Anda di halaman 1dari 10

Hemoroid

Definisi

Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di


daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. Hemoroid
eksterna adalah pelebaran vena yang berada dibawah kulit (subkutan)
di bawah atau di luar linea dentate. Hemoroid interna adalah
pelebaran yang berada di bawah mukosa (submukosa) di atas atau di
dalam linea dentate (Nararif & Hardhi, 2015).

Etiologi
Faktor predisposisi adalah herediter, anatomi, makanan, psikis dan
sanitasi, sedangkan sebagai faktor presipitasi adalah faktor mekanis
(kelainan sirkulasi parsial dantekanan intra abdominal), fisiologis dan
radang umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri tetapi
saling berkaitan.. Menurut Tambayong (2000) faktor predisposisi
dapat diakibatkan darihemoroid. Hemoroid berdarah mungkin akibat
dari hipertensi portalong vena yang melebar menonjol ke dalam
saluran anus dan rectum terjadi trombosis, ulserasi, dan perdarahan,
sehingga nyeri mengganggu. Darah segar sering tampak sewaktu
defekasi atau mengejan..

Faktor penyebab terjadinya hemoroid adalah sebagai berikut:


1. Mengejan
2. Konstipasi
3. Pembesaran
4. Keturunan
5. Kelemahan
6. Peningkatan tekanan intra abdomen (seperti : Kehamilan
,berdiri terlalu lama dan konstipasi)

Pathways
Klasifikasi
Hemoroid Internal
Hemoroid internal adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis
mukokutan dan ditutupi oleh mukosa diatas sfingter ani. Hemoroid internal
dikelompokkan dalam 4 derajat :
1. Derajat I : Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa
nyeri sewaktu defekasi. Tidak terdapat prolap dan pada pemeriksaan terlihat
menonjol dalam lumen.
2. Derajat II : Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan
ringan tetapi dapat masuk kembali secara spontan.
3. Derajat III : Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong
kembali sesudah defekasi.
4. Derajat IV : Hemoroid menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat
didorong masuk kembali.
Hemoroid Eksternal
Hemoroid Eksternal adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak
dapat didorong masuk. Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori
yaitu:
1. Akut
Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus
dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai hemoroid
trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung-
ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
2. Kronik
Bentuk hemoroid eksterna kronik adalah satu atau lebih lipatan kulit anus yang
terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah

Manifestasi klinik

Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan


perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi.
Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi
dan edema yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah
pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia
pada area tersebut dan nekrosis.
Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid
ini membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps.

Pemeriksaan penunjang
1. Hemoglobin, mengalami penurunan < 12 mg%.2.
2. Anoscopy, pemeriksaan dalam rektal dengan menggunakan
alat, untuk mendeteksi ada atau tidaknya hemoroid.
3. Digital rectal examination, pemeriksaan dalam rektal secara
digital.
4. Sigmoidoscopy dan barium enema, pemeriksaan untuk
hemoroid yang disertaikarsinoma.
5. Inspeksi Hemoroid eksterna mudah terlihat, terutama bila
sudah menjadi thrombus. Hemoroid internayang menjadi prolaps
dapat terlihat dengan cara menyuruh pasienmengejan. Prolaps dapat
terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa.
6. Rectal Toucher (RT) Hemoroid interna stadium awal biasanya
tidak teraba dan tidak nyeri, hemoroid ini dapat teraba bila sudah ada
thrombus atau fibrosis.
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Tindakan non-operatif


Dilakukan pada hemoroid derajat I dan II
1. Diet tinggi serat untukmelancarkan buang air besar
2. Mempergunakan obat-obat flebodinamik dan sklerotik.
3. Rubber band ligation yaitu mengikat hemoroid dengan karet
elastis kira-kira 1 minggu.

Ada 2 prinsip dalam melakukan operasi hemoroidectomy :


1. Pengangkatan pleksus dan mukosa.
Pengangkatan pleksus tanpa mukosa
2. Teknik pengangkatan dapat dilakukan menurut 3 metode :
- Metode Langen-beck (eksisi atau jahitan primer radier) Dimana
semua sayatan ditempat keluar varises harus sejajar dengan sumbu
memanjang dari rectum.
- Metode White head (eksis atau jahitan primer longitudinal)Sayatan
dilakukan sirkuler, sedikit jauh dari varises yang menonjol.
- Metode Morgan-Milligan Semua primary piles diangkat.

