Khaulani, Fatma, S, Neviyarni dan Irdamurni. (2020).
Fase Dan Tugas Perkembangan Anak
Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7 (1), 2527 – 2530 Fase dan Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar Artikel yang berjudul Fase dan Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar ditulis oleh Saniyah Oktarisma, Neviyarni, dan Irda Murni berisi tentang fase dan tugas-tugas perkembangan pada anak SD. Sebagai contoh, fase dan tugas perkembangan yang dimiliki oleh anak berbeda sesuai dengan kondisi perkembangan anak tersebut. Berdasarkan pembahasan dalam artikel ini, diperoleh hasil siswa sekolah dasar berada fase kanak-kanak akhir. Inilah yang menjadi sebuah alasan mengapa seorang guru atau calon guru perlu memikirkan fase pengembangan dan siswa di sekolah dasar. Peserta didik membutuhkan bimbingan dan perhatian untuk mengembangkan dan mencapai potensi yang diharapkan secara maksimal. Setiap tahap atau fase pertumbuhan dan perkembangan memiliki tugass perkembangannya sendiri. Tugas perkembangan pada usia kanak-kanak dimulai dari usia 2 (dua) sampai dengan 13 (tiga belas tahun). Usia kanak-kanakk dibagii menjadi dua (dua) periode yaitu usia pra sekolah dan usia sekolah. Usia pra sekolah disebut dengan kanak-kanak awal (early childhood), dan usia sekolah disebut dengan kanak-kanak akhir (Late childhood). Setiap individu, tingkat kematangan fisik dan mental berbeda – beda. Ada beberapa faktor sebagai penghambat siswa, diantaranya yaitu pola asuh, lingkungan, asupan gizi, dan genetik. Seringkali individu akan berusahaa untuk melakukan tugas perkembangann yang sesuai dengann fase perkembangannya agar mereka mendapatkan kebahagiaan. Namun, jika gagal, siswa tersebut akan kesulitan dalam mengerjakan tugas – tugasnya. Anak – anak fase akhir biasanya menyulitkan di mana anak tidak mau menuruti perintah dan di mana anak banyak dipengaruhi oleh teman sebaya dan anggota keluarga lain. Anak yang tumbuh dan berkembang dengan maksimal akan menjadi anak yang kuat dalam segala aspek psikis dan fisik, jika terdapat hambatan dalam perkembangannya menjadi keunikan setiap anak yang harus dipahami oleh semua orang jangan menyimpulkan bahwa siswa tersebut dengan sebutan anak nakal atau bodoh, dan lain sebagainya.