5/Jul/2016
37
Lex Crimen Vol. V/No. 5/Jul/2016
38
Lex Crimen Vol. V/No. 5/Jul/2016
39
Lex Crimen Vol. V/No. 5/Jul/2016
jelas. Oleh sebab itu, saksi ahli dapat dihadirkan Mahkamah Agung Republik Indonesia
untuk memperjelaskan tentang kerugian yang mengeluarkan Peraturan Mahkamah
terjadi, misalnya kerugian kesehatan, kerugian Agung(Perma) RI Nomor 1 Tahun 2002 tentang
harta benda, kerugian estetika lingkungan dan Acara Gugatan Perwakilan Kelompok. guna
kerugian di bidang konservasi lingkungan. Saksi menghindari pemahaman yang keliru tentang
ahli juga lazim dihadirkan untuk menjelaskan gugatan perwakilan (class action).5 Berdasarkan
jumlah ganti kerugian akibat pencemaran Pasal 2 Perma RI Nomor 1 Tahun 2002, gugatan
lingkungan akibat B3. perwakilan dapat digunakan dalam menggugat
ganti rugi atau tindakan tertentu apabila jumlah
2. Gugatan Perwakilan (Class Action) anggota masyarakat yang menggugat terlalu
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 banyak. Akan tetapi, Perma Nomor 1 Tahun
maupun Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 2002 ini tidak menyebutkan berapa jumlah
mengenal adanya gugat perwakilan kelompok. minimum anggota kelompok. Dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 mengajukan gugatan perwakilan (class action),
memuat pengertian dari gugatan perwakilan, anggota kelompok harus memiliki kesamaan
sebagaimana dirumuskan dalam Penjelasan fakta atau peristiwa dan kesamaan dasar
Pasal 37 ayat 1, adalah : kelompok kecil hukum serta kesamaan jenis tuntutan. Jika
masyarakat untuk bertindak mewakili terjadi perbedaan tuntutan, maka gugatan
masyarakat dalam jumlah besar yang dirugikan perwakilan dapat dipecah-pecah ke dalam
atas dasar kesamaan permasalahan fakta, beberapa subkelompok (sub-class). 6
hukum dan tuntutan. Disamping itu, Pasal 37 Mengajukan gugatan kelompok, perwakilan
ayat 2 memungkinkan kepada Pemerintah kelompok (class representative) tidak perlu
bertindak sebagai perwakilan kelas (class mendapat surat kuasa khusus dari anggota
representative) apabila masyarakat sebagai kelompok (class members).7 Seandainya class
korban mengadukan kejadian pencemaran atau members tidak memiliki kemampuan beracara,
perusakan lingkungan tersebut kepadanya. mereka dapat meminta pengacara/advokad
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 untuk mewakili kepentingannya. Dalam konteks
kewenangan Pemerintah dirumuskan dalam ini, baru dibutuhkan surat kuasa khusus dari
Pasal 90 ayat 1 U Ç vP Œ µvÇ] ^ /v•š v•] class representative kepada advokad.
pemerintah dan pemerintah daerah yang Tahapan pengajuan gugatan perwakilan
bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup kelompok berdasarkan Perma Nomor 1 Tahun
berwenang mengajukan gugatan ganti rugi dan 2002 adalah sebagai berikut. Pertama, Majelis
tindakan tertentu terhadap usaha dan/ atau Hakim harus memastikan bahwa wakil
kegiatan yang menyebabkan pencemaran kelompok memenuhi kualifikasi atau syarat
dan/atau perusakan lingkungan hidup yang untuk bertindak sebagai wakil kelompok. Ada
u vP l] šl v l ŒµP] v o]vPlµvP v Z] µ‰_X dua persyaratan yang harus dipenuhi untuk
Dengan demikian, menurut konsep gugatan dapat menjadi wakil kelompok, yaitu:
perwakilan kelompok terdapat 2 (dua) unsur a. Wakil kelompok sesuai rumusan Pasal 1
penggugat, yaitu : 1. wakil kelompok yang huruf b Perma Nomor 1 Tahun 2002 harus
jumlahnya kecil, mungkin satu atau beberapa sebagai pihak yang juga mengalami kerugian
orang dan 2. anggota kelompok yang mungkin akibat tindakan tergugat seperti halnya para
jumlahnya puluhan, ratusan, atau ribuan. anggota kelompok.
