Anda di halaman 1dari 119

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG POLA MAKAN

DENGAN PERILAKU MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT


PADA SISWA SD NEGERI MOJOREJO 5
KARANG MALANG SRAGEN

HALAMAN JUDUL

HASIL PENELITIAN

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
Memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan
Di Akper YAPPI Sragen

OLEH :
ROSITA ANJANI
20018

AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI SRAGEN


JAWA TENGAH
2022/2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan Judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan

Tentang Pola Makan Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada

Siswa SD Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen” telah memenuhi

persyaratan dan disetujui serta layak untuk diujikan pada:

Hari/Tanggal : Jumat, 03 Maret 2023

Pembimbing

Lestyani S.Kep., Ns., M.Kep

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan

Tentang Pola Makan Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada

Siswa SD Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen” telah dipertahankan dan

diujikan di depan penguji Karya Tulis Ilmiah (KTI).

Hari/Tanggal : Jumat, 03 Maret 2023

Penguji I :

Siti Rofiatun Rosida , S.Kep., M.Kes ( )

Penguji II :

Lestyani S.Kep., Ns., M.Kep ( )

Mengetahui,
Direktur Akper YAPPI Sragen

H. Suyadi, SMIP., S.K.M., M.Kes

iii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Rosita Anjani

NIM : 20018

Institusi : Akademi Keperawatan YAPPI Sragen

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan Tingkat

Pengetahuan Tentang Pola Makan Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan

Mulut Pada Siswa SD Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen” adalah bukan

karya tulis ilmiah orang, baik sebagaian maupun keseluruhan, kecuali bentuk

kutipan yang telah disebutkan sumbernya. Demikian surat pernyataan ini. Saya

buat dengan sebenar-benarnya dan apabila ini tidak benar, saya bersedia mendapat

sanksi akademik.

Sragen, 03 Maret 2023


Yang menyatakan

Rosita Anjani

iv
MOTTO

 “Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan

tersebut untuk kebaikan dirinya sendiri” - (QS. Al-Ankabut : 6).

 “Dan Allah SWT sebaik-baiknya pemberi rezeki” - (Q.S Al-

Jumu’ah:11)

 “Hidup ini adalah perjalanan Panjang dan tidak selamanya mulus.

Pada hari ke berapa dan pada jam ke berapa, kita tidak pernah tahu,

rasa sakit apa yang harus kita lalui. Kita tidak tahu, kapan hidup

akan membanting kita dalam sekali, membuat terduduk, untuk

kemudian memaksa kita mengambil keputusan” - Tere Liye.

 “Jika yakin dengan kemampuan diri sendiri, maka kita akan berani

mencoba hal atau tantangan baru. Sukses atau gagal, tidaklah jadi

masalah! Karena yang terpenting, kita jangan pernah takut untuk

maju sebelum berperang.!” - Tha Artha-

 “Jika ada perubahan yang ingin kamu mulai, silahkan mulai. Jangan

terlalu mendengarkan suara bising yang menyerangmu. Karena pada

akhirnya hanya kamu sendiri yang bisa menolong dirimu sendiri

untuk bangkit dan berubah.”- Indra Sugiarto

v
PERSEMBAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan untuk :


1. Allah SWT tanpa kuasa dan ridhanya KTI ini tidak akan berhasil.

2. Orang tua terbaik Bapak Joko Sumarno dan Ibu Bibit terima kasih atas doa,

dukungan, semangat, motivasi, nasehat serta kasih sayang yang kalian

berikan.

3. Seluruh keluarga terutama Paman Suwito dan Bibi Marliyah yang telah

memberikan dukungan.

4. Dukungan dari keluarga Ibu dan Bapak saya mengucapkan terima kasih

telah memberikan support dan doanya.

5. Ibu Lestyani S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing KTI yang

paling sabar dalam mengajari saya selaku pembimbing akademik yang

memberikan masukan.

6. Para dosen dan staf Akper YAPPI Sragen yang memberikan wawasannya,

ilmu dan nasehat yang bermanfaat.

7. Kepala Sekolah SD Negeri Mojorejo 5 yaitu Ibu Tri Rahayu, S.Pd beserta

jajarannya.

8. Teman-teman AKPER YAPPI Sragen Angkatan 2020 terima kasih sudah

berjuang bersama sampai saat ini.

9. Kepada diri saya sendiri yang sudah berusaha dan berjuang dalam

pembuatan serta penyusunan Karya Tulis Ilmiah

10. Fotokopi Departement dan Fotokopi Optimal terimakasih telah membantu

mencetak tugas akhir ini.

vi
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SW. Atas segala

nikmat, taufik, hidayat, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Pola

Makan Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Siswa SD

Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen”. Penulis menyadari dan memaklumi

bahwa dalam dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mengalami

hambatan dan kesulitan, namun dengan berkat bimbingan dan kerjasama dengan

berbagai pihak sehingga dapat berjalan dengan lancar oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak antara lain :

1. Bapak H. Suyadi, SMIP., S.K.M., M.Kes. Selaku Direktur AKPER YAPPI

Sragen.

2. Ibu Lestyani S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji II dan pembimbing dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah banyak meluangkan waktu

dan pikiran dalam membimbing penulis.

3. Ibu Siti Rofiatun Rosida , S.Kep., M.Kes selaku penguji I Karya Tulis

Ilmiah

4. Orang tua yang memberikan dorongan baik moral dan material selam

penulis mengikuti pendidikan di AKPER YAPPI Sragen.

5. Para dosen dan staf AKPER YAPPI Sragen yang memberikan bimbingan

dengan sabar dan wawasanya serta ilmu yang bermanfaat.

6. Untuk teman satu perjuangan di AKPER YAPPI Sragen Angkatan 2020.

vii
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan karena terbatasnya

kemampuan penulis, oleh karena itu penulis berharap dan menerima saran

dan kritik dari semua pihak untuk lebih menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah

ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Aamiin

Sragen, 03 Maret 2023

Rosita Anjani

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv
MOTTO ..................................................................................................................v
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
ABSTRAK ............................................................................................................xv
ABSTRACT ........................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian ...................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................................... 11
1. Konsep Pengetahuan ...............................................................................11
2. Pola Makan ..............................................................................................16
3. Perilaku ....................................................................................................21
4. Kesehatan Gigi Dan Mulut ......................................................................25
5. Anak ........................................................................................................37
B. Kerangka Teori .......................................................................................... 41
C. Kerangka Konsep ...................................................................................... 42
D. Hipotesis .................................................................................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 50
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 51
C. Variabel Penelitian, Definisi Operasional , dan Skala Pengukuran .......... 51
D. Populasi, Sampel, dan Sampling ............................................................... 53
E. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ................................... 54
F. Keabsahan Data ......................................................................................... 57
G. Metode Analisa Data ................................................................................. 58
H. Etika .......................................................................................................... 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .......................................................................................................... 50
B. Pembahasan ............................................................................................... 54

ix
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 60
B. Saran .......................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian..................................................................................7


Tabel 3. 1 Definisi Operasional ............................................................................52
Tabel 3. 2 Jumlah Siswa-siswi Di Tiap Kelas Di SD Negeri Mojorejo V .............53
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Usia .......................... 51
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin ................................................................................................................. 52
Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Terhadap Pola Makan. 52
Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden Terhadap KesehatanGigi Dan
Mulut ..................................................................................................................... 53
Tabel 4. 5 Hasil Uji Statistik Chi-Square ............................................................. 54

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Teori ..................................................................................41


Gambar 2. 2 Kerangka Konsep ..............................................................................42

xii
DAFTAR SINGKATAN

WHO World Health Organization

BB Berat Badan

TB Tinggi Badan

OHIS Oral Hygiene Indeks Score

SAR Stomatitis Aftosa Rekuren

FDI Foreign Direct Investment

SLS Sodium Lauryl Sulphate

ASI Air Susu Ibu

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden Penelitian


Lampiran 2. Lembar Persetujuan Keikutsertaan dalam Studi Penelitian
Lampiran 3. Lembar Kuesioner
Lampiran 4. Log Book
Lampiran 5. Jadwal Penelitian Tahun 2022 – 2023
Lampiran 6. Surat Perizinan
Lampiran 7. Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 8. Hasil SPSS
Lampiran 9. Foto Saat Melakukan Penelitian

xiv
ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG POLA MAKAN


DENGAN PERILAKU MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PADA SISWA SD NEGERI MOJOREJO 5
KARANG MALANG SRAGEN
Rosita Anjani¹, Lestyani², Siti Rofiatun Rosida³
E-Mail : 123rositaanjani@gmail.com

Latar belakang penelitian ini masalah kesehatan gigi dan mulut banyak ditemukan pada
anak usia sekolah dasar diantaranya karies, gigi berlubang, plak, stomatitis, dan lain
sebagainya. Beberapa faktor yang berhubungan dengan masalah kesehatan gigi dan mulut
tersebut adalah karakteristik responden, pola makan manis, perilaku menjaga kesehatan
gigi mulut seperti menyikat gigi, menghindari makanan manis dan pengaturan pola
makan yang baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan
Tentang Pola Makan Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Siswa
SD Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen. Metode yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
mayoritas berusia 9 tahun sebanyak 15 responden (25,0%), mayoritas berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 32 responden (53,3%), mayoritas memiliki pengetahuan pola makan
yang baik sebanyak 47 responden (78,3%), mayoritas memiliki perilaku menjaga
kesehatan gigi dan mulut yang cukup sebanyak 43 responden (71,7%), hasil uji statistik
Chi-Square dengan ketentuan Pearson Chi-Square diperoleh p value yaitu 0,000 yang
berati p value <0,05 maka terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang
pola makan dengan perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut pada siswa SD Negeri
Mojorejo 5 Karang Malang Sragen. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan
pengetahuan pola makan dengan perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut pada siswa
di SD Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen Jawa Tengah 57222.

Kata kunci : Pengetahuan, Pola Makan, Perilaku, Gigi dan Mulut


1. Mahasiswa Akademi Keperawatan YAPPI Sragen
2. Dosen Akademi Keperawatan YAPPI Sragen
3. Dosen Akademi Keperawatan YAPPI Sragen

xv
ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE ABOUT DIET AND BEHAVIOR


TO MAINTAIN ORAL HEALTH IN STUDENTS OF MOJOREJO 5
ELEMENTARY SCHOOL KARANG MALANG SRAGEN
Rosita Anjani¹, Lestyani², Siti Rofiatun Rosida³
E-Mail: 123rositaanjani@gmail.com

The background of this study is that oral health problems are commonly found in
elementary school children including caries, cavities, plaque, stomatitis, and so on.
Several factors related to oral health problems are the characteristics of respondents,
sweet diet, oral health maintenance behavior such as brushing teeth, avoiding sweet foods
and good dietary arrangements. The purpose of this study was to determine the
relationship between knowledge about diet and behavior to maintain dental and oral
health in students of Sd Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen. The method used was
quantitative research with a cross sectional design. The results of this study showed that
the majority were 9 years old as many as 15 respondents (25.0%), the majority were male
as many as 32 respondents (53.3%), the majority had good dietary knowledge as many as
47 respondents (78.3%), the majority had sufficient oral health care behavior as many as
43 respondents (71.7%), the results of the Chi-Square statistical test with the provisions
of Pearson Chi-Square obtained a p value of 0.000 which means the p value <0.05, so
there is a significant relationship between knowledge about diet and behavior to maintain
oral health in Mojorejo 5 Karang Malang Sragen State Elementary School students. The
conclusion in this study is that there is a relationship between dietary knowledge and
behavior to maintain oral health in students at Mojorejo State Elementary School 5
Karang Malang Sragen Central Java 57222.

Keywords: Knowledge, Diet, Behavior, Teeth and Mouth


1. Student of YAPPI Sragen Nursing Academy
2. Lecturer of YAPPI Sragen Nursing Academy
3. Lecturer of YAPPI Sragen Nursing Academy

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pola konsumsi anak sekolah merupakan kebiasaan makan yang terdiri

dari jenis, frekuensi makan dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh anak

pada waktu tertentu. Anak sekolah memiliki karakteristik yaitu selalu aktif

dalam kegiatan fisik sehingga anak sekolah membutuhkan asupan energi

yang tinggi untuk memenuhi kebutuhannya (Al-Jawaldeh, 2020). Pola makan

adalah cara untuk mengatur kuantitas makanan, sehingga dapat meningkatkan

kualitas kesehatan, psikologi, pencegahan serta proses penyembuhan sakit

(Depkes RI, 2014).

Faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pangan atau pola makan pada

anak sekolah adalah jenis kelamin, aktifitas, usia ibu, pengetahuan ibu

tentang gizi, pekerjaan ibu dan status ekonomi keluarga (Nevy Velanti,

2020). Siswa-siswi pada usia sekolah dasar memiliki risiko yang besar dalam

permasalahan gizi yang berkaitan dengan gizi, perkembangan dan

pertumbuhan. Menurut hasil UNICEF-WHO prevalensi gizi kurang dan gizi

buruk yang terjadi mencapai 30%. Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan

menyatakan bahwa kategori balita kurus dan sangat kurus merupakan status

gizi yang berdasarkan pada indeks berat badan menurut tinggi badan

(BB/TB). Persentase balita sangat kurus dan kurus usia 0-59 bulan di

1
2

Indonesia pada tahun 2018 adalah 4,5% dan 7,2%. Bila dijumlahkan,

persentase ini cenderung turun jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2017

dimana persentase balita sangat kurus dan kurus sebesar 3,9% dan 8,9%

(RISKESDAS, 2018).

Upaya optimalisasi tumbuh kembangnya anak usia sekolah dasar

membutuhkan akan gizi yang cukup dari sudut pandang kualitas dan

kuantitas serta memerlukan perhatian dari berbagai pemangku kepentingan.

Nutrisi pada usia ini cenderung kurang optimal karena banyaknya faktor

lingkungan yang mempengaruhinya (Kurniasari & Rahmatunisa, 2019).

Mengkonsumsi makanan sehat dapat menyokong perkembangan dan

pertumbuhan anak. Makanan sehat yang mengandung unsur karbohidrat,

protein, mineral dan vitamin yang merupakan makanan yang baik bagi tubuh,

sehingga semua unsur tersebut harus dikonsumsi secara seimbang oleh anak

(Budhi Susanto, 2014).

Pola makan kariogenik dapat berpengaruh dalam proses karies gigi.

Makanan yang mengandung karbohidrat khususnya gula banyak terkandung

dalam jajanan yang dikonsumsi anak sekolah (Fatimatuzzahro N, 2016).

Makanan dari jenis karbohidrat yang terselip di antara gigi, oleh kuman di

mulut akan diubah menjadi asam yang mengakibatkan permukaan email

menjadi lunak dan terjadi karies gigi (Yulisetyaningrum, 2016). Kesehatan

gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat

dipisahkan satu dengan lainnya karena dapat memengaruhi kesehatan tubuh


3

keseluruhan atau bagian tubuh lainnya. Kesehatan atau kebersihan dalam

rongga mulut dapat memengaruhi terjadinya karies gigi (Agusta, 2015).

Kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor integral kesehatan dan

kesejahteraan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan antara

satu dengan yang lainnya (Jain M, 2013). Perilaku kesehatan (termasuk

kesehatan gigi dan mulut) dapat dibagi menjadi pengetahuan, sikap dan

tindakan. Pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing individu dapat

membentuk sikap dan tindakan individu tersebut dalam kehidupannya sehari-

hari (Notoatmojo, 2014). Pengetahuan yang kurang mengenai kebersihan gigi

dan mulut merupakan salah satu penyebab anak mengabaikan masalah

kesehatan gigi dan mulut (Gede, 2013).

Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia, masih menjadi perhatian

yang sangat penting dalam pembangunan kesehatan dan perlu diperhatikan

oleh tenaga kesehatan terutama di masa pandemi ini. Penyakit gigi dan mulut

yang diderita masyarakat Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga gigi

dan karies gigi, sumber dari kedua penyakit tersebut adalah akibat dari

terabaikannya kebersihan gigi dan mulut sehingga terjadilah penumpukan

plak. Plak adalah lapisan tipis yang melekat erat di permukaan gigi serta

mengandung sekumpulan bakteri (Arini & Rismayanti, 2016). Riset

kesehatan dasar tahun 2018 di Indonesia melaporkan bahwa 57,6% penduduk

memiliki masalah gigi dan mulut, serta proporsi gigi berlubang atau karies di

Indonesia sebesar 45,5%, dan di provinsi Jawa tengah yaitu 43,4%


4

(Kementrian Kesehatan RI, 2018). Di wilayah Sragen yaitu 48,54%

(Riskedas Jawa Tengah, 2018).

Karies adalah suatu proses demineralisasi pada email, dentin, dan

sementum yang disebabkan oleh aktivitas metabolik suatu mikroorganisme

(Kidd, 2016). Pada usia 6-13 tahun diperlukan perawatan lebih intensif

karena pada usia tersebut terjadi pergantian gigi dan tumbuhnya gigi baru.

Pada usia 12 tahun semua gigi primer telah tanggal dan mayoritas gigi

permanen telah tumbuh. Anak-anak yang memasuki usia sekolah mempunyai

risiko mengalami karies gigi yang semakin tinggi (Macnab, 2015). WHO

tahun 2016 menyatakan kejadian karies gigi pada anak masih besar

yaitu 60-90% (Hidaya, 2018). Menurut Riskesdas Indonesia (2018) anak

kelompok usia 12 tahun menderita karies gigi sebanyak 29,8% (Nugraheni H,

2019). Di Jawa Tengah 43,4% penduduknya mengalami karies gigi

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).

Penelitian yang dilakukan Maike Mitra Purniasari (2018) didapatkan hasil

pola makan anak usia sekolah terhadap 60 siswa dan siswi yaitu kategori baik

1,7%, kategori cukup 58,3%, dan kategori kurang 40%, diketahui bahwanya

pola makan anak usia sekolah dasar tingkat pengetahuan siswa-siswi

mayoritas dalam kategori cukup.

Kemudian penelitian lain yang dilakukan oleh Zaleha Harahap (2019)

didapatkan hasil Tingkat pengetahuan tentang pola makan anak terhadap

karies gigi, dari 32 siswa/i kelas V SDN 112140 Kel. Kartini Kec. Rantau

Utara Kab. Labuhan Batu Tahun 2019, tingkat pengetahuan baik yaitu
5

sebanyak 19 responden (59,37%) sedangkan dengan tingkat pengetahuan

sedang yaitu sebanyak 10 responden (31,25%) dan dengan tingkat

pengetahuan buruk sebanyak 3 responden (9,38%) .

Adapun studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis dengan

melakukan wawancara pada 12 siswa di SD Negeri Mojorejo 5 Karang

Malang Sragen dengan bertanya “apakah siswa mengetahui tentang pola

makan yang baik?” dan “apakah sudah menjaga perilaku kesehatan gigi dan

mulut?” hasilnya terdapat 4 siswa yang mengetahui tentang pola makan yaitu

makan 1 hari 3x yaitu pagi, siang dan sore/malam dan mereka mengetahui

makanan yang menyebabkan sakit gigi atau gigi berlubang yaitu makanan

manis seperti permen, kemudian 6 siswa menjawab tentang bagaimana

mereka menjaga perilaku kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara

menyikat gigi saat pagi hari dan sebelum tidur dan 2 siswa lainnya belum

mengetahui tentang pengetahuan pola makan yang baik dan menjaga perilaku

kesehatan gigi dan mulut.

Berdasarkan paparan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Pola

Makan Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Siswa SD

negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan Tingkat Pengetahuan


6

Tentang Pola Makan Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut

Pada Siswa SD Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen ?“.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Apakah Ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang

Pola Makan Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada

Siswa SD Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen.

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia

2) Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

3) Untuk mengetahui pengetahuan tentang pola makan

4) Untuk mengetahui perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut

5) Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang pola makan

dengan perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut pada siswa di SD

Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi dalam

bidang ilmu keperawatan khusus pada pengetahuan tentang pola makan

terhadap perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut anak sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi Peneliti
7

Dapat menambah wawasan bagi peneliti, sehingga dapat

mengembangkan penelitiannya mengenai Pengetahuan Tentang Pola

Makan Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut di SD

Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen.

2) Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

pihak sekolah bahwa pentingnya pendidikan mengenai Pengetahuan

Tentang Pola Makan Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan

Mulut di SD Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pengalaman dalam penelitian dalam penulisan ilmiah tentang

Hubungan Pengetahuan Tentang Pola Makan Dengan Perilaku

Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut bagi anak sekolah dasar.

4) Bagi Anak Usia Sekolah Dasar

Dapat menambah pengetahuan mengenai pentingnya menjaga

kesehatan tentang pola makan dan perilaku menjaga kesehatan gigi

dan mulut.

E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian

Nama Peneliti Jenis Penelitian Metode Hasil Penelitian


(Kantja Pengaruh Pola Jenis penelitian Hasil
Irmayuli, 2015). Makan Pada Anak ini adalah pemeriksaan
Sekolah Dasar Observasional OHIS
Terhadap Status deskriptif dengan - Baik : 24
Kesehatan Gigi desain cross murid
8

Dan Mulut : sectional - Sedang : 30


Penelitian Study. Sampel murid hasil
Dilakukan di terdapat . Sampel perhitungan tiga
Wilayah Kerja nya sebanyak 54 jenis makanan
Puskesmas Matako murid yang dimakan
Kecamatan Tojo terakhir kali
Barat, Kabupaten berdasarkan
Tojo Una-Una , keadaan oral
Provinsi Sulawesi hygiene
Tengah. - Baik : 24
murid
- Sedang : 30
murid hubungan
OHIS dengan
jenis makanan
yang di sukai
menunjukkan
ohis murid
dengan jenis
makanan sayur
dan buah
- Baik : 20 murid
- Sedang : 11
murid dengan
total 23 murid
atau 42.6%
Jenis makanan
cepat saji
- Baik : 19 murid
- Sedang : 23
murid atau 42.6%
Kesimpulan:
murid Sekolah
Dasar Matako
Kecamatan Tojo
Barat Kabupaten
Tojo Una-Una
Sulawesi Tengah
tersebut yang
banyak
mengkonsumsi
jajanan berupa
gorengan,
lalu makanan
yang paling
disukai oleh
9

murid adalah
berupa buah dan
sayur, dan
frekuensi jajan
siswa dalam
sehari sebanyak
dua kali sehari,
serta pola
makanan
anak terutama
jajanan dan
frekuensi makan
anak berpengaruh
terhadap status
kebersihan mulut
mereka.
(Cunhaa Amelia Hubungan Tingkat Metode Hasil penelitian
dkk, 2022) Pengetahuan Siswa penelitian pada responden
Tentang Pola merupakan menunjukkan
Makan Dengan penelitian tingkat
Prevalensi Karies deskriptif dengan pengetahuan anak
Gigi Pada Anak 7– pengambilan tentang pola
9 Tahun sampel sampel makan berada
sebanyak 30 pada kategori
responden yaitu baik sebesar
terdiri dari anak 6,7%, tingkat
usia 7-9 tahun. pengetahuan
Variabel bebas buruk sebanyak
yang diteliti 93,3%.
yakni kejadian Sedangkan anak
karies, Variabel yang memiliki
terikat yakni karies berada
pengetahuan anak pada kategori
tentang pola sangat tinggi
makan. Alat ukur dengan
yang digunakan Persentase 96,7
adalah kusioner. (29 siswa), anak
yang bebas karies
dengan persentase
3,3 (1 siswa).
10

(Fatimatuzzahro, Gambaran Perilaku Metode Hasil


Nadie dkk, 2016) Kesehatan Gigi penelitian ini pemeriksaan
Anak Sekolah Deskriptif dengan menunjukkan
Dasar Di Desa pendekatan indeks DMF-T
Bangsalsari kuantitatif. rata-rata untuk
Kabupaten Jember. Sampelnya siswa SDN 03
adalah siswa Bangsalsari yaitu
kelas 3 sebanyak 6,1, sedangkan
70 orang di SDN rata-rata indeks
03 Bangsalsari DMF-T untuk
dan 51 orang di siswa SDN 04
SDN 04 Bangsalsari yaitu
Bangsalsari . 5. Indeks gigi
Penyuluhan dan yang karies (D)
praktek gosok lebih dominan
gigi bersama yaitu sekitar 67%
dilakukan kepada dibanding gigi
para siswa untuk yang telah dicabut
memberi (M) sebanyak 2%
pengetahuan serta dan gigi yang
memperbaiki telah ditambal (F)
perilaku hanya 1%. Masih
mengenai tinggi nya gigi
kesehatan yang karies (D)
rongga mulut. dibandingkan gigi
yang sudah
ditambal (F)
menunjukkan
masih rendahnya
pengetahuan dan
kesadaran siswa
SD serta orang
tua dalam
menjaga
kesehatan rongga
mulutnya. Status
karies gigi pada
siswa SDN 03
dan 04
Bangsalsari
berada pada
kategori Tinggi
berdasarkan
kriteria WHO.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan berasal dari kata “tahu”, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indra, yaitu indra penglihatan,

penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Pengetahuan bisa

diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui

proses pendidikan. Pengetahuan merupakan ranah yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan. Pengetahuan diperlukan

sebagai dorongan fisik dalam menumbuhkan rasa percaya diri

maupun dengan dorongan sikap perilaku setiap orang, sehingga

dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap

tindakan seseorang (Noviyanti dkk, 2016).

Pengetahuan adalah proses dari usaha manusia untuk tahu,

sehingga dengan pengetahuan manusia dapat memberi putusan

yang benar dan pasti/ kebenaran dan kepastian untuk menjalani

kehidupan dari setiap masing-masing individu (Situmeang, 2021).

11
12

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2021), mengungkapkan bahwa

pengetahuan yang dicakup dalam dominan kognitif mempunyai

enam tingkat yaitu :

1) Tahu (know)

Pengetahuan yang didapatkan seseorang sebatas hanya

mengingat kembali apa yang telah dipelajari sebelumnya,

sehingga dapat di artika pengetahuan pada tahap ini adalah

tingkatan paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Pengetahuan yang menjelaskan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan objek atau sesuatu dengan benar.

3) Aplikasi (application)

Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini adalah dapat

mengaplikasikan atau menerapkan materi yang telah dipelajari.

4) Analisis (analysis)

Kemampuan menjabarkan suatu materi atau suatu objek ke

dalam sebuah komponen-komponen yang ada kaitan satu sama

lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah sebuah pengetahuan yang dimiliki kemampuan

seseorang dalam mengaitkan berbagai fungsi elemen atau unsur


13

pengetahuan yang ada menjadi suatu pola baru yang lebih

menyeluruh.

c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Nurasmi (2020), terdapat delapan hal yang

mempengaruhi pengetahuan yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan

sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.

Pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau

perubahan kearah yang lebih dewasa lebih baik, dan lebih

matang terhadap individu, kelompok atau masyarakat.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan menjadikan seseorang mendapatkan

pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun

tidak langsung.

3) Pengalaman

Pengalaman merupakan sebuah kejadian atau peristiwa yang

pernah dialami oleh seseorang bdalam berinteraksi dengan

lingkungannya.

4) Usia

Umur seseorang yang bertambah dapat membuat perubahan

pada aspek fisik psikologis, dan pekerjaan. Aspek psikologis

taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.


14

5) Kebudayaan

Kebudayaan tempat dimana kita dilahirkan dan dibesarkan

mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap terbentuknya

cara berfikir dan perilaku kita.

6) Minat

Minat merupakan suatu bentuk keinginan dan ketertarikan

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba

dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya dapat diperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam.

7) Paparan informasi

Teknologi informasi mengartikan informasi sebagai suatu

teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, dan menyimpan,

manipulasi, menumumkan, menganalisa, dan menyebarkan

informasi dengan maksud dan tujuan tertentu yang bisa

didapatkan melalui media elektronik maupun cetak.

8) Media

Contoh media yang didesain secara khusus untuk mencapai

masyarakat luas seperti televisi, radio, koran, majalah, dan

internet.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Asriwati dan Irawati (2019), mengemukakan cara

memperoleh pengetahuan, yaitu :


15

1) Cara tradisional atau non ilmiah

a) Cara coba-salah (trial and error), memperoleh pengetahuan

dari cara coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial

and error”

b) Cara kekuasaan atau otoritas, kebiasaan ini bisa diwariskan

turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya

c) Berdasarkan pengalaman pribadi.

2) Cara modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis logis dan ilmiah. Cara ini disebut

metode penelitian ilmiah atau lebuh popular disebut metodologi

penelitian (research methodology). Cara ini lebih praktis dan

mudah dipahami dengan mengambil dari beberapa sumber

kajian-kajian ilmiah.

e. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Arikunto (2013), untuk mengukur pengetahuan

maka menggunakan kuisioner dengan ketentuan sebagai berikut :

Kriteria :

Baik : 76 – 100%

Cukup : 56 – 75%

Kurang : < 55%.

Dalam pengukuran kuisioner digunakan rumus Angket yaitu

sebagai berikut :
16

P = f x 100%
N

Keterangan :

P : Presentasi

f : Jumlah jawaban yang benar

N : Jumlah skor maksimal, jika semua jawaban benar

2. Pola Makan

a. Pengertian Pola Makan

Pola makan adalah susunan dan jumlah makanan yang

dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok pada waktu tertentu

yang terdiri dari frekuensi makan, jenis makanan, dan porsi makan

(Irianty et al., 2020). Pola makan merupakan perilaku yang

dilakukan oleh seseorang saat memilih dan mengkonsumsi

makanan setiap harinya. Pola makan yang tidak teratur akan

memicu lambung sulit beradaptasi, apabila hal ini berlangsung

dalam waktu yang lama, asam lambung akan diproduksi berlebih

yang dapat mengiritasi dinding lambung (Laurensius et al., 2019).

b. Komponen Pola Makan

Menurut Oetoro dkk (2018) pola makan memiliki 3 (tiga)

komponen penting yaitu Jenis, Jumlah, dan Frekuensi Makan.

1) Jenis Makan

Jenis makanan adalah bahan makan yang bervariasi yang jika

dimakan, dicerna, dan diserap menghasilkan susunan menu

yang sehat dan seimbang. Jenis makanan yang di konsumsi


17

harus variatif dan kaya nutrisi. Diantaranya mengandung nutrisi

yang bermanfaat bagi tubuh yaitu karbohidrat, protein, vitamin,

lemak, dan mineral. Penyebab masalah kesehatan gigi dan

mulut dapat berupa mengonsumsi makanan manis dan lengket,

kurang menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan malas dan

tidak rutin dalam menyikat gigi, dan memiliki kebiasaan buruk

contohnya menghisap jempol (Elianora, 2018). Menurut

Armilda (2017) makanan kariogenik adalah makanan yang

banyak mengandung gula, seperti makanan manis dan lengket.

Makanan kariogenik memiliki kecenderungan melekat pada

permukaan gigi. Contoh makanan kariogenik yang dapat

menyebabkan karies gigi yaitu, roti, kue, permen, coklat, dan

snack (makanan ringan).

2) Jumlah porsi makan

Menurut Oetoro (2018) makanan sehat itu jumlahnya harus

disesuaikan dengan ukuran yang dikonsumsi. Bagi yang

memiliki berat badan yang ideal, maka mengosumsi makanan

yang sehat tidak perlu menambahkan maupun mengurangi

porsi makanan cukup yang sedang-sedang saja. Sedangkan,

bagi pemilik berat badan lebih gemuk, jumlah makanan sehat

harus dikurangi. Jumlah atau porsi makan merupakan suatu

ukuran makan yang di konsumsi pada setiap kali makan.

Menurut Willy (2017) jumlah makan adalah banyaknya


18

makanan yang dimakan dalam setiap orang dan setiap individu

dalam kelompok.

3) Frekuensi makan

Menurut Oetoro (2018) frekuensi makan adalah jumlah makan

sehari-hari. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh

melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus

halus. Menurut Almatsier (2015) frekuensi makan merupakan

jumlah waktu makan dalam sehari meliputi makanan lengkap

(full meat) dan makan selingan (snack). Makanan lengkap

biasanya diberikan tiga kali sehari (makan pagi, makan siang

dan makan malam), sedangkan makanan selingan biasa

diberikan antara makan pagi dan makan siang dan antara

makan siang dan makan malam.

c. Pola Makan Seimbang

Pola makan seimbang adalah cara pengaturan jumlah dan

jenis makan dalam bentuk susunan makanan sehari-hari yang

mengandung zat gizi, terdiri dari enam zat yaitu karbohidrat,

protein, lemak, vitamin, mineral, air dan keaneka ragam makanan.

Pola makan seimbang adalah susunan jumlah makanan yang

dikonsumsi mengandung gizi seimbang dalam tubuh dan

mengandung dua zat yaitu zat pembagun dan zat pengatur. Makan

seimbang ialah makanan yang memiliki banyak kandungan gizi


19

dan asupan gizi yang terdapat pada makanan pokok, lauk hewani,

lauk nabati, sayur dan buah (Depkes RI, 2014).

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan

Menurut Kadir (2016) Faktor yang mempengaruhi

kebiasaan makan pada masyarakat biasanya digolongkan dua

faktor yaitu faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik ;

1) Faktor Ekstinsik merupakan faktor luaran dari manusia

a) Faktor lingkungan alam

Pola makan dipedesaan Indonesia umumnya di pengaruhi

oleh jenis – jenis bahan makanan yang ada di daerahnya.

b) Faktor lingkungan sosial

Lingkungan sosial memberikan gambaran yang jelas

tentang perbedaan kebisaan makan.

c) Faktor lingkungan budaya dan agama

Faktor lingkungan budaya berkaitan dengan kebiasaan

makan meliputi nilai-nilai kehidupan dan rohani dan

kewajiban-kewajiban sosial.

d) Faktor Lingkungan Ekonomi

Kebiasaan makan juga sangat ditentukan oleh kelompok-

kelompok masyarakat menurut tahap ekonominya.

2) Faktor Intrinsik yaitu faktor yang berasal dari dalam diri

manusia, faktor instrinsik meliputi :

a) Faktor asosiasi emosional


20

b) Faktor keadaan jasmani dan kejiwaan yang sedang sakit

Kebiasan makan juga sangat dipengaruhi oleh keadaan

kesehatan seseorang.

c) Faktor penilaian yang lebih terhadap mutu makan

e. Pola Makan Anak

Pemantauan pola makan anak penting bagi pertumbuhan,

anak seringkali makan apa saja yang mereka sukai, oleh karena itu

penting orang tua untuk memantau nutrisi anak. Ketika pola makan

anak teratur maka gizi anak tercukupi dan terhindar dari masalah

kesehatan (Zainul, 2015). Anak usia sekolah 7-12 tahun merupakan

masa dimana anak memiliki beragam aktifitas dan mudah

terpengaruh oleh kebiasaan diluar keluarga, sehingga kebutuhan

gizinya harus mendapat perhatian utama. Sejak terjadinya krisis

moneter yang menyebabkan meningkatnya jumlah anak dengan

status gizi kurang akibat kurangnya konsumsi pangan, pangan

lokal mulai digalakkan sebagai bahan pangan yang dapat

dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan gizi (Irwan dkk, 2020).

Makanan yang dikonsumsi hari ini mempunyai peran yang

sangat besar dalam menentukan kualitas hidup anak di kemudian

hari. Upaya untuk mendorong perbaikan status kesehatan, yaitu

dengan pemberian gizi yang baik diharapkan pertumbuhan dan

perkembangan anak akan baik pula, disamping dapat memperbaiki

status kesehatan anak (Ades Vyanti dkk, 2022). Pemenuhan


21

makanan yang baik dapat berpengaruh terhadap status gizi anak

dan pola makan yang baik dapat meningkatkan kualitas aktivitas

fisik yang baik pula (Hasrul et al, 2020).

3. Perilaku

a. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam

berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling

nampak sampai yang tidak tampak, dari yang dirasakan sampai

paling yang tidak dirasakan (Oktaviana, 2015). Perilaku

merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam

melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan

kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia

pada hakekatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia baik

yang diamati maupun tidak dapat diamati oleh interaksi manusia

dengan lingungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,

sikap, dan tindakan (Adventus dkk, 2019).

b. Macam – Macam Perilaku

Menurut Lumbanbatu (2018), merumuskan bahwa perilaku

merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui

proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian

organisme tersebut merespons. Maka teori Skinner ini disebut


22

“SO-R” atau Stimulus Organisme Respons. Skinner membedakan

adanya dua respons yaitu ;

1) Respondent response atau reflexive, yaitu respons yang

ditimbulkan oleh rangsangan – rangsangan (stimulus) tertentu.

Stimulus semacam ini disebut elicting stimulation karena

menimbulkan respons – respons yang relatif tetap. Misalnya:

makanan yang lezat menimbulkan keingginan untuk makan,

cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya.

Respondent response ini juga mencakup perilaku emosional.

2) Operant response atau instrumental response, yaitu respons

yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus

atau perangsang tertentu. Dilihat dari bentuk respons terhadap

stimulus ini maka perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua.

1) Perilaku tertutup (covert behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup (covert). Repons atau reaksi

terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,

persepsi pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi

pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum

dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu,

disebut covert behavior atau unobservable behavior.


23

2) Perilaku terbuka (overt behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus

tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik

(practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat

oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behavior,

tindakan nyata atau praktik (practice).

c. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Lawrence Green dalam Damayanti (2017),

kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor

pokok, yaitu: faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar

perilaku (non-behavior causes). Perilaku itu sendiri ditentukan atau

terbentuk dari tiga faktor, yaitu:

1) Faktor predisposisi (predisposing factors)

Faktor ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap kesehatan, tradisi, dan kepercayaan masyarakat

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai

yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial

ekonomi, dan sebagainya.

2) Faktor pendukung (enabling factors)

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat perlu sarana dan prasarana

pendukung untuk berperilaku sehat.


24

3) Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,

tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk

petugas kesehatan, termasuk juga di sini undang-undang,

peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun pemerintah

daerah, yang terkait dengan kesehatan. Masyarakat kadang-

kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif serta

dukungan fasilitas saja dalam berperilaku sehat, melainkan

diperlukan juga perilaku contoh atau acuan dari para tokoh

masyarakat, tokoh agama, dan para petugas, lebih-lebih para

petugas kesehatan.

d. Pengukuran perilaku

Menurut Arikunto (2013), untuk mengukur pengetahuan

maka menggunakan kuisioner dengan ketentuan sebagai berikut :

Kriteria :

Baik : 76 – 100%

Cukup : 56 – 75%

Kurang : < 55%.

e. Perilaku Anak

Anak adalah cerminan dari orang tua, maka perlu adanya

peran dan upaya dalam membentuk keteladanan pada diri orang tua

agar dapat diikuti oleh anaknya,sehingga orang tua wajib

menanamkan sifat uswatun khasanah pada dirinya sendiri agar


25

dapat memberikan pengaruh positif pada perilaku anak. Karena

terdapat potensi besar yang terdapat pada diri anak, juga

dipengaruhi oleh pendidikan di sekitarnya. Jika anak meniru atau

menerapkan keteladanan yang dicontohkan oleh orang tuanya,

maka potensi anak akan tumbuh dan terbentuk dengan individu

yang positif (Firdaus & Sya`bani, 2022).

4. Kesehatan Gigi Dan Mulut

a. Pengertian Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut adalah hal sangat penting karena

gigi dan gusi yang rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa

sakit, gangguan pengunyahan dan dapat mengganggu kesehatan

tubuh lainnya. Mulut merupakan suatu tempat yang sangat ideal

bagi perkembangan bakteri. Bila tidak dibersihkan dengan

sempurna, sisa makanan yang terselip bersama bakteri akan

bertambah banyak dan membentuk koloni yang disebut plak, yaitu

lapisan film tipis, lengket dan tidak berwarna. Jika tidak

disingkirkan dengan melakukan penyikatan gigi, akhirnya akan

menghancurkan email gigi dan akhirnya menyebabkan gigi

berlubang (Rahmadhani, 2017).

Gigi dan mulut merupakan “pintu gerbang” masuknya

kuman dan bakteri sehingga dapat menyebabkan masalah organ

tubuh lainnya. Masalah yang sering dialami oleh masyarakat


26

Indonesia di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah karies gigi

disamping penyakit gusi (Kemenkes, 2014).

b. Faktor Faktor Mempengaruhi Terjadinya Masalah Pada Gigi Dan

Mulut

1) Plak

Plak merupakan lapisan tipis, tidak berwarna dan tidak dapat

dilihat oleh mata, mengandung bakteri, melekat pada

permukaan gigi dan selalu terbentuk di dalam mulut. Faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan plak sama dengan factor

faktor yang mempengaruhi kuman. Kuman membutuhkan

tempat yang aman,waktu untuk berkembang biak dan makanan

untuk hidup (Setianingsih, 2021).

2) Debris

Debris merupakan sisa-sisa makanan yang tertinggal dan

melekat pada permukaan gigi. Jadi, debris indeks adalah hasil

dari jumlah penilaian yang telah didapatkan setelah

dilakukannya pemeriksaan (Setianingsih, 2021).

3) Karang gigi

Karang gigi adalah plak yang terklasifikasi terbentuk dan

melekat erat pada permukaan gigi, calculus mempunyai

permukaan kasar dapat mempererat perlekatan plak dan kuman

selain itu calculus yang kasar dapat menyebabkan kerusakan-

kerusakan dan luka pada gusi sehingga mengakibatkan


27

pendarahan bila gusi tergesek pada calculus, pendarahan ini

mudah dilihat pada gerakan atau gesekan tertentu seperti

menyikat gigi, makan, dan berbicara (Setianingsih, 2021).

c. Akibat Tidak Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mulut

1) Bau mulut

Bau mulut (halitosis) adalah nafas bau yang tidak enak, tidak

menyenangkan dan merusak hidung. Penyebab bau mulut

secara mendasar disebabkan oleh dua hal, yaitu : fisiologis dan

patologis. Sumber fisiologis dari nafas bau berasal dari kondisi

pada permukaan dari lidah. Sumber patologis melibatkan

keparahan saku gusi, yang dikenal dengan penyakit periodontal

(Ratmini, 2017).

2) Karang gigi

Karang gigi merupakan suatu masa yang mengalami klasifikasi

yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi dan

objek solid lainnya di dalam mulut, misalnya restorasi gigi

geligi dan gigi tiruan. Calculus adalah plak terklasifikasi

(Setianingsih, 2021).

3) Gusi berdarah

Penyebab dari gusi berdarah karena kebersihan gigi yang

kurang baik, sehingga terbentuk plak pada permukaan gigi dan

gusi. Kuman-kuman pada plak menghasilkan racun yang dapat


28

merangsang gusi sehingga terjadi radang gusi menjadi mudah

berdarah (Tarigan, 2013).

4) Gigi berlubang

Gigi berlubang atau karies gigi adalah hasil interaksi dari

bakteri di permukaan gigi, plak, dan diet (khususnya komponen

karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak

menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat), sehingga

terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan

cukup waktu untuk terjadinya (Setianingsih, 2021).

d. Gigi dan Mulut Anak

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibandingkan

dengan jaringan yang lainnya. Strukturnya yang berlapis-lapis

mulai dari email yang keras, dentin (tulang gigi) di dalamnya,

pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf, dan bagian lain

yang memperkokoh gigi. Namun demikian, gigi merupakan

jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan. Gigi

merupakan bagian dari alat pengunyahan pada sistem pencernaan

dalam tubuh manusia (Irma dan Intan, 2013). Mulut adalah rongga

terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut merupakan

bagian awal dari pencernaan, di dalam mulut terdapat gigi, lidah,

dan ludah. Lidah (lingua) adalah kumpulan otot rangka pada

bagian lantai mulut, yang berfungsiuntuk membolakbalikan

makanan sehingga semua makanan dihancurkan secara merata.


29

Selain itu lidah berfungsi membantu menelan makanan (Rachmat

& Astrid, 2016).

1) Jenis gigi pada anak

Dalam buku Erwana (2013) Gigi dibagi menjadi empat

jenis, yaitu gigi seri, gigi taring, gigi graham kecil, dan gigi

graham besar. Masing-masing jenis gigi memiliki bentuk yang

berbeda. Untuk usia dewasa umumnya memiliki keempat jenis

gigi ini, sedangkan untuk anak/gigi susu hanya memiliki tiga

jenis, yaitu gigi seri, gigi taring, dan graham.

a) Gigi Seri (Incisivus)

Istilah ilmiah untuk gigi seri adalah gigi insisif, jumlahnya

empat di atas dan empat di bawah. Dinamakan gigi seri

karena gigi ini yang langsung terlihat sama, sepasang (seri),

dan berdampingan. Gigi seri terletak pada bagian depan

rahang dan merupakan gigi yang langsung terlihat saat

pertama kali seseorang tersenyum atau berbicara (Erwana,

2013).

b) Gigi Taring (Caninus)

Gigi taring, gigi ini ada empat buah, di atas dua buah dan

dibawah dua buah, terletak di susudt mulut. Bentuk

mahkotanya meruncing, berfungsi untuk mencabik

makanan. Gigi ini diganti dengan gigi caninus permanen

pada usia 11 hingga 13 tahun.


30

c) Gigi Geraham Kecil (premolar)

Gigi ini diistilahkan dengan premolar. Jumlahnya ada

empat di bagian rahang/mulut atas, yaitu dua di sebelah

kanan atas dan dua di bagian kiri bawah. Lalu ada empat

lagi di bagian rahang/mulut bawah, yaitu dua di bagian

kanan bawah dan dua di bagian kiri bawah. Pre artinya

sebelum atau mendahului (Erwana, 2013).

d) Gigi Geraham Besar (molar)

Gigi ini memiliki istilah ilmiah molar. Jumlahnya enam di

rahang/mulut atas, yaitu tiga di seblah kiri atas dan tiga di

sebelah kanan atas; serta enam di rahang/mulut bawah,

yaitu tiga di sebelah kiri bawah dan tiga di sebelah kanan

bawah. Gigi ini adalah gigi dengan ukuran terbesar dari

seluruh gigi yang ada. Gigi ini masing-masing ada tiga di

kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri bawah, jadi

jumlah totalnya adalah duabelas, selisih jumlah gigi susu

duapuluh (20) dan gigi tetap tiga puluh dua (32) (Erwana,

2013).

2) Fase – fase Gigi

Fase – fase gigi anak menurut Edina dkk (2022) yaitu;

a) Fase pragigi

Fase pragigi terjadi pada periode setelah kelahiran saat bayi

yang baru lahir belum memiliki gigi-geligi. Fase ini


31

biasanya berlangsung selama 6 bulan sejak bayi dilahirkan

dengan ciri khasnya adalah terdapat bantalan gusi.

b) Fase gigi susu

Gigi susu merupakan gigi yang tumbuh pada masa anak-

anak yang keberadaannya sangat penting dalam menjaga

integritas lengkung rahang. Pertumbuhan gigi susu dimulai

usia 6 – 7 bulan yang diawali dengan tumbuhnya gigi seri

pertama bawah kemudian diikuti gigi-gigi lainnya secara

berurutan. Semua gigi susu diharapkan tumbuh lengkap

dalam rongga mulut sebelum anak berusia 33 bulan ( 2

tahun 9 bulan).

c) Fase gigi permanen

Pertumbuhan gigi permanen diawali oleh gigi molar

pertama tumbuh di umur 6-7 tahun pada rahang atas dan

bawah (Mardiyantoro, 2015).

3) Fungsi Gigi

Dalam buku Hidayat dan Tandiari (2016) fungsi gigi

adalah sebagai berikut ;

a) Pengunyahan

Gigi berperan penting untuk menghaluskan makanan agar

lebih mudah ditelan serta meringankan kerja proses

pencernaan.
32

b) Berbicara

Gigi sangat diperlukan untuk mengeluarkan atau

melafalkan bunyi ataupun huruf-huruf tertentu, seperti

misal huruf T, V, F, D dan S. Tanpa gigi, bunyi huruf-huruf

ini tidak akan terdengar dengan sempurna. Dalam hal

berbicara pun akan terdengar kurang atau bahkan tidak

sempurna.

c) Estetik

Sebuah senyum tidak akan lengkap tanpa hadirnya

sederetan gigi yang rapi dan bersih.

4) Kondisi Mulut Anak

Mulut merupakan rongga yang tidak bersih dan penuh

dengan bakteri, karenanya harus selalu dibersihkan. Kerusakan

gigi dapat disebabkan oleh kebiasaan mengkomsumsi makan

yang manis, menggigit benda yang keras, dan kebersihan mulut

yang kurang perawatan gigi dan mulut pada anak ternyata

cukup menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka pada

tingkatan selanjutnya. Beberapa penyakit yang mungkin

muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang kurang baik

adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan (Mubarak

dkk, 2014). Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) yang lebih dikenal

orang awam dengan sebutan sariawan merupakan penyakit

pada mukosa mulut yang paling sering terjadi (Nurfianti &


33

Pradono, 2019). SAR dapat menimbulkan rasa tidak nyaman

pada saat mengunyah, menelan, dan berbicara sehingga akan

mempengaruhi status gizi dan kualitas hidup (Noviana et al.,

2018).

Rongga mulut merupakan awal masuk makanan yang

akan di serap nilai gizi bagi kesehatan tubuh. Merupakan pintu

masuk semua makanan yang di konsumsi agar tubuh

mendapatkan asupan gizi (Manly and Braley, 2016).

Kebersihan rongga mulut dapat di capai dengan salah satunya

adalah menyikat gigi. Menyikat gigi dengan menggunakan

bahan pasta gigi yang tepat dapat meningkatkan Oral Hygiene

pada rongga mulut anak sejak dini sehingga pencegahan karies

gigi dapat tercapai. Peran serta orangtua sangat di perlukan

dalam membimbing, memberi pengertian, mengingatkan dan

menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara

kebersihan gigi dan mulutnya sehingga akumulasi plak dapat di

cegah (Husna, 2016).

Salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan

mulut anak yaitu motivasi orang tua dalam melakukan

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anaknya. Pentingnya

keluarga dalam mendukung anak dalam melakukan kegiatan

yang dapat menjaga kesehatan gigi seperti menyikat gigi,

karena tanpa motivasi yang kuat dari orang tua maka anak akan
34

malas untuk menyikat gigi, sehingga motivasi orang tua

merupakan faktor yang memegang peran penting terhadap

keberlangsungan kesehatan gigi anak (Sari dkk, 2017).

Pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut diperlukan untuk

mengetahui tingkat kebersihan gigi dan mulut seseorang. Salah

satu indeks untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut yaitu

dengan pemeriksaan OHI-S (Oral Hygiene Indeks Simplified).

Indikator kebersihan gigi dan mulut didapatkan dari

penjumlahan debris indeks dan kalkulus indeks (Motto, 2017).

Penyakit gigi dan mulut yang banyak di derita masyarakat

Indonesia adalah karies dan penyakit jaringan penyangga gigi.

Sumber dari penyakit tersebut adalah akibat dari kurangnya

menjaga kebersihan gigi dan mulut (Palupi dkk, 2017).

e. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut meliputi

tindakan menyikat gigi yang baik dan benar, frekuensi menyikat

gigi, waktu menyikat gigi, diet makanan seperti mengurangi

makanan dan minuman manis, serta melakukan kunjungan rutin ke

dokter gigi (Manbait, 2019). Permenkes nomor 89 tahun 2015

tentang upaya kesehatan gigi dan mulut menyatakan bahwa

kesehatan gigi dan mulut adalah keadaan sehat dari jaringan keras

dan jaringan lunak gigi serta unsur-unsur yang berhubungan dalam

rongga mulut, yang memungkinkan individu makan, berbicara dan


35

berinteraksi sosial tanpa disfungsi, gangguan estetik, dan

ketidaknyamanan karena adanya penyakit, penyimpangan oklusi

dan kehilangan gigi sehingga mampu hidup secara produktif.

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari

kesehatan tubuh secara umum sehingga pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut penting dilakukan (Kemenkes RI, 2016).

1) Cara memelihara gigi dan mulut menurut Erwana (2013)

adalah sebagai berikut ;

a) Bersihkan gigi secara teratur

Gigi dibersihkan supaya tidak ada plak yang terbentuk

menjadi tempat tinggal bakteri pembentuk lubang gigi.

Membersihkan gigi secara teratur juga harus membersihkan

gigi dengan tepat karena jika menggosok gigi teratur tetapi

tidak tepat jadi yang lakukan akan percuma.

b) Bersihkan mulut secara menyeluruh

Menyikat gigi sebenarnya hanya membersihkan 25% dari

keseluruhan bagian gigi, jadi masih ada beberapa bakteri

yang tertinggal. Gunakanlah alat bantu untuk

membersihkan secara menyeluruh seperti benang gigi

(dental floss), pembersih lidah dan obat kumur.

c) Kurangi makanan manis

Makanan manis dapat menjadi sumber makanan bagi

bakteri pembentukan lubang gigi. Mengurangi sumber


36

tenaga, berarti bisa mengurangi aktivitas bakteri dalam

proses perlubangan. Minimal bisa dengan cara berkumur

setelah makan manis dengan air bening.

d) Rutin kontrol ke dokter gigi

Memeriksakan kesehatan gigi secara teratur ke dokter gigi

maka waktu yang diperlukan untuk bakteri melakukan

aksinya dapat dihentikan dengan mengontrol kesehatan gigi

setiap enam bulan sekali.

2) Cara pemilihan pasta gigi

Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi

untuk mengurangi pembentukan plak atau stain, memperkuat

perlindungan gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles

permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau mulut,

memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan

gingiva (Ilmi, 2017). Kandungan pasta gigi (Satriani, 2016)

Secara umum, pasta gigi memiliki kandungan yaitu bahan

abrasif, bahan pelembab, bahan pengikat, detergen, bahan

pengawet, bahan pemberi rasa, air, bahan terapeutik (Fluorida,

bahan densitasi, bahan anti-kalkulus), dan bahan pemutih.


37

5. Anak

a. Pengertian Anak

Anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-

cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis yang mempunyai

ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi

bangsa dan negara pada masa depan”. Anak adalah generasi muda

yang merupakan penerus cita-cita bangsa dan merupakan sumber

daya manusia sebagai faktor penting dalam pelaksanaan

pembangunan maka masalah anak merupakan masalah yang sangat

penting untuk diperhatikan pemerintah dan masyarakat

(Rahmawati & Shofiyani, 2020).

b. Karakteristik Anak

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian

seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan

(virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara

pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Pengertian ini sejalan

dengan uraian pusat bahasa Depdiknas yang mengartikan karakter

sebagai bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku,

personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak (Khorida 2013).

Menurut Supariasa (2013), karakteristik anak usia sekolah

umur 6-12 tahun terbagi menjadi empat bagian terdiri dari :

a) Fisik/Jasmani

1) Pertumbuhan lambat dan teratur.


38

2) Anak wanita biasanya lebih tinggi dan lebih berat

dibanding laki-laki dengan usia yang sama.

3) Anggota-anggota badan memanjang sampai akhir masa ini.

4) Peningkatan koordinasi besar dan otot-otot halus.

5) Pertumbuhan tulang, tulang sangat sensitif terhadap

kecelakaan.

6) Pertumbuhan gigi tetap, gigi susu tanggal, nafsu makan

besar, senang makan dan aktif.

7) Fungsi penglihatan normal, timbul haid pada akhir masa

ini.

b) Emosi

1) Suka berteman, ingin sukses, ingin tahu, bertanggung jawab

terhadap tingkah laku dan diri sendiri, mudah cemas jika

ada kemalangan di dalam keluarga.

2) Tidak terlalu ingin tahu terhadap lawan jenis.

c) Sosial

1) Senang berada di dalam kelompok, berminat di dalam

permainan yang bersaing, mulai menunjukkan sikap

kepemimpinan, mulai menunjukkan penampilan diri, jujur,

sering punya kelompok teman-teman tertentu.

2) Sangat erat dengan teman-teman sejenis, laki-laki dan

wanita bermain sendiri-sendiri.


39

d) Intelektual

1) Suka berbicara dan mengeluarkan pendapat minat besar

dalam belajar dan keterampilan, ingin coba-coba, selalu

ingin tahu sesuatu.

2) Perhatian terhadap sesuatu sangat singkat.

c. Tumbung dan Kembang Anak

Pertumbuhan yaitu bertambahnya ukuran dan jumlah sel

serta jaringan intra selular yang artinya bertambah ukuran fisik dan

struktur tubuh baik sebagian atu keseluruhan, sehingga dapat

diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan merupakan

bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang kompleks dalam

kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta

sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes RI, 2016).

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua

peristiwa yang sifatnya berbeda, Tetapi saling berkaitan dan sulit

dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan (Sundayana et

al., 2020). Bagi anak usia tumbuh kembang merupakan masa emas

untuk mendapatkan asupan gizi yang baik untuk perkembangan

otak dan pertumbuhan otot sehingga anak dapat bertumbuh dan

berkembang dengan baik (Manly and Braley, 2016). Proses

pertumbuhan anak dipengaruhi oleh nutrisi yang baik, salah

satunya adalah meningkatkan konsentrasi dan kecerdasan anak

serta meningkatkan daya intelektual sehingga dapat mendukung


40

tumbuh kembang anak pada masa usia sekolah (Sulistiawati,

2019).

d. Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar anak merupakan salah satu faktor yang

berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak,

diantaranya kebutuhan asuh, asah, dan asih (Soetjiningsih, 2015).

Menurut Ardy (2014) kebutuhan dasar anak diperlukan untuk

mendukung tumbuh kembangnya. Kebutuhan dasar apabila salah

satunya terhambat, maka perkembangan anak menjadi tidak

optimal. Kebutuhan dasar anak digolongkan menjadi 3, yaitu:

1) Asuh (Kebutuhan Fisik-Biologis), Kebutuhan fisik dan biologis

anak salah satunya adalah nutrisi, misalnya pemberian

makanan bergizi seimbang dan pemberian Air Susu Ibu (ASI)

eksklusif pada usia 6 bulan pertama.

2) Asih (Kebutuhan Kasih Sayang dan Emosi), Kebutuhan asih

sangat diperlukan bahkan sejak dalam kandungan, perlu adanya

interaksi yang kuat antara ibu dan anak.

3) Asah (Kebutuhan Stimulasi), Stimulasi merupakan rangsangan

dari luar berupa latihan dan bermain. Pemberian kebutuhan

asah misalnya dengan memberikan stimulasi motorik, sensori,

kognitif, spiritual, sosial dan emosional.


41

B. Kerangka Teori

Anak

Tumbung dan
Kembang Anak

Perilaku Menjaga Kesehatan


Pengetahuan
Gigi Dan Mulut
Tentang Pola Makan

Jenis Makan Jumlah Makan Frekuensi Makan Cara memlihara


gigi dan mulut ;

Jenis makanan yang Banyaknya Pada umumnya 1. Bersihkan


mempengaruhi makanan setiap orang gigi secara
kesehatan gigi dan yang melakukan teratur
mulut adalah dimakan kegiatan makan 2. Bersihkan
makanan dalam setiap makanan utama 3 mulut secara
kariogenik seperti ; orang. kali dalam sehari menyeluruh
yaitu : 3. Kurangi
1. Roti makanan
2. Kue 1. makan pagi manis
3. Permen 2. makan siang 4. Rutin kontrol
4. Coklat dan 3. makan ke dokter gigi
5. Snack
malam atau
(makanan
ringan) sore.

Gambar 2. 1 Kerangka Teori


Rahmawati dan Shofiyani. (2020). Manly R and Braley, L. (2016). Oetoro, dkk.
(2018). Rahmadhani H. (2017). Ratmini, N. (2017). Setianingsih. (2021).
42

C. Kerangka Konsep

Anak

Pengetahuan Pola Perilaku Menjaga Kesehatan


Makan Gigi dan Mulut

Counfounding
Factor ;

1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Lingkungan
4. Penyakit

Gambar 2. 2 Kerangka Konsep


Rahmawati dan Shofiyani. (2020). Oetoro, dkk. (Laurensius et al., 2019).
Nurasmi (2020). Kadir (2016)
43

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka dan uraian diatas,

diajukan dua hipotesis alternatif dalam penelitian ini (Ho dan Ha) sebagai

berikut :

1. Hipotesis Nol (Ho)

“Tidak ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Pola Makan

Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Siswa SD

Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen”.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

“Ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Pola Makan Dengan

Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Siswa SD Negeri

Mojorejo 5 Karang Malang Sragen”.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Proposal karya tulis ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif / statistik, dengan tujuan untuk menguji

hipotetsis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2016). Desain penelitian cross

sectional merupakan suatu penelitian yang mempelajari korelasi antara

faktor risiko (independent) dengan akibat atau efek (dependent), pada

peneltian cross sectional pengumpulan data yang dilakukan pada waktu

bersamaan secara serentak dalam satu waktu, artinya semua variabel baik

variabel independen maupun variabel dependen diobservasi pada waktu

yang sama (Kemenkes, 2018).

Rancangan penelitian ini adalah penelitian korelasi untuk menguji

keterkaitan antara dua topik sehingga pada penelitian ini terdapat dua

variabel yaitu variabel bebasnya adalah pengetahuan tentang pola makan

dan variabel terikatnya adalah perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut,

sehingga peneliti meneliti tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Pola

Makan Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Siswa

SD Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen.

50
51

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Mojorejo 5 yang beralamat di

dukuh Panji, Kelurahan Mojorejo, Karang Malang, Sragen Jawa

Tengah 57222.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada hari Selasa, 17 Januari 2023

jam 08.00 – 09.30 WIB.

C. Variabel Penelitian, Definisi Operasional , dan Skala Pengukuran

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas (Independent variabel)

Variabel bebas (Independent variabel) merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependent atau variabel terikat (Sugiyono,

2013). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan

tentang pola makan.

b. Variabel terikat (Dependent variabel)

Sugiyono (2016) mengatakan bahwa Variabel terikat

(Dependent variabel) merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah perilaku menjaga kesehatan gigi

dan mulut pada siswa SD Negeri Mojorejo 5 Karang Malang

Sragen.
52

2. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Tabel 3. 1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Alat Ukur Kategori Skala
Opersional
1. Pengetahuan Segala sesuatu Kuisioner Baik : 76- Ordinal
Tentang Pola yang diketahui tentang 100% ( 9-
Makan responden tentang pengetahuan 12)
pengetahuan pola pola makan Cukup : 56-
makan meliputi : 75% (5-10)
pengertian pola Kurang :
makan, komponen <55% (0-4)
pola makan, pola Benar : 1
makan seimbang, Salah : 0
pengukuran pola (Arikunto,
makan, faktor- 2013).
faktor yang
mempengaruhi
pola makan, dan
pola makan anak.
2. Perilaku suatu rangkaian Kuisioner Kurang : Ordinal
Menjaga kegiatan / tindakan perilaku 76-100%
Kesehatan manusia dalam menjaga (0-20)
Gigi dan menjaga kesehatan kesehatan Cukup :
Mulut gigi dan mulut gigi dan 56-75%
yang meliputi : mulut (21-40)
membersihkan gigi Baik :
secara teratur, <55% (4-
membersihkan 60)
mulut secara (Arikunto,
menyeluruh, 2013).
mengurangi
makanan manis,
dan rutin kontrol ke
dokter gigi.
53

D. Populasi, Sampel, dan Sampling

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa-siswi di SD Negeri Mojorejo 5 sebanyak 60 siswa.

Tabel 3. 2 Jumlah Siswa-siswi Di Tiap Kelas Di SD Negeri Mojorejo V

No. Kelas Jumlah

1. I 5
2. II 12
3. III 10
4. IV 12
5. V 14
6. VI 7
Jumlah 60

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2016) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang

digunakan peneliti adalah seluruh siswa SD Negeri Mojorejo 5 Karang

Malang Sragen dengan jumlah sebanyak 60 siswa/siswi.

3. Metode Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk

menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian (Sugiyono,

2016). Metode sampling yang digunakan pada penelitian ini yaitu


54

Non-probability sampling dengan total sampling. Menurut Sugiyono

(2016) Non-probability sampling merupakan teknik pengambilan

sampel dengan tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama

kepada setiap anggota populasi saat akan dipilih sebagai sampel, maka

dalam hal ini peneliti menggunakan metode Non-Probability sampling

dengan total sampling sebagai teknik pengambilan sampel penelitian.

E. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrumen penelitian

Menurut Sugiyono (2016), Instrumen penelitian adalah suatu

alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati Dalam penelitian ini peneliti penggunakan istrumen penelitian

yaitu kuesioner. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang

telah diadopsi yaitu sebagai berikut :

a. Instrumen tingkat pengetahuan pola makan diadopsi dari penelitian

Zaleha Harahap (2019) dengan judul “Gambaran Pengetahuan

Tentang Pola Makan Anak Terhadap Karies Gigi Pada Siswa/I

Kelas V Sdn 112140 Kel. Kartini Kec. Rantau Utara Kab. Labuhan

Batu”. Kuesioner ini digunakan untuk mengukur terkait

pengetahuan tentang pola makan, total soal yaitu 12 soal yang

berbentuk pertanyaan favorable (pertanyaan positif). Jawaban yang

benar diberi nilai 1 (satu) dan jawaban yang salah diberi nilai 0

(nol).
55

Skoring pengetahuan pola makan pada pertanyaan favorable

(pertanyaan positif) yaitu :

Baik = 9 – 12

Cukup =5–8

Kurang =0–4

Dipresentasikan dengan rumus ;

P = Jumlah nilai yang diperolah x 100 %


Jumlah soal

b. Instrumen perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut diadopsi dari

penelitian

Fadillah Ahmad (2021) dengan judul “Hubungan Tingkat

Pengetahuan Terhadap Perilaku Perawatan Kesehatan Gigi Dan

Mulut Pada Murid SD Kelas IV-VI Di Kelurahan Gunung Bahagia

Kota Balikpapan”. Kuisioner ini digunakan untuk mengukur terkait

perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut total soal yaitu 20.

Kuisioner aspek perilaku tersebut terdiri dari 20 item dengan bentuk

pertanyaan menggunakan skala Likert yaitu berupa pertanyaan

favourable (pertanyaan positif) yaitu jawaban Tidak Pernah : 0,

Kadang-Kadang : 1, Sering : 2, Selalu : 3.

Skoring perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut pada pertanyaan

favorable (pertanyaan positif) yaitu :

Dipresentasikan dengan rumus ;

P= fx3

Keterangan :
56

P : Presentasi

f : Jumlah jawaban yang benar

Kategori penilaian perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut yaitu:

Kurang : 0 - 20

Cukup : 21 - 40

Baik : 41 – 60.

2. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara peneliti mendatangi

SD Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen pada tanggal 3 Oktober

2022, kemudian peneliti menemui ibu kepala sekolah untuk meminta

izin bahwa SD Negeri Mojorejo 5 akan digunakan sebagai tempat

penelitian. Setelah itu, peneliti meminta data jumlah populasi seluruh

siswa-siswi, diketahui jumlah populasi adalah 60 siswa dimana seluruh

populasi akan dijadikan sampel penelitian.

Sebelum mengambil data peneliti memperkenalkan diri,

menjelaskan maksud dan tujuan peneliti serta membagikan kuesioner

yang telah disiapkan dan peneliti juga telah menyiapkan lembar

informed consent berisi pernyataan setuju menjadi responden

penelitian. Apabila responden setuju, lalu dapat melanjutkan mengisi

kuesioner berisikian identitas responden untuk mengidentifikasi

karakteristik responden yang sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan. Setelah itu melanjutkan mengisi kuesioner yang berisi

pertanyaan mengenai pengetahuan tentang pola makan dan perilaku


57

menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pengisian kuesioner sesuai dengan

keadaan responden. Kuesioner yang sudah terisi akan di olah data

menggunakan aplikasi SPSS 22 for windows serta melakukan

pemeriksaan ulang secara detail kelengkapan data yang telah diisi.

F. Keabsahan Data

1. Uji Validitas

Dalam pengambilan keputusan uji validitas Product Moment

Pearon Corelation yaitu : jika nilai r dihitung > nilai r table. Instrumen

dinyatakan valid jika nilai r hitung < nilai r table, instrument dinyatakan

tidak valid. Berdasarkan instrument pengetahuan pola makan yang

diadopsi dari 12 soal telah di uji dengan SPPS. Instrumen pengetahuan

pola makan diadopsi dari penelitian Zaleha Harahap (2019) dengan

jumlah 12 soal. Instrumen perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut

yang diadopsi Fadillah Ahmad (2021) dengan jumlah 20 soal

didapatkan hasil r hitung = 0,90 nilai r tabel untuk N (jumlah sampel)

311 = 0,96 maka data tersebut dikatakan valid karena 0,96 > 0,90.

2. Uji Reliabilitas

Kuisioner pengetahuan pola makan menggunakan Cronbach`s

Alpha yaitu dikatakan reliable apabila r11 < dari r tabel dan dikatakan

tidak reliable apabila r11< dari r tabel yaitu > 0,60. Berdasarkan

instrumen yang diadopsi nilai Product moment dengan hasil > r tabel

5% yaitu 0,95 berarti reliable karena 0,95 > 0,60. Kuisioner

pengetahuan pola makan telah diuji reabilitas. Kuisioner perilaku


58

menjaga kesehatan gigi dan mulut menggunakan Cronbach’s Alpha > r

tabel 5% yaitu > 0,632. Berdasarkan instrumen yang diadopsi nilai

Cronbach`s Alpha yaitu 0,894 berati reliable karena 0,894 > 0,632.

G. Metode Analisa Data

1. Metode Analisa data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan

untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan

dalam penelitian (Sugiyono, 2016). Menurut Notoadmojo (2018)

proses pengelolaan data, sebagai berikut :

a) Editing

Editing atau penyuntingan data adalah tahapan dimana data yang

sudah dikumpulkan dari hasil pengisian kuesioner di sunting

kelengkapan jawabannya. Jika ada tahapan penyuntingan

ditemukan tidak lengkap dalam pengisian jawaban maka harus

melakukan pengumpulan data ulang.

b) Coding

Coding merupakan mengubah data terbentuk kalimat atau huruf

menjadi data atau bilangan. Kegiatan ini memberi kode angka pada

kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih

mudah dalam pengolahan data selanjutnya.

c) Data entry

Langkah-langkah dari masing masing responden yang dalam

bentuk “kode” dimasukkan ke dalam program atau software


59

komputer. Peneliti melakukan data entry dengan menggunakan

IBM SPSS 22 for windows.

d) Tabulasi data

Tabulasi data adalah membuat table- table data, sesuai dengan

tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. Peneliti

membuat tabulasi data dengan memasukkan data ke dalam table

yang digunakan yaitu tabel distribusi frekuensi dan tabel dari excel.

2. Analisa data

a) Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi (Sugiyono, 2013). Analisis univariat dalam penelitian

ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik responden yang

meliputi umur dan kelas, apakah mengetahui mengenai

pengetahuan tentang pola makan dan mengidentifikasi perilaku

menjaga kesehatan gigi dan mulut yang akan diuji dengan

menggunakan SPSS 22 for windows.

b) Analisis Bivariat

Analisis bivariat yaitu analisis data yang menganalisiskan dua

variabel. Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat hubungan pengetahuan tentang pola

makan dengan perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut di SD


60

Mojorejo V. Kedua variabel akan di uji statistic chi square

menggunakan SPSS 22 for windows. Menurut Sugiyono (2016) chi

square adalah salah satu jenis uji komparatif non parametris yang

dilakukan pada dua variabel, dimana variabel satu kategorik dan

variabel dua kategorik.

H. Etika

Etika berasal dari Bahasa Yunani ethos yang memiliki arti

kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Etika

membantu untuk merumuskan pedoman etis yang lebih kuat dan norma-

norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang dinamis

dalam suatu penelitian. Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan

penellitian harus menerapkan sikap ilmiah (scientific attitude) serta

prinsip-prinsip yang terkandung dalam etika penelitian. Tidak semua

penelitian memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan

subjek penelitian, tetapi peneliti tetap wajib untuk mempertimbangkan

aspek moralitas dan kemanusiaan (Masturoh & Anggita, 2018).

Menurut Kemenkes (2017), etika penelitian diperlukan untuk

mengambil keputusan etis tentang mana yang boleh dan mana yang tidak

boleh dalam penelitian. Adapun prinsip-prinsip etika penelitian, yaitu:

1. Informed Consent (IC)

Informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh individu

kompeten yang telah menerima informasi yang diperlukan, telah cukup


61

memahami dan membuat keputusan tanpa mengalami paksaan,

pengaruh yang tidak semestinya atau bujukan, atau intimidasi.

2. Anonymity

Anonymity adalah subjek harus dijaga kecuali subjek secara sukerela

dan menghendaki untuk identitasnya diketahui oleh umum. Secara

aktif berupaya menutupi segala unsur yang mengindikasikan identitas

subjek pada catatan penelitian.

3. Kerahasiaan

Pemberian jaminan informasi data, sampel dan identitas subjek

penelitian merupakan rahasia, dan penggunaannya harus sesuai dengan

kesepakatan sebelumnya. Persetujuan menciptakan suasana saling

percaya antara subjek dan peneliti sehingga diperoleh informasi yang

baik dan informatif bagi peneliti, dan penelitian dapat berlangsung

dengan baik dan bermanfaat.

4. Prinsip berbuat baik (beneficence)

Prinsip etik berbuat baik menyangkut kewajiban membantu orang lain

dilakukan dengan mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian

minimal. Subjek manusia diikutsertakan dalam penelitian kesehatan

dimaksudkan membantu tercapainya tujuan penelitian kesehatan yang

sesuai untuk diaplikasikan kepada manusia.

5. Tidak merugikan (non-maleficence)

Prinsip tidak merugikan adalah jika tidak dapat melakukan hal yang

bermanfaat, maka sebaiknya jangan merugikan orang lain. Prinsip


62

tidak merugikan bertujuan agar subjek penelitian tidak diperlakukan

sebagai sarana dan memberikan perlindungan terhadap tindakan

penyalahgunaan.

6. Kejujuran (veracity)

Kejujuran akan tetap melekat pada peneliti sehingga penelitian dapat

diselesaikan sesuai standar etik.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Mojorejo 5 Karang Malang

Sragen yang beralamat di Dukuh Panji, RT17/RW08, Mojorejo,

Karang Malang, Sragen, Jawa Tengah 57222. SD Negeri Mojorejo 5

sudah memiliki akreditasi B, dan masih menggunakan kurikulum

2013. SD Negeri Mojorejo 5 memiliki luas tanah 2.200 M², terdapaat 6

kelas, 1 ruang kantor guru, dan 3 kamar mandi.

Dari hasil pengamatan peneliti di SD Negeri Mojorejo 5 terdapat 1

kantin yang berada samping kelas 3, menjual berbagai jenis snack

ringan dan aneka macam minuman es. Terdapat juga warung didepan

sekolah. Terkadang juga terdapat orang berjualan keliling berada

didepan sekolah yang menjual telur gulung dan bakso bakar. Setiap

jam istrahat anak-anak jajan di kantin dalam sekolah maupun yang

berada didepan sekolah.

2. Hasil Penelitian

a. Analisi Univariat

Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2023. Sampel yang

digunakan untuk penelitian ini adalah seluruh siswa di SD Negeri

Mojorejo 5 sejumlah 60 siswa/siswi. Data yang digunakan adalah

data primer yaitu seluruh siswa dan siswi SD Negeri Mojorejo 5

50
51

dan menggunakan kuesioner. Pengambilan data kuisioner dibantu

oleh 1 orang asisten untuk penyebaran kuesioner. Jumlah

responden adalah 60 siswa/siswi.

1) Karakteristik responden di SD Negeri Mojorejo 5 Karang

Malang Sragen menurut usia

Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Usia

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 12
3 5.0 5.0 41.7
Tahun
11
13 21.7 21.7 36.7
Tahun
10
9 15.0 15.0 15.0
Tahun
9 Tahun 15 25.0 25.0 58.3
8 Tahun 10 16.7 16.7 75.0
7 Tahun 10 16.7 16.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.1 dari 60 responden dengan karakteristik

usia diperoleh data dari hasil penelitian menunjukan bahwa

anak yang berusia 7 tahun sebanyak 10 orang (16,7%), 8 tahun

sebanyak 10 orang (16,7%), 9 tahun sebanyak 15 orang

(25,0%), 10 tahun sebanyak 9 orang (15,0%), untuk anak usia

11 tahun sebanyak 13 orang (21,7%), untuk anak usia 12 tahun

sebanyak 3 orang (5,0%).


52

2) Karakteristik responden di SD Negeri Mojorejo 5 Karang

Malang Sragen menurut jenis kelamin

Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Jenis Kelamin

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Perempu
28 46.7 46.7 46.7
an
Laki-laki 32 53.3 53.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
B

Berdasarkan tabel 4.2 dari 60 responden dapat menunjukkan

bahwa jenis kelamin responden perempuan yaitu sebanyak 28

orang (46,7%) dan laki-laki sebanyak 32 orang (53,3%).

3) Pengetahuan tentang pola makan siswa di SD Negeri Mojorejo

5 Karang Malang Sragen

Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden


Terhadap Pola Makan

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Baik 47 78.3 78.3 78.3
Cukup 12 20.0 20.0 98.3
Kurang 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.3 tentang pengetahuan pola makan dapat

diketahui bahwa sebanyak 47 orang (78,3%) berpengetahuan


53

baik, sebanyak 12 orang (20,0%) berpengetahuan cukup dan 1

orang (17,4%) berpengetahuan kurang.

4) Perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut siswa di SD Negeri

Mojorejo 5 Karang Malang Sragen

Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden Terhadap


KesehatanGigi Dan Mulut

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Baik 14 23.3 23.3 23.3
Cukup 43 71.7 71.7 95.0
Kurang 3 5.0 5.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.4 tentang perilaku kesehatan gigi dan

mulut dapat diketahui bahwa sebanyak 14 orang (23,3%)

berperilaku baik, sebanyak 43 orang (71,7%) berperilaku

cukup dan 3 orang (5,0%) berperilaku kurang.

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan yang bermakna secara statistic antara variabel dependen

yaitu pola makan dan variabel independen yaitu kesehatan gigi dan

mulut dengan uji ChiSquare menggunakan SPSS for windows.

Hubungan tingkat pengetahuan tentang pola makan dengan

perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut pada siswa di SD

Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen


54

Tabel 4. 5 Hasil Uji Statistik Chi-Square

Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 28.497a 4 .000
Likelihood Ratio 19.309 4 .001
Linear-by-Linear
13.335 1 .000
Association
N of Valid Cases 60
a. 6 cells (66.7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .05.

Tabel 4. 5 hasil uji statistik Chi-Square dengan ketentuan Pearson

Chi-Square diperoleh p value yaitu 0,000 yang berati p value <0,05

maka dapat disimpulakan bahwa secara statistik, terdapat hubungan

yang bermakna antara pengetahuan tentang pola makan dengan

perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut pada siswa SD Negeri

Mojorejo 5 Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen.

B. Pembahasan

1. Karakteristik responden di SD Negeri Mojorejo 5 Karang Malang

Sragen menurut usia.

Berdasarkan tabel 4.1 dari 60 responden dengan karakteristik usia

diperoleh data dari hasil penelitian menunjukan bahwa anak yang

berusia 7 tahun sebanyak 10 orang (16,7%), 8 tahun sebanyak 10

orang (16,7%), 9 tahun sebanyak 15 orang (25,0%), 10 tahun sebanyak

9 orang (15,0%), untuk anak usia 11 tahun sebanyak 13 orang

(21,7%), untuk anak usia 12 tahun sebanyak 3 orang (5,0%).


55

Penelitian ini menunjukkan bahwa usia dapat mempengaruhi tentang

pengetahuan dan perilaku, karena usia yang semakin bertambah akan

mempengaruhi pola pikir anak yang semakin luas.

Hal ini sejalan dengan penelitian Sirat (2017), seiring bertambahnya

umur, maka semakin luas pula tingkat pengetahuan yang didapat

sehingga cara pandang seseorang lebih terfokus dan terarah, bukan

hanya teori dimeja pendidikan akan tetapi juga pengalaman yang

didapat.

Menurut Riswanti (2019), Anak usia sekolah dasar disebut juga

sebagai masa sekolah. Anak yang berada pada masa ini berkisar antara

usia 6-12 tahun. Anak usia sekolah memiliki motivasi yang kurang

dalam melakukan perawatan gigi, apabila sejak awal anak dibiasakan

menyikat gigi secara teratur, maka akan mudah mempertahankan

kebiasaan tersebut hingga usia dewasa. Selain itu peran orang tua juga

sangat penting untuk membiasakan anak dalam menjaga kebersihan

gigi dan mulut.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnva oleh Rosidi

(2014), mendapatkan hasil bahwa umur anak akan bertambah akan

tetapi iika tidak diimbangi informasi yang tinggi maka pengetahuan

tersebut tidak akan bertambah.

2. Karakteristik responden di SD Negeri Mojorejo 5 Karang Malang

Sragen menurut jenis kelamin.


56

Berdasarkan tabel 4.2 dari 60 responden dapat menunjukkan bahwa

jenis kelamin responden perempuan yaitu sebanyak 28 orang (46,7%)

dan laki-laki sebanyak 32 orang (53,3%).

Penelitian ini menunjukkan bahwa anak laki-laki cenderung tidak

peduli akan infomasi yang diberikan dan tidak peduli dengan

kebersihan gigi mulut mereka dibandingkan dengan anak perempuan

yang peduli dengan informasi pengetahuan serta menjaga kesehatan

gigi mulut.

Hal ini sejalan dengan penelitian friandi (2021), dimana anak laki-laki

lebih banyak mengabaikan kebersihan gigi dan mulut dari pada anak

perempuan. Prevalensi kebersihan gigi dan mulut yang lebih tinggi

pada anak laki-laki dapat dikaitkan dengan kebiasaan pola makan yang

berlebihan dibandingkan anak perempuan.

Menurut mendur (2017), ini menunjukkan bahwa anak-anak lebih

senang untuk mengonsumsi makanan kariogenik. Alasan tersebut

dikarenakan makanan kariogenik lebih nikmat dimakan, banyak dan

mudah ditemukan, tanpa mengetahui dampak yang diakibatkan oleh

mengonsumsi makanan kariogenik tersebut.

Hal ini di dukung oleh penelitian Rosidi (2014), Kebanyakan anak

laki-laki lebih sering terjadi kareis gigi dikarenakan anak laki-laki pola

aktivitasnya lebih tinggi dari pada perempuan, di akibatkan anak laki-

laki suka mengkonsumsi makanan kariogenik lebih tinggi, sehingga


57

akan diakibatkannya pertumbuhan aktivitas bakeri Streptococus

mutans dan Streptococus sobrinus, berkembang dalam mulut

3. Pengetahuan tentang pola makan siswa di SD Negeri Mojorejo 5

Karang Malang Sragen

Berdasarkan tabel 4.3 tentang pengetahuan pola makan dapat diketahui

bahwa sebanyak 47 orang (78,3%) berpengetahuan baik, sebanyak 12

orang (20,0%) berpengetahuan cukup dan 1 orang (17,4%)

berpengetahuan kurang.

Penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dan siswi memiliki

pengetahuan pola makan yang baik karena mereka juga mendapatkan

pengetahuan dan pembelajaran dari sekolah serta lingkungan.

Hal ini didukung oleh penelitian Islami (2019), yang menyatakan

bahwa sebagian responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik.

Pengetahuan tentang kesehatan gigi tidak hanya didapat dari materi

pembelajaran saja, akan tetapi bisa didapat melalui orang tua, saudara,

maupun berbagai media massa seperti surat kabar, radio, televisi, dan

juga poster-poster yang dipasang petugas kesehatan. Sehingga

meningkatkan pengetahuan responden tentang kesehatan gigi

meskipun pendidikannya masih dalam tahap dasar namun memiliki

pengetahuan yang relatif baik.

4. Perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut siswa di SD Negeri

Mojorejo 5 Karang Malang Sragen


58

Berdasarkan tabel 4.4 tentang perilaku kesehatan gigi dan mulut dapat

diketahui bahwa sebanyak 14 orang (23,3%) berperilaku baik,

sebanyak 43 orang (71,7%) berperilaku cukup dan 3 orang (5,0%)

berperilaku kurang.

Penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dan siswi memiliki perilaku

yang cukup. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Fadil (2021) yang menunjukkan bahwa siswa memiliki

perilaku baik sebanyak 148 siswa dengan persentase 47,6% kategori

cukup sebanyak 152 dengan presentasi 48,9% dan kategori kurang

sebanyak 11 murid dengan persentase 3,5%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dilakukan oleh Arsyad

et.al (2018) bahwa perilaku anak dalam merawat kesehatan gigi dan

mulut termasuk kategori sedang yaitu sebanyak 71%.

5. Hubungan tingkat pengetahuan tentang pola makan dengan perilaku

menjaga kesehatan gigi dan mulut pada siswa di SD Negeri Mojorejo 5

Karang Malang Sragen

Tabel 4. 5 hasil uji statistik Chi-Square dengan ketentuan Pearson Chi-

Square diperoleh p value yaitu 0,000 yang berati p value <0,05 maka

dapat disimpulakan bahwa secara statistik, terdapat hubungan yang

bermakna antara pengetahuan tentang pola makan dengan perilaku

menjaga kesehatan gigi dan mulut pada siswa SD Negeri Mojorejo 5

Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen.


59

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kaumala

(2020) Hasil penelitian berdasarkan uji statistik chi-square diperoleh

nilai P value 0,000 maka terdapat hubungan bermakna antara pola

makan dengan karies gigi pada murid sekolah dasar kelas V dan VI di

SD Negeri Kayee Leue Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar.

Hasil penelitian ini didukung oleh oleh Rahmayani (2016) yang

berjudul hubungan pola makan dengan kejadian karies gigi ditemukan

bahwa ada hubungan pola makan dengan kejadian karies gigi dengan

nilai P value 0,001.

Hasil penelitian ini didukung oleh Yusmanijar (2020) hasil nilai chi

square P. Asygm. sig. (2- sided) = 0.000, maka terdapat hubungan

antara Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut

Dengan Perilaku Perawatan Gigi dan Mulut Pada Anak Usia Sekolah

di SD Islam Al Amal Jati cempaka (Arsyad, 2018).

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengaku adanya banyak

kelemahan dan kekurangan. Sehingga, memungkinkan hasil dari penilitian

ini ada banyak yang belum optimal atau sempurna. Adapun keterbatasan

yang dialami oleh peneliti, yaitu

1. Peneliti harus membacakan satu persatu soal untuk siswa kelas 1 dan 2

karena beberapa diantara mereka masih sulit untuk membaca

2. Sebagian dari siswa mengerjakan soal secara bersamaan atau

mencontek
60

3. Beberapa siswa terlihat tidak membaca soal atau langsung dijawab

karena pada saat itu jam istirahat maka mereka cepat-cepat dalam

mengisi soal.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Pola Makan Dengan

Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Siswa SD negeri

Mojorejo 5 Karang Malang, dapat di Tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden berdasarkan umur menunjukkan bahwa

frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia diperoleh data dari

hasil penelitian menunjukan bahwa anak yang berusia 7 tahun

sebanyak 10 orang (16,7%), 8 tahun sebanyak 10 orang (16,7%), 9

tahun sebanyak 15 orang (25,0%), 10 tahun sebanyak 9 orang (15,0%),

untuk anak usia 11 tahun sebanyak 13 orang (21,7%), untuk anak usia

12 tahun sebanyak 3 orang (5,0%).

2. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

menunjukkan bahwa jenis kelamin responden perempuan yaitu

sebanyak 28 orang (46,7%) dan laki-laki sebanyak 32 orang (53,3%).

3. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pola makan dapat diketahui

bahwa sebanyak 47 orang (78,3%) berpengetahuan baik, sebanyak 12

orang (20,0%) berpengetahuan cukup dan 1 orang (17,4%)

berpengetahuan kurang.

4. Distribusi frekuensi perilaku kesehatan gigi dan mulut dapat diketahui

bahwa sebanyak 14 orang (23,3%) berperilaku baik, sebanyak 43

60
61

orang (71,7%) berperilaku cukup dan 3 orang (5,0%) berperilaku

kurang.

5. Ada hubungan yang yang signifikan antara pengetahuan tentang pola

makan dengan perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut pada siswa

SD Negeri Mojorejo 5 Kecamatan Karang Malang Kabupaten Sragen.

B. Saran

1. Bagi Responden

Bagi responden diharapkan mampu mengetahui tentang pengetahuan

pola makan yang baik dan perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut

sehingga dapat meningkatkan kebiasaan menggosok gigi dengan benar

sesuai informasi yang sudah di dapatkan, seperti menggosok gigi 2-3

kali sehari dan menggosok gigi sebelum tidur, karena itu dapat

mencegah terjadinya karies gigi.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat mensosialisasikan pengetahuan tentang pola makan

yang baik untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak-

anak dengan pengecekan rutin setiap tahun dengan bekerja sama

dengan Dinas kesehatan terdekat seperti Puskesmas. Sehingga dapat

mencegah terjadinya karies gigi pada anak sekolah di SD Negeri

Mojorejo 5 Karang Malang Sragen.


62

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan dan

mengembangkan penelitian-penelitian serupa dengan variabel, jumlah

sampel, metodologi serta uji analisis yang berbeda.

4. Bagi Kampus

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat menambah literature, refrensi

dan bacaan tambahan di perpustakaan sebagai bahan kajian mengenai

pengetahuan pola makan dan perilaku menjaga kesehatan gigi dan

mulut.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Jawaldeh. (2020). Food consumption patterns and nutrient intakes of children


and adolescents in the eastern mediterranean region: A call for policy
action. Nutrients, vol. 12, no. 11, 1–28.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7693485/
Ades, Vyanti; Afri Yani; Beffi Yulinda Pratiwi; Cindy Rahmawati; Yecha
Febrieanitha Putri. (2022). Kesehatan Diri Dan Lingkungan Pentingnya
Gizi Bagi Perkembangan Anak. Jurnal Multidisipliner Bharasumba, Vol.
01, No. 01
https://azramedia-
indonesia.azramediaindonesia.com/index.php/bharasumba/article/downloa
d/188/166
Adventus, M; Jaya; Mahendra, D. (2019). Buku Ajar Promosi Kesehatan. In
Pusdik SDM Kesehatan, Vol. 1, Issue 1, pp. 1–91.
http://repository.uinsu.ac.id/8775/1/Diktat%20%20Dasar%20Promkes.pdf
Agusta, M. (2014). Hubungan pengetahuan kesehatan gigi dengan kondisi oral
hygiene anak tuna rungu usia sekolah (Studi pada anak tunarungu usia 7-
12 tahun di SLB Kota Semarang. Medali Jurnal.
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/medali/article/download/453/379
Almatsier, Sunita. (2015). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. edisi ke 9, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Amelia, C Da, dkk. (2022). Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Pola
Makan Dengan Prevalensi Karies Gigi Pada Anak 7–9 Tahun. Journal
Dental Therapist Vol. 4, No. 1, Mei 2022, pp. 29-34
https://media.neliti.com/media/publications/423590-none-bf57b537.pdf
Ardy, Wiyani Novan. (2014). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini.
Yogyakarta : Gava Media.
Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
Arini, N dan Rismayanti N. (2017). Hubungan Perilaku menyikat gigi dan tingkat
pengetahuan kebersihan gigi dan mulut pada siswa kelas V SDN 17 Dauh
Puri. Jurnal Kesehatan Gigi, 5 (2) ; 38- 41.
http://ejournal.poltekkesdenpasar.ac.id/index.php/JKG/article/view/951/32
3
Arsyad. (2018). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Pada Murid Kelas
IV dan V SD Arsyad. Jurnal Media Kesehatan Gigi. 151 (2): 10-17.
https://media.neliti.com/media/publications/291217-pengaruh-penyuluhan-
terhadap-pengetahuan-5c4ea302.pdf
Asriwati dan Irawati. (2019). Buku Ajar Antropologi Kesehatan dalam
Keperawatan. Yogyakarta : Deepublish.
Budi, Susanto. (2014). Fakta Buah dan Sayur Beracun. Cemerlang Publishing,
Yogyakata.
Budiman, Riyanto. (2013). Kapita selekta Kuisioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Departemen Kesehatan. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, hal 5.
Depkes. RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, hal 5.
Depkes RI. (2016). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.

Dinkes Provinsi Jateng. (2019). Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2018-2023. Journal of Chemical Infomation and Modeling.
https://dinkes.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/08/Renstra-2018-
2023.pdf
Elianora, Dewi; Yuhelmina Khamisli; Intan Batura Endo Mahata. (2018).
Hubungan Indeks Severitas Karies Dengan Ph Saliva Pada Penyandang
Tunagrahita Di Panti Sosial Bina Grahita (SBG) Harapan Ibu Kalumbuak
Kota Padang Tahun 2018 . Jurnal Kedokteran Gigi Universitas
Baiturrahmah
https://jurnal.unbrah.ac.id/index.php/bdent/article/download/228/pdf
Erwana, A. (2013). Seputar Kesehatan Gigi dan Mulut. Rapha Publishing.
Yogyakarta .
Fadillah, Ahmad. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku
Perawatan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Murid SD Kelas IV-VI Di
Kelurahan Gunung Bahagia Kota Balikpapan. Skripsi. Fakultas kedokteran
: Universitas Mulawarman Samarinda.
https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/15874/skripsi
%20Fadil2017.pdf?sequence=1
Famitazzahro, N; Rendra Chriestedy Prasetya; Winda Amilia (2016). Gambaran
Perilaku Kesehatan Gigi Anak Sekolah Dasar Di Desa Bangsalsari
Kabupaten Jember. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. Vol 12. No. 2
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IKESMA/article/download/4825/3557
FDI World Dental Federation. (2015). The Challenge Of Oral Disease-The Oral
Health Atlas. 2nd ed. Geneva. Hal: 18-19.
https://www.fdiworlddental.org/sites/default/files/2021-
03/complete_oh_atlas-2.pdf
Firdaus. (2022). Peran Kampus Mengajar dalam Meningkatkan Literasi, Numerasi
dan Adaptasi Teknologi Peserta Didik Sekolah Dasar di Sumatera Barat.
Vol 5 No 3 (2022): Journal of Civic Education.
http://jce.ppj.unp.ac.id/index.php/jce/article/download/725/273
Friandi, R. (2021). Hubungan Pengetahuan dan Pola Makan dengan Kejadian
Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah Dasar di SD IT Amanah Kecamatan
Sungai Bungkal. Vol 1 No 2, jurnal Ilmu Kesehatan Dharmas Indonesia.
https://media.neliti.com/media/publications/423590-none-bf57b537.pdf
Gede, Y. (2013). Hubungan Pengetahuan Kebersihan Mulut dengan Status
Kebersihan Gigi dan Mulut pada Siswa SMA Negeri 9 Manado. Jurnal e-
Gigi (eG).
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/download/7153/5175/
Hasrul, H; Hamzah, H; Hafid, A. (2020). Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status
Gizi Anak. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 12(2), pp. 792–797.
https://akper-sandikarsa.e-journal.id/JIKSH/article/download/403/298/
Hidaya, N dan Shinta T (2018). Gambaran kejadian karies gigi pada anak sekolah
dasar. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan.
https://journal.poltekkes-
mks.ac.id/ojs2/index.php/mediakesehatan/article/view/1823
Hidayat, R dan Tandiari A. (2016). Kesehatan gigi dan mulut. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Husna, A. (2016). Peranan Orang tua Dan Perilaku Anak DAlam Menyikat Gigi
Dengan Kejadian Karies. Jurnal Vokasi Kesehatan, 2(1), 17–23.
https://doi.org/https://doi.org/10.30602/jvk.v2i.
Ilmi, Muhammad Ardhi (2017). Formulasi pasta gigi kombinasi ekstrak daun sirih
merah (Piper crocatum Ruitz & Pav) dan propolis dan uji aktivitas
antibakteri terhadap Streptococcus mutans (Doctoral dissertation). Skripsi.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
http://etheses.uin-malang.ac.id/11514/1/13670012.pdf
Irianty, H; Hayati, R; Suryanto, D. (2020). Kejadian Gastritis Berdasarkan Aspek
Promosi Kesehatan Dan Pola Makan. Jurnal Kesehatan : Window of
Health https://123dok.com/document/download/zk719oeq
Irma, Z dan Intan S.A. (2013). Buku Penyakit gigi, Mulut, dan THT. Yogyakarta :
Nuha Medika
Irmayuli, Kantja. (2015). Pengaruh Pola Makan Pada Anak Sekolah Dasar
Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut di Wilayah Kerja Puskesmas
Matako Kecamatan Tojo Barat, Kabupaten Tojo Una-Una, Provinsi
Sulawesi Tengah. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanuddin Makassar. https://core.ac.uk/download/pdf/77623805.pdf
Irwan, dkk. (2020). Efektivitas Pemberian PMT Modifikasi Berbasis Kearifan
local Terhadap peningkatan Status Gizi Balita. Journal Health and Science
: Gorontalo Journal Heath and Science Community, Vol 4 No 2.
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/gojhes/issue/view/487
Islami, I. (2019). Gambaran tingkat pengetahuan tentang karies gigi dan jumlah
karies gigi pada siswa kelas IV SD Muhamadiyah tegalrejo. Nursing Arts,
124-134
https://poltekkes-sorong.e-journal.id/nursingarts/article/download/99/56
Jaim, M. (2013). Oral health status and treatment need among institutionalised
hearing-impaired and blind children and young adults in Udaipurchildren
and young adults in Udaipur India. A comparative study. OHDM Journal.
http://oralhealth.ro/volumes/2013/volume-1/Paper333.pdf
Kadir, Abdul. (2016). Kebiasaan Makan Dengan Gangguan Pola Makan Serta
Pengaruhnya Terhadap Status Gizi Remaja. Skripsi. Fakultas Ilmu
Pendididkan UNM.
https://ojs.unm.ac.id/pubpend/article/download/1795/806
Kemenkes RI. (2016). Kemenkes Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut. Berita
Negara Republik Indonesia
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No__HK_01_07
-MENKES-189-2019_ttg_Komite_Kesehatan_Gigi_dan_Mulut.pdf
Kemenkes RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
Kemenkes RI.
https://banpaudpnf.kemdikbud.go.id/upload/download-
center/Buku%20SDIDTK_1554107456.pdf
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia..
https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2018.pdf
Kemenkes. (2017). Pedoman Dan Standar Etik.
http://repository.bkpk.kemkes.go.id/4214/
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI.
https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-riskesdas/
Kidd, E. (2016). Essentials of Dental Caries (4th ed). New York : Oxford
University press.
https://www.researchgate.net/publication/327945089_ESSENTIALS_OF_
DENTAL_CARIES_FOURTH_EDITION
Kurniasari dan Rahmatunisa. (2019). Sosialisasi Pedoman Gizi Seimbang Dengan
Metode Nutriedutainment Di Sdn Karawang Wetan 1 Dan Sdn
Palumbonsari. Jurnal Abdimas Kesehatan Tasikmalaya, 2 (1), 11 - 16.
https://doi.org/10.48186/abdimas.v2i1.15
Laurensius, F; Milwati S; Sulasmini. (2019). Hubungan Antara Stres Dan Pola
Makan Dengan Kejadian Gastritis Yang Terjadi Di Pukesmas Dinoyo.
Jurnal Nursing News, 4(1), 237–247.
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/viewFile/1543/1095
Lumbanbatu, A. M. (2018). Efektifitas Audio Visual Sebagai Media Pendidikan
Kesehatan Terhadap Pengetahuan Keluarga Pasien Penyakit Ginjal Kronik
Di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia.
Jurnal Health Education
http://repository.uki.ac.id/1454/1/EFEKTIFITAS%20AUDIO%20VISUA
L%20SEBAGAI%20MEDIA%20PENDIDIKAN%20KESEHATAN%20
TERHADAP%20PENGETAHUAN%20KELUARGA%20PASIEN%20P
ENYAKIT%20GINJAL%20KRONIK.pdf
Macnab, A. (2015). Children’s Oral Health: The Opportunity For
ImprovementUsing The WHO Health Promoting School Model. Advances
Jurnal in Public Health.
https://downloads.hindawi.com/journals/aph/2015/651836.pdf
Manbait, dkk. (2019). Peran Orang Tua dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan
Mulut. Journal Dental Therapist. Vol.1, No.2, November 2019, pp. 74-79
https://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/article/view/896/
546
Manly, R and Braley, L.(2016). Masticatory performance and efficiency. Journal
of Dental Research, 29(4), pp. 448–462.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15436916
Masturoh dan Anggita. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta.
https://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2018/09/Metodologi-Penelitian-Kesehatan_SC.pdf
Mendur, S. (2017). Gambaran konsumsi makanan kariogenik pada anak SD
GMIM 1 kawangkoan. Jurnal e-GiGi, Vol 5, No 1, 91-95
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/download/15548/15090
Motto, C. (2017). Gambaran Dental and Oral Hygiene for Students with Special
Needs at SLB YPAC Manado. Jurnal e-GiGi (eG), 5(1), pp. 106-111.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/download/15632/15166
Mubarak, Wahit Iqbal; Lilis Indrawati; Joko Susanto. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba Medika.
Nevy, Vilanty, B. (2020). Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Remaja.
Journal Boga, Vol. 3, No. 3, 47 - 50.
http://eprints.uny.ac.id/53825/1/Faktor%20faktor%20pola%20makan%20
pada%20remaja.pdf
Notoadmojo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
https://dlscrib.com/download/metodologi-penelitian-
kesehatannotoatmodjo_5f8ed89fe2b6f5f14f89f531_pdf
Noviana, Lena; Silvi Kintawati; Sri Susilawati. (2018). Kualitas hidup pasien
dengan inflamasi mukosa mulut stomatitis aftosa rekuren. Jornal
Kedokteran Gigi Universitas padjajaran. 30(1): 58-63.
https://jurnal.unpad.ac.id/jkg/article/view/18191
Noviyanti, dkk. (2016). Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Dengan
Personal Hygiene Menstruasi Pada Rmaja Putri Di Smp Negeri Satap
Bukit Asri Kabupaten Buton Tahun 2016. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Halu Oleo.
https://media.neliti.com/media/publications/184665-ID-hubungan-
pengetahuan-sikap-dan-tindakan.pdf
Nugraheni, H S. (2019). Determinan perilaku pencegahan karies gigi siswa
sekolah dasar Kota Semarang. Jurnal Keperawatan Gigi.
https://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jkg/article/view/4404
Nurasmi, S.Pd. (2020). Manfaat Omega 3 Terhadap Nutrisi Janin. Studi
Pengetahuan Ibu Hamil CV Adanu Abimata.
https://scholar.google.co.id/citations?view_op=view_citation&hl=en&user
=C5FSR6IAAAAJ&citation_for_view=C5FSR6IAAAAJ:IjCSPb-OGe4C
Nurfianti, N dan Pradono, S. A. (2019). Gambaran Klinis Stomatitis Aftosa
Rekuren pada Pasien dengan Infeksi Human Immunodeficiency Virus
(Laporan Kasus). Jurnal Majalah Sainstekes, 6(2), 98–105.
https://academicjournal.yarsi.ac.id/index.php/sainstekes/article/download/
1202/715
Oetoro, dkk. (2018). 1000 Jurus Makan Pintar dan Hidup Bugar. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
https://books.google.co.id/books?id=P0pODwAAQBAJ&lpg=PP1&hl=id
&pg=PP1#v=onepage&q&f=false
Oktaviana. (2015). Hubungan Antara Konformitas Dengan Kecenderungan
Perilaku Bullying. Skripsi. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/30415/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
Rachmat Hidayat dan Astrid Tandiari. (2016). Kesehatan Gigi & Mulut. Cv Andi
Offset.
Rahmadhani, H. (2017). Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut.
Yogyakarta: Penerbit Buku Deepublish CV.Budi Utama.
https://www.academia.edu/7373873/Pentingnya_Kesehatan_Gigi_dan_Mu
lut
Rahmawati, R. dan Shofiyani, A. (2020). Strategi Pembelajaran Menulis Bahasa
Arab untuk Mahasiswa. Jurnal Education and Development, 8(3), 298-
298. https://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/1902
Rahmayani, L. dan Sofya, P.A. (2016). Penilaian Tingkat Kebersihan Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan Akrilik Berdasarkan Metode Pembersiha Secara
Penyikatan Dan Lama Pemakaian. Odonto dental journal. Vol. 3, No. 3
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/odj/article/view/687/590
Ratmini, N. (2017). Bau Mulut ( Halitosis ). Jurnal Kesehatan Gigi, 5(1), 25–29.
https://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id/index.php/JKG/article/view/954
Riskesdas. (2018). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Has
il-riskesdas-2018_1274.pdf
Riswanti. (2019). Gambaran Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Anak Di SDN 01
Payaraman. Skripsi. Politeknik Kesehatan Palembang Jurusan
Keperawatan Gigi.
https://repository.poltekkespalembang.ac.id/items/show/491
Rosidi, A. (2014). Hubungan anatara konsumsi makanan kariogenik dengan
kejadian karies gigi pada anak SDN 1 Gogodalem kec bringin kab
semarang. Jurnal unimus Vol 4, No 1, 299-305
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/download/1235/
4438
Sari, Dwi Rusma (2015). Perbandingan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang
Cara Menyikat Gigi Antara Metode Simulasi dan Menonton Video
terhadap Keterampilan Menyikat Gigi pada Murid TK B di TK It As-
Salam Kecamatan Palara. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Samarinda
https://dspace.umkt.ac.id/handle/463.2017/888
Satriani, F. (2016). Formulasi Sediaan Pasta Gigi dari Ekstrak Etanol Daun
Seledri (Apium graveolens L) sebagai Antibakteri terhadap Bakteri
Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
http://repository.ump.ac.id/1827/1/COVER_FITA%20SATRIANI_FARM
ASI%2716.pdf
Setianingsih. (2021). Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi
Dan Mulut Pada Perokok Tahun 2021. Thesis. Poltekkes Kemenkes
Denpasar http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7307/2/1. \
Sirat, N. (2017). Hubungan pola jajan kariogenik dengan karies pada siswa
sekilah dasar di wilayah kerka puskesmas III Denpasar selatan. Intisari
sains medis Vol.3 No. 1, 193-197
http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/1447/1/wirata%20artikel.pdf
Situmeang, Ivonne R. (2021). Hakikat Filsafat Ilmu dan Pendidikan dalam Kajian
Filsafat Ilmu Pengetahuan. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia.
https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-
humaniora/article/download/925/716
Soetjiningsih . (2015). Tumbuh Kembang Anak, Ed. 2. Jakarta: EGC.
Sugianto. (2016). Tingkat Dan Faktor Kecemasan Matematika Pada Siswa
Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran.
Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak.
Https://Www.Academia.Edu/73650913/TINGKAT_DAN_FAKTOR
_KECEMASAN_MATEMATIKA_PADASISWA_SEKOLAH_M
ENENGAH_PERTAMA
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta: Bandung.
https://www.academia.edu/44502098/Prof_dr_sugiyono_metode_p
Sulistiawati. (2019). Edukasi gizi seimbang pada anak usia sekolah di sd n 2
wonosari kecamatan gadingrejo kabupaten pringsewu. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat Ungu, 1 (1), 60 - 64.
http://journal.aisyahuniversity.ac.id/index.php/Abdi/article/view/edukasigi
zi
Sundayana, I; Aryawan, K; Fransisca, P; Astriani, N. M. (2020). Perkembangan
Motorik Halus Anak Usia Pra Sekolah 4-5 Tahun dengan Kegiatan
Montase. Jurnal Keperawatan Silampari, 3(2), 446-455.
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JKS/article/view/1052
Supariasa, dkk. (2013). Penilaian Status Gizi (Edisi Revisi). Jakarta:
PenerbitBuku Kedokteran EGC.
https://www.belbuk.com/penilaian-status-gizi-edisi-2-p-3865.html
UNICEF. (2020). Covid-19 dan Anak-Anak di Indonesia.
https://www.unicef.org/indonesia/sites/unicef.org.indonesia/files/2020-
05/COVID-19-dan-Anak-anak-di-Indonesia-2020_1.pdf
Willy, Wijaya. (2017). Analisa Pengaruh Kualitas Makanan Terhadap Kepuasan
Konsumen Di Yoshinoya Galaxy Mall Surabaya. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Kristen Petra .
https://publication.petra.ac.id/index.php/manajemen-
perhotelan/article/viewFile/6198/5698
Yulisetyaningrum dan Eko Rujianto (2016). Hubungan konsumsi jenis makanan
kariogenik dengan kejadian karies gigi pada anak di SDN Krandon Kudus.
Jurnal The 3rd University Research Colloquium.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/6726/15.%20Yul
isetyaningrum%2c%20Eko%20Rujianto.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Yusmanijar. (2020). hubungan antara Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan
Gigi dan Mulut Dengan Perilaku Perawatan Gigi dan Mulut Pada Anak
Usia Sekolah di SD Islam Al Amal Jati cempaka. jurnal afiat kesehatan
dan anak, Vol 5 No 1. https://uia.e-journal.id/afiat/article/view/721
Zainul, Arifin. (2015). Gambaran Pola Makan Anak Usia 3-5 Tahun Dengan Gizi
Kurang Di Pondok Bersalin Tri Sakti Balong Tani Kecamatan Jabon –
Sidoarjo. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo. https://core.ac.uk/download/pdf/291879034.pdf
LAMPIRAN
Lampiran 1 lembar penjelasan kepada calon responden penelitian

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON


RESPONDEN PENELITIAN

Saya, Rosita Anjani dari Akademi Keperawatan YAPPI Sragen akan

melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang

Pola Makan Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Siswa

SD negeri Mojorejo V Karang Malang Sragen”.

Penelitian ini bertujuan mengetahui “Hubungan Tingkat Pengetahuan

Tentang Pola Makan Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada

Siswa SD negeri Mojorejo V Karang Malang Sragen”.

Peneliti mengharapkan seluruh siswa siswi kelas I - VI untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini membutuhkan jangka waktu

keikutsertaan responden selama 1 hari.

A. Keikutsertaan untuk ikut penelitian

Siswa siswi kelas I - VI bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini

tanpa ada paksaan. Bila anda sudah memutuskan untuk ikut, anda juga bebas

untuk mengundurkan diri atau berubah pikiran setiap saat tanpa di kenai

denda atau sanksi apapun. Saudari tidak akan mempengaruhi pelayanan dan

perawatan di rumah maupun di rumah sakit sebagaimana mestinya.

B. Prosedur studi Penelitian

Apabila anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, anda diminta

menandatangani lembar persetujuan ini sebanyak rangkap dua, satu untuk

anda simpan, dan satu untuk saya.


C. Kewajiban Responden Penelitian

Sebagai Responden studi Penelitian, seluruh siswa siswi kelas I – VI

berkewajiban mengikuti aturan yang sebelumnya didiskusikan dan disepakati

bersama.

D. Manfaat

Manfaat langsung yang anda dapatkan adalah asuhan keperawatan yang

diberikan akan lebih berkualitas.

E. Kerahasiaan

Semua informasi yang berkaitan dengan identitas saudari sebagai responden

studi penelitian akan dirahasiakan dan hanya diketahui oleh saya. Hasil studi

penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas responden studi penelitian.

F. Pembiayaan

Semua biaya yang terkait dengan studi penelitian ini akan ditanggung

sepenuhnya oleh saya.

G. Informasi tambahan

Saudari diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas

sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu responden

membutuhkan penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi Rosita Anjani pada

nomor Hp 0882007537974 dan juga dapat menanyakan tentang studi kasus

kepada Akademi Keperawatan YAPPI Sragen (Telp. (0271) 893331; email:

akperyappi@yahoo.com
Lampiran 2 lembar persetujuan keikutsertaan dalam studi penelitian
Lampiran 3 Lembar kuesioner

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG POLA MAKAN


DENGAN PERILAKU MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PADA SISWA SD NEGERI MOJOREJO 5
KARANG MALANG SRAGEN

Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap item pertanyaan
2. Pertanyaan di bawah ini mohon di isi semuanya
3. Isi jawaban sesuai dengan petunjuk pada masing-masing poin
A. IDENTITAS
Isilah pertanyaan berikut sesuai dengan identitas saudari
Nama :……….
Usia :………..Tahun
Jenis kelamin :……......
B. Kuesioner Pengetahuan
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut adik-adik benar dan beri tanda
silang (X) pada jawaban tersebut !
1. Pola makan yang sehat dan tepat adalah ?
a. 4 sehat 5 sempurna
b. Banyak mengandung karbohidrat
c. Makanan yang mengenyangkan
2. Makanan 4 sehat 5 sempurna terdiri dari ?
a. Makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah, susu
b. Makanan pokok, sayur, susu, vitamin, roti
c. Makanan pokok, sayur, buah, susu, cokelat
3. Berapa kali pola makan yang baik dilakukan dalam sehari ?
a. 1 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. 3 kali sehari
4. Makanan yang berimbang bagi kesehatan adalah ?
a. Makanan yang seimbang jumlahnya
b. Makanan yang seimbang jumlah zat gizinya sesuai dengan
kebutuhan
c. Makanan yang seimbang dengan keinginan makan
5. Sayuran dan buah-buahan merupakan bahan makanan sumber ?
a. Protein
b. Vitamin dan mineral
c. Lemak dan protein
6. Mengapa kita harus makan makanan yang beragam?
a. Agar ketika kekurangan zat gizi pada salah satu jenis makanan bisa
dipenuhi oleh jenis makanan yang lain
b. Agar tidak merasa bosan mengonsumsi makanan tertentu
c. Agar membuat tubuh merasa kenyang
7. Susu, tahu, tempe, ikan dan daging adalah makanan yang merupakan ?
a. Makanan yang dapat merusak gigi
b. Makanan yang dapat memperkuat kesehatan gigi
c. Makanan yang membuat gigi ngilu
8. Makanan yang tidak baik untuk kesehatan gigi dan mulut adalah
makanan seperti ?
a. Roti, coklat, wafer, dan permen
b. Tahu, tempe, telur dan ikan
c. Susu, daging
9. Makanan seperti apa yang baik untuk kesehatan gigi kita ?
a. Makanan yang mahal
b. Makanan yang berserat
c. Makanan yang manis dan lengket
10. Menurut adik-adik, sering makan makanan manis dan jaran
menggosok gigi ?
a. Gigi berlubang
b. Gigi jadi sehat
c. Gigi jadi berwarna hitam
11. Apa yang harus dilakukan setelah makan makanan manis dan lengket ?
a. Menyikat gigi dan berkumur-kumur
b. Membiarkan saja
c. Berkumur-kumur dengan air gula
12. Jika adik-adik makan malam sebelum tidur, apakah menggosok gigi
lagi?
a. Tidak melakukan gosok gigi
b. Melakukan gosok gigi
c. Kadang-kadang melakukan gosok gigi

Sumber pengetahuan Pola Makan : (Harahap, 2018)


C. Kuesioner Perilaku
Pilihlah jawaban dengan menggunakan tanda checklist ( pada kolom pilihan
sesuai dengan pilihan saudari pada kolom :
Tidak Pernah : (apabila responden tidak pernah melakukan tindakan
tersebut
Kadang-kadang : (apabila responden kadang-kadang / jarang melakukan
tindakan tersebut)
Sering : (apabila responden sering melakukan tindakan tersebut)
Selalu : (apabila responden selalu melakukan tindakan tersebut)
No. Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu
Pernah kadang
1. Saya menyikat gigi atas keinginan
saya sendiri

2. Saya menyikat gigi setelah sarapan

3. Saya menyikat gigi sebelum tidur

4. Saya menyikat gigi saya sendiri saat


menyikat gigi

5. Saya menyikat gigi saya dengan


sikat gigi anak- anak saat menyikat
gigi
6. Saya berkumur setelah makan

7. Saya juga menyikat gusi dan lidah


saat menyikat gigi

8. Saya menyikat gigi dengan lembut

9. Saya menyikat gigibagian depan


dengan gerakan keatas dan ke bawah
(naik turun)
10. Saya juga menyikat seluruh bagian
gigi dengan gerakan memutar
11. Saya menyikat seluruh bagian
gigi(depan, belakang, sela-sela gigi)
dan menyikat permukaan lidah
12. Saya menyikat gigidengan
menggunakan pasta gigi (odol) ber-
flouride
13. Saya menghindari makan makanan
panas dan dingin bersamaan

14. Saya menghindari makanan yang


lengket dan manis (Roti, Kue,
Permen, Coklat dan Snack (makanan
ringan)
15. Saya menghindari minuman bersoda

16. Saya minum susu setiap hari

17. Saya makan buah dan sayur setiap


hari

18. Saya membersihkanselasela gigi


dengan benang gigi

19. Saya rutin periksa gigi ke dokter


gigi walaupun gigi sayatidak sakit
(minimal 6 bulan sekali)
20. Saya mendapatkanpengetahuan
mengenai kesehatan gigi dan mulut
disekolah

Sumber pengetahuan perilaku : (Fadillah, 2021)


Lampiran 4 Log book

LEMBAR LOG BOOK


KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
T.A 2022/2023

NAMA : Rosita Anjani


JUDUL KTI : Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Pola Makan
Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada
Siswa SD Negeri Mojorejo 5 Karang Malang Sragen
PEMBIMBING : Lestyani, S.Kep., Ns., M.Kep
Lampiran 5. Jadwal Penelitian Tahun 2022 – 2023

Tahun 2022 2023


Kegiatan Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Pengajuan Judul
Penyusunan
Proposal
Ujian Sidang
Proposal
Revisi
Proposal KTI
&
Pengumpulan
Proposal
Pengambilan
Data
Penelitian &
Penyusunan
Laporan
Hasil
Ujian Sidang
Hasil
Revisi
Laporan KTI
&
Pengumpulan
Laporan KTI
Lampiran 6. Surat Perizinan
Lampiran 7. Tabulasi Data Penelitian

Jenis Nilai Nilai


NO Umur Kelamin Pengetahuan Kategori Perilaku Kategori
1 7 P 11 baik 32 cukup
2 7 P 12 baik 38 cukup
3 7 P 8 cukup 33 cukup
4 7 P 9 baik 43 baik
5 7 P 7 cukup 36 cukup
6 7 P 9 baik 48 baik
7 7 P 6 kurang 20 kurang
8 7 P 10 baik 32 cukup
9 7 P 10 baik 24 cukup
10 7 P 9 baik 18 cukup
11 8 P 10 baik 38 cukup
12 8 P 8 cukup 24 cukup
13 8 P 12 baik 27 cukup
14 8 L 11 baik 41 baik
15 8 L 11 baik 42 baik
16 8 L 7 cukup 33 cukup
17 8 L 9 baik 51 baik
18 8 L 9 baik 25 cukup
19 8 L 9 baik 27 cukup
20 8 L 10 baik 40 cukup
21 9 P 9 baik 43 baik
22 9 P 11 baik 41 baik
23 9 P 12 baik 35 cukup
24 9 P 11 baik 41 baik
25 9 P 12 baik 42 baik
26 9 P 12 baik 22 cukup
27 9 P 12 baik 39 cukup
28 9 P 10 baik 24 cukup
29 9 P 8 cukup 17 kurang
30 9 P 11 baik 36 cukup
31 9 L 11 baik 35 cukup
32 9 L 7 cukup 24 cukup
33 9 L 7 cukup 28 cukup
34 9 L 7 cukup 31 cukup
35 9 L 11 baik 43 baik
36 10 P 10 baik 39 cukup
37 10 P 10 baik 22 cukup
38 10 P 11 baik 44 baik
39 10 P 11 baik 30 cukup
40 10 P 8 cukup 29 cukup
41 10 L 8 cukup 24 cukup
42 10 L 11 baik 34 cukup
43 10 L 10 baik 41 baik
44 10 L 11 baik 23 cukup
45 11 L 8 cukup 19 kurang
46 11 L 10 baik 37 cukup
47 11 L 8 cukup 36 cukup
48 11 L 11 baik 21 cukup
49 11 L 10 baik 41 baik
50 11 L 12 baik 33 cukup
51 11 L 12 baik 33 cukup
52 11 L 11 baik 50 baik
53 11 L 12 baik 37 cukup
54 11 L 11 baik 28 cukup
55 11 L 10 baik 37 cukup
56 11 L 12 baik 43 cukup
57 11 L 10 baik 39 cukup
58 12 L 10 baik 28 cukup
59 12 L 9 baik 34 cukup
60 12 L 11 baik 33 cukup
Lampiran 8. Hasil SPSS

Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 12 Tahun 3 5.0 5.0 41.7
11 Tahun 13 21.7 21.7 36.7
10 Tahun 9 15.0 15.0 15.0
9 Tahun 15 25.0 25.0 58.3
8 Tahun 10 16.7 16.7 75.0
7 Tahun 10 16.7 16.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Perempuan 28 46.7 46.7 46.7
Laki-laki 32 53.3 53.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pengetahuan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Baik 47 78.3 78.3 78.3
Cukup 12 20.0 20.0 98.3
Kurang 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Perilaku
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Baik 14 23.3 23.3 23.3
Cukup 43 71.7 71.7 95.0
Kurang 3 5.0 5.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 28.497a 4 .000
Likelihood Ratio 19.309 4 .001
Linear-by-Linear
13.335 1 .000
Association
N of Valid Cases 60
a. 6 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .05.
Lampiran 9. Foto Saat Melakukan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai