Dalam kerangka pengaturan dan pengawasan massal. Upaya pencegahan yang dilakukan ini pada
tersebut, saya menyambut baik penyusunan Kajian akhirnya diharapkan dapat mendukung integritas
Tipologi Tindak Pidana Pencucian Uang, Tindak sistem keuangan, meningkatkan kredibilitas dan
Pidana Pendanaan Terorisme, dan Pendanaan reputasi Indonesia, serta memenuhi kepatuhan
Proliferasi Senjata Pemusnah Massal pada Sektor terhadap standar internasional termasuk
Penyedia Jasa Pembayaran Lembaga Selain rekomendasi Financial Action Task Force (FATF).
Bank dan Kegiatan Usaha Penukaran Valuta
Asing Bukan Bank. Kajian tipologi ini diharapkan Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi
dapat meningkatkan awareness Penyedia Jasa dan meringankan langkah kita bersama.
Pembayaran Lembaga Selain Bank dan Kegiatan
Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank
sehingga mampu mengoptimalkan upaya mitigasi
yang dilakukan agar tidak menjadi sarana dan
sasaran bagi pelaku pencucian uang, pendanaan
terorisme, dan pendanaan proliferasi senjata Deputi Gubernur Bank Indonesia
pemusnah massal.
RINGKASAN EKSEKUTIF
Berdasarkan Rekomendasi Financial Action perkara TPPU, sedangkan 5 (lima) putusan
Task Force (FATF) Nomor 1, disebutkan bahwa merupakan perkara TPPT. Pada data putusan
setiap negara diharuskan untuk melakukan pengadilan tahun 2015-2020 tidak ditemukan
identifikasi, analisis, dan evaluasi terhadap kasus yang berkaitan dengan PPSPM. Adapun
risiko Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), dari putusan tersebut diperoleh beberapa
Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (TPPT), informasi sebagai berikut:
dan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah
Massal (PPSPM) di negara tersebut. Sehubungan a. Profil pekerjaan pelaku yang dominan dari
dengan perkembangan zaman, praktik pencucian kasus TPPU dan TPPT selama tahun 2015-
uang, pendanaan terorisme, dan pendanaan 2020 yaitu:
proliferasi senjata pemusnah massal juga semakin
1. Pada perkara TPPU, profil pekerjaan
kompleks dan berkembang. Dengan demikian,
pelaku yang dominan adalah
diperlukan penelitian untuk melihat tipologi yang
Wiraswasta yaitu sebanyak 16 (enam
dilakukan oleh para pelaku dalam melancarkan
belas) orang pelaku. Sementara itu,
aksi pencucian uang, pendanaan terorisme, dan
profil pekerjaan lainnya adalah Pegawai
pendanaan proliferasi senjata pemusnah massal.
Swasta, PNS, Pejabat Pemerintahan,
Kajian Tipologi ini diharapkan dapat menjadi Ibu Rumah Tangga, Pegawai Money
panduan bagi otoritas terkait maupun Penyedia Changer, Pengajar, dan lainnya.
Jasa Pembayaran (PJP) Lembaga Selain Bank
2. Pada perkara TPPT, terdapat pelaku
dan Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing
yang profil pekerjaannya adalah
(KUPVA) Bukan Bank yang berada di bawah
Wiraswasta. Selain itu, terdapat
pengaturan dan pengawasan Bank Indonesia,
pelaku yang tidak bekerja, serta pelaku
untuk mengidentifikasi tipologi yang dilakukan
yang tidak dapat diidentifikasi profil
oleh pelaku pencucian uang, pendanaan terorisme,
pekerjaannya.
dan pendanaan proliferasi senjata pemusnah
massal. Berdasarkan analisis tipologi tersebut,
b. Profil badan usaha yang dominan dari kasus
penyelenggara diharapkan dapat meningkatkan
TPPU dan TPPT selama tahun 2015-2020
mitigasi atas risiko TPPU, TPPT, dan PPSPM melalui
yaitu:
penguatan implementasi Anti Pencucian Uang
dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU PPT 1. Pada perkara TPPU, profil badan
berbasis risiko (risk based approach). usaha yang terlibat didominasi oleh
Perusahaan Non UMKM berbentuk PT,
Berdasarkan hasil Kajian Tipologi TPPU, TPPT,
yaitu sebanyak 11 (sebelas) kasus. Profil
PPSPM diperoleh beberapa informasi, sebagai
badan usaha lainnya adalah CV. Selain
berikut:
itu, terdapat kasus yang tidak dapat
diidentifikasi profil badan usahanya.
1. Berdasarkan data salinan putusan pengadilan
tahun 2015-2020, terdapat 29 (dua puluh
2. Pada perkara TPPT, tidak dapat
sembilan) kasus yang berkaitan dengan TPPU
diidentifikasi profil badan usaha yang
dan TPPT. Dari total putusan tersebut, sebanyak
terlibat.
24 (dua puluh empat) putusan merupakan
iv Ringkasan Eksekutif
KAJIAN TIPOLOGI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG, TINDAK PIDANA PENDANAAN
TERORISME, DAN PENDANAAN PROLIFERASI SENJATA PEMUSNAH MASSAL
1. Pada perkara TPPU, sebagian besar 1. Pada perkara TPPU, delivery channel
perkara berada di DKI Jakarta, yaitu yang dominan digunakan adalah Kantor
sebanyak 20 (dua puluh) kasus. KUPVA Bukan Bank, yaitu sebanyak 22
Adapun sebaran wilayah lainnya (dua puluh dua) kasus. Untuk delivery
yaitu Kalimantan Barat, Banten, dan channel lainnya yang digunakan adalah
Lampung. Kantor PTD Bukan Bank.
2. Pada perkara TPPT, sebagian besar 2. Pada perkara TPPT, delivery channel
perkara berada di DKI Jakarta, yaitu yang dominan digunakan adalah Kantor
sebanyak 3 (tiga) kasus. Meskipun PTD Bukan Bank, yaitu sebanyak 4
demikian, terdapat juga kasus yang (empat) kasus. Untuk delivery channel
tidak dapat diidentifikasi wilayahnya. lainnya yang digunakan adalah Kantor
KUPVA Bukan Bank.
d. Produk dan layanan yang digunakan dalam
kasus TPPU dan TPPT selama tahun 2015- 2. Berdasarkan data hasil survei yang dilakukan
2020 yaitu: pada penyelenggara KUPVA Bukan Bank, PTD
Selain Bank, Penyelenggara Uang Elektronik
1. Pada perkara TPPU, produk dan layanan (UE) dan Dompet Elektronik (DE) Selain
yang dominan digunakan pada KUPVA Bank, serta Penyelenggara Alat Pembayaran
Bukan Bank adalah produk Uang Menggunakan Kartu (APMK) Selain Bank,
Kertas Asing (UKA) USD, diikuti SGD, didapatkan bahwa:
dan EUR. Sementara itu, mekanisme
jual beli UKA yang dominan digunakan a. Tipologi TPPU dan TPPT pada
adalah Transfer Bank. Sedangkan pada penyelenggara KUPVA Bukan Bank, antara
Penyelenggara Transfer Dana (PTD) lain:
Selain Bank, produk dan layanan yang
dominan digunakan yaitu Account 1. Terdapat 3 (tiga) tipologi TPPU yang
to Account (Incoming), dan Cash to memiliki risiko tertinggi pada KUPVA
Account (Outgoing). Bukan Bank yaitu penggunaan identitas
palsu, mingling, serta trade-based
2. Pada perkara TPPT, produk dan layanan money laundering dan transfer pricing.
yang dominan digunakan pada KUPVA
Bukan Bank adalah produk UKA USD. 2. Terdapat 3 (tiga) tipologi TPPT yang
Sedangkan pada PTD Selain Bank, memiliki risiko tertinggi pada KUPVA
produk dan layanan yang dominan Bukan Bank yaitu Penggunaan
digunakan yaitu Cash to Account Dana: Operasi Terorisme Domestik -
(Outgoing), diikuti Account to Account Pembelian Senjata dan Bahan Peledak,
(Outgoing). Penggunaan Dana: Operasi Terorisme
Domestik - Dokumen Identitas Palsu,
Penggunaan Dana: Operasi Terorisme
Domestik - Perjalanan dari dan ke lokasi
aksi terorisme.
Ringkasan Eksekutif v
KAJIAN TIPOLOGI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG, TINDAK PIDANA PENDANAAN
TERORISME, DAN PENDANAAN PROLIFERASI SENJATA PEMUSNAH MASSAL
b. Tipologi TPPU dan TPPT pada PTD Selain 2. Terdapat 3 (tiga) tipologi TPPT
Bank, antara lain: yang memiliki risiko tertinggi pada
penyelenggara APMK Selain Bank
1. Terdapat 3 (tiga) tipologi TPPU yang yaitu Pengumpulan Dana - Legal:
memiliki risiko tertinggi pada PTD Selain Sponsor Pribadi (Terrorist Financier/
Bank yaitu smurfing, aktivitas perjudian Fundraiser), Pengumpulan Dana - Legal:
online, dan structuring. Penyimpangan Pengumpulan Donasi
Melalui Ormas, Pengumpulan Dana -
2. Terdapat 3 (tiga) tipologi TPPT yang
Legal: Pendanaan Crowdfunding.
memiliki risiko tertinggi pada PTD Selain
Bank yaitu Pengumpulan Dana - Ilegal: 3. Berdasarkan data hasil survei yang dilakukan
Hasil Kejahatan Kriminal Lainnya, pada penyelenggara KUPVA Bukan Bank, PTD
Penggunaan Dana: Operasi Terorisme Selain Bank, Penyelenggara UE dan DE Selain
Domestik - Dokumen Identitas Palsu, Bank, serta Penyelenggara APMK Selain Bank,
Penggunaan Dana: Operasi Terorisme tidak ditemukan adanya modus/tipologi yang
Domestik - Perjalanan dari dan ke lokasi berkaitan dengan PPSPM. Meskipun demikian,
aksi terorisme. berdasarkan hasil penelitian dari berbagai
sumber literatur ditemukan beberapa tipologi
c. Tipologi TPPU dan TPPT pada penyelenggara
yang berkaitan dengan PPSPM yaitu:
UE dan DE Selain Bank, antara lain:
1. Transaksi ekspor-impor yang
1. Terdapat 3 (tiga) tipologi TPPU
melibatkan barang-barang yang
yang memiliki risiko tertinggi pada
dikendalikan dalam rezim kontrol
penyelenggara UE dan DE Selain Bank
ekspor PPSPM;
yaitu penggunaan identitas palsu,
smurfing, dan aktivitas perjudian online. 2. Transaksi melibatkan entitas yang
memiliki hubungan dengan negara yang
2. Terdapat 3 (tiga) tipologi TPPT
rentan terhadap praktik PPSPM;
yang memiliki risiko tertinggi pada
penyelenggara UE dan DE Selain 3. Penggunaan front company dalam
Bank yaitu Pengumpulan Dana - transaksi;
Ilegal: Penculikan dengan Tebusan,
Pengumpulan Dana - Ilegal: Hasil 4. Transaksi yang dilakukan antar
Kejahatan Kriminal Lainnya, dan perusahaan;
Penggunaan Dana: Operasi Terorisme
Domestik - Perjalanan dari dan ke lokasi 5. Transaksi menggunakan wire transfer;
aksi terorisme.
6. Transaksi melibatkan orang atau
d. Tipologi TPPU dan TPPT pada penyelenggara entitas dari luar negeri yang ditujukan
APMK Selain Bank, antara lain: untuk menyamarkan aliran dana;
vi Ringkasan Eksekutif
KAJIAN TIPOLOGI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG, TINDAK PIDANA PENDANAAN
TERORISME, DAN PENDANAAN PROLIFERASI SENJATA PEMUSNAH MASSAL
12. Transaksi melibatkan negara yang 19. Pengguna jasa memberikan informasi
rentan terhadap aktivitas proliferasi; yang tidak valid, terutama yang
berkaitan dengan barang atau jasa
13. Pembayaran transaksi dilakukan oleh yang di ekspor;
entitas lain;
20. Transaksi menggunakan informasi fiktif
14. Perusahaan dijalankan oleh keluarga terkait lokasi pengiriman;
yang memiliki alamat bisnis dan akun
email yang sama; 21. Transaksi melibatkan perusahaan
ekspor.
15. Perusahaan menggunakan rekening
yang sama untuk bertransaksi;
Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif iv
Daftar Tabel x
Daftar Grafik x
Daftar Gambar x
Daftar Singkatan xi
Tinjauan Pustaka 5
Hasil Riset 15
Daftar Isi ix
KAJIAN TIPOLOGI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG, TINDAK PIDANA PENDANAAN
TERORISME, DAN PENDANAAN PROLIFERASI SENJATA PEMUSNAH MASSAL
Daftar Singkatan
No Singkatan Penjelasan
4 CV Persekutuan Komanditer
5 DE Dompet Elektronik
10 EUR Euro
29 PT Perseroan Terbatas
Daftar Singkatan xi
KAJIAN TIPOLOGI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG, TINDAK PIDANA PENDANAAN
TERORISME, DAN PENDANAAN PROLIFERASI SENJATA PEMUSNAH MASSAL
No Singkatan Penjelasan
38 UE Uang Elektronik
42 UU Undang-Undang
PENDAHULUAN
KAJIAN TIPOLOGI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG, TINDAK PIDANA PENDANAAN
TERORISME, DAN PENDANAAN PROLIFERASI SENJATA PEMUSNAH MASSAL
4 Bagian 1 - Pendahuluan
KAJIAN TIPOLOGI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG, TINDAK PIDANA PENDANAAN
TERORISME, DAN PENDANAAN PROLIFERASI SENJATA PEMUSNAH MASSAL
Bagian 1 - Pendahuluan 5
BAGIAN 2
TINJAUAN
PUSTAKA
KAJIAN TIPOLOGI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG, TINDAK PIDANA PENDANAAN
TERORISME, DAN PENDANAAN PROLIFERASI SENJATA PEMUSNAH MASSAL
2.1. Kontruksi TPPU, TPPT, dan pelapisan (layering) yang tampak sebagai
harta kekayaan yang sah dan digunakan untuk
PPSPM
kegiatan bisnis yang halal atau membiayai
kembali kegiatan kejahatannya. Tahapan
2.1.1. Tahapan TPPU
integrasi ini merupakan tahapan terakhir dari
Pencucian uang merupakan suatu tindakan yang operasi pencucian uang yang lengkap karena
dilakukan untuk menyembunyikan ataupun memasukkan hasil tindak pidana tersebut
menyamarkan dana dari hasil tindak pidana kembali ke dalam kegiatan ekonomi yang sah.
sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Undang-Undang Dengan demikian pelaku tindak pidana dapat
Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan leluasa menggunakan harta kekayaan hasil
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, kejahatannya tanpa menimbulkan kecurigaan
dengan tujuan untuk menyembunyikan ataupun dari penegak hukum untuk melakukan
menyamarkan asal-usul harta kekayaan sehingga pemeriksaan.
seolah-olah berasal dari sumber yang sah.
Meskipun demikian, dalam praktiknya pencucian
Pencucian uang pada umumnya dilakukan melalui 3
uang tidak harus terdiri dari ketiga tahap tersebut.
(tiga) tahap, diantaranya yaitu:
1. Penempatan (placement)
2.1.2. Tahapan TPPT
Donasi kepada kelompok teror ini dapat Transaksi tunai masih tergolong tinggi
dilakukan oleh para anggota yang tidak digunakan untuk aksi pendanaan terorisme
berkaitan langsung dengan kelompok teror, karena tidak memiliki jejak kepemilikan
diberikan secara langsung dan tunai kepada dan sulitnya pengecekan terhadap
kelompok teror dalam jumlah yang kecil, pembawaan uang tunai. Uang tunai dalam
atau dilakukan dengan kedok sebagai amal praktik terorisme ini seringkali digunakan
untuk menarik simpatisan di luar kelompok dalam aksi pemberian donasi. Selain itu,
teror. Adapun dana ini sebagian besar uang tunai mudah dibawa ke dalam dan
berasal dari hasil yang legal. luar negeri, serta ditukarkan ke mata uang
lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan
b. Pendanaan sendiri (Self-Funding) aksi terorisme. Penggunaan uang tunai juga
mempersulit analisis aliran dana.
Sumber dana berasal dari hasil usaha,
pendapatan, dan hasil penjualan harta milik b. Penggunaan PTD Berizin Selain Bank
para anggota kelompok teror. E-commerce
juga rentan digunakan oleh para anggota Penggunaan PTD Selain Bank untuk
dan simpatisan kelompok teror untuk memindahkan dana terorisme tergolong
melakukan kegiatan usaha secara online. berisiko tinggi. Hal ini karena layanannya
Pada pendanaan sendiri, sebagian besar mudah, cepat, serta jangkauannya luas
dana diperoleh dalam bentuk uang tunai. hingga ke daerah terpencil dan di berbagai
belahan dunia. Penggunaan PTD Berizin
c. Pendanaan Melalui Media Sosial Selain Bank untuk pendanaan aksi
terorisme dilakukan oleh pihak-pihak yang
Perkembangan media sosial dan namanya tidak tercantum dalam daftar
mudahnya pembuatan akun media sosial terduga teroris. Hal ini mempersulit proses
memungkinkan pemanfaatan media sosial identifikasi transaksi.
untuk menyebarkan pesan pengumpulan
dana kepada masyarakat di dalam dan c. Penggunaan Layanan Perbankan
luar negeri. Adapun penggunaan media
sosial untuk pengumpulan dana dapat Layanan perbankan digunakan dalam
berafiliasi dengan Non Profit Organization aksi terorisme karena jangkauannya
(NPO) tertentu dan cenderung ditujukan yang luas sampai ke daerah terpencil dan
ke rekening pribadi pelaku. Penggunaan produk yang beragam. Rekening tabungan
media sosial terenkripsi telah terbukti merupakan produk yang paling banyak
digunakan untuk menyampaikan pesan digunakan karena dapat digunakan untuk
untuk melakukan serangan, rekrutmen, menampung dan memindahkan dana.
pengumpulan dana, dan kegiatan Dalam rangka menghindari aparat penegak
operasional lainnya. hukum, pelaku seringkali menggunakan
rekening keluarga, rekening pihak ketiga,
2. Tahap pemindahan dana (moving) rekening pinjaman, ataupun rekening yang
dibeli untuk bertransaksi. Selain itu, pelaku
Merupakan upaya memindahkan dana yang pendanaan terorisme juga menggunakan
sebelumnya telah dikumpulkan. Tahap layanan perbankan karena transaksi yang
pemindahan dana ini dapat dilakukan dengan dilakukan relatif kecil dan sumber dana
berbagai cara, diantaranya yaitu: berasal dari hasil yang legal.
Merupakan upaya menggunakan dana yang Dalam rangka mendukung kegiatan aksi
sebelumnya telah dikumpulkan baik seluruhnya terorisme, dibutuhkan pelatihan terhadap
atau sebagian untuk mendukung pelaksanaan fisik, mental, dan taktik bagi para pelaku
tindak pidana terorisme, organisasi terorisme, teror. Dalam hal ini, dana yang bersumber
atau teroris. Tahap ini dapat dilakukan dengan dari pendanaan sendiri, ataupun sumber
berbagai cara diantaranya yaitu: lainnya, akan digunakan untuk membiayai
kegiatan pelatihan perang. Pelatihan
a. Pembelian Senjata dan Bahan Peledak perang secara fisik dibutuhkan untuk
dapat mengembangkan dan meningkatkan
Dalam rangka melancarkan aksinya, para kemampuan taktik perang, baik dalam
pelaku teror membutuhkan senjata dan melakukan serangan maupun untuk
bahan peledak. Dalam hal ini, pengadaan menyelamatkan diri. Pelatihan perang ini
senjata dilakukan dengan membeli senjata umumnya dilakukan secara tersembunyi
di dalam dan luar negeri melalui penjual dan di tempat tertutup, sehingga sulit
gelap, atau dengan merakit senjata dijangkau oleh aparat penegak hukum dan
tersebut. Senjata yang dibeli di luar negeri masyarakat.
akan diselundupkan masuk ke wilayah
Indonesia melalui jalur perbatasan yang 2.1.3. Tahapan PPSPM
tidak resmi. Selain itu, pembelian bahan-
bahan peledak juga dilakukan melalui toko PPSPM merupakan tindakan menyediakan dana
kimia baik secara langsung maupun online, dengan maksud untuk digunakan seluruhnya atau
yang dilakukan secara bertahap. Adapun sebagian untuk manufaktur, akuisisi, kepemilikan,
risiko pembuatan bahan peledak ini dapat pengembangan, ekspor, perantara, pengangkutan,
terjadi karena kurangnya pembatasan pemindahan, penimbunan atau penggunaan
dan pengawasan pembelian bahan-bahan senjata nuklir, bahan kimia, atau senjata biologis
kimia. serta sarana dan materi terkait yang bertentangan
dengan hukum nasional atau ketentuan hukum
b. Mobilitas Anggota Teror dan Perjalanan internasional. Pada umumnya, tahapan PPSPM
Foreign Terrorist Fighter (FTF) terdiri atas 3 (tiga) tahap yaitu:
2. Dalam situasi dimana terdapat kekurangan Pada dasarnya praktik TPPT terdiri atas beberapa
pada wilayah hukum atas terjadinya tindak kategori, diantaranya:
pidana asal. Harta kekayaan yang diperoleh dari
tindak pidana kemungkinan telah dicuci oleh 1. Pengumpulan dana – legal: Sponsor pribadi
terdakwa (self-laundering) atau oleh pihak (terrorist financier/fundraiser)
ketiga (third party money laundering).
Pengumpulan dana yang dilakukan secara legal
Lebih lanjut, berdasarkan hubungan dengan pelaku dengan melakukan kegiatan penggalangan
tindak pidana asal, TPPU dapat dikategorikan dana melalui sponsor.
sebagai berikut:
2. Pengumpulan dana – legal: penyimpangan
1. Self-Laundering, yaitu pencucian uang yang pengumpulan donasi melalui ormas
dilakukan oleh orang yang terlibat dalam
perbuatan tindak pidana asal. Pengumpulan dana yang dilakukan secara legal
dengan melakukan kegiatan pengumpulan
2. Third Party Money Laundering, yaitu pencucian donasi melalui organisasi kemasyarakatan
uang yang dilakukan oleh orang yang tidak (ormas).
terlibat dalam perbuatan tindak pidana asal.
3. Pengumpulan dana – legal: usaha bisnis yang 9. Pengumpulan dana – ilegal: penculikan
sah dengan tebusan
Pengumpulan dana yang dilakukan secara legal Pengumpulan dana yang dilakukan secara
dengan membentuk suatu perusahaan atau ilegal yaitu melakukan penculikan dengan
bisnis yang sah yang dijadikan sebagai media disertai tindakan meminta tebusan, dimana
untuk mengumpulkan dana. dana tebusan akan dikumpulkan untuk
pendanaan kegiatan terorisme.
4. Pengumpulan dana – legal: pendanaan
crowdfunding 10. Pemindahan dana: melalui penyedia jasa
keuangan
Pengumpulan dana yang dilakukan secara legal
dengan memanfaatkan financial technology, Dana yang telah dikumpulkan dipindahkan
yaitu melalui pendanaan crowdfunding. dengan menggunakan layanan jasa keuangan.
5. Pengumpulan dana – legal: pendanaan 11. Pemindahan dana: melalui pembawaan uang
mandiri (selain dari usaha bisnis) tunai lintas batas
Pengumpulan dana yang dilakukan secara Dana yang telah dikumpulkan dipindahkan
legal yaitu dengan melakukan kegiatan melalui tindakan pembawaan uang tunai lintas
penggalangan dana atau pendanaan yang batas negara.
dilaksanakan secara mandiri.
12. Pemindahan dana: menggunakan metode
6. Pengumpulan dana – ilegal: hasil kegiatan pembayaran baru
kriminal lainnya
Dana yang telah dikumpulkan dipindahkan
Pengumpulan dana yang dilakukan secara melalui metode pembayaran baru.
ilegal yaitu dengan memperoleh dana melalui
hasil tindakan kriminal. 13. Pemindahan dana: melalui penyedia barang
dan jasa
7. Pengumpulan dana – ilegal: pemerasan
Dana yang telah dikumpulkan dipindahkan
Pengumpulan dana yang dilakukan secara dengan memanfaatkan layanan penyedia
ilegal yaitu dengan melakukan pemerasan barang dan jasa.
kepada pihak tertentu untuk memperoleh dana.
