Dosen Pengampuh
Masdar Ryketeng, S.Pd., M.Acc
Disusun Oleh:
Kelompok 3
MARLINDA 1992152069
AKUTANSI TERAPAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya serta
karunianya kami bisa menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari
materi kami yaitu “Metode, Teknik, Prosedur Pemeriksaan Pajak.”
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Perpajakan III yaitu Bapak Masdar Ryketeng, S.Pd., M.Acc. serta
kepada pihak-pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa apa yang kami susun ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kami harapkan kritik dan saran kepada setiap pembaca. Semoga materi ini bermanfaat untuk
semua orang.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... 2
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
A. Latar belakang ............................................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah .......................................................................................................................... 4
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
A. Metode Pemeriksaan Pajak ......................................................................................................... 3
B. Jenis Metode Pengertian Pajak ................................................................................................... 3
C. Teknik dan Prosedur Pemeriksaan Pajak .................................................................................. 13
BAB 3 ................................................................................................................................................... 22
PENUTUP ............................................................................................................................................ 22
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 22
B. Saran ......................................................................................................................................... 22
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... 23
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Metode, teknik dan prosedur pemeriksaan yang digunakan oleh pemeriksa pajak untuk
melakukan pengujian atas pos-pos yang diperiksa. Dalam pelaksanaan pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, ketentuan mengenai metode, teknik
dan prosedur pemeriksaan diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-
04/PJ/2012 tanggal 3 Februari 2012 tentang Pedoman Penggunaan Metode dan Teknik
Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan, untuk
selanjutnya disebut PER-04/PJ/2012.
Metode pemeriksaan yang diatur dalam PER-04/PJ/2012 terdiri dari metode langsung
dan metode tidak langsung sedangkan teknik pemeriksaan yang diatur dalam PER-
04/PJ/2012 terdiri dari:
1. Pemanfaatan informasi internal dan/atau eksternal Direktorat Jenderal Pajak,
2. Pengujian keabsahan dokumen,
3. Evaluasi,
4. Analisis angka-angka,
5. Penelusuran angka-angka (tracing),
6. Penelusuran bukti,
7. Pengujian keterkaitan,
8. ekualisasi atau rekonsiliasi,
9. permintaan keterangan atau bukti,
10. konfirmasi,
11. inspeksi,
12. pengujian kebenaran fisik,
13. pengujian kebenaran penghitungan matematis,
14. wawancara,
15. uji petik (sampling),
16. Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK), dan/atau
17. teknik-teknik pemeriksaan lainnya.
Adapun mengenai prosedur pemeriksaan, jenisnya tergantung pada teknis pemeriksaan
yang digunakan oleh pemeriksa pajak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Metode Pemeriksaan Pajak?
2. Apa Jenis-jenis Metode Pajak?
3. Bagaimana Teknik dan Prosedur Pemeriksaan Pajak?
C. Tujuan Masalah
1. Mahasiswa Mampu Memahami Metode Pemeriksaan Pajak!
2. Mahasiswa Mampu Memahami Metode Pemeriksaan Pajak!
3. Mahasiswa Mampu Memahami Teknik dan Prosedur Pemeriksaan Pajak!
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Metode Pemeriksaan Pajak
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 PER-04/PJ/2012, metode pemeriksaan didefinisikan
sebagai berikut: “Metode pemeriksaan adalah teknik dan prosedur pemeriksaan yang
dilakukan terhadap buku, catatan dan dokumen serta data, informasi, dan keterangan lain
yang terdiri atas metode langsung dan metode tidak langsung.”
Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pemeriksaan
merupakan kumpulan dari teknik dan prosedur yang digunakan untuk melakukan
pemeriksaan terhadap buku, catatan dan dokumen serta data, informasi dan keterangan
lain yang jenis metodenya dapat berupa metode langsung dan metode tidak langsung.
B. Jenis Metode Pengertian Pajak
Berdasarkan pengertian metode pemeriksaan dapat diketahui bahwa jenis pemeriksaan
terdiri dari metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung maupun metode
tidak langsung digunakan untuk mendapatkan temuan pemeriksaan dan temuan
pemeriksaan harus didasarkan pada bukti kompeten yang cukup dan berdasarkan pada
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Penjelasan masing-masing metode
tersebut diuraikan berikut ini.
Berbagai metode lazim digunakan dalam melakukan pemeriksaan pajak pada umumnya
sebagaimana yang sudah kita kenal, sebagai berikut:
a. Metode dinamis
Dengan penggunaan metode ini, pemeriksa pajak dituntut untuk selalu
mengikuti perkembangan dunia usaha, yaitu yang berkenan dengan seluk beluk
usaha/bisnis yang diperiksa.
Dengan mempelajari pola berfikir pengusaha, mengenali dokumen yang digunakan,
mengikuti perubahan peraturan dan trend/minat masyarakat, merupakan metode yang
lazim harus dipahami oleh pemeriksa pajak
b. Metode Sintesis
Metode yang digunakan untuk menganalisis angka-angka pada pos buku besar
dibandingkan dengan bukti pendukung (dokumen dasar) yang berhubungan dengan
arus uang yang tercermin dalam buku kas/buku bank.
c. Metode Analisis
Metode yang digunakan untuk menganalisis angka-angka dalam laporan
keuangan, yaitu neraca dan daftar laba/rugi untuk beberapa periode akuntansi. Dengan
analisis vertikal maupun horizontal akan diperoleh gambaran titik-titik kritis yang
diperiksa lebih lanjut.
Dalam pelaksanaan pemeriksaan juga terdapat metode-metode yang digunakan sebagai
teknik pemeriksaan, yaitu:
a. Metode Langsung
Berdasarkan Pasal 1 angka 2 PER-04/PJ/2012, metode langsung didefinisikan
sebagai berikut: “Metode Langsung adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan
melakukan pengujian atas kebenaran pos-pos Surat Pemberitahuan (SPT) termasuk
lampirannya, yang dilakukan secara langsung terhadap buku, catatan, dan dokumen
terkait.”
Berdasarkan pengertian tersebut, pengujian atas kebenaran pos-pos SPT termasuk
lampirannya (termasuk laporan keuangan) dilakukan secara langsung ke buku, catatan
sampai ke dokumen terkait sesuai dengan urut-urutan/jejak pemeriksaan (audit trail).
Misalnya saja dengan melakukan pengujian silang terhadap:
1) Dokumen dasar berupa order pembelian, surat jalan/surat pengantar barang, faktur
penjualan, bukti kas register dan sebagainya;
2) Kaitan jumlah fisik, yaitu arus barang, arus uang, dan arus piutang dengan formula
yang lazim digunakan untuk itu, yaitu
a) Arus Barang
Saldo awal/persediaan : unit
Pembelian/produksi : unit +/+
b) Arus Uang
Saldo akhir : Rp………
Pengeluaran : Rp………. +/+
: Rp……….
Saldo awal : Rp………. -/-
Penghasilan : Rp……….
c) Arus piutang
Saldo akhir piutang : Rp……….
Penerimaan piutang : Rp………. +/+
: Rp……….
Penjualan tunai : Rp………. +/+
: Rp……….
Saldo awal piutang : Rp………. -/-
Penghasilan : Rp……….
• Penghitungan Rasio,
Debet Kredit
Table 2
Penghitungan Penghasilan Bruto dengan Pendekatan Transaksi Tunai dan Bank
atau
Sumber dana = Penggunaan dana
(dalam hal data mengenai saldo awal kas dan/atau saldo akhir kas tidak ada dan/atau tidak
diyakinikebenarannya)
Atau
Penghasilan = Hasil penghitungan mutasi kas dan bank + penambahan
bruto harta dan/ataupengurangan utang yang belum dicatat di
buku kas dan bank
• Pendekatan Satuan/Volume
Pendekatan Satuan dan/atau Volume digunakan dalam kondisi:
1) apabila Wajib Pajak tidak mempunyai catatan kas dan bank yang lengkap
dan dapat diandalkan namun Wajib Pajak adalah Wajib Pajak Badan yang
tidak mempunyai data rupiah (nominal) sebagai pembanding yang dapat
diandalkan.
2) apabila Wajib Pajak tidak mempunyai catatan kas dan bank yang lengkap
dan dapat diandalkan dan Wajib Pajak bukan Wajib Pajak Badan namun
memiliki kegiatan usaha tetapi tidak mempunyai data rupiah (nominal)
sebagai pembanding yang dapat diandalkan.
Pendekatan Satuan dan/atau Volume adalah cara untuk menentukan atau
menghitung kembali jumlah penghasilan bruto Wajib Pajak dengan menerapkan
harga atau jumlah laba terhadap jumlah satuan dan/volume usaha yang direalisasi
oleh Wajib Pajak. Satuan adalah segala sesuatu atau variabel dalam kuantum yang
memberikan petunjuk besarnya volume usaha. Pengertian satuan atau unit tidak
hanya mengacu pada jumlah barang yamg diproduksi atau terjual saja tetapi
segala variabel (dalam kuantum) yang memberi petunjuk besarnya volume usaha.
Contoh satuan:
a. Perdagangan : kuantitas barang dagangan terjual.
b. Pabrikasi : kuantitas barang jadi yang diproduksi, kuantitas
pemakaian bahan baku, bahan pembantu, upah satuan, rendemen.
c. Jasa: variabel yang mengidentifikasikan penghasilan tergantung
karakteristik usaha Wajib Pajak, misalnya:
c. Dalam hal variabel yang dapat diidentifikasikan berupa input atau proses
maka volume pada periode yang diidentifikasikan dapat dihitung dengan
cara sebagai berikut:
• Peredaran usaha dengan Objek PPh Pasal 22 Kegiatan Usaha di Bidang Lain,
• Pembelian (bahan baku, barang jadi, dan aktiva) dengan Dasar Pengenaan
Pajak PPN Masukan,