Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI BAHASA

INGGRIS DUTA WISATA KANGMAS NIMAS KOTA BATU DAN


PERANANNYA DALAM SEKTOR PARIWISATA DI KOTA BATU

IRENE THEOFINE
Universitas Machung
212210032@student.machung.ac.id

Abstrak :
Kata Kunci : komunikasi, pariwisata

Pendahuluan
Kota Batu disebut sebagai “Kota Pariwisata”. Bukan tanpa alasan, setiap sisi
di kota kecil ini merupakan destinasi wisata. Wilayahnya berada pada dataran tinggi dan
dikelilingi oleh pegunungan dengan rata-rata ketinggian 700 – 2000 meter di atas
permukaan laut. Dengan lokasi wilayahnya yang tinggi, Kota Batu memiliki suhu udara
yang sejuk antara 11 – 20 derajat Celcius serta pemandangan yang dapat memanjakan
mata. Karena alasan inilah, banyak orang memilih Kota Batu sebagai destinasi wisata dan
tempat peristirahatan.
Sejak abad ke-19, banyak orang-orang Belanda yang memilih menetap di
Kota Batu dan memelopori pembangunan tempat peristirahatan (villa) di Kota Batu. Dari
sinilah Kota Batu memiliki julukan baru, yaitu De Kleine Switzerland atau “Swiss kecil
di Kota Batu” (Ferdiantoro, 2020). Walupun telah menjadi destinasi peristirahatan sejak
abad ke-19 namun, Kota Batu memulai pembangunan dan perkembangan pariwisata
secara besar-besaran sejak tahun 2012. Mulai dari pembangunan Jawa Timur Park Group
secara berkala, pembangunan desa wisata di setiap desa, pembangunan ulang Alun-Alun
Kota Batu yang sekarang menjadi ikon Kota Batu, pembangunan destinasi wisata di
setiap daerahnya, penyediaan tur dan paket wisata, serta pemerataan sarana dan prasarana
di setiap destinasi wisata di Kota Batu.
Berdasarkan paparan sebelumnya, Kota Batu membentuk suatu Paguyuban
Duta Wisata yang disebut “Kangmas Nimas” demi mendongkrak perkembangan
pariwisata yang ada. Duta Wisata Kangmas Nimas ini telah dibentuk sejak tahun 2002
dengan tujuan mengumpulkan kaum muda-mudi Kota Batu untuk ikut serta secara
langsung menjadi promotor Pariwisata Kota Batu. Peran pemuda-pemudi sebagai
promotor dan komunikator sangat dibutuhkan pemerintah. Menurut Yuananda (2021),
hal tersebut terjadi karena dibutuhkannya promosi yang menarik dari komunikator yang
terampil dalam mengomunikasikan sesuatu sehingga menimbulkan perhatian khusus
serta minat bagi para wisatawan untuk datang.
Duta wisata mempunyai kelebihan ketika menjadi seorang pelaksana strategi
komunikasi dengan kata lain sebagai mediator ketika sedang mempromosikan atau
mensosialisasikan wisata (Ridho, 2018: 112). Hal ini menjadi alasan kuat bahwa Duta
Wisata Kangmas Nimas merupakan muda-mudi terpilih yang cakap dan terlatih, terutama
dalam berkomunikasi dan berbahasa Inggris, mengingat Kota Batu merupakan Kota
Wisata dengan taraf internasional. Dari kemampuan komunikasi dan berbahasa Inggris
tersebut, seorang Duta Wisata Kangmas Nimas dapat berkontribusi dalam banyak hal,
sebagai contoh pemandu wisata, pembawa acara, moderator, penerima tamu
internasional, serta tugas-tugas lainnya yang sering memaksa para Duta Wisata untuk
dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Memang sebagai promotor, Duta Wisata
dituntut untuk dapat berkomunikasi baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris
dengan baik.
Penelitian dengan topik “Peranan Duta Wisata dalam Dunia pariwisata”
bukanlah topik yang baru. Ada 3 penelitian sejenis yang memiliki kesamaan topik dan
subjek penelitian. Penelitian pertama merupakan penelitian yang dilakukan oleh Deva
Yuananda pada tahun 2021 dengan judul “Peran Duta Wisata dalam Strategi Promosi
Pariwisata Kabupaten Brebes (Studi Kasus Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kebupaten
Brebes)”. Pada penelitian tersebut penulis menuliskan tentang rencana Dinas Pariwisata
Kabupaten Brebes dalam menempatkan duta wisata dalam strategi promosi pariwisata
Kabupaten Brebes, serta faktor yang dapat mempengaruhi strategi komunikasi duta
wisata dalam mempromosikan pariwisata Kabupaten Brebes. Hasil dari penelitian
tersebut adalah Duta Wisata Kabupaten Brebes sebagai pusat dari informasi pariwisata
mempermudah wisatawan mengenal pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Brebes
melalui aksi kegiatan dan perantara sosial media, seperti: pameran/tourism fair dan media
sosial.
Penelitian kedua merupakan penelitian yang pernah dilakukan oleh Nova
Yohana dan Ringgo Eldapi Yozani pada tahun 2016 dengan judul “Kompetensi
Komunikasi Lintas Budaya Bujang Dara sebagai Duta Wisata Kabupaten Siak dalam
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean”. Hasil yang dipaparkan dari penelitian ini
adalah pemerintah Kabupaten Siak seharusnya lebih memberikan lebih banyak perhatian
dan dukungan kepada Bujang Dara sebagai duta wisata dengan membekali kompetensi
komunikasi baik dalam penguasaan bahasa asing maupun dalam pemasaran pariwisata
dan juga kompetensi komunikasi lintas budaya yang menjadi suatu tantangan bagi SDM
pariwisata saat ini untuk melangkah menuju MEA. Selanjutnya, penelitian ketiga
merupakan penelitian yang telah dilakukan oleh Deby Prasetio Agung dan Atika Wijaya
pada tahun 2019 dengan judul “Peran Paguyuban Duta Wisata Sekargading dalam
Mengembangkan Pariwisata di Kabupaten Batang”. Dari penelitian ini, dapat diketahui
bahwa peran Paguyuban Sekargading untuk mengembangkan pariwisata di
Kabupaten Batang terwujud dalam berbagai upaya paguyuban dalam pengenalan daya
tarik wisata, penanaman sikap sadar wisata, dan pengimplementasian sapta pesona.
Namun, dalam ketiga penelitian tersebut belum memaparkan tentang
bagaimana keterampilan berkomunikasi dan berbahasa Inggris Duta Wisata secara lebih
dalam. Selanjutnya, terdapat perbedaan pada subjek penelitian dan lokasi penelitian. Hal
ini menjadi alasan kuat mengapa keterampilan berkomunikasi, keterampilan berbahasa
Inggris, serta penerapannya pada Duta Wisata Kangmas Nimas Kota Batu perlu diteliti
lebih lanjut.
Berdasarkan paparan sebelumnya dapat diketahui bahwa informasi tentang
keterampilan berkomunikasi bahasa Inggris Duta Wisata Kangmas Nimas Kota Batu dan
peranannya dalam sektor pariwisata di Kota Batu perlu dipaparkan lebih dalam lagi.
Melalui penelitian ini, dapat diketahui alasan mengapa keterampilan berkomunikasi dan
berbahasa Inggris sangat penting dimiliki oleh Duta Wisata Kangmas Nimas dan
bagaimana penerapannya dalam sektor pariwisata. Oleh sebab itu, artikel ini akan
berfokus pada penerapan keterampilan berkomunikasi dan berbahasa Inggris Duta Wisata
secara lebih mendalam pada subjek penelitian Duta Wisata Kangmas Nimas Kota Batu.
Berikut adalah paparannya.
Daftar Rujukan:
Yuananda, D. (2021). Peran Duta Wisata dalam Strategi Promosi Pariwisata
Kabupaten Brebes (Studi Kasus Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kebupaten
Brebes) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Sultan Agung Semarang).
Ferdiantoro, R. (2020). Rekrutmen Calon Dewan Perwakilan Rakyat Daerah oleh
Partai Politik dalam Perspektif Demokrasi (Studi di Dpc PDI Perjuangan Kota
Malang) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).
Obot, F., & Setyawan, D. (2017). Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Batu
dalam Mewujudkan Kota Pariwisata Berkelanjutan yang Berwawasan
Lingkungan. 6(3), 113. www.publikasi.unitri.ac.id
Saputra, R. (Juni 2018). Pengembangan Sistem Rental Kamera Online. Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Volume 2 Nomor
6, 2221-2226.
Djunaidi, A., Atwar, A., Chairy, B., Kartikawangi, D., Susanto, E. H., Murwani, E.,
Duija, N., Abdul, J., Kurniawan, W., Siswoko, H., & Halim, N. A. (n.d.).
Proceeding International Conference of Communication, Industry and
Community 2016 Reviewer.
Dwi Anggraeni, F., & Hidayat, R. (n.d.). Peran Paguyuban Duta Wisata
“Sekargading” dalam Mengembangkan Pariwisata di Kabupaten Batang.

Anda mungkin juga menyukai