Anda di halaman 1dari 10

SEMINAR PROCEEDINGS 1st Annual International Seminar on Education 2015

Copyright © 2015 FTK Ar-Raniry Press


All rights reserved
Printed in the Indonesia

PERSPEKTIF HADITS TENTANG METODE PENDIDIKAN


(Sebuah Kajian Otentitas Tentang Hadits Pendidikan)

M. Chalis
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Aceh

Abstract
Satu dari berbagai komponen penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah ketepatan menentukan
metode. Sebab dengan metode yang tepat, materi pendidikan dapat diterima dengan baik. Dalam pendidikan
Islam, perlu dipergunakan metode pendidikan yang dapat melakukan pendekatan menyeluruh terhadap
manusia, meliputi dimensi jasmani dan rohani (lahiriah dan batiniah), walaupun tidak ada satu jenis metode
pendidikan yang paling sesuai mencapai tujuan dengan semua keadaan. Makalah ini akan menyajikan hadis-
hadis Nabi SAW tentang metode pendidikan, berdasarkan hadits Rasulullah SAW. Hadis-hadis yang
berimplikasikan pada metode pendidikan di antaranya terdiri dari; metode tanya jawab, metode pengulangan,
metode demonstrasi, metode eksperimen, metode pemecahan masalah, metode diskusi, metode pujian/memberi
kegembiraan, metode pemberian hukuman.

Keywords: Metode, Pendidikan, Hadits, Pendidikan Islam.

1. Pendahuluan Sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak


Keberhasilan menanamkan nilai-nilai didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut
rohaniah (keimanan dan ketakwaan pada Allah sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik.
SWT) dalam diri peserta didik, terkait dengan satu Sebuah metode akan mempengaruhi sampai
faktor dari sistem pendidikan, yaitu metode tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak.
pendidikan yang dipergunakan pendidik dalam Bahkan sering disebutkan cara atau metode kadang
menyampaikan pesan-pesan ilahiah, sebab dengan lebih penting daripada materi itu sendiri.
metode yang tepat, materi pelajaran akan dengan Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan
mudah dikuasai peserta didik. Dalam pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan
Islam, perlu dipergunakan metode pendidikan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan
yang dapat melakukan pendekatan menyeluruh dapat memuaskan. (Anwar, 2003: 42).
terhadap manusia, meliputi dimensi jasmani dan Rasul SAW sejak awal sudah mencontohkan
rohani (lahiriah dan batiniah), walaupun tidak ada dalam mengimplementasikan metode pendidikan
satu jenis metode pendidikan yang paling sesuai yang tepat terhadap para sahabatnya. Strategi
mencapai tujuan dengan semua keadaan. pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat

Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh |135
1st Annual International Seminar on Education 2015 SEMINAR PROCEEDINGS

dalam menyampaikan ajaran Islam. Rasul SAW Indonesia (Wojowasito, 1980:113). Dalam bahasa
sangat memperhatikan situasi, kondisi dan karakter Arab, metode disebut dengan thariqah yang
seseorang, sehingga nilai-nilai Islami dapat ditransfer berarti jalan atau cara (Louwis, t.t.: 465).
dengan baik. Rasulullah SAW juga sangat memahami Demikian pula menurut Yunus, thariqah adalah
naluri dan kondisi setiap orang, sehingga beliau perjalanan hidup, hal, mazhab dan metode
mampu menjadikan mereka suka cita, baik material (Munawwir, 1997: 849). Secara terminologi, para
maupun spiritual, beliau senantiasa mengajak orang ahli memberikan definisi yang beragam tentang
untuk mendekati Allah SWT dan syari`at-Nya. metode, di antaranya pengertian yang
Makalah ini akan menyajikan hadis-hadis dikemukakan Surachmad (1998: 96), bahwa
Nabi SAW tentang metode pendidikan, berdasarkan metode adalah cara yang di dalam fungsinya
hadits Rasulullah SAW. Hadis-hadis yang merupakan alat untuk mencapai tujuan.
berimplikasikan pada metode pendidikan di Menurut Yusuf (1995: 2), metodologi adalah
antaranya terdiri dari; metode tanya jawab, metode ilmu yang mengkaji atau membahas tentang
pengulangan, metode demonstrasi, metode bermacam-macam metode mengajar, keunggulannya,
eksperimen, metode pemecahan masalah, metode kelemahannya, kesesuaian dengan bahan pelajaran
diskusi, metode pujian/memberi kegembiraan, dan bagaimana penggunaannya. Poerwakatja (1982:
metode pemberian hukuman. 386), mengemukakan; metode pembelajaran berarti
jalan ke arah suatu tujuan yang mengatur secara
praktis bahan pelajaran, cara mengajarkannya dan
2. Metode Sebagai Komponen Penting
Pendidikan cara mengelolanya.
a. Pengertian Metode Pendidikan Berdasarkan definisi yang dikemukakan
Satu dari berbagai komponen penting para ahli mengenai pengertian metode
untuk mencapai tujuan pendidikan adalah pendidikan, beberapa hal yang mesti ada dalam
ketepatan menentukan metode. Sebab dengan metode yaitu:
metode yang tepat, materi pendidikan dapat 1) Melaksanakan aktivitas pembelajaran
diterima dengan baik. Metode diibaratkan dengan penuh kesadaran dan
sebagai alat yang dapat digunakan dalam suatu tanggung jawab.
proses pencapaian tujuan. Tanpa metode, suatu 2) Aktivitas tersebut memiliki cara yang
materi pelajaran tidak akan dapat berproses baik dan tujuan tertentu;
secara efektif dan efisien dalam kegiatan 3) Tujuan harus dicapai secara efektif.
pembelajaran menuju tujuan pendidikan. Ada istilah lain dalam pendidikan yang
Secara etimologi kata metode berasal dari mengandung makna berdekatan dengan metode,
bahasa Yunani yaitu meta yang berarti “yang yaitu pendekatan dan teknik/strategi, sebagai berikut:
dilalui” dan hodos yang berarti ”jalan”, yakni
jalan yang harus dilalui. Jadi secara harfiah b. Pendekatan (al-madkhal/approach)
metode adalah cara yang tepat untuk melakukan Pendekatan yaitu sekumpulan pemahaman
sesuatu, (Poerwakatja, 1982: 56). Sedangkan mengenai bahan pelajaran yang mengandung
dalam bahasa Inggris, disebut dengan metode prinsip-prinsip filosofis. Jadi pendekatan merupakan
yang mengandung makna metode dalam bahasa kebenaran umum yang bersifat mutlak. Misalkan

136| Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
SEMINAR PROCEEDINGS 1st Annual International Seminar on Education 2015

asumsi yang berhubungan dengan pembelajaran mempunyai dua fungsi ganda, yaitu polipragmatis
bahasa, bahwa aspek menyimak dan percakapan dan monopragmatis. Polipragmatis, bilamana
harus diajarkan terlebih dahulu sebelum aspek metode mengandung kegunaan yang serba ganda,
membaca dan menulis atau sebaliknya, sehingga misalnya suatu metode tertentu pada suatu situasi
dari asumsi tersebut pendidik dapat menentukan kondisi tertentu dapat digunakan membangun dan
metode yang tepat (Sumardi, t.t: 91-94). memperbaiki. Kegunaannya dapat tergantung pada
si pemakai atau pada corak, bentuk dan
c. Teknik/strategi
kemampuan dari metode sebagai alat.
Teknik penyajian bahan pelajaran adalah Sebaliknya monopragmatis, bilamana
penyajian yang dikuasai pendidik dalam mengajar metode mengandung satu macam kegunaan
atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta untuk satu macam tujuan. Penggunaannya
didik di dalam kelas, agar bahan pelajaran dapat mengandung implikasi bersifat konsisten,
dipahami dan digunakan dengan baik. Teknik sistematis dan kebermaknaan menurut kondisi
adalah pelaksanaan pengajaran di dalam kelas, yaitu sasarannya. Mengingat sasaran metode adalah
penggunaan metode yang didasarkan atas manusia, maka pendidik dituntut untuk berhati-
pendekatan terhadap materi pelajaran. Jadi teknik hati dalam penerapannya.
harus sejalan dengan metode dan pendekatan. Metode pendidikan yang tidak tepat guna
Misalkan dalam mengatasi masalah peserta didik akan menjadi penghalang kelancaran jalannya
yang tidak dapat menyebutkan bunyi suatu huruf proses pembelajaran, sehingga banyak tenaga dan
dengan tepat, pendidik memintakan peserta didik waktu terbuang sia-sia. Oleh karena itu, metode
untuk menirukan ucapannya. yang diterapkan oleh seorang guru baru berdaya
guna dan berhasil guna, jika mampu dipergunakan
d. Metode
untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Metode adalah rencana menyeluruh yang
Dalam pendidikan Islam, metode yang tepat guna
berkenaan dengan penyajian bahan/materi pelajaran
adalah metode yang mengandung nilai-nilai
secara sistematis dan metodologis serta didasarkan intrinsik dan ekstrinsik, sejalan dengan materi
atas suatu pendekatan, sehingga perbedaan pelajaran dan secara fungsional dapat dipakai untuk
pendekatan mengakibatkan perbedaan penggunaan merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung
metode. Jika metode tersebut dikaitkan dengan dalam tujuan pendidikan Islam (Arifin, 1996: 197).
pendidikan Islam, dapat membawa arti metode Nahlawi (1996: 204), mengatakan metode
sebagai jalan pembinaan pengetahuan, sikap dan pendidikan Islam adalah metode dialog, metode
tingkah laku sehingga terlihat dalam pribadi subjek kisah Qur‟ani dan Nabawi, metode perumpamaan
dan obyek pendidikan, yaitu pribadi Islami. Selain Qur`ani dan Nabawi, metode keteladanan, metode
itu, metode dapat membawa arti sebagai cara untuk aplikasi dan pengamalan, metode ibrah dan nasihat
memahami, menggali dan mengembangkan ajaran serta metode targhib dan tarhib.
Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan Berdasarkan rumusan-rumusan di atas,
perkembangan zaman (Nata, 2001: 91). dapat dipahami bahwa metode pendidikan
Metode merupakan alat yang dipergunakan Islam adalah berbagai cara yang digunakan oleh
untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat ini pendidik muslim, sebagai jalan pembinaan

Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh |137
1st Annual International Seminar on Education 2015 SEMINAR PROCEEDINGS

pengetahuan, sikap dan tingkah laku, sehingga tersebut mempunyai tujuan dan topik tertentu.
nilai-nilai Islami dapat terlihat dalam pribadi Metode dialog berusaha menghubungkan
peserta didik (subjek dan obyek pendidikan). pemikiran seseorang dengan orang lain, serta
mempunyai manfaat bagi pelaku dan
3. Hadits Tentang Metode Pendidikan dan pendengarnya, (an-Nahlawi, 1996: 205).
Studi Otentitasnya
Uraian tersebut memberi makna bahwa
a. Metode tanya jawab
dialog dilakukan oleh seseorang dengan orang lain,
ٍُِ‫َذَشَُا تَ ْكشْ َ ِؼ‬ َّ ‫َذَشَُا َنُِسٌ ح وَقَالَ ُقَرُِثَحُ د‬َّ ‫َذَشَُا ُقَرُِثَحُ ِتٍُ عَؼُِذٍ د‬
َّ ‫د‬ baik mendengar langsung atau melalui bacaan.
ٍِ‫ًَذِ ِتٍِ ِإِتشَاُِْىَ َػٍِ َأت‬ َّ ‫ضشَ ِكهَا ًَُْا َػٍِ اِتٍِ انْهَادِ َػٍِ يُذ‬ َ ُ‫اِتٍَ ي‬ Nahlawi, mengatakan pembaca dialog akan
mendapat keuntungan berdasarkan karakteristik
َُّّ‫انش ِد ًٍَِ َػٍِ َأتٍِ ُْ َشَِ َشجَ أٌََّ سَعُىلَ انهَِّّ صَهًَّ انه‬ َّ ِ‫َعَهًَحَ ِتٍِ َػِثذ‬
dialog, yaitu topik dialog disajikan dengan pola
َُّّ‫َػَهُِِّ وَعََّهىَ قَالَ وَفٍِ َدذَِسِ تَ ْكشٍ أَََُّّ َع ًِغَ سَعُىلَ انهَِّّ صَهًَّ انه‬ dinamis sehingga materi tidak membosankan,
َّ‫غمُ ِيُُِّ كُم‬ ِ َ‫َػَهُِِّ وَعََّهىَ َقُىلُ أَسََأَُِرىِ نَىِ َأٌَّ َ ِهشّا ِتثَابِ َأ َدذِ ُكىِ َ ِغر‬ pembaca tertuntun untuk mengikuti dialog hingga

