Anda di halaman 1dari 6

PENANGANAN ANAL FISSURE

No. Dokumen :

No. Revisi :

SOP Tanggal Terbit :

Halaman : 1/5

PUSKESMAS GITIK dr. H.Didik Rusdiyono,MM

NIP. 19690304 200212 1 003

1. Pengertian Hemoroid adalah pelebaran vena-vena didalam pleksus hemoroidalis.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penanganan Anal fissure.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Anal fissure.

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan Primer

5. Alat dan Bahan 1. Pencahayaan yang cukup


2. Sarung tangan
6. Prosedur / langkah - langkah 1) Petugas melakukan anamnesa dan mendapatkan keluhan pasien berupa :
a. Perdarahan pada waktu defekasi, darah berwarna merah segar.
Darah dapat menetes keluar dari anus beberapa saat setelah defekasi.
b. Prolaps suatu massa pada waktu defekasi. Massa ini mula-mula
dapat kembali spontan sesudah defekasi, tetapi kemudian harus
dimasukkan secara manual dan akhirnya tidak dapat dimasukkan
lagi.
c. Pengeluaran lendir.
d. Iritasi didaerah kulit perianal.
e. Gejala-gejela anemia (seperti : pusing, lemah, pucat,dll).

2) Petugas melakukan pemeriksaan fisik


PENANGANAN ANAL FISSURE

No. Dokumen :

No. Revisi :

SOP Tanggal Terbit :

Halaman : 2/5

PUSKESMAS GITIK dr. H.Didik Rusdiyono,MM

NIP. 19690304 200212 1 003

a) Periksa tanda-tanda anemia.


b) Pemeriksaan status lokalis
1. Inspeksi:
 Hemoroid derajat 1, biasanya tidak menunjukkan adanya suatu
kelainan diregio anal yang dapat dideteksi dengan inspeksi saja.
 Hemoroid derajat 2, tidak terdapat benjolan mukosa yang keluar
melalui anus, akan tetapi bagian hemoroid yang tertutup kulit
dapat terlihat sebagai pembengkakan.
 Hemoroid derajat 3 dan 4 yang besar akan segera dapat dikenali
dengan adanya massa yang menonjol dari lubang anus yang
bagian luarnya ditutupi kulit dan bagian dalamnya oleh mukosa
yang berwarna keunguan atau merah.
2. Palpasi:
 Hemoroid interna pada stadium awal merupaka pelebaran vena
yang lunak dan mudah kolaps sehingga tidak dapat dideteksi
dengan palpasi.
 Setelah hemoroid berlangsung lama dan telah prolaps, jaringan
ikat mukosa mengalami fibrosis sehingga hemoroid dapat diraba
ketika jari tangan meraba sekitar rektum bagian bawah.

3) Petugas melakukan pemeriksaan penunjang.


a. Anoskopi
b. Untuk menilai hemoroid interna yang tidak menonjol keluar.
c. Proktosigmoidoskopi.
PENANGANAN ANAL FISSURE

No. Dokumen :

No. Revisi :

SOP Tanggal Terbit :

Halaman : 3/5

PUSKESMAS GITIK dr. H.Didik Rusdiyono,MM

NIP. 19690304 200212 1 003

d. Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses


radang atau proses keganasan di tingkat tinggi
e. Pemeriksaan darah rutin, bertujuan untuk mengetahui adanya
anemia dan infeksi.

4) Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,


dan pemeriksaan penunjang.
Klasifikasi hemoroid, dibagi menjadi :
a. Hemoroid internal, yang berasal dari bagian proksimal dentate line
dan dilapisi mukosa
Hemoroid internal dibagi menjadi 4 grade, yaitu :
1. Grade 1 : hemoroid mencapai lumen anal kanal
2. Grade 2 : hemoroid mencapai sfingter eksternal dan tampak pada
saat pemeriksaan tetapi dapat masuk kembali secara spontan.
3. Grade 3 : hemoroid telah keluar dari anal canal dan hanya dapat
masuk kembali secara manual oleh pasien.
4. Grade 4 : hemoroid selalu keluar dan tidak dapat masuk ke anal
kanal meski dimasukkan secara manual
b. Hemoroid eksternal, berasal dari bagian dentate line dan dilapisi oleh
epitel mukosa yang telah termodifikasi serta banyak persarafan serabut
saraf nyeri somatik.

Diagnosis Banding
a. Kondiloma Akuminata
PENANGANAN ANAL FISSURE

No. Dokumen :

No. Revisi :

SOP Tanggal Terbit :

Halaman : 4/5

PUSKESMAS GITIK dr. H.Didik Rusdiyono,MM

NIP. 19690304 200212 1 003

b. Proktitis
c. Rektal prolaps
Komplikasi : -

5) Petugas memberikan terapi.


 Penatalaksanaan Hemoroid Internal:
a. Hemoroid grade 1
Dilakukan terapi konservatif medis dan menghindari obat-obat anti-
inflamasi non-steroid, serta makanan pedas atau berlemak.
b. Hemoroid grade 2 dan 3
Pada awalnya diobati dengan prosedur pembedahan.
c. Hemoroid grade 3 dan 4 dengan gejala sangat jelas
Penatalaksaan terbaik adalah tindakan pembedahan
hemorrhoidectomy.

d. Hemoroid grade 4
Hemoroid grade 4 atau dengan jaringan inkarserata membutuhkan
konsultasi dan penatalaksanaan bedah yang cepat.
Penatalaksanaan grade 2-3-4 harus dirujuk ke dokter spesialis bedah.
 Penatalaksanaan hemorrhoid eksternal
Hemoroid eksternal umumnya merespon baik dengan melakukkan
eksisi. Tindakan ini hanya dapat dilakukan oleh dokter spesialis bedah.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah mengurangi rasa nyeri dan
konstipasi pada pasien hemoroid.
PENANGANAN ANAL FISSURE

No. Dokumen :

No. Revisi :

SOP Tanggal Terbit :

Halaman : 5/5

PUSKESMAS GITIK dr. H.Didik Rusdiyono,MM

NIP. 19690304 200212 1 003

6) Petugas melakukan konseling dan edukasi.


Melakukan edukasi kepada pasien sebagai upaya pencegahan hemoroid.
Pencegahan hemoroid dapat dilakukan dengan cara:
a. Konsumsi serat 25-30 gram perhari. Hal ini bertujuan untuk
membuat feses menjadi lebih lembek dan besar, sehingga
mengurangi proses mengedan dan tekanan pada vena anus.
b. Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari.
c. Mengubah kebiasaan buang air besar. Segerakan ke kamar mandi
saat merasa akan buang air besar, janga ditahan karena akan
memperkeras feses. Hindari mengedan.

7. Hal –hal yang perlu di Kriteria Rujukan : Jika dalam pemeriksaan diperkirakan sudah memasuki
perhatikan grade 2-3-4.
8. Unit Terkait 1. UGD
2. Poli Umum
3. Pustu Ponkesdes
9. Dokumen Terkait -

10. Rekaman histori perubahan No. Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
1.

2.
PENANGANAN ANAL FISSURE

No. Dokumen :

No. Revisi :

SOP Tanggal Terbit :

Halaman : 6/5

PUSKESMAS GITIK dr. H.Didik Rusdiyono,MM

NIP. 19690304 200212 1 003

Anda mungkin juga menyukai