Anda di halaman 1dari 6

Ketuvim

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Langsung ke: navigasi, cari

Ketuvim atau K'thubhim dalam bahasa Alkitab Ibrani (bahasa Ibrani: " tulisan")
merupakan bagian ketiga dan terakhir dari Tanakh (Alkitab Ibrani), setelah Taurat
(pengajaran) dan Nevi'im (nabi-nabi). Dalam Alkitab Ibrani yang diterjemahkan ke bahasa
Inggris, bagian ini berjudul "Tulisan" atau "Hagiographa". Tulisan-tulisan yang terdapat
dalam Ketuvim dipercayai berasal dari Ruach HaKodesh (Roh Kudus), tetapi dengan otoritas
satu tingkatan di bawah kitab nabi-nabi[1].

Di antara Kitab Suci Ibrani, tulisan-tulisan yang termasuk dalam Ketuvim adalah 1 dan 2
Tawarikh yang membentuk menjadi satu buku, bersama dengan Ezra dan Nehemia yang
kemudian membentuk satu kesatuan "Ezra-Nehemia"[2]. (Namun, dalam kutipan menurut
pasal dan ayat, digunakan ekuivalen "Kitab Nehemia", "1 Tawarikh" dan "2 Tawarikh" dalam
bahasa Ibrani, karena sistem pembagian pasal diambil dari penggunaan Kristen). Secara
keseluruhan, sebelas kitab termasuk di dalam Ketuvim (lihat daftar kitab di bawah ini).

Daftar isi

Pengelompokan khusus kitab-kitab dalam Ketuvim


Kitab-kitab puisi

Dalam manuskrip masoretik (dan beberapa edisi cetak), Kitab Mazmur, Kitab Amsal dan
Kitab Ayub disajikan dalam bentuk dua kolom dengan penekanan pada jalinan paralel antar
ayat, yang merupakan fungsi dari puisi kitab-kitab tersebut. Bersama-sama, ketiga kitab ini
dikenal dengan sebutan Sifrei Emet (akronim dari judul dalam bahasa Ibrani, , ,
yang menghasilkan Emet ", yang dapat pula berarti "kebenaran" dalam bahasa Ibrani).

Ketiga kitab ini juga merupakan satu-satunya dalam Tanakh yang menggunakan sistem nada
kantilasi yang dibentuk untuk menekankan ikatan paralel antar ayat-ayatnya. Akan tetapi,
bagian awal dan bagian akhir dari Kitab Ayub ditulis dengan bentuk sistem prosa yang biasa.

Lima gulungan (Hamesh Megillot)

Lima kitab pendek yaitu Kitab Kidung Agung, Kitab Rut, Kitab Ratapan, Kitab Pengkhotbah
dan Kitab Ester, bersama-sama dikenal sebagai Hamesh Megillot (Lima Gulungan). "Tulisan-
tulisan" ini merupakan kumpulan kitab terakhir dan ditetapkan "berwibawa" dalam Kanon
Yahudi walaupun kumpulan ini diduga belum seluruhnya selesai disusun sampai abad ke 2
SM.[3] Gulungan-gulungan ini biasanya dibaca sepanjang tahun di banyak komunitas Yahudi.
Daftar di bawah ini mewakili kumpulan kitab-kitab tersebut sebagaimana urutan bacaan di
sinagoga pada hari-hari perayaan keagamaan, diawali dengan Kitab Kidung Agung pada
Paskah Yahudi.
Nehemia penulis kitab ini tentunya Nehemia sendiri. Terdapat bagian-bagian dalam kitab
ini yang ditulis sebagai tokoh pertama (pasal 1-7; 12:27-47, dan 13). Tapi juga terdapat
bagian di mana Nehemia menggambarkan dirinya sebagai pihak ketiga (pasal 8; 9; 19).
Diduga bagian tersebut ditulis oleh Ezra. Namun tentang hal ini tidak terdapat bukti yang
jelas. Jelas bahwa bagian-bagian ini ditempatkan di bagian tertentu dalam kitab tersebut oleh
Nehemia. Ia bertanggung jawab sebagai penulis kitab tersebut seluruhnya, kecuali ps. 12:11,
22, 23. Waktu penulisan kitab berkisar 431-430 SM, ketika Nehemia kembali untuk kedua
kalinya ke Yerusalem setelah kunjungannya ke Persia. (Easton, M. (1996). Easton's Bible
dictionary.)

