Anda di halaman 1dari 6

Analisis motivasi belajar dan kedisiplinan di jurusan seni tari berhubungan dengan pelajaran

agama

A. Seni Tari
Seni tari merupakan salah bentuk karya seni yang berkembang dan terus dilestarikan oleh
masyarakat seiring dengan perkembangan zaman. Tari adalah salah satu cabang seni yang
dalam pengekspresiannya menggunakan gerak tubuh. Tari merupakan ekspresi jiwa manusia
melalui gerakan ritmis yang indah dengan memperhatikan unsur ruang, waktu, dan
mengandung pesan tertentu.
Dalam menyajikan seni tari harus memuat elemen-elemen yang teraktualisasi di dalam
tari. Bentuk penyajian tari adalah wujud keseluruhan dari suatu penampilan yang didalamnya
terdapat aspek-aspek atau elemen-elemen pokok yang ditata dan diatur sedemikian rupa
sehingga memiliki nilai estetis yang tinggi. Elemen-elemen tersebut merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan karena elemen tersebut memiliki fungsi yang saling mendukung
dalam sebuah pertunjukan tari.
Secara garis besar seni tari berfungsi sebagai: sarana upacara, hiburan, pertunjukan, dan
media pendidikan. Tari sebagai sarana upacara agama atau adat-seni tari menjadi bagian dari
rangkaian suatu upacara-dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: pertama, tarian yang digunakan
dalam peristiwa keagamaan. Jenis tarian semacam ini masih dilestarikan di Bali sebagai
pusat perkembangan agama Hindu. Tari-tarian ini diselenggarakan di pura-pura pada waktu
tertentu dan merupakan bentuk tarian sesaji yang bersifat religius. Kedua, tarian dalam
upacara adat yang berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat di lingkungannya.
Ketiga, tarian dalam upacara adat yang berkaitan dengan peristiwa kehidupan manusia.
Menandai peristiwa kelahiran, perkawinan, penobatan, dan kematian.
Dengan kata lain, tari bukan hanya sekedar keselarasan antara bentuk gerakan seluruh
tubuh yang ditata sesuai dengan irama musik, namun seluruh ekspresi itu harus mengandung
maksud “isi” tari yang dibawakan. Elemen-elemen pokok tersebut meliputi: gerak tari, desain
lantai, desain atas, musik atau iringan, desain dramatik, tema, tujuan atau pesan, tata rias, tata
busana, tempat pertunjukan, dan perlengkapan tari.
B. Seni Tari Dalam Pandangan Islam
Seni tari Islam berbeda dengan seni tari Barat. Seni tari Islam dalam aplikasinya selalu
berpijak pada norma-norma Islam. Nilai-nilai ilahiyah merupakan worldview bagi pencipta
tari, penari, maupun penikmat tari. Tarian Islam menawarkan rasa kepuasan batiniah
(spriritual) bagi manusia. Melalui materi tarian Islam yang bernilai positif, manusia dapat
melihat dan merasakan kekuasaan Allah. Hal ini menciptakan perasan nyaman, tenang,
mendekatkan kepada Allah, mengingatkan manusia untuk banyak berdzikir, menuntun
manusia untuk memikirkan ayat-ayat kauniyah, menuntun untuk mengingat nikmat dan
ciptaan Allah swt, mengajarkan sikap, dan memiliki keyakinan dan komimen yang kokoh.
Budaya tari dalam masyarakat Muslim merupakan manifestasi artistik-disajikan dalam
bentuk tertentu-ajaran Islam tentang tauhid (keesaan Allah). Seni tari dapat dikatakan seni
tari Islam atau seni tari yang islamis, jika seni tari tersebut mengungkapkan pandangan hidup
Muslim (konsep tauhid) walaupun pencipta tarian tersebut bukanlah seorang Muslim. Tauhid
adalah esensi Islam yang mencakup seluruh aktifitas manusia. Tauhid adalah denominator
bersama bagi semua seniman yang berpegang pada dunia Islam.
Peradaban Islam dengan berbagai wujudnya-termasuk seni tari-tersusun dari unsur-unsur
tauhid yang saling terkait dan berkesinambungan, baik itu nilai-nilai ilahiyah (rububiyah;
uluhiyah; maupun tauhid asma wa sifat) sebagai landasan etisnormatif, nilai-nilai insaniyah
(antropososiologis) dan alamiah (kosmologis) sebagai basis praksis operasionalnya.
C. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kedisplinan Mahasiswa di Jurusan Seni Tari
Di dalam proses pembelajaran tari, guru/dosen harus dapat menciptakan suasana
kebebasan bergerak kepada mahasiswa didiknya. Guru/dosem diharapkan membimbing
mahasiswa dapat mengungkapkan cara bergerak mereka sendiri yang unik sesuai dan cara
bergerak sesuai dengan perasaannya. Bentuk kegiatan guru/dosen dalam membimbing
mahasiswa didiknya belajar menari, adalah: (1) latihan mempersiapkan tubuh sebagai alat
ekspresi, (2) latihan gerak kepala, tangan, badan, dan kaki untuk menumbuhkan kesadaran
kepada siswa didiknya bahwa seluruh anggota badan merupakan sumber gerak tari, (3)
latihan bergerak dengan ritme untuk tujuan memperkenalkan dan membiasakan siswa
menanggapi birama, tempo dan frase dalam musik iringan tarinya, (4) latihan bergerak
dengan arah untuk tujuan membiasakan siswa dapat cepat menyesuaikan dengan tempat
menari, (5) latihan bergerak dengan membentuk formasi untuk tujuan melatih konsentrasi,
dapat cepat menyesuaikan dengan tempat menari dan melatih kemampuan bekerja sama
dalam kelompok.
Bentuk seni tari tradisional untuk mahasiswa merupakan salah satu jenis tarian yang
terdiri dari beberapa rumpun yakni ; (1) Rumpun tari permainan, (2) Rumpun Tari rakyat, (3)
Rumpun tari kreasi, dan (4) Rumpun tari klasik. seperti tari anak rumpun tari permainan,
rumpun tari rakyat, rumpun kreasi dan rumpun tari klasik memiliki aturan baku yang tidak
bisa dirubah. Keberadaan tari anak ini sangat diperlukan mengingat didalamnya terkandung
nilai-nilai untuk menumbuh kembangkan kepribadian siswa sekolah selain untuk menumbuh
kembangkan kecintaan sejak dini kecintaan terhadap nilai-nilai tradisi, dan faktorfaktor
lainnya yang dinilai positif bagi pendidikan.
D. Nilai Pendidikan Pada Seni Tari
1. Keimanan
Keimanan atau akidah sebagai dasar agama ialah suatu yang diyakini secara bulat,
tidak diliputi keragu-raguan sedikitpun. Ia menimbulkan sikap jiwa, dilahirkan dalam
perkataan atau perbuatan. Hal ini tertumpu pada kepercayaan untuk disembah. Keimanan
adalah tindakan dan perbuatan yang menunjukkan keyakinan kepada Allah SWT yang
diwujudkan dengan kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Tuhan
menjauhi laranganNya.
Nilai keimanan dalam seni tari contohnya tari saman diungkapkan dalam syair-
syair yang termuat dalam lagu yang digunakan saat mengiringi tari. Beberapa syair dalam
lagu yang mengingatkan manusia untuk menjalankan ibadah dan taat kepada Allah.
Hmm laila la aho
Hmm laila la aho
Hoya-hoya, sarre e hala lem hahalla
Lahoya hele lem hehelle le enyanenyan
Ho lam an laho
Yang dapat diartikan
Hmm tiada Tuhan selain Allah
Hmm tiada Tuhan selain Allah
Begitulah-begitulah semua kaum Bapak begitu pula kaum ibu
Nah itulah-itulah Tiada Tuhan selain Allah
Berdasarkan uraian diatas dapat memberi gambaran bahwa seni tari (tari saman)
mengandung nilai-nilai keagamaan yaitu berupa kalimat syahadat yang selalu
mengingatkan akan akidah bahwa tiada Tuhan yang patut disembah melainkan Allah.
2. Kedispilinan
Soegeng Prijodarminto dalam bukunya “Disiplin Kiat Menuju Sukses”
mendefinisikan sebagai suatu kondisi yang terbentuk dan tercipta melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukkan ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan atau
ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya.
Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman.
Sedangkan nilai dimensi ketekunan merupakan ukuran mengenai berapa lama
individu yang termotivasi bertahan melakukan suatu tugas dalam waktu yang cukup lama
demi mencapai tujuan. Dalam kesenian tari, ketertiban dan kedisiplinan merupakan hal
yang wajib dilakukan oleh para penari. Dapat dilihat bahwa tari dalam penampilannya
menampilkan gerak tepuk tangan, tepuk dada dan tepuk paha yang menghasilkan bunyi
sehingga bunyi tersebut menjadi irama.
3. Sopan santun
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, sopan santun dapat diartikan sebagai
berikut: Sopan artinya hormat dengan tak lazim (akan, kepada) tertib menurut adab yang
baik. Atau bisa dikatakan sebagai cerminan kognitif (pengetahuan). Sedangkan santun
artinya halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya). Jadi dapat disimpulkan bahwa
sopan santun memiliki pengertian perilaku seseorang yang menghormati, menghargai dan
berakhlak mulia.
4. Estetika
Seni dan estetika bagaikan kepingan mata uang, seni merupakan unsur ekstrinsik
yang dijadikan objek material dan estetika merupakan nilai intrinsic sebagai kajian
formalnya. Keduanya memberikan harga suatu penciptaan dan sekaligus nilai sebuah
karya.
Semua benda/ peristiwa kesenian mengandung tiga aspek yang mendasar, yakni:
wujud, isi, dan penyajian. Ketiga unsur ini juga penulis temukan dalam penyajian seni
tari saman. Diantaranya : Pertama, dalam aspek wujud. Wujud visual yang nampak
adalah dapat dilihat dari kerapian kostum/busana penari, dan kekompakan dalam
penyajian tari. Wujud akustis, dapat dilihat dari syair dan musik gendang rampak dan
nada yang timbul akibat hentakan tangan ketika menepuk dada, pundak, paha dan
bertepuk tangan ketika prosespenyajian sehingga nyaman untuk didengarkan.
Kedua, dalam aspek isi, maksud isi disini adalah berkaitan dengan apa yang
dirasakan/ dihayati sebagai makna dari wujud kesenian, misalnya pesan-pesan dakwah
yang termuat dalam syair-syair iringan kesenian tari saman.
Ketiga, dalam aspek penyajian. Penyajian yang dimaksudkan adalah bagaimana
kesenian ini disuguhkan kepada penonton, bagaimana keserasian kekompakan antara
gerakan dengan iringan sehingga penonton berdecak kagum dan antusias dalam
menikmati jalannya pertunjukan.
E. Hubungan Seni Tari dengan Agama
Seni tari merupakan sebuah karya seni yang dapat menghantarkan manusia baik penikmat
seni maupun penari kepada pemahaman akan spiritual yang hakiki yakni kepercayaan
terhadap keberadaan Allah SWT, baik yang termuat dalam irama, syair, dan busana. Melalui
tari, kita dapat mengajarkan nilai-nilai budi pekerti dalam pendidikan yakni nilai keimanan,
kedisiplinan dan ketekunan, sopan santun dan estetika, dan hal ini sangat penting sebagai
dasar pengembangan pribadi peserta didik.

Kesimpulan:

Tari merupakan ekspresi jiwa manusia melalui gerakan ritmis yang indah dengan
memperhatikan unsur ruang, waktu, dan mengandung pesan tertentu. Seni tari Islam dalam
aplikasinya selalu berpijak pada norma-norma Islam. Nilai-nilai ilahiyah merupakan worldview
bagi pencipta tari, penari, maupun penikmat tari. Tarian Islam menawarkan rasa kepuasan
batiniah (spriritual) bagi manusia. Bentuk kegiatan guru/dosen dalam membimbing mahasiswa
didiknya belajar menari, adalah: (1) latihan mempersiapkan tubuh sebagai alat ekspresi, (2)
latihan gerak kepala, tangan, badan, dan kaki, (3) latihan bergerak dengan ritme, (4) latihan
bergerak dengan arah, (5) latihan bergerak dengan membentuk formasi. Nilai pendidikan pada
seni tari ada 4 yaitu, keimanan, kedisplinan, sopan santun, dan estetika. Seni tari dapat
menghantarkan kepercayaan terhadap keberadaan Allah SWT, baik yang termuat dalam irama,
syair, dan busana.

Saran:
Diharapkan di beberapa instansi pendidikan formal atau non formal, dapat menerapkan norma –
norma agama Islam di dalam seni tari. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan, maka dari itu kami membutuhkan berbagai masukan ataupun saran
yang bersifat konskruktif untuk memperbaiki pembuatan makalah kedepannya

Referensi:

Yoyoh Siti Mariyah, dkk. 2021. Increasing Student Motivation Through the Use of Audio
Visual Media: Experimental Study in Dance Learning. Journal of Education, Humaniora and
Social Sciences (JEHSS) ISSN 2622-3740 (Online) Vol 4, No. 2, 959 – 967.

Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Tari.


http://staffnew.uny.ac.id/upload/131764504/penelitian/makalah-sleman.pdf

Guntur Arie Wibowo. 2018. Nilai Pendidikan Budi Pekerti Dalam Seni Tari Saman.
Jurnal Ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan, 5(1), 177-182

Tri Yuliana Wijayanti. Seni Tari Dalam Pandangan Islam

Anda mungkin juga menyukai