Anda di halaman 1dari 6

Jurnal AGRIFOR Volume XXI Nomor 1, Maret 2022 ISSN P : 1412-6885

ISSN O : 2503-4960

APLIKASI DECANTER SOLID DAN PUPUK SP 36 TERHADAP


PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq) UMUR 1 BULAN

Mahdalena1, Nurcholis Majid2


1,2
Prodi Agroteknologi Faperta Universitas Widya Gama Mahakam, Jl. KH. Wahid
Hasyim No. 28 Samarinda, Indonesia.
E-mail : mahdalena@uwgm.ac.id, nurcholismajid@gmail.com

ABSTRAK
Aplikasi Decanter Solid Dan Pupuk Sp 36 Pada Pertumbuhan Vegetatif Biji Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq) Umur 1 Bulan. Penelitian aplikasi decanter solid dan pupuk SP 36 terhadap pertumbuhan
vegetatif benih kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) umur 1 bulan. Penelitian dilakukan selama 12 minggu
(3 bulan) dari bulan Mei – Agustus 2021. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Agroteknologi
Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda. Penelitian ini menggunakan Metode penelitian yang
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan analisis faktorial 4 x 4 yang terdiri dari 3 ulangan.
Faktor pertama adalah P0 = Tanpa Perlakuan (Kontrol), P1 = 75g/polybag, P2 = 100g/polybag, P3 =
125g/polybag. Sedangkan faktor kedua adalah pupuk SP-36 dengan : S0 = Tanpa Perlakuan (Kontrol), S1 =
1.5g/polybag, S2 = 2.5g/polybag, S3 = 3.5g/polybag. Keluaran yang diharapkan adalah memberikan
informasi tentang dosis dekanter solid yang terbaik untuk pertumbuhan vegetatif kelapa sawit bagi
masyarakat. Memberikan informasi tentang pupuk SP 36 terbaik untuk pertumbuhan vegetatif kelapa sawit
bagi masyarakat.
Kata kunci : Elaeis, Pupuk Anorganik, Pupuk Organik.

ABSTRACT
Application Of Solid Decanter And Sp 36 Fertilizer On Vegetative Growth Of Palm Oil Seeds (Elaeis
guineensis Jacq) Age 1 Months. Research on application of solid decanter and SP 36 fertilizer on vegetative
growth of palm oil seeds (Elaeis guineensis Jacq) age 1 month. The study was conducted for 12 weeks (3
months) from May - August 2021. The research was carried out in the Agrotechnology Experimental Garden
at Widya Gama Mahakam University Samarinda. This research uses The research method used a
Randomized Block Design (RAK) with a 4 x 4 factorial experiment consisting of 3 replications. The first
factor is P0 = No Treatment (Control), P1 = 75g/polybag, P2 = 100g/polybag, P3 = 125g/polybag. While
the second factor is SP-36 fertilizer with: S0 = No Treatment (Control), S1 = 1.5g/polybag, S2 =
2.5g/polybag, S3 = 3.5g/polybag. The expected output is to provide information about the best dose of solid
decanter for vegetative growth of falm oil for the community. Provide information about the best SP 36
fertilizer for the vegetative growth of palm oil for the community.
Keywords: inorganic fertilizer, organic fertilizer, palm.

1. PENDAHULUAN sebagai inti dan 957.817 Ha milik


Kalimantan Timur merupakan Perkebunan Besar Swasta. Produksi TBS
salah satu daerah yang mempunyai (Tandan Buah Segar) yang diolah pada
potensi pengembangan perkebunan tahun 2018 sebesar 18.343.852 ton atau
kelapa sawit yang ideal. Berdasarkan setara dengan 4.048.064 ton Crude Palm
data Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim, Oil (CPO). Dari sejumlah perusahaan
Hingga tahun 2019 luas areal kelapa perkebun an besar swasta yang telah
sawit mencapai 1.228.138 Ha yang memperoleh izin pencadangan (ijin
terdiri dari 255.919 Ha sebagai tanaman lokasi) sementara ini yang telah
plasma / rakyat, 14.402 Ha milik BUMN beroperasi membangun kebun dalam

123
Aplikasi Decanter Solid … Mahdalena dan Majid

skala yang luas baru sebanyak ± 393 merangsang pertumbuhan akar,


perusahaan (Dinas Perkebunan Provinsi khususnya akar benih dan tanaman
Kalimantan Timur 2019) muda, proses transfer energi selama
Untuk mencapai produksi yang tahap awal pertumbuhan, proses energi
mantap diperlukan upaya terpadu antara sebagai Adenosin Di Phospat (ADP)
teknik budidaya dan pengolahan atau Adenosin Tri Phospat (ATP)
sumberdaya lahan yang tepat. Berkenaan maupun penyusun kode gen pada
dengan hal tersebut masalah yang tanaman. Fosfor juga berpengaruh
dihadapi saat ini adalah selain tingkat terhadap pengaturan penggunaan
kesuburan tanah yang rendah, nitrogen oleh tanaman. (Mardianto,
penyediaan bibit yang berkualitas baik 2014)
merupakan faktor yang menentukan Tujuan Penelitian mengetahui
keberhasilan dalam produksi buah sawit. bagaimana pengaruh decanter solid dan
Pada tahap pembibitan awal (Pre pupuk SP 36 terhadap pertumbuhan
Nursery) pemeliharaan ditujukan pada vegetatif bibit kelapa sawit.
media tanam, antara lain adalah Berdasarkan uraian tersebut maka penulis
pemberian pupuk organik atau kimia tertarik untuk meneliti aplikasi decanter
untuk memperbaiki sifat fisik tanah dan solid dan pupuk SP 36 terhadap
memacu pertumbuhan pada tanaman. pertumbuhan vegetatif bibit kelapa sawit
Pembibitan adalah tahap awal yang umur 1 bulan.
penting, karena menentukan produksi
dan lama umur tanaman berproduksi. 2. BAHAN DAN METODE
(Masluki, 2015) Penelitian ini menggunakan
Limbah decanter solid dari pabrik Rancangan Acak Kelompok (RAK)
pengolahan kelapa sawit memliki potensi dengan percobaan Faktorial 4 × 4 yang
yang cukup besar untuk dimanfaatkan terdiri dari 3 ulangan sebagai berikut :
sebagai bahan pembenah tanah organik. Faktor pertama yaitu perlakuan
Kompos solid memiliki kandungan Decanter Solid (S) yang terdiri dari 4
unsur hara seperti N, P, K, Mg, dan Ca taraf : S0 = Tanpa Perlakuan (kontrol),
yang dapat menunjang pertumbuhan S1 = 75 g/polybag, S2 = 100 g/polybag,
pada tanaman. Aplikasi decanter solid S3 = 125 g/polybag. Faktor kedua
sebagai pupuk organik pada tanaman yaitu perlakuan Pupuk SP-36 (S) yang
kelapa sawit dapat meningkatkan terdiri dari 4 taraf : P0 = Tanpa
kandungan fisik, kimia, dan biologi Perlakuan (kontrol), P1 = 1,5
tanah, dan menurunkan kebutuhan pupuk g/polybag, P2 = 2,5 g/polybag,
anorganik. Kandungan protein, lemak
P3=3,5g/polybag.
dan selulosa yang begitu tinggi menjadi
pemicu salah satu mikroorganisme dapat
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tumbuh dengan baik pada decanter solid.
Pemberian perlakuan decanter
Persentase kandungan nutrisi decanter
solid berpengaruh nyata terhadap rata-
solid sangat dipengaruhi oleh kadar air
rata jumlah daun umur 30 HST dan 90
decanter solid itu sendiri.( Ardina dkk,
2018) HST dengan perlakuan terbaik pada S2
Dari sekian banyak unsur hara : 100 g/polybag. Pemberian perlakuan
yang tergoIong makro unsur fosfor (P) pupuk SP-36 tidak memberikan
merupakan salah satu yang sangat pengaruh yang nyata terhadap semua
esensial dibutuhkan tanaman. Unsur variabel pengamatan (Hanafiah, 2005).
fosfor (P) bagi tanaman berguna untuk

124
Jurnal AGRIFOR Volume XXI Nomor 1, Maret 2022 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

Secara rinci bahasan terhadap setiap berikut :


variabel pengamatan adalah sebagai

Tabel 1. Hasil pengamatan perlakuan decanter solid dan pupuk SP-36 terhadap rata-rata jumlah daun 30
HST.
SP.36
Solid Rata-rata
PO P1 P2 P3
S0 2,33 2,00 3,00 2,00 2,25ab
S1 2,00 2,00 2,33 2,00 2,25ab
S2 2,33 2,33 2,33 2,33 2,58b
S3 2,33 2,67 2,67 2,00 2,08a
Rata-rata 2,33 2,08 2,33 2,42

Tabel 2. Hasil pengamatan perlakuan decanter solid dan pupuk SP-36 terhadap rata-rata jumlah daun 90
HST.
SP.36
Solid Rata-rata
PO P1 P2 P3
S0 5,00 4,67 5,67 5,00 5,00a
S1 5,00 5,00 4,67 5,67 5,08ab
S2 5,00 5,33 5,67 5,67 5,50b
S3 5,00 5,33 6,00 5,67 5,50b
Rata-rata 5,08 5,08 5,42 5,50

Hasil analisis menunjukan bahwa yang menyebabkan daun muda lebih


pemberian perlakuan decanter Solid cepat mencapai betuk sempurna. Hal ini
sebagai pupuk berpengaruh nyata pada sesuai dengan pendapat Lakitan (2011)
pertumbuhan jumlah helai daun umur 30 bahwa ketersediaan unsur N dan P akan
HST dan 90HST, tidak berpengaruh mempengaruhi daun dalam hal bentuk
nyata terhadap jumlah helai daun umur dan jumlah. Unsur hara yang paling
60 HST dan juga tidak berpengaruh berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
nyata terhadap tinggi tanaman dan perkembangan daun adalah Nitrogen.
diameter tanaman umur 30 HST, 60 Bila tanaman kekurangan Nitrogen,
HST, dan 90 HST. maka sintetis klorofil, protein dan
Dari data diatas memperlihatkan pembentukan sel baru akan terhambat.
bahwa pada pemberian perlakuan Akibatnya tanaman tidak mampu
decanter solid (S2) yaitu 100 g membentuk organ-organ seperti daun.
menghasilkan jumlah helai daun, tinggi
tanaman, dan diameter batang dengan Tinggi Tanaman (cm)
rata-rata tertinggi. Hal ini diduga bahwa Hasil sidik ragam menunjukan
pemberian decanter solid dapat bahwa interaksi pupuk Urea dan POC
memberikan kontribusi unsur hara dan daun gamal tidak memberikan pengaruh
dapat meningkatkan pertumbuhan nyata terhadap tinggi tanaman pada
tanaman. umur 30, 75 HST dan memberikan
Decanter solid menyediakan unsur pengeruh nyata terhadap tinggi tanaman
hara N dan P, dimana unsur hara N dan P pada umur 45, 60, 90 HST. Hal ini
pada decanter solid dapat membantu diduga karena unsur hara N yang
proses pembelahan dan pembesaran sel terdapat pada pupuk Urea dan POC daun

125
Aplikasi Decanter Solid … Mahdalena dan Majid

gamal belum diserap dengan maksimal 75 HST dan memberikan pengeruh nyata
oleh tanaman terutama pada terhadap jumlah daun pada umur 15
pertumbuhan tinggi tanaman. Tetapi HST. Hal ini diduga karena unsur hara N
pada umur 15 HST pupuk Urea dan POC yang terdapat pada pupuk Urea dan POC
daun gamal mampu memberikan daun gamal belum diserap dengan
pengaruh yang sangat nyata terhadap maksimal oleh tanaman terutama pada
pertumbuhan tinggi tanaman. pertumbuhan jumlah daun. Tetapi pada
Diduga dari adanya interaksi umur 30, 45, 60, dan 90 HST pupuk
yang terjadi pada perlakuan U2G3 Urea dan POC daun gamal mampu
mampu menyediakan unsur hara yang memberikan pengaruh yang sangat nyata
dibutuhkan oleh tanaman, yang mana terhadap pertumbuhan jumlah daun.
U2 dengan dosis Urea (6 g/polybag) Diduga dari adanya interaksi yang
diyakini mampu menyediakan unsur terjadi pada perlakuan U3G3 mampu
hara N yang dibutuhkan oleh tanaman menyediakan unsur hara yang
dalam jumlah yang cukup dan sesuai, dibutuhkan oleh tanaman, yang mana U3
sedangkan pada G3 dengan dosis POC dengan dosis Urea (9 g/polybag)
daun gamal (300 ml/polybag) juga diyakini mampu menyediakan unsur hara
diyakini mampu menyediakan unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman dalam
hara N yang dibutuhkan oleh tanaman jumlah yang cukup dan sesuai,
terutama pada pertumbuhan tinggi sedangkan pada G3 dengan dosis POC
tanaman. daun gamal (300 ml/polybag) juga
Apabila kebutuhan unsur hara diyakini mampu menyediakan unsur hara
nitrogen (N) tercukupi, maka dapat N yang dibutuhkan oleh tanaman
mempercepat pertumbuhan vegetatif terutama pada pertumbuhan jumlah
tanaman seperti akar batang dan daun. daun.
Sesuai dengan penjelasan Mardianto, Tanaman akan tumbuh subur bila
(2014) mengatakan bahwa kandungan elemen yang tersedia cukup dan sesuai
unsur hara terutama nitrogen mampu dengan kebutuhan tanaman, penambahan
mendorong dan mempercepat unsur hara yang tepat akan menghasilkan
pertumbuhan dan pertambahan tinggi pertumbuhan vegetatif maupun generatif
tanaman. yang sebanding dengan unsur hara yang
Menurut Rosmarkam dan Nasih, diberikan (Lingga dan Marsono, 2010;
(2002), bahwa pupuk anorganik Prihmantoro dan Indriani, 2017).
mengandung hara (N) dalam jumlah Lakitan, (2011) juga menyatakan bahwa
cukup banyak dan sifatnya cepat tanaman yang tidak mendapatkan unsur
tersedia bagi tanaman sedangkan pupuk hara N sesuai dengan kebutuhan haranya
organik akan melepaskan hara yang akan tumbuh kerdil dan daun yang
lengkap (baik makro maupun mikro) terbentuk kecil, sebaliknya tanaman
dalam jumlah yang tidak tentu dan yang mendapatkan unsur hara N yang
relatif kecil selama proses mineralisasi, sesuai dengan kebutuhan haranya akan
sehingga dengan menambah pupuk tumbuh tinggi dan daun yang terbentuk
organik lebar dan banyak.

Jumlah Daun (helai) Diameter Batang (mm)


Hasil sidik ragam menunjukan Hasil sidik ragam menunjukan
bahwa interaksi pupuk Urea dan POC bahwa interaksi pupuk Urea dan POC
daun gamal tidak memberikan pengaruh daun gamal memberikan pengaruh
nyata terhadap jumlah daun pada umur nyata terhadap diameter batang pada

126
Jurnal AGRIFOR Volume XXI Nomor 1, Maret 2022 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

umur 30 HST. Hal ini diduga karena Berdasarkan hasil analisis dan
unsur hara N yang terdapat pada pupuk pembahasan dapat disimpulkan beberapa
Urea dan POC daun gamal belum hal, yaitu sebagai berikut :
diserap dengan maksimal oleh tanaman 1. Pemberian pupuk Urea dengan dosis
terutama pada pertumbuhan diameter yang berbeda tidak memberikan
batang. Tetapi pada umur 15, 45, 60, 75 pengaruh nyata terhadap pertumbuhan
dan 90 HST pupuk Urea dan POC daun tinggi tanaman selama penelitian
gamal mampu memberikan pengaruh dengan rata-rata tertinggi yaitu U2 (6
yang sangat nyata terhadap g/polybag), sedangkan untuk jumlah
pertumbuhan diameter batang. daun dan diameter batang
Diduga dari adanya interaksi berpengaruh sangat nyata dengan
yang terjadi pada perlakuan U3G3 perlakuan terbaik yaitu U3 (9
mampu menyediakan unsur hara yang g/polybag).
dibutuhkan oleh tanaman, yang mana 2. Pemberian POC Daun Gamal dengan
U3 dengan dosis Urea (9 g/polybag) dosis yang berbeda memberikan
diyakini mampu menyediakan unsur pengaruh yang sangat nyata terhadap
hara N yang dibutuhkan oleh tanaman pertumbuhan tinggi tanaman dan
dalam jumlah yang cukup dan sesuai, diameter batang selama penelitian
sedangkan pada G3 dengan dosis POC dengan perlakuan terbaik yaitu G3
daun gamal (300 ml/polybag) juga (300 ml/polybag) sedangkan untuk
diyakini mampu menyediakan unsur jumlah daun tidak berpengaruh nyata
hara N yang dibutuhkan oleh tanaman dengan rata-rata tertinggi yaitu G3
terutama pada pertumbuhan diameter (300 ml/polybag)
batang. 3. Interaksi kedua perlakuan pupuk Urea
Unsur hara makro yang paling dan POC Daun Gamal memberikan
banyak dibutuhkan tanaman adalah pengaruh yang nyata terhadap
unsur hara N karena sangat berperan pertumbuhan tinggi tanaman dengan
dalam fase vegetatif tanaman untuk perlakuan terbaik yaitu U2G3 (6 g
pembentukan senyawa- senyawa dan 300 ml/polybag), sedangkan
protein dalam tanaman (Ibrahim dan untuk jumlah daun dan diameter
Kasno, 2008; Jusuf dkk., 2007; Jayadi, batang berpengaruh sangat nyata
2009; Tarigan dkk., 2014; Oviyanti dengan perlakuan terbaik yaitu U3G3
dkk., 2016). Menurut Ardina dkk, (9 g dan 300 ml/polybag).
(2016) bahwa batang merupakan
daerah akumulasi tanaman khususnya UCAPAN TERIMA KASIH
pada tanaman yang lebih muda Penulis mengucapkan terima kasih
sehingga dengan adanya unsur hara N kepada Dekan Fakultas Pertanian, yang
dapat mendorong pertumbuhan telah memberikan kesempatan kepada
vegetatif tanaman, diantaranya penulis untuk melaksanakan penelitian.
pembentukan klorofil pada daun yang Penulis juga mengucapkan terima kasih
akan memacu laju fotosintesis, semakin yang sebesar-besarnya kepada
laju fotosintesis maka fitosintat yang Universitas Widya Gama Mahakam
dihasilkan akan memberikan ukuran Samarinda atas bantuan dana dan
pertambahan diameter batang yang kerjasama terutama Lembaga Penelitian
lebih besar. dan Pengabdian pada Masyarakat dalam
pelaksanaan penelitian. dan kepada
4. KESIMPULAN semua pihak yang telah membantu

127
Aplikasi Decanter Solid … Mahdalena dan Majid

dalam pelaksanaan penelitan baik di Lingga, P. dan Marsono. (2010).


lapangan maupun di laboratorium. Petunjuk Penggunaan Pupuk.
Penebar Swadaya, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Mardianto, R. (2014). Pertumbuhan dan
Hasil Cabai (Capsicum annum L.)
Ardiana, R., Anom, A., dan Armaini. Dengan Pemberian Pupuk Organik
(2016). Aplikasi Solid Pada Cair Daun Tithonia dan Gamal.
Medium Bibit Kelapa Sawit Malang. Universitas
(Elaeis guineensis Jacq.) di Main Muhammadiyah. 7 (2) : 61-68.
Nursery. Jom Faperta. 3(1).
Masluki. (2015). Penggunaan Pupuk Cair
Dinas Perkebunan. (2019). Daun Gamal (Gliricidia sepium)
Komoditi Kakao. Provinsi Untuk Pertumbuhan Bibit Tanaman
Kalimantan Timur. [Internet]. Kakao (Theobroma kakao L.)
[diunduh 2021 Maret 07]. Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Tersedian [Internet]. [diunduh 2021 Maret
pada:https://disbun.kaltimprov 15]; 4(1) 1-11. Tersedia
Pada:https://scholar.google.co.id/sc
Hadisuwito, Sukamto. (2012). Membuat
holar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=do
Pupuk Organik Cair. Jakarta :
sis+po
AgroMedia.
c+daun+gamal+terhadap+bibit+kak
Hanafiah, K. A. (2005). Rancangan ao+1+bulan&btnG=#d=gs_qabs&u
Percobaan Aplikatif. Jakarta: PT. =%23p%3DU5jPrHjqWUkJ.
Raja Grafindo Persada.
Oviyanti, F., Syarifah, S., & Hidayah, N.
Hardjowigeno, S. (2003). Klasifikasi (2016). Pengaruh pemberian pupuk
Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: organik cair daun gamal (Gliricidia
Akademik Pressindo. sepium (Jacq.) Kunth ex Walp.)
Ibrahim, A. S. dan A. Kasno. (2008). terhadap pertumbuhan tanaman
Interaksi Pemberian Kapur dan sawi (Brassica juncea L.). Jurnal
Pemupukan Urea Terhadap Kadar biota, 2(1), 61-67.
N Tanah dan Serapan N Tanaman Prihmantoro, H., & Indriani, Y. H.
Jagung (Zea mays). Balai Penelitian (2017). Petunjuk Praktis Memupuk
Tanaman Pangan, Semarang. Tanaman Buah. Bogor: Penebar
Jayadi, M. (2009). Pengaruh pupuk Swadaya Grup.
organik cair daun gamal dan pupuk Tarigan, L., Sitepu, F. E., & Lahay, R. R.
anorganik terhadap pertumbuhan (2014). Respon Pertumbuhan Bibit
tanaman jagung. Jurnal agrisistem, Kakao (Theobroma cacao L.)
5(2), 115-122. terhadap Pemberian Pupuk
Jusuf, L., Mulyati, A. M., & Sanaba, A. Kandang Ayam dan Pupuk Organik
H. (2007). Pengaruh dosis pupuk Cair. Jurnal Agroekoteknologi
organik padat daun gamal terhadap Universitas Sumatera Utara, 2(4),
tanaman sawi. Jurnal Agrisistem, 102176.
3(2), 80-89.
Lakitan, B. (2011). Dasar-Dasar Fisiologi
Tumbuhan. Rajagrafindo Persada.
Jakarta. 206 Hal.

128

Anda mungkin juga menyukai