Anda di halaman 1dari 2

Najla Mutia Hilmawan

XII IPS-3

Identitas Novel
Judul : Kata
Pengarang : Nadhifa Allya Tsana
Penerbit : Gagas Media
Tahun terbit : 2018
Jumlah halaman : 396

Aspek Novel
Tema : Kebimbangan Cinta
Diceritakan dalam novel tokoh Binta merasa bimbang untuk memilih cinta di masa lalu atau
cinta di masa sekarang.

Tokoh : • Tokoh Utama ➜ Binta, Biru, dan Nugraha


• Tokoh Pembantu ➜ Ibu Binta dan Cahyo

Penokohan :
1) Binta ➜ Keras kepala, suka menyendiri, dan tidak mudah bergaul
2) Biru ➜ Pesimis, suka membuat puisi, dan suka berkelana
3) Nugraha ➜ Sabar, gigih, dan pantang menyerah
4) Ibu Binta ➜ Banyak diam, suka melamun, dan sering berbicara aneh
5) Cahyo ➜ Baik hati dan setia kawan

Alur : Maju-mundur (Campuran)


Terbukti pada kalimat :
Biru memutuskan untuk meninggalkan ibukota setelah lulus SMA. Itu adalah janjinya padz
tante yang selama ini menjadi pengganti sang ibu. Setelah lulus SMA, Biru akan pergi,
berkelana, mencari sesuatu yang ia cari, entah apa itu.

Latar :
-Waktu ➜ “Merasa tertantang, keesokan harinya Nugraha menghampiri Binta…”
“Baru juga pagi tadi ia sebut namanya…”
“… nanti bulan depan kita ganti bunganya ya?”
“Pagi ini, Binta sarapan sendiri di rumah…”

-Tempat ➜ “Kemarin memang ia meninggalkan Cahyo yang masih makan di warung..”


“… yang ia beli di pasar loak.”
“Binta seringkali dijuluki `The Invisible Girl` di kampus karena saking tak...”
“Nugraha sudah berdiri persis di pinggir jalan depan rumahnya.”
-Suasana ➜ ”... Binta harus sebisa mungkin kelihatan bahagia.”
“ Setiap hari, ia pulang dengan beragam kekhawatiran.”
“... mereka sudah cukup bahagia dengan langkah lambat…”
“ Berarti kamu mau, kamu cuma terlalu cemas.”
Durasi : Saya membaca buku ini dengan kurun waktu 4 hari, karena halaman yang
terdapat dalam buku ini cukup banyak. Mungkin membaca buku ini memerlukan
pemahaman yang cukup dikarenakan bahasa yang digunakan cukup sulit untuk dimengerti.
Sudut Pandang : Sudut pandang dalam novel ini adalah sudut pandang orang ketiga.
Dimana penulis berposisi seolah tahu apa yang terjadi dan juga dialami oleh tokoh-
tokohnya.
Terbukti pada kalimat:
“ Binta mengangguk. Sesekali ia membalas tatapan orang yang berlalu-lalang melewatinya.”
“ Mereka berdua berjalan seperti sepasang kekasih yang sedang saling diam karena sang
tuan putri salah paham.”

Amanat : Amanat dalam novel Kata ini yaitu membelenggu diri-sendiri dalam
ketidakjelasan masa lalu yang belum usai sama saja dengan menghentikan langkah untuk
maju menyongsong masa depan. Padahal bisa saja di hadapan kamu sudah terbentang jalan
menuju kebahagiaan.
Nilai yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam novel ini adalah nilai moral dan
pendidikan, penjelasan lebih lanjutnya yaitu:
a) Nilai moral yang terdapat dalam novel Kata Rintik Sedu yaitu meskipun ibunya Binta
seorang yang menderita sakit jiwa, tetapi banyak teman Binta yang tidak
mengejeknya ataupun menjauhinya karena hal tersebut.
b) Nilai pendidikan dalam novel Kata Rintik Sedu yaitu menempuh pendidikan di
perguruan tinggi, bukanlah hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu. Tetapi, jadilah
mahasiswa yang aktif dan berprestasi..

Novel dengan judul Kata oleh Rintik Sedu ini bergenre remaja dan menceritakan
mengenai cinta. Namun ada hal unik dari cerita novel ini, dimana penulis meracik cerita dan
juga konflik menjadi begitu kompleks sehingga menjadi unik dan menarik untuk dibaca. Alur
cerita yang digambarkan sangatlah rinci sehingga tidak membuat pembaca kebingungan
dalam mencerna isinya. Isi novel ini juga dilengkapi dengan desain isi yang rapi dan
dilengkapi dengan ilustrasi gambar. Tentu ini akan menambah kesan dan suasana cerita
yang disampaikan. Desain cover novel ini adalah sebuah senja dan dua orang yang
menggambarkan senja yang kehilangan langitnya. Cocok seperti judul yang ditulis dalam
bagian cover novel tersebut.

Anda mungkin juga menyukai