Anda di halaman 1dari 113

BUKU MANUAL

MODUL PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI


DAN TERAPI INTENSIF

BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

2012
KATA PENGANTAR KETUA PROGRAM STUDI

Segala puji syukur disampaikan ke hadirat Ilahi Robbi, karena akhirnya


Buku manual Modul Pendidikan Anestesiologi & Terapi Intensif dapat
diselesaikan.

Buku Manual Modul ini merupakan panduan dalam pelaksanaan Modul


Pendidikan Anestesi dan Terapi Intensif yang diterbitkan Kolegium Anestesi
dan terapi Intensif. Sebelum menjalankan modul hendaknya peserta didik
memahami terlebih dahulu tujuan pembelajaran setiap modul sehingga
target pembelajaran bisa tercapai. Setiap akan memulai pelaksaan modul
akan dilakukan pretest sebagai prasarat bahwa peserta didik telah
menyiapkan diri.

Dalam menjalankan Modul Pendidikan Anestesiologi dan Terapi Intensif


yang dikeluarkan oleh Kolegium diperlukan Buku Manual sebagai Pegangan
peserta didik yang berisi tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dan Buku
Log yang berfungsi untuk mendokumentasi semua kegiatan dalam
pelaksanaan modul.

Semoga Buku Manual ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.


Selamat belajar.

Yogyakarta, Agustus 2012

Ketua Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif

DR. Sudadi, dr., SpAn-KNA


Peta Kurikulum Pendidikan Spesialis Anestesiologi

Orientasi
Magang Mandiri CR
&Pembekalan

Sem 1 Sem 2 Sem 3 Sem 4 Sem 5 Sem 6 Sem 7

3 bulan kuliah
6 bulan 6 bulan 6 bulan 6 bulan 6 bulan 6 bulan
3 bulan di OK

Catatan : Waktu dan semester di atas tidak mengikat. Hasil pembelajaran (learning
outcome) bergantung pada pencapaian kompetensi. Bila sudah dianggap
kompeten bisa naik semester (penilaian meliputi segi kognitif, afektif, psikomotor.
Kognitif : lulus ujian, menyelesaikan tugas ilmiah. Psikomotor: mencapai jumlah kasus
sesuai tabel di bawah. Afektif: penilaian tingkah laku/kepribadian)

Peta Kurikulum Pendidikan Spesialis Anestesiologi (FINAL)

SEMESTER 1

1. Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi I


2. Modul Kedokteran Perioperatif I
3. Modul Persiapan Obat dan Alat Anestesia
4. Modul Anestesia Umum I
5. Modul Penatalaksanaan Nyeri

SEMESTER 2

1. Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi II


2. Modul Kedokteran Perioperatif II
3. Modul Traumatologi I
4. Modul Anestesia Umum II
5. Modul Anelgesia Regional I (Spinal)
6. Modul Anestesia Bedah Ortopedi I
7. Modul Anestesia Bedah Darurat
SEMESTER 3

1. Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi III


2. Modul Anestesia Bedah Ortopedi II
3. Modul Bedah Onkologi dan Bedah Plastik
4. Modul Anestesia Bedah Urologi
5. Modul Anestesia Bedah THT I
6. Modul Anestesia Bedah Mata
7. Modul Anelgesia Regional II (kaudal)
8. Modul Anestesia Bedah Pediatrik I (prosedur sederhana)
9. Modul Traumatologi II
10. Modul Anestesia Obstetri I

SEMESTER 4

1. Modul Anestesia Obstetrik II


2. Modul Anestesia Bedah THT II
3. Modul Anestesia dan Penyakit Khusus
4. Modul Post Anesthesia Care Unit (PACU)
5. Modul Anelgesia regional III (epidural)
6. Modul Anestesia di luar Kamar Bedah
7. Modul Anestesia Bedah Pediatrik II (lanjutan)

SEMESTER 5

1. Modul Anestesia Bedah Rawat Jalan


2. Modul Anelgesia regional IV (blok saraf, bier block)
3. Modul Anestesia Kardiotoraksik I
4. Modul Anestesia Bedah Invasif Minimal
5. Modul Intensive care I
6. Modul Anestesia Bedah Saraf I
7. Modul Penelitian

SEMESTER 6

1. Modul Anestesia Bedah Saraf II


2. Modul Anestesia Kardiotoraksik II
3. Modul Anestesia dan Penyakit Langka
4. Modul Intensive Care II
5. Modul Penelitian

SEMESTER 7

1. Modul Penelitian
2. Modul Kemampuan Komunikasi dan Profesionalisme
SEMESTER I

1. Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi I


2. Modul Kedokteran Perioperatif I
3. Modul Persiapan Obat dan Alat Anestesia
4. Modul Penatalaksanaan Nyeri
5. Modul Anestesia Umum I
KETERAMPILAN DASAR ANESTESIOLOGI I

Tujuan : Peserta didik mampu untuk memahami

1. System pernafasan
2. System kardiovaskular
3. System saraf pusat
4. System renal

Referensi :

1. Clinical Anesthesiology GE Morgan, Jr, 4th ed 2006


2. Pharmacology and Physiology Stoelting 4th ed 2006

KOMPETENSI

a. Check List Kognitif


No Kompetensi Ya Tidak
1 Mampu menjelaskan anatomi jalan nafas, paru dan organ
nafas
2 Mampu menjelaskan fisiologi dan beberapa patofisiologi
jalan nafas, paru dan organ nafas
3 Mampu menjelaskan farmakologi obat-obat yang
digunakan untuk mengatasi patologi jalan nafas, paru dan
organ nafas
4 Mampu menjelaskan anatomi jantung, pembuluh darah dan
darah
5 Mampu menjelaskan fisiologi dan beberapa patofisiologi
jantung, pembuluh darah dan darah
6 Mampu menjelaskan anatomi otak, saraf pusat dan saraf
perifer
7 Mampu menjelaskan fisiologi dan beberapa patofisiologi
otak, saraf pusat dan saraf perifer
8 Mampu menjelaskan mekanisme kesadaran, persepsi nyeri
9 Mampu menjelaskan farmakologi obat-obat yang
berdampak pada susunan saraf otak dan saraf perifer serta
saraf autonom
10 Mampu menjelaskan farmakologi obat-obat pelumpuh otot
dan antagonisnya, opioid dan antagonisnya
b. Checklist psikomotor

No Kompetensi Ya Tidak
1 Mampu melakukan penilaian kesadaran setelah
pemberian obat induksi
2 Mampu melakukan penilaian patensi jalan nafas dan
adekuat tidaknya pernafasan setelah pemberian obat-
obat anestesik
3 Mampu melakukan penilaian tanda-tanda perubahan
system sirkulasi
4 Mampu melakukan penilaian penunjuk anatomi (landmark)
untuk analgesia lokal dan regional
5 Mampu melakukan penilaian penuntuk anatomi untuk
akses vena perifer dan sentral
6 Mampu melakukan penilaian anatomi jalan nafas pada
saat tindakan pembebasan jalan nafas

Checklist penuntun belajar

No Daftar cek penuntun belajar Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
1 Anatomi sistem pernafasan : jalan nafas atas
dan bawah, paru, rongga toraks, otot-otot
pernafasan
2 Fisiologi sistem pernafasan: pengaturan
pernafasan, volume pernafasan, pertukaran
gas oksigenasi, ventilasi, pengiriman oksigen
3 Patofisiologi sistem pernafasan: gagal nafas
oksigenasi dan/atau ventilasi, obstruksi jalan
nafas atas dan bawah, gangguan difusi
pertukaran gas, apnea lama, henti paru
4 Farmakologi obat pelumpuh otot dan
antidotumnya, bronkodilator, depresan nafas,
interaksi obat, sekretolitik, antikolinergik,
antikolinesterase
5 Anatomi sistem kardiovakular: topografi batas-
batas jantung normal, ruang jantung, septum,
katup jantung, sirkulasi koroner, penunjuk
anatomi venavena jugularis interna, subklavia,
femoralis
6 Fisiologi sistem kardiovaskular: pengaturan
fungsi jantung, tekanan darah, irama jantung,
sirkulasi koroner, pengiriman oksigen
7 Patofisiologi sistem kardiovaskular: hipertensi,
hipotensi, syok, henti jantung, aritmia,
gangguan konduksi, gangguan sirkulasi koroner,
infark jantung, gangguan katup, gangguan
septum, sindroma Eisenmenger, anemia
8 Farmakologi: inotropik, vasopresor, diuretika
antihipertensi, antiaritmia, vasodilator arteri,
vasodilator vena, vasodilator pulmoner, darah,
komponen darah, cairan kristaloid, koloid
9 Anatomi sistem saraf pusat, serebrum,
serebelum, batang otak, medula spinalis, sistem
ventrikular otak. Saraf otak, saraf perifer, saraf
simpatetik dan saraf para simpatetik. Tulang
belakang dan medulla spinalis, pleksus brakialis,
aksilaris. Ruang subarahnoid, ruang epidural.
aliran darah otak.
10 Fisiologi sistem saraf: kesadaran, motorik, nyeri
atau sensori, simpatetik dan parasimpatetik.
Refleks spinal, refleks vagal, sistem
neurohormonal, system cairan serebrospinal,
pengaturan tekanan intrakranial, autoregulasi
otak, Aliran darah dan metabolime otak
11 Patofisiologi sistem saraf: kesadaran menurun
serebral/metabolik. Peningkatan tekanan
intrakranial, kejang-kejang, paralisis, gangguan
sistem autonom, termasuk pusat pengaturan
sistem vital.
12 Farmakologi obat anestetik umum inhalasi,
intravena, obat analgetik lokal, analgetik Obat
sedatif, anti kejang, neurotropik, diuretic
osmotik, steroid, opioid dan antidotumnya
KEDOKTERAN PERIOPERATIF I

Tujuan :

1. Peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan


evaluasi, mempersiapkan anesthesia, melakukan asuhan pascabedah untuk
pasien ASA 1 dan 2 yang dilakukan pembedahan untuk mengurangi
morbiditas bedah, meningkatkan kualitas asuhan perioperatif dan
menghemat biaya

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed.
Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins ; 2006
3. Miller’s Anesthesia 6th ed 2005
4. Perioperatif Medicine, Gillman, J,1998
5. Perioperatif Care, Stone,DJ,2004

KOMPETENSI

1. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Memahami arti kedokteran perioperatif.
2 Mampu menjelaskan tentang tanggapan fisiologi terhadap
pembedahan dan Anesthesia
3 Mampu menjelaskan indikasi dan menilai hasil pemeriksaan
laboratorium hematologi, fungsi ginjal, fungsi hati dan endokrin.
4 Mampu menjelaskan indikasi dan menilai hasil pemeriksaan foto
toraks dan EKG.
5 Mampu melakukan identifikasikan riwayat penyakit atau kelainan
pasien preoperatif yang mempengaruhi jalannya anestesia.
6 Mampu menjelaskan rencana anestesia untuk prosedur bedah
yang akan dilakukan
7 Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat untuk rencana
operasi dengan anestesia umum
8 Mampu menjelaskan sirkuit nafas mesin anestesia pada anestesia
umum.
9 Mampu menjelaskan dan menginterpretasikan hasil monitor.
10 Mampu menjelaskan tanda-tanda kegawatan pasien.
11 Mampu menjelaskan penanggulangan nyeri pascabedah
2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan pencatatan hal-hal penting yang terkait
dengan tindakan anestesia umum dalam rekam medis
preoperative
2 Mampu mempersiapkan alat anestesia umum.
3 Mampu memasang alat/mesin anestesia dengan benar
4 Mampu memasang alat monitor dengan benar
5 Mampu melakukan interpretasi hasil monitor dan mampu
melakukan tindakan segera sesuai hasil monitor sebelum, selama
dan sesudah anestesia.
6 Mampu melakukan pencatatan rekam medis anestesia secara
benar pada tindakan yang dilakukan pada butir 2
7 Mampu melakukan penanggulangan nyeri pascabedah.

Checklist penuntun belajar

No Daftar cek Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
1 Definisi Kedokteran perioperatif
2 Tanggapan fisiologi akibat anesthesia
3 Kunjungan praanestesia
4 Menilai hasil pemeriksaan fungsi ginjal
5 Menilai hasil pemeriksaan fungsi hati
6 Menilai hasil pemeriksan fungsi endokrin
7 Menilai hasil foto toraks
8 Menilai hasil EKG
9 Menentukan status fisik ASA
10 Persiapan pra anestesi di kamar operasi :
A. Persiapan mesin anestesia
B. Persiapan STATICS
C. Persiapan obat-obatan dan cairan Infusi
D. Persiapan dan pemasangan alat-alat monitor
E. Pemantauan selama anestesia
F. Penatalaksanaan pascabedah di ruang pulih
G. Penanggulangan nyeri
PERSIAPAN ALAT DAN OBAT ANESTETIK

Materi kuliah:
1. Persiapan alat-alat dan obat-obat untuk anestesia umum dan analgesia
regional
2. Setup alat anestesia, alat infus, pompa semprit, infusion pump
3. Setup alat monitor noninvasif dan invasif
4. Persiapan alat-alat dan obat-obat dengan kelainan sistemik jantung, PPOK,
ginjal, hepar, diabetes melitus, toksik tiroid
5. Obat-obat dan alat-alat untuk darurat dan resusitasi
6. Rekam medis terkait teknik, alat dan obat anestetik

Tujuan Pembelajaran :
1. Mempersiapkan alat-alat dan obat-obat yang dipergunakan dalam
anestesia umum atau analgesia regional secara tepat dan benar.
2. Melakukan pengecekan mesin anestesia, persiapan alat-alat dan obat-obat
anestetik secara benar
3. Melakukan persiapan alat-alat dan pelaksanaan pemantauan
4. Melakukan persiapan alat dan obat-obat untuk transportasi pasien ke ICU

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ, Larson CP. Clinical Anaesthesiology, 4th
ed, New York: Lange Medical Book/McGraw -Hill; 2006

KOMPETENSI
a. Kognitif
No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan identifikasi kelainan atau penyakit pasien
preoperatif yang akan
mempengaruhi persiapan alat dan obat anestetik.
2 Mampu menjelaskan rencana anestesia untuk prosedur bedah
yang akan dilakukan serta alat dan obat-obat yang diperlukan
3 Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat untuk rencana
operasi dengan anesthesia umum atau analgesia regional
4 Mampu menjelaskan secara umum cara kerja mesin anestesia,
flowmeter, vaporizer, alat monitor, kateter intravena, set infusi
cairan, set transfusi darah, set infusi tetes
mikrogram, set infusi tetes makro, alat pompa semprit, infusiion
pump, mesin pengisap dan kelengkapannya
5 Mampu menjelaskan setup mesin anestesia secara benar,
breathing circuit mesin
anestesia, termasuk filter, susunan vaporizer secara benar, trouble
shooting sederhana, pemeliharaan mesin dan asesorisnya
6 Mampu menjelaskan pemasangan dan menginterpretasikan hasil
monitor
7 Mampu menjelaskan tanda-tanda yang mengarah kegawatan
pasien, alat-alat dan obat-obat yang diperlukan
8 Mampu menjelaskan penanggulangan nyeri pascabedah, alat
dan obat-obat yang
Dibutuhkan
9 Mampu menjelaskan alat-alat dan obat yang dibutuhkan untuk
transport pasien dan bila pasien indikasi rawat ICU
b. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan pencatatan hal-hal penting dalam rekam
medis preoperatif terkait dengan alat-alat dan obat-obat yang
dipakai dalam tindakan anestesia.
2 Mampu mempersiapkan dan memasang alat/ mesin anestesia
dengan benar
3 Mampu mempersiapkan dan menggunakan alat-alat dan obat
untuk tindakan anesthesia umum, mulai premedikasi, induksi,
intubasi atau LMA atau intubasi atau sungkup muka, pemeliharaan
anestesia, dan penatalaksanaan pasca-anestesia teknik intravena
total, anestesia inhalasi, anestesia balans, sungkup muka, teknik
intubasi, sungkup muka, LMA
4 Mampu mempersiapkan dan mengoperasikan pompa semprit,
infusiion pump, Defibrillator
5 Mampu mempersiapkan dan menggunakan alat-alat dan obat-
obat untuk analgesia regional, teknik epidural, spinal atau blok
saraf lain
6 Mampu mempersiapkan dan menggunakan alat-alat dan obat-
obat untuk keadaan darurat dan resusitasi
7 Mampu memasang dan menggunakan alat pemantau noninvasif
dan invasif dengan benar
8 Mampu melakukan pencatatan rekam medis terkait alat dan obat
anestetik yang dipakai dalam anestesia secara benar
9 Mampu melakukan persiapan alat dan obat untuk
penanggulangan nyeri pascabedah
10 Mampu mempersiapkan alat dan obat pada transportasi pasien
masuk ICU
Checklist penuntun belajar

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
1 Menentukan jenis alat dan obat yang diperlukan untuk
anestesia umum
2 Menentukan jenis alat-alat dan obat yang diperlukan
untuk beberapa jenis analgesia regional
3 Menentukan jenis alat monitor yang diperlukan untuk
anestesia umum dan analgesia regional
4 Mengetahui indikasi untuk penggunaan alat pompa
semprit dan infusion pump
5 Melakukan setup mesin anestesia, alat-alat monitor,
dan sempritdan infusiion pump, mesin pengisap (isap)
ANESTESIA
1 Alat dan obat untuk induksi (intubasi, LMA)
2 Alat dan obat untuk Analgesia regional blok saraf
3 Alat dan obat untuk Anestesia intravena
4 Alat untuk Pemberian cairan dan transfusi
5 Alat untuk Pemanatauan fungsi vital, kesadaran,
kardiovaskular, pernafasan. Tekanan darah, nadi,
Saturasi Hb (SpO2), ventilasi (ETCO2 bila ada), jumlah
urin, suhu
6 Alat dan obat untuk Tindakan ekstubasi
PASCABEDAH
7 Alat dan obat untuk mencegah dan menangani
komplikasi pascabedah
8 Alat dan obat untuk transportasi pasien kritis
PENATALAKSANAAN NYERI

Tujuan :
1. mampu melakukan penatalaksanaan nyeri akut dan kronik termasuk nyeri
kanker dan pendekatan farmakologis dan non farmakologis menggunakan
teknik noninvasif maupun invasif
2. Mengetahui definisi dan klasifikasi nyeri akut dan nyeri kronik, serta anatomi
dan fisiologi nosiseptif. Karena nyeri bersifat multi modulasi,maka intervensi
ditempuh berbagai cara yaitu secara farmakologik atau blok neuroaksial
atau kombinasi. Khususnya untuk nyeri pascabedah peserta didik juga harus
mampu memberikan analgesia preemtif

Referensi :
1. Basic & Clinical Pharmacology Katzung BG 9th ed 2004
2. Clinical Anesthesiology GE Morgan, Jr 4th ed 2006
3. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2005.
4. Miller´s Anesthesia RD 6th ed 2005

KOMPETENSI

1. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Mampu menjelaskan pendekatan farmakologis dan
nonfarmakologis yang dipergunakan dalam penatalaksanaan
nyeri kronik
2 Mampu menjelaskan titik tangkap kerja pendekatan
farmakalogis maupun non farmakologis pada nyeri kronik
3 Mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri pada nyeri khusus
antara lain nyeri pada luka bakar, nyeri herpes, nyeri neuropatik
diabetikum
4 Mampu menjelaskan aspek psikologis, efek plasebo pada
penatalaksanaan nyeri kronik

2. Psikomotor
No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan evaluasi dan menilai efektifitas
penatalaksanaan nyeri kronik
2 Mampu memilih dan menetapkan kombinasi penkatan yang
dipergunakan pada nyeri kronik termasuk nyeri kanker sesuai
tahapannya
3 Mampu mengenali dan mengatasi efek samping yang
disebabkan penatalaksanaan nyeri kronik
4 Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri pada pasien nyeri
kronik yang mengalami nyeri akut karena pembedahan
Checklist penuntun belajar

No Materi Ya Tidak
PERSIAPAN
1 Persetujuan setelah mendapatkan informasi yang Adekuat
2 History taking dan pemeriksaan fisis.Prioritas fungsi vital stabil,
pada kasus darurat
3 Evaluasi tingkat nyeri dan aspek psikologis
4 Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan terkait
prosedur/obat (faal hemostasis, liver profile)
5 Pemilihan teknik pendekatan
6 Persiapan alat, obat
7 Pendekatan psikologis
PERSIAPAN ANALGESIA REGIONAL/LOKAL
1 Penjelasan prosedur pada penderita
2 Penderita diatur dalam posisi sesuai dengan teknik yang dipilih
dan senyaman mungkin
3 Lakukan desinfeksi dan tindakan aseptis/antiseptis pada daerah
Anestesi
TINDAKAN ANESTESIA
1 Induksi, intubasi
2 Rumatan
3 Ekstubasi
PERAWATAN PASCABEDAH
1 Komplikasi dan penangannya
2 Pengawasan terhadap fungsi vital
3 Pemantauan khusus dengan alat khusus
ANESTESIA UMUM I

Tujuan :
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan mampu memberikan anestesia umum
intravena, inhalasi, intramuskular baik nafas spontan atau kendali, diintubasi atau
dengan LMA pada pasien dengan status fisis ASA I-II.
1. Memahami cara kerja mesin anesthesia
2. Memahami cara memasang alat monitor.
3. Mengetahui dengan pasti indikasi anestesia umum
4. Mengetahui dengan pasti teknik induksi anesthesia
5. Mengetahui dengan pasti cara pemeliharaan anesthesia
6. Mengetahui dengan pasti dan mampu mengatasi bila terjadi komplikasi saat
induksi, rumatan dan saat emergens.
7. Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik obat anestetik intravena
dan anestetik inhalasi
8. Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik analgetik opioid, obat
pelumpuh otot
9. Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik antidotum narkotik dan
pelumpuh otot

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed.
Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins ; 2006

KOMPETENSI

1. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Memahami cara kerja alat pemantauan, mesin anestesia dan
obat-obatan apa yang perlu disediakan di kamar operasi
2 Mengetahui mekanisme terjadinya anestesia umum
3 Mengetahui cara pemberian dan obat yang dipakai untuk
induksi anesthesia umum
4 Mengetahui komplikasi yang sering terjadi selama anestesia:
obstruksi jalan nafas, hipoksemia, hiperkarbia, hipotensi,
hipertensi
5 Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik obat anestetik
intra vena dan anestetik inhalasi
6 Mengetahui tentang keseimbangananestesia umum intravena,
keseimbangan anestesia umum inhalasi
7 Memahami indikasi dan cara memberikan anestesia dengan
sungkup
2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan pembebasan jalan nafas tanpa alat
(manuver tripel)
2 Mampu melakukan induksi intravena dan induksi inhalasi dengan
tepat
3 Mampu menilai dan mengatasi komplikasi akibat induksi
intravena, induksi inhalasi seperti obstruksi jalan nafas, hipoksemia,
hiperkarbia, hipotensi, hipertensi
4 Mampu mengetahui stadium anesthesia

Checklist ujian

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
1 Pemasangan monitor
2 Pemasangan jalur vena
3 Melakukan induksi intravena
4 Melakukan induksi inhalasi
5 Menilai dan mengatasi komplikasi obstruksi jalan nafas
hipoksemia, hiperkarbia, hipotensi, hipertensi
6 Melakukan ventilasi dengan sungkup
7 Melakukan pemasangan OPA
8 Melakukan ventilasi mekanis manual
9 Melakukan pengakhiran anestesia
SEMESTER II

1. Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi II


2. Modul Kedokteran Perioperatif II
3. Modul Traumatologi I
4. Modul Anestesia Umum II
5. Modul Anelgesia Regional I (Spinal)
6. Modul Anestesia Bedah Ortopedi I
7. Modul Anestesia Bedah Darurat
KETERAMPILAN DASAR ANESTESIOLOGI II

Tujuan : Mahasiswa mampu untuk memahami

1. Obstruksi jalan nafas pada dewasa (sebab, tanda-tanda dan diagnosis)


2. Penatalaksanaan jalan nafas tanpa alat
3. Penatalaksanaan jalan nafas dengan alat (pipa orofaring, pipa nasofaring,
intubasi trakeal, pipa sungkup laring (LMA), krikotirotomi, trakeostomi)
4. Obstruksi jalan nafas pada neonatus dan anak-anak
5. Penatalaksanaan jalan nafas atas secara manual.
6. Intubasi trakea pada neonatus dan anak-anak

Referensi
1. Jalan Nafas Management, Benumoff ed, 2007
2. Clinical Anesthesiology GE Morgan Jr, 4th ed 2006
3. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2006

Ranah Kompetensi

1. Kognitif
No Kognitif Ya Tidak
1 Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi jalan nafas atas
2 Mampu menegakkan diagnosis sumbatan jalan nafas dan
kegawatan pernafasan yang memerlukan pembebasan jalan
nafas
3 Mampu menjelaskan teknik membebaskan jalan nafas secara
manual, memasang pipa oro dan nasofaring, memasang LMA,
intubasi endotrakeal.
4 Mampu menjelaskan indikasi dan indikasi kontra pemasangan
LMA dan intubasi endotrakeal.
5 Mampu menjelaskan komplikasi pemasangan pipa oro/naso-
faring, LMA dan pipa endotrakeal.
6 Mampu mengenali dan menjelaskan algoritma JALAN NAFAS
SULIT
7 Mampu menjelaskan penggunaan obat-obat guna
memudahkan penatalaksanaan jalan nafas
2. Psikomotor
No Materi Ya Tidak
1 Mampu membebaskan jalan nafas secara manual: ekstensi
kepala, angkat dagu (maneuver tripel), pembersihan mulut dan
faring, pemasangan pipa orofaring, pemasangan nasofaring
2 Mampu melakukan pemasangan LMA
3 Mampu melakukan tindakan laringoskopi dan intubasi
endotrakeal secara konvensional
a. Intubasi sadar (awake) vs intubasi saat induksi anestesi
b. Intubasi nafas spontan vs intubasi dalam keadaan apnea
4 Mampu melakukan identifikasi indikasi dan indikasi kontra
pemasangan LMA dan intubasi endotrakeal
5 Mampu mengenali dan menanggulangi komplikasi
pemasangan pipa oro/nasofaring, LMA dan pipa endotrakeal
6 Mampu melakukan penatalaksanaan jalan nafas menurut
algoritma JALAN NAFAS SULIT
7 Mampu melakukan pemasangan LMA dan intubasi endotrakeal
pada pasien dengan dugaan fraktur vertebra servikal

Checklist penuntun belajar


No Penuntun penatalaksanaan alan nafas pada dewasa, Sudah Belum
anak dan neonates dikerjakan dikerjakan
1 Melakukan penilaian pasien tidak sadar
Melakukan penilaian patensi dan obstruksi jalan nafas
atas dan jalan nafas bawah
2 Melakukan angkat dagu dan ekstensi kepala pada
dewasa
3 Melakukan manuver tripel
4 Melakukan pemasangan pipa orofaring
5 Melakukan pemasangan pipa nasofaring
6 Melakukan pemasangan LMA
7 Melakukan intubasi endotrakeal
8 Melakukan krikotirotomi manikin
9 Melakukan penatalaksanaan jalan nafas pada pasien
dengan jalan nafas sulit
10 Melakukan angkat dagu dan ekstensi kepala pada
anak-anak
11 Melakukan manuver tripel pada anak-anak
12 Melakukan pemasangan pipa orofaring pada anak-
anak
13 Melakukan pemasangan pipa nasofaring pada anak-
anak
14 Melakukan pemasangan LMA pada anak-anak
15 Melakukan intubasi endotrakeal pada anak-anak
16 Melakukan penatalaksanaan jalan nafas sulit pada
anak-anak
17 Melakukan penatalaksanaan jalan nafas pada
Neonates
18 Melakukan intubasi endotrakeal pada neonatus.
19 Melakukan penatalaksanaan jalan nafas sulit pada
neonates
Check list pemasangan LMA

No Teknik Sudah Tidak


dikerjakan dikerjakan
1 Periksa kelengkapan alat
2 Berikan obat premedikasi atau penenang dan opioid
(sebaiknya fentanil atau sufentanil)
3 Lakukan induksi anesthesia
4 Yakinkan pasien sudah tidak sadar. Jaga jalan nafas
5 Masukkan LMA dengan kaf kosong atau separuh terisi
udara
6 Basahi bagian dorsal atau punggung LMA(yang tidak
menghadap laring) dengan NaCl atau
lubrikans/pelicin untuk memudahkan dan mencegah
trauma pada palatum saat insersi
7 LMA dimasukkan dengan bagian dorsal dengan cara
menelusuri palatum durum sampai bagian kaf LMA
mencapai laring. Isi kaf LMA dengan udara sesuai
anjuran
8 Kendala saat memasukkan atau insersi LMA adalah
terhalang lidah. Dapat diatasi dengan menarik lidah
keluar saat insersi posisi
9 LMA dianggap tepat pada tempatnya bila terasa
udara keluar masuk secara bebas, ada gerakan
kembang kempis pada kantong reservoar anesthesia
10 Obstruksi setelah insersi biasanya oleh karena epiglotis
terlipat ke bawah atau spasme laring ringan
11 Lakukan fiksasi dengan baik

Checklist pemasangan endotracheal tube

No Prosedur Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
1 Periksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan.
2 Bila premedikasi diberikan di kamar operasi, tunggu
sampai obat premedikasi bekerja.
3 Berikan obat induksi, sambil berikan oksigen, sampai
pasien tidak sadar
4 Berikat obat pelumpuh otot, tunggu sampai obat
bekerja pada otot pernafasan yang ditandai dengan
apnea
5 Berikan nafas buatan dengan oksigen 100% selama 2-3
menit
6 Lakukan laringoskopi dengan laringoskop bilah (daun)
bengkok
7 Pegang gagang laringoskop dengan tangan kiri
8 Pastikan cahaya lampu laringoskop cukup terang
9 Buka mulut pasien dan masukkan daun dari sudut
kanan mulut
10 Geser lidah ke arah kiri sambil meneruskan masuk
daun ke dalam rongga mulut menelusuri pinggir kanan
lidah menuju laring. Perhatikan sampai tampak
epiglotis.
11 Tempatkan ujung daun pada valekula
12 Angkat epiglotis dengan ujung gagang ke depan
(tidak diungkit). Gagang harus dipegang dengan
tangan kiri
13 Bila epiglotis terangkat dengan baik akan tampak rima
glotis, dan tampak pita suara warna putih, bentuk V
terbalik
14 Masukkan dengan hati-hati pipa endotrakeal ke
dalam trakea melalui rima glotis dengan tangan
kanan.
15 Tempatkan ujung pipa endotrakeal kira-kira 3 sm di
atas karina (tidak masuk bronkus). Auskultasi bunyi
nafas paru kanan dan kiri sama.
16 Kendala saat insersi pipa endotrakeal adalah kesulitan
memaparkan rima glotis dengan jelas dan lengkung
pipa endotrakeal yang tidak selalu sesuai.
KEDOKTERAN PERIOPERATIF II

Tujuan : Mahasiswa mampu untuk memahami :


1. status fisis ASA
2. penyakit paru obstruktif dan restriktif
3. diabetes mellitus
4. fungsi ventrikular kiri
5. pemantauan invasif dan noninvasive
6. penatalaksanaan pascabedah
7. penatalaksanaan nyeri
8. Intensive Care Unit

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed.
Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins ; 2006
3. Miller’s Anesthesia 6th ed 2005
4. Perioperatif Medicine, Gillman, J,1998
5. Perioperatif Care, Stone,DJ,2004

KOMPETENSI

a. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan identifikasikan riwayat penyakit atau
kelainan pasien preoperative yang akan mempengaruhi
jalannya anesthesia
2 Mampu menilai dan mengoptimalkan kondisi penyakit atau
kelainan pasien perioperatif
3 Mampu menjelaskan indikasi dan hasil pemeriksaan CT scan
kepala, toraks dan abdomen, serta Echocardiografi
4 Mampu menjelaskan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan
yang diperlukan berdasarkan kondisi pasien
5 Mampu menjelaskan rencana anestesia untuk prosedur bedah
yang akan dilakukan
6 Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat untuk rencana
operasi dengan anesthesia umum maupun analgesia regional
7 Mampu menjelaskan dan menginterpretasikan hasil monitor
8 Mampu menjelaskan tanda-tanda kegawatan pasien
9 Mampu menjelaskan penatalaksanaan pencegahan terhadap
komplikasi pascabedah
10 Mampu menjelaskan penanggulangan nyeri pascabedah
11 Mampu menjelaskan indikasi pasien rawat ICU
b. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan pencatatan hal-hal penting yang terkait
dengan tindakan anesthesia dalam rekam medis preoperative
2 Mampu mengoptimalkan kondisi pasien dengan riwayat
penyakit atau kelainan preoperative
3 Mampu mempersiapkan alat anestesia umum atau regional
yang diperlukan
4 Mampu memasang alat/mesin anestesia dengan benar
5 Mampu melakukan tindakan anestesia umum yaitu premedikasi,
induksi, intubasi trakea atau LMA atau sungkup muka,
pemeliharaan anestesia, dan penatalaksanaan pasca-anestesia
6 Mampu melakukan tindakan analgesia regional (Biers, SAB) dan
penatalaksanaan pasca-anestesianya
7 Mampu memasang alat monitor invasif dan noninvasif dengan
benar
8 Mmpu melakukan interpretasi hasil monitor dan mampu
melakukan tindakan segera sesuai hasil monitor sebelum, selama
dan sesudah anesthesia
9 Mampu melakukan pencatatan rekam medis anestesia secara
benar pada tindakan yang dilakukan pada butir 2
10 Mampu melakukan penanggulangan nyeri pascabedah
11 Mampu menilai pasien yang indikasi rawat ICU

Checklist ujian

No Materi Sudah Tidak


dikerjakan dikerjakan
1 Definisi Kedokteran Perioperatif
2 Tanggapan fisiologi akibat anesthesia
3 Kunjungan praanestesia
4 Menilai hasil pemeriksaan darah
5 Menilai hasil pemeriksaan fungsi ginjal
6 Menilai hasil pemeriksaan fungsi hati
7 Menilai hasil pemeriksaan fungsi endokrin
8 Menilai hasil foto toraks
9 Menilai hasil EKG
10 Menentukan status Fisik ASA
Persiapan praanestesia di kamar operasi
a. Persiapan mesin anesthesia
b. Persiapan STATICS
c. Persiapan obat-obat dan cairan infus
d. Persiapan dan pemasangan alat-alat monitor
e. Pemantauan selama anesthesia
f. Penatalaksanaan pascabedah di ruang pulih
g. Penanggulangan nyeri
Checklist penuntun belajar

No Materi Sudah Tidak


dikerjakan dikerjakan
1 PERSIAPAN PRAANESTESIA
A Penilaian hasil laboratorium
B Penilaian hasil foto toraks
C Penilaian hasil EKG
D Penilaian hasil CT scan kepala/ toraks/ abdomen
E Penilaian hasil Echocardiografi
F Optimalisasi kondisi pasien
2 PERSIAPAN DI KAMAR OPERASI
A Persiapan STATICS
B Persiapan mesin anesthesia
C Persiapan peralatan analgesia regional
D Persiapan dan pemasangan alat monitor noninvasive
E persiapan dan pemasangan alat monitor invasive
3 PEMANTAUAN SELAMA ANESTESIA
A Pencegahan dan penatalaksanaan segera
kegawatan selama anestesia
4 PENATALAKSANAAN PASCABEDAH
A Penanggulangan nyeri
B Indikasi rawat ICU
TRAUMATOLOGI I

Tujuan : Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan
untuk melakukan penatalaksanaan awal pasien trauma
1. Melakukan survei primer ABCDE (A=Jalan nafas, B=Breathing, C=Circulation,
D=Disability, E=Exposure)
2. Melakukan Resusitasi dan Stabilisasi
3. Melakukan survei sekunder. Survei sekunder dilakukan bilamana ABC pasien
harus sudah stabil
4. Menilai adanya cedera leher, trauma kepala, dada, abdomen, pelvis, tulang
belakang dan ekstremitas.

Referensi
1. Primary Trauma Care Course Manual (current edition)
2. Darurat Medicine Manual (to be announced)
3. Clinical Anesthesiology GE Morgan, Jr. 4th ed 2006
4. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2006
5. Manual of Anaesthesia, CY. Lee 2006

KOMPETENSI
a. Kognitif
No Materi Ya Tidak
1 Mampu menilai dengan cepat kegawatan pada pasien trauma
2 Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan jalan nafas
3 Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan gangguan
bernafas
4 Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan syok
5 Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan penurunan
kesadaran
6 Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan kejang
7 Mampu menjelaskan penatalaksanaan resusitasi cairan
8 Mampu menjelaskan kerja defibrilator dan indikasi defibrilasi
9 Mampu menjelaskan pemantauan kontinyu invasif dan noninvasif
10 Mampu merencanakan tindakan yang perlu untuk
menanggulangi kegawatan pasien trauma(jalan nafas, breathing,
shock, defibrillasi)
11 Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan keracunan
dan penyalahgunaan obat
12 Mampu menjelaskan pemakaian obat-obatan darurat dan alat-
alat bantu darurat
13 Mampu menjelaskan stabilisasi, tansportasi dan rujukan pasien
trauma
14 Mampu menjelaskan peranan anetesia sebagai bagian dari
darurat tim
b. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan penilaian cepat pasien trauma (penilaian
awal/survei primer)
2 Mampu melakukan penatalaksanaan kegawatan jalan nafas
sampai paripurna
3 Mampu melakukan penatalaksanaan kegawatan gangguan
bernafas dan memberikan tatalaksana pernafasan mekanik
4 Mampu melakukan penatalaksanaan penderita syok
5 Mampu melakukan penatalaksanaan penderita penurunan
kesadaran
6 Mampu melakukan penatalaksanaan penderita kejang
7 Mampu melakukan pemasangan akses vena dengan jarum
besar,melalui akses vena tepi dan sentral (untuk anak intraosseus)
8 Mampu melakukan penatalaksanaan resusitasi cairan
9 Mampu melakukan kardioversi
10 Mampu melakukan pemantauan invasif dan noninvasif kontinyu

Checklist ujian traumatologi

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
1 Definisi Traumatologi
2 Tanggapan fisiologi akibat trauma
3 Kunjungan pra resusitasi
4 Kategori Trauma (Primer, Sekunder, Tersier)
5 Menentukan Kelainan Jalan nafas
6 Menentukan Kelainan breathing
7 Menentukan kelainan circulation
8 Menentukan kelainan disability
9 Menentukan kelainan exposure
10 Persiapan pra resusitasi unit gawat darurat
A Persiapan alat-alat resusitasi
B Persiapan obat-obatan dan cairan Infusi
C Persiapan dan pemasangan alat-alat monitor
D Pemantauan selama resusitasi
E Penatalaksanaan pasca resusitasi
F Pelimpahan untuk penatalaksanaan selanjutnya, ke
kamar bedah, ICU, PACU atau ke bangsal biasa
ANESTESIA UMUM II

Tujuan :
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan mampu memberikan anestesia umum
intravena, inhalasi, intramuskular baik nafas spontan atau kendali, diintubasi atau
dengan LMA pada pasien dengan status fisis ASA I-II.
10. Memahami cara kerja mesin anesthesia
11. Memahami cara memasang alat monitor.
12. Mengetahui dengan pasti indikasi anestesia umum
13. Mengetahui dengan pasti teknik induksi anesthesia
14. Mengetahui dengan pasti cara pemeliharaan anesthesia
15. Mengetahui dengan pasti dan mampu mengatasi bila terjadi komplikasi saat
induksi, rumatan dan saat emergens.
16. Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik obat anestetik intravena
dan anestetik inhalasi
17. Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik analgetik opioid, obat
pelumpuh otot
18. Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik antidotum narkotik dan
pelumpuh otot

Referensi :
3. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
4. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed.
Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins ; 2006

KOMPETENSI

3. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Memahami cara kerja alat pemantauan, mesin anestesia dan
obat-obatan apa yang perlu disediakan di kamar operasi
2 Mengetahui mekanisme terjadinya anestesia umum
3 Mengetahui cara pemberian dan obat yang dipakai untuk
induksi anesthesia umum
4 Mengetahui komplikasi yang sering terjadi selama anestesia:
obstruksi jalan nafas, hipoksemia, hiperkarbia, hipotensi,
hipertensi
5 Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik obat anestetik
intra vena dan anestetik inhalasi
6 Mengetahui tentang keseimbangananestesia umum intravena,
keseimbangan anestesia umum inhalasi
7 Memahami indikasi dan cara memberikan anestesia dengan
sungkup, LMA, Endotrakeal
8 Memahami indikasi dan komplikasi intubasi untuk keperluan
anestesia umum
9 Memahami kapan dilakukan ekstubasi serta komplikasi ekstubasi
4. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan pembebasan jalan nafas tanpa alat
(manuver tripel), dengan OPA, LMA, dan intubasi
2 Mampu melakukan induksi intravena dan induksi inhalasi dengan
tepat
3 Mampu menilai dan mengatasi komplikasi akibat induksi
intravena, induksi inhalasi seperti obstruksi jalan nafas, hipoksemia,
hiperkarbia, hipotensi, hipertensi
4 Mampu mengetahui stadium anesthesia
5 Mampu melakukan ekstubasi
6 Mampu mengatasi komplikasi akibat ekstubasi

Checklist ujian

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
1 Pemasangan monitor
2 Pemasangan jalur vena
3 Melakukan induksi intravena
4 Melakukan induksi inhalasi
5 Menilai dan mengatasi komplikasi obstruksi jalan nafas
hipoksemia, hiperkarbia, hipotensi, hipertensi
6 Melakukan ventilasi dengan sungkup
7 Melakukan pemasangan OPA
8 Melakukan pemasangan LMA dan memeriksa
ketepatan posisinya
9 Melakukan intubasi dan memeriksa ketepatan
posisinya
10 Melakukan ventilasi mekanis manual
11 Melakukan ventilasi mekanis dengan ventilator mesin
anestesia
12 Melakukan pengakhiran anestesia
13 Melakukan ekstubasi
14 Melakukan penatalaksanaan pasien pascaekstubasi
ANALGESIA REGIONAL I

Tujuan :
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi
fungsional, farmakologi analgesia lokal, fisiologi anestesia neuroaksial , dapat
melakukan analgesia regional neuroaksial secara baik dan benar, melakukan
penatalaksanaan komplikasi analgesia regional dan penatalaksanaan nyeri akut
pascabedah dengan anestesia neuroaksial.

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed.
Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins ; 2006

KOMPETENSI
1. Kognisi
No Materi Ya Tidak
1 Mampu menjelaskan jenis-jenis obat analgetik lokal, mekanisme
kerja dan sifat obat analgetik lokal
2 Mampu menjelaskan jenis-jenis serabut saraf yang dihambat serta
jenis hambatan motorik dan sensori yang dihasilkan dan cara
pengecekkannya
3 Mampu menjelaskan faktor-faktor patofisiologi yang
mempengaruhi kerja obat analgetik lokal
4 Mampu menjelaskan dosis, dosis maksimum, mula kerja, masa
kerja, cara pemberian masing-masing obat analgetik lokal
5 Mampu menjelaskan penggunaan klinis masing-masing obat
analgetik lokal termasuk bentuk preparasinya, penambahan
dengan adjuvan lain
6 Mampu menjelaskan berbagai efek samping dan toksisitas yang
dapat ditimbulkan obat analgetik lokal beserta tanda-tanda
klinisnya
7 Mampu menjelaskan anatomi tulang belakang dan medula
spinalis, lapisan-lapisannya mulai dari kulit, ligamen-ligamen,
sampai ke rongga subarahnoid, variasi anatomi yang mungkin
dijumpai, dan implikasinya terhadap anestesia subarahnoid
8 Mampu menjelaskan tentang fisiologi cairan serebrospinal
9 Mampu menjelaskan perubahan fisiologi yang terjadi pada
anestesia subarahnoid dan penatalaksanaan perubahan fisiologis
yang terjadi
10 Mampu menjelaskan indikasi dan indikasi-kontra tindakan
anestesia subarahnoid
11 Mampu menjelaskan persiapan preoperatif termasuk kunjugan
preanestesia dan melakukan identifikasi kelainan atau penyakit
pasien yang akan mempengaruhi jalannya anesthesia
subarahnoid
12 Mampu menjelaskan persiapan alat , jenis-jenis jarum dan obat
analgetik lokal yang akan dipakai untuk anestesia subarahnoid
13 Mampu menjelaskan prosedur tindakan anestesia subarahnoid
14 Mampu menyebutkan berbagai posisi pasien anestesia
subarahnoid serta keuntungan dan kerugiannya untuk efek
penyebaran obat
16 Mampu menjelaskan level ketinggian minimal dan jenis blok yang
diinginkan termasuk dermatom yang dipengaruhinya, untuk
masing-masing tindakan operasi yang akan dilakukan
17 Mampu menyebutkan jenis obat, dosis, konsentrasi,
pengenceran, mula kerja, lama kerja obat analgetik lokal yang
dapat dipakai untuk anestesia subarahnoid, serta jenis adjuvant
yang dapat mempengaruhi atau membantu kerja obat analgetik
lokal
18 Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
penyebaran obat, ketinggian blok anestesia subarahnoid, mula
dan masa kerja anestesia subarahnoid
19 Mampu menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada
anestesia subarahnoid dan analgesia regional intravena, cara
mencegah dan mengatasi komplikasi tersebut

2. Psikomotor
No Materi Ya Tidak
1 Mampu memilih dan mempersiapkan jenis obat analgetik lokal
yang akan dipakai dengan dosis, konsentrasi dan
pengenceran, penambahan adjuvan yang sesuai dengan
indikasi dan kebutuhan
2 Mampu menjaga sterilitas dan melakukan penyimpanan obat
analgetik lokal dengan baik dan benar
3 Mampu mengenali tanda-tanda klinis dan melakukan
pemeriksaan adanya hambatan sensori dan motorik saat obat
analgetik lokal mulai bekerja atau akan habis
4 Mengenali tanda- tanda klinis , dan mampu mencegah dan
melakukan penatalaksanaan efek samping dan toksisitas obat
analgetik lokal
5 Mampu melakukan persiapan preoperatif yaitu kunjungan
preanestesia, memilih pasien yang sesuai untuk tindakan
anestesia subarahnoid dan analgesia regional intravena, dan
melakukan identifikasi kelainan atau penyakit pasien yang akan
mempengaruhi jalannya anestesia subarahnoid
6 Mampu melakukan persiapan alat (alat anestesia subarahnoid ,
dan alat resusitasi) , monitor , dan obat –obatan (analgesia
lokal, adjuvan, obat resusitasi) untuk anestesia subarahnoid
7 Mampu melakukan prosedur tindakan anestesia subarahnoid
yang baik dan benar
8 Mampu melakukan prosedur anestesia subarahnoid dengan
berbagai posisi pasien dan melalui pendekatan midline dan
paramedian
9 Mampu memeriksa level ketinggian minimal dan jenis blok pada
anestesia subarahnoid yang diinginkan termasuk dermatom
yang dipengaruhinya, untuk masing-masing tindakan operasi
yang akan dilakukan
10 Mampu menyiapkan berbagai jenis obat, dosis, konsentrasi,
pengenceran dan memakai berbagai jenis obat analgetik lokal
yang dapat dipakai untuk anestesia subarahnoid dan analgesia
regional intravena, serta jenis adjuvan yang dapat
mempengaruhi atau membantu kerja obat analgetik lokal
11 Mampu melakukan pemantauan pasien dalam anestesia
subarahnoid
12 Mampu mengenali komplikasi yang terjadi pada anestesia
subarahnoid melakukan pencegahan dan mengatasi
komplikasi yang tersebut

Checklist ujian Spinal


No Materi Sudah Belum
dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Informed consent
2 Pemeriksaan fisis dan lab
3 Pemeriksaan tambahan
PROSEDUR ANESTESIA SUBARAHNOID
1 Periksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan
2 Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan
antisepsis
3 Pasang monitor Standard pada pasien dan amati
tanda vital pasien
4 Pasang jalur intravena pada pasien
5 Posisikan pasien lateral dekubitus atau duduk, ganjal
bahu dan kepala pasien bila diposisikan lateral
dekubitus.
6 Tentukan penunjuk anatomi celah antara L2-3, L3-4
atau L4-5. Celah antara L3-4 atau prosesus spinosus L4
tegak lurus dari spina iliaka anterior superior
7 Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada
penunjuk anatomi yang ditentukan
8 Berikan analgesia lokal pada celah yang akan
dilakukan penusukan jarum spinal
9 Lakukan penusukan jarum spinal (atau introduser)
pada celah yang telah diberi analgesia lokal.
Penusukan jarum harus sejajar dengan prosesus
spinosus atau sedikit membentuk sudut kearah sefalad,
dengan arah bevel ke lateral atau sefalad
10 Dorong jarum sampai melewati resistensi ligamentum
flavum dan dura, terasa kehilangan tahanan pada
rongga subarahnoid
11 Cabut mandren jarum, dan pastikan posisi jarum
sudah tepat yang ditandai dengan mengalir keluar
cairan serebrospinal yang bening. Jarum dapat
dirotasikan 90° untuk memastikan kelancaran likuor
yang keluar.
Penusukkan harus diulang bila likuor tidak keluar atau
keluar darah.
12 Sambungkan jarum dengan spuit berisi obat analgetik
lokal yang sudah dipersiapkan. Aspirasi sedikit likuor,
bila lancar suntikan obat analgetik lokal secara
perlahan. Lakukan aspirasi ulang untuk memastikan
ujung jarum tetap pada posisi yang tepat dan suntikan
kembali obat
13 Setelah selesai cabut jarum dan kembalikan posisi
pasien sesuai dengan yang diinginkan.
Cara penyuntikkan paramedian pada dasarnya sama
seperti di atas, hanya jarum spinal disuntikkan pada 1,5
smlateral dan 1sm kaudal dari celah penyuntikan yang
dituju.
DURANTE ANESTESIA SUBARAHNOID
1 Monitor ABC dan ketinggian blok
2 Amati perubahan fisiologis yang terjadi, pencegahan
dan penatalaksanaannya
3 Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan
penatalaksanaannya
4 Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
PASCABEDAH
Monitor ABC di ruang pulih
Pasien dikembalikan ke ruang rawat
Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan
penatalaksanaan
ANESTESIA BEDAH ORTOPEDI I

Tujuan
Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik akan mampu melakukan anestesia
umum dengan sungkup atau LMA (inhalasi), TIVA, regional blok subarahnoid (SAB),
untuk prosedur bedah ortopedi tertentu (misalnya reposisi patah tulang tertutup,
debridemen patah tulang terbuka, ORIF anggota gerak bawah, artroskopi sendi
lutut, dll), mencakup evaluasi pasien preoperatif, merancang pelaksanaan
anestesia, pemantauan intra operatif, penatalaksanaan masa pulih dan
penatalaksanaan nyeri pascabedah

Referensi
1. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins ; 2006

Kompetensi

1. Kognitif
No Materi Ya Tidak
1 Menjelaskan tindakan anestesia umum dengan sungkup dan
regional SAB, TIVA untuk operasi fraktur anggota gerak bawah, hip
fracture, artroskopi
2 Melakukan identifikasi problema preoperatif yang umum
ditemukan pada pasien ortopedi dan membuat rencana
anestesia yang tepat untuk prosedur bedah ortopedi yang paling
sering
3 Melakukan identifikasi dan penatalaksanaan problema-problema
umum pada pasien trauma serta menjelaskan persiapan
preoperatif untuk pembedahan darurat dan trauma, termasuk
puasa dan penggunaan antasid, antagonis H2 dan antiemetic
4 Merencanakan dan memilih obat anestetik inhalasi untuk prosedur
anstesia umum dengan sungkup
5 Menjelaskan farmakologi obat anestetik inhalasi
6 Merencanakan dan memilih obat anestetik intravena
7 Menjelaskan farmakologi obat anestetik intravena
8 Merencanakan dan memilih alat dan obat analgetik lokal untuk
semua prosedur analgesia regional, sesuai dengan lama, lokasi
prosedur bedah, dan berat penyakit
9 Menjelaskan farmakologi analgetik lokal, termasuk hal khusus yang
menentukan onset, durasi , potensi dan toksisitas
10 Melakukan identifikasi dan mengatasi problema-problema yang
dapat terjadi selama pembedahan, misalnya syok perdarahan
11 Membahas topik topik spesifik dalam anestesia ortopedi, termasuk
turnike pneumatik, embolus lemak, penyebab deep vein
thrombosis, tromboemboli, pulmonary embolism
12 Menjelaskan dampak dari penyakit-penyakit yang menyertai
pasien ortopedi, seperti hipertensi, penyakit arteri koroner,
rheumatoid arthritis, diabetes melitus, ankylosing spondylitis
13 Menjelaskan dan membedakan penanggulangan nyeri dengan
patient controlled analgesia (PCA), subarahnoid, analgesia lokal
intra-artikular, non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
2. Psikomotor
No Materi Ya Tidak
1 Memberikan anestesia umum dengan sungkup, analgesia spinal,
dengan peralatan dan obat-obatan yang benar dan
penatalaksanaan pasien intraoperatif dengan intervensi minimal
supervisor
2 Memberikan anestesia yang benar dan aman untuk:
a. debridemen fraktur terbuka anggota gerak bawah
b. reposisi tertutup fraktur atau dislokasi anggota gerak.
c. ORIF fraktur tulang panjang anggota gerak bawah
d. total knee arthroplasty

Check list orthopedic I


No Materi Sudah Belum
dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan penunjang
2 Penentuan ASA
3 Persiapan alat, mesin pembiusan, STATIK, obat
4 Pemasangan monitor
ANESTESIA
1 Anestesia umum (intubasi, LMA)
2 Anestesia subarahnoid
3 Anestesia intravena
4 Pemberian cairan dan transfusi
5 Komplikasi dan penanganannya
PENATALAKSANAAN PASCABEDAH
1 Pengawasan ABC dan tanda vital
2 Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah
ANESTESIA BEDAH DARURAT

Tujuan :
Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik diharapkan
1. mampu melakukan persiapan obat dan alat untukmemberikan anestesia
operasi bedah darurat,
2. mampu melakukan persiapan pemberian anestesia untuk
3. operasi bedah darurat,
4. mampu memberikan anestesia untuk bedah darurat,
5. mampu mengatasi komplikasi anestesia untuk operasi bedah darurat

Referensi :
1. Donegan JH. Manual of Anesthesia for Darurat Surgery. New York: Churchill
Livingstone; 1987

Checklist penuntun belajar

No Materi Ya Tidak
Persiapan alat dan obat
1 Pemasangan alat monitor
2 Teknik induksi
3 Pemeliharaan dan pengakhiran anestesia
4 Pencegahan aspirasi saat induksi
5 Pemilihan analgesia regional
6 Pengaturan posisi pasien pascabedah
7 Pemberian oksigen pascabedah dengan kanula binasal atau
simpel sungkup /non rebreathing sungkup
8 Pemberian cairan pascabedah
9 Pemberian analgetik pascabedah
SEMESTER III
1. Modul Anestesia Obstetri I
2. Modul Anestesia Bedah Ortopedi II
3. Modul Ketrampilan Dasar Anestesiologi III
4. Modul Bedah Onkologi dan Bedah Plastik
5. Modul Anestesia Bedah Urologi
6. Modul Anestesia Bedah THT I
7. Modul Anestesia Bedah Mata
8. Modul Anestesia Bedah Pediatrik I (prosedur sederhana)
9. Modul Traumatologi II
10. Modul Anestesia Regional II (Kaudal)
ANESTESIA OBSTETRI I

Tujuan :
Setelah mengikuti rotasi ini peserta didik mampu melakukan persiapan preoperative
dengan baik dan cermat, melakukan pembiusan umum dan regional pada pasien
obstetrik sederhana tanpa penyulit untuk memperoleh keberhasilan yang tinggi,
melakukan pemantauan intraoperatif dengan baik dan mencegah komplikasi yang
mungkin terjadi.

Referensi
1. Clinical Anesthesiology GE Morgan, 4th ed, 2006
2. Clinical Anesthesia PG Barash, 4th ed, 2006
3. Miller´s Anesthesia RD Miller, 6th ed, 2005

KOMPETENSI

1. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Memiliki pengetahuan tentang fisiologi kehamilan, farmakologi
perinatal, sirkulasi janin, pola persalinan normal, pengawasan ibu-
janin, variabilitas denyut jantung janin, persalinan kurang bulan
(prematur), asfiksia neonatus
2 Memiliki pengetahuan tentang sirkulasi uteroplasenta
3 Memiliki pengetahuan tentang kehamilan multipara, persalinan
pervaginam dengan riwayat seksio sesarea sebelumnya
4 Memiliki pengetahuan farmakologi dan interaksi obat antara
sintosnon, metergin, magnesium sulfat, indosin, prostaglandin,
steroid yang biasa dipakai pada pasien obstetrik dengan obat
anestetik
5 Mampu menjelaskan penatalaksanaan preoperatif termasuk
premedikasi dan puasa untuk pasien obstetrik elektif
6 Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat untuk anestesia
umum dan subarahnoid (lihat prosedur anestesia umum dan
subarahnoid)
7 Mampu menjelaskan indikasi anestesia umum atau subarahnoid
untuk pasien obstetrik tanpa penyulit
8 Mampu menjelaskan rencana anestesia subarahnoid untuk
prosedur seksio sesarea (lihat modul dan prosedur anestesia
subarahnoid)
9 Mampu menjelaskan rencana anestesia umum (intubasi, LMA)
untuk prosedur seksio sesarea termasuk teknik induksi cepat dan
penatalaksanaan jalan nafas pada ibu hamil (lihat modul dan
prosedur anestesia umum)
10 Mampu menjelaskan rencana anestesia umum intravena untuk
tindakan kuretase
11 Memiliki pengetahuan tentang aortokaval compression dan
penanganannya
12 Mampu menjelaskan evaluasi bayi baru lahir
13 Mampu menjelaskan penatalaksanaan pospartum, penanganan
nyeri dan mual muntah pascabedah
2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu menentukan status fisis pasien berdasarkan klasifikasi ASA
I-II
2 Mampu menilai kondisi jalan nafas pasien hamil dan membuat
rencana penatalaksanaannya dengan baik
3 Mampu melakukan penatalaksanaan preoperatif termasuk
premedikasi dan puasa untuk kasus obstetrik elektif
4 Mampu melakukan persiapan alat dan obat untuk anestesia
umum dan subarahnoid (lihat prosedur anestesia umum dan
subarahnoid
5 Mampu memberikan anestesia subarahnoid untuk prosedur
seksio sesaria dan operasi tanpa penyulit (lihat modul dan
prosedur anestesia subarahnoid)
6 Mampu memberikan anestesia umum untuk prosedur seksio
sesarea termasuk teknik induksi cepat dan penatalaksanaan
jalan nafas pada ibu hamil (lihat modul dan prosedur anestesia
umum)
7 Mampu melakukan anestesia umum intravena untuk tindakan
kuretase
8 Mampu melakukan evaluasi bayi baru lahir (lihat modul anestesia
umum dan pediatrik)
9 Mampu melakukan penatalaksanaan pospartum, penanganan
nyeri dan mual muntah pascabedah
10 Mampu melakukan pencatatan hal penting dalam rekam medis
preoperatif, intra dan pascabedah terkait dengan tindakan
anesthesia

Checklist obstetric I

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang
2 Penentuan ASA
3 Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat
4 Pemasangan monitor
ANESTESIA
1 Anestesia umum (intubasi, LMA)
2 Anestesia subarahnoid
3 Anestesia intravena
4 Pemberian cairan dan transfusi
5 Komplikasi dan penanganannya
PENATALAKSANAAN PASCABEDAH
1 Pengawasan ABC dan tanda vital
2 Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah
ANESTESIA UNTUK BEDAH ORTOPEDI II

Tujuan
Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik akan mampu melakukan anestesia
umum dengan Intubasi atau LMA (inhalasi), regional SAB, regional anestesia epidural
untuk prosedur bedah ortopedi tertentu (operasi fraktur anggota gerak, hip fracture,
hand surgery, operasi elektif spine servikal/toraksal/lumbal, posterior spinal fusion
scoliosis, artroskopi, total joint replacement pada ekstremitas bawah (sendi lutut
sendi panggul), operasi rekonstruksi , mencakup evaluasi pasien preoperatif,
merancang pelaksanaan anestesia, pemantauan intra operatif, penatalaksanaan
masa pulih dan penatalaksanaan nyeri pascabedah

Referensi
1. Morgan GE. Clinical Anaesthesia 4th ed 2006
2. Barash PG. Clinical Anaesthesia 4th ed. 2006
3. Miller RD. Miller’s Anaesthesia 4th ed, 2005
4. Robert K. Stoelting. Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice .
2006