Sebaliknya, Undang-Undang Nomor 32 b. Wakil kelompok memiliki kejujuran dan
Tahun 2009 tidak memuat pengertian gugatan kesungguhan untuk melindungi kepentingan
perwakilan kelompok baik dalam batang tubuh anggota kelompok.
maupun penjelasan pasal. Meski Undang- Menentukan syarat pertama, hakim
Undang Nomor 23 Tahun 1997 mengakui mungkin tidak mengalami kesulitan, karena ia
keberadaan gugatan perwakilan dan juga dapat meminta bukti awal, misalkan apakah
memuat pengertiannya, tetapi tidak mengatur wakil kelompok memang tinggal atau beralamat
lebih lanjut bagaimana cara gugatan perwakilan
ini diajukan ke pengadilan, sedangkan hukum 5
Perma Nomor 1 Tahun 2002.
6
acara yang berlaku tidak mengatur hal itu. Pasal 3 e Perma Nomor 1 Tahun 2002.
7
Pasal 4 Perma Nomor 1 Tahun 2002 .
40
Lex Crimen Vol. V/No. 5/Jul/2016
di daerah yang diduga telah mengalami f. Tuntutan dan petitum tentang ganti kerugian
kerugian akibat pencemaran, misalkan dengan harus dikemukakan secara jelas dan rinci ,
memastikan Kartu Tanda Penduduk. Namun memuat usulan tentang mekanisme atau
untuk menentukan syarat kedua, yaitu apakah tata cara pembagian ganti kerugian kepada
wakil kelompok memiliki kejujuran dan seluruh anggota kelompok, misalkan usulan
kesungguhan, memerlukan kearifan dan pembentukan panel ahli untuk
kebijaksanaan hakim. Pembuat Perma memperlancar pembagian ganti kerugian
menyerahkan penilaian syarat itu kepada secara adil.
diskresi dan kearifan hakim. Misalkan, hakim Menurut Pasal 5 ayat 2 Perma Nomor 1
dapat melihat atau meminta rekam jejak Tahun 2002, hakim memiliki kewenangan untuk
seorang atau para wakil kelompok, apakah memberikan nasihat kepada para pihak
wakil kelompok pernah dikenai hukuman mengenai persyaratan gugatan kelompok, yang
pidana menipu atau dengan melihat riwayat gunanya adalah untuk menjamin hak-hak para
pendidikan seorang. anggota kelompok terlindungi.
Tahap Kedua adalah setelah wakil kelompok Tahap ketiga adalah setelah Majelis Hakim
lulus uji persyaratan sebagai wakil kelompok, memastikan bahwa wakil kelompok memenuhi
majelis Hakim harus memeriksa persyaratan kualifikasi dan surat gugatan juga memenuhi
formal surat gugatan selain sesuai dengan syarat-syarat formal, Majelis Hakim
hukum acara perdata, juga harus memenuhi menerbitkan penetapan bahwa perkara yang
persyaratan menurut Perma, yaitu : bersangkutan dapat diajukan melalui gugatan
a. Identitas lengkap dan jelas wakil kelompok, kelompok, sebaliknya jika menurut
misalkan nama, tempat tinggal, pekerjaan pertimbangan hakim, perkara yang
dan umur. bersangkutan tidak sah atau tidak memenuhi
b. Definisi kelompok secara rinci dan spesifik, persyaratan untuk diajukan melalui gugatan
walau tanpa menyebutkan nama-nama dari kelompok, pemeriksaan perkara dihentikan
para anggota kelompok, tetapi cukup dengan sebuah putusan hakim.8
dengan, misalkan dalam surat gugatan Tahap keempat, Majelis Hakim
u vÇ š l v ^ • uµ ‰ v µ µl Ç vP š]vPP o memerintahkan wakil kelompok untuk
di sepanjang sungai x yang menderita akibat mengajukan usulan pemberitahuan (public
pencemaran air yang terjadi pada tanggal notification) kepada anggota kelompok
atau bulan dan tahun tertentu akibat dari potensial. Menurut Pasal 7 ayat 1 Perma Nomor
l P] š v ‰š Ì ^U š µ ^ • uµ ‰ v µ µl Ç vP 1 Tahun 2002, pemberitahuan kepada anggota-
tinggal di propinsi x, dan y menderita akibat anggota kelompok potensial dilakukan melalui
kabut asap yang terjadi pada tanggal, bulan media cetak atau elektronik , kantor-kantor
dan tahun yang diakibatkan oleh kegiatan pt pemerintah, seperti kecamatan,
Ì ^X kelurahan/desa, pengadilan. Majelis Hakim
c. Keterangan tentang anggota kelompok yang berwenang menentukan dan memerintahkan
diperlukan dalam kaitan dengan kewajiban wakil kelompok tentang bagaimana
melakukan pemberitahuan. pemberitahuan dilakukan, yaitu melalui sarana
d. Posita dari seluruh kelompok baik wakil apa misalkan lewat surat kabar, radio atau
maupun anggota kelompok yang selebaran dan lama waktu, misalkan satu
teridenifikasi maupun tidak teridentifikasi minggu, atau dua minggu atau satu bulan untuk
yang dikemukakan secara jelas dan rinci. memberikan kesempatan para calon anggota
e. Dalam satu surat gugatan kelompok, anggota kelompok menyampaikan pernyataan keluar
kelompok dapat dikelompokkan ke dalam kepada Pengadilan Negeri yang mengadili. Biaya
dua atau lebih subkelompok, misalkan pemberitahuan kepada para calon anggota
kelompok yang sawahnya tercemar, kelompok ini harus lebih dahulu ditanggung
kelompok yang kesehatannya saja oleh wakil kelompok.
terganggu, kelompok yang rumahnya saja
tercemar, kelompok yang rumah dan
kesehatannya tercemar.
8
Pasal 5 ayat 3 dan 5 Perma Nomor 1 Tahun 2002 .
41
Lex Crimen Vol. V/No. 5/Jul/2016
Pemberitahuan ini harus memuat hal-hal dalam proses penetapan dan pendistribusian
berikut : 9 atau pembagian ganti kerugian secara adil.10
a. Nomor gugatan dan identitas para Pengajuan gugatan kelompok dilaksanakan
penggugat sebagai wakil kelompok, serta melalui prosedur yang agak rumit karena
pihak tergugat. menyangkut kepentingan banyak orang yang
b. Penjelasan singkat tentang kasus. mengalami kerugian dan mereka mungkin
c. Penjelasan tentang pendefinisian kelompok. tinggal di satu atau lebih kota/kabupaten atau
d. Penjelasan dan implikasi keikutsertaan di provinsi-provinsi yang berbeda. Oleh sebab
sebagai anggota kelompok, yaitu, antara itu, hakim haruslah kreatif dan bijaksana untuk
lain, jika gugatan ditolak, maka hak untuk menjamin bahwa keadilan bagi banyak orang
menggugat secara perseorangan para dapat dipenuhi, sehingga pada tahap awal
anggota kelompok tidak lagi ada, tetapi jika persidangan hakim dapat memberi nasihat
gugatan dikabulkan berhak untuk kepada penggugat wakil kelompok, terutama
memperoleh ganti kerugian secara untuk memperbaiki surat gugatan, misalkan
proporsional sesuai dengan besar ganti memperjelas rumusan kelompok dan bagian
kerugian berbanding jumlah ganti kerugian petitum, khususnya tentang tata cara
yang dikabulkan. pembagian ganti kerugian yang adil sekiranya
e. Penjelasan bagi orang-orang yang termasuk gugatan dikabulkan. Contoh kasus gugatan
ke dalam definisi kelompok bahwa mereka perwakilan kelompok adalah perkara tahun
memiliki hak untuk keluar (opt out) dari 2000, antara Yayasan Lembaga Bantuan Hukum
keanggotaan kelompok. Riau Mandiri (YLBHM) lawan PT Adei Plantation,
f. Penjelasan tentang batas waktu, yaitu PT Jati Jaya Perkara, PT Inti Indo Sawit Subur, PT
berkaitan dengan bulan, tanggal, jam dari Musim Mas. Dalam perkara ini YLBHM
pernyataan keluar sudah harus diterima oleh bertindak sebagai wakil kelompok
Pengadilan Negeri yang mengadili. mengatasnamakan diri mereka sendiri dan
g. Penjelasan tentang alamat (Pengadilan kepentingan 6000 penduduk Kota Pekan Baru
Negeri) untuk penyampaian pernyataan yang menderita akibat kabut asap yang terjadi
keluar. antara tanggal 1 Februari 2000 hingga 10 Maret
h. Apabila dibutuhkan oleh anggota kelompok 2000 yang bersumbe dari aktivitas tergugat.
tentang siapa dan tempat yang tersedia bagi Hakim dalam putusannya menyatakan bahwa
informasi tambahan. gugatan tidak dapat diterima, karena penggugat
i. Formulir isian tentang pernyataan keluar sebagai wakil kelompok tidak melaksanakan
dari anggota kelompok. perintah hakim untuk melakukan pengumuman
j. Penjelasan tentang jumlah ganti kerugian atau notifikasi kepada penduduk kota Pekan
yang diajukan. Baru (Putusan No.32/Pdt/G/200/PN PBR).
Tahap kelima, adalah dibukanya kembali
persidangan oleh Majelis Hakim setelah masa PENUTUP
penundaan sidang selama waktu menunggu A. Kesimpulan
masuknya pernyataan-pernyataan keluar telah 1. Asas Perlindungan dan Pengelolaan
berakhir dan jumlah orang yang menyampaikan Lingkungan Hidup menurut Undang-
pernyataan keluar telah diketahui. Proses Undang Nomor 32 Tahun 2009 di
persidangan selanjutnya adalah dilaksanakan dasarkan pada asas tanggung jawab
sesuai dengan prosedur HIR maupun Rbg. Jika negara, kelestarian dan keberlanjutan,
gugatan ganti kerugian dikabulkan, Majelis keserasian dan keseimbangan,
Hakim wajib memutuskan jumlah ganti keterpaduan, manfaat, kehati-hatian,
kerugian secara rinci, penentuan kelompok atau keadilan, ekoregion, keanekaragaman
subkelompok yang berhak dan langkah-langkah hayati, pencemar membayar, partisipatif,
yang wajib ditempuh oleh wakil kelompok kearifan lokal, tata kelola pemerintahan
yang baik, otonomi daerah.
9
Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia .Edisi
10
Kedua,PT RajaGrafindo Persada, Jakarta,2015,hal 280. Ibid, hal 281 .
42
Lex Crimen Vol. V/No. 5/Jul/2016
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hamzah, Asas-asas Hukum Pidana, Edisi
Revisi 2008, Rineka Cipta,
Anonim, Putusan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia. Sidang
Umum Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia 1999,
Sekretariat Jenderal MPR RI, Jakarta,
1999.
Apeldoom van L.J. Pengantar Ilmu Hukum,
Pradya Paramita, Jakarta, 2008.
Hardjasoemantri, Koesnadi, Hukum
Perlindungan Lingkungan. Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya. GadjahMada University
Press, Yogyakarta, Edisi pertama,
cetakan ke-2, 1993.
43