Anda di halaman 1dari 14

PENGGUNAAN METODE INDUKTIF DENGAN KITAB

AN-NAḤWU AL-WᾹḌIḤ DALAM PEMBELAJARAN QOWᾹID


DI PONDOK PESANTREN RAUDHOTUL MUBTADI’IN
KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG
1 2 3
Nidha Shofwatun Nadha , Fathurrohman , dan Lilik Rachmad Nurcholisoh
Program Studi Pendidikan Bahasa
Arab
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan
e-mail: nidhanadha16@gmail.com

ABSTAK
Artikel ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan dari permasalahan
Bagaimana penggunaan metode induktif dengan pembelajaran kitab An-
Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ dalam pembelajaran Qowᾱid, Apa saja faktor-faktor
pendukung dan penghambat dalam proses pembelajaran kitab An-Naḥwu Al-
Wᾱḍiḥ dengan pembelajaran Qowᾱid dan Bagaimana sistem evaluasi dengan
pembelajaran kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ dalam pembelajaran Qowᾱid di
Pondok Pesantren Raudhotul Mubtadi’in Ulujami Pemalang.
Artikel ini merupakan jenis penelitian kualitataif deskriptif dan penelitian ini
bersifat field research. Teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan
metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, penggunaan


metode induktif dengan pembelajaran kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ cukup efektif,
karena dalam pembelajaran santri lebih aktif, dengan adanya diskusi tukar
pendapat antar sesama. Kedua faktor pendukung dan faktor penghambat,
faktor pendukungnya yaitu faktor ustadz, faktor santri dan faktor media,
sedangkan faktor penghambatnya yaitu faktor santri dan faktor waktu. Ketiga
sistem evaluasi pembelajaran yaitu menggunakan tes harian dan tes kenaikan
kelas dengan standar nilai yang ditentukan.

Kata Kunci : Metode Induktif, Pembelajaran Qowaid, Kitab An-Naḥwu Al-


Wᾱḍiḥ

1
‫ﻣﻠ ﺨ ﺺ‬

‫ﻳﻬﺪف ﻫﺬا اﻟﻤﺆﻟﻒ إﻟﻰ اﻹﺟﺎﺑﺔ ﻋﻦ ﺳﺆال ﻛﻴﻔﻴﺔ اﺳﺘﺨﺪام اﻟﻤﻨﻬﺞ اﻻﺳﺘﻘﺮاﺋﻲ ﻣﻊ دراﺳﺔ ﻛﺘﺎب اﻟﻨﺤﻮ اﻟﻮاﺿﺢ ﻓﻲ ﺗﻌﻠﻢ‬
‫اﻟﻘﻮﻳﺪ‪ ،‬ﻣﺎ ﻫﻲ اﻟﻌﻮاﻣﻞ اﻟﻤﺆﻳﺪة واﻟﻤﺜﺒﻄﺔ ﻓﻲ ﻋﻤﻠﻴﺔ ﺗﻌﻠﻢ ﻛﺘﺎب اﻟﻨﺤﻮ اﻟﻮاﺿﺢ ﺑﺎﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻘﻮﻳﺪ وﻛﻴﻒ‬
‫ﻳﻜﻮن ﻧﻈﺎم اﻟﺘﻘﻮﻳﻢ ﻣﻊ ﺗﻌﻠﻢ ﻛﺘﺎب اﻟﻨﺤﻮ اﻟﻮاﺿﺢ ﻓﻲ ﺗﻌﻠﻢ اﻟﻘﻮﻳﺪ ﻓﻲ ﻣﻌﻬﺪ روﺿﺔ اﻟﻤﺒﺘﺪﺋﻴﻦ ؟ أوﻟﻮﺟﺎﻣﻲ ﻓﺎﻣﻠﻊ‪.‬‬
‫ﻫﺬه اﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﻫﻲ ﻧﻮع ﻣﻦ اﻟﺒﺤﺚ اﻟﻨﻮﻋﻲ اﻟﻮﺻﻔﻲ وﻫﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻫﻮ ﺑﺤﺚ ﻣﻴﺪاﻧﻲ‪ .‬ﺗﻘﻨﻴﺎت ﺟﻤﻊ اﻟﺒﻴﺎﻧﺎت ﺑﺎﺳﺘﺨﺪام اﻟﻤﻘﺎﺑﻼت واﻟﻤﻼ‬
‫ﺣﻈﺔ واﻟﺘﻮﺛﻴﻖ‪.‬‬
‫ﺑﻨﺎًء ﻋﻠﻰ ﻧﺘﺎﺋﺞ ﻫﺬه اﻟﺪراﺳﺔ ‪ ،‬ﻳﺘﻀﺢ أوﻻ ً أن اﺳﺘﺨﺪام اﻷﺳﻠﻮب اﻻﺳﺘﻘﺮاﺋﻲ ﻣﻦ ﺧﻼل ﺗﻌﻠﻢ ﻛﺘﺎب اﻟﻨﺤﻮ اﻟﻮاﺿﺢ ﻓﻌﺎل ﻟﻠﻐﺎﻳﺔ ‪ ،‬ﻷﻧﻪ‬
‫ﻃﺎ ‪ ،‬ﻣﻊ ﻣﻨﺎﻗﺸﺎت ﺗﺒﺎدل اﻵراء ﺑﻴﻦ اﻵﺧﺮﻳﻦ‪ .‬اﻟﻌﺎﻣﻼن اﻟﺪاﻋﻤﺎن واﻟﻌﻮاﻣﻞ اﻟﻤﺜﺒﻄﺔ ‪ ،‬اﻟﻌﻮاﻣﻞ‬ ‫ﻓﻲ اﻟﺘﻌﻠﻢ ﻳﻜﻮن اﻟﻄﻼب أﻛﺜﺮ ﻧﺸﺎ ً‬
‫اﻟﺪاﻋﻤﺔ ﻫﻲ ﻋﺎﻣﻞ ﻣﻌﻠﻢ ‪ ،‬ﻋﺎﻣﻞ اﻟﻄﻼب وﻋﺎﻣﻞ اﻟﻮﺳﺎﺋﻂ ‪ ،‬ﺑﻴﻨﻤﺎ اﻟﻌﻮاﻣﻞ اﻟﻤﺜﺒﻄﺔ ﻫﻲ ﻋﺎﻣﻞ اﻟﻄﻼب‪ i‬وﻋﺎﻣﻞ اﻟﻮﻗﺖ‪ .‬ﺗﺴﺘﺨﺪم‬
‫أﻧﻈﻤﺔ ﺗﻘﻴﻴﻢ اﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﺜﻼﺛﺔ اﻻﺧﺘﺒﺎرات اﻟﻴﻮﻣﻴﺔ واﺧﺘﺒﺎرات ﺗﺮﻗﻴﺔ‬
‫اﻟﺪرﺟﺎت ﺑﻤﻌﺎﻳﻴﺮ ﻗﻴﻤﺔ ﻣﺤﺪدة‪.‬‬

‫اﻟﻜﻠﻤﺎت اﻟﻤﻔﺘﺎﺣﻴﺔ‪ :‬اﻟﻤﻨﻬﺞ اﻻﺳﺘﻘﺮاﺋﻲ ‪ ،‬ﺗﻌﻠﻢ اﻟﻘﻮﻳﺪ ‪ ،‬ﻛﺘﺎب اﻟﻨﺤﻮ اﻟﻮاﺿﺢ‬

‫‪2‬‬
PENDAHULUAN lingkungan Pesantren. Secara
A. Latar Belakang etimologis kata Pondok adalah salah
Bahasa arab adalah bahasa satu tempat yang dipakai untuk makan,
komunikasi dalam Al-Qur’an. Sebagai istirahat dan belajar bagi santri-santri
bahasa arab kitab suci Al-Qur’an, yang bermukim di Pondok. istilah
bahasa arab tidak bisa di pisahkan dari Pondok dalam konteks dunia Pesantren
umat Islam. Oleh karna itu yaitu berasal dari pengetian asrama-
pembelajaran bahasa arab di Indonesia asrama bagi santri untuk menuntut ilmu
terutama di Pondok-Pondok Pesantren baik formal maupun non formal.
hampir dipastikan bahwa tujuan Pondok Pesantren Raudhotul Mubtadi’in
utamanya adalah untuk mengkaji serta Ulujami Pemalang salah satu Pondok
memperdalam ilmu ajaran Islam dengan Pesantren berbasis salafi yang di dalam
melalui kitab-kitab berbahasa Arab. Di pengajaranya menggunakan kitab
antara pembelajaran bahasa asing kuning. Untuk pembelajaran kitab
adalah pembelajaran gramatika yang kuning di Pondok Pesantren Raudhotul
dianggap penting dalam pembelajaran Mubtadi’in salah satunya adalah kitab
bahasa sehingga dapat mendorong An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ kitab yang
kemahiran grammar translation method mengkaji tentang gramatika dan kaidah-
atau metode tata bahasa terjemah kaidah tata bahasa arab. Bahasa arab
namun juga dianggap sebagai akuisisi sejatinya tidak hanya bahasa islam saja,
bahasa sehingga menuai perbedaan tetapi juga sebagai bahasa ilmu
pendapat tentang manfaat pengetahuan dan bahasa komunikasi
pembelajaran gramatika dan internasional. Dalam tata bahasa arab
implikasinya. Pembelajaran qowᾱid ada dua ilmu dasar yang di butuhkan
merupakan salah satu bagian terpenting yaitu ilmu nahwu dan ilmu sharaf.
dalam metodologi pembelajaran bahasa sebagian ulama mengatakan bahwa
arab. Pada prateknya pembelajaran ilmu sharaf induk segala ilmu, dan ilmu
qowᾱid sebagian besar digunakan di nahwu bapaknya. Maka memahami
Pondok-Pondok Pesantren. gramatika bahasa arab sangatlah urgen,
Salah satu pendidikan nonformal yang terlebih untuk memahami secara total
berkembang di Indonesia untuk pertama akan sumber-sumber islam, di
kalinya adalah Pondok pesantren.dari antaranya Al-qur’an, hadis, ijmak, dan
segi historis Pesantren tidak hanya qiyas.
mengandung makna ke-Islaman, akan B. Landasan Teori
tetapi juga keaslian Indonesia, sebab Kajian Teori dalam penelitian ini
lembaga yang serupa sudah terdapat terdiri dari dari tiga bagian teori, yakni:
pada masa kekuasaan hindu budha pembelajaran Bahasa arab, gramatika
sedangkan islam meneruskan dan Bahasa arab, Pembelajaran Nahwu
meng-Islamkan. Tradisi Pesantren Dengan Metode Al-Fahmu.
berupaya memberdayakan serta 1. Metode Induktif
meningkatkan kualitas pendidikan di Metode ini biasanya diberi
pesantren dengan mendirikan berbagai nama ‫ اﺳﺘﻨﺒﺎﻃﻴﻪ‬karena mengikuti
sekolah, di antaranya madrasah, lima langkah yang harus
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK dalam dilakukan dalam mengajar,
sebagaimana yang telah
3
ditetapkan oleh Johan Priedrich metode istiqray.
Herbart. Metode induktif adalah Metode induktif sangat
metode yang alami karena para menekankan pada pengamatan
pelajar melalui contoh-contoh siswa sehingga peran aktif siswa
guna untuk mencapai suatu ilmu, menjadi pokok dalam
menyingkap ketidaktahuan, pembelajaran model ini. Adapun
memberikan pencerahan pada penerapan metode ini dalam
yang tidak jelas dengan cara pembelajaran melalui lima
mengenal unsur-unsurnya, langkah diantaranya :
mengumpilkan kosakata dan a. Pendahuluan (Muqoddimah)
menggabungkan suatu dengan Pada tahap pendahuluan guru
sejenisnya. Metode induktif dapat memberikan pemanasan
terdiri dari dua macam metode berupa apersepsi, dialog ringan
yakni metode contoh dan metode maupun pengajuan pertanyaan
utuh. serta menjelaskan tentang
Metode contoh yaitu pokok pembahasan dan tujuan
metode yang tidak punya kaitan pelajaran yang akan dipelajari
dengan yang lain, disebut juga sehingga dapat membuat
metode contoh buatan, mandiri, peserta didik lebih siap dalam
terserak atau terpotong-potong mengikuti serta memahami
diambil dari berbagai sumber pelajaran.
yang tidak satu arah. Adapun b. Penyajian (A`rdh)
kelebihan metode ini adalah Pada tahap penyajian ini
metode yang memberikan merupakan esensi dari
peluang bagi seorang guru untuk pembelajaran, guru dituntut
memilih contoh-contoh secara mampu menyajikan materi yang
leluasa, serta dapat membantu menarik, berorientasi pada
guru beserta para pelajar untuk tujuan pembelajaran dan tetap
mempercepat jalanya memperhatikan materi-materi
pembelajaran. Yang kedua yaitu sebelumnya. Dalam
metode teks utuh adalah hasil pemebelajaran sintaksis bahasa
dari perubahan metode arab dengan metode ini guru
pengajaran sebelumnya. Metode menyajikan contoh-contoh yang
ini fokus pada penyajian sebuah sesuai dengan tema yang akan
teks sastra, materi sejarah, surat dipelajari.
kabar, atau majalah dan c. Penyambungan (rabth)
sejenisnya. Adapun tugas guru Penyambungan merupakan
dalam menerapkan metode ini tahap dimana siswa berperan
adalah menjalankan teks itu, lalu sentral dalam pembelajaran.
memebahas bagaimana topic Dimana siswa dituntut untuk
bacaan kemudian mengambil menganalisis materi yang telah
contoh teks yang dapat dijadikan disajikan oleh guru, contoh-
dasar sebagai materi pelajaran contoh tersbut menjadi kajian
lalu meneruskan langkah-langkah siswa untuk dipahami serta
yang harus diambil sesuai didiskusikan dengan
4
mengaitkan atau masalah yang membahas
membandingkan dengan materi- tentang penentuan baris akhir
materi sebelumnya. sebuah kata sesuai posisi dan
d. Pengambilan Kesimpulan kalimatnya. Ilmu nahwu terbagi
(Istinbath) menjadi beberapa bagian,dan
Pada tahap pengambilan salah satu pembagian dari ilmu
kesimpulan guru memberikan nahwu yaitu kalam, menurut
kesempatan pada siswa agar bahasa kalam adalah “Perkataan”
dapat mengambilk kesimpulan sedangkan menurut istilah nahwu
sendiri berdasarkan analisis dan kalam adalah susunan kata-kata
perbandingan yang telah bahasa arab yang memiliki arti
didiskusikan sebelumnya. dan dapat dipahami. adapun
e. Aplikasi (At-Tatbiq) pembagian dari kalam di
Setelah melalui beberapa antaranya: isim, fi`il, dan huruf.
tahapan, kemudian sampailah Tujuan dari mempelajari ilmu
tahap dimana sebuah materi Nahwu adalah untuk dapat
dapat tersampaikan dengan baik memahami Al-Qur'an dan Al-
atau tidak Hadist yang keduanya
2. Kitab An-Nahwu Al-Wadih merupakan dasar agama Islam,
Kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ Ilmu Nahwu bukanlah salah satu
merupakan sebuah maha karya sasaran dalam proses
dari dua ulama Mesir. Kitab An- pembelajaran, akan tetapi ilmu
Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ merupakan Nahwu adalah salah satu sarana
salah satu kitab fenomenal yang agar kita dapat berbicara dan
dikarang oleh Ali al-Jarim dan menulis dengan benar serta
Mushtafa Amin. Ali al-Jarim meluruskan dan menjaga lidah
mempunyai nama asli Ali shalil kita dari kesalahan.
Abdul Fatah al-Jarim, beliau 3. Metode Pembelajaran Nahwu
adalah seorang penyair di Mesir. Metode adalah suatu
Kedua penulis kitab An-Naḥwu Al- kegiatan yang dilakukan oleh
Wᾱḍiḥ memiliki maksud untuk seorang guru dalam kegiatan
belajar mengajar agar dapat
mendekatkan pembelajar bahasa
memahami serta dapat
arab dengan metode yang tepat. mentransfer ilmu pengetahuan
Kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ telah kepada anak dididiknya. Dalam
lama digunakan di Pesantren dari pembelajaran Nahwu di fokuskan
dahulu hingga sekarang, kitab ini pada kaidah-kaidah agar dapat
cukup ringkas, tetapi kandungan mempraktikkan dalam penulisan
maknanya sangat besar sekali. berupa Insya' serat
mempraktikkan dalam
Kitab ini menjadi kitab untuk para
pembacaan kitab-kitab kuning
pemula dalam mengkaji ilmu yang pada intinya sebagai sarana
nahwu diseluruh nusantara. berbahasa bukan tujuan akhir
Nahwu ialah kaidah-kaidah yang dalam pembelajaran Bahasa Arab.
digunakan untuk mengetahui Dalam pembelajaran Nahwu
hukum-hukum kalimat Arab, tentu dalam penggunaan
seperti i'rob bina masalah- metodenya memiliki karakteristik
5
serta sudut pandang yang Raudhotul Mubtadi’in Ulujami
berbeda. Adapun dalam Pemalang.
pembelajaran ilmu Nahwu 2. Untuk mengetahui faktor-faktor
terdapat dua metode yang
pendukung dan penghambat
seringkali digunakan yaitu
metode qiyasi dan istiqraiy. dalam proses pembelajaran
4. Qowᾱid kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ dalam
Qowᾱid secara etimolologis pembelajaran Qowᾱid di Pondok
adalah dasar, peraturan, Pesantren Raudhotul Mubtadi’in
pedoman, asas. Dapat juga Ulujami Pemalang.
diartikan rumusan atau asas- 3. Untuk mengetahui sistem
asas yang menjadi hukum.
evaluasi dengan pembelajaran
Sedangkan secara terminologis
adalah sebuah premis umum kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ dalam
yang dikonsiderasikan dengan pembelajaran Qowᾱid di Pondok
sebuah speisisnya. Qowᾱid Pesantren Raudhotul Mubtadi’in
merupakan kaidah-kaidah bahasa Ulujami Pemalang.
yang lahir setlah adanya bahasa D. Manfaat Penelitian
itu, dan telah digunakan oleh Analisis dari penelitian yang
penggunanya. Kaidah ini lahir
dilakukan penulis ini, diharapkan dapat
karna adanya kesalahan-
kesalahan dalam penggunaan memberikan manfaat bagi penulis dan
Bahasa. Oleh karna itu qowᾱid pihak-pihak terkait. Adapun manfaat
digunakan agar pemakaian penelitian ini adalah:
bahasa mampu mengungkapkan
bahasa yang yang mampu untuk 1. Manfaat Teoritis
dipahami dengan benar baik a. Untuk memenuhi salah satu
dalam bentuk tulisan maupun persyaratan dalam
dalam bentuk ungkapan. Oleh menyelesaikan studi pada
karna itu dalam pembelajaran jenjang (S1) dalam pendidikan
pelajar tidak cukup dengan bahasa arab.
menghafal kaidah saja, akan b. Menambah khazanah
tetapi menerapkan kaidah itu pengetahuan peneliti mengenai
dalam latihan membaca dan pembelajaran kitab An-Naḥwu
menulis teks berbahasa arab. Al-Wᾱḍiḥ.
Qowaid dalam garis besar terdiri
2. Manfaat Praktis
dari dua bagian yaitu nahwu dan
shorof, tanpa kemampuan a. Sebagai penerapan teori-
qowᾱid yang baik seseorang teori yang diperoleh selama
akan sering mengalami kesulitan perkuliahan dalam
dalam menggunakan bahasa pembuatan tugas akhir
arab. dalam bentuk karya tulis
C. Tujuan Penelitian ilmiah yang telah ditetapkan
Penelitian ini bertujuan sebagai dalam kalender akademik
berikut: Universitas Sains Al-Qur'an,
1. Untuk mengetahui penggunaan agar mahasiswa selalu
metode induktif dengan terdorong untuk
pembelajaran kitab An-Naḥwu Al- mengadakan penelitian yang
Wᾱḍiḥ dalam pembelajaran bersifat mendidik bagi
Qowᾱid di Pondok Pesantren generasi mendatang,
6
mengingat mahasiswa dikarenakan penulis akan
adalah calon pendidik. mengumpulkan data serta informasi
b. Bagi santri dari hasil penelitian suatu
1) Mendorong santri untuk variable/objek yang diteliti secara
semangat mempelajari ilmu- langsung.
ilmu alat seperti Nahwu dan
Shorof untuk memahami HASIL DAN PEMBAHASAN
stuktur bahasa arab. A. Analisis Data
2) Memberikan pemahaman Untuk teknik analisis data dalam
akan pentingnya penelitian ini penulis menggunakan
mempelajari bahasa arab teknik:
sebagai bahasa sumber 1. Analisis Pendahuluan
agama islam. Dalam hal analisis data
3) Penelitian ini diharapkan kualitattif, Bogdan menyatakan
dapat memberikan bahwa analisis data adalah proses
masukan sebagai bahan mencari dan menyusun secara
evaluasi dalam proses
sistematis data yang diperoleh
belajar mengajar kitab An-
Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ di dari wawancara, catatan lapangan,
pondok pesantren dan bahan-bahan lain, sehingga
Raudhotul Mubtadi’in dapat mudah dipahami, dan
untuk mencetak santri- temuannya dapat diinformasikan
santri yang berkualitas. kepada orang lain.
B. Metode Penelitian Aktivitas dalam analisis
1. Penelitian Kualitatif data yaitu, yaitu data reduction,
Kemudian penelitian ini data display, danconclution
bersifat kualitatif karena penelitian drawing/verification. Sehingga
ini bertujuan untuk meneliti atau analisis data kualitatif ini
menemukan data kualitas, menggunakan tiga tahapan
keistimewaan dan keberhasilan dengan penjelasannya sebagai
suatu variable/objek yang akan berikut:
diteliti oleh penulis dan objek yang a. Data Reducation (Reduksi
diteliti relative sedikit. Data)
2. Penelitian Deskriptif Kualitatif Meredukasi data berarti
Kategori dari penelitian ini merangkum, memillih hal-hal
termasuk penelitian deskriptif, yang pokok, memfokuskan
metode penelitiannya pada hal-hal yang penting,
menggambarkan objek dan subjek dicari tema dan polanya dan
yang diteliti secara realistis, data membuang yang tidak perlu.
ditulis/digambarkan secara b. Data Display (Penyajian
sistematis, dan objek diteliti secara Data)
tepat dan actual. Dalam penyajian kualitatif,
penyajian data bisa
3. Penelitian Lapangan dilakukan dalam bentuk
penelitian ini dikategorikan uraian singkat, bagan,
sebagai penelitian Lapangan hubungan antar kategori,
7
flowchart dan sejenisnya, tersebar dan berkiprah di
dengan mendisplaykan data, masyarakat luas di berbagai
maka akan memudahkan daerah di Indonesia dengan
untuk memahami apa yang berbagai macam profesi, bahkan
terjadi, merencanakan kerja ada yang menjadi kyai dengan
selanjutnya berdasarkan mendirikan Pondok Pesantren
apa yang telah dipahami dan Madrasah diniyah dan
tersebut. banyak juga yang menjadi tokoh
c. Conclution Drawing masyarakat baik formal maupun
Verification (Verifikasi) non formal.
Kesimpulan dalam 2. Deskripsi Data
penelitian kualitatif yang Pada sub bab ini peneliti akan
diharapkan adalah menggambarkan dan mengulas hasil
merupakan temuan baru peneliti tentang penggunaan metode
yang sebelumnya pernah induktif dengan pembelajaran kitab
ada. Temuan dapat berupa An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ dalam
deskripsi atau gambaran pembelajaran Qowaid di Pondok
suatu obyek yang Pesantren Raudhotul Mubtadi’in.
sebelumnya masih remang- a. Penggunaan Metode Induktif
remang atau gelap dengan Pembelajaran Kitab An-
sehingga setelah diteliti Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ dalam
menjadi jelas, dapat berupa Pembelajaran Qowaid di Pondok
hubungan kausal, interaktif, Pesantren Raudhotul Mubtadi’in.
hipotesis, atau teori. Dari langkah-langkah yang dilakukan
B. Interpretasi Data oleh Ustadz Khasbiyallah dalam
1. Profile Pondok Pesantren pembelajaran, Ustadz Khasbi
Raudhotul Mubtadi`in menggunakan metode induktif.
Dimana Ustadz menyampaikan contoh
Pondok Pesantren Raudhotul
-contoh terlebih dahulu kemudian
Mubtadi’in didirikan pertama kali
santri mendiskusikan serta
oleh Bapak KH. Mohammad Tajri menyimpulkan sehingga tercapai
Asyakur pada Tahun 1942 dan sesuai dengan materi yang Ustadz
diresmikan pada Tahun 1944 sampaikan, dan dilanjut dengan tahap
oleh Bupati Pemalang Bapak KH. aplikasi yaitu dengan latihan-latihan
Ma’mur. Secara geografis baik berupa lisan maupun tulis. Dalam
Pondok Pesantren Raudhotul pembelajaran kitab An-Naḥwu Al-
Mubtadi’in berada di 20,8 KM dari Wᾱḍiḥ di Pondok Pesantren Raudhotul
kota Pemalang. Tepatnya di Jl. Mubtadi’in mulai diterapkan sejak
KH. Hasyim Asy’ari Desa tahun 1997 sampai saat ini
pembelajaran kitab tersebut masih
Pesantren RT 001 RW 003
dibudayakan dalam pembelajaran
Kecamatan Ulujami Kabupaten
Pondok.
Pemalang Provinsi Jawa Tengah.
Waktu pembelajaran dilaksanakan
Pondok Pesantren Raudhotul
pada pukul 07-00 untuk hari minggu
Mubtadi’in yang saat ini telah
dan pukul 14-00 setiap hari kamis
berusia 28 tahun telah banyak
dan sabtu. Metode yang digunakan
melahirkan alumni-alumni yang
8
dalam pembelajaran kitab An- dan contoh-contoh yang di peroleh
Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ yaitu dapat langsung diaplikasikan ke
menggunakan metode induktif, dalam latihan-latihan.
dengan cara Ustadz memberikan Adapun beberapa faktor
contoh terlebih dahulu kemudian penghambat dalam proses
dilanjutkan dengan pemaparan penggunaan metode induktif dalam
kaidah-kaidah, mengambil pembelajaran kitab An-Naḥwu Al-
kesimpulan dan mengaplikasikan Wᾱḍiḥ diantaranya, Santri kurang
dengan cara latihan-latihan baik fokus dengan pembelajaran,
dalam tulisan maupun lisan, selain kurangnya contoh-contoh yang
latihan-latihan santri juga mudah dipahami sehingga santri
dianjurkan agar dapat menghafal dapat mencapai kesimpulan, waktu
kaidah-kaidah yang telah pembelajaran yang singkat
disampaikan, akan tetapi tidak sehingga tidak semua santri benar-
semua santri mampu menghafal benar paham dengan pembelajaran
namun mayoritas santri dapat yang diberikan, kurang efektif
memahami setiap kaidah. Santri dalam pemaparan contoh sehingga
akan lebih paham ketika kaidah santri berkeinginan untuk segera
dalam kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ di sampai pada perumusan kaidah
terapkan langsung pada contoh- atau mencapai kesimpulan, dan
contoh kalimat. santri merasa bosan.
b. Faktor Pendukung dan c. Sistem Evaluasi Pembelajaran
Penghambat Proses Pembelajaran Kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ di
dalam Penggunaan Metode Pondok Pesantren Raudhotul
Induktif dengan Pembelajaran Mubtadi’in
Kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ dalam Sistem evaluasi pada
Pembelajaran Qowaid di Pondok pembelajaran kitab An-Naḥwu Al-
Pesantren Raudhotul Mubtadi’in. Wᾱḍiḥ di Pondok Pesantren
Adapun beberapa faktor pendukung Raudhotul Mubtadi’in
dalam proses penggunaan metode menggunakan metode tamrin
induktif dalam pembelajaran kitab tertulis. Hal ini bertujuan untuk
An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ diantaranya mengetahui kemampuan santri
Santri lebih aktif dalam dalam proses pembelajaran
pembelajaran dengan adanya khususnya dalam penggunaan
diskusi, dengan adanya proses metode induktif dalam
diskusi santri lebih semangat pembelajaran kitab An-Naḥwu Al-
dalam proses pembelajaran, santri Wᾱḍiḥ. Sistem evaluasi pada
dapat mengembangkan kreativitas pembelajaran kitab An-Naḥwu Al-
dan keterampilan dalam berfikir Wᾱḍiḥ di Pondok Pesantren
karena selalu dipancing dengan Raudhotul Mubtadi’in selain
pertanyaan atau contoh-contoh, menggunakan metode tamrin juga
dapat mencapai pembelajaran menggunakan cara diskusi
dengan tuntas karena adanya tukar bersama atau biasa disebut dengan
pendapat antar santri sehingga di istilah musyawaroh, kegiatan
dapatkan suatu kesimpulan akhir, tersebut dilaksanakan pada jam
9
diluar kelas pada pukul 21.00-22.00. mudah dalam menghafal.
3. Analisis Data b. Analisis Faktor Pendukung dan
a. Analisis Penggunaan Metode Penghambat dalam Proses
Induktif dalam Pembelajaran Penggunaan Metode Induktif
kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ dalam Pembelajaran Kitab An-
Pembelajaran kitab An-Naḥwu Al Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ
-Wᾱḍiḥ di Pondok Pesantren Dalam proses pembelajaran
Raudhotul Mubtadi’in diterapkan dengan penggunaan metode
sejak tahun 1997. Pembelajaran induktif dalam pembelajaran
di Pondok Pesantren Raudhotul kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ di
Mubtadi’in memiliki beberapa Pondok Pesantren Raudhotul
tingkatan kelas yaitu Awaliyah, Mubtadi’in memiliki beberapa
Wustho, ulya, dan dalam faktor pendukung dan
pembelajaran kitab An-Naḥwu Al- penghambat baik dialami oleh
Wᾱḍiḥ diterapkan di Kelas V santri maupun Ustadz pengampu
tingkat Awaliyah. Dalam kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ. Faktor
pembelajaran tentunya memiliki pendukung penggunaan metode
kelebihan dan kekurangan, induktif dalam pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi dan kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ antara
wawancara yang peneliti lakukan lain :
mengenai penggunaan metode - Faktor ustadz, Dalam
induktif dalam pembelajaran kegiatan pembelajaran kitab
kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ di An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ peran
Pondok Pesantren Raudhotul Ustadz sangatlah penting
Mubtadiin bahwasanya memiliki dalam proses pembelajaran
kelebihan dalam pembelajaran berlangsung, maka dari itu
kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ yaitu seorang Ustadz dalam
memudahkan bagi para pemula menyampaikan materi
dalam mempelajari kaidah pelajaran Ustadz
nahwu karna lebih dahulu menggunakan metode atau
memahami contoh. media yang menarik agar
Dan kekurangan dari Santri tidak bosan dan jenuh
pembelajaran kitab An-Naḥwu Al- dalam proses kegiatan
Wᾱḍiḥ di Pondok Pesantren pembelajaran yang Ustadz
Raudhotul Mubtadiin yaitu sampaikan, sehingga dapat
menghafal kaidah-kaidah yang menumbuhkan motivasi
telah disampaikan, karena tidak belajar Santri. Metode yang
semua santri mampu menghafal digunakan harus lebih
kaidah, santri akan lebih paham bervariasi seperti langkah-
ketika kaidah diterapkan langkah yang digunakan
langsung dalam contoh-contoh. Ustadz dalam pembelajaran.
Oleh karena itu untuk mengatasi - Faktor santri, dalam kegiatan
hal tersebut sebelum memulai belajar mengajar tentunya
pelajaran santri membaca kaidah membutuhkan semangat
- kaidah terlebih dahulu agar santri dalam mengikuti
10
kegiatan belajar mengajar. digunakan yaitu metode tes dan
Dalam hal ini santri sangat metode observasi. Senada
semangat dalam mengkuti dengan apa yang ditulis dalam
proses kegiatan bukunya Tayibnapis dengan
pembelajaran kitab An- mengutip pendapat dari Tayler
Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ yang menyatakan bahwa evaluasi
dilaksanakan sesuai jadwal merupakan proses untuk
yaitu Kelas V Awaliyah hari menentukan sampai sejauh
Kamis dan Sabtu pukul 14.00. mana kemampuan yang dapat
- Faktor media, Media sangat dicapai siswa dalam proses
penting dalam kegiatan pembelajaran, kemudian evaluasi
pembelajaran karena media dilakukan melalui pengukuran
sangat membantu dalam dan penilaian yang merupakan
proses pembelajaran, dasar untuk memperbaiki proses
terutama pembelajaran kitab pembelajaran dan sistem
An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ. pembelajaran secara menyeluruh.
Faktor penghambat penggunaan Dalam evaluasi pembelajaran
metode induktif dalam kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ
pembelajaran kitab An-Naḥwu Al- standar nilai yang digunakan
Wᾱḍiḥ antara lain: adalah 70 artinya ketika santri
- Faktor santri, santri yang telah melampaui nilai standar
tidak mentaati peraturan maka santri akan dianggap
seperti tidur dikelas, bergurau, mampu memahami pelajaran
dan tidak memperhatikan yang telah disampaikan. Dari
saat proses kegiatan hasil penelitian dan observasi
pembelajaran berlangsung, rata-rata nilai dalam evaluasi
karna kurangnya penguasaan pembelajaran kitab An-Naḥwu Al-
santri dalam memahami Wᾱḍiḥ adalah 75 adapun tingkat
contoh-contoh kalimat ketuntasan santri dalam belajar
bahasa arab. memiliki standar nilai tertentu
- Faktor waktu, adapun waktu yaitu 70 akan tetapi masih ada
yang digunakan dalam beberapa santri yang dianggap
pembelajaran ini hanya belum tuntas yaitu santri yang
berkisar antara 1 sampai 2 mendapatkan nilai dibawah 70.
jam saja, hal tersebut Terdapat 4 santri yang dianggap
menjadi salah satu belum tuntas dalam mencapai
penghambat ataupun kendala standar nilai yang ditentukan.
dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karna itu menurut peneliti
c. Analisis Sistem Evaluasi sistem evaluasi dalam
Pembelajaran Kitab An-Naḥwu pembelajaran kitab An-Naḥwu Al-
Al-Wᾱḍiḥ di Pondok Pesantren Wᾱḍiḥ belum memenuhi standar
Raudhotul Mubtadi’in karena adanya beberapa santri
Mengenai evaluasi, dalam teori yang dianggap belum tuntas
evaluasi disebutkan bahwa ada dalam mengikuti kegiatan
dua metode evaluasi yang dapat evaluasi pembelajaran. Adapun
11
penyebabnya adalah kurangnya memiliki kelebihan dalam
pemahaman santri dalam pembelajaran kitab An-Naḥwu
mengikuti kegiatan pembelajaran Al-Wᾱḍiḥ yaitu memudahkan
kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ bagi para pemula dalam
sehingga berpengaruh pada hasil mempelajari kaidah nahwu
evaluasi santri. Untuk mengatasi karena lebih dahulu
hal tersebut santri ditekankan memahami contoh.
lagi dalam belajar serta
2. Adapun faktor pendukung ada
memahami pelajaran seperti
faktor ustadz, faktor media,
diadakanya belajar bersama
dan faktor santri dan faktor
diluar kelas dengan pengawasan
penghambat proses
pengurus ataupun Ustadz agar
pembelajaran meliputi faktor
santri sungguh-sungguh dalam
santri, dan faktor waktu.
belajar, sehingga mampu
mengerjakan soal-soal dengan 3. Sistem Evaluasi Pembelajaran
baik dan benar. Kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ
KESIMPULAN dalam Pembelajaran Qowᾱid
Berdasarkan hasil penelitian skripsi di Pondok Pesantren
saya berjudul Penggunaan Metode Raudhotul Mubtadi’in. Sistem
Induktif dengan Kitab An-Naḥwu Al- evaluasi yang digunakan
Wᾱḍiḥ dalam Pembelajaran Qowᾱid dalam pembelajaran yaitu
di Pondok Pesantren Raudhotul dengan tamrin harian dan
Mubtadi’in Ulujami Pemalang dapat kenaikan kelas, standar nilai
disimpulkan sebagai berikut: yang ditentukan 70 terdapat 4
santri yang dianngap belum
1. Penggunaan Metode Induktif
tuntas dalam mencapai
dengan Kitab An-Naḥwu Al-
standar nilai yang ditentukan.
Wᾱḍiḥ dalam Pembelajaran
Adapun nilai rata-rata dalam
Qowᾱid di Pondok Pesantren
pembelajaran kitab An-Naḥwu
Raudhotul Mubtadi’in
Al-Wᾱḍiḥ adalah 75 dengan
Metode yang digunakan kategori dapat melampaui
dalam pembelajaran adalah standar nilai ketuntasan serta
metode induktif dimana santri memahami dan menerapakan
diberikan contoh-contoh kaidah pembelajaran kitab An-
terlebih dahulu, kemudian Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ terhadap
kaidah-kaidah serta contoh-contoh kalimat
menyimpulkan dan bahasa Arab. Dengan hasil
mengaplikasikan dengan ketuntasan 88.8 % dan hasil
latihan-latihan baik tulis belum tuntas 11.1 %.
maupun lisan. penggunaan
A. Saran
metode induktif dalam
Kepada pihak Pondok Pesantren
pembelajaran kitab An-Naḥwu
(Pengasuh, Ustadz, dan pengurus)
Al-Wᾱḍiḥ di Pondok
agar dapat memberikan motivasi
Pesantren Raudhotul
bagi santri untuk lebih semangat
Mubtadiin bahwasanya
12
dalam belajar, serta bagian Pembelajaran Bahasa Arab
pendidikan ataupun kurikulum agar Humaniora.
dapat mengondisikan kembali jadwal
Majdid, Nurcholis, 1985, Merumuskan
pembelajaran, agar waktu Kembali Tujuan Pendidikan
pembelajaran santri lebih maksimal. Pesantren, dalam M Dawam Raharjo,
Metode dalam pembelajranya Pergulatan-Pergulatan Dunia
hendaknya Pesantren Jakarta: P3M.
DAFTAR PUSTAKA
Maulana, Muhamad Ichsan, 2014, Belajar
Agratama, Efranjy, 2017, Mudah Belajar Nahwu Tanpa Guru Al-Aziziyyah.
Bahasa Arab Untuk Pemula,
Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional
pengantar oleh Dr.K.H.Muchotob
Menciptakan Pembelajaran Kreatif
Hamzah,M.M, Jakarta: Grasindo.
dan Menyenangakan.
Al-Jarim, Ali dan Musthofa Amin, 1990,
Musthofa, Bisri dan Abdul Hamid, 1979,
Kitab An-Naḥwu Al-Wᾱḍiḥ, terj.
Metode Dan Strategi Pembelajaran
Achmad Sunarto, Surabaya: Al-
Bahasa Arab Bandung: Angkasa.
Hidayah.
Mustofa, Bisri dan Abdul Hamid, Metode
Arrahman, Agus, 2014, Metode
dan Srategi Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran Nahwu Di Pondok
Arab, Malang: UIN Maliki Press, 2012.
Pesantren Al Hidayah Wonoyoso
Kebumen, Tugas Akhir: Sekolah Mustofa, Syaiful, 2011, Strategi
Tinggi Agama Islam Purwokerto. Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif,
Malang: Uin Maliki Pres.
Dhofier, Zamakhsyari, 2009, Tradisi
Pesantren Yogyakarta: Pesantren Nauri, Dicky Nathiq, 2018, Metode
Nawesea Press. Pembelajaran Nahwu Pada Pondok
Pesantren Miftakhul Huda Sumber
Fachrurrozi, Aziz dan Erta Mahyuddin,
Jaya Lampung Barat, Fakultas
Teknik Pembelajaran Bahasa Arab,
Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden
CV. Pustaka Cendekia Utama,
Lintang Lampung.
Bandung.
Sari, Ana Wahyuning, 2016, Analisis
Ghazali, M. Bahri, 2004, Pesantren
Kesulitan Pembelajaran Nahwu Pada
Berwawasan Lingkungan, Jakarta:
Siswa Kelas VIII Mts Al Irsyad Gajah
CV. Prasati.
Demak, Tugas Akhir: UNES.
Hamdani, Djaswidi Al, 2005, Pengembangan
Sehri, Ahmad, Metode Pengajaran Nahwu
Kepemimpinn Transformasi pada
Dalam Pengajaran Bahasa Arab,
Lembaga Pendidikan Islam, Bandung:
Jurnal Hunafa Vol. 7, No. 1 April
Nuansa Aulia.
2010.
Hoilulloh, Andi, dan Mujawir Sayyid Mujawir
Setyawan, Cahya Edi, “Pembelajaran
Sakran, Analisis Materi
Qowaid Bahasa Arab Menggunakan
Metodesintaksis Arab Dalam Kitab
Metode Induktif Berbasis Istilah-
An-Nahwu Al-wadih, Jurnal Al-Fatin
Istilah Linguistik”, Jurnal Komunikasi
Bahasa dan Sastra Arab Vol.3, No.2
Pendidikan Islam Vol. 4, No. 2
Desember 2020.
Desember 2015.
Izzan, Ahmad, 2015, Metodologi
Shofwan, M. Sholihuddin, 2002, Maqosid An
13
-Nahwiyah Pengantar Memahami
Alfiyah, Jombang, Jawa Timur.

Sudjana, Nana, 2009, Penilaian hasil proses


belajar mengajar.Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Sugiyono, 2019, Metode Penelitian


Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2019, Metode Penelitian


Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D Bandung: Alfabet.

Sugiyono, 2020, Metode Penelitian


Kualitatif, Bandung: Alfabet.

Sukardi, 2009, Metodologi Penelitian


Pendidikan Kompetensi dan
praktinya.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Tayibnapis, Farida Yusuf, 2008, Evaluasi


Program dan Instrumen Evaluasi
untuk Program Pendidikan dan
Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Wahab, Muhbib Abdul, 2008, Epistemologi


dan Metodologi Pembelajaran
Bahasa Arab, Jakarta: UIN Jakarta
Press.

Zulhannan, 2014, Teknik Pembelajaran


Bahasa arab Interaktif, Jakarta:Raja
Gravindo Persada.

14

Anda mungkin juga menyukai