Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN ACUTE VAGINITIS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS Dr. H.Didik Rusdiyono,MM


GITIK NIP. 19690304 200212 1 003

1. Pengertian Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang ditandai dengan


adanyapruritus, keputihan, dispareunia, dan disuria.
Penyebab
a. Vaginosis bakterialis (bakteri Gardnerella Vaginalis adalah bakteri
anaerob yang bertanggungjawab atas terjadinya infeksi vagina yang
non-spesifik, insidennya terjadi sekitar 23,6%).
b. Trikomonas (kasusnya berkisar antara 5,1-20%).
c. Kandida (vaginal kandidiasis, merupakan penyebab tersering
peradangan pada vagina yang terjadi pada wanita hamil, insidennya
berkisar antara 15-42%)

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penangannan Acute vaginitis

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Acute vaginitis

4. Refrensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan


Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan Primer

5. Alat dan Bahan Sarana Prasarana


a. Mikroskop
b. Kaca
c. Kassa swap
d. Larutan KOH
e. Kertas lakmus

6. Prosedur / langkah 1. Petugas melakukan anamnesa dan mendapatkan keluhan


- langkah Bau adalah keluhan yang paling sering dijumpai.
Gejala klinis:
a. Bau
b. Gatal (pruritus)
c. Keputihan
d. Dispareunia
e. Disuria

Faktor Risiko
a. Pemakai AKDR
b. Penggunaan handuk bersamaan
c. Imunosupresi
d. Diabetes melitus
e. Perubahan hormonal (misal : kehamilan)
f. Penggunaan terapi antibiotik spektrum luas
g. Obesitas.
PENANGANAN ACUTE VAGINITIS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS Dr. H.Didik Rusdiyono,MM


GITIK NIP. 19690304 200212 1 003

2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik


Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya iritasi, eritema atau
edema pada vulva dan vagina. Mungkin serviks juga dapat tampak
eritematous.

3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang.


Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan mikroskopik cairan atau sekret vagina.
b. Pemeriksaan pH cairan vagina.
c. Pemeriksaan uji whiff : jika positif berarti mengeluarkan
mengeluarkanbau seperti anyir (amis), pada waktu ditambahkan
larutan KOH.

4. Petugas menegakkan diagnose berdasarkan anamnesa, pemeriksaan


fisik dan pemeriksaan penunjang.
Vaginitis harus dicari penyebabnya, dengan menilai perbedaan tanda
dan gejala dari masing-masing penyebab, dapat pula dengan menilai
secara mikroskopik cairan vagina.

Kriteria diagnostik Sindroma


Normal Vaginosis Vaginosis Vulvovaginitis
Bakterialis Trikomoniasis Kandida
pH Vagina 3,8-4,2 > 4,5 > 4,5 >4,5 (usually)
Cairan Putih, Tipis, Kuning-hijau, Putih seperti
Vagina jernih, homogen, berbuih, keju, kadang-
halus putih, abu- lengket, kadang
abu, lengket, tambah tambah
sering kali banyak banyak.
bertambah
banyak
Uji whiff - + ± -
Bau amis Tidak ada ada Mungkin ada Tidak ada
(KOH)
KU Tidak ada Keputihan, Keputihan Gatal/panas,
bau busuk berbuih, bau keputihan
(mungkin busuk,
tambah tidak pruritus
enak setelah vulva, disuria
senggama),
kemungkinan
gatal
Pemeriksaa Laktobasili, Clue cell Trikomonas, Kuncup
n sel-sel dengan leukosit > 10 jamur, hifa,
PENANGANAN ACUTE VAGINITIS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS Dr. H.Didik Rusdiyono,MM


GITIK NIP. 19690304 200212 1 003

mikroskopik epitel bakteri lapangan pseudohifa


kokoid yang pandangan (preparat
melekat, luas basah
tidak ada dengan KOH)
leukosit

Diagnosis Banding
a. Vaginosis Bakterialis
b. Vaginosis Trikomonas
c. Vulvovaginitis Kandida

5. Petugas memberikan terapi.


a. Menjaga kebersihan diri terutama daerah vagina
b. Hindari pemakaian handuk secara bersamaan
c. Hindari pemakaian sabun untuk membersihkan daerah vagina
yang dapat menggeser jumlah flora normal dan dapat merubah
kondisi pH daerah kewanitaan tersebut.
d. Jaga berat badan ideal
e. Farmakologis:
1. Tatalaksana Vaginosis Bakterialis
 Metronidazol 500 mg peroral 2 x sehari selama 7 hari
 Metronidazol pervagina 2 x sehari selama 5 hari
 Krim Klindamisin 2% pervagina 1 x sehari selama 7 hari
2. Tatalaksana Vaginosis trikomonas
 Metronidazol 2 g peroral (dosis tunggal)
 Pasangan seks pasien sebaiknya juga diobati
3. Tatalaksana vulvovaginitis kandida
 Flukonazol 150 mg peroral (dosis tunggal)

6. Petugas melakukan konseling dan edukasi.


Memberikan informasi kepada pasien, dan (pasangan seks) suami,
mengenai faktor risiko dan penyebab dari penyakit vaginitis ini
sehingga pasien dan suami dapat menghindari faktor risikonya. Dan
jika seorang wanita terkena penyakit ini maka diinformasikan pula
pentingnya pasangan seks (suami) untuk dilakukan juga pemeriksaan
dan terapi guna pengobatan secara keseluruhan antara suami-istri dan
mencegah terjadinya kondisi yang berulang.

7. Hal –hal yang perlu Kriteria rujukan : - 


di perhatikan

8. Unit Terkait 1. UGD


2. Poli Umum
PENANGANAN ACUTE VAGINITIS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS Dr. H.Didik Rusdiyono,MM


GITIK NIP. 19690304 200212 1 003

3. Pustu Ponkesdes
9. Dokumen Terkait -

10. Rekaman Histori No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai


Perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai