MAKALAH
Oleh:
ELSIAYANA, S.Pd
NIP. 19790406 200801 2 017
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Penerapan Nilai – Nilai Pancasila Pada Generasi Milenial.” Pada
makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan
pengarahan dari berbagai pihak Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN
Menyatakan bahwa makalah yang berjudul “Nilai Pancasila” yang ditulis oleh:
Nama : Elsiyana, S.Pd
NIP : 19790406 200801 2 017
Pangkat/Golongan : Penata Tk. 1/IIId
Jabatan : Guru
Demikianlah berita acara serah terima barang ini di perbuat oleh kedua belah pihak,
adapun barang-barang tersebut dalam keadaan baik dan cukup, sejak penandatanganan
berita acara ini, maka barang tersebut, menjadi tanggung jawab kami, memelihara /
merawat dengan baik serta dipergunakan untuk keperluan (tempat dimana barang itu
dibutuhkan).
JUSMAWATI, S.Pd
NIP. 19700902 200604 2 003
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan
Kepala SMA Negeri 4 Mandau
H. YULIHARYOTO, S.Pd
NIP. 19660727 199512 1 001
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................i
Lembar Pengesahan....................................................................................iii
Daftar Isi..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.3 Tujuan................................................................................................... 2
BAB IV PENUTUP....................................................................................12
4.1 Kesimpulan..........................................................................................12
4.2 Saran................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila adalah pandangan hidup, falsafah hidup, dan juga tujuan hidup
bangsa indonesia. Pancasila terdiri dari dua kata “sanskerta” yaitu panca yang
artinya lima dan sila yang artinya prinsip atau asas. Pancasila terdiri dari lima sila
yaitu ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaa dalam
permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
1.3. Tujuan
KAJIAN TEORI
Ini tentu sangat buruk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, seakan
mayarakat sengaja melupakan perjuangan bangsa, berbaur dengan budaya asing
dan bahkan ikut membanggakannya. Mungkin sejarah perjuangan bangsa hanya
akan ada dibuku tanpa diingat oleh bangsanya. Mungkin terdengar sangat kejam
bagaimana bisa seluruh keringat, waktu dan pengorbanan nyawa yang
dikorbankan demi bangsa justru malah dilupakan bangsanya sendiri. Para pejuang
memerdekakan Indonesia, merumuskan nilai-nilai luhur bangsa dan membentuk
jati diri bangsa bukanlah perkara mudah. Sebagai generasi penerus yang hanya
penikmat dari hasil perjuangan seharusnya kita bangga, menjaga dan melestarikan
apa yang menjadi nilai moral dan jati diri bangsa.
Dewasa ini banyak remaja atau dewasa yang sekedar hanya tahu nama
Pancasila tanpa tahu isinya,maknanya, arti simbol-simbolnya dan sejarah
perjuangan terciptanya. Nilai-nilai yang terkandung didalamnya harus dijadikan
cara hidup seluruh anak bangsa dalam kehidupan. Dalam hal ini selainindividu,
lembaga seperti sekolah atau kampus dan sebagainya harus ikut berperan untuk
memberiedukasi kepada generasi milenial.
Generasi milenial adalah generasi yang serba praktis dan anti ribet yang
tidak mau repot – repot atau menyusahkan diri sendiri untuk melakukan sesuatu.
Contoh: aplikasi go food. Anak jaman sekarang apalagi anak rantau yang jauh dari
keluarga, apabila mereka malas keluar kost/kontrakan/rumah, atau apabila mereka
sedang bosan dengan makanan rumah, maka mereka akan memesan makanan
lewat aplikasi go food yang sudah tersedia di smartphone mereka.
Dari contoh di atas sudah dapat kita simpulkan bahwa generasi sekarang
menjadi sangat terbantu oleh kecanggihan teknologi masa kini. Namun lama –
kelamaan generasi milenial ini menjadi ketergantungan terhadap teknologi dan
menjadikan semuanya lebih mudah yang membuat mereka sering menyepelekan
banyak hal dan menjadi malas. Oleh karena itu, generasi ini merupakan generasi
dengan tingkat penggunaan internet tertinggi saat ini.
Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap internet tersebut
menyebabkan generasi milenial lebih memilih menggunakan internet sebagai
sumber informasi dan komunikasi karena internet dirasa lebih menjanjikan
kemudahan penggunaan dan kecepatan akses. Berikut adalah karakteristik
generasi milenial :
1. Selalu terhubung : Generasi milenial selalu terhubung dengan dunia luar
melalui internet mobile yang mereka bawa kemana-mana. Melalui laptop,
mobile phone mereka selalu terkoneksi dengan informasi dan komunitas
dunia maya. Keterhubungan dengan dunia maya inilah yang menyebabkan
mereka sangat tergantung dengan keberadaan internet (Oblinger &
Oblinger).
2. Segera : Generasi Milenial selalu menginginkan kecepatan, apakah itu
berhubungan dengan respon yang mereka harapkan maupun kecepatan
dalam memperoleh informasi. Mereka terbiasa melakukan multitasking
dalam memperoleh informasi ataupun dalam melakukan apapun. Mereka
dengan cepat bergerak dari satu aktifitas ke aktifitas lainnya dan kadang
mereka melakukannya secara bersamaan. Mereka dengan cepat membalas
email ataupun permintaan respon dari komunitasnya, bahkan mungkin
mereka lebih mengutamakan kecepatan dibandingkan dengan ketepatan
(Oblinger & Oblinger).
3. Sosial : Generasi milenial sangat tertarik dengan interaksi sosial, apakah
itu chatting dengan teman-teman lama, memposting buku harian web
(blogging), berbagi informasi dan bersosialisasi melalui situs jejaring
sosial semacam facebook, twitter dan lain-lain. Mereka terbuka terhadap
keanekaragaman, perbedaan, dan mereka nyaman berinteraksi dengan
orang asing yang tidak dikenal sekalipun (Oblinger & Oblinger). Generasi
milenial adalah orang-orang yang paling sering, bahkan selalu terhubung
dengan media sosial. Kadang, apa yang dilakukan di media sosial hanya
menunjukan eksistensi keseharian mereka bahkan tidak segan untuk
mencurahkan isi hati melalui media sosial.
4. Generasi milenial lebih terkesan individual, cukup mengabaikan masalah
politik, fokus pada nilai-nilai materialistis, dan kurang peduli untuk
membantu sesama jika dibandingkan dengan generasi X dan generasi baby
boom pada saat usia yang sama.
5. Generasi milenial merupakan pribadi yang pikirannya terbuka, pendukung
kesetaraan hak (misalnya tentang LGBT atau kaum minoritas). Mereka
juga memiliki rasa percaya diri yang bagus, mampu mengekspresikan
perasaannya, pribadi liberal, optimis dan menerima ide-ide dan cara-cara
hidup.
6. Generasi Milenial kerap dituding sebagai generasi yang manja, etos kerja
yang buruk, sampai terlalu banyak menghabiskan waktu di depan televisi
atau ponsel pintar. Banyak yang menyebutnya sebagai generasi galau
karena sering tidak betah di suatu tempat atau menekuni suatu hal.
Generasi milenial atau yang terkenal dengan sebutan generasi zaman now,
mereka sering mengikuti trend – trend kekinian seperti korea dan eropa yang
malah jauh dari budaya Indonesia. Generasi sekarang sangat mudah terpengaruh
oleh hal – hal yang baru dan mudah tertarik atau penasaran terhadap hal – hal
yang belum mereka coba. Karena mereka hanya memikirkan trend dan trend tanpa
melihat nilai positif yang terkandung di dalamnya. Generasi milenial juga
terpengaruh oleh lingkungan dan pergaulan yang mempengaruhi pola pikir
mereka.
Pancasila terdiri dari 5 sila yang memiliki nilai – nilai sendiri yang
terkandung di dalamnya. Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional dari
negara Indonesia memiliki konsekuensi logis untuk menerima dan menjadikan
nilai-nilai Pancasila sebagai acuan pokok bagi pengaturan penyelenggaraan
bernegara (Adha & Susanto, 2020). Penyelenggaraan peraturan dengan
penjabaran nilai Pancasila yaitu di terapkan pada UUD 1945 dan perundang –
undangan yang berlaku. Selanjutnya UUD 1945 dan perundang – undangan
menjadi penyelenggaraan bernegara yang menjadikan nilai Pancasila sebagai
dasar dan pedoman di dalamnya. Nilai – nilai Pancasila juga sebagai norma yang
mengatur nilai moral dan etika para penyelenggara negara juga masyarakat agar
selaras dengan nilai normative pancasila itu sendiri.
BAB III
PEMBAHASAN
Sebenarnya nilai – nilai Pancasila adalah nilai – nilai luhur yang sudah ada
pada setiap aktivitas masyarakat bangsa Indonesia. Sebagaimana di jelaskan oleh
Muzayin (1992), Pancasila adalah pengertian dan karakter bangsa Indonesia yang
segala aspek nilainya berperan sebagai dasar bangsa Indonesia dan dasar
peradaban rakyat. Hal ini terlihat dari kerukunan, saling mencintai, rasa
persaudaraan yang tinggi dan konsep gotong royong yang tidak pernah di lupakan
atau di tinggalkan oleh bangsa Indonesia.
Pancasila telah menjadi pedoman hidup bersama dalam kehidupan bangsa
Indonesia Pancasila mempererat kehidupan berbangsa dan memperkokoh
persaudaraan antar rakyat Indonesia dalam tatanan sosial masyarakat. Dapat kita
bayangkan jika tidak adanya penerapan nilai – nilai Pancasila, maka bangsa
Indonesia akan terpecah belah dan hilangnya rasa persaudaraan di antara
masyarakat Indonesia. Penerapan Pancasila pada generasi milenial membuat
acuan atau dasar suatu norma dalam membatasi perilaku mereka yang boleh dan
tidak boleh di lakukan. Generasi milenial adalah generasi yang suka dengan
mencoba hal – hal yang baru bagi mereka, dan terkadang mereka melakukannya
meskipum tahu itu melanggar norma – norma yang ada seperti narkoba.
Era globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan. Demikian juga
bangsa Indonesia pada saat ini terjadi perubahan besar-besaran yang disebabkan
oleh pengaruh dari luar maupun dari dalam negeri. Dengan demikian, di era
globalisasi seperti sekarang ini peran Pancasila tentulah sangat penting untuk tetap
menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia. Lebih dari itu, nilai-nilai
Pancasila sepatutnya menjadi karakter masyarakat Indonesia sehingga Pancasila
menjadi identitas atau jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya
implementasi nilai-nilai Pancasila pada generasi milenial. Melakukan
implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar kehidupan bangsa Indonesia
merupakan suatu imperatif yuridis dan imperatif politis. Karena Pancasila adalah
dasar filsafat negara Indonesia dalam segi yuridis dan politis. Oleh karena itu,
agar nilai-nilai Pancasila tidak punah oleh arus globalisasi yang sangat dahsyat,
maka implementasi nilai-nilai Pancasila tidak dapat ditunda-tunda lagi.
Implementasi nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1. Langkah pertama melalui lembaga-lembaga pendidikan baik formal dan
non formal yang pada saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah pada
taraf sekolah-sekolah formal melalui internalisasi pendidikan karakter
pada semua mata pelajaran di semua jenjang pendidikan dari mulai
pendidikan anak usia dini sampai dengan pendidikan tinggi.“Dalam
konteks pendidikan, problem dalam aktualisasi nilai-nilai Pancasila
ditemukan baik secara struktural maupun kultural. Pada tingkat struktural,
negara belum sepenuhnya memiliki instrumen yang memadai untuk
mengenalkan Pancasila pada level implementatif sejak dini. Memang
Pancasila telah didesain sebagai kurikulum yang diajarkan di sekolah-
sekolah, tetapi tidak punya kekuatan implementatif. Kurikulum Pancasila
seharusnya tidak hanya didesain dengan sekadar tatap muka di dalam kelas
dan sedikit dialog, melainkan harus lebih implementatif dalam kehidupan
sehari-hari sehingga penanaman nilai-nilai Pancasila akan lebih mengena
dan tepat sasaran, misalnya tentang bagaimana mengajarkan secara praktis
dan memberi contoh untuk menghargai perbedaan, toleransi, dan tidak
korupsi.”
2. Langkah kedua adalah dengan pemberian contoh-contoh aktualisasi nilai-
nilai Pancasila secara langsung dalamn kehidupan sehari-hari. Hal tersebut
dapat dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
kerja dan juga lingkungan masyarakat. Contohnya adalah aktualisasi
melalui keteladanan para pemimpin baik pemimpin formal (pejabat
negara) maupun informal (tokoh masyarakat) dan juga oleh orang tua dan
guru di lingkungan pendidikan. Dengan keteladanan yang dijiwai nilai-
nilai Pancasila, diharapkan masyarakat luas akan mengikuti.
3. Langkah ketiga adalah dengan melalui diskusi dan kajian-kajian ilmiah
guna mengembangkan kontekstualisasi dan implementasi nilai-nilai
pancasila, terutama pada generasi milenial. Pengembangan
kontekstualisasi dan implementasi Pancasila di dunia pendidikan
merupakan yang paling efektif, karena pendidikan tidak hanya mecetak
manusia-manusia yang cerdas, terampil, namun juga mencetak manusia
yang diharapkan dapat mempertahankan mempertahankan,
mengembangkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila sebagai
local wisdom bangsa Indonesia.
4. Dan langkah terakhir adalah reaktualisasi Pancasila melalui media sosial.
Cara pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemblokiran
terhadap situs-situs yang berpotensi mengunggah ataupun menayangkan
hal-hal yang berkaitan dengan pornografi, pornoaksi, premanisme dan
sejenisnya. Tentunya hal ini juga memerlukan dukungan dari pihak
keluarga, sekolah, pemerintahan dan juga masyarakat. Kemudian
selanjutnya adalah dengan memasukkan konten-konten mengenai
Pancasila dan kebangsaan dalam setiap media cetak maupun elektronik.
Membumikan kembali nilai-nilai Pancasila melalui media sosial sangat
penting untuk dilakukan karena generasi milenial merupakan generasi
yang sangat dekat dengan teknologi, utamanya adalah media sosial.
Pada sila ke-2 ini menjelaskan bahwa adanya persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia, menjunjung nilai kemanusiaan dan mengakui
kesetaraan derajat manusia. Contoh dampak jika tidak ada penerapan nilai – nilai
luhur sila ke-2 seperti orang yang kaya sering kali merasa lebih tinggi derajatnya
dibandingkan orang yang miskin, bos bersikap semena – mena terhadap
karyawannya, dll.
3. Persatuan Indonesia.
Pada sila ke-3 ini menjelaskan bahwa banyaknya keberagaman yang ada di
Indonesia seperti suku, ras, bahasa, agama, dan budaya. Dengan banyaknya
keberagaman yang ada, nilai – nilai dalam sila ke-3 ini berharap menjadikan
kebudayaan nasional sebagai wahana pemersatu bangsa. Dampak jika tidak
terlaksananya sila ke-3 ini adalah masih banyak suku – suku di Indonesia yang
bertengkar dengan suku lain karena perbedaan yang ada, dll.
Dalam penerapan nilai – nilai Pancasila pada sila ke-4 ini adalah adanya
keberanian dalam menyampaikan pendapat di depan umum atau dalam suatu
musyawarah dan bertanggung jawab terhadap pendapatnya tersebut. Contoh jika
tidak adanya penerapan sila ke-4 dalam masyarakat seperti ketua dalam sebuah
organisasi mengambil keputusan sepihak tanpa adanya rundingan atau meminta
pendapat angotanya terhadap suatu permasalahan yang sedang di hadapi, dll.
Sila ke-5 ini menjelaskan bahwa nilai – nilai yang diterapkan oleh
masyarakat akan memperoleh kesejahteraan bagi bangsa Indonesia agar dapat
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun masih banyak
masyarakat yang tidak menerapkannya seperti terjadinya suap – menyuap dan
korupsi di aparat hukum itu sendiri.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Pancasila adalah dasar atau ideologi bangsa yang di dalamnya
mengandung nilai – nilai dan norma – norma yang mengatur masyarakat
Indonesia dalam berpikir, bersikap dan berperilaku. Nilai Pancasila wajib di
terapkan dalam aktivitas sehari – hari dalam kehidupan masyarakat bersama.
Penerapan nilai Pancasila juga sangat penting bagi generasi sekarang yang
di sebut generasi milenial. Mengapa? Karena mereka adalah penerus bangsa
Indonesia di masa mendatang. Generasi milenial ini sudah banyak terpengaruh
dengan budaya luar entah itu gaya berpakaian, berpikir dan bertingkah laku. Juga
banyaknya penyimpangan – penyimpangan yang terjadi saat ini mencerminkan
bahwa pudarnya nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia
sekarang.
Dapat kita simpulkan bahwa nilai Pancasila sangat berperan penting dalam
pembentukan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat, adil dan makmur.
4.2 SARAN
UUD 1945
A. Hamid S, Pancasila sebagai Ideologi dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara, BP 7 Pusat, Jakarta, 1991.
Yamin, Muhammad. Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, Jilid I,
Jakarta: Yayasan Prapanca, 1960
Sugiarto Toto R. (2021). Ensiklopedia Pancasila Tentang Etika dan Nilai
Pancasila. Jakarta: Hikam Pustak
Soekarno, Filsafat pancasila menurut Bung Karno, jilid vii, Yogyakarta : Media
Pressindo, 2006
Adha, M.M., & Susanto, E. (2020). Kekuatan Nilai-Nilai Pancasila dalam
Membangun Kepribadian Masyarakat Indonesia. Jurnal Kebudayaan dan
Keagamaan
Muzayin. 1992. Ideologi Pancasila (Bimbingan ke Arah Penghayatan dan
Pengamalan bagi Remaja). Jakarta: Golden Terayon Press