Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 2, BAB 4 : BERIMAN & BERAGAMA

Nama Anggota:
 Adelya Wulandari / 2230094
 Chiristina Shilfilia Riberu / 2230096
 Dian Natalia / 2230101
 Evi Grace Damaiyanti
 Sabrina Fajriyani

PENDAHULUAN
 Iman dan agama memiliki kaitan yang erat, sama-sama menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan.
 Hubungan antara iman dan agama tidak bisa di pandang sebagai sebuah keniscayaan, dimana yang satu
selalu mengandalkan dan menuntut adanya yang lain.
 Orang yang beriman bisa saja tidak beragama, sementara orang beragama belum tentu beriman dalam
arti yang sesungguhnya.
 Beriman tidak sekedar beragama dan beragama tidak otomatis adalah beriman.
 Antara iman dan agama terdapat perbedaan, tetapi alangkah baiknya bila keduanya berjalan sejalan,
agar menjadi sesuatu yang sinergis dalam memperdalam hubungan manusia dengan Tuhan, dan tidak
lagi sebagai 2 hal yang terpisahkan.

PENGERTIAN IMAN & AGAMA


1. Pengertian Iman
 Term iman secara etimologis dalam bahasa Arab yang berarti : percaya, merasa aman.
 Dalam bahasa Ibrani Perjanjian Lama, emuna, he’emin, yang berasal dari akar “mn” yang berarti
“tetap”
 Dalam Kata Pistis (pith-ti-s) yang artinya : “memberikan kepercayaan kepada seseorang”
 Kata Peithomai yang artinya : “ percaya kepada, mengandalkan seseorang, mempercayakan diri
kepada.”
Baik kata Arab maupun kata Ibrani dan Yunani di atas sama-sama berkaitan dengan kata “aman”,
“keamanan”. Sementara itu dalam ranah agama, iman lebih dimengerti sebagai: yakin, percaya dalam hati,
pasti tentang sesuatu, pasti tentang Tuhan dan wahyuNya. Itu berarti menerima kebenaran tertentu dan
apa saja yang berkaitan dengan kebenaran itu, yang dalam hal ini adalah kebenaran tentang Tuhan.

Pengertian Iman Secara Termonologis


Kata “iman” terdapat dalam sebuah “Sabda Nabi” yang artinya kesatuan, keselarasan antara kata hati,
ucapan dan perbuatan. Dengan kata lain iman dalam artian ini adalah menunjuk kepada sikap hati, dan
bukan hanya sebagai keyakinan dalam hati.
Dalam arti ini iman sama dengan penyerahan diri. Penyerahan diri dimaksud seluruh hidupnya
(hati,ucapan dan perbuatan) sesuai dengan bimbingan imannya.
Iman dalam arti (terminologis) dapat berkonotasi positif bisa juga negatf. Positif dalam hal ini adalah
beriman kepada Tuhan, beriman pada ketentuan Tuhan, beriman pada ajaran Tuhan. Negatif dalam hal ini
merupakan beriman pada dukun, beriman pada takhayul, beriman pada setan.

Iman Atas Pewahyuan Tuhan


Dalam hubungan manusia dengan Tuhan dapat dikatan bahwa iman merupakan jawaban manusia atas
pewahyuan Tuhan. Agama mengakui bahwa Tuhan telah mewahyukan diriNya kepada manusia, oleh
karena itu Tuhan dari tidak dikenal menjadi dikenal dan di sembah manusia.

Pewahyuan Tuhan tentang diriNya dan cinta kasihNya kepada manusia perlu dijawab dan ditanggapi oleh
manusia. Jawaban atau tanggapan yang tepat atas pewahyuan Tuhan itu adalah iman. Ini adalah ungkapan
cinta manusia kepada Tuhan yang telah lebih dahulu mencintai manusia.

Penyerahan diri dalam semangat cinta, sebagai tanggapan manusia atau pewahyuan Tuhan, selalu bersifat
pribadi, yang berlangsung secara bebas dan bertanggung jawab. Wahyu yang disampaikan kepada manusia
membuka dan menggerakan hati manusia untuk menerimanya, mengakui, dan mengimaniNya.

2. Pengertian Agama
 Agama pada dasarnya adalah sikap dasar manusia kepada Tuhan.
 Agama mengungkapkan diri dalam sembah dan bakti sepenuh hati kepada Tuhan.
 Agama sebenarnya merupakan hasil usaha manusia, yang dikembangkan dalam rangka mengatur
berbagai hal yang berkaitan dengan pengungkapan iman.
 Seseorang yang beragama baru memasuki tahapan awal dari perjalanan panjang yang harus dilaluinya
mengarungi dunia rohani yang tiada batasnya.
 Tiadabatasnya karena perjalanan rohani terutama berkaitan dengan sesuatu yang transenden atau gaib.
 Iman merupakan jawaban manusia yang dikembangkan, disebarluaskan, dan diteruskan turun temurun
dalam berbagai aktivitas kerohanian, itulah yang diatur oleh agama.

Jadi agama merupakan wadah atau lembaga yang mempersatukan dan mengatur berbagai aktivitas
berkaitan dengan pengungkapan dan penghayatan iman kepada Tuhan. Agama memiliki ciri sosial yang
sangat luas dan dalam. Agama adalah institusi atau ruang tempat pengembangan dan penghayatan
dimensi sosial dari iman kepada Tuhan.

PROSES TERBENTUKNYA IMAN & PENGEMBANGANNYA


1. Proses Terbentuknya Cinta
Proses terbentuknya cinta pada umumnya diawali dengan sebuah perkenalan, meningkat menjadi
pembiasaan, meningkat lagi menjadi pembinaan dan pemeliharaan.
 Memperkenalkan Iman
Memperkenalkan iman bisa dengan mulai memperkenalkan tempat-tempat ibada, pemperkenalkan
ritual-ritual keagamaan seperti shalat, puasa, sedekah, kebaktian, doa-doa serta upacara-upacara
ritual keagamaan lainnya. Perkenalan iman ini meningkat menjadi pembiasaan, dengan kebiasaan
melakukan ritual-ritual tersebut maka lama kelamaan seorang tanpa disuruh pun akan melakukannya
secara spontan.
 Menghadapi Tantangan
Perjalanan menuju cinta kepada Tuhan bukanlah jalan yang mulus, melainkan melalui jalan yang terjal,
bisa jadi amat susah dan sulit. Hambatan untuk berkembang dalam iman, cukup banyak baik yang
berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar diri. Seseorang perlu menggabungkan di dalam dirinya
sentuhan spiritualitas dan sentuhan rasionalitas. Diharapkan ketekunan dan kesungguhan hati dalam
mejalankan ibadah dan ritual keagamaan dapat menguatkan setiap oranf beriman dalam menghadapi
setiap tantangan yang menghampirinya.

2. Memupuk & Mengembangkan Cinta Kepada Tuhan


Cinta yang sudah mulai tumbuh melalui proses perkenalan, dan disuburkan melalui banyak tantangan, harus
Selalu dipukuk agar pertumbuhannya tidak layu.
 Bhakti Yoga
Merupakan suatu latihan fisik dan sekaligus psikis penuh konsentrasi yang mengarahkan hati dan
pikiran menuju yang ilahi. Tujuan dari Bhakti Yoga dalam agama Hindu adalah untuk membimbing
manusia menuju Tuhan, sumber cinta yang berada pada dasar setiap hati manusia.
 Cinta Kepada Tuhan Sebagai Prioritas Utama
Cinta kepada Tuhan, sebagaimana dinyatakan dalam firman Tuhan pada Surat Al-baqarah ayat 265
adalah prioritas pertama dan utama disbanding dengan lainnya. Tuhan mengingatkan melalui
firmanNya : Janganlah kamu mengaku beriman, sementara keimanan kamu itu belum diuji dengan
benar, mungkin baru kamu beragama atau baru berislam saja ( Al- Qur’an, Surat Al-Mulk ayat 2)
 Iman & Perbuatan
Cara untuk memupuk iman selain dengan aktif mengikuti upacara-upacara ritual keagamaan, juga
dengan cara mewujudkan buah-buah iman itu dalam perbuatan nyata. Iman mesti mendorong
perbuatan baik memperteguh dan menguatkan iman. Ibadah yang dilakukan dengan sungguh-
sungguh, selain sebagai pelatihan dan pembiasaan serta pembinaan iman, juga merupakan suatu
ungkapan iman dan kepercayaan kepada Tuhan.

C. APLIKASI KONKRIT IMAN DALAM PRAKTIK SEHARI-HARI


Iman dapat dipahami sebagai kesatuan, keselarasan dan keserasian antara kata hati, ucapan dan perbuatan.
Tanda-tanda keselarasan dan keserasian ini mestinya tampak dalam aktivitas sehari-hari dalam wujud konkret
antara lain:
 Aktif Beribadat
 Menjadikan iman sebagai sumber inspirasi
 Beriman dan beragama
 Bukan sekadar terdaftar sebagai anggota suatu agama
 Identitas diri sebagai cerminan sikap dan perilaku.

FAKTOR PERPINDAHAN AGAMA:


1. Karena disadari oleh pemikiran yang kritis tentang ajaran-ajaran agama tertentu.
2. Karena adanya pengalaman spiritual tertentu di mana seseorang merasa mendapatkan kepuasan
sewaktu mengikuti ritual agama tertentu
3. Karena alasan cinta kepada calon istri atau calon suami yang berbeda agama
4. Perpindahan agama karena rasa sakit hati atau kecewa terhadap agamanya sendiri
5. Karena adanya alasan untuk memperoleh kesempatan tertentu ( Jabatan, kekuasaan, pekerjaan)
6. Karena tidak pernah sungguh-sungguh menganut dan memahami agama warisan tradisi orangtuanya.

Anda mungkin juga menyukai