Kitab-kitab lainnya

Selain ketiga kitab puisi dan kelima gulungan, kitab-kitab lainnya yang terdapat dalam
kumpulan Ketuvim adalah Kitab Daniel, Kitab Ezra-Nehemia dan Tawarikh.

Walaupun tidak terdapat pengelompokan resmi dalam tradisi Yahudi untuk kitab-kitab ini,
kitab-kitab ini tetap memiliki karakteristik yang jelas:

Narasi mereka semua dengan jelas menggambarkan peristiwa-peristiwa yang


belakangan (contoh: Pembukangan ke Babel dan pemulihan Sion

Tradisi Talmud yang menetapkan waktu penulisan yang lebih belakangan kepada
kelimanya.

Dua dari kitab-kitab ini (Daniel dan Ezra) adalah satu-satunya kitab dalam [Tanakh]]
dengan bagian-bagian yang cukup besar ditulis dalam bahasa Aram.

Susunan kitab dalam Ketuvim

Bagian dari seri

Alkitab

Kanon Alkitab
dan kitab-kitabnya

Tanakh
(Taurat Nevi'im Ketuvim)
Perjanjian Lama (PL)
Perjanjian Baru (PB)
Alkitab Ibrani
Deuterokanonika
Antilegomena
Pasal dan ayat dalam Alkitab
Apokrifa
(Yahudi PL PB)

Terjemahan dan
Manuskrip Alkitab

Taurat Samaria
Gulungan Laut Mati
Teks Masoret
Targum Peshitta
Septuaginta Vulgata
Alkitab Gotik Vetus Latina
Alkitab Luther Bahasa Indonesia

lbs

Daftar berikut menyajikan kitab-kitab Ketuvim dengan urutan yang ada pada kebanyakan
edisi. Kumpulan kitab juga dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan pembdedaan menurut
Sifrei Emet dan Hamesh Megillot (lihat atas).

Kelompok I: Tiga Kitab Puisi (Sifrei Emet)

1. Tehillim (Mazmur)

2. Mishlei (Amsal)

3. `Iyyov (Ayub)

Kelompok II: Lima Gulungan (Hamesh Megillot)

4. Shir ha-Shirim (Kidung Agung) atau (Kidung Agung Salomo) ( Paskah


Yahudi)

5. Ruth (Rut) ( Shavuot)

6. Eikhah (Ratapan) ( Tisha B'Av) [juga disebut Kinnot dalam bahasa Ibrani.]

7. Kohelet (Pengkhotbah) ( Sukkot)


8. Esther (Ester) ( Purim)

Kelompok III: Kitab-kitab Sejarah Lainnya

9. Daniel (Daniel)

10. Ezra (Ezra-Nehemia)

11. Divrei ha-Yamim (Tawarikh)

Cara lain penyusunan kitab-kitab


Penyusunan kitab-kitab dalam Ketuvim berbeda antara manuskrip dan edisi cetaknya.
Misalnya, beberapa edisi menempatkan Tawarikh di awal bagian bukan pada akhir. Susunan
di atas menyajikan kitab-kitab itu menurut urutan yang paling sering ditemui dalam edisi
cetak Kitab Suci Ibrani sekarang ini. Secara historis, susunan kitab-kitab ini diambil dari
manuskrip yang ditulis oleh orang-orang Yahudi Ashkenazi (Jerman abad pertengahan).

Tradisi tertulis Yahudi tidak pernah menyelesaikan urutan kitab-kitab dalam Ketuvim.
Talmud Babilonia (Bava Batra 14b-15a) memberikan urutannya sebagai berikut: Kitab Rut,
Kitab Mazmur, Kitab Ayub, Kitab Amsal, Kitab Pengkhotbah, Kitab Kidung Agung, Kitab
Ratapan, Kitab Daniel, Kitab Ester, Kitab Ezra, Kitab Tawarikh.

Dalam kodeks masoretik Tiberias termasuk Kodeks Aleppo dan Kodeks Leningrad, dan
sering pula dalam manuskrip bahasa Spanyol kuno, susunan Ketuvim adalah sebagai berikut:
Kitab Tawarikh, Kitab Mazmur, Kitab Ayub, Kitab Rut, Kitab Kidung Agung, Kitab
Pengkhotbah, Kitab Ratapan, Kitab Ester, Kitab Daniel, Kitab Ezra.

Kanonisasi Ketuvim
Ketuvim merupakan bagian terakhir dari tiga bagian Tanakh yang telah diterima sebagai
Kanon Alkitab. Sekitar abad ke 5 SM (Sebelum Masehi), Israel telah menerima Taurat
sebagai kanon, dan Nabi-nabi terdahulu dan yang terkemudian baru dikanonkan pada abad ke
2 SM, Ketuvim belum dikanonkan hingga abad ke 2 Masehi.[4]

Namun demikian, bukti-bukti menunjukkan, bahwa orang-orang Israel menambahkan apa


yang kemudian menjadi Ketuvim ke dalam sastra suci mereka segera setelah kanonisasi kitab
nabi-nabi mereka. Sekitar tahun 132 SM, terdapat referensi yang menunjukkan bahwa
Ketuvim sudah mulai terbentuk, walau masih belum memiliki judul yang resmi[5]. Juga
diketahui melalui referensi dalam keempat Injil serta dalam kitab-kitab lain dalam Perjanjian
Baru bahwa banyak dari kitab-kitab ini sudah dikenal dan dianggap memiliki otoritas
agamawi pada awal abad pertama Masehi.

Banyak pakar yakin bahwa batasan pertimbangan Ketuvim sebagai naskah yang dikanonkan
ditentukan oleh Konsili Yamnia pada tahun 90 Masehi. Bahkan Melawan Apion, tulisan
Yosefus pada tahun 95 Masehi, menganggap teks Kitab Suci Ibrani sebagai kanon tertutup
sehingga "... tidak seorang pun yang mencoba menambahkan, atau mengurangi, atau
mengganti satu suku katapun..."[6] Akan tetapi, kita mengetahui bahwa untuk kurun waktu
yang lama hingga hari ini, bahwa pengilhaman ilahi atas Ester, Kidung Agung, dan
Pengkhotbah seringkali dikritik tajam.[7].

Penggunaan liturgis
Tidak ada sistem sinagogal resmi untuk membaca Ketuvim setara dengan bagian-bagian
Taurat dan Haftarah.

Diduga pernah terdapat sebuah siklus untuk membaca Kitab Mazmur, sejajar siklus tiga
tahunan pembacaan Taurat, karena jumlah pasal dalam Kitab Mazmur (150) serupa dengan
jumlah bagian Taurat dalam siklus tersebut. Sisa-sisa tradisi ini masih terdapat di Italia.
Semua liturgi Yahudi mengandung bagian-bagian salinan dari Kitab Mazmur, tetapi biasanya
dinyanyikan dalam pembacaan biasa atau nada ritmik, bukan dengan nada membaca atau
menyanyikan. Beberapa komunitas juga memiliki kebiasaan membaca Kitab Amsal pada
minggu-minggu menjelang Pesach, dan Kitab Ayub pada tanggal 9 bulan Ab.

Kelima gulungan (megillot) dibaca pada saat perayaan-perayaan keagamaan, sebagaimana


disebutkan di atas, walaupun kaum Sefardik (Yahudi Iberia dan Asia) tidak memiliki
kebiasaan membaca Kitab Kidung Agung secara publik pada Paskah Yahudi atau Kitab
Pengkhotbah pada hari raya Sukkot.

Ada jejak-jejak kebiasaan lama dari pembacaan haftarah dari Ketuvim pada sore hari Sabat,
tetapi hal ini tidak bertahan pada komunitas manapun. Beberapa komunitas Reformasi yang
menggnakan siklus tiga-tahunan memilih haftarot dari Ketuvim juga Nevi'im pada pagi hari
Sabat.

Bacaan umum ekstraliturgis

Pada beberapa tradisi Yahudi di wilayah Timur-Dekat dan Timur Tengah, seluruh Ketuvim
(juga kitab lainnya dari Tanakh dan Mishnah) dibaca setiap tahun pada putaran mingguan,
biasanya pada Sabat sore: lihat Seder ha-Mishmarah. Sesi-sesi bacaan ini tidak dianggap
sebagai kebaktian-kebaktian di sinagoga, dan seringkali mengambil tempat di pelataran
sinagoga.

Kantilasi

Sumber-sumber abad pertengahan berbicara tentang tiga melodi kantilasi, masing-masing


untuk Taurat, Nevi'im dan Ketuvim. Sekarang ini, posisinya menjadi lebih rumit.

Komunitas-komunitas Sefardik Oriental melestarikan sistem-sistem kantilasi untuk ketiga


kitab puisi, Kitab Mazmur, Kitab Amsal dan bagian utama Kitab Ayub (biasanya
menggunakan melodi berbeda untuk setiap kitab dari ketiga kitab tersebut). Sistem tersebut
tidak terdapat dalam tradisi Askenazi atau Spanyol dan Portugis. Akan tetapi, Yeshiva
Ashkenazi atau yang dikenal sebagai Aderet Eliyahu, atau (secara tidak resmi) Zilberman, di
Kota Tua Yerusalem, menggunakan adaptasi dari melodi-kantilasi Suriah untuk ketiga kitab
ini, dan ini menjadi lebih terkenal di antara masyarakat Ashkenazi lainnya juga.

Di semua komunitas terdapat melodi-melodi kantilasi yang khusus untuk Kitab Ratapan dan
Kitab Ester, dan di beberapa komunitas untuk Kitab Kidung Agung. Selain itu, melodi untuk
Kitab Rut dianggap sebagai melodi "utama" untuk kitab-kitab dalam kumpulan Ketuvim
yang tidak memiliki melodi tersebut. Bagian-bagian "prosa" pada bagian awal dan akhir
Kitab Ayub, seperti yang dibaca pada Tisha B'Av, dapat dibaca dengan nada sesuai Kitab Rut
atau yang menyerupai nada untuk Kitab Kidung Agung.

Targum untuk Ketuvim


Targumim barat terdapat untuk Siffrei Emet, untuk Kelima Megillot dan untuk Kitab
Tawarikh, yakni pada semua kitab Ketuvim selain Kitab Daniel dan Kitab Ezra (yang
mengandung cukup banyak bagian dalam bahasa Aramaik). Ada beberapa targumim
pelengkap untuk Kitab Ester.

Namun demikian, tidak terdapat targum timur (Babilonia) "yang resmi" untuk Ketuvim, yang
setara dengan Targum Onkelos untuk Taurat dan Targum Jonathan untuk Nevi'im. Malah,
Talmud Babilonia secara eksplisit mencatat tidak adanya Targum untuk Ketuvim, dengan
menjelaskan bahwa Jonathan ben Uzziel dihalangi oleh Tuhan dalam menyelesaikan
terjemahannya atas Kitab Suci. Sebuah penjelasan yang lebih prosaik mungkin adalah tidak
adanya pembacaan formal Ketuvim di sinagoga, sehingga sistem terjemahan baris per baris
yang resmi tidak diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai