Anda di halaman 1dari 33

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DALAM

PENDISTRIBUSIAN BARANG PADA PT INDOFOOD


SUKSES MAKMUR TBK. CABANG JEPARA
DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT
PLANNING (DRP)

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Teknik Industri
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Oleh :

Muhammad Fajri Bayu Prasetyo


191210000303

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
JEPARA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas akhir dengan judul “SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DALAM


PENDISTRIBUSIAN BARANG PADA PT INDOFOOD SUKSES
MAKMUR TBK. CABANG JEPARA DENGAN METODE
DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP)” karya :

Nama : Muhammad Fajri Bayu Prasetyo


Nim : 191210000303
Program Studi : Teknik Industri

Telah disetujui oleh Kaprodi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara dan dinyatakan memenuhi kriteria
pada tanggal 15 November 2022.
Selanjutnya dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Strata 1 (S.1) Program Studi Teknik Industri pada Fakultas Sains dan Teknologi
UNISNU Jepara Tahun Akademik 2022.

Jepara, 16 Januari 2023


Ka. Program Studi Teknik Industri

Gunawan Mohammad, S.T, M.T


NIDN. 0605048603
PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini
saya kirim naskah Proposal Tugas Akhir Saudara :

Nama : Muhammad Fajri Bayu Prasetyo


NIM : 191210000303
Program Studi : Teknik Industri
Judul : SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DALAM
PENDISTRIBUSIAN BARANG PADA PT INDOFOOD
SUKSES MAKMUR TBK. CABANG JEPARA
DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT
PLANNING (DRP)

Proposal Tugas Akhir ini telah disetujui pembimbing dan siap untuk
dipertahankan dihadapan Dewan Penguji program Sarjana Strata 1 (S1) Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.
Demikian harap menjadikan maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jepara, 16 Januari 2023


Mengetahui,
Ka. Prodi Teknik Industri Pembimbing Akademik

Gunawan Mohammad, S.T,M.T Dwi Retna Sulistyawati, S.E,M.M


NIDN/NIY. 0605048603 NIDN/NIY. 0615047201
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1. Latar Belakang Masalah................................................................................4
1.2. Batasan Masalah...........................................................................................6
1.3. Rumusan Masalah.........................................................................................7
1.4. Tujuan Penelitian..........................................................................................7
1.5. Sistematika Penulisan...................................................................................7
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................9
2.1. Supply Chain Management (SCM)...............................................................9
2.1.1. Pengertian Supply Chain Management..................................................9
2.1.2. Tujuan Supply Chain Management......................................................11
2.2. Distribusi.....................................................................................................12
2.3. Distribution Requirement Planning (DRP).................................................13
2.3.1. Definisi Distribution Requirement Planning (DRP)............................13
2.3.2. Manfaat Distribution Requirement Planning (DRP)...........................13
2.3.3. Tabel Distribution Requirement Planning (DRP)................................14
2.4. Peramalan....................................................................................................15
2.4.1. Definisi Peramalan...............................................................................15
2.4.2. Pola Data Peramalan............................................................................16
2.4.3. Metode – Metode Peramalan...............................................................18
2.4.4. Klasifikasi Peramalan Berdasarkan Waktu..........................................18
2.4.5. Mengukur Kesalahan Peramalan.........................................................19
2.4.6. Uji Verifikasi........................................................................................20
2.4.7. Software POM-QM Versi 5.................................................................20
2.5. Ukuran Lot..................................................................................................22
2.5.1. Kebijakan Ukuran Lot..........................................................................22
2.5.2. Metode Menentukan Ukuran Lot.........................................................22
2.6. Penelitian Terdahulu...................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................27
3.1. Objek Penelitian..........................................................................................27
3.2. Pengumpulan Data......................................................................................27
3.3. Pengolahan Data.........................................................................................28
3.4. Diagram Alur Penelitian.............................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Kegiatan distribusi merupakan bagian dari hal penting dalam proses
penjualan dan penyaluran barang yang sudah diproduksi tersebut. Masalah yang
seringkali timbul pada kegiatan distribusi dikarenakan pengendalian persediaan
yang tidak mampu dilakukan oleh perusahaan dengan baik dalam jumlah yang
optimal dan waktu yang tepat, sehingga mengakibatkan kekurangan atau
kelebihan persediaan, dimana kedua hal tersebut akan memeberikan dampak yang
tidak baik pada perusahaan. Akibatnya permintaan tidak bisa terpenuhi atau
terjadi kelebihan persediaan yang akhirnya akan mengakibatkan biaya
penyimpanan meningkat yang selanjutnya berdampak pada biaya distribusi secara
keseluruhan di masa mendatang. Persediaan sangatlah penting, karena pada
umumnya konsumen yang semakin banyak dikarenakan meluasnya pasar,
tentunya akan mengakibatkan meningkatnya permintaan produk. Jadi, persediaan
produk perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen harus dijaga, alhasil
akan meningkatkan keuntungan perusahaan. Untuk mendukung hal tersebut
dibutuhkan sistem distribusi yang baik, diantaranya adalah persediaan pengaman
(safety stock) yang berfungsi untuk melindungi kesalahan dalam memperkirakan
jumlah permintaan di saat lead time. Safety stock lebih berguna apabila
permintaan yang sebenarnya lebih besar dari hasil peramalan.
Kondisi ketidakseimbangan persediaan juga terjadi pada PT Indofood
Sukses Makmur Tbk. di cabang Jepara. Permasalahan yang terjadi ternyata belum
ada perencanaan penjadwalan distribusi ke beberapa toko yang berada di daerah
Jepara bagian Utara menyebabkan beberapa distribusi tidak terpenuhi maupun
berlebih dikarenakan banyaknya pesanan dari toko-toko juga di Jepara bagian
Pusat. Produk yang diangkut oleh distributor ada kalanya kelebihan ataupun
kekurangan dari permintaan toko tersebut. Seringnya perubahan permintaan
dalam satu periode yang mengakibatkan jumlah permintaan produk banyak yang
tidak terpenuhi dan juga menyebabkan persediaan yang berlebih dikarenakan
permintaan yang jauh lebih sedikit daripada persediaan. Menurut data yang
didapatkan dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk. periode Januari 2022 –
Desember 2022, perusahaan hanya mampu memenuhi permintaan mie instan di
bulan Agustus, April, dan Juni (hanya 25% yang dapat dipenuhi oleh PT Indofood
Sukses Makmur Tbk.), kondisi tersebut menjelaskan bahwa perusahaan belum
mampu memenuhi permintaan konsumen sesuai waktu yang dijanjikan. Di sini
perusahaan akan memenuhi kekurangan jumlah permintaan pada saat yang
lainnya jika stok barang di gudang cukup. Akan tetapi lebih sering PT Indofood
Sukses Makmur Tbk. tidak mampu menutup atau memenuhi semua permintaan,
yang pada akhirnya akan mengurangi pendapatan atau target penjualan.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada perusahaan, peneliti menggunakan
metode distribution requirement planning (DRP) untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Metode ini juga berfungsi dalam merencanakan dan menentukan
banyaknya kebutuhan produk yang dikirim ke distribution center (DC).
Distribution requirement planning yang disingkat DRP adalah aktivitas
manajemen yang mengintegrasikan berbagai hal kritis untuk mengatur dan
mengendalikan berbagai kegiatan distribusi, kemudian mengintegrasikan
kebutuhan kegiatan tersebut dengan menyesuaikan kapasitas dari sumber
persediaan. Keberhasilan metode DRP ini ditentukan dari kemampuan perusahaan
dalam melakukan peramalan yang tepat dan akurat terhadap persediaan kebutuhan
produk kedepannya, menentukan lead time yang tepat dari pusat distribusi dan
menentukan pemesanan total dari produk yang akan menjadi rencana kebutuhan
di masa depan yang pada akhirnya akan membatasi persediaan barang secara total
dan menjaga tingkat pelayanan dari jaringan distribusi secara menyeluruh (Diana
Khairani Sofyan, ST., 2013). Maka dari itu, dalam pengintegrasian harus
dilaksanakan secara balance antara supply, demand dan kapasitas produk.
Penelitian ini menggunakan metode DRP untuk melakukan perhitungan
pada peramalan, safety stock, lot size, dan tabel DRP. Peneliti melakukan
perhitungan peramalan pada perencanaan pemesanan dan pengiriman produk ke
DC untuk periode kedepannya yaitu Januari 2023 sampai dengan Desember 2023
pada DC PT Indofood Sukses Makmur Tbk., dengan membuat kalkulasi mulai
dari distributor kelas bawah sampai dengan DC dan kalkulasi tentang biaya
distribusi yang optimal. Dengan adanya permasalahan terjadinya kelebihan dan
kekurangan persediaan pada DC di PT Indofood Sukses Makmur Tbk. harus
dilakukan analisis dengan melakukan penjadwalan dan perencanaan distribusi
produk ke DC. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui penjadwalan dan
kuantitas distribusi produk yang direncanakan apakah sebanding dengan kapasitas
persediaan untuk permintaan produk di DC PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
menggunakan metode DRP dan untuk mengetahui efektivitas metode tersebut
dalam meminimalkan biaya distribusi dengan total pengiriman yang optimal.
I.2. Batasan Masalah
Suatu pembatasan masalah pasti dibutuhkan agar ruang lingkup dalam
kegiatan penelitian ini terfokus terhadap tujuan yang ingin dicapai nantinya.
Mengenai batasan masalah yang ditujukan adalah sebagai berikut:
1. Objek penelitian adalah distribusi mie instan merk Indomie di PT Indofood
Sukses Makmur Tbk. di wilayah Kabupaten Jepara.
2. Penelitian yang dilakukan adalah merencanakan sistem distribusi dengan
metode DRP di PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
3. Data yang digunakan adalah data permintaan dan persediaan dari bulan Januari
2022 sampai dengan Desember 2022.
4. Pada penelitian ini, proses distribusi diarahkan hanya pada produk mie instan
merk Indomie yang didapat dari pabrik PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
5. Metode lot sizing yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode lot sizing
antara lain yaitu lot for lot (LFL) dan economic order quantity (EOQ).
I.3. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang yang sudah dijelaskan, maka dapat dirumuskan
masalah dalam tugas akhir ini, yaitu :
1. Bagaimana perencanaan distribusi produk mie instan merk Indomie dengan
menggunakan metode DRP di PT Indofood Sukses Makmur Tbk. cabang
Jepara?
2. Metode forecasting mana yang paling tepat dan akurat untuk perencanaan
distribusi menggunakan DRP?
3. Metode lot sizing mana yang paling efisien untuk perencanaan distribusi
menggunakan DRP?
I.4. Tujuan Penelitian
Kegiatan penelitian tentunya dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan.
Berikut tujuan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah :
1. Mengetahui perencanaan sistem distribusi produk dengan menggunakan
metode DRP di PT Indofood Sukses Makmur Tbk. cabang Jepara.
2. Mengetahui dan menerapkan metode forecasting dengan teknik yang paling
tepat dan akurat.
3. Mengetahui dan menerapkan metode lot sizing dengan teknik yang paling
efisien.
I.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan harus dibuat sebagai gambaran bagaimana penelitian
nanti akan dilakukan. Susunan dan penulisan mengenai tugas akhir harus mudah
dimengerti dan menyeluruh. Oleh karena itu, perihal isi dalam pembuatan tugas
akhir dapat dilihat dari sistematika penulisan di bawah ini :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini menerangkan latar belakang permasalahan yang
ada. Peneliti akan memaparkan permasalah dengan ringkas serta
menyajikan data penelitian terdahulu sebagai bahan penentuan
permasalahan. Identifikasi, batasan permasalahan, tujuan dari
penelitian, dan sistematika penulisan dari penyusunan tugas akhir
tersebut juga akan dicantumkan pada penelitian tugas akhir ini.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Menjelaskan tinjauan umum, teori-teori, materi-materi yang
berhubungan mengenai Distribution Requirement Planning. Materi-
materi tersebut juga digunakan sebagai pemahaman pembaca
terhadap metode yang digunakan.
BAB 3 : METODE PENELITIAN
Bab ini memuat metode penilitian diperusahaan seperti
pengambilan data, pengamatan dan sistem yang diterapkan pada
penelitian sesuai dengan permasalahan yang sedang terjadi.
BAB 4 : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab kali ini membahas tentang analisa yang dilakukan pada
data yang telah ditetapkan. Uraian penerapan metode ini berupa
mengolah data yang tersedia dan data pengamatan secara langsung
mengenai penerapan sistem distribusi. Terdapat pula hasil
implementasi metode yang digunakan dan pengujian metode.
BAB 5 : PENUTUP
Bab penutup akan memuat kesimpulan dan saran dari
penelitian yang dapat membangun baik bagi penulis maupun
pembaca. Diharapkan nantinya saran tersebut dapat menjadi bahan
referensi untuk menyusun tugas akhir selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1. Supply Chain Management (SCM)


II.1.1. Pengertian Supply Chain Management
Sebuah realita yang pasti dirasakan pada zaman ini, terlebih di zaman
perdagangan bebas dan globalisasi, sehingga persaingan bukan lagi mengenai
produk menghadapi produk atau malahan perusahaan menghadapi perusahaan
melainkan lebih kepada supply chain menghadapi supply chain. Memasok produk
untuk konsumen dengan solusi produk yang tepat, dengan harga yang tepat dan
pada waktu yang tepat dibutuhkan kolaborasi dan koordinasi yang baik dari
sumber daya manusia, teknologi, informasi, dan lain-lain dari setiap bagian dalam
supply chain untuk dapat memenuhi atau bahkan melebihi yang diharapkan oleh
konsumen.
Supply chain management dan logistik yang terampil merupakan hal yang
penting di masa datang dan untuk itulah para teknisi diharuskan selalu dapat
menguasai supply chain dan logistik secara up to date dan memahami trend di
bidang itu. Menurut council of logistic management (CLM), logistik adalah
bagian dari proses supply chain management yang merancangkan, menciptakan
dan mengatur efisiensi dan efektifitas aliran distribusi dan penyimpanan produk
dan informasi terkait dengan konsumsi untuk mencukupi kebutuhan konsumen.
Logistik memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa suatu produk yang tepat
ada di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam keadaan yang tepat
dengan harga yang tepat pula untuk kepuasan pelanggan. Kegiatan yang termasuk
dalam kegiatan logistik meliputi pergudangan, packing, kegiatan pihak ketiga,
transportasi inbound dan outbound, pendistribusian, inventory control, pembelian,
perencanaan lokasi dan pengendalian perawatan produksi dan kepuasan
pelanggan.
Sistem logistik yang baik bertujuan agar produk sampai ke konsumen
dengan waktu yang tepat dan harga yang kompetitif, dua hal penting dalam
memenuhi kepuasan pelanggan. Salah satu bidang yang sangat penting dalam
logistik adalah inventory manajement, harus seimbang antara terpenuhi dan tidak
kebanyakan, karena inventori adalah bidang yang mahal dan menyembunyikan
banyak hal ketidakefisienan.
Definisi dari supply chain management adalah sebagai rantai suplai, rantai
pasokan, jaringan logistik, atau jaringan suplai adalah sistem terintegrasi yang
terdiri atas sumber daya manusia, perusahaan, aktivitas, informasi, dan sumber
daya lainnya yang berperan secara bersama dalam memindahkan suatu barang
atau jasa baik dalam bentuk fisik maupun virtual dari supplier kepada pelanggan.
(Arif, 2018)
Supply chain management sering disebut dengan SCM. Sekarang SCM
tidak bisa diremehkan dan menjadi sebuah hal yang sangat penting di dunia
industri karena terlibat langsung dengan daya saing perusahaan. Dalam 20 tahun
terakhir ini semakin bertambah perusahaan yang sadar akan pentingnya SCM ini
sehingga banyak perusahaan yang menerapkannya. SCM sendiri merupakan
pengelolaan dan juga pemantauan rantai siklus mulai dari bahan material atau
barang baku mentah, pembayaran, informasi dari supplier ke produsen, pedagang
grosir pengecek sampai dengan konsumen. SCM secara fisik merubah bahan baku
menjadi produk jadi dan menghantarkannya ke konsumen akhir. Rantai ini juga
merupakan jaringan dari berbagai perusahaan yang saling berhubungan dengan
mempunyai tujuan yang sama, yaitu dalam menyelenggarakan pengadaan barang
secara optimal. (Setiawan & Setiyadi, 2017)
Menurut Burt et al., (2002), definisi-definisi dari SCM antara lain:
1. Sebuah filosofi untuk mengelola keseluruhan aliran dari sebuah saluran
distribusi mulai dari supplier sampai ke konsumen.
2. Suatu pendekatan sistem untuk mengelola keseluruhan aliran informasi barang
dan jasa mulai dari supplier bahan baku menuju ke pabrik produsen dan
gudang penyimpanan sampai ke konsumen.
3. Koordinasi yang tersusun dan strategis dari fungsi-fungsi bisnis tradisional
dalam sebuah perusahaan dan antar bisnis dalam sebuah rantai pasok, untuk
meningkatkan performa jangka panjang dari masing-masing perusahaan pada
khususnya dan rantai pasok tersebut pada umumnya.
4. Meliputi semua aktivitas yang berhubungan dengan aliran hulu dan hilir dan
perubahan produk dan informasi mulai dari tahap mendapatkan bahan baku
(extraction), hingga ke konsumen. SCM adalah integrasi dari semua aktivitas
yang melingkupi peningkatan hubungan di dalam rangkaian supply chain,
dalam rangkai mencapai kemampuan bersaing yang dapat dipertahankan
(sustainable).
5. Suatu bentuk usaha kerjasama dari beberapa pihak supply chain untuk
mendesain, mengimplementasikan, dan mengelola proses peningkatan nilai
secara otomatis untuk mencukupi kebutuhan konsumen yang sebenarnya.
Pengembangan dan integrasi dari sumber daya manusia dan teknologi dan juga
manajemen aliran barang, informasi, dan dana yang terkoordinasi akan
menciptakan integrasi rantai pasok yang baik.
II.1.2. Tujuan Supply Chain Management
Tujuan dari sebuah SCM adalah untuk mencukupi permintaan pelanggan
melalui penggunaan sumber daya yang paling efisien, diantara lain adalah
kapasitas distribusi, persediaan, dan sumber daya manusia. Beberapa perusahaan
memilih untuk mengalihdayakan supply chain management mereka dengan
berkolaborasi dengan penyedia jasa logistik pihak ketiga. Tujuan utama dari
strategi SCM adalah menyederhanakan jangka siklus supply chain,
mengembangkan atau membangun pelayanan, menurunkan biaya dan harga.
Mempelajari SCM untuk kepentingan operasional perusahaan, berarti harus
paham strategi operasi yang akan memudahkan strategi SCM, yang melingkupi
strategi make to stock, configure to order (terjual dulu baru dibuat) istilah lain
mass customization, engineer to order (produk rumit dan unik untuk kebutuhan
konsumen tertentu).
SCM bertujuan dalam efektivitas dan efisiensi mulai dari pemasok,
produsen, distribution dan stores. Belum adanya komunikasi yang baik antara
pihak-pihak yang terkait akan menyebabkan kerugian yang cukup besar. Salah
satu dampak yang sering terjadi adalah bullwhip effect. Hal ini terjadi karena
kurangnya komunikasi dalam pertukaran informasi antara toko retail, distributor
dan perusahaan. Di satu sisi ketika manajer toko retail melihat penambahan
permintaaan dari konsumen sebanyak 100 unit maka penambahan 100 unit ini
akan ditangkap distributor sebanyak 500 unit dan perusahaan akan menangkap
penambahan permintaan tersebut sejumlah 2500 unit. Kalau diperhatikan,
informasi sebesar 100 itu dapat sampai ke pihak perusahaan bagaikan bola salju
yang berguling-guling dari atas ke bawah yang semakin lama semakin besar. Dan
hal ini akan menyebabkan lebih kacau lagi kalau pemenuhan kebutuhan itu
ditangkap pada waktu yang sudah berjalan sangat lama. (Arif, 2018)
II.2. Distribusi
Distribusi terjadi di dalam sebuah perusahaan yang melakukan sebuah
proses kegiatan penyaluran suatu produk barang atau jasa yang siap untuk dipakai,
digunakan, atau dikonsumsi oleh konsumen. Istilah distribusi menurut Zylstra
(2006) yaitu suatu sistem yang menunjukkan segala sesuatu/ sumber daya –
sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya. Akan tetapi kita
sebaiknya tidak membatasi pengertian mengenai distribusi hanya dengan itu saja.
Distribusi menurut Chopra & Meindl (2013) terjadi antara pasangan tahap dalam
rangkaian persediaan. Bahan baku dan komponen yang dipindahkan dari supplier
ke produsen, sedangkan produk jadi dipindahkan dari produsen ke konsumen.
Distribusi akhirnya menjadi pemicu utama dari keuntungan keseluruhan sebuah
perusahaan karena berpengaruh pada biaya rantai pasokan dan pengalaman
pelanggan secara langsung.
Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas, distribusi merupakan kegiatan
yang membantu perusahaan dalam menyalurkan produk barang atau jasa kepada
konsumen. Maka, perusahaan di bidang distribusi mempunyai sistem manajemen
sendiri yang bertujuan untuk memperlancar dan mempermudah penyaluran
produk barang atau jasa kepada konsumen.
II.3. Distribution Requirement Planning (DRP)
II.3.1. Definisi Distribution Requirement Planning (DRP)
DRP memiliki dua singkatan yang berbeda, yaitu : distribution requirement
planning yang berguna untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan dalam mengisi
kembali inventori pada distribution center. Sedangkan distribution resource
planning adalah pengembangan dari distribution requirement planning yang
melingkup lebih besar dari sekedar sistem perencanaan dan pengendalian
pengisian kembali inventori, namun ditambah dengan perencanaan dan
pengendalian dari sumber-sumber yang berhubungan dalam sistem distribusi
seperti : warehouse space, tenaga kerja, uang, fasilitas transportasi dan
warehousing. Termasuk di sini adalah keterkaitan dari sistem pengisian ke
financial system dan pemakaian simulasi sebagai alat guna meningkatkan
performansi sistem. (Gaspersz, 1998)
DRP didasarkan pada forecasting kebutuhan pada level paling rendah dalam
jaringan tersebut yang akan memutuskan kebutuhan persediaan pada level yang
lebih tinggi. Menurut Bozart & Handfield (2008) mengungkapkan mengenai DRP
merupakan suatu pendekatan perencanaan yang hampir sama dengan MRP yang
menggunakan perencanaan permintaan pada titik yang mempunyai kebutuhan
guna memutuskan peramalan permintaan kepada pusat. Menurut Bowersox et al.
(2009) mendefinisikan DRP sebagai sebuah sistem yang memutuskan jumlah
kebutuhan untuk persediaan pada pusat distribusi, menggabungkan riwayat
permintaan dan sebagai input untuk produksi dan material. Menurut definisi para
pakar di atas dapat disimpulkan bahwa DRP adalah suatu sistem yang digunakan
untuk menentukan dan menjadwalkan perencanaan kebutuhan dari level terbawah
untuk mengisi kembali inventori pada pusat distribusi dengan memakai peramalan
permintaan.
II.3.2. Manfaat Distribution Requirement Planning (DRP)
Menurut Bowersox et al. (2009) manfaat yang didapatkan pada sistem DRP
adalah sebagai berikut:
1. Menyusutkan biaya angkut pada tempat yang akan disalurkan dan perencanaan
yang lebih baik untuk muatan kendaraan.
2. Jumlah persediaan inventori yang lebih sedikit. DRP dapat mempersiapkan apa
yang sedang dibutuhkan dan kapan waktu yang tepat, serta melindungi agar
selalu up to date dalam informasi saat terjadi perubahan yang sering terjadi.
3. Mengurangi ruang penyimpanan di gudang stok sehingga otomatis guna
meminimalisasi besarnya angka biaya untuk penyimpanan produk.
4. Menyusutkan biaya penyaluran atau distribusi. DRP dapat menyusun jadwal
untuk produk yang diperlukan pada waktu tertentu sehingga produk bisa
dikirim tepat waktu.
5. Alat yang tepat untuk memperhitungkan anggaran, DRP adalah simulasi yang
sangat bisa dipercaya keakuratannya dari distribusi. Pengerjaan data DRP
secara tidak langsung dapat memperhitungkan besarnya anggaran yang
dibutuhkan dalam distribusi.
II.3.3. Tabel Distribution Requirement Planning (DRP)
Tabel DRP mencakup dalam dua bagian, bagian pertama merupakan
informasi deskriptif dan bagian kedua berisi informasi dari waktu ke waktu (time
period information).
Tabel 2.1. Tabel DRP
Distribution Center
On Hand Balance : Lead Time :
Safety Stock : Order Quantity :
Past Period
Due 1 2 3 4 5 6
Gross Requirement
Schedule Receipts
Projected On Hand
Net Requirements
Planned Order Receipts
Planned Order Release
Sumber : Richard J. Tersine, 1998
Tahapan-tahapan menghitung DRP sebagai berikut (Tersine, 1998) :
1. Dari hasil forecasting distribusi, menghitung time phased net requirement. Net
requirement tersebut mengidentifikasikan kapan level persediaan (schedule
receipt projected on hand periode sebelumnya) yang dipenuhi oleh gross
requirement: net requirement = (gross requirement + safety stock) - (schedule
receipts + projected on hand sebelumnya). Nilai net requirement yang ditulis
(recorded) adalah nilai yang bernilai positif.
2. Selanjutnya didapatkan sebuah planned order sebanyak net requirement pada
periode tersebut.
3. Menentukan waktu dimana harus melakukan pemesanan (planned order
release) dengan mengurangi waktu yang dijadwalkan (planned order receipts)
dengan lead time.
4. Menghitung projected on hand pada periode tersebut. Projected on hand
(projected on hand periode sebelumnya + schedule receipt + planned order
receipts) - (gross requirement).
5. Banyaknya planned order release akan menjadi gross requirement di periode
yang sama untuk level lebih tinggi dalam jaringan distribusi.
II.4. Peramalan
II.4.1. Definisi Peramalan
Peramalan adalah sebuah proses memperkirakan kebutuhan di masa yang
akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu,
dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka mencukupi permintaan barang atau
jasa. Peramalan akan menyertakan pengumpulan data historis dan
memproyeksikannya kemasan yang akan datang dengan model matematis.
Menurut Rangkuti (2004) perencanaan kapasitas produksi yang optimal harus
sesuai dengan banyaknya kebutuhan permintaan. Keadaan pada masa yang akan
datang tidak bisa diperkirakan secara pasti sehingga orang bisnis terpaksa bekerja
dengan berorientasi dengan kondisi pada masa yang akan datang yang tidak pasti.
Tujuan untuk meminimumkan ketidakpastian itu wajar dilakukan dengan metode
atau teknik peramalan tertentu. Menurut Heizer dan Render (2005) peramalan
adalah seni dan ilmu untuk memprediksi kondisi di masa yang akan datang.
Peramalan digunakan untuk memprediksi keadaan yang selalu berubah sehingga
perencanaan dapat dilakukan untuk memenuhi kondisi yang akan datang.
Di dalam industri, peramalan berfungsi untuk :
1. Peramalan produksi.
2. Peramalan bahan baku.
3. Peramalan anggaran biaya.
4. Peramalan pemasaran.
Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya peramalan adalah :
1. Persaingan dagang yang ketat.
2. Kemajuan teknologi yang sangat cepat.
3. Adanya kebijaksanaan ekonomi di negara kita.
4. Adanya fluktuasi harga.
II.4.2. Pola Data Peramalan
Pola data dalam bentuk diagram pencar dilakukan untuk mengetaui pola
data yang terjadi. Macam-macam pola data peramalan yang mungkin terjadi
antara lain (Ginting, 2007) :
1. Pola Siklis (Cycle)
Pola siklis terjadi saat data memiliki kecenderungan untuk naik atau turun
secara kontinu.

Gambar 2.1. Pola Siklis


Sumber : Rosnani Ginting, 2007
2. Pola Musiman
Pola musiman terjadi ketika nilai data sangat terpengaruh oleh musim. Pola
musiman berguna dalam meramalkan penjualan dalam jangka pendek.

Gambar 2.2. Pola Musiman


Sumber : Rosnani Ginting, 2007
3. Pola Horizontal (Stasioner)
Pola horizontal terjadi apabila nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata.

Gambar 2.3. Pola Horizontal


Sumber : Rosnani Ginting, 2007
4. Pola Tren
Pola trend terjadi bila data memiliki kecenderungan untuk turun atau naik terus
menerus.

Gambar 2.4. Pola Tren


Sumber : Rosnani Ginting, 2007
II.4.3. Metode–Metode Peramalan
Metode peramalan digunakan supaya peramalan total permintaan suatu
barang atau jasa di masa yang akan datang dapat direncanakan dengan baik dan
hasil yagn diperoleh tidak jauh meleset dari kejadian nyata yang terjadi. Ada dua
metode peramalan di antara lain (Heizer & Render, 2009) :
1. Metode peramalan kualitatif
Merupakan metode yang menggabungkan factor seperti emosi, intuisi,
pengalaman pribadi, dan sistem nilai pengambil keputusan untuk meramal.
2. Metode peramalan kantitatif
Metode yang menggunakan model matematis yang beragam dengan
berdasarkan data masa lalu untuk meramalkan permintaan di masa yang akan
dating.
Beberapa metode peramalan secara kuantitatif meliputi :
a) Rata – rata bergerak (moving average).
b) Rata – rata bergerak tertimbang (weighted moving average).
c) Penghalusan eksponensial (exponential smoothing).
d) Penghalusan eksponensial dengan tren (exponential smoothing with tren).
e) Regresi linear (linear regresseion).
II.4.4. Klasifikasi Peramalan Berdasarkan Waktu
Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan dengan horizon waktu
masa depan yang dilingkupinya. Heizer & Render (2009) membagi horizon waktu
peramalan menjadi beberapa kategori :
1. Peramalan jangka pendek.
Peramalan ini memiliki jangka waktu hingga satu tahun, tetapi umumnya
kurang dari tiga bulan.
2. Peramalan jangka menengah.
Peramalan intermediate atau jangka menengah, umumnya mencakup hitungan
satu sampai tiga bulan.
3. Permalan jangka panjang.
Pada umumnya untuk perencanaan masa tiga tahun atau lebih. Biasanya
digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan, modal, lokasi atau
pembangunan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan.

II.4.5. Mengukur Kesalahan Peramalan


Menurut Djalal Nachrowi & Usman (2004) menjelaskan bahwa sebenarnya
membandingkan kesalahan peramalan adalah suatu hal yang mudah, apakah
sebuah metode peramalan itu layak dipilih untuk digunakan dalam membuat
peramalan data yang sedang kita analisa atau tidak. Minimal prosedur ini dapat
digunakan sebagai petunjuk apakah sebuah metode peramalan tepat digunakan
atau tidak. Dan teknik yang mempunyai nilai mean squared error (MSE) terkecil
merupakan peramalan yang terbaik. Sebuah keharusan untuk membandingkan
perhitungan yang mempunyai nilai mean absolute deviation (MAD) paling kecil,
karena semakin kecil MAD berarti semakin kecil pula perbedaan antara hasil
peramalan dan nilai aktual.
Heizer & Render (2009) mengemukakan bahwa tiga dari perhitungan yang
paling terkenal antara lain :
1. Mean absolute deviation (MAD)
MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu
tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan kenyataannya. dirumuskan sebagai berikut:

MAD=
∑|permintaan aktual−peramalan permintaan|
n
2. Mean squared error (MSE)
MSE yaitu cara kedua untuk mengukur kesalahan peramalan
keseluruhan. MSE merupakan rata-rata selisih kuadrat antara nilai yang
diramalkan dan yang diamati. Kekurangan penggunaan MSE adalah bahwa
cenderung menonjolkan deviasi yang besar karena adanya pengkuadratan.

MSE=
∑ (kesalahan peramalan)
2

n
3. Mean absolute percentage error (MAPE)
MAPE dihitung dengan menggunakan kesalahan absolut pada tiap
periode dibagi dengan nilai observasi yang nyata untuk periode itu. Kemudian,
merata-rata kesalahan persentase absolut tersebut. Pendekatan ini beruna ketika
ukuran atau besar variabel ramalan itu penting dalam mengevaluasi ketepatan
ramalan. MAPE mengindikasi seberapa besar kesalahan dalam meramal yang
dibandingkan dengan nilai nyata.
|x i−F i|
∑ xi
×100 %
MAPE=
n

II.4.6. Uji Verifikasi


Setelah memperoleh metode peramalan yang baik, selanjutnya dilakukan uji
verifikasi dengan menggunakan peta kontrol tracking signal (TS). Nilai tracking
signal yang dianjurkan beberapa ahli dalam sistem peramalan adalah maksimum +
4. Jika dari data yang diperoleh menunjukkan nilai tracking signal diantara 4
sampai 4, maka metode yang digunakan sudah cukup handal. Rumus untuk
menghitung TS adalah :
Kumulatif Error
TS=
MAD
II.4.7. Software POM-QM Versi 5
POM-QM untuk windows telah dirancang untuk membantu mempelajari
dan memahami dengan lebih baik bidang produksi dan operasi manajemen,
metode kuantitatif, ilmu manajemen, dan riset operasi. Perangkat lunak ini dapat
digunakan baik untuk memecahkan masalah atau untuk memeriksa jawaban yang
telah diturunkan dengan tangan. POM-QM untuk windows berisi sejumlah besar
model, dan sebagian besar masalah pekerjaan rumah di buku teks POM atau buku
teks QM dapat dipecahkan atau didekati menggunakan POM-QM untuk windows.
(Weiss, 2018)
Alur mengerjakan forecasting di POM-QM versi 5 :
1. Module > Forecasting
2. File New > Time Series Analysis
Gambar 2.5. POM-QM Time Series Analysis
Sumber : POM-QM
3. Ketik judulnya
4. Ketik jumlah periode data di Number of Past Periods
5. Klik OK. Maka akan muncul lembar kerja sebagai berikut ini :

Gambar 2.6. POM-QM Method


Sumber : POM-QM
6. Pada Method, pilihlah metode yang akan digunakan dan isi ketentuan
sesuai kebijakan perusahaan
7. Kemudian klik Solve

Gambar 2.7. POM-QM Solve


Sumber : POM-QM
8. Maka akan terlihat output seperti ini :

Gambar 2.8. POM-QM Results


Sumber : POM-QM
9. Selesai.

II.5. Ukuran Lot


II.5.1. Kebijakan Ukuran Lot
Setelah tingkat persediaan telah ditentukan, maka langkah berikutnya adalah
menghitung berapa jumlah persediaan yang akan digantikan, ini disebut
penentuan ukuran lot. Ukuran lot merupakan jumlah barang yang dipesan dari
pemasok atau diproduksi secara internal untuk memenuhi permintaan pelanggan
atau konsumen.
II.5.2. Metode Menentukan Ukuran Lot
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran lot, yaitu
(Ginting, 2007) :
1. Lot For Lot (LFL)
Metode ini merupakan cara paling mudah dikerjakan dari semua teknik
ukuran lot yang ada. Metode ini selalu memperhitungkan kembali (bersifat
dinamis) terutama ketika terjadi perubahan pada kebutuhan bersih. Penggunaan
metode ini bertujuan untuk meminimalkan ongkos biaya simpan, sehingga
dengan metode ini ongkos biaya simpan menjadi nol. Oleh karena itu, sering
sekali digunakan untuk unit-unit yang memiliki biaya simpan per unit yang
sangat mahal. Apabila dilihat dari pola kebutuhan yang mempunyai sifat tidak
berkesinambung atau tidak teratur, maka metode LFL ini paling tepat untuk
digunakan.
2. Economic Order Quantity (EOQ)
Teknik EOQ ini berdasarkan pada asumsi bahwa kebutuhan bersifat
berkesinambungan, dengan pola permintaan yang stabil. Dalam teknik lot
sizing ini jumlah lot size selalu sama, keefektifan ini akan terlihat apabila
kebutuhan bersifat berkesinambungan.

EOQ=
√ 2 DS
H
Dimana :
D = Pemakaian tahunan
S = Biaya setup atau biaya pemesanan per pesanan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
II.6. Penelitian Terdahulu

No Judul, Peneliti Metode Hasil


dan Tahun
1 Supply Chain Distribution Hasil yang diterapkannya supply chain
Management requirement management dengan menggunakan metode
dalam planning DRP adalah membantu perusahaan
Pendistribusian mengelola persediaan barang sehingga
Barang pada kekurangan dan kelebihan stock barang
PT.Evalinda terjaga serta mempermudah perusahaan
Berkah Mandiri menentukan persediaan barang serta
(DBesto) pembelian yang optimal.
Padang Dengan
Metode
Distribution
Requirment
Planning (Putra
et al., 2022)
No Judul, Peneliti Metode Hasil
dan Tahun
PERENCANAA Hasil perencanaan penjadwalan distribusi
2 Distribution
N DISTRIBUSI pada PT Semen Padang dengan menghitung
requirement
SEMEN BAG biaya distribusi menggunakan metode
planning
DENGAN distribution requirement planning (DRP)
DISTRIBUTIO yaitu sebesar Rp. 88.389.791.724,
N sedangkan sebelum menggunakan metode
REQUIREMEN DRP didapatkan biaya distribusi sebesar
T PLANNING Rp. 95.325.298.410. Jadi, dengan
(DRP) PT menggunakan metode DRP dapat
SEMEN mengurangi biaya distribusi sebesar Rp.
PADANG 6.935.506.686 dengan persentase
(Guslan et al., penurunan sebesar 7,28%. Dengan
2022) frekuensi pengiriman sesuai permintaan
pada DC Pekanbaru sebanyak 17 kali
pengiriman dalam setahun, DC Dumai
sebanyak 17 kali, DC Siak sebanyak 5 kali,
dan DC Pelalawan sebanyak 10 kali
pengiriman dalam setahun pada periode
Juni 2021-Mei 2022.
PERENCANAA Hasil setelah dilakukan perhitungan biaya
3 Distribution
N DISTRIBUSI distribusi dari bulan April 2020 sampai
requirement
PRODUK GAS Maret 2021, total biaya distribusi yang
planning
PT.REBBAK dihasilkan menggunakan metode DRP
TROLIH adalah Rp 8.910.840 untuk produk Gas 12
LESTARI kg, Rp 3.099.840 untuk produk Gas 3 kg,
MENGGUNAK Rp 4.736.000 untuk produk Bright Gas, dan
AN METODE Rp 5.828.850 untuk produk Gas Ease.
DISTRIBUTIO
N
REQUIREMEN
T PLANNING
No Judul, Peneliti Metode Hasil
dan Tahun
(DRP) (Aulia et
al., 2022)
PENERAPAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah
4 Distribution
METODE dilakukan, maka diperoleh hasil
requirement
DISTRIBUTIO perencanaan penjadwalan distribusi pada
planning
N PT Sekeluarga dengan menggunakan
REQUIREMEN metode distribution requirement planning
T PLANNING (DRP) dapat mengatasi permasalahan yang
UNTUK ada yakni, dapat meminimumkan biaya
MEMINIMASI distribusi. Dengan selisih biaya
BIAYA distrubusinya sebesar Rp. 2.886.762,83.
DISTRIBUSI Dengan hasil yang telah didapat ini pula,
PT maka penjadwalan aktivitas distribusi
SEKELUARGA menggunakan metode distribution
(Febrianto et al., requirement planning (DRP) dapat
2020) menghemat biaya distribusi perusahaan
sebesar 19,82%.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini
5 Penjadwalan Distribution
adalah usulan perencanaan dan
distribusi requirement
penjadwalan distribusi dengan
produk dengan planning
menggunakan metode DRP dengan EOQ
metode
dan LFL. Jumlah optimum yang didapatkan
distribution
dari metode EOQ untuk masing-masing DC
requirement
pada PT. X yaitu 486 dus untuk DC 1, 489
planning (Studi
dus untuk DC 2, 486 dus untuk DC 3, dan
kasus produk air
484 dus untuk DC 4. Sedangkan jika
minum dalam
menggunakan metode LFL pengiriman
kemasan)
menyesuaikan dengan jumlah hasil
(Kulsum et al.,
peramalan permintaan dapat dilihat pada
2020)
planned order receipts dan planned order
release masing-masing tabel DRP tiap DC.
No Judul, Peneliti Metode Hasil
dan Tahun
Total biaya distribusi pada kondisi aktual
yaitu sebesar Rp. 76.938.000, sedangkan
biaya distribusi menggunakan metode DRP
dengan EOQ sebesar Rp. 96.576.865 dan
LFL sebesar Rp. 74.531.600. Sehingga
dapat diketahui bahwa biaya distribusi
terendah adalah biaya distribusi DRP
dengan metode LFL dibandingkan dengan
biaya distribusi kondisi aktual pada DRP
dengan metode EOQ. Oleh karena itu,
dipilih metode DRP dengan LFL untuk
perencanaan dan penjadwalan distribusi
diseluruh DC. Didapatkan total biaya
distribusi DRP dengan LFL mengalami
penurunan sebesar 3.12% dengan frekuensi
pengiriman lebih sedikit yaitu 52 kali.
Berdasarkan usulan perencanaan dan
penjadwalan distribusi menggunakan DRP
untuk gudang pusat diketahui bahwa
terdapat pesanan ke bagian produksi untuk
dapat memenuhi permintaan pada periode
April 2019 sampai Maret 2020 yaitu
periode ke-5, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16,
18, 19, 21, 22, 23, 25, 26, 28, 30, 31, 32,
33, 35, 36, 37, 39, 41, 42, 44, 45, 46, 48,
49, dan 50.
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu industri makanan di PT Indofood
Sukses Makmur Tbk. di cabang Jepara yang beralamatkan di desa Tahunan,
Tahunan, Jepara, Jawa Tengah. Objek penelitian adalah produk noodle yaitu
Indomie.
III.2. Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini, pengumpulan data menggunakan cara
antara lain :
1. Wawancara, merupakan pengumpulan data dengan cara tanya jawab kepada
pihak PT Indofood Sukses Makmur Tbk. di cabang Jepara.
2. Observasi, merupakan pengamatan yang dilaksanakan secara langsung di PT
Indofood Sukses Makmur Tbk. di cabang Jepara.
3. Studi pustaka, merupakan mencari data referensi dari artikel atau buku yang
terkait dengan penelitian.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu :
1. Data primer, merupakan data yang diambil secara langsung di lapangan
melalui wawancara dengan kepala distribusi, data primer yang dibutuhkan
meliputi :
a. Lead time, merupakan jarak waktu antara pemesanan dengan pengiriman
dari gudang kepada ritel, agen, atau warung.
b. Safety stock, merupakan persediaan pengaman atau persediaan yang harus
ada di gudang untuk mengantisipasi ketidakpastian permintaan.
c. Jumlah kendaraan, merupakan alat transportasi atau alat angkut yang
dipakai dalam mengirim atau mendistribusikan produk.
2. Data sekunder, merupakan data yang sudah disiapkan oleh perusahaan dan
sudah berupa file, meliputi :
a. Profil dan sejarah perusahaan.
b. Data supply dan demand produk Indomie pada Januari 2022 – Desember
2022.
c. Harga produk mie di PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Di cabang Jepara.
d. Jalur distribusi di PT Indofood Sukses Makmur Tbk. di cabang Jepara.

III.3. Pengolahan Data


Penelitian ini menerapkan langkah – langkah pengolahan data yang
mengacu pada metode DRP yaitu :
1. Menghitung dan menentukan metode forecasting yang tepat, nantinya akan
digunakan untuk dijadikan metode forecasting di DRP.
2. Menghitung safety stock.
3. Menghitung dan menentukan metode lot sizing yang biaya nya lebih rendah,
metode yang digunakan untuk menentukan lot sizing dalam penelitian ini ada
dua yaitu, EOQ dan LFL.
4. Pengolahan data menggunakan DRP dengan memasukkan data ke dalam tabel
DRP sehingga diperoleh perencanaan dan penjadwalan distribusi.
III.4. Diagram Alur Penelitian

Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian


Arif, M. (2018). Supply Chain Management. DEEPUBLISH.
Aulia, M. A., Fajhriana, L. S., Aziz, F., & Fauzi, M. (2022). Perencanaan
Distribusi Produk Gas Pt.Rebbak Trolih Lestari Menggunakan Metode
Distribution Requirement Planning (Drp). Jurnal Bayesian : Jurnal Ilmiah
Statistika Dan Ekonometrika, 2(1), 1–15.
Bowersox, D. J., Closs, D. J., & Cooper, M. B. (2009). Supply Chain Logistics
Management. McGraw Hill.
Bozart, C. C., & Handfield, R. B. (2008). Introduction to Operations and Supply
Chain Management. Prentice Hall.
Burt, D. N., Dobler, D. W., & Starling, S. L. (2002). World Class Supply
Management: The Key to Supply Chain Management (7th ed.). McGraw-
Hill/Irwin.
Chopra, S., & Meindl, P. (2013). Supply Chain Management : Strategy, Planning,
and Operation. (5th ed.). Pearson Harlow.
Diana Khairani Sofyan, ST., M. (2013). Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Peramalan Horison Peramalan. 2, 1–19.
Djalal Nachrowi, N., & Usman, H. (2004). Teknik Pengambilan Keputusan.
Grasindo.
Febrianto, E., Hunusalela, Z. F., & Prasasty, A. T. (2020). Penerapan Metode
Distribution Requirement Planning Untuk Meminimasi Biaya Distribusi Pt
Sekeluarga. Jurnal Rekayasa Sistem Industri, 6(1), 13–19.
https://doi.org/10.33884/jrsi.v6i1.2016
Gaspersz, V. (1998). Manajemen Produktivitas total : Strategi peningkatan
produktivitas bisnis global. Gramedia.
Ginting, R. (2007). Sistem Produksi. Graha Ilmu.
Guslan, D., Harvionita, G., & Indah, N. (2022). Perencanaan Distribusi Semen
Bag Dengan Distribution Requirement Planning ( Drp ) Pt Semen Padang.
Jurnal Logistik Bisnis, 12(01), 17–30.
https://ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/logistik/article/view/2167%0Ahttps:
//ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/logistik/article/download/2167/991
Heizer, Jay dan Render, B. (2005). Manajemen Operasi. (Edisi 7). Salemba
Empat.
Heizer, J., & Render, B. (2009). Manajemen Operasi (9th ed.). Salemba Empat.
Kulsum, K., Muharni, Y., & Mulyawan, M. R. (2020). Penjadwalan distribusi
produk dengan metode distribution requirement planning (Studi kasus
produk air minum dalam kemasan). Teknika: Jurnal Sains Dan Teknologi,
16(1), 45. https://doi.org/10.36055/tjst.v16i1.7800
Putra, T. A., Elva, Y., & Rahmat, M. A. (2022). Supply Chain Management dalam
Pendistribusian Barang pada PT . Evalinda Berkah Mandiri ( DBesto )
Padang Dengan Metode Distribution Requirment Planning. 6(April), 130–
141.
Rangkuti, F. (2004). Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. PT. Raja
Grafindo Persada.
Setiawan, E. B., & Setiyadi, A. (2017). Implementasi Supply Chain Management
( Scm ) Dalam Sistem Informasi Gudang Untuk Meningkatkan. Stmik
Amikom, 4(Febuari), 13–25.
Tersine, R. J. (1998). Principles of inventory and materials management.
Englewood Cliffs: Prentice-Hall.
Weiss, H. J. (2018). POM - QM FOR WINDOWS version 5. Pearson Education.
Zylstra, K. D. (2006). LEAN DISTRIBUTION : APPLYING LEAN
MANUFACTURING TO DISTRIBUTION, LOGISTICS, AND SUPPLY
CHAIN. PPM.

Anda mungkin juga menyukai