Anda di halaman 1dari 22

Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP DALAM


PERSPEKTIF HUKUM PERDATA LINGKUNGAN

Oleh :

Indah Sari, SH, M.Si


Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Unsurya) dan
aktif di LKBH Fakultas Hukum Unsurya serta anggota Asosiasi Dosen Seluruh Indonesia (ADI)
Email : (indah.alrif.@gmail.com)
--------------------------------------------------------------------------------------------------

Abstrak:

The growth of development and demands in people’s life have brought us problem of environmental
disputes. While there are disputes or quarrels between individuals, corporations, and state or government;
the scoop of the disputes include private law, public law, administrative law, and international law. This
writing is focused on environmental disputes based on private law, and also on the mechanism of dispute
solutions –both through litigational or non-litigational mechanism. In litigational mechanism, people
could submit a lawsuit for an act against law comitted by others based on article 1365 KUH Perdata. In
non-litigational mechanism, they need to find alternative dispute solution through processes of
negotiation, mediation, consiliation, even arbitrage. Both mechanism, basically, try to make up for
damage by compensation and also to recover environmental detriment for a better condition.

Semakin maraknya pembangunan dan juga besarnya tuntutan hidup masyarakat banyak menimbulkan
permaslahan sengketa lingkungan hidup. Sengketa tersebut bisa terjadi antara individu dengan individu,
individu dan badan hukum, badan hukum dan badan hukum, individu dan negara atau atau badan
hukum dan negara. Sengketa lingkungan ini bermacam-macam ada sengketa lingkungan keperdataan,
kepidanaan, administratif serta internasional. Pada tulisan ini penulis tertarik mengkaji mengenai apa
yang dimaksud dengan sengketa lingkungan keperdataan dan bagaimana mekanisme penyelesaian
sengeketa lingkungan keperdataan baik di dalam pengadilan ataupun di luar pengadilan. Dalam
mekanisme pengadilan para pihak yang dirugikan akan melakukan gugatan ke pengadilan karena
adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pihak lawan berdasarkan Pasal 1365 KUH
Perdata. Sedangkan mekanisme di luar pengadilan tentu akan mengikuti alur Altenatif Penyelesaian
Sengketa yang dimulai dari negosiasi, mediasi, konsiliasi dan bahkan arbitase. Pada dasarnya harapan
adanya penyelesaian sengketa lingkungan keperdataan ini adalah adanya tuntutan ganti rugi dan juga
pemulihan lingkungan hidup pada keadaan semula dan bahkan lebih baik lagi.

I. Pendahuluan bidang industri, bisnis agrikultur


(pertanian, perkebunan dan
Belakangan ini makin banyak
perikanan), agroforestry (bisnis
kasus lingkungan yang bermunculan
komoditi kehutanan), property,
di tengah masyarakat, seiring dengan
konstruksi dan sebagainya. Kasus-
pesatnya dinamika aktivitas yang
kasus lingkungan, tidak hanya terjadi
terdapat di masyarakat seperti di

14
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

antara pelaku usaha dengan pihak kerugian yang bersifat masal (mass
masyarakat, tetapi juga antara sesama victim), dapat dilakukan dengan
pelaku usaha dalam hal interaksi gugatan perwakilan (class action)¸
usaha yang berekses lingkungan dan pihak lain dapat melakukan gugatan
sumberdaya, antara pelaku usaha atas nama kepentingan meskipun
dengan pemerintah / pengelola sebenarnya tidak menjadi korban
kebijakan, dan antara masyarakat (legal standing), dan lainnya. Hal-hal
dengan pemerintah pula. Bahkan demikian, merupakan kebijakan-
antar sesama masyarakat sendiri bisa kebijakan hukum yang meluaskan
terjadi sengketa menyangkut prinsip demokrasi di tengah
lingkungan, misalnya perebutan atau masyarakat, khususnya dalam rangka
penguasaan badan-badan air di desa, menghubungkan semua lapisan
pembakaran sampah menimbulkan masyarakat untuk mendukung hak-
tetangga “ribut-ribut”.1 hak dan kepentingannya melalui
saluran-saluran institusi yang terbuka
Semua ini merupakan aspek lebar (acces to justice).3
dinamika sosio-environmental, yang
mekanisme penyelesaiannya masuk Adapun tujuan penulisan tulisan
kepada institusi-institusi penyelesaian ini adalah:
sengketa. Ada pilihan yang diambil
oleh mereka yang terlibat dalam 1. Untuk mengkaji dan menganalisis
sengketa, yakni melalui pengadilan lebih dalam apa sebenarnya
yang sifatnya alternatif, atau lazim sengketa lingkungan hidup
disebut penyelesaian sengketa tersebut, apa-apa saja bentuknya
alternatif. Dikecualikan dari pilihan serta mengapa sengketa lingkungan
demikian, ialah jika menyangkut hal- hidup tersebut bisa terjadi dan efek
hal kriminal (environmental crime), apa yang di timbulkan dari
sengketa demikian harus tetap melalui sengketa lingkungan hidup
pengadilan.2 tersebut. Dalam hal ini penulis
fokus pada sengketa perdata
Mekanisme penyelesaian sengketa lingkungan.
lingkungan terutama di pengadilan,
mengalami perkembangan yang cukup 2. Untuk mendalami kajian tentang
pesat belakangan ini. Perkembangan mekanisme penyelesaian sengketa
demikian dapat dilihat dengan lingkungan hidup dari sudut
bergesernya mekanisme hukum acara keperdataan. Terutama kajian
perdata ke arah yang lebih luwes, dan mengenai mekanisme penyelesaian
mulai meninggalkan dimensi-dimensi sengketa lingkungan dalam
hukum acara perdata yang bersifat mekanisme peradilan (litigasi)
konvensional selama ini, yang maupun di luar sistem peradilan
mendasarkan kepada sumber-sumber (non litigasi)
hukum acara yang ada (terutama
HIR) misalnya dalam sengketa

1
N.H.T. Siahaan, Hukum Lingkungan, Pancuran
3
Alam, Jakarta, 2009, hal.259 Ibid, hal. 260
2
Ibid, hal. 259-260

15
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

II. Permasalahan juga meliputi sengketa-sengketa


yang terjadi karena adanya
Adapun permasalahan yang penulis rencana-rencana kebijakan
angkat dalam tulisan ini adalah: pemerintah dalam bidang
pemanfaatan dan peruntukan
a. Apa yang dimaksud dengan
lahan, pemanfaatan hasil hutan,
sengketa lingkungan hidup?
kegiatan penebangan, rencana
b. Bagaimanakah bentuk dan pembangunan pembangkit tenaga
mekanisme penyelesaian sengketa listrik, rencana pembangunan
lingkungan hidup dalam perspektif waduk, rencana pembangunan
hukum perdata lingkungan? saluran udara tegangan tinggi.
Dengan demikian sengketa
III. Pembahasan lingkungan mencakup konteks
yang relatif luas. 5
A. Sengketa Lingkungan Hidup
Akan tetapi, UUPLH-1997 dan
Sengketa lingkungan hidup UUPPLH-2009 menganut
dapat dirumuskan dalam arti luas perumusan sengketa lingkungan
dan arti sempit. Dalam pengertian dalam arti sempit.6 Sengketa
luas sengketa lingkungan hidup lingkungan hidup dalam
adalah perselisihan kepentingan UUPPLH-2009 dirumuskan dalam
antara dua pihak atau lebih yang Pasal 1 butir 25 sebagai
timbul sehubungan dengan “perselisihan antara dua pihak atau
pemanfaatan sumber daya alam. lebih yang timbul dari kegiatan
Pemanfaatan sumber daya alam di berpotensi dan /atau telah
samping memberikan manfaat berdampak pada lingkungan
pada sekelompok orang, juga dapat hidup”.7 Jadi fokusnya masih pada
menimbulkan kerugian kepada kegiatan, belum mencakup
kelompok lain, atau setidaknya kebijakan atau program
meletakkan risiko kerugian kepada pemerintah yang berkaitan dengan
kelompok lain. Sering kali manfaat masalah-masalah lingkungan
dari suatu kegiatan pemanfaat hidup. Dalam UUPLH-1997
sumber daya alam dilihat secara pengertian sengketa lingkungan
makro, sementara risiko atau dirumuskan dalam Pasal 1 butir 19
dampak negatif dari kegiatan itu yaitu “perselisihan antara dua
dirasakan oleh sekelompok kecil pihak atau lebih yang ditimbulkan
orang.4 oleh adanya atau diduga adanya
Sengketa lingkungan hidup
(environmental disputes) sebenarnya
tidak terbatas pada sengketa-
sengketa yang timbul karena 5
Ibid, hal. 270-271-
6
peristiwa pencemaran atau Lihat lebih lanjut Undang-Undang Lingkungn
Hidup Nomor 23 Tahun 1997 dan Undang-Undang
perusakan lingkungan hidup, tetapi Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Nomor 32 Tahun 2009.
7
Lihat lebih lanjut Pasal 1 ayat 25 Undang-Undang
4
Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia, Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rajawali Pers, Jakarta, 2015, hal. 270. (UUPPLH) Nomor 32 Tahun 2009.

16
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

pencemaran atau perusakan di lain pihak. Aparat pemerintah


lingkungan hidup”.8 kadang-kadang terlibat dalam
sengketa dalam kedudukan sebagai
Kegiatan – kegiatan ekonomi tergugat karena perannya sebagai
seperti pendirian sebuah pabrik, pihak yang memberikan izin atas
penetapan lokasi pembuangan kegiatan yang menimbulkan
limbah, pembangunan waduk, dampak negatif. Jenis sengketa
pengambilan bahan tambang dan lingkungan hidup yang pertama
hasil hutan yang dapat merugikan dikatakan bercorak perdata murni,
kepentiangan suatu kelompok sedangkan jenis yang kedua
dalam masyarakat sehingga dapat bercorak administratif.10
menimbulkan sengketa dapat Pembahasan selanjutnya penulis
digolongkan ke dalam sengketa akan mengkaji lebih dalam lagi
lingkungan. Ancaman terhadap sengketa lingkungan dalam
hak dan kepentingan sah dari suatu perspektif hukum perdata atau
kelompok dalam masyarakat juga bercorak keperdataan.
berarti dapat menganggu
lingkungan sosial masyarakat yang B. Sengketa Lingkungan Hidup
bersangkutan.9 dalam Perspektif Hukum Perdata
Lingkungan
Sengketa lingkungan berkisar
kepada kepentingan-kepentingan Pengertian Hukum Lingkungan
atau kerugian – kerugian yang Keperdataan
bersifat otonom, misalnya hilang
atau terancamnya mata pencarian Hukum lingkungan keperdataan
dan pemerosotan kualitas atau (privaatrechtelijk milieurecht)
nilai ekonomi dari hak-hak merupakan salah satu dari berbagai
kebendaan, dan juga berkaitan aspek hukum lingkungan lainnya.
dengan kepentingan-kepentingan Sebagaimana yang dikatakan
non ekonomi sifatnya. Misalnya Drupsteen, bahwa hukum
terganggunya kesehatan, kegiatan lingkungan meliputi pula aspek
rekreasional, keindahan dan hukum administrasi, pidana, pajak,
kebersihan lingkungan. Diihat dari bahkan hukum internasional yang
pihak yang terlibat, sengketa- dalam perkembangannya telah
sengketa lingkungan tidak selalu menjadi bidang hukum yang
berupa pertikaian antara anggota- berdiri sendiri.11
anggota masyarakat di satu pihak
Dari segi substansinya, secara
dengan pengusaha atau industri di
umum hukum lingkungan
lain pihak, tetapi juga pertikaian
keperdataan menurut Munadjad
antara anggota-anggota
Danusaputro mengandung
masyarakat di satu pihak dengan
pengusaha dan aparat pemerintah
10
Ibid, hal. 271-272
11
Muhammad Akib, Hukum Lingkungan Perspektif
8
Lihat lebih lanjut Pasal 1 butir 19 Undang-Undang Global dan Nasional, Rajawali Pers, Jakarta, 2014,
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) Nomor hal. 179 dan lihat juga Drupsteen, Nederlands
23 Tahun 1997. Milieurecht in Kort Bestek, 2e herziene druk,
9
Takdir Rahmadi, Op.Cit, 2015, hal. 271. (Zwolle: W.E.J. Tjeeenk Willink, 1978).

17
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

ketentuan-ketentuan yang lingkungan keperdataan terutama


mengatur tatanan masyarakat mengatur perlindungan hukum
orang-seorang berikut badan- bagi korban pencemaran dan/atau
badan hukum perdata dan perusakan lingkungan akibat
hubungan yang melandasi orang- perbuatan pencemar yang
seorang berikut badan-badan menimbulkan kerugian bagi korban
hukum perdata satu sama lain, dan menyebabkan penderita berhak
begitu pula yang melandasi mengajukan gugatan ganti
hubungan hukum orang-seorang kerugian terhadap pencemar.14

berikut badan-badan hukum


perdata berhadapan dengan Dari pendapat diatas, jelaslah
badan-badan negara, manakala bahwa hukum lingkungan
badan-badan negara tersebut keperdataan secara substansial
bertindak sebagai badan hukum memuat ketentuan yang berkaitan
perdata dalam menyelenggarakan dengan pemenuhan hak-hak
hak dan kewajibannya.12 Pendapat keperdataan seseorang. Kelompok
ini masih bersifat umum, karena orang dan badan hukum perdata
hanya menekankan pada dalam kaitannya dengan
pengaturan tatanan hubungan lingkungan hidup yang baik dan
keperdataan pada umumnya dan sehat. Jika hak-hak keperdataan ini
belum difokuskan pada hubungan dirugikan oleh salah satu pihak,
keperdataan dalam bidang misalnya karena terjadi
lingkungan hidup. Hubungan pencemaran atau perusakan
keperdataan dalam bidang lingkungan, maka dalam upaya
lingkungan akan terkait dengan perlindungan hukumnya
pemenuhan hak dan kewajiban digunakan sarana hukum
antar individu atau kelompok lingkungan keperdataan.
mengenai lingkungan hidup yang Perlindungan lingkungan bagi
baik dan sehat. Jika hak salah satu korban pencemaran dan/atau
pihak dirugikan, maka ia dapat kerusakan lingkungan diberikan
meminta segera dihentikannya dengan cara memberikan hak
perbuatan yang menimbulkan kepada penggugat untuk
kerugian itu dan sekaligus mengajukan gugatan ganti
menuntut ganti kerugian serta kerugian atau tindakan pemulihan
pemulihan hak-hak yang lingkungan terhadap pencemar.15
dirugikan.13
Strict Liability
Pendapat lain yang lebih tegas
Perkembangan mengenai
mengenai pengertian hukum
kepentingan korban atas kerugian-
lingkungan keperdataan
kerugian yang diderita dari
dikemukan oleh Siti Sundari berbagai aktifitas yang berbahaya
Rangkuti, bahwa hukum
14
Ibid, hal.180 dan baca juga Siti Sundari Rangkuti,
12
Ibid, hal. 179 , di kutip dari Munajat Hukum Lingkungan dan kebijaksanaan Lingkungan
Danusaputro, Hukum Lingkungan, Buku I: Umum, Nasional, Universitas Airlangga Pers, Surabaya,
Cet, Kedua, (Bandung: Bina Cipta, 1985),hal.110. 2000, hal. 261.
13 15
Ibid, hal 180. Ibid, hal. 180.

18
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

tetapi sulit membuktikan kesalahan mematikan langsung. Bentuk lain


dari si pelaku, melahirkan sistem dari akibat (effect) yang merugikan
pertanggungjawaban khusus. lingkungan, yakni suatu akibat
Sistem demikian disebut dengan tetapi tidak dengan mematikan
Strict Liability dikenal seiring langsung tetapi tidak jarang pula
dengan begitu rumitnya bersifat kemudian (long term effect),
(complicated) mengenai aspek artinya baru diketahui setelah
pertanggungjawaban perdata di berselang lama, misalnya setelah
bidang lingkungan. Beberapa setahun atau lebih; dan c. Long term
faktor kesulitan mengidentifikasi effect, yakni akibat yang baru
luasan kerusakan/pencemaran diketahui setelah berlangsungnya
lingkungan yang menjadi objek jangka waktu berselang lama.
tanggungjawab terkait kepada
faktor-faktor:16 Keempat, terkait pula kepada
faktor-faktor perubahan ekologis
Pertama, menelusuri aspek (ecological effect) yang memerlukan
kausalitas dari kerusakan / bantuan teknis.
pencemaran lingkungan tidaklah
mudah karena media - media UUPLH-1997 menyadari hal-
penyebab pencemaran/perusakan hal demikian dan merumuskan
(substances) bisa sangat khusus dan asas tanggung jawab strict liability
toksis. kepada kegiatan tertentu. Kegiatan
tertentu tersebut adalah dampak
Kedua, sifat kerusakan besar dan penting, penggunaan
tergantung pada media lingkungan bahan berbahaya dan beracun (B3),
yang tercemar atau rusak, jadi ada dan yang menghasilkan limbah B3.
karakter lingkungan yang spesifik Asas strict liability dapat dilihat
dan tidak bersifat mendasar Pasal 35 ayat (1) UUPLH 1997
(general). yang selengkapannya sebagai
berikut:17
Ketiga, sifat proses bekerjanya
media – media penyebab “Penanggungjawab usaha
pencemaran yang menimbulkan dan/atau kegiatan yang usaha
akibat (effect). Sifat dari media- kegiatannya menimbulkan dampak
media penyebab kerugian-kerugian besar dan penting terhadap lingkungan
lingkungan ada yang menimbulkan hidup, yang menggunakan bahan
akibat seketika (direct effect). Akibat berbahya dan beracun, dan/atau
seketika inipun perlu pula menghasilkan limbah bahan
dibedakan; a. bersifat direct lethal berbahaya dan beracun,
effect, yakni akibat pencemaran bertanggungjawab secara mutlak atas
berupa kematian kepada organisma kerugiaan yang ditimbulkan, dengan
atau manusia dengan tempo yang kewajiban membayar gantirugi secara
singkat setelah peristiwa/ kejadian; langsung dan seketika pada saat
b. Bersifat sub-lethal effect, yakni
suatu akibat tetapi tidak dengan
17
Baca Pasal 35 ayat (1) UUPLH- 1997 mengatur
16
N.H.T. Siahaan, Op.Cit, 2009, hal. 336-337. tentang Strict Liability.

19
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

terjadinya pencemaran dan/atau 1. Ganti rugi kepada orang yang


kerusakan lingkungan hidup” menderita kerugian akibat
pencemaran dan/ atau
Sedangkan mengenai Strict kerusakan lingkungan.
Liablity (tanggung jawab mutlak )
dalam UUPPLH-2009 menurut 2. ganti rugi kepada lingkungan
Pasal 88 dinyatakan bahwa:18 hidup itu sendiri

“Setiap orang yang tindakannya, Selain kewajiban membayar ganti


usahanya, dan/atau mengelola limbah rugi tersebut pencemar dan/atau
B3, dan/atau yang menimbulkan perusak lingkungan dapat
ancaman serius terhadap lingkungan dikenakan tindakan hukum
hidup bertanggungjawab mutlak atas tertentu, misalnya perintah untuk:
kerugian yang terjadi tanpa perlu
pembuktian unsur kesalahannya.” a. memasang atau memperbaiki
unit pengolahan limbah
Akhirnya kita dapat sehingga limbah sesuai dengan
menyimpulkan bahwa unsur-unsur baku mutu lingkungan hidup
dari Strict Liability meliputi: yang ditentukan.

1. Adanya suatu perbuatan atau b. memulihkan fungsi lingkungan


kegiaatan hidup; dan/atau

2. Menimbulkan dampak besar c. menghilangkan atau


dan penting bagi lingkungan memusnahkan penyebab
hidup timbulnya pencemaran dan /
atau perusakan lingkungan
3. Menggunakan atau hidup
menghasilkan bahan/limbah
berbahaya dan beracun Dalam kaitannya dengan
pembebanan untuk melakukan
4. Tanggungjawab timbul secara tindakan hukum tersebut, dalam
mutlak Pasal 87 ayat (3) dan ayat (4)
UUPPLH 2009 ditentukan bahwa
5. Tanggungjawab secara langsung
pengadilan dapat menetapkan
dan seketika pada saat
pembayaran uang paksa terhadap
pencemaran/perusakan
setiap hari keterlambatan atas
lingkungan.
pelaksanaan putusan pengadilan.
Ganti Rugi, Tindakan Tertentu, Besarnya uang paksa diputuskan
dan Pembayaran Uang Paksa berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Pembayaran uang paksa
Menurut Pasal 87 ayat (1) ini harus melalui pengadilan untuk
UUPPLH 2009, ada dua jenis ganti menjamin agar putusannya
rugi yaitu:19 dilaksanakan, sehingga berbeda
dengan maksud uang paksa

18
Lihat pasal 88 UUPPLH-2009
19
Lihat pasal 87 ayat (1) UUPPLH-2009

20
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

(dwangsom) sebagai sanksi hukum Kemungkinan dapat terjadi


adimistrasi.20 gugatan terhadap hilangnya mata
pencarian (loss of income) karena
Dalam UUPPLH-2009 tidak cacat fisik (loss of ability to work).
dinyatakan bagaimana bentuk, Disamping itu, bentuk ganti
jenis dan besaranya ganti rugi yang kerugiaan dapat pula menyangkut
dapat digugat. Untuk itu sebagai hilangnya kesempatan untuk
perbandingan menurut menikah (the loss of oppurtunity for
Yurisprudensi di Jepang bahwa marriage).22
tuntutan terhadap korban
pencemaran tidak hanya terbatas C. Gugatan dalam Hukum Perdata
pada biaya perawatan medik, Lingkungan Gugatan Perorangan
melainkan meliputi rasa sakit dan
penderitaan cacat. Bahkan menurut Setiap peristiwa lingkungan
Yurisprudensi kasus Nigata dan hidup yang berupa pencemaran
Komamoto, ganti kerugiaan yang maupun perusakan pada umumnya
dituntut dapat berupa hilangnya warga masyarakat sekitarnya
kesempatan untuk menikah, merasa dirugikan karena
hilangnya mata pencarian, dan kehidupannya terganggu antara
terhadap keluarga yang lain udara kotor, bau tidak sedap,
ditinggalkan oleh penderita yang air tidak dapat dimanfaatkan,
meninggal dunia dapat menuntut banjir dan sebagainya. Warga
ganti kerugiaan berupa: bantuan masyarakat yang dirugikan
kekurangan pada anak yang masih mempunyai hak menggugat
ditanggung suami/istri, orang tua terhadap pihak yang menyebabkan
dan anak yang belum dewasa, terganggunya lingkungan hidup.23
tunjangan anak, wanita hamil yang
Warga yang menggugat
terganggu kandungannya dan
mempunyai hubungan langsung
sebagainya. Dalam kasus ini pada
dengan peristiwanya karena
umumnya penggugat hanya
mereka sebagai korban, dan
menggugat hal yang berhubungan
tujuannya adalah untuk
dengan derita dan emosional dan
mendapatkan ganti kerugian.
mental serta biaya pengacara .21
Selain itu, gugatan bertujuan agar
pihak tergugat melakukan
pemulihan lingkungan hidup yang
20
Baca Pasal 87 ayat (3) dan (4) UUPPLH-2009 rusak. Gugatan ke pengadilan
mengenai besarnya pembayaran uang paksa dalam dapat diajukan secara sendiri-
sengketa perdata lingkungan.
21
Muhammad Akib. Op.Cit, 2014, hal 190 yang sendiri.24
dikutip dari Siti Sundari Rangkuti, Hukum
Lingkungan Keperdataan, Tanggung Gugat Pencemar Hak gugat hanya dapat
dan Beban Pembuktian, Bahan Penataran, Penataran
Nasional Hukum Lingkungan Eks Kerjasama
dipergunakan oleh subjek hukum
Hukum Indonesai-Belanda, Surabaya, Fakultas
Hukum Unair, 11-17 Januari 1994 , hal. 295 dan Siti
22
Sundari Rangkuti, Inovasi Hukum lingkungan: Dari Ius Ibid.
23
Constitutum ke Ius Constituendum, Pidato Gatot Supramono, Penyelesaian Sengketa
Pengukuhan, Peresmian Penerimaan Guru Besar Lingkungan Hidup Di Indonesia, Penerbit Rineka
pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga , Cipta, Jakarta, 2013, hal. 69
24
Surabaya, 11 Mei 1991, hal.14, Ibid, hal. 69

21
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

apabila memiliki kepentingan yang bersistem anglo-saxon yang


hukum yang cukup (point d’intered, mengenal lembaga tersebut.27
point d’action). Hal tersebut sesuai
dengan Putusan Mahkamah Agung Dalam hukum lingkungan
RI tanggal 7 Juli 1971 No. keperdataan tidak selalu terdapat
294/X/Sip/1971 yang menyatakan sengketa lingkungan antar
bahwa gugatan harus diajukan oleh individu, tetapi juga atas nama
orang yang mempunyai hubungan kelompok masyarakat dengan
hukum (Zahir,1999).25 Pengajuan kepentingan yang sama melalui
gugatan perorangan ini sesuai gugatan kelompok (class action)
dengan prinsip hukum perdata atau yang di Amerika dikenal
sebagai hukum pribadi, kerena dengan “actio popularis”. Gugatan
masing-masing orang memiliki perdata dalam perkara lingkungan
kemauan tidak sama. Dalam tidak saja menyangkut hak milik
sengketa lingkungan hidup atau kerugian, tetapi juga
walaupun kepentingan masing- kepentingan lingkungan yang baik
masing korban sama untuk dan sehat bagi masyarakat.
meminta ganti kerugian akan tetapi Peranan class action penting dalam
besarnya kerugian yang berbeda- kasus pencemaran yang
beda.26 menyangkut a mass of people,
dipedesaan, yaitu rakyat biasa yang
Gugatan Kelompok (Class Action) awam dalam ilmu.28

Istilah class action (CA) atau Mahkamah Agung (PERMA)


yang disebut pula dengan actio RI No.1 Tahun 2002 tentang Acara
popularis diartikan dalam bahasa Gugatan Perwakilan Kelompok.
Indonesia secara beragam disebut Dalam Pasal 1 huruf a Peraturan
dengan gugatan perwakilan, Mahkamah Agung ini ditentukan
gugatan kelompok atau ada juga bahwa:29
yang menyebutnya gugatan yang
“Gugatan Perwakilan kelompok
berwakil. Terminologi ini pada
adalah suatu tata cara pengajuan,
awalnya merupakan terminologi
dalam mana satu orang atau lebih
hukum acara yang dipakai dalam
yang mewakili kelompok mengajukan
sistem common law. Sistem
gugatan untuk diri atau diri-diri
Hukum Acara Perdata Indonesia
mereka sendiri dan sekaligus mewakili
yang didasarkan pada HIR
sekelompok orang yang jumlahnya
(Herziene Indlands Reglement) atau
banyak, yang memiliki kesamaan fakta
RBg (Reglement Buitengewesten)
atau dasar hukum antara wakil
pada dasarnya tidak mengenal
kelompok dan anggota kelompok yang
mekanisme gugatan class action.
dimaksud.”
Hanya kebanyakan negara-negara

27
N.H.T. Siahaan, Op.Cit, 2009, hal. 270.
25 28
Baca juga Putusan Mahkamah Agung RI tanggal Muhammad Akib, Op.Cit, 2014, hal. 190-191.
29
7 Juli 1971 No. 294/X/Sip/1971. PERMA RI No.1 Tahun 2002 Tentang Acara
26
Gatot Supramono, Op.Cit, 2013, hal. 69 Gugatan Perwakilan Kelompok.

22
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

Apakah dalam Undang-Undang d. kerugian karena pencemaran


Perlindungan dan Pengelolaan atau perusakan lingkungan
Lingkungan Hidup juga diatur hidup.
gugatan class action? Gugatan class
action tidak mendapat pengaturan Gugatan class action kemudian
dalam UULH-1982. Prosedur ini diatur kembali dalam Pasal 91
baru diatur melalui Pasal 37 ayat UUPPLH-2009 yang
(1) UUPLH-1997, di mana menentukan:31

dinyatakan bahwa :30 (1) Masyarakat berhak


“ Masyarakat berhak mengajukan mengajukan gugatan
gugatan perwakilan ke pengadilan perwakilan kelompok untuk
dan/atau melaporkan ke penegak kepentingan dirinya sendiri
hukum mengenai masalah lingkungan dan/atau untuk kepentingan
hidup yang merugikan perikehidupan masyarakat apabila mengalami
masyarakat” kerugian akibat pencemaran
dan / atau kerusakan
UUPLH-1997 tidak lingkungan hidup.
menjelaskan apa yang dimaksud
dengan gugatan perwakilan. Akan (2) Gugatan dapat diajukan
tetapi jika kita lihat mengenai apabila terdapat kesamaan
penjelasan Pasal 37 ayat (1) diatas, fakta atau peristiwa, dasar
dikatakan bahwa yang dimaksud hukum, serta jenis tuntutan
hak mengajukan gugatan diantara wakil kelompok dan
perwakilan adalah hak kelompok anggota kelompoknya.
kecil masyarakat untuk bertindak (3) Ketentuan mengenai hak
mewakili masyarakat dalam gugat masyarakat
jumlah besar yang dirugikan atas dilaksanakan sesuai dengan
dasar kesamaaan permasalahan, peraturan perundang-
fakta hukum, dan tuntutan yang
undangan.
ditimbulkan karena pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan Dari uraian diatas sudah jelas
hidup. sengketa lingkungan hidup
mengenal adanya gugatan
Jika mau diuraikan maka unsur- perwakilan di Indonesia sudah
unsur dari gugatan perwakilan diatur dalam UUPLH-1997 dan
menurut UUPLH-1997 adalah: UUPPLH-2009. Sebenarnya
a. sekelompok kecil masyarakat gugatan perwakilan merupakan
penyerapan dari konsep class action
b. mewakili masyarakat korban yang dikenal dalam sistem Anglo
Saxon. Pengertian class action
c. berdasarkan kesamaan masalah, dalam Pasal 23 Hukum Acara
fakta hukum dan tuntutan Perdata Amerika Serikat (the US

31
Pasal 91 UUPPLH-2009 yang mengatur tentang
30
Lihat pasal 37 ayat (1) UUPLH-1997 mengatur prosedur gugatan kelompok dalam sengketa
tentang Gugatan Class Action lingkungan hidup.

23
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

Rules of Civil Prosedure) adalah: Gugatan Legal Standing


“one more members of a class to use or
to be sued as representative parties on Gugatan terhadap perkara
the behalf of all”. Prasyarat untuk lingkungan tidak saja menyangkut
mengajukan gugatan class action hak milik atau kerugian, tetapi juga
adalah sebagai berikut:32 kepentingan lingkungan yang baik
dan sehat bagi warga masyarakat.
1) the class is so numerous that joinder Dalam rangka untuk kepentingan
of all members is impracticable lingkungan inilah diperlukan
adanya kewenangan menggugat
2) there are questions of law or fact (ius standi/legal standing/standing to
common to the class sue) dari organisasi lingkungan.
3) the claims or defenses of the Namun demikian penerapan legal
representatives parties are typical of standing organisasi lingkungan ini
the claims or defenses of the class, tidaklah mudah, karena ada
and representatives parties will doktrin hukum perdata tradisional
fairly and adequately protect the yang menganut asas “tiada gugatan
interests of the calss. tanpa kepentingan hukum” (point
d’interest, point d’ action) yang hanya
Belakangan ini sistem gugatan memungkinkan kewenangan
class action cukup banyak menggugat atas dasar kepentingan
diterapkan dalam berbagai dan hubungan hukum dengan
gugatan yang menyangkut tergugat serta menimbulkan
kepentingan dan kebijakan publik. kerugian. 33

Bahkan bukan saja dalam masalah


lingkungan, tetapi juga dalam Pengakuan secara tegas
masalah masalah yang mengenai legal standing organisasi
menyangkut kebijakan politik, lingkungan semula terdapat dalam
penetapan harga, pemecatan Pasal 38 UUPLH-1997. Ketentuan
buruh, periklanan, konsumen dan ini diatur kembali dalam Pasal 92
lain-lain. Pada intinya dalam UUPPLH-2009 yang
mengajukan gugatan perwakilan menentukan: 34

kelompok (class action) apabila


(1) Dalam rangka pelaksanaan
terdapat kesamaan fakta atau
tanggung jawab perlindungan dan
peristiwa, dasar hukum, serta jenis
pengelolaan lingkungan hidup,
tuntutan di antara wakil kelompok
organisasi lingkungan hidup
dan anggota kelompoknya.
berhak mengajukan gugatan
Kesamaan dimaksud tidak lain
untuk kepentingan pelestarian
adalah kerugian akibat pencemaran
fungsi lingkungan hidup.
dan/atau kerusakan lingkungan
hidup. 33
Muhammad Akib, Op.Cit, 2014, hal. 194 dikutip
dari Siti Sundari Rangkuti, Inovasi Hukum
Lingkungan: Dari Ius Constitutum ke Ius Constituendum,
Pidato Pengukuhan, Peresmian Penerimaan Guru
Besar pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga ,
Surabaya, 11 Mei 1991. hal. 18
34
Baca Pasal 38 UUPLH-1997 dan Pasal 92
32
Takdir Rahmadi, Op.Cit, 2015, hal.274 UUPPLH-2009.

24
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

(2) Hak mengajukan gugatan terbatas tentu yang dimaksud adalah biaya
pada tuntutan untuk melakukan yang nyata-nyata dapat dibuktikan
tindakan tertentu tanpa adanya telah dikeluarkan oleh organisasi
tuntutan ganti rugi, kecuali biaya lingkungan hidup. Dengan
atau pengeluaran riil. demikian yang menjadi fokus
gugatan organisasi lingkungan
(3) Organisasi lingkungan hidup bukanlah ganti rugi, tetapi
dapat mengajukan gugatan tindakan tertentu untuk pelestarian
apabila memenuhi persyaratan: fungsi lingkungan hidup, misalnya
a. berbentuk badan hukum membuat atau memperbaiki unit
pengolahan limbah, menebar
b. menegaskan di dalam kembali (restocking) bibit ikan,
anggaran dasarnya bahwa melakukan penanaman pohon di
organisasi tersebut didirikan sekitar areal perusahaan, dan lain
untuk kepentingan pelestarian sebagainya yang sifatnya untuk
fungsi lingkungan hidup dan memulihkan fungsi lingkungan
hidup atau menghilangkan
c. telah melaksanakan kegiatan penyebab pencemaran dan/atau
nyata sesuai dengan anggaran kerusakan lingkungan.36
dasarnya paling lambat 2
(dua) tahun. Dengan demikian tidak semua
oraganisasi lingkungan mempunyai
Melalui ketentuan Pasal 92 ayat hak untuk mengajukan gugatan.
(1) UUPPLH-2009 secara tegas Seperti yang telah dijelaskan diatas
diakui hak standing organisasi dimana Pasal 92 ayat (3)
lingkungan untuk mengajukan UUPPLH-2009 bahwa organisasi
gugatan untuk dan atas nama yang dapat mengajukan gugatan
kepentingan lingkungan. Hak adalah harus memenuhi tiga
standing ini diberikan selaras kriteria yaitu: pertama, berbentuk
dengan adanya pengakuan hak badan hukum, kedua, menegaskan
setiap orang, termasuk badan di dalam anggaran dasarnya
hukum atas lingkungan hidup yang bahwa organisasi tersebut didrikan
baik dan sehat.35 untuk kepentingan pelestarian
Tidak semua hal dapat digugat lingkungan hidup dan yang ketiga,
oleh organisasi lingkungan. Pasal telah melaksanakan kegiatan nyata
92 ayat (2) UUPPLH-2009 sesuai dengan anggaran dasarnya
membatasi bahwa yang dapat paling singkat 2 (dua) tahun. Jika
digugat terbatas pada tuntutan salah satu persyaratan di atas tidak
untuk hak melakukan tindakan terpenuhi maka gugatan tidak
tertentu tanpa adanya tunttutan dapat diterima. Hal ini
ganti rugi, kecuali biaya atau dimaksudkan bahwa gugatan
pengeluaran riil. Meskipun tidak benar-benar diajukan oleh
ada penjelasan apa yang dimaksud organisasi lingkungan yang
dengan biaya atau pengeluaran riil, kredibel serta mempunyai program

35 36
Muhammad Akib, Op.Cit, 2014, hal.199. Ibid, hal.199-200

25
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

nyata untuk pelestarian lingkungan pertama kali diajukan terhadap


hidup. permasalahan lingkungan hidup.
Namum pada perkembangannya
Selaras dengan ketentuan Pasal citizen lawsuit tidak lagi hanya
92 UUPPLH-2009, kewenangan diajukan dalam perkara lingkungan
menggugat dari organisasi hidup, tetapi pada semua bidang
lingkungan yang bergerak di dimana negara dianggap
bidang kehutanan juga diakui melakukan kelalaian dalam
dalam Pasal 73 UU No.41 Tahun memenuhi hak warga negaranya
1999 tentang Kehutanan yang (Mahkamah Agung, 2009:50)38
menentukan:37
Secara sederhana citizen lawsuit
(1) Dalam rangka pelaksanaan adalah mekanisme gugatan warga
tanggung jawab pengelolaan negara terhadap penyelenggara
hutan, organisasi bidang negara berkenaan kepentingan
kehutanan berhak mengajukan umum, bukan untuk kepentingan
gugatan perwakilan untuk pribadi atau orang perorang. Unsur
kepentingan pelestarian fungsi kepentingan umum ini
hutan membuatnya menjadi tidak sama
(2) Organisasi bidang kehutanan dengan Gugatan Tata Usaha
yang berhak mengajukan gugatan Negara walaupun kedua
sebagaimana dimaksud pada mekanisme ini sama-sama
ayat (1) harus memenuhi menggugat penyelenggara negara.
persyaratan: Inti citizen lawsuit adalah
menggugat tanggungjawab
a. berbentuk badan hukum penyelenggara negara atas
kelalaian memenuhi hak-hak
b. organisasi tersebut dalam warga negara. Kelalaian tersebut
anggaran dasarnya dengan didalilkan sebagai perbuatan
tegas menyebutkan tujuan melawan hukum
didirikannya organisasi untuk (onrechtmatigedaad). Atas kelalaian
kepentingan pelestarian fungsi itu negara dihukum untuk
hutan dan memperbaikinya dengan cara
c. tidak melaksanakan kegiatan mengeluarkan suatu kebijakan
sesuai dengan anggaran yang mengatur umum ( regeling)
dasarnya. agar pelanggaran hak warga negara
tersebut tidak terjadi lagi
Gugatan Citizen Standing/Citizen dikemudian hari (Darmi, 2011) . 39

Law Suit
Citizen lawsuit yang merupakan
Citize Lawsuit sendiri lahir dari mekanisme beracara di
negara-negara yang menganut pengadilan, dimaksudkan untuk
sistem hukum Common Law, dan
dalam sejarahnya citizen lawsuit 38
Gatot Supramono, Op.Cit, 2013, hal. 75.
39
Ibid, hal,75-76 dikutip dari Darmi, Mari Mengenal
37
Baca Pasal 73 Undang-Undang Nomor 41 Tahun Gugatan Warga Negara (Citizen Lawsuit),
1999 tentang Kehutanan. htpp;/www.acehinstitute.org, 24 Agustus 2011.

26
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

melindungi warga masyarakat dari pemerintah India kepada


kemungkinan terjadinya kerugian pabrik-pabrik disekitar sungai
akibat tindakan atau kebijakan Gangga melakukan pencemaran
atau karena tidak-berbuatan terhadap sungai
(omission) oleh pemerintah atau (http;/kanadianto.wordpress.com)
pengambil keputusan.40
Menurut Darmi (2011) terdapat
Citizen lawsuit yang diajukan 4 (empat) karakteristik citizen
tidak ada hubungannya dengan lawsuit berdasarkan beberapa
ganti kerugian. Seorang warga perkara yang pernah diputuskan
negara menggugat bukan karena oleh pengadilan Indonesia yang
yang bersangkutan sebagai korban menggunakan mekanisme ini.
yang menderita kerugian dan Karakteristik ini disusun dengan
gugatannya bukan untuk menuntut memperhatikan batasan-batasan
ganti kerugian. Gugatan ini tidak yang telah ada dalam mekanisme
sama dengan class action, karena acara yang lain (perdata umum,
pada citizen lawsuit tidak mewakili TUN, dan MK), yaitu:
orang lain, hanya mewakili diri
sendiri sebagai warganegara. a. Penggugat adalah warga negara
yang bertindak mengatas-
Ada beberapa kasus citizen namakan seluruh atau sebagian
lawsuit yang cukup dikenal adalah Warga Negara Indonesia.
sebagai berikut:41
b. Tergugat adalah penyelenggara
1. Di Amerika Serikat negara, dari Presiden Republik
Indonesia, Menteri dan terus
Gugatan seorang Warga Negara sampai kepada pejabat negara di
Amerika atas kelalaian bidang yang dianggap telah
Pemerintah dalam melakukan melakukan kelalaian dalam
pelestarian terhadap spesies memenuhi hak warga
kelelawar langka di Amerika. negaranya,
Gugatan tersebut dikabulkan
dan hasilnya adalah pemerintah c. Perbuatan melawan hukum yang
Amerika mengeluarkan Act digugat adalah kelalaian
tentang Konservasi kelelawar penyelenggara negara dalam
langka tersebut. pemenuhan hak-hak warga
negara. Dalam gugatan harus
2. Di India jelas diuraikan bentuk kelalaian
negara sehingga hak warga
Gugatan seorang warga negara
negara menjadi tidak terpenuhi.
India atas kelalaian Pemerintah
Hak warga negara yang gagal
India dalam melestarikan
dipenuhi oleh negara juga harus
sungai Gangga yang merupakan
dijelaskan.
sungai suci bagi umat Hindu.
Hasilnya adalah larangan d. Surat gugatan mekanisme ini
ditandai oleh beberapa
40
N.H.T. Siahaan, Op,Cit, 2009, hal.291. karakteristik khas yaitu
41
Gatot Supramono, Op.Cit, 2013, hal. 77-78.

27
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

tuntutan (petitum) dalam berdampak pada lingkungan hidup.


gugatan ini harus berisi Mekanisme penyelesaiannya
permohonan agar negara menurut Pasal 84 ayat (1)
mengeluarkan suatu kebijakan UUPPLH-2009 43dapat dilakukan
yang mengatur umum (regeling) melalui jalur pengadilan (litigasi)
agar perbuatan melawan hukum atau jalur di luar pengadilan (non
berupa kelalaian negara dalam litigasi) atau yang lebih dikenal
pemenuhan hak warganya dengan penyelesaian sengketa
tersebut dimasa yang akan alternatif. Sebagaimana yang
datang tidak terjadi lagi. dirumuskan dalam Pasal 84
UUPPLH-200944:
Keempat karakteristik diatas
harus tergambarkan di dalam 1. Penyelesaian sengketa
gugatan jika seseorang lingkungan hidup dapat
mengatasnamakan dirinya untuk ditempuh melalui pengadilan
kepentingan seluruh warga atau di luar pengadilan.
Indonesia agar terjadi perbaikan
dalam penyelenggaraan negara 2. Pilihan penyelesaian sengketa
terhadap hak-hak warga lingkungan hidup dilakukan
negaranya. Sehingga barulah secara sukarela oleh para pihak
terpenuhinya unsur-unsur citizen yang bersengketa.
lawsuit. 3. Gugatan melalui pengadilan
D. Penyelesaian Sengketa dalam hanya dapat ditempuh apabila
upaya penyelesaian sengketa di
Hukum Perdata Lingkungan
luar pengadilan yang dipilih
Sengketa lingkungan pada dinyatakan tidak berhasil oleh
dasarnya adalah perselisihan yang salah satu atau para pihak yang
timbul sebagai akibat adanya atau bersengketa.
di duga adanya dampak
lingkungan hidup. Dalam Pasal 1 Lebih lanjut mari kita melihat
angka 25 UUPPLH- 2009 bagaimana pengaturan
42
dirumuskan sengketa lingkungan penyelesaian sengketa lingkungan
adalah perselisihan antara dua dari sudut pandang keperdataan
sebagaimana yang diatur dalam
pihak atau lebih yang timbul dari
kegiatan yang berpotensi dan/atau Undang-Undang Nomor 32 Tahun
telah berdampak pada lingkungan 2009 tentang Perlindungan dan
hidup. Dengan demikian, yang Pengelolaan Lingkungan hidup:
menjadi subjek sengketa adalah
pelaku dan korban dari dampak
lingkungan, sedangkan objek
sengketa adalah kegiatan yang
berpotensi dan / atau telah
43
Baca Pasal 84 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
42
Lihat Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Nomor Lingkungan Hidup (UUPPLH-2009)
44
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Lihat lebih lanjut Pasal 84 ayat (1), (2), (3)
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH-2009) UUPPLH-2009

28
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

Penyelesaian Sengketa Pasal 86


Lingkungan Hidup di luar
Pengadilan :
45 (1) Masyarakat dapat membentuk
lembaga penyedia jasa
Pasal 85: penyelesaian sengketa
lingkungan hidup yang bersifat
(1). Penyelesaian sengketa bebas dan tidak berpihak.
lingkungan hidup di luar
pengadilan dilakukan untuk (2) Pemerintah dan pemerintah
mencapai kesepakatan daerah dapat memfasilitasi
mengenai: pembentukan lembaga
penyedia jasa penyelesaian
a. Bentuk dan besarnya ganti sengketa lingkungan hidup
rugi yang bersifat bebas dan tidak
b. Tindakan pemulihan akibat berpihak.
pencemaran dan / atau (3) Ketentuan lebih lanjut
perusakan mengenai lembaga penyedia
c. Tindakan tertentu untuk jasa penyelesaian sengketa
menjamin tidak akan lingkungan hidup diatur
terulangnya pencemaran dengan Peraturan Pemerintah.
dan / atau perusakan Penyelesaian Sengketa Lingkungan
dan/atau Hidup melalui Pengadilan:46
d. Tindakan untuk mencegah Pasal 87
timbulnya dampak negatif
terhadap lingkungan hidup (1) Setiap penanggung jawab
usaha dan / atau kegiatan
(2) Penyelesaian sengketa di luar yang melakukan perbuatan
pengadilan tidak berlaku melanggar hukum berupa
terhadap tindak pidana pencemaran dan / atau
lingkungan hidup perusakan lingkungan hidup
sebagaimana yang diatur yang menimbulkan kerugian
dalam Undang-Undang ini. pada orang lain atau
(3) Dalam menyelesaikan lingkungan hidup wajib
sengketa lingkungan diluar membayar ganti rugi dan/atau
pengadilan dapat digunakan melakukan tindakan tertantu.
jasa mediator dan / atau (2) Setiap orang yang melakukan
arbiter untuk membantu pemindahtanganan,
menyelesaikan sengketa pengubahan sifat dan bentuk
lingkungan hidup. usaha, dan/atau kegiatan dari
suatu badan usaha yang
melanggar hukum tidak

45 46
Bahwasannya Penyelesaian sengketa lingkungan Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dalam
hidup di luar pengadilan (non litigasi) diatur dalam perspektif keperdataan melalui Pengadilan diatur
Pasal 85 dan 86 UUPPLH -2009. pada Pasal 87, 88, dan 89, UUPPLH-2009.

29
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

melepaskan tanggung jawab Pilihan Penyelesaian Sengketa


hukum dan/atau kewajiban Lingkungan Hidup di Luar
badan usaha tersebut. Pengadilan

(3) Pengadilan dapat menetapkan Sebagaimana diuraikan diatas


pembayaran uang paksa bahwa penyelesaian sengketa
terhadap setiap hari lingkungan dalam perspektif
keterlambatan atas keperdataan bisa dilakukan di
pelaksanaan putusan badan dalam dan di luar pengadilan.
usaha tersebut. Penyelesaian sengketa di luar
pengadilan yang dalam
Pasal 88 kepustakaan asing disebut dengan
Setiap orang yang tindakannya, istilah Alternative Dispute Solution
usahanya, dan / atau kegiatannya (ADR) dalam bahasa Indonesia
menggunakan B3 (Bahan disebut dengan Alternatif
Berbahaya dan Beracun), Penyelesaian Sengketa (APS).
menghasilkan dan / atau Alternatif Penyelesaian
mengelola limbah B3, dan/atau Sengketa / APS (termasuk
yang menimbulkan ancaman serius arbitrase) dapat diberi batasan
terhadap lingkungan hidup sebagai sekumpulan prosedur atau
bertanggungjawab mutlak atas mekanisme yang berfungsi
kerugian yang terjadi tanpa perlu memberikan alternatif atau pilihan
pembuktian unsur kesalahan. suatu tatacara penyelesaian
sengketa melalui bentuk
Pasal 89
APS/Arbitrase agar memperoleh
(1) Tenggat kadaluarsa untuk putusan akhir dan mengikat para
mengajukan gugatan ke pihak. Secara umum, tidak selalu
pengadilan mengikuti melibatkan intervensi dan bantuan
tenggang waktu sebagaimana pihak ketiga yang indenpenden
diatur dalam ketentuan Kitab yang diminta membantu
Undang – Undang Hukum memudahkan penyelesaian
Perdata dan dihitung sejak sengketa tersebut.47

diketahui adanya pencemaran Adapun bentuk-bentuk


dan / atau kerusakan Alternatif Penyelesaian Sengeketa
lingkungan hidup. (APS)/ Alternative Dispute Solution
(2) Ketentuan mengenai tenggat (ADS ) adalah:48
kadaluarsa tidak berlaku a. Negosiasi adalah suatu
terhadap pencemaran dan / penyelesaian sengketa dimana
atau kerusakan lingkungan para pihak yang berbeda
hidup yang di akibatkan oleh
47
usaha dan / atau kegiatan Priyatna Abdurassyid, Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa, PT. Fikahati Aneska
mengelola B3 serta bekerjasama dengan Badan Arbitrase Nasional
menghasilkan dan / atau Indonesia (BANI), Jakarta, 2000, hal. 17
48
Takdir Rahmadi, Op,Cit, 2015, hal. 287-288. Lihat
mengelola limbah B3. juga Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999
tentang Arbitrase dan Penyelesaian sengketa.

30
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

kepentingan mengadakan yang didasarkan pada perjanjian


perundingan langsung, tanpa arbitrase yang dibuat tertulis
perantaraan atau bantuan pihak oleh para pihak yang
lain. Para pihak mengadakan bersengketa.
tawar menawar tentang bentuk
penyelesaian sengketa. e. Pencari fakta adalah cara
penyelesaian sengketa dimana
b. Konsiliasi adalah cara para pihak menyerahkan
penyelesaian sengketa dimana pertikaian mereka kepada pihak
para pihak meminta bantuan lain yang biasanya terdiri dari
dari pihak lain yang netral guna para pakar hukum untuk
membantu para pihak yang mencari fakta-fakta yang
bersengketa dalam mencari berkaitan dengan sengketa. Para
bentuk penyelesaian sengketa. pencari fakta mempunyai
kewenangan untuk memberikan
c. Mediasi adalah cara rekomendasi tentang cara
penyelesaian sengketa dimana penyelesaian sengketa yang
para pihak meminta bantuan bersangkutan.
dari pihak lain yang netral guna
membantu para pihak yang Dalam Pasal 86 UUPPLH-
bersengketa dalam mencari 2009 ditentukan bahwa masyarakat
bentuk penyelesaian sengketa. dapat membentuk lembaga
Pihak ketiga itu tidak penyedia jasa penyelesaian
mempunyai kewenangan untuk sengketa lingkungan hidup yang
mengambil suatu keputusan, bersifat bebas dan tidak berpihak.
tetapi hanya berwenang Pemerintah dapat memfasilitasi
memberikan bantuan atau pembentukan lembaga penyedia
saran-saran yang berhubungan jasa. Fungsi lembaga ini menurut
dengan soal-soal prosedural dan PP 54 Tahun 2000 tentang
subtansial. Dengan demikian Lembaga Penyedia Jasa
putusan akhir tetap di tangan Penyelesaian Sengketa Lingkungan
para pihak yang bersengketa. Hidup adalah menyediakan
pelayanan jasa penyelesaian
d. Arbitrase adalah acara sengketa lingkungan hidup dengan
penyelesaian sengketa dimana menggunakan arbiter atau
para pihak yang bersengketa mediator atau pihak ketiga
menyerahkan pertikaian mereka lainnya.49
kepada pihak lain yang netral
guna mendapatkan keputusan Kemunculan konsep
yang menyelesaikan sengketa. penyelesaian sengketa altenatif ini
Di dalam Undang-Undang (Alternative Dispute Solution/ADR)
Nomor 30 Tahun 1999 tentang dilatarbelakangi oleh berbagai
Arbitrase dan Penyelesaian faktor diantaranya adalah:
Sengketa dinyatakan bahwa
Arbitrase adalah: cara
49
penyelesaian suatu sengketa Baca lebih lanjut Pasal 86 UUPPLH-2009 dan PP
54 Tahun 2000 tentang Lembaga Penyedia Jasa
perdata di luar peradilan umum Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup.

31
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

1. Ketidakpuasan terhadap sistem sengketa-sengketa yang dapat


penyelesaian litigasi yang selalu digolongkan kepada:
bersifat formal (ordinary court)
1. Sengketa yang merupakan
2. Bahwasannya proses di wilayah hukum administratif
pengadilan (litigasi) memakan
waktu yang panjang (berlarut- 2. Sengketa yang merupakan
larut) wilayah hukum pidana

3. Keuntungan menggunakan 3. Sengketa yang bersifat perdata


ADR/APS ini adalah bahwa 4. Sengketa hukum internasional.
rahasia para pihak terjaga
karena bersifat tertutup. Pada tulisan ini penulis hanya
fokus bagaimanakah prosedur
4. Tujuan akhir dari Alternative penyelesaian sengketa perdata
Dispute Solution /ADS atau lingkungan melalui jalur
Alternatif Penyelesaian pengadilan.
Sengketa / APS bukanlah
menang kalah seperti di Penyelesaian sengketa
pengadilan tetapi tujuannya lingkungan hidup melalui
adalah memuaskan semua pengadilan bermula dari adanya
pihak (win-win solution) gugatan dari pihak yang merasa
dirugikan terhadap pihak lain yang
5. Di bandingkan dengan ADS / dianggap penyebab kerugian itu.
APS biaya berpekara di UUPPLH-2009 menyediakan dua
pengadilan sangat sangat mahal bentuk tuntutan yang dapat
karena proses persidangan yang diajukan oleh penggugat, yaitu
terlalu lama tentu memakan meminta ganti kerugian dan
biaya yang cukup besar belum meminta tergugat untuk
lagi biaya untuk membayar melakukan tindakan tertentu. Agar
pengacara. tergugat dapat dijatuhi hukuman
seperti yang dituntut oleh
6. Bahwasannya sistem
penggugat, maka harus ditentukan
penyelesaian sengketa di
lebih dahulu, bahwa tergugat
pengadilan tidak tuntas karena
bertanggungjawab atas kerugian
fokus solusinya
yang timbul. Di dalam ilmu hukum
mempermasalahkan masa lalu
terdapat dua jenis tanggung gugat,
(the past) dan tidak memberikan
yaitu tanggung gugat berdasarkan
penyelesaian masa datang (the
kesalahan (liability based on fault)
future)
dan tanggung gugat tidak
Pilihan Penyelesaian Sengketa berdasarkan kesalahan (liability
Lingkungan melaui Pengadilan without fault) atau yang disebut juga
strict liability.50
Masalah lingkungan yang dapat
menimbulkan sengketa yang dapat
dibawa ke pengadilan adalah
50
Takdir Rahmadi, Op.Cit, 2015, hal. 272.

32
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

Tanggung gugat berdasarkan yaitu untuk kegiatan-kegiatan


kesalahan ditemukan dalam yang menggunakan bahan
rumusan Pasal 1365 KUH Pedata. berbahaya dan beracun atau
Bahwa ketentuan Pasal 1365 KUH menghasilkan dan/atau mengelola
Perdata menganut tanggung gugat limbah bahan berbahaya dan
berdasarkan kesalahan dapat beracun dan/atau yang
dilihat dari unsur-unsur rumusan menimbulkan ancaman serius
pasal tersebut yaitu:51 terhadap lingkungan hidup. Pada
prinsipnya gugatan perdata pada
a. Perbuatan tergugat harus sengketa lingkungan hidup yang
bersifat melawan hukum paling sulit adalah bukan
membuktikan ada tidaknya unsur
b. Pelaku harus bersalah
kesalahan dari pelaku, tetapi
c. Ada kerugian membuktilkan adanya unsur
hubungan sebab akibat antara
d. Adanya hubungan sebab akibat perbuatan dengan kerugian
antara perbuatan dan kerugian penderita. Jika dikaitkan dengan
kasus pencemaran lingkungan
Penggugat yang mengajukan
hidup, maka si penggugat harus
gugatan berdasarkan Pasal 1365
dapat membuktikan bahwa
BW harus membuktikan
kerugian yang dideritanya
terpenuhinya unsur-unsur tersebut
disebabkan oleh aktivitas industri
agar gugatannya dapat dikabulkan
atau pabrik menjadi tergugat.
oleh hakim. Salah satu unsur itu
Pembuktian hal ini sangat sulit
adalah bahwa tergugat bersalah.
karena kompleksnya sifat-sifat zat
Dalam ilmu hukum kesalahan
kimia dan reaksinya satu sama lain
dapat dibedakan dalan dua
maupun reaksinya dengan
kategori, yaitu kesengajaan dan
komponen abiotik dan biotik di
kelalaian atau kealpaan. Jadi
dalam suatu ekosistem yang
beradasarkan atas tanggung gugat
akhirnya berpengaruh pada
berdasarkan kesalahan, adalah
kesehatan manusia. 53
tugas penggugat untuk
membuktikan adanya unsur IV. KESIMPULAN
kesengajaan atau kelalaian pada
diri tergugat, sehingga telah Pada bagian penutup ini penulis
menimbulkan kerugian pada diri mencoba menyimpulkan atas dua
penggugat.52 permasalahan yang penulis angkat
pada tulisan ini yaitu apa yang
Selain tetap menganut tanggung dimaksud dengan sengketa
gugat berdasarkan kesalahan, lingkungan dimana fokusnya pada
UUPPLH-2009 juga sudut pandang perdata lingkungan
memberlakukan tanggung gugat serta bagaimana mekanisme
tanpa kesalahan (strict liability) penyelesaian sengketa lingkungan
dari sudut pandang perdata
51
Lihat Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum
lingkungan baik itu litigasi maupun
Perdata (KUH Perdata)
52 53
Takdir Rahmadi, Op.Cit, 2015, hal. 273 Ibid, hal. 273-274

33
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

non litigasi. Bahwa hukum dengan melalui proses peradilan, bisa


lingkungan keperdataan terutama mengajukan gugatan ke Pengadilan.
mengatur perlindungan hukum bagi Gugatan bisa diajukan secara
korban pencemaran dan/atau peribadi, kelompok dan gugatan dapat
perusakan lingkungan akibat juga diajukan oleh Organisasi
perbuatan pencemar yang Lingkungan Hidup atau LSM yang
menimbulkan kerugian bagi korban peduli akan kelestarian lingkungan
dan menyebabkan penderita berhak hidup. Gugatan perdata
mengajukan gugatan ganti kerugian lingkungan diajukan bukan saja
terhadap pencemar. menyangkut kerugian (compensation),
melainkan juga dalam gugatan untuk
Dari pendapat diatas, jelaslah mempertahankan kepentingan
bahwa hukum lingkungan lingkungan yang baik, serasi dan sehat
keperdataan secara substansial bagi masyarakat banyak (public
memuat ketentuan yang berkaitan interest).
dengan pemenuhan hak-hak
keperdataan seseorang. Kelompok Mekanisme penyelesaian sengketa
orang dan badan hukum perdata lingkungan keperdataan bisa juga
dalam kaitannya dengan lingkungan melalui Alternatif Penyelesaian
hidup yang baik dan sehat. Jika hak- Sengketa (APS) yaitu penyelesaian
hak keperdataan ini dirugikan oleh sengketa diluar pengadilan dalam
salah satu pihak. bentuk negosiasi, mediasi, konsiliasi,
arbitase bahkan bisa juga diselesaikan
Sengketa lingkungan hidup melalui lembaga penyedia jasa yang
(environmental disputes) sebenarnya dibentuk oleh masyarakat yang
tidak terbatas pada sengketa-sengketa khusus menyelesaikan sengketa
yang timbul karena peristiwa lingkungan hidup.
pencemaran atau perusakan
lingkungan hidup, tetapi juga meliputi
sengketa-sengketa yang terjadi karena
adanya rencana-rencana kebijakan DAFTAR PUSTAKA
pemerintah dalam bidang
Abdurrasyid Priyatna, Arbitrase dan
pemanfaatan dan peruntukan lahan,
Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu
pemanfaatan hasil hutan, kegiatan
Pengantar, PT. FIKAHATI ANESKA dan
penebangan, rencana pembangunan
BANI, Jakarta 2002
pembangkit tenaga listrik, rencana
pembangunan waduk, rencana Akib Muhammad, Hukum Lingkungan
pembangunan saluran udara tegangan Perspektif Global dan Nasional, Rajawali
tinggi. Dengan demikian sengketa Pers, Jakarta, 2014.
lingkungan mencakup konteks yang
relatif luas. Rahmadi, Takdir, Hukum Lingkungan di
Indonesia, Edisi Kedua, Rajwali Pers,
Adapun penyelesaian sengketa Jakarta, 2015.
lingkungan hidup keperdataan dapat
dilakukan di dalam atau di luar Siahaan, N.H.T, Hukum Lingkungan, Edisi
pengadilan. Jika ingin menyelesaikan Revisi, Pancuran Alam , Jakarta Timur,
sengketa lingkungan keperdataan 2009.

34
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016
Sengketa Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Perdata Lingkungan

Supramono, Gatot, Penyelesaian Sengketa


lingkungan Hidup di Indonesia, Penerbit
Renika, Jakarta, 2013.

Undang-Undang No 4 tahun 1982 tentang


Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997


tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1999


tentang Kehutanan

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999


tentang Arbitase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009


tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

PP 54 Tahun 2000 tentang Lembaga


Penyedia Jasa Penyelesaian Sengketa
Lingkungan Hidup.

PERMA RI No 1 Tahun 2001 Tentang


Acara Gugatan Perwakilan

Putusan MA RI tanggal 7 Juli 1971 No.


294/X/Sip/1971

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata


(KUH Perdata)

35
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 1, September 2016

Anda mungkin juga menyukai