َِِّ‫َىِوٍ َخًِظَ يَشَّاخٍ َْمْ َثِقًَ ِيٍِ دَ َسَِِّ شٍَِءٌ قَانُىا نَا َثِقًَ ِيٍِ دَ َس‬ selesai. Melalui dialog, perasaan dan emosi akan
terbangkitkan, topik pembicaraan disajikan
‫ََا‬.‫خطَا‬ َ ْ‫خًِظِ ًَِذُى انهَُّّ تِهٍَِّ ان‬ َ ْ‫انصهَىَاخِ ان‬
َّ ُ‫شٍَِءٌ قَالَ َفزَنِكَ َيَصم‬ bersifat realistik dan manusiawi. Dalam Al-Qur`an
Hadis Qutaibah ibn Sa‟id, hadis Lais kata Qutaibah hadis
banyak memberi informasi tentang dialog, di
Bakr yaitu ibn Mudhar dari ibn Had dari Muhammad
ibn Ibrahim dari Abi Salmah ibn Abdurrahman dari Abu antara bentuk-bentuk dialog tersebut adalah
Hurairah r.a. Rasulullah SAW bersabda; Bagaimana dialog khitabi, ta‟abbudi, deskriptif, naratif,
pendapat kalian seandainya ada sungai di depan pintu
argumentatif serta dialog nabawiyah.
salah seorang di antara kalian. Ia mandi di sana lima kali
sehari. Bagaimana pendapat kalian? Apakah masih akan Metode tanya jawab, sering dilakukan oleh
tersisa kotorannya? Mereka menjawab, tidak akan tersisa Rasul SAW dalam mendidik akhlak para sahabat.
kotorannya sedikit pun. Beliau bersabda; Begitulah
Dialog akan memberi kesempatan kepada
perumpamaan salat lima waktu, dengannya Allah
menghapus dosa-dosa. (Al-Muslim, I: 462-463) peserta didik untuk bertanya tentang sesuatu
yang tidak mereka pahami. Pada dasarnya
Hadis di atas tergolong syarif marfu` dengan metode tanya jawab adalah tindak lanjut dari
kualitas perawi yang sebagian tergolong siqah dan penyajian ceramah yang disampaikan pendidik.
siqah subut, sedangkan Abu Hurairah adalah sahabat Dalam hal penggunaan metode ini, Rasulullah
Rasulullah SAW. Metode bertanya ini untuk SAW menanyakan kepada para sahabat tentang
mengajak si pendengar agar fokus dengan penguasaan terhadap suatu masalah.
pembahasan. Misalnya kata; ”bagaimana pendapat
kalian?” adalah pertanyaan yang diajukan untuk b. Metode Pengulangan
meminta informasi. Maksudnya beritahukan padaku,
‫ذًَُ َػٍِ تَ ِهضِ ِتٍِ دَكُِىٍ قَا َل‬ ِ َ ‫َذَشَُا‬
َّ ‫غ ِش َْذٍ د‬
َ ُ‫َذدُ ِتٍُ ي‬
َّ ‫َذَشَُا يُغ‬
َّ ‫د‬
apakah masih tersisa? Menurut at-Thiiby,
sebagaimana dikutip al-Asqalani, menjelaskan َ‫َذَشٍُِ َأتٍِ َػٍِ َأتُِِّ قَالَ َعًِؼِدُ سَعُىلَ انهَِّّ صَهًَّ انهَُّّ َػَهُِِّ وَعََّهى‬ َّ ‫د‬
lafaz ”‫ ”لو‬dalam hadis tersebut memberi makna َُّ‫مٌ ن‬. َِ‫َقُىلُ َوَِمٌ نَِّهزٌِ َُذَذِّزُ َفَُ ْكزِبُ ِنُضِذِكَ تِِّ انْقَىِوَ َوَِمٌ نَُّ َو‬
perumpamaan, (al-Asqalani, I: 462).
Metode tanya jawab, apakah pembicaraan Hadis Musaddad ibn Musarhad hadis Yahya dari
Bahza ibn Hakim, katanya hadis dari ayahnya
antara dua orang atau lebih, dalam pembicaraan katanya ia mendengar Rasulullah Saw bersabda:

138| Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
SEMINAR PROCEEDINGS 1st Annual International Seminar on Education 2015

Celakalah bagi orang yang berbicara dan berdusta Hadis dari Muhammad ibn Musanna, katanya hadis dari
agar orang-orang tertawa. Kecelakaan baginya, Abdul Wahhab katanya Ayyub dari Abi Qilabah katanya
kecelakaan baginya. (As-Sijistani, t.t, II: 716). hadis dari Malik. Kami mendatangi Rasulullah SAW dan
kami pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau
Hadis di atas tergolong syarif marfu` selama (dua puluh malam) 20 malam. Rasulullah SAW
dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong adalah seorang yang penyayang dan memiliki sifat lembut.
Ketika beliau menduga kami ingin pulang dan rindu pada
siqah dan siqah hafiz, siqah saduq. Rasulullah
keluarga, beliau menanyakan tentang orang-orang yang
SAW mengulang tiga kali perkataan “celakalah”, kami tinggalkan dan kami memberitahukannya. Beliau
ini menunjukkan bahwa pembelajaran harus bersabda; kembalilah bersama keluargamu dan tinggallah
bersama mereka, ajarilah mereka dan suruhlah mereka.
dilaksanakan dengan baik dan benar, sehingga
Beliau menyebutkan hal-hal yang saya hafal dan yang saya
materi pelajaran dapat dipahami dan tidak tidak hafal. Dan salatlah sebagaimana kalian melihat aku
tergolong pada orang yang merugi. shalat. (Al-Bukhari, I: 226).
Satu proses yang penting dalam pembelajaran
Hadis di atas tergolong syarif marfu`
adalah pengulangan/latihan atau praktek yang
dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong
diulang-ulang. Baik latihan mental di mana
seseorang membayangkan dirinya melakukan siqah dan siqah kasir, siqah subut. Hadis ini
perbuatan tertentu maupun latihan motorik yaitu sangat jelas menunjukkan tata cara salat
melakukan perbuatan secara nyata merupakan alat- Rasulullah SAW kepada sahabat, sehingga para
alat bantu ingatan yang penting. Latihan mental, sahabat dipesankan oleh Rasulullah SAW agar
mengaktifkan orang yang belajar untuk salat seperti yang dicontohkan olehnya.
membayangkan kejadian-kejadian yang sudah tidak Menurut teori belajar sosial, hal yang amat
ada untuk berikutnya bayangan-bayangan ini penting dalam pembelajaran ialah kemampuan
membimbing latihan motorik. Proses pengulangan individu untuk mengambil intisari informasi dari
juga dipengaruhi oleh taraf perkembangan tingkah laku orang lain, memutuskan tingkah laku
seseorang. Kemampuan melukiskan tingkah laku mana yang akan diambil untuk dilaksanakan. Dalam
dan kecakapan membuat model menjadi kode pandangan paham belajar sosial, sebagaimana
verbal atau kode visual mempermudah dikemukakan Grendler (1991: 369), orang tidak
pengulangan. Metode pengulangan dilakukan dominan didorong oleh tenaga dari dalam dan tidak
Rasulullah SAW ketika menjelaskan sesuatu yang oleh stimulus-stimulus yang berasal dari lingkungan.
penting untuk diingat para sahabat. Tetapi sebagai interaksi timbal balik yang terus-
menerus yang terjadi antara faktor-faktor penentu
c. Metode demonstrasi
pribadi dan lingkungannya.
ُ ‫ًَذُ تٍُِ اْنًُصًََُّ قَالَ دَذَّشََُا ػَِثذُ اْنىََّْابِ قَالَ دَذَّشََُا أََُّى‬
‫ب‬ َّ ‫دَذَّشََُا يُذ‬ Metode demonstrasi dimaksudkan sebagai
َ‫ػٍَِ أَتٍِ قِهَاتَحَ قَالَ دَذَّشََُا يَانِكْ أَذََُُِا إِنًَ انَُّثٍِِّ صَهًَّ انهَُّّ ػَهَُِِّ وَعََّهى‬ suatu kegiatan memperlihatkan suatu gerakan
ُ‫وََذٍُِ شَثَثَحٌ يُرَقَاسِتُىٌَ فَأََقًَُِا ػُِِ َذُِ ػِشِشٍََِ َىِيّا وَنَُِهَحً وَكَاٌَ سَعُىل‬ atau proses kerja sesuatu. Pekerjaannya dapat
saja dilakukan oleh pendidik atau orang lain
‫انهَِّّ صَهًَّ انهَُّّ ػَهَُِِّ وَعََّهىَ َسدًُِّا سَفُِقًا فَهًََّا ظٍََّ أَََّا َقذِ اشَِرهََُُِا َأِْهََُا‬
yang diminta mempraktekkan sesuatu pekerjaan.
ًَ‫َأوِ َقذِ اشِرَقَُْا عَأَنََُا ػًٍََِّ ذَشَكَُْا تَ ِؼذَََا فََأخِثَشََِاُِ قَالَ ا ِسجِؼُىا إِن‬
Metode demonstrasi dilakukan bertujuan agar
‫َأِْهُِ ُكىِ فَأَقًُُِىا فُِ ِهىِ َوػَِّهًُى ُْىِ وَيُشُو ُْىِ وَرَكَشَ أَشَُِاءَ َأدِفَ ُظهَا َأوِ ال‬ pesan yang disampaikan dapat dikerjakan
.ٍِّ‫َأدِفَ ُظهَا وَصَهُّىا َكًَا سَأََُِرًُىٍَِ أُصَه‬ dengan baik dan benar.

Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh |139
1st Annual International Seminar on Education 2015 SEMINAR PROCEEDINGS

Metode demonstrasi dapat dipergunakan (prosedural) dan bacaan dalam salat


dalam organisasi pelajaran yang bertujuan diucapkan dengan baik dan benar
memudahkan informasi dari model (model berdasarkan tata cara membaca Al-
hidup, model simbolik, deskripsi verbal) kepada Qur`an (ilmu tajwid).
anak didik sebagai pengamat. Sebagai contoh 5) Memberikan kesempatan pada siswa untuk
dipakai mata pelajaran Fikih kelas II pada mempraktekkan dengan umpan balik yang
madrasah Tsanawiyah yang membahas dapat dilihat, tiap anak didik mempraktekkan
pelaksanaan shalat Zuhur. Kompetensi Dasar kembali gerakan shalat Zuhur yang
(KD) dari pokok bahasan tersebut adalah: ditunjukkan oleh model seiring dengan aba-
“Siswa dapat melaksanakan ibadah shalat Zuhur aba prosedur yang diberikan guru. Demikian
setelah mengamati dan mempraktekkan pula dengan bacaan salat dapat dipraktekkan
berdasarkan model yang ditentukan”. Untuk anak didik.
mencapai tujuan pembelajaran, dibutuhkan 6) Memberikan reinforcement dan motivasi.
beberapa kemampuan yang harus dikuasai anak Guru memberikan penguatan pada anak
didik dalam indikator pencapaian, yaitu: didik yang telah berhasil melakukan gerakan
1) Kemampuan gerakan (melakukan posisi dengan baik dan benar dan mengarahkan
berdiri tegak menghadap kiblat, mengangkat serta memperbaiki gerakan dan bacaan anak
tangan sejajar dengan telinga ketika takbiratul didik yang belum sesuai.
ihram, membungkuk dengan memegang
lutut ketika ruku`, melakukan i`tidal, d. Metode eksperimen
melakukan sujud dengan kening menempel ٍِِ‫ذ َكىُ ػٍَِ رَسٍّ ػٍَِ عَؼُِذِ ت‬ َ ْ‫َذشََُا ان‬
َّ ‫َذشََُا شُؼِثَحُ د‬َّ ‫َذشََُا آدَوُ قَالَ د‬
َّ ‫د‬
di sajadah, melakukan duduk di antara dua ٍِِ‫انش ِدًٍَِ تٍِِ أَتِضَي ػٍَِ أَتُِِّ قَالَ جَاءَ َسجُمٌ إِنًَ ُػًَشَ ت‬ َّ ِ‫ػَِثذ‬
sujud, melakukan duduk tahyat akhir yang
ٍ‫صةِ اْنًَاءَ فَقَالَ ػًََّاسُ تٍُِ ََاعِش‬ ِ ُ‫انْخَطَّابِ فَقَالَ إٍَِِّ َأجَُِِثدُ فََهىِ أ‬
agak berbeda dengan duduk di antara dua
sujud, melakukan salam dengan menoleh ke
َ‫نِ ُؼًَشَ تٍِِ انْخَطَّابِ أَيَا َذزْكُشُ أَََّا كَُُّا فٍِ عَفَشٍ أَََا وَأََِدَ فَأَيَّا أََِد‬
kanan dan kiri. َُِِّ‫َم وَأَيَّا أَََا فََرً ََّؼ ْكدُ فَصَهَُِّدُ َفزَكَشِخُ نِهَُّثٍِِّ صَهًَّ انهَُّّ ػَه‬ِّ ‫فََهىِ ذُص‬
2) Kemampuan membaca bacaan salat ‫ٍِ صَهًَّ انهَُّّ ػَهَُِِّ وَعََّهىَ إًَََِّا كَاٌَ َكْفُِكَ َْ َكزَا‬ ُّ ‫انُث‬
َّ َ‫وَعََّهىَ فَقَال‬
(bacaan surat al-Fatihah, bacaan ayat Al- َّ‫ٍِ صَهًَّ انهَُّّ ػَهَُِِّ وَعََّهىَ ِتكَفَُِِّّ انْأَسِضَ وََ َفخَ فُِ ِهًَا شُى‬ُّ ‫انُث‬
َّ َ‫فَضَشَب‬
Qur`an, bacaan ruku`, bacaan berdiri i‟tidal,
…. َُّ‫غخَ ِت ِهًَا َو ِجه‬ َ َ‫ي‬
bacaan sujud, bacaan duduk antara dua
Hadis Adam, katanya hadis Syu‟bah ibn Abdurrahman
sujud, bacaan tahyat awal dan akhir. ibn Abza dari ayahnya, katanya seorang laki-laki datang
3) Menganalisis tingkah laku yang dimodelkan. kepada Umar ibn Khattab, maka katanya saya sedang
janabat dan tidak menemukan air, kata Ammar ibn
Tingkah laku yang dimodelkan sesuai Yasir kepada Umar Ibn Khattab, tidakkah anda ingat
dengan bahan pelajaran adalah motorik, ketika saya dan anda dalam sebuah perjalanan, ketika itu
meliputi keterampilan dalam gerakan salat anda belum salat, sedangkan saya berguling-guling di
tanah, kemudian saya salat. Saya menceritakannya
dan kemampuan membaca bacaan shalat. kepada Rasul SAW kemudian Rasulullah SAW
4) Menunjukkan model. Gerakan dalam bersabda: “Sebenarnya anda cukup begini”. Rasul
salat dilakukan berdasarkan urutannya memukulkan kedua telapak tangannya ke tanah dan
meniupnya kemudian mengusapkan keduanya pada

140| Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
SEMINAR PROCEEDINGS 1st Annual International Seminar on Education 2015

wajah. (HR. Bukhari, I: 129). melekat dalam ingatan serta mengasah pemikiran
Hadis di atas tergolong syarif marfu` untuk memandang permasalahan yang terjadi. (al-
dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong Asqalani, I: 147). Metode tanya jawab berusaha
siqah dan siqah hafiz, siqah subut. Menurut al- menghubungkan pemikiran seseorang dengan
Asqalani, hadis ini mengajarkan sahabat tentang orang lain, serta mempunyai manfaat bagi pelaku
tata cara tayamum dengan perbuatan. (Al- dan pendengarnya, melalui dialog, perasaan dan
Asqalani, I: 444), Sahabat Rasulullah SAW emosi pembaca akan terbangkitkan, jika topik
melakukan upaya penyucian diri dengan pembicaraan disajikan bersifat realistik dan
berguling di tanah ketika mereka tidak manusiawi, (an-Nahlawi, t.t.: 205). Uraian tersebut
menemukan air untuk mandi janabat. Pada memberi makna bahwa dialog dilakukan oleh
akhirnya Rasulullah SAW memperbaiki seseorang dengan orang lain, baik mendengar
eksperimen mereka dengan mencontohkan tata langsung atau melalui bacaan.
cara bersuci menggunakan debu.
f. Metode diskusi
e. Metode pemecahan masalah.
ٍُِ‫ٍِ تٍُِ دُجِشٍ قَانَا دَذَّشََُا إِ ِعًَؼُِمُ َو ُْىَ ات‬ ُّ ‫َذشََُا قُرَُِثَحُ تٍُِ عَؼُِذٍ َوػَه‬
َّ ‫د‬
ٍِ ِ‫دَذَّشََُا قُرَُِثَحُ تٍُِ عَؼُِذٍ دَذَّشََُا إِ ِعًَاػُِمُ تٍُِ جَؼِفَشٍ ػٍَِ ػَِثذِ انهَِّّ ت‬
َُّّ‫جَؼِفَشٍ ػٍَِ انْؼَهَاءِ ػٍَِ أَتُِِّ ػٍَِ أَتٍِ ُْشََِ َشجَ أٌََّ سَعُىلَ انهَِّّ صَهًَّ انه‬
ٍِِ‫ٌِ ي‬َّ ‫دََُِاسٍ ػٍَِ اتٍِِ ُػًَشَ قَالَ قَالَ سَعُىلُ انهَِّّ صَهًَّ انهَُّّ ػَهَُِِّ وَعََّهىَ إ‬
َ‫ػَهَُِِّ وَعََّهىَ قَالَ أََذذِسُوٌَ يَا اْنًُفِْهظُ قَانُىا اْنًُفِْهظُ فَُُِا يٍَِ نَا دِ ِس َْى‬
ٍَِْ ‫انشَّجَشِ شَجَ َشجً نَا َغِقُطُ وَسَُقهَا وَإََِّهَا يَصَمُ اْنًُغِِهىِ فَذَذِّشُىٍَِ يَا‬
ٍ‫ُيرٍِ َأْذٍِ َىِوَ انْقَُِايَحِ تِصَهَاج‬َّ ‫نَُّ وَنَا يَرَاعَ فَقَا َل إٌَِّ اْنًُفِْهظَ يٍِِ أ‬
‫َفىََقغَ انَُّاطُ فٍِ شَجَشِ انَْثىَادٌِ قَالَ ػَِثذُ انهَِّّ َووََقغَ فٍِ َفْغٍِ أَََّهَا‬
‫وَصَُِاوٍ وَصَكَاجٍ وََأْذٍِ َقذِ شََرىَ َْزَا وََق َزفَ َْزَا وَأَكَمَ يَالَ َْزَا‬
ٍَِْ َ‫انَُّخِهَحُ فَاعِرَذَُُِِدُ شُىَّ قَانُىا دَذِّشَُْا يَا ٍَِْ ََا سَعُىلَ انهَِّّ قَال‬
ٍِِ‫وَعَفَكَ دَوَ َْزَا وَضَشَبَ َْزَا فَُؼِطًَ َْزَا يٍِِ دَغََُاذِِّ َو َْزَا ي‬
.ُ‫انَُّخِهَح‬
ٍِِ‫دَغََُاذِِّ َفإٌِْ فََُُِدِ دَغََُاذُُّ قَثِمَ أٌَْ َُقْضًَ يَا ػَهَُِِّ ُأ ِخزَ ي‬
Hadis Quthaibah ibn Sa‟id, hadis Ismail ibn Ja‟far . ِ‫ُى طُشِحَ فٍِ انَُّاس‬ َّ ‫خَطَاََا ُْىِ فَطُ ِش َددِ ػَهَُِِّ ش‬
dari Abdullah ibn Dinar dari Umar, sabda Rasulullah Hadis Qutaibah ibn Sa‟id dan Ali ibn Hujr, katanya
SAW Sesungguhnya di antara pepohonan itu ada hadis Ismail dan dia ibn Ja‟far dari „Ala‟ dari ayahnya
sebuah pohon yang tidak akan gugur daunnya dan dari Abu Hurairah ra. bahwasnya Rasulullah SAW
pohon dapat diumpamakan sebagai seorang muslim, bersabda: Tahukah kalian siapa orang yang muflis
karena keseluruhan dari pohon itu dapat (bangkrut)?, jawab mereka; orang yang tidak
dimanfaatkan oleh manusia. Cobalah kalian memiliki dirham dan harta. Rasul bersabda;
beritahukan kepadaku, pohon apakah itu? Orang- Sesungguhnya orang yang muflis dari ummatku
orang mengatakan pohon Bawadi. Abdullah berkata;
adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan
Dalam hati saya ia adalah pohon kurma, tapi saya
(pahala) salat, puasa dan zakat,. Dia datang tapi telah
malu (mengungkapkannya). Para sahabat berkata;
mencaci ini, menuduh ini, memakan harta orang ini,
beritahukan kami wahai Rasulullah!. Sabda Rasul
menumpahkan darah (membunuh) ini dan memukul
SAW; itulah pohon kurma .(Al-Bukhari, I: 34).
orang ini. Maka orang itu diberi pahala miliknya. Jika
Hadis di atas tergolong syarif marfu` dengan kebaikannya telah habis sebelum ia bisa menebus
kesalahannya, maka dosa-dosa mereka diambil dan
kualitas perawi yang sebagian tergolong siqah subut, dicampakkan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke
dan siqah, sedangkan ibn Umar ra. adalah sahabat neraka. (Muslim, t.t, IV: 1997)
Rasulullah SAW Al-Asqalâni (I:147), menyebutkan
dengan metode perumpamaan tersebut dapat Hadis di atas tergolong syarif marfu`

menambah pemahaman, menggambarkannya agar dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong

Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh |141
1st Annual International Seminar on Education 2015 SEMINAR PROCEEDINGS

siqah dan siqah subut, siqah hafiz, sedangkan sebelum pembelajaran dimulai. Sebagaimana
Abu Hurairah ra. adalah sahabat Rasulullah Rasulullah SAW mendahulukan sabdanya; “saya
SAW Menurut an-Nawawi, Penjelasan hadis di telah menyangka‟, selain itu „karena saya telah melihat
atas yaitu Rasulullah SAW memulai semangatmu untuk hadis‟. Oleh sebab itu perlu
pembelajaran dengan bertanya dan jawaban memberikan suasana kegembiraan dalam
sahabat ternyata salah, maka Rasulullah SAW pembelajaran, (Andalusi, t.t :133-134).
menjelaskan bahwa bangkrut dimaksud
h. Metode pemberian hukuman
bukanlah menurut bahasa. Tetapi bangkrut yang
dimaksudkan adalah peristiwa di akhirat ٍِ‫َذَشَُا َػِثذُ انهَِّّ ِتٍُ َوِْةٍ َأ ِخَث َشٍَِ َػ ًِشْو َػ‬
َّ ‫َذَشَُا َأ ِد ًَذُ ِتٍُ صَاِنخٍ د‬ َّ ‫د‬
tentang pertukaran amal kebaikan dengan
َ‫جزَايٍِِّ َػٍِ صَاِنخِ ِتٍِ َخُِىَاٌَ َػٍِ َأتٍِ عَ ِههَح‬ ُ ْ‫تَ ْكشِ ِتٍِ عَىَا َدجَ ان‬
kesalahan, (an-Nawawi, t.t, XVI: 136).
ُِِّ‫انغَّائِةِ ِتٍِ خَهَّادٍ قَالَ َأ ِد ًَذُ ِيٍِ َأصِذَابِ َّانُثٍِِّ صَهًَّ انهَُّّ َػَه‬
g. Metode pujian/memberi kegembiraan ُِِّ‫صقَ فٍِ انْ ِقِثهَحِ وَسَعُىلُ انهَِّّ صَهًَّ انهَُّّ َػَه‬
َ َ‫وَعََّهىَ أٌََّ َس ُجهًا أَوَّ قَىِيّا َفث‬
‫َذَشٍُِ ُعَهًَُِاٌُ َػٍِ َػ ًِشِو‬ َّ ‫َذَشَُا َػِثذُ انْ َؼضَِضِ ِتٍُ َػِثذِ انهَِّّ قَالَ د‬
َّ ‫د‬ ‫وَعََّهىَ َُِ ُظشُ فَقَالَ سَعُىلُ انهَِّّ صَهًَّ انهَُّّ َػَهُِِّ وَعََّهىَ ِدنيَ َفشَؽَ نَا‬
َ‫ِتٍِ َأتٍِ َػ ًِشٍو َػٍِ عَؼُِذِ ِتٍِ َأتٍِ عَؼُِذٍ اْنًَ ْقُثشٌِِّ َػٍِ َأتٍِ ُْ َشَِ َشج‬ …. ِ‫َُصَهٍِّ نَ ُكى‬
َ‫أَََُّّ قَالَ قُِمَ ََا سَعُىلَ انهَِّّ َيٍِ أَعِ َؼذُ انَُّاطِ تِشَفَا َػرِكَ َىِو‬ Hadis Ahmad ibn Shalih, hadis Abdullah ibn Wahhab,
Umar memberitakan padaku dari Bakr ibn Suadah al-
‫انْ ِقَُايَ ِح قَالَ سَعُىلُ انهَِّّ صَهًَّ انهَُّّ َػَهُِِّ وَعََّهىَ نَ َقذِ َظَُُِدُ ََا َأتَا‬ Juzami dari Shalih ibn Khaiwan dari Abi Sahlah as-Sa‟ib
ibn Khallad, kata Ahmad dari kalangan sahabat Nabi
‫َولُ ِيُِكَ ِنًَا‬
َّ ‫ذذَِسِ َأ َدذْ أ‬ َ ْ‫غأَُنٍُِ َػٍِ َْزَا ان‬ ِ َ ‫ُْ َشَِ َشجَ َأٌْ نَا‬ SAW bahwa ada seorang yang menjadi imam salat bagi
َ‫ذذَِسِ أَعِ َؼذُ انَُّاطِ تِشَفَا َػرٍِ َىِو‬ َ ْ‫سََأَِدُ ِيٍِ ِد ِشصِكَ َػهًَ ان‬ sekelompok orang, kemudian dia meludah ke arah kiblat
dan Rasulullah SAW melihat, setelah selesai salat
.ِِّ‫انْ ِقَُايَحِ َيٍِ قَالَ نَا إِنََّ إِنَّا انهَُّّ خَانِصّا ِيٍِ َق ْهثِِّ أَوِ َفْغ‬ Rasulullah SAW bersabda ”jangan lagi dia menjadi
imam salat bagi kalian”… (Sijistani, t.t, I: 183).
Hadis Abdul Aziz ibn Abdillah katanya
menyampaikan padaku Sulaiman dari Umar ibn Abi
Hadis di atas tergolong syaiif marfu`
Umar dari Sa‟id ibn Abi Sa‟id al-Makbari dari Abu
Hurairah, ia berkata: Ya Rasulullah, siapakah yang dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong
paling bahagia mendapat syafa‟atmu pada hari siqah hafiz, siqah dan siqah azaly. memberikan
kiamat?, Rasulullah SAW bersabda: Saya sudah
hukuman (marah) karena orang tersebut tidak
menyangka, wahai Abu Hurairah, bahwa tidak ada
yang bertanya tentang hadis ini seorang pun yang layak menjadi imam. Seakan-akan larangan
mendahului mu, karena saya melihat semangatmu tersebut disampaikan beliau tanpa kehadiran
untuk hadis. Orang yang paling bahagia dengan
imam yang meludah ke arah kiblat ketika salat.
syafaatku ada hari Kiamat adalah orang yang
mengucapkan “Lailaha illa Allah” dengan ikhlas dari (Abadi, t.t, II: 105-106). Dengan demikian
hatinya atau dari dirinya. (Al-Bukhari, t.t, I: 49). Rasulullah SAW memberi hukuman mental
kepada seseorang yang berbuat tidak santun
Hadis di atas tergolong syarif marfu`dengan
dalam beribadah dan dalam lingkungan sosial.
kualitas perawi yang sebagian tergolong siqah dan
Sanksi dalam pendidikan mempunyai arti
siqah subut. sedangkan Abu Hurairah adalah
penting, pendidikan yang terlalu lunak akan
sahabat Rasul SAW Ibn Abi Jamrah mengatakan
membentuk pelajar kurang disiplin dan tidak
hadis ini menjadi dalil bahwa sunnah hukumnya
mempunyai keteguhan hati. Sanksi tersebut dapat
memberikan kegembiraan kepada anak didik
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut, dengan
142| Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
SEMINAR PROCEEDINGS 1st Annual International Seminar on Education 2015

teguran, kemudian diasingkan dan terakhir hukuman. Dan masih banyak lagi yang tidak
dipukul dalam arti tidak untuk menyakiti tetapi disebutkan dalam makalah ini.
untuk mendidik. Kemudian dalam menerapkan Daftar Pustaka
sanksi fisik hendaknya dihindari kalau tidak
Andalusi, Imam Ibn Abi Jamrah (1979). Bahjat an-
memungkinkan, hindari memukul wajah, Nufus wa Tahalliha Bima`rifati ma Laha wa ma
memukul sekedarnya saja dengan tujuan mendidik, Alaihi (Syarah Mukhtasar Shahih al-Bukhari)
bukan balas dendam. Alternatif lain yang mungkin Jam`u an Nihayah fi bad`i al-Khairi wa an-Nihayah.
Beirut: Darul Jiil. (Versi digital).
dapat dilakukan adalah:
a) Memberi nasihat dan petunjuk. Anwar, Qomari (2003). Pendidikan Sebagai Karakter
Budaya Bangsa. Jakarta: UHAMKA Press.
b) Ekspresi cemberut.
Arifin, M. (1996). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi
c) Pembentakan.
Aksara.
d) Tidak menghiraukan murid.
Asqalani, Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fadhil.
e) Pencelaan disesuaikan dengan tempat Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari. Beirut: Dar
dan waktu yang sesuai. al-Ma‟rifah, 1379 H. (Versi Digital)
f) Jongkok. Bukhari, Abu Abdullah bin Muhammad Ismail. Al-
g) Memberi pekerjaan rumah/tugas. Jami‟ al-Shahih al-Mukhtasar, Juz 1. Beirut: Dar
Ibnu Kasir al-Yamamah, 1988. (Versi Digital)
h) Menggantungkan cambuk sebagai
simbol pertakut. Grendler, Bell E. Margaret (1991). Belajar dan
Membelajarkan, terj. Munandir. Jakarta:
i) Alternatif terakhir adalah pukulan ringan Rajawali.
(al-Syalhub, Terj. Abu Haekal, 2005: 59-60).
Hamd, Ibrahim, Muhammad (2002). Maal Muallimin,
Hal yang menjadi prinsip dalam memberikan terj. Ahmad Syaikhu. Jakarta: Darul Haq.
sanksi adalah tahapan dari yang paling ringan, sebab Lathib, Muhammad Syamsy al-Haq al-‟Azhim
tujuannya adalah pengembangan potensi baik yang `Abadi. `Aunu al-Ma`bud Syarh Sunan Abi Daud.
ada dalam diri anak didik. Beirut: Dar al-Kutub al-`Ilmiyah, cet 1, 1401 H.
(Versi Digital)
4. Penutup Munawwir, Warson Ahmad (1997). Al-Munawwir
Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka
Metode pendidikan adalah cara yang
Progressif.
dipergunakan pendidik dalam menyampaikan
Nahlawi, Abdurrahman (1996). Ushulut Tarbiyyah
bahan pelajaran kepada peserta didik, sehingga Islamiyyah Wa Asalibiha fi Baiti wal Madrasati wal
dengan metode yang tepat dan sesuai, bahan Mujtama`, terj. Shihabuddin. Jakarta: Gema
pelajaran dapat dikuasai dengan baik oleh peserta Insani Press.

didik. Adapun beberapa metode pendidikan yang Naisaburi, Abu al-Husain Muslim ibn al-Hajjaj al-
Qusyairi. Shahih Muslim, Juz 1. (Versi digital)
berdasarkan dari hadits dari Rasulullah SAW yang
dikemukakan dalam makalah ini, antara lain adalah: Nata, Abudin (2001). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta:
Logos Wacana Ilmu.
metode tanya jawab, metode pengulangan, metode
Nawawi, Abu Zakaria Yahya ibn Syaraf ibn Maria.
demonstrasi, metode eksperimen, metode
Syarah an-Nawawi `ala Shahih Muslim. Beirut:
pemecahan masalah, metode diskusi, metode Dar al-Fikri, 1401 H. (Versi digital).
pujian/ memberi kegembiraan, metode pemberian Poerwakatja, Soegarda (1982). Ensiklopedia Pendidikan.

Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh |143
1st Annual International Seminar on Education 2015 SEMINAR PROCEEDINGS

Jakarta: Gunung Agung. Tabrani ZA. (2013b). Urgensi Pendidikan Islam


dalam Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal
Saudi Arabia : Idaratul Buhus Ilmiah wa Ifta` wa ad-
Sintesa, 13(1), 91–106.
Dakwah wa al-Irsyad, 1400 H. (Maktanah
Ilmiah-Versi digital) Tabrani ZA. (2014a). Buku Ajar Filsafat Umum.
Yogyakarta: Darussalam Publishing.
Sijistani, Abu Daud Sulaiman ibn al-Asy‟as. Sunan
Abu Daud. Beirut: Dar al-Kutub al-`Ilmiyah, cet Tabrani ZA. (2014b). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
1, 1401 H. (Versi digital) Kualitatif. Yogyakarta: Darussalam Publishing.
Sumardi, Muljanto. Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Tabrani ZA. (2014c). Islamic Studies dalam
Pada Perguruan Tinggi Agama Islam/IAIN. Pendekatan Multidisipliner (Suatu Kajian
Jakarta: Departemen Agama RI, Proyek Gradual Menuju Paradigma Global). Jurnal
Pengembangan Sistem Pendidikan Agama, t.t. Ilmiah Peuradeun, 2(2), 211–234.
Surakhmad, Winarno (1998). Pengantar Interaksi Tabrani ZA. (2014d). Isu-Isu Kritis dalam Pendidikan
Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito. Islam Perspektif Pedagogik Kritis. Jurnal Ilmiah
Islam Futura, 13(2), 250–270.
Syalhub, Fuad bin Abdul Azizi (2005). Al-Muallim al-
https://doi.org/10.22373/jiif.v13i2.75
Awwal shalallaahu alaihi Wa Sallam Qudwah
Likulli Muallim wa Muallimah, terj. Abu Haekal. Tabrani ZA. (2014e). Menelusuri Metode Pendidikan
Jakarta: Zikrul Hakim. dalam Al-Qur`an dengan Pendekatan Tafsir
Tabrani ZA. (2009). Ilmu Pendidikan Islam (antara Maudhu`i. Jurnal Ilmiah Serambi Tarbawi, 2(1),
Tradisional dan Modern). Kuala Lumpur: Al- 19–34.
Jenderami Press. Tabrani ZA. (2015a). Arah Baru Metodologi Studi Islam.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Tabrani ZA. (2011a). Dynamics of Political System of
Education Indonesia. International Journal of Tabrani ZA. (2015b). Keterkaitan Antara Ilmu
Democracy, 17(2), 99–113. Pengetahuan dan Filsafat (Studi Analisis atas
QS. Al-An`am Ayat 125). Jurnal Sintesa, 14(2),
Tabrani ZA. (2011a). Dynamics of Political System of
Education Indonesia. International Journal of 1–14.
Democracy, 17(2), 99–113. Tabrani ZA. (2015c). Persuit Epistemology of Islamic
Tabrani ZA. (2011b). Nalar Agama dan Negara Studies. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
dalam Perspektif Pendidikan Islam. (Suatu
Thiby, Syarafuddin. Syaharh ath-Thiby ala Misykat al-
Telaah Sosio-Politik Pendidikan Indonesia).
Mashabih, juz 11. Makkah: Maktabah Nizar
Millah Jurnal Studi Agama, 10(2), 395–410.
Musthafa al-Baz, 1417 H. (Versi digital)
Tabrani ZA. (2011c). Pendidikan Sepanjang Abad
Walidin, W., Idris, S., & Tabrani ZA. (2015).
(Membangun Sistem Pendidikan Islam di
Metodologi Penelitian Kualitatif & Grounded
Indonesia Yang Bermartabat). 41–66. Yogyakarta:
Theory. Banda Aceh: FTK Ar-Raniry Press.
MSI UII.
Wojowasito, S. W. Wasito Tito (1980). Kamus Lengkap
Tabrani ZA. (2012). Future Life of Islamic Education
Inggeris-Indonesia, Indonesia-Inggeris. Bandung:
in Indonesia. International Journal of Democracy,
Hasta.
18(2), 271–284.
Yasu`iy, Ma`luf, Louwis. Al-Munjid fi al-Lughah wa al-
Tabrani ZA. (2013a). Kebijakan Pemerintah dalam
A`lam, Cetakan XXVI. Beirut: al- Masyriq, t.t.
Pengelolaan Satuan Pendidikan Keagamaan
(Versi digital)
Islam (Tantangan Terhadap Implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah). Jurnal Ilmiah Yusuf, Tayar Anwar, Syaiful (1995). Metodologi
Serambi Tarbawi, 1(2), 65–84. Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Tabrani ZA. (2013a). Pengantar Metodologi Studi Islam.
Banda Aceh: SCAD Independent.

144| Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Anda mungkin juga menyukai