Anda di halaman 1dari 3

KESAKSIAN PRIBADI (1)

Syalom!!!
Nama saya Akhim Benyamin Kupeilang, kelahiran Kupang, tahun 1979.
Saat ini saya melayani sebagai misionaris di Kamboja.
Panggilan untuk melayani Tuhan saya terima pada bulan February,
tahun 1999, di Kupang. Saya lalu berdoa memohon Tuhan memimpin
untuk dilatih secara khusus di lembaga pendidikan Alkitab, menjadi
seorang misionaris. Pada Tahun 2000 saya memulai pendidikan Misi dan
Teologi di Bible Missionaris and Work Training Center (BMWTC) yang
dalam bahasa Indonesia Sekolah Alkitab Bina Muda Wirawan. Sekolah
Alkitab ini telah di tingkatkan statusnya menjadi Sekolah Tinggi Teologi
Bina Muda Wirawan Indonesia.
Pendidikan dimulai di kota Wonogiri, Jawa Tengah. Selama
Sebulan kami dilatih di Boot Camp. Pelatihan meliputi pembentukan
karakter, penginjilan, dan ketrampilan lainnya seperti pekerjaan
bangunan, dan pertanian. Setelah masa 1 bulan Boot Camp, saya dikirim
ke BMW Sibolga. Dengan Bus kami melalui perjalanan darat selama 4
hari 3 malam dan tiba dilokasi dengan selamat. Pendidikan di Siboga
berlangsung selama 3 tahun, dan selama masa pendidikan saya
berkesempatan belajar bahasa Batak. Dalam tugas-tugas lapangan di
Sumatera Utara kami berkesempatan mengunjungi kota-kota sekitar di
kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Danau
Toba, Samosir, Pematang Siantar, Medan bahkan ke Riau dan Dumai.
Selama 3 tahun secara khusus saya dan 3 teman lainnya merintis
sebuah gereja didaerah Sijungkit, Tolang, Tapanuli Selatan, Sumatera
Utara. Gereja tersebut lalu kami daftarkan kepada Sinode Gereja Kristen
Oikumene. Dalam masa pelayanan ini, sebagai asisten Gembala saya
banyak diberikan tanggungjawab melayani jemaat, mulai dari pelayanan
anak, pelayanan pemuda, pelayanan orang dewasa bahkan Lansia.
Pernah terbersit di benak bahwa mungkin Tuhan akan memakai saya
sebagai seorang Gembal Sidang Jemaat. Namun Rencana Tuhan
melebihi rancangan hati manusia. Pada tahun 2003 setelah masa
pelayanan saya selesai di Sumatera Utara, Tuhan menggerakkan hati
saya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata Satu Teologi. Saya
lalu mohon pamit dari jemaat. Perpisahan berlangsung mengharukan
karena hubungan kekeluargaan yang erat diantara saya dan jemaat.
Sebelum melanjutkan pendidikan teologi S1, saya sempat berlibur
ke Kupang selama k.l 1 tahun lalu melanjutkan pendidikan di STT
Harvest pada bulan September 2004 mengambil program Strata satu
jurusan musik (gitar). Di STT Harvest saya hanya bisa mengikuti
perkuliahan selama 3 bulan, lalu berhenti karena kendala pembiayaan
kuliah. Pada bulan January 2005 saya berhenti dari STT Harvest dan
pindah melanjutkan kuliah ke STT BMW Indonesia yang telah
membuka program S1 dengan 2 jurusan yaitu PAK dan Teologi. Saya
lalu mengambil jurusan Teologi yang berfokus pada teologi Misi, karena
memang STT BMW Indonesia adalah Lembaga pendidikan Teolgi yang
murni bersifat dan berfokus pada pelayanan Misi. Karena jumlah SKS
yang telah cukup pada saat program Diploma serta sudah memiliki
Karya Tulis yang dapat ditingkatkan menjadi Skripsi, saya dapat
menyelesaikan program Sarjana dalam waktu 1 tahun. Puji Tuhan.
Pada bulan September 2005 saya diwisuda dan pada bulan yang
sama, saya bergabung dan menjadi staff di pelayanan Yayasan Misi
Remaja International yang menyelenggarakan STT BMW Indonesia.
Selama 1 tahun saya melayani di kantor pusat YMRI di Tangerang,
Lippo Karawachi, dan pada tahun 2006, usia 27 tahun saya ditugaskan
sebagai Ketua STT BMW Indonesia Cabang Medan. Saat itu STT BMW
Indonesia Cabang Medan sedang diguncang masalah internal. Puji
Tuhan selama 2 tahun masa pelayanan disana, semua pelayanan dan
kegiatan kampus serta hubungan dengan masyarakat luar dapat kembali
berlangsung dengan normal dan stabil. Pada tahun 2008, saya diminta
menyiapkan diri untuk dikirim sebagai Misionaris BMW Indonesia ke
Madagascar, salah satu negara tetangga Afrika Selatan yang memiliki
hubungan erat dengan Indonesia. Saya lalu menyiapkan diri, berdoa,
belajar tentang Madagascar termasuk bahasa lokal setempat, dan
mempersiapkan diri dengan baik. Tetapi rencana Tuhan berbeda dengan
rencana manusia. pada tanggal 1 Nopember 2008 saya diinformasikan
agar menyiapkan diri dalam waktu seminggu untuk dikirim ke Kamboja.
Dalam hati memberontak, mengapa Kamboja bukankah saya telah siap
untuk Madagascar? tetapi walaupun hati tak sepakat, mulut tetap berkata
Siap!!! setelah kebersediaan itu keluar dari mulut, Tuhan mengubah hati
menjadi taat dan setia kepada panggilan-Nya.
Pada tanggal 11 Nopember saya akhirnya terbang ke Kamboja.
Kondisi BMW Kamboja hampir mirip dengan kondisi BMW Medan.
Telah terjadi masalah internal dalam pelayanan yang menyebabkan
semua mahasiswa mengundurkan diri, 3 orang staff missionaris luar
negri yang melayani di Kamboja juga meninggalkan kampus tanpa
permisi dari pimpinan di Amerika.

Anda mungkin juga menyukai