Anda di halaman 1dari 4

Nama : Adinda Febby Putri Rahayu

NIM : 41221010063
Fakultas : Teknik
Jurusan : Arsitektur
Makna Pancasila dalam Sistem Filsafat dan Dasar Ilmu

Makna Pancasila dalam Sistem Filsafat

Pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah hasil berpikir atau pemikiran yang sedalam-
dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai kenyataan,
norma-norma dan nilai-nilai yang benar, adil, bijaksana, dan paling sesuai dengan kehidupan
dan kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya
merupakan sistem filsafat.
Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung pemikiran tentang manusia yang berhubungan
dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa yang semua itu
dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, sebagai sistem filsafat, Pancasila memiliki ciri
khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lain yang ada di dunia. Kekhasan nilai filsafat
yang terkandung dalam Pancasila berkembang dalam budaya dan peradaban Indonesia,
terutama sebagai jiwa dan asas kerohanian bangsa dalam perjuangan kemerdekaan bangsa
Indonesia. Selanjutnya nilai filsafat Pancasila, baik sebagai pandangan hidup atau filsafat hidup
bangsa maupun sebagai jiwa bangsa atau jati diri nasional, memberikan identitas dan integritas
serta martabat bangsa dalam menghadapi budaya dan peradaban dunia.
Makna Pancasila dalam Dasar Ilmu
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya kelima pancasila merupakan
pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa
teminologi yang dikemukakan para pakar untuk menggambarkan peran pancasila sebagai
rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Lain


Pancasila sebagai ideologi Indonesia mempunyai ajaran-ajaran yang memang mengandung
nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi lain dan tentu terdapat perbedaan-perbedaan yang
dapat dibandingkan.
Perbandingan antara ideologi Pancasila, ideologi Liberalisme dan ideologi Komunis
diantaranya yaitu:
• Ideologi Pancasila berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa (tidak memisahkan agama
dan negara). Ideologi Pancasila juga menganut paham integralistik yang memandang
manusia sebagai individu dan sekaligus juga makhluk sosial dan bersifat terbuka.
• Ideologi Liberalisme memisahkan antara agama dan negara (bersifat sekuler). Bahkan
dalam ideologi Liberalisme diperbolehkan untuk tidak mempercayai Tuhan, menilai,
serta mengkritik agama. Ideologi Liberalisme sendiri mengutamakan kebebasan
makhluknya. Individu dianggap memiliki hak dalam pemerintahan, persamaan hak
dihormati, hak berekspresi, dan bertindak serta bebas dari ikatan-ikatan agama dan
ideologi.
• Ideologi Komunis lazimnya bersifat atheis yang menolak agama dalam suatu negara.
Selain itu, ideologi Komunis bersifat totaliter, karena tidak membuka pintu sedikitpun
terhadap alam pikiran lain (tertutup).
Makna Pancasila dalam Sistem Etika

Etika sendiri memiliki pengertian bahwa kajian ilmiah terkait dengan etiket (aturan
kesusilaan/sopan santun) atau moralitas.
Etika Pancasila
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai
Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Suatu
perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut,
namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila.
1. Nilai Pertama : Ketuhanan
Nilai ini bisa dikatakan nilai tertinggi karena bersifat mutlak secara hirarkis. Suatu perbuatan
dikatakan baik apabila tidak bertentangan dengan nilai, kaidah dan hukum Tuhan. Pandangan
demikian secara empiris bisa dibuktikan bahwa setiap perbuatan yang melanggar nilai, kaidah
dan hukum Tuhan pasti akan berdampak buruk.
2. Nilai Kedua : Kemanusiaan
Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila adalah keadilan dan keadaban. Keadilan
mensyaratkan keseimbangan, antara lahir dan batin, jasmani dan rohani, individu dan sosial,
makhluk bebas mandiri dan makhluk Tuhan yang terikat hukum-hukum Tuhan. Karena itu,
perbuatan itu dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang didasarkan
pada konsep keadilan dan keadaban.
3. Nilai Ketiga : Persatuan
Suatu perbuatan dikatakan baik apabila dapat memperkuat persatuan dan kesatuan. Ini
dimaksud juga dengan kata lain, meskipun seseorang melakukan sesuatu atas dasar sila-sila
yang lain namun apabila melemahkan atau bahkan menghancurkan persatuan dan kesatuan
menurut pandangan etika Pancasila, bukan perbuatan yang baik.
4. Nilai Keempat : Kerakyatan
Dalam kaitan dengan kerakyatan ini terkandung nilai lain yang sangat penting yaitu nilai
hikmat/kebijaksanaan dan permusyawaratan. Dengan demikian, perbuatan belum tentu baik
apabila disetujui/bermanfaat untuk orang banyak, namun perbuatan itu baik jika atas dasar
musyawarah yang didasarkan pada konsep hikmah/kebijaksanaan.
5. Nilai Kelima : Keadilan
Berbeda dari sila kedua yang juga menyebut kata adil dalam konteks individu, sila kelima lebih
diarahkan pada konteks sosial. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip
keadilan masyarakat banyak.

Pancasila sebagai Sistem Ekonomi dalam Pembangunan Nasional


Etika Ekonomi dan Bisnis dimaksudkan agar prinsip dan perilaku ekonomi dan bisnis, baik
oleh perseorangan, institusi, maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi dapat
melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur, berkeadilan,
mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi dan kemampuan saing,
dan terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada rakyat
kecil melalui kebijakan secara berkesinambungan. Etika ini mencegah terjadinya praktik-
praktik monopoli, oligopoli, kebijakan ekonomi yang mengarah kepada perbuatan korupsi,
kolusi, dan nepotisme, diskriminasi yang berdampak negatif terhadap efisiensi, persaingan
sehat, dan keadilan, serta menghindarkan perilaku menghalalkan segala cara dalam
memperoleh keuntungan.

Anda mungkin juga menyukai