Diagnosa Keperawatan
Pre op
1. Ansietas berhubungan dnegan faktor psikologi dan dilakukan
tindakan pembedahan
2. Resti perdarahan b.d. penekanan pada venaakibat konstipasi
Post op
3. Nyeri b.d trauma jaringan akibat operasi
4. Resiko infeksi b.d tempat masuknya kuman sekunder akibat
operasi

Main Topic
Dx. 1
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien dapat
mengontrol nyeri, dengan kriteria hasil : mengenal faktor-faktor
penyebab, nyeri terkontrol, tindakan pertolongan non farmakologi,
menggunakan analgetik, melaporkan gejala-gejala yeri kepada tim
kesehatan.
NIC
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas.
2. Obsevasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri klien sebelumnya
4. Ajarkan klinik non farmakologi (relaksasi, distraksi, dll) untuk
mengontrol nyeri
5. Berikan minyak esensial melalui inhalasi dan identifikasi
pilihan aroma terapi yang disukai dan tidak disukai
6. Berikan kompres hangat untuk mengurangi nyeri
7. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
8. Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri
9. Kolaborasi dengan dokter bila ada keluhan tentang pemberian
analgetik tidak berhasil
10. Edukasi efek samping pemberian obat
11. Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri
12. Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgetik
DX. 2
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam diharapkan pasien
tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil : memperlihatkan
pengetahuan tentag faktor resiko yang berkaitan dengan infeksi dan
melakukan tindakan pencegahan yang tepat untuk mencegah infeksi.
Bebas dari proses infeksi nosokomial selama perawatan dirumah
sakit.
NIC
1. Kaji status nutrisi, kondisi penyakit yang mendasari
2. Cuci tangan dengan baik dan benar
3. Rawat luka dengan teknik aseptik/antiseptik
4. Batasi pengunjung
5. Batasi alat-alat infasive
6. Beri terapi antibiotik rasional sesuai program dokter
7. Observasi terhadap manifestasi klinis infeksi (demam,
drainase, purulen)
Dx. 3
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
ansietas dapat berkurang dengan kriteria hasil : mrnunjukkan rileks
dan melaporkan penurunan ansietas sampai tidak bisa ditangani.
Menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat
menerimanya.
NIC
1. Mandiri
a. Catat petunjuk perilaku mis:gelisah, peka rangsang, menolak,
kurang kontak mata, perilaku menarik diri.
b. Dorong menyatakan peraaan dan beri perhatian
c. Akui bahwa ansietas dan masalah sama dengan yang dirasakan
orang lain
d. Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang
dilakukan mis: tirah baring, pembatasan masukan peroral dan
prosedur
e. Berikan lingkungan tenang dan istirahat
f. Dorong pasien atau orang terdekat untuk menyatakan
perhatian, perilaku perhatian
g. Bantu pasie untuk mengidentifikasi/memerlukan koping
masalalu
h. Bantu pasien belajar mekanisme koping baru
2. Kolaborasi
a. Berikan obat sesuai indikasi
b. Rujuk pada spesialis psikiatri perawat, pelayanan sosial,
penasehat agama
DX. 4
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam diharapkan
klien tidak mengalami perdarahan dengan kriteria hasil : nilai HB dan
Ht berada dalam batas normal, pasien tidak menngalami perdarahan,
tanda-tanda vital dalam batas normal.
NIC
1. Kaj pasien untuk menemukan bukti perdarahan atau hemoragi
2. Monitor tanda vital
3. Pantau hasil lab berhubungan dengan perdarahan
4. Siapkan pasien secara fisik dan psikologis untuk menjalani
bentuk terapi lain jika diperlukan
5. Awasi jika terjadi anemia
6. Kolaborasi dengan dokter mengenal masalah yang terjadi
dengan perdarahan pemberian transfusi, medikasi
Novia Dwi Paryanti
G3A019029

Daftar Pustaka
1. Black, J. M., & Hawks, J. H. (2009).Medikal Bedah: Manejemen
Klinis untuk Hasil yang Diharapkan(Vol. 2). (S. Aklia, G. Faqihani, P.
P. Lestari, R. W. Sari, Penyunt., J. Mulyanto, Yudhistira, A. P.
Tunggono, N. H. Setiyawan, R. Martanti, Natalia, et al., Penerj.)
Singapura: Elsevier.
2. Dongoes, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A. C. (2000).Asuhan
Keperawatan.EGC.
3. Nararif, A. H., & Hardhi, K. (2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda NIC-NOC.MediAction.
4. Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC.
5. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002).Buku Ajar Keperawatan
Medikal-Bedah Brunner & Suddarth2). (P. Endah, E. Monica,
Penyunt., d. H. Kuncara, S. K. Ester, d. A. Hartono, DAN, & S. K. Asih,
Penerj.) Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai