Anda di halaman 1dari 4

Laporan Hasil Survei Lokasi Inventarisasi Satwa Liar

Akbar Ashiddiqi Faedhloni, Diah Anita Handayani, Faizah Kirana, Fathi Lizardi

Kelompok 1

A. Deskripsi Lokasi

Lokasi survei berada di Gunung Balau, Way gubak, Kec. Panjang, Kota Bandar
Lampung. Lokasi survei berdasarkan google maps apabila diambil titik awal keberangkatan
dari Belwis yakni 15 km. Ketika berada di lokasi, untuk informasi secara jelas dapat
ditemukan stasiun pemancar radio gelombang mikro dan menjadi bagian dari wilayah
perencanaan jalur transek.

Gambar 1. Google Earth Lokasi Survei (Gunung Balau)

Pada peta melalui aplikasi tersebut, dilalui perjalanan dengan jalan kaki mulai dari
halaman stasiun pemancar hingga kedalam hutan gunung sejauh 540 meter. Perencanaan
jalur transek bersama dengan kelompok 9 RB sehingga 540 dibagi menjadi 100 m sebanyak
4 jalur dengan rentang jarak perjalur yakni 30 m (2 jalur perkelompok yakni informasi ketika
awal praktikum). Terdapat 5 titik pada peta yang dimana titik awal merupakan langkah awal
perjalanan sehingga 4 titik berikutnya merupakan batas antar jalur perkelompok dengan
perencanaan penentuan jalur yakni secara silang (titik 2 dan 4 untuk kelompok RA, Titik 3
dan 5 Untuk kelompok RB).
Berdasarkan hasil pengamatan, factor kebisingan pada lokasi rentan terjadi pada titik
awal hingga titik ke tiga dikarenakan adanya aktivitas manusia pada rentan jarak ini (1-230
m) baik berupa kunjungan maupun aktivitas berkebun. Sumber air/ badan air selama
perjalanan tidak ditemukan, hal ini diperkirakan akibat perjalanan hanya ditempuh sejauh
540, namun diharapkan apabila perjalanan dapat dilalui untuk waktu berikutnya akan
ditemukan sumber air yang menjadi pertanda keberadaan satwa terutama mamalia.
Kemudian terkait tutupan lahan pada lokasi ini merupakan lahan dengan tutupan yang sangat
baik, pohon pohon yang tampak sangat banyak dan rindang yang menandakan tutupan lahan
pada area ini baik baik saja.

Lokasi survei merupakan hutan gunung yang dimana jarak tepi atau lebar tidak mencapai
50 m, diperkirakan hanya mencapai 30 m sehingga pengambilan jalur dilakukan secara
memanjang (tidak berhadapan antar jalur). Dikarenakan lokasi pegunungan yang memiliki
tepi yang curam namun hanya beberapa areal, apabila dilakukan pengambilan jalur secara
paksa akan membahayakan, namun apabila transek berada pada jalur setapak yang telah
tersedia diharapkan penelitian dapat dilakukan dengan baik. Dari hal ini tampak jarak
pandang untuk melihat objek penelitian tidak terlalu jauh.

B. Gambaran Habitat Secara Umum

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, kondisi ekosistem,vegetasi bahkan ketinggian


menandakan bahwa lokasi survey merupakan hutan pegunungan bawah dengan berbagai
macam pendapat yang mengatakan bahwa mulai dari 600 hingga 1000 bahkan dimulai dari
1200 mdpl. Kondisi tutupan hutan didominasi oleh paku pakuan, semak semak bahkan
berbagai pohon dengan tinggi 20-40 m. kondisi alami ini menandakan bahwa terdapat
berbagai macam relung pada lokasi survei.

Ketika memasuki jarak 300, lokasi survey memiliki kelembapan yang lebih baik, terlihat
ketika dilalui tanaman serta tanah lembab namun masih dapat dilalui dengan baik. Kondisi
pepohonan yang tinggi dan hijau menandakan bahwa intensitas cahaya juga didapatkan
dengan baik oleh hutan ini. Kondisi yang baik ini menandakan bahwa ekosistem hutan ini
sangat baik bagi habitat para satwa.

C. Satwa yang Ditemui

Dikarenakan kekeliruan berupa kurangnya jarak tempuh untuk masuk kedalam hutan,
tampak satwa yang dijumpai hanya sedikit. Untuk taksa aves ditemukan beberapa satwa
seperti wallet,kutilang,perkutut,kucica hutan (murai batu),dan lainnya. Untuk mamalia
sendiri yang terlihat hanya tupai dan bajing.

Keterbatasan pengetahuan akan nama nama jenis menjadi koreksi bagi kami sehingga
banyak jenis burung yang dijumpai namun hanya sebatas penglihatan. Berkaitan dengan
permasalahan jarak tempuh yang cukup dekat mengakibatakn keterbatasan pandangan akan
keberadaan mamalia sehingga jenis yang terlihat hanya yang bersangkut paut dengan
pepohonan. Dengan jarak tersebut yang telah disebutkan sebelumnya bahwa sumber
air/badan air tidak ditemukan menjadi salah satu factor utama tidak terlihatnya mamalia
lainnya.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai