124 241 1 SM PDF
124 241 1 SM PDF
Oleh :
Abstrak:
The growth of development and demands in people’s life have brought us problem of environmental
disputes. While there are disputes or quarrels between individuals, corporations, and state or government;
the scoop of the disputes include private law, public law, administrative law, and international law. This
writing is focused on environmental disputes based on private law, and also on the mechanism of dispute
solutions –both through litigational or non-litigational mechanism. In litigational mechanism, people
could submit a lawsuit for an act against law comitted by others based on article 1365 KUH Perdata. In
non-litigational mechanism, they need to find alternative dispute solution through processes of
negotiation, mediation, consiliation, even arbitrage. Both mechanism, basically, try to make up for
damage by compensation and also to recover environmental detriment for a better condition.
Semakin maraknya pembangunan dan juga besarnya tuntutan hidup masyarakat banyak menimbulkan
permaslahan sengketa lingkungan hidup. Sengketa tersebut bisa terjadi antara individu dengan individu,
individu dan badan hukum, badan hukum dan badan hukum, individu dan negara atau atau badan
hukum dan negara. Sengketa lingkungan ini bermacam-macam ada sengketa lingkungan keperdataan,
kepidanaan, administratif serta internasional. Pada tulisan ini penulis tertarik mengkaji mengenai apa
yang dimaksud dengan sengketa lingkungan keperdataan dan bagaimana mekanisme penyelesaian
sengeketa lingkungan keperdataan baik di dalam pengadilan ataupun di luar pengadilan. Dalam
mekanisme pengadilan para pihak yang dirugikan akan melakukan gugatan ke pengadilan karena
adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pihak lawan berdasarkan Pasal 1365 KUH
Perdata. Sedangkan mekanisme di luar pengadilan tentu akan mengikuti alur Altenatif Penyelesaian
Sengketa yang dimulai dari negosiasi, mediasi, konsiliasi dan bahkan arbitase. Pada dasarnya harapan
adanya penyelesaian sengketa lingkungan keperdataan ini adalah adanya tuntutan ganti rugi dan juga
pemulihan lingkungan hidup pada keadaan semula dan bahkan lebih baik lagi.
14
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
antara pelaku usaha dengan pihak kerugian yang bersifat masal (mass
masyarakat, tetapi juga antara sesama victim), dapat dilakukan dengan
pelaku usaha dalam hal interaksi gugatan perwakilan (class action)¸
usaha yang berekses lingkungan dan pihak lain dapat melakukan gugatan
sumberdaya, antara pelaku usaha atas nama kepentingan meskipun
dengan pemerintah / pengelola sebenarnya tidak menjadi korban
kebijakan, dan antara masyarakat (legal standing), dan lainnya. Hal-hal
dengan pemerintah pula. Bahkan demikian, merupakan kebijakan-
antar sesama masyarakat sendiri bisa kebijakan hukum yang meluaskan
terjadi sengketa menyangkut prinsip demokrasi di tengah
lingkungan, misalnya perebutan atau masyarakat, khususnya dalam rangka
penguasaan badan-badan air di desa, menghubungkan semua lapisan
pembakaran sampah menimbulkan masyarakat untuk mendukung hak-
tetangga “ribut-ribut”.1 hak dan kepentingannya melalui
saluran-saluran institusi yang terbuka
Semua ini merupakan aspek lebar (acces to justice).3
dinamika sosio-environmental, yang
mekanisme penyelesaiannya masuk Adapun tujuan penulisan tulisan
kepada institusi-institusi penyelesaian ini adalah:
sengketa. Ada pilihan yang diambil
oleh mereka yang terlibat dalam 1. Untuk mengkaji dan menganalisis
sengketa, yakni melalui pengadilan lebih dalam apa sebenarnya
yang sifatnya alternatif, atau lazim sengketa lingkungan hidup
disebut penyelesaian sengketa tersebut, apa-apa saja bentuknya
alternatif. Dikecualikan dari pilihan serta mengapa sengketa lingkungan
demikian, ialah jika menyangkut hal- hidup tersebut bisa terjadi dan efek
hal kriminal (environmental crime), apa yang di timbulkan dari
sengketa demikian harus tetap melalui sengketa lingkungan hidup
pengadilan.2 tersebut. Dalam hal ini penulis
fokus pada sengketa perdata
Mekanisme penyelesaian sengketa lingkungan.
lingkungan terutama di pengadilan,
mengalami perkembangan yang cukup 2. Untuk mendalami kajian tentang
pesat belakangan ini. Perkembangan mekanisme penyelesaian sengketa
demikian dapat dilihat dengan lingkungan hidup dari sudut
bergesernya mekanisme hukum acara keperdataan. Terutama kajian
perdata ke arah yang lebih luwes, dan mengenai mekanisme penyelesaian
mulai meninggalkan dimensi-dimensi sengketa lingkungan dalam
hukum acara perdata yang bersifat mekanisme peradilan (litigasi)
konvensional selama ini, yang maupun di luar sistem peradilan
mendasarkan kepada sumber-sumber (non litigasi)
hukum acara yang ada (terutama
HIR) misalnya dalam sengketa
1
N.H.T. Siahaan, Hukum Lingkungan, Pancuran
3
Alam, Jakarta, 2009, hal.259 Ibid, hal. 260
2
Ibid, hal. 259-260
15
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
16
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
17
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
18
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
19
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
18
Lihat pasal 88 UUPPLH-2009
19
Lihat pasal 87 ayat (1) UUPPLH-2009
20
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
21
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
27
N.H.T. Siahaan, Op.Cit, 2009, hal. 270.
25 28
Baca juga Putusan Mahkamah Agung RI tanggal Muhammad Akib, Op.Cit, 2014, hal. 190-191.
29
7 Juli 1971 No. 294/X/Sip/1971. PERMA RI No.1 Tahun 2002 Tentang Acara
26
Gatot Supramono, Op.Cit, 2013, hal. 69 Gugatan Perwakilan Kelompok.
22
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
31
Pasal 91 UUPPLH-2009 yang mengatur tentang
30
Lihat pasal 37 ayat (1) UUPLH-1997 mengatur prosedur gugatan kelompok dalam sengketa
tentang Gugatan Class Action lingkungan hidup.
23
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
24
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
(2) Hak mengajukan gugatan terbatas tentu yang dimaksud adalah biaya
pada tuntutan untuk melakukan yang nyata-nyata dapat dibuktikan
tindakan tertentu tanpa adanya telah dikeluarkan oleh organisasi
tuntutan ganti rugi, kecuali biaya lingkungan hidup. Dengan
atau pengeluaran riil. demikian yang menjadi fokus
gugatan organisasi lingkungan
(3) Organisasi lingkungan hidup bukanlah ganti rugi, tetapi
dapat mengajukan gugatan tindakan tertentu untuk pelestarian
apabila memenuhi persyaratan: fungsi lingkungan hidup, misalnya
a. berbentuk badan hukum membuat atau memperbaiki unit
pengolahan limbah, menebar
b. menegaskan di dalam kembali (restocking) bibit ikan,
anggaran dasarnya bahwa melakukan penanaman pohon di
organisasi tersebut didirikan sekitar areal perusahaan, dan lain
untuk kepentingan pelestarian sebagainya yang sifatnya untuk
fungsi lingkungan hidup dan memulihkan fungsi lingkungan
hidup atau menghilangkan
c. telah melaksanakan kegiatan penyebab pencemaran dan/atau
nyata sesuai dengan anggaran kerusakan lingkungan.36
dasarnya paling lambat 2
(dua) tahun. Dengan demikian tidak semua
oraganisasi lingkungan mempunyai
Melalui ketentuan Pasal 92 ayat hak untuk mengajukan gugatan.
(1) UUPPLH-2009 secara tegas Seperti yang telah dijelaskan diatas
diakui hak standing organisasi dimana Pasal 92 ayat (3)
lingkungan untuk mengajukan UUPPLH-2009 bahwa organisasi
gugatan untuk dan atas nama yang dapat mengajukan gugatan
kepentingan lingkungan. Hak adalah harus memenuhi tiga
standing ini diberikan selaras kriteria yaitu: pertama, berbentuk
dengan adanya pengakuan hak badan hukum, kedua, menegaskan
setiap orang, termasuk badan di dalam anggaran dasarnya
hukum atas lingkungan hidup yang bahwa organisasi tersebut didrikan
baik dan sehat.35 untuk kepentingan pelestarian
Tidak semua hal dapat digugat lingkungan hidup dan yang ketiga,
oleh organisasi lingkungan. Pasal telah melaksanakan kegiatan nyata
92 ayat (2) UUPPLH-2009 sesuai dengan anggaran dasarnya
membatasi bahwa yang dapat paling singkat 2 (dua) tahun. Jika
digugat terbatas pada tuntutan salah satu persyaratan di atas tidak
untuk hak melakukan tindakan terpenuhi maka gugatan tidak
tertentu tanpa adanya tunttutan dapat diterima. Hal ini
ganti rugi, kecuali biaya atau dimaksudkan bahwa gugatan
pengeluaran riil. Meskipun tidak benar-benar diajukan oleh
ada penjelasan apa yang dimaksud organisasi lingkungan yang
dengan biaya atau pengeluaran riil, kredibel serta mempunyai program
35 36
Muhammad Akib, Op.Cit, 2014, hal.199. Ibid, hal.199-200
25
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
Law Suit
Citizen lawsuit yang merupakan
Citize Lawsuit sendiri lahir dari mekanisme beracara di
negara-negara yang menganut pengadilan, dimaksudkan untuk
sistem hukum Common Law, dan
dalam sejarahnya citizen lawsuit 38
Gatot Supramono, Op.Cit, 2013, hal. 75.
39
Ibid, hal,75-76 dikutip dari Darmi, Mari Mengenal
37
Baca Pasal 73 Undang-Undang Nomor 41 Tahun Gugatan Warga Negara (Citizen Lawsuit),
1999 tentang Kehutanan. htpp;/www.acehinstitute.org, 24 Agustus 2011.
26
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
27
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
28
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
45 46
Bahwasannya Penyelesaian sengketa lingkungan Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dalam
hidup di luar pengadilan (non litigasi) diatur dalam perspektif keperdataan melalui Pengadilan diatur
Pasal 85 dan 86 UUPPLH -2009. pada Pasal 87, 88, dan 89, UUPPLH-2009.
29
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
30
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
31
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
32
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
33
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
34
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan
35
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016