Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI FAAL

Nama : Murtadho
NIM : 1300013294
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 21 tahun
Pendidikan : Mahasiswa
Nama Percobaan : Astigmatisme
Nomor Percobaan : I
Nama Orang Percobaan : Nur Adan Andhiny
Nama Pelaku Percobaan : Murtadho
Tanggal Percobaan : 08 Oktober 2015
Waktu Percobaan/Jam : 10.30 – 13.00 WIB
Tempat Percobaan : Ruang 1.1 .101 Belakang,
Fakultas Psikologi
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

I. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui apakah seseorang menderita kelainan atau penyakit pada
mata berupa astigmatisme.

II. DASAR TEORI


Mata adalah alat optik alami yang telah diciptakan Tuhan dengan banyak
kelebihan. Mata (indera penglihatan) dinamakan fotoreseptor karena mampu
menerima rangsangan fisik yang berupa cahaya. Ada tiga lapisan jaringan atau
selaput yang membungkus bola mata dari luar kedalam yaitu sklera, khoroid dan
retina.
a. Sklera tersusun oleh jaringan ikat yang kuat, liat dan putih serta melengkung.
Berfungsi membantu melindungi bagian-bagian dalam dan mempertahankan
kekuatan bola mata. Bagian depan skelara membentuk struktur tembus
cahaya yang disebut kornea. Kornea dilindungi oleh suatu selaput yang
disebut konjungtiva. Pada kornea tidak ditemukan pembuluh darah.

1
b. Lapisan koroid banyak mengandung pembuluh darah dan pigmen berwarna
hitam. Lapisan koroid dapat menyerap cahaya yang masuk ke dalam mata.

2
3

Dengan adanya pembuluh darah pada lapisan ini menyuplai makanan ke


lapisan retina. Bagian depan lapisan koroid berubah membentuk struktur
terpisah yaitu siliaris, ligamentum suspensor dan isis. Korpus Siliaris terletak
diantara tepi depan retina dengan tepi belakang iris. Ligamentum suspensor
berfungsi untuk mengatur proses akomodasi lensa mata untuk mendapatkan
gambar benda yang jelas pada retina. Iris berfungsi sebagai diafragma yang
dapat mengatur lebar sempitnya lubang cahaya (pupil) menyesuaikan
intensitas cahaya yang masuk. Jumlah dan sifat dari ligamen yang terdapat
didalamnya menentukan warna iris. Warna iris ada yang hitam, biru, coklat,atau
hijau.

Gambar 1. Bola Mata

c. Retina merupakan lapisan terdalam yang tersusun oleh sel-sel reseptor batang
(basilus) dan sel-sel reseptor kerucut (konsus). Bagian mata yang paling peka
terhadap cahaya adalah retina, suatu lapisan yang terdiri atau sejumlah besar
sel reseptor berbentuk batang dan kerucut. Sel batang berfungsi dalam cahaya
remang-remang dan tidak peka terhadap warna. Sel kerucut sebagai
fotoresptor dapat peka terhadap cahaya.

Lensa mata bersifat transparan dan elastis berfungsi untuk membiaskan


cahaya yang masuk dan memfokuskan bayangan benda pada retina. Lensa mata
manusia cembung sehingga menghasilkan bayangan benda diretina adalah
nyata, terbalik, dan diperkecil.
Rongga di antara kornea dan lensa berisi cairan encer yaitu humor aqueus
dan rongga yang lebih besar antara lensa mata dan retina berisi cairan yang lebih
kental yaitu humor vitreous. Kedua cairan ini berperan untuk mempertahankan
bentuk mata.
4

Gambar 2. Astigmatisme

Mata juga mengalami berbagai macam kelainan atau penyakit, salah


satunya adalah astigmatisme. Astigmatisme adalah cacat mata yang disebabkan
oleh permukaan biji mata yang tidak berbentuk bola tetapi melengkung menajam
di satu sisi dari pada sisi yang lain. Akibatnya, bayangan dari garis-garis
horizontal dapat berada dalam sebuah bidang yang berbeda dari garis-garis
vertikal. Penderita astigmatisme tidak mungkin memfokuskan secara tajam bagian
horizontal dan vertikal sebuah jendela dalam waktu bersamaan.
Penderita astigmatisme dapat dibantu dengan lensa silinder. Sebagai
ilustrasi, andaikan kelengkungan biji mata pada bidang horizontal mampu
memfokuskan sinar-sinar dari benda yang jaraknya tak terhingga pada retina
tetapi kelengkungan biji mata pada bidang vertikal terlalu besar untuk membentuk
bayangan yang tajam di retina.

III. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Keratoskop dari placido
2. Lukisan Kipas
5

IV. JALANNYA PERCOBAAN


1. Lengkungan Kornea
Untuk melihat apakah lengkungan cornea di dalam semua meridian
sama, dapat dipakai KERATOSKOP dari PLACIDO. Alat ini terdiri atas
lingkaran-lingkaran konsentris hitam yang digambar pada dasar putih.Dari
lingkaran-lingkaran ini pada dataran cornea dari mata yang diperiksa, yang
bekerja sebagai cermin dibentuk bayang- bayang.
Orang percobaan (OP) disuruh berdiri dengan punggung kearah cahaya
yang terang. Kemudian Keratoskop diletakkan kira- kira 20 cm dimuka orang
percobaan (OP). orang yang memeriksa melihat melalui lubang ditengah-
tengah keratoskop yang ada pada dataran muka cornea orang percobaan.
Kalau lengkung cornea didalam semua meridian sama bayang-bayang
merupakan lingkaran-lingkaran konsentris yang bulat.
Bila lengkung dalam suatu meridian lebih besar daripada di dalam yang
tegak lurus padanya, kelihatan lingkaran-lingkaran bulat memanjang pada
sumbu pendek di dalam meridian dimana lengkungannya lebih besar.Ini terjadi
pada astigmatisme yang teratur.
Sedangkan pada astigmatisme yang tidak teratur, dimana dalam satu
meridian lengkungannya tidak teratur. Dengan keratoskop dari Placido hanya
dapat dilihat kemungkinan adanya astigmatisme yang disebabkan oleh
kelainan didalam lengkung cornea.

2. Astigmatisme total dari mata


Adanya astigmatisme dapat diketahui oleh orang percobaan sendiri,
dengan melihat dengan satu mata ke lukisan dari garis- garis yang tersusun
sebagai kipas. Sudut diantara dua garis adalah 10 derajat.Seorang yang
astigmatisme akan melihat satu garis hitam dan jelas, tetapi garis yang tegak
lurus padanya akan kelihatan lebih memanjang dang tidak jelas (abu-abu).
Arah dari garis yang kelihatan hitam dan jelaslah sesuai dengan meridian di
dalam pembiasannya yang terkuat atau terlemah.
6

V. HASIL PERCOBAAN
1. Lengkung kornea
Pada mata Orang Percobaan (OP), melalui keratoskop dari placido terlihat
lengkungan kornea didalam semua meridian sama baying-bayang merupakan
lingkaran-lingkaran konsentris yang bulat.
2. Astigmatisme total dari mata
Orang Percobaan (OP) dapat melihat garis hitam dan jelas tetapi garis hitam
tersebut saling menyilang.

VI. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan Orang Percobaan (OP) tidak terlihat ada tanda-tanda
bahwa Orang Percobaan (OP) mengalami astigmatisme Hal ini dibuktikan pada
hasil percobaan dengan menggunakan alat keratoskop dari placid dan lukisan
kipas. Hal in menandaakan bahwa adanya cahaya ada objek tepat terfokus pada
retina,dari retina cahaya diubah kedalam impuls cahaya yang di hantarkan
melewati nervus optikus ke pusat penglihatan di lobus oksipitalis otak. Pada retina
pada saat mata tidak berakodasi adalah tergantung dari kekuatan refraksi mata
dan panjang aksis bola mata.

VII. APLIKASI
1. Digunakan pada saat menyeksi seseorang yang berprofesiarsitektur
2. Untuk penerimaan karyawan baru pada bidang teknisi
3. Untuk membutuhkan ketajaman penglihatan

Yogyakarta, 08 Oktober 2015


Praktikan

Murtadho

Asisten : Septiana Dwinta Wardhani


Nilai :
7

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. 1997. Petunjuk


Praktikum Psikologi Faal. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan.

Ruwanto, B. 2007. Asas-asas Fisika IB. Bogor : Yudhistira.

Susilawarno, R.G. 2009. Siap Menghadapi UN 2010 Biologi SMA/MA. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana.

Utomo, P. 2007. Fisika Interaktif. Jakarta : Azka Press.

Anda mungkin juga menyukai