana
tertulis dalam Filipi 2:9-11 dan naskah
Perjanjian Baru lainnya. Oleh karena itu
diarahkan bahwa "dalam perayaan liturgi,
dalam nyanyian dan doa, nama Allah
dalam bentuk tetragrammaton YHWH
tidaklah untuk digunakan atau
dilafalkan"; dan terjemahan teks Kitab
Suci untuk penggunaan liturgis harus
mengikuti praktik Septuaginta Yunani
dan Vulgata Latin, mengganti nama Illahi
tersebut dengan "Tuhan" (the Lord), atau
"Allah" (God) dalam beberapa konteks
tertentu.[22] Konferensi Uskup Katolik
Amerika Serikat (USCCB) menyambut
baik instruksi ini, dan menambahkan
bahwa hal tersebut "memberikan juga
suatu kesempatan untuk menjadi
katekese bagi umat beriman sebagai
suatu dorongan untuk menunjukkan
penghormatan pada Nama Allah dalam
kehidupan sehari-hari, dengan
menekankan kekuatan bahasa sebagai
suatu tindakan devosi dan
penyembahan".[23]

Referensi
1. ^ a b "Importance of the Name".
Insight on the Scriptures. vol. 2.
Watchtower Bible and Tract Society
of Pennsylvania. 1988. hlm. 8.
2. ^ Kejadian 2:4
3. ^ The Bible translator. vol. 56. United
Bible Societies. 2005. hlm. 71.;
Nelson's expository dictionary of the
Old Testament. Merrill Frederick
Unger, William White. 1980.
hlm. 229.
4. ^ "Jehovah","Insight from scriptures",
The Watch Tower bible and tract
society of Pennsylvania
5. ^ Nama Tuhan Allah
6. ^ Sidney Jellicoe, Septuagint and
Modern Study (Eisenbrauns, 1989,
ISBN 0-931464-00-5) pp. 271, 272.
7. ^ Dalam bahasa Latin, tidak
dibedakan antara huruf 'Y' ('I') dan 'J',
maupun 'W' dan 'V'.
8. ^ B. Alfrink, La prononciation 'Jehova'
du tétragramme, O.T.S. V (1948) 43-
62.
9. ^ K. Preisendanz, Papyri Graecae
Magicae, Leipzig-Berlin, I, 1928 and
II, 1931.
10. ^ Footnote #9 from page 312 of the
1911 E.B. reads: "See Deissmann,
Bibelstudien, 13 sqq."
11. ^ Footnote #10 from Page 312 of the
1911 E.B. reads: "See Driver, Studia
Biblica, I. 20." Encyclopædia
Britannica, 11th edition (New York:
Encyclopædia Britannica, Inc., 1910–
11), vol. 15, pp. 312, in the article
"JEHOVAH".
12. ^ (Inggris) A Catholic Handbook:
Essentials for the 21st Century Page
51 William C. Graham - 2010 "Why
Do We No Longer Say Yahweh? The
Vatican's Congregation for Divine
Worship and the Discipline of the
Sacraments directed in ... just as the
Hebrews and early Christians
substituted other names for Yahweh
when reading Scripture aloud."
13. ^ (Inggris) The Septuagint
14. ^ (Inggris) Eugen J. Pentiuc. The Old
Testament in Eastern Orthodox
Tradition , p. 77. Oxford University
Press (February 6, 2014) ISBN 978-0-
19-533123-3
15. ^ (Inggris) "Fatherhood of God" in
The Encyclopedia of Eastern
Orthodox Christianity , 2 Volume Set,
Editor John Anthony McGuckin.
Wiley 2010 ISBN 978-1-4443-9254-8
16. ^ (Latin) "Dixítque íterum Deus ad
Móysen: «Hæc dices fíliis Israel:
Iahveh (Qui est), Deus patrum
vestrórum, Deus Abraham, Deus
Isaac et Deus Iacob misit me ad vos;
hoc nomen mihi est in ætérnum, et
hoc memoriále meum in
generatiónem et generatiónem."
(Exodus 3:15).
17. ^ (Latin) "Dominus quasi vir
pugnator; Iahveh nomen eius!"
(Exodus 15:3).
18. ^ (Latin) "Aedificavitque Moyses
altare et vocavit nomen eius Iahveh
Nissi (Dominus vexillum meum)"
(Exodus 17:15).
19. ^ (Latin) "Exodus 3:15: Dixítque
íterum Deus ad Móysen: «Hæc dices
fíliis Israel: Dominus, Deus patrum
vestrórum, Deus Abraham, Deus
Isaac et Deus Iacob misit me ad vos;
hoc nomen mihi est in ætérnum, et
hoc memoriále meum in
generatiónem et generatiónem."
20. ^ (Latin) "Exodus 15:3: Dominus
quasi vir pugnator; Dominus nomen
eius!"
21. ^ (Latin) "Exodus 17:15:
Aedificavitque Moyses altare et
vocavit nomen eius Dominus Nissi
(Dominus vexillum meum)"
22. ^ (Inggris) "Letter of the
Congregation for Divine Worship and
the Discipline of the Sacraments
(PDF)" (PDF). Diakses tanggal
2014-05-15.
23. ^ (Inggris) "United States Conference
of Catholic Bishops Committee on
Divine Worship (PDF)" (PDF).
Diakses tanggal 2014-05-15.

Pranala luar
Jerusalem - Archeological Findings the
name of God YHWH (Yerusalem -
Penemuan arkeologi nama Allah
YHWH)
Revealed! The Secret Name of God.
(Diungkapkan! Nama Rahasia Allah)
The Tetragrammaton YHWH

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Tetragrammaton&oldid=16729188"

Terakhir disunting 5 bulan yang lalu oleh Philosophical Zombie Bot

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai