http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe
Abstract
___________________________________________________________________
The aims of this research are to know effectiveness of quantum model and paired guided inquiry
model to write descriptive essay for the students who possess visual and auditory learning style, and
the interaction of effectiveness of quantum model and paired guided inquiry how to write
descriptive essay based on five graders’ visual and auditory learning style. The result is that : (1)
Quantum model is more effective to be used for students who possess visual style (2) Guided Paired
Inquiry model is more effective to be used for students who posses auditory style (3) Quantum
model is more effective than Guided Paired Inquiry modelin teaching how to write descriptive
essay with its interaction with students’ learning styles. The mean of students’ score which used
quantum model is higher than the mean of students’ score which used paired guided inquiry
model. The effectiveness of quantum and paired guided inquiry model can be seen by the
application of both models’ aspects and students’ achievement scores.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6889
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
E-mail: pps@unnes.ac.id
155
Sutrisno dkk. / Journal of Primary Education 2 (1) (2013)
quantum dirancang agar lingkungan belajar model quantum sebesar 79,71, sedangkan
dapat memberi pesan atau informasi kepada dengan model ITB sebesar 70,20.
peserta didik atau lingkungan dapat digunakan Peserta didik yang bergaya belajar
sebagai sumber belajar. auditori mengandalkan kemampuan dalam
Adanya perbedaan keefektifan antara mendengarkan penjelasan guru. Menurut
model quantum dan ITB dalam pembelajaran DePorter (2010) bahwa peserta didik yang
menulis karangan deskripsi ini senada dengan bergaya belajar auditori mengandalkan
pendapat Sudjana dan Ibrahim (2009) bahwa kesuksesan belajarnya melalui alat pendengaran.
tiap model atau metode pembelajaran memiliki Peserta didik yang bergaya belajar auditori dapat
efek yang berbeda terhadap hasil belajar peserta belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi
didik. Jika model atau metode yang digunakan verbal dan mendengarkan apa yang dikatakan
dalam pembelajaran tidak memiliki efek guru. Dengan demikian, model ITB yang
terhadap hasil pembelajaran berarti model atau banyak menggunakan aktivitas diskusi
metode apapun yang digunakan dalam kelompok dan bimbingan guru lebih efektif bagi
pembelajaran maka prestasi belajar peserta didik peserta didik yang bergaya belajar auditori. Hal
sama. ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis karangan deskripsi siswa
peserta didik bergaya belajar visual pada bergaya belajar auditori dengan model ITB lebih
pembelajaran menulis karangan deskripsi baik dari model quantum. Rata-rata
dengan model quantum lebih tinggi dari pada kemampuan menulis karangan deskripsi siswa
model ITB. Hasil itu sesuai dengan pendapat auditori dengan model ITB sebesar 72,05,
Jensen (2011) yang menyatakan bahwa mata sedangkan dengan model quantum sebesar
manusia mampu mencatat 36.000 pesan visual 68,94.
per jam. Antara 80 sampai 90 persen dari semua Ciri penanda deskripsi sekaligus
informasi yang diserap oleh otak manusia sebagai pembeda dengan jenis karangan yang
adalah visual. Gerakan mata memfasilitasi lain, menurut Semi yang dikutip Suparno dan
pengolahan dan ingatan akan informasi yang Yunus (2010) adalah sebagai berikut: (1)
masuk ke otak dan yang keluar dari otak. deskripsi lebih berupaya melihatkan detail atau
Berdasarkan pada pendapat ini, peserta didik perincian tentang objek, (2) deskripsi lebih
yang bergaya belajar visual akan terekspresikan bersifat memberi pengaruh sensitifitas dan
kemampuannya selama mengikuti pembelajaran membentuk imajinasi pembaca, (3) deskripsi
quantum. Dalam pembelajaran dengan model disampaikan dengan gaya yang memikat dan
quantum, DePorter (2010) mengaplikasikan dengan pilihan kata yang menggugah, (4)
kecerdasan majemuk dalam pembelajaran. deskripsi lebih banyak memaparkan tentang
Penggunaan media gambar objek yang akan sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dan
dideskripsikan dan gambar pada teknik dirasakan, dan (5) organisasi penyampainya
pemetaan pikiran sangat membantu peserta lebih banyak menggunakan susunan ruang.
didik yang bergaya belajar visual dalam Berdasarkan kategori yang lazim ada dua
menangkap dan merespon pesan. Dengan objek yang diungkapkan dalam deskripsi, yakni
demikian dapat dikatakan bahwa model orang dan tempat. Suparno dan Yunus (2010)
quantum efektif digunakan dalam pembelajaran menyatakan bahwa karangan deskripsi orang
menulis karangan deskripsi bagi peserta didik dibagi menjadi beberapa aspek, yakni: (1)
yang bergaya belajar visual. Hal ini dapat dilihat deskripsi keadaan fisik, (2) deskripsi keadaan
dari kemampuan menulis deskripsi yang diajar sekitar, (3) deskripsi watak atau tingkah laku,
dengan model quantum lebih besar dari model dan (4) deskripsi gagasan-gagasan tokoh. Dalam
ITB. Rata-rata skor kemampuan menulis menulis karangan deskripsi tidak dapat lepas
deskripsi siswa bergaya belajar visual dengan dari pengalaman penulisnya.
158
Sutrisno dkk. / Journal of Primary Education 2 (1) (2013)
DePorter (2010) dan A’la (2011:32) menerapkan model pembelajaran ini perlu
menyatakan bahwa Quantum Teaching kecermatan ketika mengelompokkan gaya
merupakan program pemercepatan belajar bagi belajar peserta didik. Variabel lain yang diduga
para remaja. Model pembelajaran quantum turut berpengaruh terhadap kemampuan peserta
memiliki empat prinsip, yaitu (1) segalanya didik dalam menulis karangan deskripsi, perlu
berbicara, (2) memiliki tujuan, (3) mengakui dikontrol agar penerapan model pembelajaran
setiap usaha, (4) Jika layak dipelajari maka sesuai dengan gaya belajar setiap siswa.
layak pula dirayakan. Karakteristik yang
terdapat dalam pembelajaran quantum adalah: SIMPULAN
(1) bawalah dunia mereka (peserta didik) ke
dalam dunia kita (guru), dan antarkan dunia kita Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
(guru ke dalam dunia peserta), (2) proses dikemukakan simpulan; (1) Model quantum
pembelajaran bagaikan orkestra simfoni, (3) lebih efektif digunakan untuk pembelajaran
pembelajaran berdampak bagi terbentuknya menulis karangan deskripsi bagi peserta didik
keunggulan. Kerangka perencanaan bergaya belajar visual, (2) Model ITB lebih
pembelajaran quantum dikenal dengan efektif digunakan untuk pembelajaran menulis
singkatan “TANDUR”, yaitu: Tumbuhkan, karangan deskripsi bagi peserta didik yang
Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. bergaya belajar auditori, (3) Model Quantum
lebih efektif daripada model ITB dalam
Model ITB merupakan pengembangan pembelajaran menulis karangan deskripsi dalam
dari model pembelajaran inkuiri. Ada beberapa interaksinya dengan gaya belajar peserta didik.
teori tentang model pembelajran inkuiri, di
antaranya dikemukakan oleh Joyce et al (2009), DAFTAR PUSTAKA
Model ITB juga dikembangkan oleh Ngadiran
(2010) yang bertujuan untuk meningkatkan A’la, M. 2011.Quantum Teaching.Yogyakarta: Difa
kemampuan menceritakan pengalaman yang Press.
paling mengesankan pada peserta didik tingkat DePorter, B. 2010. Quantum Theacing : Mempraktikkan
SMP. Model ITB dapat meningkatkan kualitas Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas, Edisi
Baru, Bandung. Kaifa.
pembelajaran dan komunikasi sosial sehingga
Finosa, L. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta.
guru dan peserta didik sama-sama dituntut harus
Diksi Intan Mulia
aktif dan kreatif selama pembelajaran Jensen, E. 2011. Pemelajaran Berbasis Otak – Paradigma
berlangsung. Keuntungan model ITB (1) saling Pengajaran Baru. Jakarta: Indeks.
mengajari. (2) menghargai, (3) bekerja sama, (4) Joyce, B., Weil, M. & Calhoun, E. 2009. Model-model
memiliki rasa tanggung jawab antar peserta Pengajaran: Edisi Kedelapan. Yogyakarta:
didik, dan (5) menghasilkan image diri yang Pustaka Pelajar.
lebih baik. Keraf, G. 2004. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran
Pembelajaran menulis karangan Bahasa. Ende: Nusa Indah.
Sitoresmi, N. 2010 ” Model Pembelajaran Menulis
deskripsi dengan model ITB terbagi dalam tiga
Deskripsi” (makalah ), Bandung : FPBS
tahap, yakni pendahuluan, kegiatan inti, dan
Universitas Pendidikan Indonesia.
penutup. Pada pendahuluan, kegiatan peserta Subyantoro, 2009. Pelangi Pembelajaran Bahasa :
didik mengidentifikasi pengalaman pribadi, Tinjauan Semata Burung Psikolinguistik, Edisi 2.
menetapkan pengalaman yang akan diceritakan. Semarang. Unnes Press.
Pada kegiatan inti, peserta didik menulis Sudjana, N. dan Ibrahim. 2009.Penelitian dan Penilaian
kerangka karangan, mengembangkan karangan Pendidikan , Sinar baru Algensindo. Bandung.
(draf kasar), mengedit dan menyempurnakan. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
Selanjutnya, pada kegiatan penutup peserta Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
didik memublikasikan karangan dan
memberikan penilaian. Namun demikian, ketika
159
Sutrisno dkk. / Journal of Primary Education 2 (1) (2013)
160