Anda di halaman 1dari 3

PENGARUH KARAKTERISTIK DEWAN KOMISARIS TERHADAP BESARAN

TRANSAKSI PIHAK BERELASI PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR


YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2019-2021

LATAR BELAKANG
Pihak berelasi adalah orang atau entitas afiliasi yang memiliki pengendalian,
pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas keputusan operasional dan keuangan entitas.
Pihak berelasi mencakup anggota keluarga yang berhubungan dengan entitas, personel
manajemen kunci (direksi, komisaris), entitas pemerintah (BUMN). Transaksi pihak berelasi
adalah pengalihan aset, kewajiban, dan jasa dari perusahaan induk kepada pihak relasinya tanpa
memperhatikan nilai yang dibebankan.
Transaksi pihak berelasi mempunyai sisi positif (efficient transaction hypothesis) dan
negatif (conflict of interest) namun sama-sama merugikan pemegang saham minoritas (Wong,
Kim, & Lo, 2015). Sisi positif dapat meningkatkan kinerja perusahaan afiliasinya dan
mengurangi biaya transaksi. Hal ini disebut propping, yaitu pemegang saham mayoritas
mentransfer aset ke perusahaan relasi yang kondisi keuangannya buruk. Namun, ada sisi negatif
yaitu munculnya transaksi yang bersifat opportunistik (menguntungkan pemegang saham
mayoritas), seperti potensi tunneling (self-dealings). Ekspropriasi didefinisikan sebagai
penyalahgunaan kendali kekuasaan seseorang dan memperkaya pemegang saham pengendali
dengan memaksimalkan kesejahteraan mereka sendiri dengan mengorbankan pemegang saham
minoritas. Tunneling adalah perpindahan aset dan keuntungan oleh pemegang saham mayoritas
sehingga merugikan pemegang saham minoritas, karena hak atas pembagian labanya berkurang.
Pemegang saham mayoritas dapat mengendalikan lebih dari setengah hak suara dan
berpartisipasi dalam keputusan operasional, seperti pergantian direksi dan eksekutif. Indonesia
memiliki struktur kepemilikan terkonsentrasi (hak kontrol melebihi hak arus kas) sehingga
menyebabkan RPT yang abusive (Utama, 2015).
Contoh kasus TPB adalah PT. Benthoel Grup yang mendapatkan pinjaman dari
perusahaan afiliasinya di Belanda dan Inggris (kontan, 2019). Nilai pinjaman yang diberikan
adalah USD 434 juta pada 2013 dan USD 594 juta pada 2015. Sementara itu, RMBA juga harus
membayar bunga pinjaman sebesar USD 164 juta sehingga menyebabkan kerugian laporan
keuangan 2018 lebih tinggi 26,74% dibanding tahun lalu. RMBA juga harus membayar biaya
royalti, jasa teknis, dan teknologi ke entitas afiliasinya.
Selain itu, pada Maret 2019 ditemukan aliran dana Rp1,78 triliun yang dilakukan oleh PT
TPS Food dan entitas afiliasinya (kontan, 2019). Adanya aliran dana Rp 1,78 triliun melalui
beberapa skema seperti pencairan dana dari beberapa bank melalui deposito berjangka, transfer
bank, dan yang lainnya. Dalam kasus ini mantan direksi lama (Joko Mogoginta dan Budhi
Istanto) AISA ditetapkan menjadi pihak yang bertanggung jawab atas manipulasi laporan
keuangan 2017. Adapun manipulasinya berupa 6 perusahaan distributor afiliasi dan adanya
penggelembungan (overstatement) piutang dari 6 perusahaan tersebut dengan nilai mencapai Rp
1,4 triliun. Menurut KAP EY, perusahaan tersebut juga tidak mencantumkan pengungkapan yang
memadai dalam hal transaksi pihak berelasi (cnbc, 2019).
Selanjutnya, PT ICBP juga terkena kasus yang berasal dari akuisisi Pinehill Company
senilai USD 2,99 miliar dimana hampir seluruh dana diperoleh dari pinjaman sindikasi (CNBC,
2021). Pinjaman ini akan mengurangi aset dan laba perusahaan sehingga berdampak pada
berkurangnya hak pemegang saham minoritas.
Corporate governance yang baik dapat mengatasi sisi negatif dari transaksi pihak
berelasi (Malawat, Sutrisno, & Subekti, 2018). CG adalah aturan yang menetapkan hubungan
antar stakeholder internal dan eksternal serta hak dan kewajibannya dalam menjalankan
perusahaan. Berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 mekanisme CG Indonesia ditopang oleh 2
pihak (two-tier system), yaitu kepengurusan oleh manajemen dan pengawasan oleh komisaris.
Dewan komisaris dipilih sebagai variabel independen karena bertanggung jawab mengawasi
kinerja direksi. Segala regulasi terkait transaksi pihak berelasi suatu perusahaan juga harus
mendapatkan persetujuan dari dewan direksi (Utama, Utama, & Yuniasih, 2010).
Sektor manufaktur dipilih karena memiliki siklus bisnis yang kompleks (mulai dari
perolehan bahan baku, produksi, sampai penjualan), mayoritas berbentuk perusahaan grup, dan
kasus yang terjadi banyak berasal dari sektor tersebut.

TEORI
Berdasarkan teori agensi tipe 2, konflik antara pemegang saham mayoritas dan pemegang
saham minoritas. Jika kepemilikan terkonsentrasi telah melewati batas tertentu, pemegang
saham mayoritas dapat sepenuhnya mengendalikan perusahaan dan mereka cenderung membuat
kebijakan yang hanya menguntungkan dirinya sendiri. Konflik keagenan yang terjadi sangat
dipengaruhi oleh tingginya konsentrasi kepemilikan perusahaan. Penerapan GCG mampu
menjadi solusi masalah transaksi pihak berelasi yang abusive. Dewan komisaris merupakan salah
satu elemen CG yang bertugas mengawasi, mengevaluasi, dan memberi masukan terhadap
kinerja direksi. Selain itu, dewan komisaris termasuk dalam personil manajemen kunci yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan transaksi pihak berelasi suatu perusahaan.

PENGUKURAN
Independen (X)
1. Ukuran dewan komisaris = jumlah anggota komisaris (Jeon, 2019). Semakin banyak
komisaris akan mencegah praktik transaksi pihak berelasi yang abusive karena
pengawasan yang semakin ketat.
2. Keahlian akuntansi dewan komisaris = anggota yang memiliki gelar akuntansi
bisnis/jumlah komisaris (Jeon, 2019). Tingkat pemahaman akuntansi dari pendidikan
membuat komisaris lebih mematuhi transaksi pihak berelasi.
3. Proporsi komisaris independen = komisaris independen/jumlah komisaris (Jeon, 2019;
Damayanti, Aslanoglu, 2022). Adanya komisaris independen lebih menjamin
komitmennya terhadap tanggung jawab tugasnya karena tidak memiliki hubungan,
kepentingan, dan saham di perusahaan tersebut.
4. Proporsi komisaris wanita = komisaris wanita/jumlah komisaris (Makhlouf, Al-Sufy, &
Almubaideen, 2018). Mengacu pada negara maju yang mengatur kesetaraan gender
dalam kepemimpinan perusahaan, sedangkan di Indonesia masih rendah hanya 8,3%
(Deloitte, 2021). Wanita memiliki tingkat kepatuhan yang lebih tinggi dibandingkan laki-
laki. Mereka lebih menghindari penyalahgunaan transaksi pihak berelasi.
5. Frekuensi rapat dewan komisaris = jumlah rapat dewan komisaris dalam 1 periode
(Sudarman, Aniqotunnafiah, & Masruri, 2019). Semakin intensif rapat antar komisaris
akan memberikan kesadaran untuk meningkatkan kinerjanya.
Dependen (Y)
TPB = Ln(TPB Aset + TPB Liabilitas + TPB Penjualan + TPB Pembelian)
Di log untuk menghindari fluktuasi data. Setiap perusahaan mempunyai range yang berbeda
untuk TPB ada yang sedikit hingga banyak.
Membandingkan nominal TPB yang mencerminkan bahwa semakin besar TPB maka konflik
kepentingannya semakin tinggi.

Var. Control
Ukuran KAP = dummy; 1 BIG4, 0 tidak (Tambunan, Siregar, Marunung, & Priyarsono, 2016;
Sari, Utama, & Rossieta, 2017; Jeon, 2019). KAP Big 4 sangat kecil kemungkinan untuk
melakukan kesalahan dan/atau fraud karena SDM yang profesional dan berintegritas.
Ukuran perusahaan = Ln(SIZE) (Harahap, Kurniati, & Naufa, 2020). Perusahaan besar lebih
mematuhi transaksi pihak berelasi.

Anda mungkin juga menyukai