Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rina Amalia Dzakiroh

Nomor : 27

Kelas : XII MIPA 4

Naskah : Ceramah

Assalamualaikum Wr.Wb

Yang terhormat, Bapak Yanto dan Ibu Emi selaku guru bahasa Indonesia

Dan teman-teman kelas XII IPA 4 yang berbahagia

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga pada kesempatan yang baik ini kita dapat
berkumpul bersama di tempat ini. Selanjutnya, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Nabi hesar kita yaitu Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada sahabat-sahabatnya, juga
kepada para tabi'in dan tabi'atnya, dan kepada kita semuanya selaku umatnya yang patuh terhadap
semua ajaran-ajarannya. Amiin. Selanjutnya, saya disini akan menyampaikan ceramah dengan judul
"Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Generasi Penerus Bangsa"

Hadirin yang berbahagia

Dalam sebuah sejarah, negara kita. Indonesia, sangat terkenal dikalangan bangsa- bangsa di
dunia. Kita bukan hanya terkenal karena negara kita adalah negara yang kaya, kaya akan sumber daya
alam, yang disebut-sebut sebagai negara yang gemah ripah loh jinawi. Kita juga terkenal sebagai negara
yang memiliki budi pekerti dan beradab yang tinggi. Hal ini disebabkan penduduk Indnesia saat itu
adalah orang- orang yang ramah, santun, dan suka berbuat kebaikan.

Namun, keadaan tersebut hanyalah tinggal sejarah saja. Bila kita melihat sekeliling kita saat ini,
kondisi moral negara kita sudah berbalik 180 derajat, Moral bangsa kita, terutama pada anak bangsa
mengalami kemunduran yang sangat memprihatinkan. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei yang
dilakukan oleh Komisi Nasional (KOMNAS) Perlindungan Anak pada tahun 2007 terhadap 4500
remaja di 12 kota besar berkaitan dengan seksualitas. Hasil yang sangat mengerikan. 97% dari mereka
mengaku pernah melihat film porno. 93,7% mengaku pernah ciuman, oral seks dan petting. Belum lagi
tawuran antar pelajar yang terjadi akhir-akhir ini sangatlah mencerminkan kemunduran moral yang
sangat nyata. Tedensi kurangnya penanaman nilai-nilai religius dan pendidikan karakter di tubuh
bangsa Indonesia akhir-akhir ini bisa dikatakan sebagai faktor terkuat yang mendukung terjadinya
dekadensi moral.

Tidakkah kita gelisah? Bukankah ini bukti nyata kehancuran bangsa? Karena hancurnya sebuah
bangsa dan peradaban bermula dari rusaknya moral di kalangan pemudanya, kemudian masyarakatnya,
kemudian pemimpinnya. Karena pemuda inilah yang nantinya akan menjadi orangtua, pemegang ilmu
dan kekuasaan (pemimpin).
Dekadensi moral anak bangsa adalah efek negatif yang dibawa oleh teknologi dan arus
globalisasi, selain itu juga disebabkan kurangnya pengawasan dan proteksi serius dari orang tua, figur-
figur masyarakat, tokoh-tokoh bangsa dan aparat pemerintahan. Lantas bagaimana cara merekonstruksi
kembali kejayaan moral bangsa Indonesia? Pendidikan moral atau pendidikan karakter adalah sala satu
cara efektif yang tengah digalakkan oleh pemerintah untuk mengatasi krisis moral yang melanda bangsa
kita.

Pendidikan karakter adalah usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah
untuk membantu pembentukan karakter secara optimal. Pendidikan karakter haruslah diterapkan ke
dalam pikiran seseorang sejak usia dini, remaja bahkan dewasa, sehingga dapat membentuk karakter
seseorang menjadi lebih bernilai dan bermoral. Pendidikan karakter diharapkan diharapkan dapat
membentuk siswa yang berbudi pekerti, tidak tawuran, tidak nyontek, tidak malas, dan lain-lain.

Dalam upaya merealisasikan pendidikan karakter secara nyata dibutuhkan 3 komponen


pendukung yaitu keluarga, guru di sekolah, dan masyarakat. Pendidikan karakter di sekolah tidak
semata-mata pembelajaran pengetahuan tetapi lebih dari itu, misalnya penanaman moral, nilai-nilai
etika, estetika, dan budi pekerti yang luhur. Namun yang terpenting adalah penerapannya dikehidupan
sehari-hari.

Saya akan mengambil contoh perilaku siswa yang kurang baik disekolah. Misalnya, bertengkar,
mencontek, tidak memberikan salam saat bertemu guru, mencuri, membuang sampah sembarangan,
mengeluarkan kata-kata yang kurang enak didengar dan masih banyak lagi. Dari beberapa contoh
tersebut membuktikan karakter kita belum sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Apakah kita mau
dikatakan sebagai bangsa yang katanya beradap dan berpendidikan tinggi tetapi dalam kenyataannya,
moral kita justru memalukan dimata bangsa lain? Pasti tidak bukan? Menurut saya bukan hanya
pengguna narkoba yang perlu direhabilitasi tetapi juga karakter bangsa yang semakin merosot.

Hadirin sekalian,

Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, pernah berkata, "Membangun budaya agar
siswa selalu siap dengan perubahan yang semakin kompetitif" artinya diperlukan komitmen dan disiplin
tinggi dalam rangka penyuksesan pendidikan karakter, semua ini dapat dimulai dari diri kita sendiri
sebagai siswa. Semoga pendidikan sebagai jembatan emas masa depan bangsa kita, bangsa Indonesia
dapat segera direhabilitasi.

Ikan patin, ikan nila Pergi ke laut mencari ikan

Ikan lele diatas sampan Ikan tak muncul nelayan kecewa

Cukup sekian ceramah saya Salam penutup saya ucapkan

Banyak salah mohon dimaafkan Semoga semua dalam lindungan-Nya

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai