Anda di halaman 1dari 6

PERANCANGAN PROSEDUR PENERIMAAN BARANG DI PT

MOMENTUM OTOMASI INDONESIA

Fanny Dewi Putri 1)


Yosi Handayani 2)
Politeknik Negeri Batam
Jurusan Manajemen Bisnis, Program Studi Akuntansi
Jl Ahmad Yani, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia
E-mail: fannydewiputri92@gmail.com1)
yosi@polibatam.ac.id2)

Abstrak – Laporan studi ini dilakukan di PT Momentum Otomasi Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui penyebab sistem penerimaan barang yang tidak berjalan dengan baik, dan menghasilkan
sebuah rancangan prosedur penerimaan barang di PT Momentum Otomasi Indonesia. Metode yang digunakan
dalam pengumpulan data seperti observasi dengan melakukan pengamatan langsung, wawancara dengan bagian
terkait, dan dokumentasi seperti purchase request, purchase order, invoice atau kwitansi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penyebab sistem penerimaan barang tidak berjalan dengan baik karena terjadinya rangkap
jabatan sehingga terjadinya kesalahan komunikasi dan tidak adanya laporan penerimaan barang. Selain itu
perusahaan sebaiknya merancang prosedur penerimaan barang mempermudah pembagian tugas, mempermudah
dalam menyimpan barang sesuai tempatnya, dan mempermudah pengendalian internal, dan membuat dokumen
laporan penerimaan barang.

Kata kunci: Prosedur, Penerimaan Barang, Dokumen yang dihasilkan

Abstract – This study report was conducted at PT Momentum Otomasi Indonesia. The purpose of this
study is to determine the causes of the goods receipt system that is not working well, and produce a
draft goods receipt procedure at PT Momentum Otomasi Indonesia. The methods used in data
collection such as observation by making direct observations, interviews with related departments, and
documentation such as purchase requests, purchase orders, invoices or receipts. The results of this
study indicate that the cause of the system for receiving goods does not work well due to multiple
positions, so the occurrence of communication errors and no reports of receipt of goods. In addition,
companies should design procedures for receiving goods to facilitate division of tasks, make it easier
to store goods according to their place, and facilitate internal control, and create.
Key words:
Procedure, Receiving goods, The resulting document

1. PENDAHULUAN purchasing dan logistik, bagian ini memiliki


tanggung jawab untuk melakukan proses pengadaan
Suatu perusahaan seharusnya memiliki prosedur barang dan material di perusahaan tersebut, dengan
dan sistem yang baik begitu juga dengan PT demikian PT Momentum Otomasi Indonesia tidak
Momentum Otomasi Indonesia. Perusahaan ini memiliki divisi gudang yang bertugas untuk
bergerak di bidang jasa elekrikal, mekanikal, dan menerima barang dari pemasok.
otomasi yang berdomisili di kota Batam. Perusahaan
ini memiliki 3 orang karyawan tetap dan 16 orang Proses pengadaan barang di PT Momentum
karyawan kontrak. PT Momentum Otomasi Indonesia Otomasi Indonesia dijalankan oleh bagian purchasing
memiliki beberapa bagian, diantaranya bagian dan logistik, namun dalam aktivitasnya ditemui
beberapa masalah yaitu tidak adanya pencatatan dan

1
SOP dalam penerimaan barang. Pada saat barang tercapainya suatu organisasi, Prosedur mampu
datang tidak langsung dicatat dan terkadang tidak menciptakan adanya pengawasan yang baik dan
diletakkan sesuai dengan kotak penyimpanan barang. memakai biaya yang seminimal mungkin, Prosedur
Hal tersebut memungkinkan terjadinya kehilangan menunjukkan urutan-urutan yang logis dan
dan kerusakan barang material. Perusahaan juga sederhana, Prosedur menunjukkan adanya penetapan
mengalami kesulitan dalam peletakkan barang keputusan dan tanggung jawab, Menunjukkan tidak
material, karena tempat penyimpanan yang terbatas. adanya keterlambatan maupun hambatan, Adanya
suatu pedoman kerja yang harus diikuti oleh anggota-
Kendala lain yang ditemukan juga berupa sumber anggota organisasi, Mencegahterjadinya
daya manusia yang ada di PT Momentum Otomasi penyimpangan, Membantu efisiensi, efektivitas, dan
Indonesia bisa dikatakan kurang terlatih mengenai produktivitas kerja dari suatu unit organisasi.
prosedur penerimaan barang. Banyak barang yang
tidak tercatat dan diletakkan tidak sesuai dengan Menurut Assauri (2008) pembelian merupakan
kotak penyimpanan barang. Hal ini menyebabkan salah satu fungsi yang penting dalam berhasilnya
perusahaan mengalami kekurangan atau kelebihan operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani
barang material. Dengan demikian perusahaan harus tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan
memiliki suatu SOP yang baik dan benar, baik dalam kualitas bahan-bahan yang tersedia pada waktu
bentuk pencatatan secara manual maupun secara dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan harga
terkomputerisasi. Hal tersebut dimaksudkan agar yang berlaku.
dapat mudah dipahami dalam suatu prosedur
penerimaan barang. Informasi ini nantinya bisa Menurut Dwiantara dalam Fajarwati (2011)
berguna bagi pihak perusahaan dan pihak supplier. manajemen logistik merupakan serangkaian kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan
Dari uraian di atas diharapkan dengan adanya tujuan terhadap kegiatan pengadaan pencatatan,
dan penerapan prosedur penerimaan barang yang baik pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan, dan
dan benar dapat menjadi acuan bagi PT Momentum penghapusan logistik guna mendukung efektifitas dan
Otomasi Indonesia, sehingga tidak mengganggu efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
jalannya aktivitas operasional perusahaan dan tidak
terjadi lagi kehilangan atau kerusakan barang material Menurut Mulyadi (2016) prosedur penerimaan
yang akan mempengaruhi keuntungan perusahaan barang dimulai dari:
dalam jangka pendek dan panjang. Berdasarkan latar 1. Bagian gudang membuat surat permintaan
belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian pembelian rangkap 2, lembar ke-1 untuk
dengan judul “ Perancangan Prosedur Penerimaan bagian pembelian dan lembar ke-2 disimpan
Barang di PT Momentum Otomasi Indonesia”. sebagai arsip.
2. Berdasarkan permintaan pembelian dari
Berdasarkan latar belakang yang telah bagian gudang, bagian pembelian membuat
dijelaskan di atas, maka identifikasi permasalahan surat order pembelian rangkap 7. Lembar 1
dalam penelitian ini adalah tidak adanya prosedur dan 2 untuk supplier, lembar 2 akan
dalam penerimaan barang yang menyebabkan: dikembalikan ke bagian pembelian sebagai
a) Sistem penerimaan barang yang tidak berjalan pemberitahuan bahwa pesanan sudah
dengan baik. diterima dan pesanan akan dipenuhi dan
b) Belum adanya prosedur penerimaan barang akan diarsipkan urut abjad. Lembar 3 untuk
secara tetulis di PT Momentum Otomasi bagian penerimaan barang, lembar 4 untuk
Indonesia. bagian utang, lembar 5 untuk bagian gudang,
lembar 6 dan 7 untuk arsip bagian pembelian
2. DASAR TEORI urut nomor surat order pembelian.
3. Barang dari supplier diterima oleh bagian
Menurut Mulyadi (2008) prosedur adalah penerimaan barang, kemudian dilakukan
suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan pemeriksaan, setelah semua dinilai sesuai
beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, dengan surat pesanan pembelian maka
yang dibuat untuk menjamin penanganan secara bagian ini membuat laporan penerimaan
seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang- barang rangkap 4. Lembar 1 untuk bagian
ulang. pembelian, lembar 2 untuk bagian utang,
lembar 3 untuk bagian gudang beserta
Berikut ini adalah karakteristik dari prosedur barang, lembar 4 diarsipkan urut nomor di
menurut Ardiyos (2008) yaitu Prosedur menunjang bagian penerimaan barang.

2
4. Bagian gudang menerima tembusan laporan Menurut Nuraida (2004) formulir yang
penerimaan barang lembar 3 dari bagian memberitahukan adanya pengiriman barang
penerimaan barang bersama dengan barang. merupakan formulir delivery order yang berfungsi
Memeriksa barang dan dicocokkan dengan sebagai pengantar barang yang dikirimkan dari pihak
laporan penerimaan barang dan menyimpan supplier ke customer sebagai bukti bahwa barang
barang dalam rak-rak atau tempat yang telah dikirim sudah diterima. fungsi delivery
penyimpanannya. Mencatatat laporan order adalah sebagai pengantar barang dari supplier
penerimaan barang dalam kartu persediaan ke customer, sedangkan bagi pihak customer untuk
barang. Mengarsipkan tembusan order mencocokkan barang yang diterima dengan barang
pembelian dan laporan penerimaan barang yang dipesan.
urut abjad nama supplier. Menurut Mulyadi (2001), dalam Sistem
5. Bagian pembelian menerima faktur Akuntansi Pembelian terdapat lima bagian penting
pembelian dari supplier, lalu bagian ini pada bagan alir dokumen (flowchart) salah satunya
memeriksa faktur dengan mencocokkan yaitu:
pada surat order pembelian dan laporan 1. Menerima surat order pembelian dari bagian
penerimaan barang dari bagian gudang serta pembelian.
mencatat tanggal penerimaan pada SOP 2. Menerima barang dari pemasok dan membuat
lembar 6 dan 7. Setelah itu menyerahkan laporan penerimaan barang sebanyak 4
faktur ke bagian utang. lembar.
3. Mengarsipkan surat order pembelian menurut
Menurut Mulyadi (2016) dalam merancang tanggal pemesanan barang.
organisasi yang berkaitan dengan sistem akuntansi,
unsur pokok sistem pengendalian internal dapat
dijabarkan sebagai berikut: 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Fungsi Pembelian Harus Terpisah dari Bagian–Bagian Terkait Prosedur Penerimaan
Fungsi Penerimaan Barang
Pemisahan kedua fungsi ini dimaksudkan untuk 1. Purchasing
menciptakan pengecekan intern dalam pelaksanaan Pada bagian ini pihak purchasing bertugas
transaksi pembelian. Dalam transaksi pembelian, melakukan pembelian barang yang sesuai
fungsi pembelian berkewajiban untuk mendapatkan dengan purchase request dan bernegoisasi
penjual yang dapat dipercaya sebagai pemasok mengenai harga dengan pemasok (supplier).
barang yang diperlukan oleh perusahaan. Untuk 2. Logistik
menjamin bahwa barang yang dikirim oleh pemasok Pada bagian ini pihak logistik melakukan
sesuai dengan barang yang dipesan oleh fungsi pengecekan barang yang datang sesuai dengan
pembelian, diperlukan fungsi lain untuk melakukan purchase order. Selain itu pihak logistik juga
pengecekan secara independen mengenai kesesuaian mengatur dan mengotorisasi administrasi
jenis, spesifikasi, kuantitas, mutu, dan tanggal penerimaan barang seperti menerima surat
pengiriman barang yang direalisasikan oleh pemasok jalan atau delivery order dan nota dari
dengan yang tercantum dalam surat order pembelian pemasok (supplier).
yang diterbitkan oleh fungsi pembelian 3. Administrasi
b. Fungsi Penerimaan Harus Terpisah dari Pada bagian ini bagian administrasi bertugas
Fungsi Penyimpanan Barang dalam mengarsipkan dokumen surat jalan atau
Fungsi penerimaan merupakan fungsi operasi yang delivery order.
bertanggung jawab atas penerimaan penolakan 4. Accounting
barang yang diterima dari pemasok. Fungsi Pada bagian ini accounting bertugas
penyimpanan merupakan fungsi yang bertanggung menginput hutang usaha sesuai dengan invoice
jawab atas penyimpanan barang yang telah dan mengarsipkan invoice tersebut.
dinyatakan diterima oleh fungsi penerimaan. Dalam Dokumen Terkait dengan Prosedur Penerimaan
perusahaan yang besar kedua fungsi tersebut perlu Barang
dipisahkan, karena kegiatan penerimaan barang 1. Purchase Order
memerlukan keahlian mengenai barang dan 2. Surat Jalan
pengetahuan mengenai syarat-syarat pembelian, dan 3. Delivery Order
kegiatan penyimpanan barang memerlukan keahlian 4. Invoice
dalam pengelolaan penyimpanan barang dan
pelayanan pengambilan barang bagi pemakai.

3
Narasi Prosedur Penerimaan Barang
1. Bagian Purchasing
Bertugas dalam menerima purchase request
dari karyawan yang membutuhkan barang
untuk pengerjaan proyek, Meminta tanda
tangan untuk otorisasi ke direktur, manajer
operasional, manajer teknik, dan bagian
accounting, Mencari dan membuat
perbandingan harga dengan pemasok agar
mendapatkan harga terbaik, Membuat surat
order pembelian atau purchase order.
2. Bagian Logistik
Bertugas menerima barang yang dikirim oleh
pemasok, Mengecek barang yang dikirim
oleh pemasok harus sesuai dengan purchase
order dan faktur yang diberikan oleh
pemasok, Menerima dokumen surat jalan
atau delivery order, dan invoice dari Gambar 3.1 Flowchart Penerimaan Barang
pemasok, Menyerahkan dokumen surat jalan Sumber: Data diolah sendiri
atau delivery order ke bagian administrasi
dan dokumen invoice ke bagian accounting, Jawaban dari Identifikasi Masalah
Menyimpan barang sesuai dengan tempat 1. Sistem Penerimaan Barang yang Tidak
penyimpanan barang. Berjalan dengan Baik
3. Bagian Administrasi Dalam sistem penerimaan barang di PT
Tugas bagian Administrasi dalam Momentum Otomasi Indonesia terdapat
penerimaan barang di PT Momentum beberapa kegiatan masalah yang ditemui,
Otomasi Indonesia adalah mengarsipkan diantaranya terjadi rangkap jabatan, dimana
dokumen surat jalan atau delivery order seharusnya yang melakukan penerimaan
setelah diserahkan oleh bagian logistik, arsip adalah bagian logistik, namun pada
sementara yang diurutkan berdasarkan kenyataannya terkadang ada bagian lain
tanggal diterimanya surat jalan atau delivery yang melakukan kegiatan penerimaan
order. barang tersebut sehingga terjadi kesalahan
4. Bagian Accounting dalam komunikasi dan tidak adanya laporan
Tugas bagian Accounting dalam penerimaan penerimaan barang secara baku sehingga
barang di PT Momentum Otomasi Indonesia menyebabkan terjadinya selisih persediaan
adalah menginput invoice kedalam laporan barang dan kurangnya kontrol penggunaan
hutang, Mengarsipkan dokumen invoice, barang yang digunakan dalam setiap project.
arsip sementara yang diurutkan berdasarkan 2. Belum adanya Prosedur Penerimaan Barang
nomor urut invoice. di PT Momentum Otomasi Indonesia
Pihak perusahaan seharusnya membakukan
SOP untuk penerimaan barang agar dapat
Flowchart Kegiatan Penerimaan Barang
mempermudah pembagian tugas,
yang Terjadi di PT Momentum Otomasi Indonesia
mempermudah dalam menyimpan barang
Berdasarkan narasi prosedur penerimaan sesuai tempatnya, dan mempermudah
barang diatas maka flowchart mengenai kegiatan pengendalian internal. Salah satu tujuan dari
dibentuknya SOP adalah untuk menghindari
prosedur penerimaan barang. kesalahan, keraguan duplikasi, serta
pemborosan dalam pelaksanaan kegiatan
operasional perusahaan. Penyusunan sebuah
prosedur bisa dalam bentuk flowchart atau
bagan alir untuk menjamin penanganan
secara seragam transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang Mulyadi (2016).

4
Solusi kuantitas barang dan memeriksa kondisi
Berdasarkan permasalahan yang telah barang tersebut sudah sesuai dengan
dijelaskan sebelumnya, maka penulis memiliki tembusan purchase order.
beberapa solusi permasalahan terkait dengan prosedur b. Sistem Otorisasi
penerimaan barang di PT Momentum Otomasi Pada sistem otorisasi penulis mengusulkan
Indonesia. untuk mengotorisasi laporan penerimaan
1. Usulan Pembuatan Laporan Penerimaan barang sebagai bukti bahwa barang telah
Barang diterima dari pemasok (supplier). Setelah
Menurut Krismiaji (2005) laporan dilakukan pemeriksaan barang yang diterima
penerimaan barang adalah sebuah dokumen dari pemasok sudah sesuai dengan purchase
yang berisi informasi tentang rincian barang order yang dibuat oleh bagian purchasing.
yang diterima, yang mencakup tanggal Sehingga bagian accounting segera
diterima, nama pengirim, nama pemasok, menginput transaksi hutang.
dan nomor order pembelian. Dokumen ini c. Organisasi
dibuat oleh fungsi penerimaan untuk Organisasi berarti adanya pemisahan dari
menunjukkan bahwa barang yang diterima fungsi-fungsi yang terkait. Penulis
dari pemasok telah memenuhi jenis, mengusulkan agar perusahaan dapat
spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang membuat fungsi penerimaan barang secara
tercantum dalam surat order pembelian, independen agar terpisah dari fungsi lainnya,
Mulyadi (2016). sehingga informasi penerimaan barang
dijamin ketelitian dan keandalannya.
3. Flowchart Usulan Perbaikan Prosedur
Penerimaan Barang di PT Momentum
Otomasi Indonesia
Pada bagian flowchart usulan penerimaan
barang di PT Momentum Otomasi Indonesia
penulis menghilangkan fungsi administrasi
agar tidak terjadi pemborosan waktu, dan
pemborosan fungsi, serta menambahkan
pembuatan laporan penerimaan barang dan
diserahkan pada bagian accounting.

Gambar 3.2 Dokumen Penerimaan Barang


Sumber: Data diolah sendiri

2. Usulan Perbaikan Prosedur Penerimaan


Barang di PT Momentum Otomasi Indonesia
Berdasarkan Teori
Berdasarkan permasalahan yang ditemui,
diantaranya terjadi rangkap jabatan, terjadi
kesalahan dalam komunikasi dan tidak
adanya laporan penerimaan barang secara
baku Penulis membuat beberapa usulan dari
perbaikan prosedur penerimaan barang di PT Gambar 3.3 Flowchart Usulan
Momentum Otomasi Indonesia sebagai Penerimaan Barang
berikut: Sumber: Data diolah sendiri
a. Praktik yang sehat 3. Kesimpulan
Penulis memiliki usulan pada bagian logistik Berdasarkan pembahasan tersebut, maka
yang memiliki tugas sebagai penerimaan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
barang untuk melakukan pengecekan dan 1. Terjadinya rangkap jabatan dalam kegiatan
pemeriksaan barang yang dikirim oleh penerimaan barang sehingga menyebabkan
pemasok (supplier) dengan cara menghitung kesalahan komunikasi dan bagian logistik

5
yang bertugas dalam penerimaan barang terarah dan terstruktur serta memudahkan
tidak memiliki laporan dalam penerimaan dalam pengendalian internal.
barang. Sebaiknya jika bagian tersebut
membuat laporan penerimaan barang maka
dapat mempermudah dalam pengendalian 5. DAFTAR PUSTAKA
penggunaan barang dalam setiap pengerjaan
proyek. Ardiyos. (2008).Perilaku Organisasi. Yogyakarta:
2. Perusahaan belum mengeluarkan kebijakan Grafindo Pers.
prosedur secara tertulis dalam penerimaan Assauri, S. (2008). Manajemen Operasi dan
barang di PT Momentum Otomasi Produksi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Indonesia. Akan lebih baik jika perusahaan Ekonomi Universitas Indonesia.
merancang dan membakukan prosedur Dwiantara. (2004). Manajemen Logistik. Jakarta:
penerimaan barang di PT Momentum Gramedia Widiasarana Indonesia.
Otomasi Indonesia agar mempermudah Krismiaji. (2005). Sistem Informasi Akuntansi,
dalam pembagian tugas dan mempermudah Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan
dalam pengendalian internal. YKPN.
Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba
4. Saran Empat.
Adapun saran yang penulis ingin berikan Mulyadi. (2007). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba
kepada perusahaan yaitu : Empat.
1. Bagian logistik yang bertugas dalam Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi. Ed. 4. Jakarta:
penerimaan barang sebaiknya menindaklanjuti Salemba Empat.
dan berkomunikasi dengan bagian lain Nuraida, I. (2004). Tahapan-Tahapan Transaksi
mengenai adanya pembelian barang dan Bisnis dan Dokumen Bisnis. Jurnal Bina
membuat laporan penerimaan barang, agar Ekonomi, 8(1).
memudahkan pengendalian persediaan barang Rasto. (2015). Manajemen Perkantoran Paradigma
material untuk proyek supaya penggunaan Baru. Bandung: CV Alfabeta.
barang tersebut lebih efektif yang akan Rasyad, R. (2003). Metode Statistik Deskriptif Utk
berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan. Umum. Jakarta: Grasindo.
2. Perusahaan sebaiknya mulai menyusun prosedur Baridwan, Z. (2002). Sistem Akuntansi: Penyusunan
beserta flowchart, dengan demikian bagian- Prosedur dan Metode,Edisi 5. Jogjakarta:
bagian terkait mengerjakan kegiatan BPFE.
operasional dengan satu fungsi. Dengan
demikian prosedur yang akan dijalankan lebih

Anda mungkin juga menyukai