Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“PRILAKU NEGATIF MASYARAKAT INDONESIA YANG


TIDAK MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPAT”

Disusun Oleh:

Fakhrinul Ramadhan
F1D219023

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2020

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan segala puji dan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas hidayah dan inayah_Nya jualah makalah pendidikan
kewarganegaraan ini dapat selasai walaupun masih dalam keadaan belum tentu
sempurna.

Kami menyadari bahwa dalam keadaan saat ini banyak sekali prilaku negative
masyarakat yang berdampak buruk terhadap lingkungan . Oleh karena itu, dengan
hadirnya makalah tentang (PRILAKU NEGATIF MASYARAKAT INDONESIA YANG TIDAK
MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPAT) dapat menjadi sebagai tonjakan untuk pelajaran

Jambi, 20 Mei 2020

Penulis,

Fakhrinul Ramadhan

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................2

Daftar Isi..........................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan .........................................................................................................4

1.1. Latar Belakang...................................................................................................4


1.2. Tujuan Penulisan................................................................................................6
1.3. Rumusan Masalah..............................................................................................6

Bab II Pembahasan..........................................................................................................7

2.1. Pengertian Masalah Sosial...............................................................................7


2.2. Faktor Penyebab Masalah Sosial Dalam Masyarakat.......................................
.........................................................................................................................7
2.3. Penyebab Prilaku Membuang Sampah Sembarangan......................................8
2.4. Solusi Untuk Mengurangi Jumlah Sampah…..................................................... 9

Bab III Penutup................................................................................................................11

3.1. Kesimpulan......................................................................................................11
3.2. Saran................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu, selain itu manusia
disebut juga sebagai makhluk sosial, di mana manusia tidak akan lepas
dari pengaruh lingkungannya. Manusia memiliki kebutuhan dan
kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan manusia lain atau disebut juga interaksi sosial. Interaksi sosial
merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang
berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan dalam
masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, interaksi
sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik. Sosiologi terutama
menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti norma-
norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga
kemasyarakatan, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta
perwujudannya. Tidak semua gejala tersebut berlangsung secara normal
sebagaimana dikehendaki masyarakat bersangkutan. Gejala-gejala yang
tidak dikehendaki merupakan gejala abnormal atau gejala-gejala
patologis.
Menurut Hidayatullah (2010:13), karakter adalah kualitas atau
kekuatan mental dan moral, akhlak atau budi pekerti individu yang
merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan juga
penggerak, serta membedakan dengan individu yang lainnya. Seseorang
dapat dikatakan berkarakter jika telah berhasil menyerap nilai dan
keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai
kekuatan moral dalam hidupnya. Persoalan yang dihadapi bangsa
indonesia saat ini adalah kurangngya karakter yang dapat
mencerminkan warga negara yang berbudi pekerti, contoh permasalahan
yang sering dihadapi adalah tidak taat aturan saat berlalu lintas,
membuang sampah sembarangan, tidak mencintai lingkungan, prilaku
tidak sopan, menyalahgunakan wewenang dan lain sebagainya yang
jauh akan cerminan masyarakat indonesia pada aslinya.

4
Masalah sampah rasanya tidak kunjung bisa diselesaikan dengan
tuntas. Meskipun sudah banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh
pemerintah. Sampah tetap saja terlihat menumpuk di mana-mana.
Masyarakat masih suka membuang sampah sembarangan. Tempat
sampah khusus sudah disediakan seperti tempat sampah khusus
bahan organik, tempat sampah khusus plastik, dan tempat sampah
khusus logam. Anehnya tempat sampah itu sepertinya tidak berfungsi.
Tempat sampah organik isinya plastik, sandal, dan sampah-sampah lain
campur jadi satu. Seperti yang diketahui bersama, setiap kegiatan yang
dilakukan oleh manusia akan menimbulkan zat buang. Baik berupa gas,
cair, maupun padat. Buangan berbentuk padat biasa kita sebut sebagai
sampah. Dengan pertambahan penduduk Indonesia yang semakin
meningkat, maka timbulan sampah yang dihasilkanpun juga meningkat.
Bukan hal baru, masalah sampah yang dibuang tidak pada tempatnya
menjadi boomerang bagi umat manusia. Kesadaran yang sangat penuh
dari tiap-tiap insan terkadang jarang tercermin dari kesehariannya.
Berdasarkan Undang-Undang No.18 Tahun 2008, sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat. Sampah adalah zat, energi/makhluk hidup yang tidak
mempunyai nilai, guna dan cenderung rusak. Salah satu faktor yang
menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih
tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor
pembuangan limbah sampah plastik. Sampah merupakan hasil sisa dari
sebuah proses, baik yang sengaja dibuang atau terbuang dengan
sendirinya.
Negara Indonesia mempunyai masalah yang sangat besar mengenai
sampah, terutama di daerah yang padat penduduk seperti di daerah
khusus ibukota Jakarta, dalam 1 hari dapat menghasilkan milyaran
sampah yang tertumpuk, bahkan dapat dibandingkan dengan besarnya
Candi Borobudur. Jika sampah dibuang secara sembarangan hingga
tertumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan
berbagai dampak kesehatan yang sangat serius, juga dapat
menimbulkan terjadinya banjir, serta sampah plastik yang tertimbun di
dalam tanah tidak dapat terurai sehingga tanah menjadi tandus.

5
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui apa saja masalah yang terjadi di masyarakat yang
memperlihatkan cara hidup yang tidak berkarakter
2.Mencari solusi terbaik agar dapat membantu memperbaiki
karakter dan mengembalikan karakter asli bangsa indonesia
3. Mengetahui cara penanggulangannya Sampah ?
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masalah sosial?
2. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya masalah
sosial?
3. Apa penyebab prilaku membuang sampah sembarangan ?
4. Apa solusi yang dapat dilakukan untuk menangani masalah
pembuangan sampah tersebut ?

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Masalah Sosial


Istilah masalah sosial mengandung dua kata, yakni masalah dan
sosial. Kata “sosial” membedakan masalah ini dengan masalah ekonomi,
politik, fisika, kimia, dan masalah lainnya. Meskipun bidang-bidang ini
masih terkait dengan masalah sosial. Kata “sosial” antara lain mengacu
pada masyarakat, hubungan sosial, struktur sosial, dan organisasi
sosial. Sementara itu kata “masalah” mengacu pada kondisi, situasi,
perilaku yang tidak diinginkan, bertentangan, aneh, tidak benar, dan
sulit. Masalah Sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur –
unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial.
2.2.Faktor Penyebab Masalah Sosial dalam Masyarakat
Terdapat 4 faktor utama penyebab timbulnya masalah sosial, yaitu
antara lain:
1. Faktor Ekonomi
Biasanya berupa pengangguran, kemiskinan, dll. Dalam masalah ini
bisanya yang bertanggung jawab adalah pemerintah, karena pemerintah
kurang menyediakan lapangan perkerjaan bagi masyarakat. Faktor
ekonomi juga dapat dijadikan acuan maju atau tidaknya suatu negara
dan faktor eknonomi juga dapat mempengaruhi aspek psikologis dan
biologis masyarakat.
2. Faktor Biologis
Ini menyangkut bertambahnya jumlah penduduk dengan pesat yang
dirasakan secara nasional, regional maupun local. Pemindahan manusia
(mobilitas fisik) yang dapat dihubungkan pula dengan implikasi medis
dan kesehatan masyarakat umum serta kualitas masalah pemukiman
baik dipedesaan maupun diperkotaan. Misalnya seperti kurang gizi,
penyakit menular dan lain – lain.
3. Faktor budaya

7
Ini menimbulkan berbagai keguncangan mental dan berlalian dengan
beraneka penyakit kejiwaan. Pendorongnya adalah perkembangan
teknologi (komunikasi dan transportasi) dan implikasinya dalam
kehidupan ekonomi hokum, pendidikan, keagamaan, serta pemakaian
waktu senggang.
4. Faktor Psikologis
Ini muncul jika psikologis suatu masyarakat sangat lemah. Faktor
psikologis juga dapat muncul jika beban hidup yang berat yang
dirasakan oleh masyarakat khususnya yang ada di daerah perkotaan,
pekerjaan yang menumpuk sehingga menimbulkan luapan emosi dan
stres yang nantinya dapat memicu konflik antar anggota masyarakat.
2.3.PENYEBAB PERILAKU MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN
Penyebab utama bagaimana perilaku membuang sampah
sembarangan ini bisa terbentuk dan bertahan kuat di dalam perilaku
kita adalah: a. Sistem kepercayaan masyarakat terhadap perilaku
membuang sampah. Kemungkinan di dalam pikiran alam bawah sadar,
masyarakat menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini
bukan sesuatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan. Sangatlah
mungkin masyarakat merasa bahwa perilaku membuang sampah
sembarangan ini bukan suatu hal yang salah dan tidak berdosa. b.
Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, tetangga, sekolah,
lingkungan kampus, atau bahkan di tempat-tempat pekerjaan. Pengaruh
lingkungan merupakan suatu faktor besar di dalam munculnya suatu
perilaku. Perilaku membuang sampah sembarangan ini tentu tidak akan
pernah lepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Saat ini, dalam
menangggapi masalah pembuangan sampah sembarangan sudah
menjadi pola perilaku di masyarakat yang “biasa” atau legal karena
semua orang melakukannya. Secara tidak sadar maka perilaku
membuang sampah sembarangan akan menjadi suatu bentukan
perilaku yang terinternalisasi di dalam pikiran bahwa membuang
sampah sembarangan bukanlah hal yang salah. Perlu diingat, cara
seseorang manusia belajar yang paling mudah adalah dengan imitasi
dan sebagain besar masyarakat belajar suatu perilaku adalah dengan
imitasi. c. Perceived behavior control Seseorang akan melakukan suatu
tindakan yang dirasa lebih mudah untuk dilakukannya karena

8
tersedianya sumber daya. Jadi, orang tidak akan membuang sampah
sembarangan bila tersedia banyak tempat sampah di pinggir jalan.

2.4. SOLUSI UNTUK MENGURANGI JUMLAH SAMPAH


Masyarakat yang sadar dan turut berpartisipasi dalam mengelola
sampah merupakan salah satu ciri untuk mewujudkan indikator smart
people. Sayangnya, sampah yang bertebaran di mana-mana atau
tingginya jumlah sampah yang diproduksi ibukota menandakan bahwa
masih banyak perilaku masyarakat Jakarta yang harus diperbaiki untuk
mencapai hal tersebut. Walaupun begitu, kita bisa memulai perubahan
dari hal-hal kecil. Ada beberapa hal yang bisa kita dilakukan oleh
masyarakat untuk meminimalkan timbunan sampah yang dihasilkan,
yaitu:
1. Kurangi pola konsumsi / belanja yang berlebihan.
2. Usahakan untuk tidak membungkus makanan dan membawa pulang
kerumah.
3. Menggunakan produk dengan sistem sewa/pinjam.
4. Menggunakan produk dengan sistem refill.
5. Melakukan pemilahan sampah. Sediakan tempat khusus untuk
sampah plastik/kertas/kaca/kaleng yang mungkin masih bernilai
ekonomis yang nantinya bisa anda jual.
6. Memanfaatkan kembali barang bekas. Misal, botol kaca bekas syrup
bisa digunakan untuk tempat air atau mungkin anda bisa melakukan
hal-hal kreatif terhadap barang tersebut.
7. Sebisa mungkin melakukan komposting terhadap sampah kebun dan
sampah basah sehingga bisa digunakan sebagai pupuk untuk
kebun/taman sendiri atau dijual.
8. Jangan pernah bosan mengingatkan diri sendiri, teman, dan keluarga
untuk melakukan hal-hal diatas.
9. Jangan pernah merasa bahwa apa yang anda lakukan ini sia-sia.
Memang dampak bagi anda mungkin kecil, tapi jika setiap orang
melakukan hal ini, maka bisa jadi apa yang kita lakukan diatas dapat
mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke TPA. Tanpa
mengubah persepsi tentang sampah maka peran serta masyarakat
dalam menanggulangi masalah sampah akan terbatas. Sebab masalah

9
sampah hanya mampu diatasi lewat sinergi antara kebijakan pemerintah
bersama kepedulian masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan
terdekat dan terkecil.Namun, untuk merubah hal luar biasa ini harus
dengan cara yang luar biasa pula. Dimulai dengan penambahan sarana
kebersihan dengan penambahan tempat sampah di tempat-tempat yang
strategis dan memberikan Pendidikan sejak usia dini, karena akan lebih
mudah untuk membentuk karakter cinta lingkungan. Penyuluhan akan
pentingnya menjaga kebersihan, disertai dampak negatif yang dihasilkan
karena membuang sampah sembarangan, sampai dengan penetapan
sanksi walaupun hal ini terasa berat namun hal ini penting untuk
dilaksanakan untuk kebaikan bersama.
Terakhir, Indonesia juga perlu menerapkan pengelolaan sampah plastik
yang tepat di daratan, terutama yang dihasilkan oleh rumah-rumah dan
kawasan industri. Langkah ini akan mengurangi jumlah sampah plastik
di lautan secara signifikan. Salah satu upaya yang dapat diterapkan
adalah penerapan target nol limbah, yang berarti 90 persen limbah
(berdasarkan berat) digunakan untuk daur ulang atau pengomposan
sedangkan 10 persen sisanya dibuang ke TPA atau dibakar. Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman telah menerapkan kebijakan dan
pendekatan untuk mengendalikan jumlah limbah di daratan, termasuk
mendorong perusahaan untuk menggunakan kembali, mendaur ulang,
dan mengurangi plastik. Perubahan sistem serta bagaimana kita
mengembangkan kerangka kerja bisnis berdampak besar dalam
pengembangan inovasi pengelolaan limbah.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari masalah-masalah
tersebut adalah :
1.Perilaku yang baik dimulai dari diri sendiri yang diajarkan sejak
dini dari keluarga oleh karena itu keluarga adalah aspek penting
dalam membentuk karakter dan nilainilai yang ada dalam setiap
individu
2.Setiap individu harus menanamkan rasa peduli terhadap apapun
dan kepada siapapun karena dengan demikian rasa peduli
terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dapat merusak karakter
bangsa indonesia dapat diminimalisir.
3. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif
dari sampah, ialah dengan mendaur ulang sampah, melakukan
penimbunan sampah, dan tentunya kesadaran dari masing-
masing individu.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dari masalah ini adalah :
1. Janganlah membuang sampah sembarangan. Agar jumlah
sampah yang ada tidak meningkat.
2. Jagalah kebersihan. Kegiatan menjaga kebersihan ini dapat
dimulai dengan mengangkat sampah yang ada disekitar kita dan
membuangnya ketempat sampah.
3. Mendaur ulang sampah. Kegiatan mendaur ulang sampah ini
merupakan kegiatan yang cukup menarik. Karena kita tidak
perlu membeli bahan-bahan yang baru untuk membuat suatu
kerajinan, kita dapat memanfaatkan sampah yang dianggap
masih dapat dimanfaatkan untuk membuat suatu kerajinan
yang bernilai ekonomis tinggi.
4. Sebagai generasi muda, kita harus menyadari bahwa sampah itu
merupakan ancaman yang besar untuk masa depan bangsa.
Untuk itu, sebagai generasi muda kita harus menumbuhkan
kreasi-kreasi baru dengan memanfaatkan sampah. Dengan ini,

11
tanpa kita sadari kita telah menyelamatkan masa depan bangsa
dari bayang-bayang sampah.

12

Anda mungkin juga menyukai