Anda di halaman 1dari 6

JPE 2 (1) (2013)

Journal of Primary Education

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI


DENGAN MODEL QUANTUM DAN INKUIRI TERPIMPIN
BERPASANGAN BERDASARKAN GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK
SEKOLAH DASAR

Sutrisno , Zulaeha, I., Subyantoro

Prodi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian eksperimen ini adalah menentukan keefektifan model quantum dan inkuiri
Diterima Februari 2013 terpimpin berpasang (ITB) dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi efektif bagi peserta
Disetujui Maret 2013 didik kelas V SD yang bergaya belajar visual dan auditori, serta interaksi keefektifan antara model
Dipublikasikan Juni quantum dengan model ITB tersebut. Teknik analisis secara deskriptif. Hasil penelitian
2013 menunjukkan bahwa: (1) Model quantum lebih efektif digunakan untuk pembelajaran menulis
________________ karangan deskripsi bagi peserta didik bergaya belajar visual. Nilai rata-rata peserta didik bergaya
Keywords: belajar visual lebih tinggi dari pada auditori, yaitu 79,71>68,94; (2) Model ITB lebih efektif
quantum model, paired digunakan untuk pembelajaran menulis karangan deskripsi bagi peserta didik yang bergaya belajar
guided inquiry model, auditori. Nilai rata-rata peserta didik bergaya belajar auditori lebih tinggi dari pada visual, yaitu
learning style, the ability to 72,05>70,20; (3) Model Quantum lebih efektif daripada model ITB dalam pembelajaran menulis
write descriptive essay. karangan deskripsi dalam interaksinya dengan gaya belajar peserta didik. Nilai rata-rata peserta
____________________ didik pada pembelajaran dengan model quantum lebih tinggi daripada model ITB.. Keefektifan
pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan model quantum dan ITB dapat dilihat dari
terlaksananya unsur-unsur kedua model dan hasil belajar peserta didik.

Abstract
___________________________________________________________________
The aims of this research are to know effectiveness of quantum model and paired guided inquiry
model to write descriptive essay for the students who possess visual and auditory learning style, and
the interaction of effectiveness of quantum model and paired guided inquiry how to write
descriptive essay based on five graders’ visual and auditory learning style. The result is that : (1)
Quantum model is more effective to be used for students who possess visual style (2) Guided Paired
Inquiry model is more effective to be used for students who posses auditory style (3) Quantum
model is more effective than Guided Paired Inquiry modelin teaching how to write descriptive
essay with its interaction with students’ learning styles. The mean of students’ score which used
quantum model is higher than the mean of students’ score which used paired guided inquiry
model. The effectiveness of quantum and paired guided inquiry model can be seen by the
application of both models’ aspects and students’ achievement scores.

© 2013 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6889
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
E-mail: pps@unnes.ac.id

155
Sutrisno dkk. / Journal of Primary Education 2 (1) (2013)

PENDAHULUAN model pembelajaran yang berorientasi pada


aktivitas dan kreatifitas peserta didik menjadi
Pembelajaran keterampilan menulis pada pilihan yang tidak dapat dihindari oleh guru.
jenjang SD merupakan landasan untuk jenjang Penggunaan media yang cocok, metode yang
yang lebih tinggi. Dengan keterampilan menulis bervariasi, teknik yang tepat, strategi yang
yang dimiliki, peserta didik dapat menyenangkan, sajian materi yang utuh dan
mengembangkan kreativitas dan dapat terpadu, bentuk penilaian yang relevan,
mempergunakan bahasa sebagai sarana berkelanjutan serta komprehensif sehingga dapat
menyalurkan kreativitasnya dalam kehidupan mengukur aspek pengetahuan, pemahaman
sehari-hari. konsep, aspek sikap, aspek praktik, dan nilai-
Guru hendaknya mampu menumbuhkan nilai karakter yang akan
keterampilan menulis bagi peserta didik. Untuk ditumbuhkembangkankan pada diri peserta
menumbuhkan keterampilan menulis peserrta didik.
didik, guru dapat menggunakan model, strategi, Kondisi peserta didik di SD yang aktif,
metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai dan memiliki perbedaan gaya belajar sangat
dengan karakteristik peserta didik agar perlu diterapkan model pembelajaran yang
pencapaian kompetensi dapat secara maksimal. inovatif. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk
Namun, pembelajaran menulis karangan di mengatasi permasalahan dalam pembelajaran
sekolah dasar masih banyak terdapat hambatan. menulis tersebut peneliti menerapkan model
Hambatan tersebut berasal dari guru, peserta quantum. Untuk mengetahui keefektifannya,
didik, dan lingkungan belajar. Hambatan dari peneliti membandingkannya dengan model
aspek guru, masih banyak ditemukan Inkuiri Terpimpin Berpasangan (ITB).
pembelajaran menulis yang dilakukan guru Berdasarkan latar belakang tersebut
masih berupa teori-teori saja dan masih pula dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
menerapkan strategi konvensional yakni (1) apakah penggunaan model quantum dalam
ceramah. Guru juga kurang memperhatikan pembelajaran menulis karangan deskripsi efektif
perbedaan karakteristik peserta didik, di bagi peserta didik kelas V SD yang bergaya
antaranya gaya belajar peserta didik yang belajar visual dan auditori? (2) apakah
berbeda-beda selama proses pembelajaran. Gaya penggunaan model ITB dalam pembelajaran
belajar ini merupakan modal peserta didik untuk menulis karangan pembelajaran menulis
belajar. Kegiatan penilaian yang dilaksanakan karangan deskripsi efektif bagi peserta didik
oleh guru pun masih dititikberatkan pada pada kelas V SD yang bergaya belajar visual dan
aspek kognitif. Aspek psikomotor dan afektif auditori? (3) bagaimana interaksi keefektifan
kurang diperhatikan. Penanaman nilai-nilai model quantum dan model ITB dalam
karakter bagi peserta didik selama proses pembelajaran menulis karangan deskripsi pada
pembelajaran cenderung terabaikan. peserta didik kelas V SD berdasarkan gaya
Hambatan juga terdapat pada diri peserta belajar visual dan auditori?
didik, masih banyak ditemukan peserta didik Dalam penelitian ini hakikat menullis
yang kurang senang terhadap pelajaran menulis yang digunakan sebagai dasar berpikir adalah
karena faktor psikologis dan teknis. Faktor pengertian menluis yang dikemukakan oleh Ida
psikologis berkaitan dengan minat, motivasi, Zulaeha (2008) dan Subyantoro (2009) yang
dan perasaan peserta didik bahwa mengarang itu menyatakan bahwa menulis adalah kegiatan
sulit, mereka lebih suka mengerjakan latihan seseorang untuk mengungkapkan gagasan atau
soal jawaban singkat atau pun pilihan ganda. ide kreatif berdasarkan pengalaman dan
Untuk mengatasi keadaan tersebut di atas, disampaikannya melalui bahasa tulis kepada
guru hendaknya melakukan inovasi pembaca untuk dipahami.
pembelajaran Bahasa Indonesia terutama Karangan deskripsi merupakan
pembelajaran menulis karangan. Penggunaan penggambaran atau pemaparan dengan kata-
156
Sutrisno dkk. / Journal of Primary Education 2 (1) (2013)

kata tentang sesuatu objek (benda atau orang,


tempat, suasana atau keadaan) yang ditangkap Tabel 1. Matrik Kemampuan Menulis Deskripsi
oleh panca indera. Karangan deskripsi adalah
jenis karangan yang melukiskan objek sesuai Model Pembelajaran (A)
dengan keadaan sebenarnya (Keraf , 1981;
Finosa, 2009; Sitoresmi, 2010; Suparno & G
Yunus, 2010; dan Wenger, 2011). aya Quantu ITB
. Belajar m (A1) (A2)
METODE PENELITIAN (B)

Jenis penelitian yang digunakan peneliti V


79,71 70,20
adalah penelitian eksperimen dengan desain true isual
experimental factorial (Syamsudin dan Damaianti, (B1)
2007; Sudjana, 2009; Sugiyono, 2010). Sampel
dalam penelitian ini adalah kemampuan A
68,94 72,05
menulis karangan deskripsi peserta didik kelas uditori
VB SDN Kebonbatur 2 dan SDN Kangkung 1 (B2)
Tahun Ajaran 2011/2012.
Teknik pengumpulan data yang Selain data nilai kemampuan menulis,
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dalam penelitian ini juga menyajikan data
dan nontes. Teknik tes digunakan untuk keterlaksananya unsur-unsur kedua model
mengukur kemampuan peserta didik dalam selama pembelajaran menulis karangan
menulis karangan deskripsi. Teknik nontes deskripsi. Keterlaksanaan unsur model ini dapat
digunakan untuk mengetahui kecenderungan dilihat dari aktivitas peserta didik dalam setiap
gaya belajar peserta didik dan ketercapaian tahapan model. Dari sisi keefektifan model,
unsur-unsur model pembelajaran. Teknik perolehan skor keterlaksanaan unsur model
analisis data menggunakan Anava. quantum dalam pembelajaran menulis karangan
deskripsi sebesar 80,3. Nilai tersebut termasuk
HASIL DAN PEMBAHASAN kategori baik sedangkan untuk model ITB
sebesar 77,4 juga dalam kategori baik.
Nilai rata-rata kemampuan menulis Penelitian ini menunjukkan ketercapaian
karangan deskripsi peserta didik bergaya belajar unsur model yang dilihat dari aktivitas peserta
visual yang diberi perlakuan model quantum didik yang tinggi atau dalam kategori baik. Hal
lebih tinggi dari pada auditori, yaitu ini memerlukan perancangan pembelajaran yang
79,71>68,94. Untuk peserta didik bergaya efektif. Artinya, sebelum model quantum dan
belajar auditori yang diberi perlakuan model ITB digunakan untuk pembelajaran, peneliti
ITB, nilai rata-rata kemampuan menulis merancang RPP dengan mengaplikasikan
karangan deskripsi lebih tinggi dari pada visual, pendekatan pembelajaran berpusat pada peserta
yaitu 72,05>70,20. Secara keseluruhan, nilai didik. Hasil observasi menunjukkan aktivitas
rata-rata peserta didik pada pembelajaran peserta didik sangat tinggi. Tingginya aktivitas
dengan model quantum lebih tinggi daripada siswa ini menunjukkan bahwa pembelajaran
model ITB, yaitu 74,32 > 71,12. memiliki hakikat perencanaan atau perancangan
Hasil nilai mean atau rata-rata sebagai upaya untuk membelajarkan peserta
kemampuan menulis karangan deskripsi peserta didik. Peserta didik tidak hanya berinteraksi
didik bergaya belajar auditori yang diajar dengan guru, tetapi berinteraksi dengan
dengan model ITB dan quantum terlihat ada keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk
perbedaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran
pada Tabel 1. menulis karangan deskripsi dengan model
157
Sutrisno dkk. / Journal of Primary Education 2 (1) (2013)

quantum dirancang agar lingkungan belajar model quantum sebesar 79,71, sedangkan
dapat memberi pesan atau informasi kepada dengan model ITB sebesar 70,20.
peserta didik atau lingkungan dapat digunakan Peserta didik yang bergaya belajar
sebagai sumber belajar. auditori mengandalkan kemampuan dalam
Adanya perbedaan keefektifan antara mendengarkan penjelasan guru. Menurut
model quantum dan ITB dalam pembelajaran DePorter (2010) bahwa peserta didik yang
menulis karangan deskripsi ini senada dengan bergaya belajar auditori mengandalkan
pendapat Sudjana dan Ibrahim (2009) bahwa kesuksesan belajarnya melalui alat pendengaran.
tiap model atau metode pembelajaran memiliki Peserta didik yang bergaya belajar auditori dapat
efek yang berbeda terhadap hasil belajar peserta belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi
didik. Jika model atau metode yang digunakan verbal dan mendengarkan apa yang dikatakan
dalam pembelajaran tidak memiliki efek guru. Dengan demikian, model ITB yang
terhadap hasil pembelajaran berarti model atau banyak menggunakan aktivitas diskusi
metode apapun yang digunakan dalam kelompok dan bimbingan guru lebih efektif bagi
pembelajaran maka prestasi belajar peserta didik peserta didik yang bergaya belajar auditori. Hal
sama. ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis karangan deskripsi siswa
peserta didik bergaya belajar visual pada bergaya belajar auditori dengan model ITB lebih
pembelajaran menulis karangan deskripsi baik dari model quantum. Rata-rata
dengan model quantum lebih tinggi dari pada kemampuan menulis karangan deskripsi siswa
model ITB. Hasil itu sesuai dengan pendapat auditori dengan model ITB sebesar 72,05,
Jensen (2011) yang menyatakan bahwa mata sedangkan dengan model quantum sebesar
manusia mampu mencatat 36.000 pesan visual 68,94.
per jam. Antara 80 sampai 90 persen dari semua Ciri penanda deskripsi sekaligus
informasi yang diserap oleh otak manusia sebagai pembeda dengan jenis karangan yang
adalah visual. Gerakan mata memfasilitasi lain, menurut Semi yang dikutip Suparno dan
pengolahan dan ingatan akan informasi yang Yunus (2010) adalah sebagai berikut: (1)
masuk ke otak dan yang keluar dari otak. deskripsi lebih berupaya melihatkan detail atau
Berdasarkan pada pendapat ini, peserta didik perincian tentang objek, (2) deskripsi lebih
yang bergaya belajar visual akan terekspresikan bersifat memberi pengaruh sensitifitas dan
kemampuannya selama mengikuti pembelajaran membentuk imajinasi pembaca, (3) deskripsi
quantum. Dalam pembelajaran dengan model disampaikan dengan gaya yang memikat dan
quantum, DePorter (2010) mengaplikasikan dengan pilihan kata yang menggugah, (4)
kecerdasan majemuk dalam pembelajaran. deskripsi lebih banyak memaparkan tentang
Penggunaan media gambar objek yang akan sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dan
dideskripsikan dan gambar pada teknik dirasakan, dan (5) organisasi penyampainya
pemetaan pikiran sangat membantu peserta lebih banyak menggunakan susunan ruang.
didik yang bergaya belajar visual dalam Berdasarkan kategori yang lazim ada dua
menangkap dan merespon pesan. Dengan objek yang diungkapkan dalam deskripsi, yakni
demikian dapat dikatakan bahwa model orang dan tempat. Suparno dan Yunus (2010)
quantum efektif digunakan dalam pembelajaran menyatakan bahwa karangan deskripsi orang
menulis karangan deskripsi bagi peserta didik dibagi menjadi beberapa aspek, yakni: (1)
yang bergaya belajar visual. Hal ini dapat dilihat deskripsi keadaan fisik, (2) deskripsi keadaan
dari kemampuan menulis deskripsi yang diajar sekitar, (3) deskripsi watak atau tingkah laku,
dengan model quantum lebih besar dari model dan (4) deskripsi gagasan-gagasan tokoh. Dalam
ITB. Rata-rata skor kemampuan menulis menulis karangan deskripsi tidak dapat lepas
deskripsi siswa bergaya belajar visual dengan dari pengalaman penulisnya.

158
Sutrisno dkk. / Journal of Primary Education 2 (1) (2013)

DePorter (2010) dan A’la (2011:32) menerapkan model pembelajaran ini perlu
menyatakan bahwa Quantum Teaching kecermatan ketika mengelompokkan gaya
merupakan program pemercepatan belajar bagi belajar peserta didik. Variabel lain yang diduga
para remaja. Model pembelajaran quantum turut berpengaruh terhadap kemampuan peserta
memiliki empat prinsip, yaitu (1) segalanya didik dalam menulis karangan deskripsi, perlu
berbicara, (2) memiliki tujuan, (3) mengakui dikontrol agar penerapan model pembelajaran
setiap usaha, (4) Jika layak dipelajari maka sesuai dengan gaya belajar setiap siswa.
layak pula dirayakan. Karakteristik yang
terdapat dalam pembelajaran quantum adalah: SIMPULAN
(1) bawalah dunia mereka (peserta didik) ke
dalam dunia kita (guru), dan antarkan dunia kita Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
(guru ke dalam dunia peserta), (2) proses dikemukakan simpulan; (1) Model quantum
pembelajaran bagaikan orkestra simfoni, (3) lebih efektif digunakan untuk pembelajaran
pembelajaran berdampak bagi terbentuknya menulis karangan deskripsi bagi peserta didik
keunggulan. Kerangka perencanaan bergaya belajar visual, (2) Model ITB lebih
pembelajaran quantum dikenal dengan efektif digunakan untuk pembelajaran menulis
singkatan “TANDUR”, yaitu: Tumbuhkan, karangan deskripsi bagi peserta didik yang
Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. bergaya belajar auditori, (3) Model Quantum
lebih efektif daripada model ITB dalam
Model ITB merupakan pengembangan pembelajaran menulis karangan deskripsi dalam
dari model pembelajaran inkuiri. Ada beberapa interaksinya dengan gaya belajar peserta didik.
teori tentang model pembelajran inkuiri, di
antaranya dikemukakan oleh Joyce et al (2009), DAFTAR PUSTAKA
Model ITB juga dikembangkan oleh Ngadiran
(2010) yang bertujuan untuk meningkatkan A’la, M. 2011.Quantum Teaching.Yogyakarta: Difa
kemampuan menceritakan pengalaman yang Press.
paling mengesankan pada peserta didik tingkat DePorter, B. 2010. Quantum Theacing : Mempraktikkan
SMP. Model ITB dapat meningkatkan kualitas Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas, Edisi
Baru, Bandung. Kaifa.
pembelajaran dan komunikasi sosial sehingga
Finosa, L. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta.
guru dan peserta didik sama-sama dituntut harus
Diksi Intan Mulia
aktif dan kreatif selama pembelajaran Jensen, E. 2011. Pemelajaran Berbasis Otak – Paradigma
berlangsung. Keuntungan model ITB (1) saling Pengajaran Baru. Jakarta: Indeks.
mengajari. (2) menghargai, (3) bekerja sama, (4) Joyce, B., Weil, M. & Calhoun, E. 2009. Model-model
memiliki rasa tanggung jawab antar peserta Pengajaran: Edisi Kedelapan. Yogyakarta:
didik, dan (5) menghasilkan image diri yang Pustaka Pelajar.
lebih baik. Keraf, G. 2004. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran
Pembelajaran menulis karangan Bahasa. Ende: Nusa Indah.
Sitoresmi, N. 2010 ” Model Pembelajaran Menulis
deskripsi dengan model ITB terbagi dalam tiga
Deskripsi” (makalah ), Bandung : FPBS
tahap, yakni pendahuluan, kegiatan inti, dan
Universitas Pendidikan Indonesia.
penutup. Pada pendahuluan, kegiatan peserta Subyantoro, 2009. Pelangi Pembelajaran Bahasa :
didik mengidentifikasi pengalaman pribadi, Tinjauan Semata Burung Psikolinguistik, Edisi 2.
menetapkan pengalaman yang akan diceritakan. Semarang. Unnes Press.
Pada kegiatan inti, peserta didik menulis Sudjana, N. dan Ibrahim. 2009.Penelitian dan Penilaian
kerangka karangan, mengembangkan karangan Pendidikan , Sinar baru Algensindo. Bandung.
(draf kasar), mengedit dan menyempurnakan. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
Selanjutnya, pada kegiatan penutup peserta Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
didik memublikasikan karangan dan
memberikan penilaian. Namun demikian, ketika
159
Sutrisno dkk. / Journal of Primary Education 2 (1) (2013)

Suparno dan Yunus, M. .2009. Keterampilan Dasar


Menulis. Jakarta. Universitas Terbuka.
Syamsuddin, A.R. dan Damaianti, V. S. 2007. Metode
Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: Rosda.

160

Anda mungkin juga menyukai