14. Pemindahan dana: melalui profesi
8. Pengumpulan dana – ilegal: eksploitasi
sumber daya alam secara ilegal Dana yang telah dikumpulkan dipindahkan
dengan memanfaatkan profesi tertentu.
Pengumpulan dana yang dilakukan secara
ilegal yaitu dengan melakukan kegiatan 15. Penggunaan dana: Operasi terorisme
eksploitasi sumber daya alam secara melawan domestik – pembelian senjata dan bahan
hukum. peledak
16. Penggunaan dana: Pelatihan – pembuatan 22. Penggunaan dana: Operasi terorisme
senjata dan bahan peledak domestik – biaya hidup dasar (Pangan, Papan,
Biaya Medis)
Dana digunakan untuk membiayai kegiatan
pelatihan, berupa pembuatan senjata dan Dana digunakan untuk kegiatan terorisme
bahan peledak. dalam lingkup domestik, yaitu untuk membiayai
kebutuhan dasar hidup sehari-hari, seperti
17. Penggunaan dana: Pelatihan – penggunaan pangan, papan, dan biaya medis.
senjata dan bahan peledak
23. Penggunaan dana: Propaganda dan
Dana digunakan untuk membiayai kegiatan perekrutan – pembuatan dan pemeliharaan
pelatihan, yaitu untuk penggunaan senjata dan akun di media sosial
bahan peledak.
Dana digunakan untuk membiayai aktivitas
18. Penggunaan dana: Operasi terorisme propaganda dan perekrutan anggota, yaitu
domestik – perjalanan dari dan ke lokasi aksi untuk pembuatan dan pemeliharaan akun di
terorisme media sosial.
Dana digunakan untuk membiayai kegiatan 24. Penggunaan dana: Pelatihan – ideologi
terorisme dalam lingkup domestik, yaitu untuk
perjalanan dari dan ke lokasi aksi terorisme. Dana digunakan untuk kegiatan pelatihan, yaitu
untuk kegiatan menanamkan ideologi kelompok
19. Penggunaan dana: Operasi Terorisme luar terorisme.
negeri – perjalanan pejuang teroris asing
25. Penggunaan dana: Operasi terorisme
Dana digunakan untuk membiayai kegiatan domestik – dokumen identitas palsu
terorisme di luar negeri, yaitu untuk perjalanan
pejuang teroris asing. Dana digunakan untuk kegiatan terorisme
dalam lingkup domestik, yaitu berupa
20. Penggunaan dana: Gaji dan kompensasi pembuatan dokumen identitas palsu.
anggota kelompok terorisme – santunan
kepada anggota yang masuk penjara atau 26. Penggunaan dana – propaganda dan
meninggal perekrutan – pembuatan dan pemeliharaan
situs web
Dana digunakan untuk membiayai operasional
kelompok terorisme, seperti untuk membayar Dana digunakan untuk kegiatan propaganda
gaji dan kompensasi, serta untuk memberikan dan perekrutan anggota kelompok terorisme,
santunan kepada anggota kelompok yang yaitu berupa kegiatan pembuatan dan
masuk penjara atau meninggal. pemeliharaan situs web.
21. Penggunaan dana: gaji dan kompensasi 27. Penggunaan dana: Pelatihan – Pelatihan
anggota kelompok virtual/online
Dana digunakan untuk membiayai operasional Dana digunakan untuk kegiatan pelatihan
kelompok terorisme yaitu untuk membayar gaji anggota kelompok terorisme yang dilakukan
dan kompensasi kepada anggota kelompok. secara virtual/online.
28. Penggunaan dana: operasi terorisme 33. Penggunaan dana: pelatihan – pembangunan
domestik – pembelian dan perawatan lokasi pelatihan
kendaraan atau mesin
Dana digunakan untuk kegiatan pelatihan, yaitu
Dana digunakan untuk kegiatan terorisme dalam rangka membiayai pembangunan lokasi
dalam lingkup domestik, yaitu berupa pelatihan.
pembelian dan perawatan kendaraan atau
mesin yang digunakan dalam aksi terorisme. 2.2.3. Jenis-Jenis PPSPM
29. Penggunaan dana: biaya kurir (pengiriman Pada umumnya PPSPM memiliki karakteristik
pesan, uang) sebagai berikut:
Dana digunakan untuk biaya kurir dalam 1. Beroperasi secara global dan mengeksploitasi
kegiatan pengiriman pesan atau uang. negara-negara dengan kontrol ekspor dan
keuangan yang lemah.
30. Penggunaan dana: pelatihan komunikasi
rahasia/sandi 2. Penggunaan sistem keuangan formal, namun
juga memungkinkan penggunaan sarana
Dana digunakan untuk membiayai kegiatan informal dan uang tunai.
pelatihan komunikasi rahasia/sandi bagi
3. Pembelian barang sensitif proliferasi melalui
kelompok terorisme.
pasar terbuka.
31. Penggunaan dana: propaganda dan
4. Penggunaan perusahaan cangkang (shell
perekrutan – pembuatan majalah/koran
company) dan perantara perdagangan untuk
menyamarkan penggunaan akhir dan pengguna
Dana digunakan untuk kegiatan propaganda
akhir pengadaan yang sebenarnya.
dan perekrutan anggota kelompok terorisme,
yaitu berupa pembuatan majalah/koran.
HASIL RISET
KAJIAN TIPOLOGI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG, TINDAK PIDANA PENDANAAN
TERORISME, DAN PENDANAAN PROLIFERASI SENJATA PEMUSNAH MASSAL
3.1. Gambaran Putusan TPPU, yang terjadi di PTD Bukan Bank. Sementara
itu, 3 (tiga) kasus terjadi di Penyelenggara
TPPT, dan PPSPM
KUPVA Bukan Bank. Adapun tren putusan TPPT
berdasarkan jenis penyelenggara yang menjadi
3.1.1. Profil Penyelenggara Media
media pendanaan terorisme sebagaimana pada
TPPU,TPPT, dan PPSPM
tabel berikut:
A. Profil Penyelenggara Media TPPU
Tabel 3.2. Tren Putusan TPPT Berdasarkan Jenis
Penyelenggara
Berdasarkan data putusan pengadilan TPPU
tahun 2015-2020, profil penyelenggara yang Jumlah Putusan
Profil
dominan dijadikan media pencucian uang Penyelenggara
2015 2016 2017 2018 2019 2020
adalah “KUPVA Bukan Bank”. Dari total 24
KUPVA Bukan
(dua puluh empat) kasus TPPU, terdapat 22 Bank
1 1 1
(dua puluh dua) kasus TPPU yang terjadi di
PTD Bukan
Penyelenggara KUPVA Bukan Bank. Sementara 1 1 1 1
Bank
itu, 2 (dua) kasus lainnya terjadi di PTD Bukan
Bank. Adapun tren putusan TPPU berdasarkan Sumber: PPATK, Diolah
jenis penyelenggara yang menjadi media
pencucian uang sebagaimana pada tabel Sementara itu, berdasarkan data putusan
berikut: pengadilan tahun 2015-2020 belum ditemukan
adanya kasus terkait PPSPM.
Tabel 3.1. Tren Putusan TPPU Berdasarkan Jenis
Penyelenggara 3.1.2. Profil Pelaku Perorangan TPPU,
Profil
Jumlah Putusan TPPT, dan PPSPM
Penyelenggara
2015 2016 2017 2018 2019 2020
A. Profil Pelaku Perorangan TPPU
KUPVA Bukan
2 4 4 8 4
Bank Berdasarkan data putusan pengadilan TPPU
tahun 2015-2020, profil pekerjaan pelaku
PTD Bukan
1 1 pencucian uang yang dominan adalah
Bank
“Pengusaha/Wiraswasta”. Dari total 24
Sumber: PPATK, Diolah
(dua puluh empat) kasus TPPU, terdapat 16
B. Profil Penyelenggara Media TPPT (enam belas) orang pelaku perorangan yang
berprofesi sebagai Wiraswasta. Sementara
Berdasarkan data putusan pengadilan TPPT itu, profil pekerjaan lainnya adalah Pegawai
tahun 2015-2020, profil penyelenggara yang Swasta sebanyak 7 (tujuh) orang; PNS, Pejabat
dominan dijadikan media pendanaan terorisme Pemerintahan, dan lainnya dengan masing-
adalah “PTD Bukan Bank”. Dari total 5 (lima) masing sebanyak 2 (dua) orang; serta Ibu
kasus TPPT, terdapat 4 (empat) kasus TPPT Rumah Tangga, Pegawai Money Changer, dan
Pengajar dengan masing-masing sebanyak Tabel 3.4. Tren Putusan TPPT Berdasarkan Profil
1 (satu) orang. Adapun tren putusan TPPU Pelaku Perorangan
berdasarkan profil pelaku perorangan Jumlah Putusan
Profil
sebagaimana pada tabel berikut: Pekerjaan
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pegawai Swasta 6 1
Sementara itu, berdasarkan data putusan
PNS (Termasuk pengadilan tahun 2015-2020 belum ditemukan
2
Pensiunan)
adanya kasus terkait PPSPM.
Ibu Rumah Tangga 1
Pejabat
3.1.3. Profil Pelaku Badan Usaha TPPU,
LembagaLegislatif 1 1 TPPT, dan PPSPM
dan Pemerintah
A. Profil Pelaku Badan Usaha TPPU
Pegawai Money
1
Changer
Berdasarkan data putusan pengadilan TPPU
Pengajar dan tahun 2015-2020, profil badan usaha yang
1
Dosen
terlibat dalam pencucian uang didominasi
Lainya 1 1 oleh “Perusahaan Non UMKM berbentuk
Perseroan Terbatas (PT)”. Dari total 24 (dua
Sumber: PPATK, Diolah
puluh empat) kasus TPPU, terdapat 11 (sebelas)
B. Profil Pelaku Perorangan TPPT kasus melibatkan PT. Sementara itu, profil
badan usaha lainnya adalah Perusahaan Non
Berdasarkan data putusan pengadilan TPPT UMKM berbentuk Persekutuan Komanditer
tahun 2015-2020, dari total 5 (lima) kasus (CV), yang terlibat pada 3 (tiga) kasus. Selain
TPPT, terdapat 1 (satu) orang pelaku yang itu, terdapat 11 (sebelas) kasus yang tidak
berprofesi sebagai “Pengusaha/Wiraswasta”. dapat diidentifikasi profil badan usahanya atau
Selanjutnya, terdapat 1 (satu) orang pelaku tidak melibatkan badan usaha. Adapun tren
yang tidak bekerja. Selain itu, terdapat 3 (tiga) putusan TPPU berdasarkan profil badan usaha
orang pelaku yang profil pekerjaannya tidak sebagaimana pada tabel berikut:
dapat diidentifikasi. Adapun tren putusan TPPT
berdasarkan profil pelaku perorangan antara
lain:
Tabel 3.5. Tren Putusan TPPU Berdasarkan Profil Tabel 3.6. Tren Putusan TPPU Berdasarkan
Pelaku Badan Usaha Wilayah Geografis
Jumlah Putusan Jumlah Putusan
Profil Badan Usaha Wilayah
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020
3.1.5. Produk dan Layanan TPPU, TPPT, yang tidak dapat diidentifikasi mekanisme yang
dan PPSPM digunakan pada transaksi jual beli UKA yang
dilakukan.
A. Produk dan Layanan TPPU
Sementara itu, produk dan layanan yang
Berdasarkan data putusan pengadilan TPPU digunakan dalam pencucian uang melalui
tahun 2015-2020, jika ditinjau berdasarkan PTD Bukan Bank adalah “Cast to Account
produk Uang Kertas Asing (UKA) yang (Outgoing)” dan “Account to Account
ditransaksikan pada Penyelenggara KUPVA (Incoming)” dengan total sebanyak 2 (dua)
Bukan Bank, UKA yang dominan digunakan kasus. Adapun tren putusan TPPU berdasarkan
dalam pencucian uang adalah “USD”. Dari total produk dan layanan antara lain:
22 (dua puluh dua) kasus, terdapat 17 (tujuh
Tabel 3.8. Tren Putusan TPPU Berdasarkan
belas) kasus yang melibatkan penggunaan USD,
Produk dan Layanan
diikuti SGD sebanyak 13 (tiga belas) kasus, dan
EUR sebanyak 10 (sepuluh) kasus. Sementara Jumlah Putusan
Produk dan Layanan
itu, jenis UKA lainnya yang digunakan dalam 2015 2016 2017 2018 2019 2020
pencucian uang dapat dilihat pada grafik
KUPVA Bukan Bank
berikut:
Transfer Bank 2 2 4 7
Grafik 3.1. Jumlah Putusan Pada Penyelenggara
KUPVA Bukan Bank Berdasarkan Tunai (UKA dan
1 3 3
Rupiah)
Produk UKA
17 Jual Beli UKA 1 1
PHP
CNY
IDR
INR
DKK
KRW
ZAR
SAR
USD
SGD
EUR
THB
AED
AUD
HKD
NZD
BND
VND
MYR
TWD
Lebih lanjut, berdasarkan analisis putusan Sementara itu, berdasarkan data putusan
pengadilan TPPT pada KUPVA Bukan Bank, pengadilan tahun 2015-2020 belum ditemukan
terdapat 2 (dua) kasus yang tidak dapat adanya kasus terkait PPSPM.
diidentifikasi mekanisme jual beli UKA
yang digunakan oleh pelaku tindak pidana. 3.1.6. Delivery Channel TPPU, TPPT, dan
Mekanisme jual beli UKA yang dimaksud dalam PPSPM
hal ini adalah mekanisme Transfer Rupiah
maupun penyerahan secara Tunai untuk UKA A. Delivery Channel TPPU
atau Rupiah. Sementara itu, terdapat 1 (satu)
kasus yang tidak dapat diidentifikasi kegiatan Berdasarkan data putusan pengadilan TPPU
usaha yang dijadikan media pendanaan tahun 2015-2020, delivery channel yang
terorisme. Kegiatan usaha yang dimaksud dominan digunakan dalam pencucian uang
dalam hal ini adalah jual beli UKA, pembelian adalah “Kantor KUPVA”. Dari total 24 (dua puluh
cek pelawat, ataupun pembawaan UKA lintas empat) kasus, terdapat 22 (dua puluh dua)
batas negara. kasus yang melibatkan Kantor KUPVA. Dari 22
(dua puluh dua) kasus yang melibatkan Kantor
Pada kasus TPPT yang melibatkan PTD Bukan KUPVA, terdapat 15 (lima belas) kasus yang
Bank, produk/layanan yang dominan digunakan menggunakan Kantor KUPVA hanya sebagai
adalah “Cash to Account (Outgoing)”. Dari 4 media pencucian uang. Namun demikian,
(empat) kasus yang menggunakan PTD Bukan sisanya yakni 7 (tujuh) kasus menggunakan
Bank sebagai media pendanaan terorisme, Kantor KUPVA sebagai agen/pelaku pencucian
terdapat 2 (dua) kasus yang memanfaatkan uang. Delivery channel lainnya adalah Kantor
produk/layanan Cash to Account (Outgoing). PTD, yaitu sebanyak 2 (dua) kasus yang
Selain itu, terdapat 1 (satu) kasus yang menggunakan Kantor PTD sebagai media
melibatkan penggunaan layanan Account pencucian uang. Adapun tren putusan TPPU
to Account (Outgoing) dan 1 (satu) kasus berdasarkan delivery channel sebagai berikut:
yang tidak teridentifikasi produk/layanan
yang digunakan. Adapun tren putusan TPPT Tabel 3.10. Tren Putusan TPPU Berdasarkan
berdasarkan produk dan layanan sebagai Delivery Channel
berikut: Jumlah Putusan
Delivery Channel
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tabel 3.9. Tren Putusan TPPT Berdasarkan
Produk dan Layanan Kantor KUPVA 2 4 4 8 4
Kantor KUPVA
B. Delivery Channel TPPT
Jual Beli UKA 1 1
Berdasarkan data putusan pengadilan TPPT
Tidak Teridentifikasi 1
tahun 2015-2020, delivery channel yang dominan
Kantor PTD digunakan dalam pendanaan terorisme adalah
Cash to Account “Kantor PTD”. Dari total 5 (lima) kasus TPPT yang
1 1
(Outgoing) terjadi, 4 (empat) kasus melibatkan penggunaan
Kantor PTD. Delivery channel lainnya adalah
Account to Account
1 Kantor KUPVA, dimana terdapat 3 (tiga) kasus yang
(Outgoing)
melibatkan penggunaan Kantor KUPVA dalam
Tidak Teridentifikasi 1
pendanaan terorisme. Adapun tren putusan TPPT
Sumber: PPATK, Diolah berdasarkan delivery channel sebagai berikut:
Tabel 3.11. Tren Putusan TPPT Berdasarkan 5. Transaksi yang dilakukan tidak sesuai
Delivery Channel dengan profil pengguna jasa;
Jumlah Putusan
Delivery Channel 6. Pembelian UKA dengan uang tunai
2015 2016 2017 2018 2019 2020 dalam jumlah besar dan pengguna jasa
Kantor KUPVA 1 1 1 menolak atau mengalami kesulitan untuk
menginformasikan sumber dana atau uang
Kantor PTD 1 1 1 1
tunai;
Sumber: PPATK, Diolah
7. Transaksi penukaran UKA dalam jumlah
Sementara itu, berdasarkan data putusan yang signifikan dan jenis mata uang yang
pengadilan tahun 2015-2020 belum ditemukan berbeda-beda dalam 1 (satu) kali transaksi;
adanya kasus terkait PPSPM.
8. Transaksi penukaran UKA dalam jumlah
signifikan oleh Politically Exposed Persons
3.2. Tipologi TPPU, TPPT, dan (PEPs);
PPSPM
9. Transaksi dengan jumlah signifikan tanpa
3.2.1. Tipologi TPPU dan TPPT pada disertai underlying transaction yang jelas;
KUPVA Bukan Bank 10. Penggunaan rekening individu/pribadi
dalam operasional KUPVA Bukan Bank
A. Tipologi TPPU pada KUPVA Bukan Bank
sebagai media/penampungan hasil
Beberapa tipologi TPPU yang menggunakan kejahatan;
penyelenggara KUPVA Bukan Bank berdasarkan
11. Penggunaan Penyelenggara KUPVA Bukan
hasil analisis putusan pengadilan tahun 2015-
Bank tidak berizin;
2020 serta hasil analisis studi literatur, antara
lain:
12. Penggunaan identitas palsu saat
melakukan penukaran valuta asing;
1. Transaksi pembelian UKA dilakukan oleh
pihak lain yang bukan sebagai penerima
13. Transaksi tidak dibukukan ke dalam sistem
manfaat (Beneficial Owner);
KUPVA Bukan Bank dan tidak diberikan nota
atas transaksi yang dilakukan;
2. Penyerahan Rupiah dilakukan secara
transfer, namun pengambilan UKA secara
14. Transaksi dalam jumlah relatif kecil, namun
tunai dilakukan oleh orang lain;
dilakukan dalam beberapa tahap dengan
frekuensi yang tinggi dalam periode waktu
3. Penyerahan UKA dilakukan secara tunai,
tertentu (structuring). Transaksi juga
namun penyerahan Rupiah dilakukan
seringkali dilakukan pada lebih dari satu
secara transfer ke rekening orang lain atau
KUPVA Bukan Bank dalam waktu dekat;
transfer ke beberapa rekening.
15. Transaksi U-turn menggunakan skema
4. Penyerahan Rupiah dilakukan secara
telegraphic transfer (T/T) dimana KUPVA
transfer ke beberapa rekening (smurfing)
Bukan Bank yang memiliki izin pembawaan
yang dimiliki 1 (satu) individu atau entitas
UKA melakukan pembawaan UKA dari
beneficial owner. Rekening tujuan biasanya
negara lain, kemudian dana ditransfer
menggunakan nominees (nama pinjaman),
ke rekening lain dalam negeri, dan pada
trusts, anggota keluarga, atau pihak ketiga.
akhirnya dilakukan transfer kembali ke
negara sumber dana;
juga digunakan untuk menerima dana hasil Pemanfaatan Korporasi 5.26 Menengah
kejahatan.
Transfer Cross Border 5.26 Menengah
Berdasarkan hasil survei, tipologi pencucian uang B. Tipologi TPPT pada KUPVA Bukan Bank
pada KUPVA Bukan Bank yang memiliki risiko
tertinggi adalah penggunaan identitas palsu, Beberapa tipologi TPPT yang menggunakan
mingling, serta trade-based money laundering penyelenggara KUPVA Bukan Bank yaitu:
dan transfer pricing. Penggunaan identitas palsu
1. Transaksi pembelian UKA dilakukan oleh pihak
menjadi salah satu tipologi yang berisiko tinggi
lain yang bukan sebagai penerima manfaat
karena terdapat kemudahan dalam pembuatan
(Beneficial Owner);
dokumen identitas palsu, serta kerentanan pada
proses identifikasi dan verifikasi pengguna jasa.
2. Transaksi yang dilakukan tidak sesuai dengan
Pengguna jasa KUPVA Bukan Bank yang mayoritas
profil Pengguna Jasa;
merupakan walk-in customer memberikan
kerentanan pada proses CDD karena dilakukan 3. Structuring yakni melakukan transaksi dalam
dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, pada jumlah relatif kecil, namun dilakukan dalam
aktualnya belum seluruh KUPVA Bukan Bank beberapa tahap dengan frekuensi yang tinggi;
terkoneksi dengan data Kependudukan dan Catatan
Sipil (Dukcapil), menyebabkan kurang optimalnya 4. Transaksi menggunakan dokumen identitas
proses verifikasi identitas pengguna jasa. palsu.
Mingling1 menjadi salah satu tipologi TPPU yang Lebih lanjut, berdasarkan hasil Survei Tipologi
berisiko terjadi pada KUPVA Bukan Bank. Pada TPPU/TPPT/PPSPM yang dilakukan terhadap 171
tipologi mingling, KUPVA Bukan Bank tidak hanya (seratus tujuh puluh satu) sampel KUPVA Bukan
sebagai media pencucian uang, namun sebagai Bank yang berada di bawah pengaturan dan
agen/pelaku pencucian uang. Tingginya potensi pengawasan Bank Indonesia, diperoleh tingkat
risiko tipologi mingling dilakukan melalui KUPVA risiko tipologi TPPT pada KUPVA Bukan Bank
Bukan Bank, sejalan dengan analisis hasil putusan berdasarkan persepsi penyelenggara sebagai
pengadilan dimana terdapat motif pegawai money berikut:
changer memanfaatkan KUPVA Bukan Bank
Tabel 3.13. Tingkat Risiko Tipologi TPPT pada
sebagai media untuk menerima dan mentransfer KUPVA Bukan Bank
dana. Selanjutnya, dana hasil pencucian uang juga
dicampur dengan uang dari kegiatan usaha jual Tingkat Kategori
Tipologi TPPT
Risiko Risiko
beli valas (mingling) untuk menyamarkan asal usul
dana tersebut. Penggunaan Dana: Operasi Terorisme
Domestik - Pembelian Senjata dan 5.28 Menengah
Tipologi TPPU Trade-Based Money Laundering dan Bahan Peledak
Transfer Pricing juga rentan terjadi pada KUPVA Penggunaan Dana: Operasi Terorisme
5.28 Menengah
Bukan Bank. Trade Based Money Laundering, Domestik - Dokumen Identitas Palsu
Transfer Pricing, dan penggunaan Perusahaan Penggunaan Dana: Operasi Terorisme
Cangkang (shell company) sering disalahgunakan Domestik - Perjalanan dari dan ke 5.26 Menengah
untuk menghasilkan invoice fiktif yang digunakan lokasi aksi terorisme
Penggunaan Dana: Gaji dan Pemindahan Dana: Melalui Profesi 4.81 Rendah
Kompensasi Anggota Kelompok
Pengumpulan Dana - Legal:
Terorisme - Santunan kepada 5.12 Menengah
Pendanaan Mandiri (Selain dari 4.58 Rendah
Keluarga bagi Anggota yang Masuk
Usaha Bisnis)
Penjara atau Meninggal
Pengumpulan Dana - Legal: Usaha
Penggunaan Dana: Operasi Terorisme 4.35 Rendah
Bisnis yang Sah
Domestik - Biaya Kurir (Pengiriman 5.09 Menengah
Pesan, Uang)
Berdasarkan hasil survei, tipologi pendanaan negeri. Transaksi masuk pada rekening
terorisme pada KUPVA Bukan Bank yang memiliki usaha tersebut mayoritas bersumber dari
risiko tertinggi adalah Penggunaan Dana: Operasi transaksi dalam negeri;
Terorisme Domestik - Pembelian Senjata dan Bahan
Peledak, Penggunaan Dana: Operasi Terorisme 5. Menerima transaksi incoming yang diikuti
Domestik - Dokumen Identitas Palsu, serta dengan transaksi outgoing dalam waktu
Penggunaan Dana: Operasi Terorisme Domestik - dekat;
Perjalanan dari dan ke lokasi aksi terorisme.
6. Menggunakan dokumen identitas palsu
KUPVA Bukan Bank pada dasarnya rentan atau yang memuat data fiktif atau tidak
digunakan sebagai media pendanaan terorisme valid;
khususnya pada tahap penggunaan dana (using).
7. Melakukan pencairan dana yang diterima
Berdasarkan analisis hasil putusan pengadilan,
dari beberapa rekening (smurfing).
pelaku memanfaatkan KUPVA Bukan Bank untuk
melakukan penukaran rupiah/valas. Dana
Lebih lanjut, berdasarkan hasil Survei Tipologi
selanjutnya digunakan untuk biaya perjalanan ke
TPPU/TPPT/PPSPM yang dilakukan terhadap
lokasi aksi terorisme serta pembelian senjata api.
48 (empat puluh delapan) sampel PTD Selain
Bank yang berada di bawah pengaturan dan
3.2.2. Tipologi TPPU dan TPPT pada PTD
pengawasan Bank Indonesia, diperoleh tingkat
Selain Bank risiko tipologi TPPU pada PTD Selain Bank
berdasarkan persepsi penyelenggara sebagai
A. Tipologi TPPU pada PTD Selain Bank
berikut:
Beberapa tipologi TPPU yang menggunakan Tabel 3.14. Tingkat Risiko Tipologi TPPU pada PTD
PTD Selain Bank yaitu: Bukan Bank
Tingkat Kategori
1. PTD Bukan Bank berizin bekerja sama Tipologi TPPU
Risiko Risiko
dengan PTD Bukan Bank tidak berizin untuk
Smurfing 5,88 Menengah
mengirimkan atau menerima dana;
Aktivitas Perjudian Online 5,88 Menengah
2. Transaksi dalam jumlah relatif kecil,
Structuring 5,81 Menengah
namun dilakukan secara bertahap dengan
frekuensi yang tinggi (structuring); Penyelundupan Manusia 5,81 Menengah
aktivitas usahanya. Misalnya PTD Bukan Penggunaan Identitas Palsu 5,63 Menengah
Bank didirikan untuk memberikan layanan
Bank Ilegal/Pengiriman Dana
pengiriman uang dari TKI yang bekerja di Alternatif/Hawala
5,63 Menengah
luar negeri, namun tidak terdapat transaksi
valuta asing yang signifikan dari luar
Sementara itu, risiko tipologi Penggunaan 4. Pengisian ulang (Top Up) menggunakan
Dana: Operasi Terorisme Domestik: Dokumen uang tunai untuk mengaburkan identitas
Identitas Palsu sejalan dengan tingginya risiko Pengirim dana dan asal usul sumber dana;
penggunaan identitas palsu untuk melakukan
transaksi di PTD Selain Bank. Karakteristik
5. Mengunakan fitur transfer dana dan/atau Lebih lanjut, berdasarkan hasil Survei Tipologi
melakukan tarik tunai (cash out) untuk TPPU/TPPT/PPSPM yang dilakukan terhadap 32
memindahkan saldo UE yang didapat dari (tiga puluh dua) sampel penyelenggara UE dan DE
hasil tindak kejahatan; Selain Bank yang berada di bawah pengaturan dan
pengawasan Bank Indonesia, diperoleh tingkat
6. Pencurian identitas kartu kredit atau kartu risiko tipologi TPPU pada UE dan DE Selain Bank
debit untuk di hubungkan dengan akun UE berdasarkan persepsi penyelenggara sebagai
dan DE milik pelaku kejahatan. Selanjutnya berikut:
pelaku kejahatan melakukan transaksi
dengan dana yang bersumber dari kartu Tabel 3.16. Tingkat Risiko Tipologi TPPU pada UE
kredit dan/atau kartu debit tersebut; dan DE Selain Bank
12. Transaksi dana masuk yang diikuti dengan Pemanfaatan Offshore Banks,
Perusahaan Bisnis Internasional dan 4.78 Rendah
penarikan uang;
Trust Lepas Pantai
13. Transaksi dana masuk yang berasal dari Pemanfaatan Internet Enkripsi,
Akses terhadap Identitas, Perbankan 4.78 Rendah
beberapa orang dalam waktu yang relatif
Internasional
bersamaan.
Tingkat Kategori
Smurfing menjadi salah satu yang berisiko
Tipologi TPPU
Risiko Risiko tinggi pada layanan UE dan DE Selain Bank
karena terdapat potensi kerentanan dari
Pemanfaatan Jasa Profesi 4.59 Rendah
penyelenggara dalam melakukan pemantauan
Properti/Real Estate, termasuk profil maupun transaksi pengguna jasa. Selain
4.59 Rendah
peran agen Properti
itu, pengiriman dana ke beberapa rekening
Pembelian Aset Berharga 4.50 Rendah yang dilakukan pada tipologi smurfing ini
Penukaran Uang Asing 4.50 Rendah juga menyebabkan terjadinya kesulitan bagi
penyelenggara dan otoritas terkait dalam
Pemanfaatan Kartu Kredit, Cek, Surat
Perjanjian Hutang
4.41 Rendah mendeteksi transaksi keuangan yang dianggap
mencurigakan. Di sisi lain, penyelenggara yang
Pemanfaatan Korporasi 4.31 Rendah tidak melakukan penatausahaan dokumen
Pemanfaatan Inovasi Sistem transaksi dengan baik, menyebabkan sulit dan
4.31 Rendah
Pembayaran terbatasnya akses untuk mendeteksi rekam
Pemanfaatan Sektor Non Keuangan 4.31 Rendah jejak transaksi pengguna jasa.
bahan peledak dan membuat bom serta Penggunaan Dana: Gaji dan
tiket transportasi dan akomodasi; Kompensasi Anggota Kelompok
5.16 Menengah
Terorisme - Gaji Pimpinan dan
Anggota Kelompok
5. Transaksi dalam jumlah relatif kecil,
namun dilakukan dengan frekuensi yang Penggunaan Dana: Pelatihan -
Pembuatan Senjata dan Bahan 5.06 Menengah
tinggi melalui beberapa akun, baik akun Peledak
teregistrasi maupun yang tidak teregistrasi
Pengumpulan Dana - Ilegal:
(structuring).
Eksploitasi Sumber Daya Alam 5.06 Menengah
secara Ilegal
Lebih lanjut, berdasarkan hasil Survei Tipologi
Penggunaan Dana: Operasi
TPPU/TPPT/PPSPM yang dilakukan terhadap 32
Terorisme Domestik - Biaya Hidup
(tiga puluh dua) sampel penyelenggara UE dan DE 5.06 Menengah
Dasar (Pangan, Papan, Biaya
yang berada di bawah pengaturan dan pengawasan Medis)
Tabel 3.18. Tingkat Risiko Tipologi TPPU pada Perdagangan Perhiasan dan
5.00 Rendah
APMK Selain Bank Logam Mulia
B. Tipologi TPPT pada APMK Selain Bank Lebih lanjut, berdasarkan hasil Survei Tipologi
TPPU/TPPT/PPSPM yang dilakukan terhadap
Beberapa modus TPPT yang menggunakan
3 (tiga) sampel penyelenggara APMK yang
APMK Selain Bank yaitu:
berada di bawah pengaturan dan pengawasan
1. Fisik APMK yang ringkas memungkinkan Bank Indonesia, diperoleh tingkat risiko
pembawaan dan penyalahgunaan APMK tipologi TPPT pada APMK berdasarkan persepsi
untuk mengakses dana di yurisdiksi lain; penyelenggara sebagai berikut:
2. Pemanfaatann internet enkripsi, akses Tabel 3.19. Tingkat Risiko Tipologi TPPT pada
terhadap identitas, dan perbankan APMK Selain Bank
internasional. Teknik ini dilakukan dengan Tingkat Kategori
Tipologi TPPT
menggunakan internet, seperti melakukan Risiko Risiko
peretasan data/informasi atau penipuan
Pengumpulan Dana - Legal: Sponsor
dengan menggunakan alamat e-mail atau Pribadi (Terrorist Financier/ 5.00 Rendah
situs web palsu; Fundraiser)
1. Pengguna Jasa yang enggan melengkapi 1. Pengirim dan/atau Penerima dana merupakan
informasi tambahan terkait aktivitas transaksi orang atau entitas yang berdomisili atau
perdagangan yang dilakukan; berasal dari negara yang terkena sanksi Dewan
Keamanan PBB atau dinilai memiliki tingkat
2. Berdasarkan temuan pada proses CDD, risiko PPSPM yang tinggi berdasarkan sumber
Pengguna Jasa dan/atau entitas dagang, informasi terkini yang dapat dipercaya dan
termasuk pemilik atau pimpinan badan usaha, independen termasuk Penilaian Risiko Nasional;
diketahui terdaftar dalam daftar pendanaan
proliferasi senjata pemusnah massal; 2. Pemilik akun melakukan transaksi yang
melibatkan barang-barang yang diatur
3. Pengguna Jasa yang memiliki hubungan usaha dibawah pengaturan dual-use goods dan/atau
dengan negara yang terkena sanksi Dewan pengaturan kontrol ekspor, atau pemilik akun
Keamanan PBB atau dinilai memiliki tingkat diketahui pernah melanggar peraturan pada
risiko PPSPM yang tinggi berdasarkan sumber pengaturan dual-use goods dan/atau kontrol
informasi terkini yang dapat dipercaya dan ekspor;
independen termasuk Penilaian Risiko Nasional;
3. Transaksi yang melibatkan perusahaan dengan 5. Pengguna jasa memberikan informasi yang
struktur kepemilikan yang kurang jelas serta tidak valid, terutama yang berkaitan dengan
terindikasi merupakan perusahaan cangkang barang atau jasa yang diekspor;
(shell companies);
6. Transaksi tanpa disertai dengan dokumen
4. Transaksi antar perusahaan yang memiliki pendukung, seperti faktur atau rincian lainnya;
hubungan seperti satu kepemilikan, satu
alamat, satu nomor kontak, atau kegiatan bisnis 7. Pengguna jasa tidak memberikan informasi
yang mirip; secara jelas dan valid, serta menolak untuk
memberikan informasi tambahan;
5. Pemilik akun melalukan transaksi dengan sikap
yang berbelit-belit; 8. Adanya transaksi pengiriman uang yang diikuti
dengan penarikan secara tunai dalam rentang
6. Transaksi yang dilakukan oleh Pengirim dan/ waktu yang relatif singkat;
atau Penerima yang memiliki kaitan dengan
jasa keuangan yang berada atau memiliki 9. Transaksi menggunakan rekening pribadi atau
cabang di negara yang terkena sanksi Dewan perusahaan;
Keamanan PBB atau dinilai memiliki tingkat
10. Penggunaan perusahaan cangkang;
risiko PPSPM yang tinggi berdasarkan sumber
informasi terkini yang dapat dipercaya dan
11. Penggunaan front company;
independent termasuk Penilaian Risiko
Nasional; 12. Transaksi melibatkan negara yang rentan
terhadap aktivitas proliferasi;
7. Transaksi perdagangan yang dilakukan dengan
menggunakan uang tunai. 13. Transaksi melibatkan orang atau entitas dari
luar negeri yang ditujukan untuk menyamarkan
Selain itu, Produk dan Layanan yang rentan
aliran dana;
digunakan sebagai media PPSPM adalah Produk
dan Layanan yang memfasilitasi transaksi cross- 14. Transaksi melibatkan perusahaan pengiriman
border dan/atau Produk dan Layanan yang dapat di barang;
akses di berbagai yurisdiksi. Adapun risiko delivery
channel perlu dipertimbangkan oleh Penyelenggara 15. Transaksi melibatkan perusahaan
yang memiliki cabang dan/atau mitra di berbagai ekspor-impor;
yurisdiksi.
16. Transaksi pemesanan barang dilakukan oleh
Lebih lanjut, beberapa tipologi PPSPM lainnya yang orang atau perusahaan dari luar negeri;
bersumber dari berbagai literatur diantaranya
yaitu: 17. Transaksi melibatkan pengiriman barang yang
tidak sesuai dengan profil negara. Misalnya,
1. Transaksi menggunakan identitas palsu; peralatan manufaktur semikonduktor dikirim ke
negara yang tidak memiliki industri elektronik;
2. Transaksi menggunakan dokumen fiktif atau
tidak valid; 18. Terdapat hubungan diantara perusahaan yang
saling melakukan pengiriman barang, yaitu
3. Transaksi tidak sesuai profil pengguna jasa; memiliki pemilik atau manajemen perusahaan
yang sama;
4. Transaksi menggunakan informasi fiktif terkait
lokasi pengiriman; 19. Rute pengiriman yang berputar;
20. Transaksi melibatkan rute pengiriman ke 34. Perusahaan yang melakukan transaksi
negara dengan hukum ekspor-impor yang pengiriman uang secara ilegal;
lemah;
35. Transaksi yang dilakukan antar perusahaan;
21. Transaksi melibatkan pengiriman barang yang
tidak sesuai dengan pola perdagangan pada 36. Terdapat hubungan antara pengguna jasa
umumnya; dengan rekannya, yaitu misalnya memiliki
alamat tempat tinggal, alamat IP, atau nomor
22. Transaksi melibatkan lembaga keuangan yang telepon yang sama;
memiliki pengawasan APU PPT yang lemah atau
pada negara dengan hukum yang lemah; 37. Transaksi yang melibatkan universitas di
negara rentan praktik proliferasi;
23. Transaksi dengan nilai biaya pengiriman yang
rendah; 38. Transaksi pembelian barang-barang industri
yang menggunakan rekening pribadi;
24. Informasi yang tidak konsisten pada dokumen
keuangan dan arus keuangan; 39. Pengguna jasa termasuk dalam daftar negatif
atau daftar orang yang melakukan tindakan
25. Transaksi menggunakan wire transfer; kriminal, serta ditolak untuk melakukan
kegiatan ekspor;
26. Pola aktivitas wire transfer yang tidak biasa
atau tidak memiliki tujuan yang jelas; 40. Pengguna jasa terlibat dalam transaksi
perdagangan yang kompleks, serta melibatkan
27. Pengguna baru meminta melakukan transaksi banyak perantara dan pihak ketiga dalam
Letter of Credit; kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan profil
usahanya.
28. Adanya instruksi untuk melakukan pembayaran
yang berasal atau kepada pihak tertentu yang 41. Penerima manfaat berdomisili di negara yang
tidak disebutkan dalam dokumen; rentan aktivitas proliferasi;
29. Transaksi yang melibatkan barang-barang 42. Transaksi yang menggunakan atau melibatkan
yang dikendalikan dalam rezim kontrol ekspor perusahaan dengan struktur kepemilikan yang
PPSPM; tidak jelas;
30. Transaksi yang melibatkan seseorang atau 43. Transaksi dengan menggunakan uang tunai
entitas yang memiliki hubungan dengan negara yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur
yang rentan dengan praktik PPSPM; atau perusahaan yang bergerak pada bidang
perdagangan;
31. Transaksi yang melibatkan seseorang atau
entitas dari negara yang rentan dengan praktik 44. Transaksi yang memiliki lokasi tujuan
PPSPM; pengiriman yang berbeda dengan lokasi
importir;
32. Transaksi yang menggunakan uang tunai atau
logam mulia; 45. Pembayaran transaksi impor yang dilakukan
oleh entitas lain.
33. Keterlibatan perusahaan perdagangan kecil
atau perusahaan perantara yang melakukan
kegiatan bisnis tidak sesuai dengan kegiatan
usahanya;
Rek Tuan A
di Bank B
Sekretaris
Saudara
Ipar
Polis
Asuransi
Sumber: PPATK
Sumber: PPATK
5. Skema Penggunaan Jasa Informal Transfer 7. Skema Transaksi Perusahaan yang tidak
sesuai dengan jenis usahanya
Penggunaan jasa informal transfer merupakan
transaksi pengiriman uang yang dilakukan Transaksi perusahaan yang tidak sesuai
dengan menggunakan jasa pengiriman uang dengan jenis usahanya merupakan transaksi
di luar jasa keuangan resmi seperti bank, yang dari perusahaan yang terdaftar dengan bidang
dilakukan atas dasar kepercayaan. usaha tertentu, misalnya manufaktur, dan
tidak memiliki izin usaha untuk melakukan
Gambar 3.5. Skema Penggunaan Jasa Informal pengiriman uang, akan tetapi melakukan
Transfer kegiatan pengiriman uang.
Edo
Ali Usaha Money
Usaha Money Remittance di Gambar 3.7. Skema Transaksi Perusahaan yang
Remittance di LN Indonesia
tidak sesuai dengan jenis usahanya
Setor
Tunai
Budi Toto
TKI di LN Saudara Budi
di Indonesia Fee
Tarik Tunai
Sumber: PPATK PT. B
Perusahaan Manufaktur
6. Skema Penggunaan Perusahaan Legal
Sumber: PPATK
Penggunaan perusahaan legal merupakan
aktivitas transaksi yang melibatkan suatu
perusahaan dengan usaha yang sah dengan 3.3. Kasus TPPU, TPPT, dan PPSPM
tujuan untuk menyamarkan aktivitas keuangan
ilegal yang berasal dari suatu kejahatan. 3.3.1. Kasus TPPU
Selain melakukan
Pemalsuan invoice, DY
juga melakukan TPPU
lainnya:
2. Kasus NL (Putusan Nomor 318/Pid.Sus/2019/ Soekarno Hatta. Pada saat itu, NL baru kembali
PN.Tng) dari Singapura dengan alasan berobat. Namun,
didapatkan bahwa NL membawa masuk
NL merupakan pegawai pada Money Changer uang tunai pecahan Dollar Singapura dengan
PT MIV dan PT TV milik AH. PT TV dan PT MIV pecahan SGD 1.000 sebanyak 2.166 lembar
dalam melakukan transaksi, menggunakan ke Indonesia. Uang tersebut ditempatkan di
beberapa rekening dari berbagai bank yang dalam koper, yang awalnya dikatakan bahwa
menggunakan nama NL, nama perusahaan, koper tersebut berisi buku. Selama melakukan
maupun orang lain. Rekening tersebut aktivitas pencucian uang ini, NL dan AH telah
digunakan untuk menerima dan melakukan mendapatkan keuntungan, yaitu uang yang
transaksi dari sindikat peredaran narkotika. masih dalam rekening dan aset-aset yang telah
Selain itu, rekening-rekening ini juga digunakan dibeli dengan uang hasil narkotika.
untuk memindahkan dana dari rekening satu
ke rekening lainnya, serta digunakan untuk Pada kasus NL, terdapat beberapa transaksi
pengiriman dana ke luar negeri. Aktivitas dimana NL telah menerima uang hasil
memindah-mindahkan dana dari rekening pencucian uang dengan tindak pidana asal
satu ke rekening lainnya ini dilakukan oleh narkotika. Pemindahan dana dilakukan melalui
NL dengan alasan untuk penukaran uang. rekening yang dikuasainya, baik atas nama
Kemudian, selain PT MIV dan PT TV, terdapat NL, atas nama perusahaan money changer,
juga PT SIV. maupun atas nama orang lain, diantaranya
yaitu:
Diketahuinya kasus pencucian uang
yang dilakukan oleh NL ini, berawal dari 1. Menerima pengiriman dana dari FS sebesar
penangkapan NL di Kantor Bea Cukai Bandara Rp645.961.975,00.
2. Menerima pengiriman dana dari PC sebesar 3. Pengiriman uang ke luar negeri dalam
Rp2.174.680.000,00. jumlah besar.
3. Menerima pengiriman dana dari LB sebesar 4. Transaksi penukaran UKA dalam jumlah
Rp4296.722.000,00. besar.
4. Menerima pengiriman dana dari MN, CV CM, 5. Aktivitas memindah-mindahkan uang dari
sebesar Rp7.843.250.000,00. rekening satu ke rekening lainnya.
5. Menerima pengiriman dana dari PT SIJ 6. Dana hasil pencucian uang dicampur
sebesar Rp629.600.000,00. dengan uang dari kegiatan usaha jual beli
valas (mingling) untuk menyamarkan asal
6. Menerima pengiriman dana dari HB sebesar usul dana.
Rp197.500.000,00.
Red Flag
7. Menerima pengiriman dana dari FS sebesar
Rp3.251.291.458,00. 1. Perusahaan menggunakan beberapa
rekening atas nama pribadi, perusahaan,
Tipologi Pencucian Uang maupun orang lain dalam menjalankan
kegiatan usahanya.
1. Mendirikan perusahaan dan membuat
rekening atas nama perusahaan yang 2. Adanya aktivitas memindah-mindahkan
digunakan sebagai tempat untuk uang dari satu rekening ke rekening lainnya.
menampung uang hasil kejahatan.
3. Adanya pembawaan uang tunai pecahan
2. Menggunakan beberapa rekening atas Dollar Singapura dengan pecahan SGD
nama pribadi, perusahaan, maupun orang 1.000 sebanyak 2.166 lembar ke Indonesia.
lain dalam melakukan transaksi.
NL (Pegawai
Money Changer)
Rp
$
NL dan AH melakukan
pembelian sejumlah
aset berharga
B. Kasus TPPU pada PTD Selain Bank transaksi yang melibatkan PTD Selain Bank
pada periode 2 Juni 2016 hingga 21 Agustus 2017
1. EA (Putusan Nomor 1106/Pid.Sus/2019/ adalah sebesar Rp1.942.313.258,70, dengan
PN.Jkt.Utr) rincian sebagai berikut:
EA melakukan Memerintahkan DN KTP palsu dibuat dengan KTP palsu dibuat DN,
pembelian sejumlah untuk membuat menggunakan foto AKN, diberikan kepada
aset berharga KTP palsu atas nama RS dan MIR AKN
2. PB dan CPM (Putusan Nomor 23/Pid. uang sudah ditransfer oleh Bank ke rekening
Sus/2020/PN.Jkt.Pst) milik PB, maka PB tidak harus mengirim
barang ke AMM. Dari transaksi tersebut, uang
Pada awalnya AMM yang berkedudukan di bagian AMM akan dikirimkan oleh PB melalui
Jerman, ingin melakukan transaksi ilegal PTD Selain Bank. Pada suatu waktu, terjadi
secara online dengan menggunakan mesin kesalahan huruf dalam transaksi menggunakan
EDC. Sehubungan dengan hal tersebut, AMM PTD Selain Bank sehingga uang dikembalikan
meminta bantuan kepada CPM yang berlokasi secara tunai dan dipotong biaya administrasi
di Indonesia. Selanjutnya, CPM menghubungi sebesar Rp2.000.000,00. Karena kejadian
rekannya PB untuk membantu AMM. PB tidak tersebut, AMM menganggap PTD Selain Bank
memiliki mesin EDC, namun memiliki website tidak praktis, sehingga AMM meminta CPM
X yang dapat digunakan untuk bertransaksi. untuk mengirimkan uang menggunakan bitcoin.
Setelah melakukan pembicaraan antara Sejak saat itu, setiap AMM melakukan transaksi
AMM dan PB, maka disepakati bahwa AMM di website X, maka uang atas transaksi yang
akan menggunakan website milik PB untuk dilakukan itu akan dikirim ke rekening Bank A
melakukan transaksi dengan kartu kredit atas nama PB. Lalu, oleh PB akan ditransfer ke
secara online. Selain itu, juga disepakati rekening Bank A atas nama SS. Kemudian, uang
mengenai pembagian hasil atas keuntungan tersebut akan dikirimkan oleh LSD kepada AMM
yang didapat yaitu 20% untuk PB, 10% untuk melalui account bitcoin milik SS. Atas kerja
CPM dan rekan, serta 70% untuk AMM. sama transaksi fiktif ini, PB, CPM, dan rekan-
rekannya telah mendapatkan keuntungan dan
Transaksi yang dilakukan AMM dan PB ini
menggunakan keuntungan tersebut untuk
merupakan transaksi fiktif yang dilakukan untuk
membeli beberapa aset dan kepentingan
mendapatkan uang tanpa harus menerima
pribadi.
barang yang ditransaksikan. Dalam hal ini, jika
Uang bagian AMM Uang bagian AMM ditransfer PB membeli sejumlah aset dari
diberikan oleh SS kepada oleh PB ke rekening SS uang bagiannya
LSD SS
LSD
Pembelian tiket ini dilakukan dengan Sumber: NRA TPPT dan PPSPM Tahun 2021
menggunakan uang rekannya terlebih dahulu
yang kemudian akan diganti dengan uang hasil B. Kasus TPPT pada KUPVA Bukan Bank dan PTD
pengumpulan dari peserta jihad. Selain Bank
Total
Rp200 Juta
Sumber: PPATK
Jaringan individu termasuk seorang ayah (Individu 1. Transaksi ekspor-impor yang melibatkan
A), yang berbasis di Negara Y dan putranya (Individu barang-barang yang dikendalikan dalam rezim
B), yang berbasis di Negara Z, melakukan ekspor kontrol ekspor PPSPM.
barang dan mesin asal Negara Z yang dapat
digunakan untuk memproduksi senjata pemusnah 2. Transaksi melibatkan entitas yang memiliki
massal atau Weapon Mass Destruction (WMD). hubungan dengan negara yang rentan terhadap
Pada tahun 2008, Individu A dan salah satu praktik PPSPM.
perusahaan dijerat hukuman oleh pihak berwenang
Negara Y sehubungan dengan pengiriman barang 3. Penggunaan front company dalam transaksi.
yang dibatasi ke Negara X. Jaringan ini terdiri
4. Transaksi yang dilakukan antar perusahaan.
dari setidaknya tiga perusahaan yang berbasis
di Negara Y yang didirikan dan dikelola oleh 5. Transaksi menggunakan wire transfer.
Individu A. Pada bulan Januari 2009, Departemen
Keuangan Negara Z menetapkan Individu A dan dua 6. Transaksi melibatkan orang atau entitas dari
perusahaan yang terlibat sebagai tersangka, karena luar negeri yang ditujukan untuk menyamarkan
mendukung entitas X yang erat kaitannya dengan aliran dana.
program WMD Negara X. Meskipun telah ditetapkan
sebagai tersangka, Individu A tetap mengimpor Red Flag
alat mesin dari Negara Z melalui perusahaan di
Negara Y yang tidak ditetapkan sebagai tersangka 1. Melakukan ekspor barang dan mesin yang
dengan bantuan Individu B. Pada pertengahan dapat digunakan untuk memproduksi WMD.
2009, pihak berwenang Negara Z mengetahui
2. Adanya pertemuan antara pihak yang
bahwa Individu A akan bertemu dengan perwakilan
melakukan kegiatan ekspor barang untuk
entitas X di Negara D. Adapun keterlibatan entitas
memproduksi WMD dengan entitas negara
yang terindikasi terlibat program WMD dalam
yang rentan proliferasi.
transaksi dan pembayaran ini disembunyikan,
karena transaksi tersebut dilakukan melalui wire 3. Pembayaran dilakukan melalui beberapa
transfer dari rekening Bank Negara Y ke rekening transaksi wire transfer, yang melibatkan
milik Individu B di Negara Z. Demikian pula, transfer berbagai pihak.
Skema PPSPM
Entitas Transaksi
perwakilan
negara X
Cash Perusahaan 1 Perusahaan 2 Perusahaan 3
Transfer milik individu A milik individu A milik individu A
Negara D
Pembayaran Cash
tunai untuk Transfer
individu A Rekening Rekening Rekening
Individu C Individu C Perusahaan 3
Negara Z
Wire Transfer
Wire Transfer
Rekening Perusahaan 1
Perusahaan Rekening Rekening Supplier Supplier dari
milik individu A
Individu B Individu B dari Negara Z negara Z
PPSPM.
Jaringan A merupakan jaringan yang memanfaatkan 1. Penggunaan Front Company dalam transaksi.
Front Company untuk menghindari sanksi dalam
mendukung program proliferasi dan rudal Negara 2. Transaksi yang melibatkan barang-barang
X. Pada tahun 2010 dan 2015, Individu A dan Individu yang dikendalikan dalam rezim kontrol ekspor
B, beserta rekannya menjalankan jaringan yang PPSPM.
berkonspirasi untuk melakukan transaksi keuangan
3. Transaksi yang melibatkan seseorang yang
internasional atas nama dan untuk kepentingan
memiliki hubungan dengan negara yang rentan
Negara X. Para konspirator mengoperasikan
dengan praktik PPSPM.
jaringan perusahaan internasional, termasuk
perusahaan perdagangan dan bisnis keuangan
4. Transaksi menggunakan logam mulia.
yang berlokasi di Negara X, Negara Y, dan Negara Z,
serta tempat lain untuk menyembunyikan transaksi 5. Keterlibatan perusahaan perdagangan kecil
yang dilakukan atas nama entitas Negara X. atau perusahaan perantara yang melakukan
Adapun konspirator lainnya yaitu termasuk Menteri kegiatan bisnis tidak sesuai dengan kegiatan
Ekonomi Negara Y dan tiga orang eksekutif dari usahanya.
Bank D milik Pemerintah Y. Bank tersebut digunakan
untuk memfasilitasi transfer mata uang dan emas 6. Perusahaan yang melakukan pengiriman uang.
jaringan A ke atau dari entitas Negara X yang
terkena sanksi, sementara juga menyembunyikan 7. Transaksi menggunakan dokumen fiktif atau
peran bank dalam menghindarkan sanksi Negara C. tidak valid.
Aktivitas ini meliputi transfer hasil minyak Negara
X untuk menukar front company yang dikendalikan Red Flag
oleh Individu A dengan front company yang
1. Adanya keterlibatan dengan entitas atau
memungkinkan pembelian emas untuk ekspor dari
negara yang rentan dengan aktivitas proliferasi.
Negara Y. Setelah diekspor dari Negara Y, emas
dapat dikonversi menjadi uang tunai atau mata 2. Transaksi internasional yang dilakukan untuk
uang dan dikirim ke Negara X atau digunakan untuk dan atas nama entitas atau negara yang rentan
melakukan transfer keuangan internasional atas dengan aktivitas proliferasi.
nama orang dan entitas Negara X. Menteri Negara
Y, diduga mengarahkan para bankir Negara Y untuk 3. Pendirian dan penggunaan perusahaan
terlibat dalam beberapa jenis transaksi untuk perdagangan dan bisnis keuangan yang
melindungi skema ini. Pada Maret 2016, Individu berlokasi di berbagai negara.
A ditangkap. Individu A bersaksi tentang rincian
operasi ilegal, termasuk penggunaan dokumentasi 4. Penggunaan logam mulia, seperti emas untuk
palsu, Front Company, dan langkah-langkah bertransaksi dengan entitas atau negara yang
penipuan lainnya untuk mengakses Negara C atas rentan dengan aktivitas proliferasi.
nama Pemerintah dan entitas Negara X. Salah satu
tipologi yang digunakan oleh rekan konspirator 5. Penggunaan dokumen palsu dalam melakukan
adalah membuat dan menggunakan dokumen transaksi.
palsu untuk menyamarkan transaksi ilegal. Hal
ini menyebabkan bank-bank Negara C secara
tanpa sadar, memproses transaksi keuangan
internasional tersebut.
Skema PPSPM
Negara X Negara Y
Perusahaan Perusahaan
perdagangan dan perdagangan dan
Bank D
keuangan milik keuangan milik
jaringan A jaringan A
Negara C
Negara Z
Rekening
Perusahaan Perusahaan
perdagangan dan Jaringan A
keuangan milik
jaringan A Bank-Bank Negara C
8. Perusahaan yang melakukan transaksi 5. Adanya aktivitas bisnis pengiriman uang ilegal.
pengiriman uang secara ilegal.
6. Adanya penghapusan nama-nama kapal
9. Transaksi menggunakan wire transfer. dan rincian identifikasi lainnya dari formulir
pengiriman.
10. Transaksi tanpa disertai dengan dokumen
pendukung, seperti faktur atau rincian Contoh Kasus V
informasi lainnya.
Suatu entitas Negara X melalui salah satu jaringan
Red Flag PPSPM mencoba untuk menggunakan sistem
keuangan Negara Y dan melibatkan jaringan di
1. Adanya pengiriman senjata dan bahan terkait Negara X, Negara L, Negara Y, yang diduga bekerja
proliferasi yang memiliki tujuan ke negara yang untuk mengekspor peralatan laboratorium
rentan aktivitas proliferasi. kimia terbatas secara ilegal ke Negara X. Kasus
ini melibatkan dua individu keturunan Negara X
2. Pembayaran biaya pengiriman dilakukan oleh
(Individu A dan B) dan seorang pria asal Negara Y
entitas lain yang memiliki hubungan dengan
(Individu C) yang mengoperasikan bisnis ekspor
entitas atau negara yang rentan aktivitas
yang berbasis di Negara Y. Jaringan ini memfasilitasi
proliferasi, serta dilakukan dengan wire
penerimaan peralatan laboratorium kimia atas
transfer.
nama pelanggan dari Negara X dan mengekspor
barang-barang ini ke Negara X melalui negara-
3. Adanya keterlibatan perusahaan yang bergerak
negara pihak ketiga seperti Negara A, Negara B,
dalam usaha pengiriman dan ekspor-impor.
dan Negara L. Dalam mencapai hal tersebut, rekan
4. Perusahaan dijalankan oleh keluarga yang konspirator membuat faktur palsu dan memberikan
memiliki alamat bisnis, karyawan, dan akun label yang salah pada barang yang dibeli di Negara
email yang sama, untuk berkomunikasi dengan Y, serta menggunakan informasi palsu mengenai
entitas atau negara yang rentan aktivitas identitas pembeli dan lokasi geografis. Pembiayaan
proliferasi. skema ini terutama dilakukan melalui serangkaian
wire transfer internasional yang berasal dari
Skema PPSPM
Entitas Negara X
Pembayaran untuk
perusahaan pelayaran
Negara X
Pembayaran
Pengiriman uang untuk
Negara D mendukung Perusahaan
pelayaran Negara X
Rekening Perusahaan B
pada Bank Negara D
Perusahaan B Entitas E
rekening bank Negara D milik anggota jaringan 7. Pengguna jasa memberikan informasi yang
tersebut, ke fasilitator di Negara Y. Seringkali tidak valid, terutama yang berkaitan dengan
transaksi wire transfer tersebut menggunakan barang atau jasa yang di ekspor.
informasi yang tidak jelas. Transfer ini juga bernilai
8. Transaksi menggunakan informasi fiktif terkait
relatif kecil, mulai dari USD 500 hingga USD 18.000.
lokasi pengiriman.
Tipologi PPSPM 9. Transaksi menggunakan wire transfer.
1. Transaksi melibatkan barang-barang yang
Red Flag
dikendalikan dalam rezim kontrol ekspor
PPSPM. 1. Adanya keterlibatan entitas atau negara yang
rentan dengan aktivitas proliferasi.
2. Transaksi melibatkan negara yang rentan
terhadap aktivitas proliferasi. 2. Kegiatan ekspor peralatan kimia secara ilegal
ke negara yang rentan aktivitas proliferasi.
3. Transaksi yang melibatkan seseorang atau
entitas yang memiliki hubungan dengan negara 3. Transaksi yang melibatkan orang atau entitas
yang rentan dengan praktik PPSPM. yang memiliki hubungan atau berasal dari
negara yang rentan aktivitas proliferasi.
4. Transaksi yang melibatkan seseorang atau
entitas dari negara yang rentan dengan praktik 4. Penggunaan dokumen dan informasi fiktif
PPSPM. terkait barang, identitas pembeli, dan lokasi
geografis.
5. Transaksi menggunakan dokumen fiktif atau
tidak valid. 5. Transaksi wire transfer dengan informasi yang
tidak jelas.
6. Transaksi menggunakan identitas palsu.
Skema PPSPM
Negara X Negara Y
Skema PPSPM
Entitas Negara X
Transaksi
pengiriman
barang
Komisi X Perusahaan MI, K, IK Perusahaan MI, K, IK
Wire Transfer
Entitas Negara Z
Skema PPSPM
Entitas B Entitas B
Negara M
Entitas B
Negara Z
Negara C Negara P
Entitas B Entitas B
Perusahaan Perusahaan
Individu A dan B Negara Z
KESIMPULAN &
REKOMENDASI
KAJIAN TIPOLOGI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG, TINDAK PIDANA PENDANAAN
TERORISME, DAN PENDANAAN PROLIFERASI SENJATA PEMUSNAH MASSAL
1. Pada perkara TPPU, profil badan 2. Pada perkara TPPT, produk dan layanan
usaha yang terlibat didominasi oleh yang dominan digunakan pada KUPVA
Perusahaan Non UMKM berbentuk PT, Bukan Bank adalah produk UKA USD.
Sementara itu mekanisme jual beli UKA Penggunaan Dana: Operasi Terorisme
tidak dapat diidentifikasi. Sedangkan Domestik - Dokumen Identitas Palsu,
pada PTD Selain Bank, produk dan Penggunaan Dana: Operasi Terorisme
layanan yang dominan digunakan yaitu Domestik - Perjalanan dari dan ke lokasi
Cash to Account (Outgoing), diikuti aksi terorisme.
Account to Account (Outgoing).
b. Tipologi TPPU dan TPPT pada PTD Selain
e. Delivery channel yang digunakan dalam Bank, antara lain:
kasus TPPU dan TPPT selama tahun 2015-
2020 yaitu: 1. Terdapat 3 (tiga) tipologi TPPU yang
memiliki risiko tertinggi pada PTD
1. Pada perkara TPPU, delivery channel Selain Bank yaitu smurfing, aktivitas
yang dominan digunakan adalah Kantor perjudian online, dan structuring.
KUPVA Bukan Bank, yaitu sebanyak 22
(dua puluh dua) kasus. Untuk delivery 2. Terdapat 3 (tiga) tipologi TPPT yang
channel lainnya yang digunakan adalah memiliki risiko tertinggi pada PTD
Kantor PTD Bukan Bank. Selain Bank yaitu Pengumpulan Dana -
Ilegal: Hasil Kejahatan Kriminal Lainnya,
2. Pada perkara TPPT, delivery channel Penggunaan Dana: Operasi Terorisme
yang dominan digunakan adalah Kantor Domestik - Dokumen Identitas Palsu,
PTD Bukan Bank, yaitu sebanyak 4 Penggunaan Dana: Operasi Terorisme
(empat) kasus. Untuk delivery channel Domestik - Perjalanan dari dan ke lokasi
lainnya yang digunakan adalah Kantor aksi terorisme.
KUPVA Bukan Bank.
c. Tipologi TPPU dan TPPT pada
2. Berdasarkan data hasil survei yang dilakukan penyelenggara UE dan DE Selain Bank,
pada penyelenggara KUPVA Bukan Bank, PTD antara lain:
Selain Bank, Penyelenggara UE dan DE Selain
Bank, serta Penyelenggara APMK Selain Bank, 1. Terdapat 3 (tiga) tipologi TPPU
didapatkan bahwa: yang memiliki risiko tertinggi pada
penyelenggara UE dan DE Selain Bank
a. Tipologi TPPU dan TPPT pada yaitu penggunaan identitas palsu,
penyelenggara KUPVA Bukan Bank, antara smurfing, dan aktivitas perjudian
lain: online.
d. Tipologi TPPU dan TPPT pada 7. Penggunaan dokumen, alamat, dan nomor
penyelenggara APMK Selain Bank, antara telepon yang sama dengan milik suatu
lain: perusahaan untuk melakukan pembukaan
rekening dan mendirikan Front Company;
1. Terdapat 3 (tiga) tipologi TPPU
yang memiliki risiko tertinggi pada 8. Transaksi menggunakan logam mulia;
penyelenggara APMK Selain Bank
yaitu penggunaan identitas palsu, 9. Keterlibatan perusahaan perdagangan kecil
pemanfaatan internet enkripsi, atau perusahaan perantara yang melakukan
akses terhadap identitas, perbankan kegiatan bisnis tidak sesuai dengan kegiatan
internasional, serta pemanfaatan Kartu usahanya;
Kredit, Cek, Surat Perjanjian Hutang.
10. Perusahaan yang melakukan pengiriman uang;
2. Terdapat 3 (tiga) tipologi TPPT
11. Transaksi menggunakan dokumen fiktif atau
yang memiliki risiko tertinggi pada
tidak valid;
penyelenggara APMK Selain Bank
yaitu Pengumpulan Dana - Legal:
12. Transaksi melibatkan negara yang rentan
Sponsor Pribadi (Terrorist Financier/
terhadap aktivitas proliferasi;
Fundraiser), Pengumpulan Dana - Legal:
Penyimpangan Pengumpulan Donasi 13. Pembayaran transaksi dilakukan oleh entitas
Melalui Ormas, Pengumpulan Dana - lain;
Legal: Pendanaan Crowdfunding.
14. Perusahaan dijalankan oleh keluarga yang
3. Berdasarkan data hasil survei yang dilakukan memiliki alamat bisnis, dan akun email yang
pada penyelenggara KUPVA Bukan Bank, PTD sama;
Selain Bank, Penyelenggara UE dan DE Selain
Bank, serta Penyelenggara APMK Selain Bank, 15. Perusahaan menggunakan rekening yang sama
tidak ditemukan adanya modus/tipologi yang untuk bertransaksi;
berkaitan dengan PPSPM. Meskipun demikian,
berdasarkan hasil penelitian dari berbagai 16. Transaksi tanpa disertai dengan dokumen
sumber literatur ditemukan beberapa tipologi pendukung, seperti faktur atau rincian lainnya;
yang berkaitan dengan PPSPM yaitu:
17. Transaksi yang melibatkan individu atau entitas
1. Transaksi ekspor-impor yang melibatkan dari negara yang rentan dengan praktik PPSPM;
barang-barang yang dikendalikan dalam rezim
kontrol ekspor PPSPM; 18. Transaksi menggunakan identitas palsu;
2. Transaksi melibatkan entitas yang memiliki 19. Pengguna jasa memberikan informasi yang
hubungan dengan negara yang rentan terhadap tidak valid, terutama yang berkaitan dengan
praktik PPSPM; barang atau jasa yang di ekspor;
3. Penggunaan front company dalam transaksi; 20. Transaksi menggunakan informasi fiktif terkait
lokasi pengiriman;
4. Transaksi yang dilakukan antar perusahaan;
21. Transaksi melibatkan perusahaan ekspor.
5. Transaksi menggunakan wire transfer;
Daftar Pustaka
APG. 2020. APG Yearly Typologies Report: Methods and Trends of Money Laundering and
Terrorism Financing. http://www.apgml.org/methods-and-trends/documents/default.
aspx?s=date&c=2f18e690-1838-4310-b16a-8112ffa857b1
APG. 2021. APG Yearly Typologies Report: Methods and Trends of Money Laundering
and Terrorism Financing. http://www.apgml.org/methods-and-trends/page.
aspx?p=8d052c1c-b9b8-45e5-9380-29d5aa129f45
Bank Indonesia. 2019. Penilaian Risiko Sektoral Tindak Pidana Pencucian Uang dan Tindak Pidana Pendanaan
Terorisme Sektor PJSP Selain Bank dan KUPVA Bukan Bank. https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/
sistem-pembayaran/anti-pencucian-uang-dan-pencegahan-pendanaan-terrorisme/Documents/
SRA_id.pdf
Brewer, Jonathan. 2018. The Financing of Nuclear and Other Weapons of Mass Destruction Proliferation.
Centre for a New American Security, https://www.cnas.org/publications/reports/the-financing-of-
nuclear-and-other-weapons-of-mass-destruction-proliferation#:~:text=The%20financiers%20
of%20proliferation%20of%20nuclear%20and%20other,or%20treaties%20such%20as%20the%20
Nuclear%20Nonproliferation%20Treaty
FATF. 2007. Guidance on the Risk-Based Approach to Combating Money Laundering and Terrorist Financing
– High Level Principles and Procedures. https://www.fatf-gafi.org/media/fatf/documents/reports/
High%20Level%20Principles%20and%20Procedures.pdf
FATF. 2010. FATF Report: Money Laundering through Money Remittance and Currency Exchange Providers.
https://www.fatf-gafi.org/media/fatf/ML%20through%20Remittance%20and%20Currency%20
Exchange%20Providers.pdf
FATF. 2018. Guidance on Counter Proliferation Financing: The Implementation of Financial Provisions of United
Nations Security Council Resolutions to Counter the Proliferation of Weapons of Mass Destruction. https://
www.fatf-gafi.org/media/fatf/documents/reports/Guidance-Countering-Proliferation-Financing.pdf
FATF. 2021. Guidance on Proliferation Financing Risk Assessment and Mitigation. https://www.fatf-gafi.org/
media/fatf/documents/reports/Guidance-Proliferation-Financing-Risk-Assessment-Mitigation.pdf
Gibraltar. 2020. Gibraltar Financial Intelligence Unit and Gibraltar Financial Services Commission,
Counter Proliferation Financing: Guidance Notes. https://www.gfiu.gov.gi/uploads/docs/
X86Ru_CPF_Guidance_Notes_v1.1.pdf
PPATK. 2019. Tipologi Pencucian Uang Berdasarkan Putusan Pengadilan Tahun 2018. https://www.ppatk.go.id//
backend/assets/images/publikasi/1581670316_.pdf
PPATK. 2020. Tipologi Pencucian Uang Berdasarkan Putusan Pengadilan Tahun 2019. https://www.ppatk.go.id//
backend/assets/images/publikasi/1615872606_.pdf
64 Daftar Pustaka
KAJIAN TIPOLOGI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG, TINDAK PIDANA PENDANAAN
TERORISME, DAN PENDANAAN PROLIFERASI SENJATA PEMUSNAH MASSAL
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). 2021. Presentasi Counter Proliferation Financing (CPF):
International Obligations and CPF in Operation.
United States Department of the Treasury. 2018.National Proliferation Financing Risk Assessment. https://
home.treasury.gov/system/files/136/2018npfra_12_18.pdf
2019. Pengkinian Penilaian Risiko Indonesia Terhadap Tindak Pidana Pendanaan Terorisme Tahun 2015 (NRA
TPPT 2015 updated). https://www.ppatk.go.id//backend/assets/images/publikasi/1573608909_.pdf
2019. Pengkinian Penilaian Risiko Indonesia Terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang Tahun 2015 (NRA TPPU
2015 updated). https://www.ppatk.go.id//backend/assets/images/publikasi/1571199475_.pdf
2019.Program Mentoring Berbasis Risiko (Promensisko) 2019: Kompilasi Pedoman Penanganan Perkara
TPPU (Penyidikan-Penuntutan-Pemeriksaan Pengadilan).
2021. Penilaian Risiko Indonesia Terhadap Tindak Pidana Pendanaan Terorisme dan Pendanaan Proliferasi
Senjata Pemusnah Massal Tahun 2021.
2021. Penilaian Risiko Indonesia Terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang Tahun 2021
Daftar Pustaka 65
KAJIAN TIPOLOGI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG, TINDAK PIDANA PENDANAAN
TERORISME, DAN PENDANAAN PROLIFERASI SENJATA PEMUSNAH MASSAL
PENGARAH
Doni Primanto Joewono - Filianingsih Hendarta - Fitria Irmi
Triswati
TIM PENYUSUN
Feronika R. Sipayung – Catherine Tania
INSTANSI/LEMBAGA KONTRIBUTOR
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
66 Tim Penyusun