KOMPETENSI
1. Kognitif
No Materi Ya Tidak
1 Menjelaskan tindakan anestesia umum dengan sungkup (faca
mask), regional SAB, TIVA untuk operasi fraktur anggota gerak
bawah, hip fracture, artroskopi
2 Melakukan identifikasi problema preoperatif yang umum
ditemukan pada pasien ortopedi dan membuat rencana
anestesia yang tepat untuk prosedur bedah ortopedi yang paling
sering
3 Melakukan identifikasi dan mengatasi problema-problema umum
pada pasien trauma serta menjelaskan persiapan preoperatif
untuk pembedahan darurat dan trauma, termasuk puasa,
penggunaan antasid, antagonis H2 dan antiemetic
4 Merencanakan dan memilih obat anestetik inhalasi untuk prosedur
anestesi umum dengan sungkup
5 Menjelaskan farmakologi obat anestetik inhalasi
6 Merencanakan dan memilih obat anestetik intravena
7 Menjelaskan farmakologi obat anestetik intravena
8 Merencanakan dan memilih alat dan obat analgetik lokal untuk
semua prosedur analgesia regional, sesuai dengan lama, lokasi
prosedur bedah, dan beratnya keadaan penyakit
9 Menjelaskan farmakologi analgetik lokal, termasuk hal khusus yang
menentukan onset, durasi , potensi dan toksisitas
10 Merencanakan dan menjelaskan pengaturan posisi pasien,
terutama pada pembedahan tulang belakang (spine surgery),
termasuk akibat yang terjadi bila pengaturan posisi yang tidak
benar, misalnya terjadinya öözing pada lapangan operasi, trauma
pada wajah dan lutut akibat penekanan
11 Merencanakan dan menjelaskan pengaturan posisi pasien pada
operasi tulang belakang servikal (cervical spine surgery) untuk
kemudahan operator dan keselamatan pasien (trauma wajah)
12 Melakukan identifikasi dan mengatasi problema-problema yang
dapat terjadi selama pembedahan, misalnya syok perdarahan
13 Membahas topik-topik spesifik dalam anestesia ortopedi, yang
mencakup turnikepneumatikt, emboluslemak, penyebab trombosis
vena dalam, tromboemboli, embolus paru
14 Menjelaskan dampak dari penyakit-penyakit yang menyertai
pasien ortopedi, seperti hipertensi, penyakit arteri koroner,
rematoid artritis, diabetes melitus, ankilosis spondilitis
15 Menjelaskan dan membedakan penanggulangan nyeri dengan
patient controlled analgesia (PCA) , subarahnoid, suntikan
analgesia lokal intra-artikular, obat-obat antiinflamatori nonsteroid

2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Memberikan anestesia umum dengan sungkup muka, anestesia
umum dengan intubasi, analgesia spinal, dengan peralatan dan
obat-obatan yang benar dan penatalaksanaan pasien
intraoperatif dengan intervensi minimal supervisor
2 Memberikan anestesia yang benar dan aman untuk:
a. debridemen fraktur terbuka anggota gerak bawah
b. reposisi tertutup fraktur atau dislokasi anggota gerak.
c. ORIF fraktur tulang panjang anggota gerak bawah
d. total knee arthroplasty
e. bedah tulang belakang (spine surgery, servikal, toraksal
lumbal)

Checklist Orthopedi II

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang
2 Penentuan ASA
3 Persiapan alat, mesin pembiusan, STATIK, obat
4 Pemasangan monitor
ANESTESIA
1 Anestesia umum (intubasi, LMA)
2 Anestesia subarahnoid, epidural
3 Anestesia intravena
4 Pemberian cairan dan transfuse
5 Komplikasi dan penanganannya
PENATALAKSANAAN PASCABEDAH
1 Pengawasan ABC dan tanda vital
2 Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah
Checklist caudal

No Materi Sudah Belum


dilakukan dilakukan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Informed consent
2 Pemeriksaan fisis dan lab
3 Pemeriksaan tambahan
PROSEDUR BLOK KAUDAL
1 Periksa kesiapan alat (blok kaudal, resusitasi) dan obat
yang diperlukan
2 Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan
antisepsis
3 Pasang monitor Standard pada pasien dan amati
tanda vital pasien
4 Pasang jalur intravena pada pasien, premedikasi bila
perlu
5 Posisikan pasien pada posisi Sims
6 Identifikasi kornu sakralis dan SIPS
7 Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada penunjuk
anatomi yang
ditentukan.
8 Berikan analgesia lokal pada kulit di atas kornu sakralis
9 Lakukan penusukan jarum kateter intravena / Tuohy
dengan sudut 45 derajat dengan sakrum di antara
kedua kornu sakralis, setelah jarum dirasakan melalui
membran sakrakoksigeal atau kontak dengan bagian
ventral kanalis sakralis, jarum ditarik beberapa mm dari
periosteum, diturunkan 5 sampai 15 derajat, dan kateter
diteruskan masuk beberapa mm (bayi/anak ) atau sm
(dewasa). Perhatikan ujung jarum tidak melewati garis
imajiner yang menghubungkan kedua SIPS
10 Cabut stilet jarum kateter intravena/ Tuohy
11 Hubungkan semprit berisi NaCl0,9% dengan hub
kateter/ Tuohy, aspirasi , bila negatif, injeksikan sambil
merasakan loss of resistance ruang epidural dan
meraba tidak adanya penyuntikan intramuskular/
subkutan
12 Lakukan test dose untuk memastikan ujung jarum tidak
terletak di ruang subarahnoid atau intravaskular
13 Masukkan analgesia lokal dengan pelan dan aspirasi
sering sambil tangan non dominan meraba region
sakrum
DURANTE BLOK KAUDAL
1 Monitor ABC, ketinggian blok, intensitas blok
2 Amati perubahan fisiologis yang terjadi, pencegahan
dan penatalaksanaannya
3 Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan
penatalaksanaannya
4 Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
5 Penatalaksanaan ketidaknyamanan pasien bila ada
PASCABEDAH
1 Monitor ABC di ruang pulih
2 Pasien dikembalikan ke ruang rawat
3 Komplikasi yang terjadi, pencegahan
dan penatalaksanaan
KETERAMPILAN DASAR ANESTESIOLOGI III (RJP Neonatus-Dewasa)

Tujuan :

1. Mampu melakukan diagnosis henti jantung pada pasien dewasa,anak-anak


dan bayi/neonatus
2. Mampu melakukan RJP pada pasien-pasien tersebut
3. Mampu menilai hasil RJP
4. Mampu memutuskan kapan menghentikan RJP
5. Mampu kapan merujuk pasien ke ICU

Materi kum/pre test

1. RJP pada pasien dewasa


2. RJP pada anak-anak
3. RJP pada neonatus
4. RJPO (RJP Otak)
5. Penatalaksanaan pasca henti jantung
6. Pencegahan henti jantung

Referensi

1. Clinical Anesthesiology GE Morgan, Jr. 4th ed 2006


2. Pharmacology and Physiology Stoelting ed 4th 2006
3. AHA Guidelines for CPR 2005

Ranah Kompetensi

1. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Mampu menjelaskan sebab-sebab henti jantung
2 Mampu menjelaskan tanda-tanda henti jantung
3 Mampu menjelaskan dampak keterlambatan pertolongan henti
jantung.
4 Mampu menjelaskan langkah-langkah RJP
5 Mampu menjelaskan algoritma RJP
6 Mampu menjelaskan bantuan hidup lanjut
7 Mampu menjelaskan penatalaksanaan jalan nafas dasar
8 Mampu menjelaskan teknik intubasi
9 Mampu menjelaskan kompresi jantung/dada luar pada RJP
secara benar (tempat tumpuan, frekuensi, kekuatan kompresi)
10 Mampu menjelaskan gambaran EKG pada henti jantung.
11 Mampu menjelaskan tentang defibrilasi pada henti jantung
12 Mampu menjelaskan farmakologi obat-obatan yang lazim
dipakai pada RJP
13 Mampu menjelaskan hasil RJP
14 Mampu menjelaskan resusitasi otak
15 Mampu menegakkan diagnosis mati batang otak
2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu menegakkan diagnosis pasien henti jantung
2 Mampu melakukan RJP dengan langkah-langkah yang benar
3 Mampu melakukan penatalaksanaan jalan nafas dengan benar
4 Mampu melakukan pernafasan buatan dengan benar.
5 Mampu melakukan kompresi jantung/dada dengan benar
6 Mampu membaca EKG pasien henti jantung
7 Mampu melakukan defibrilasi sesuai pedoman
8 Mampu memberikan obat-obat resusitasi dengan benar
9 Mampu menilai hasil resusitasi
10 Mampu membuat keputusan untuk menghentikan resusitasi
11 Mampu melakukan transportasi pasien pasca henti jantung ke
ICU

Daftar penilaian RJP

No Penuntun RJP Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
1 Penilaian pasien henti jantung , henti jantung
mengancam
2 Melakukan kompresi dada/jantung luar atau
precordial tumb
3 Melakukan pembebasan jalan nafas atas
4 Menilai pasien bernafas/ tidak bernafas
5 Melakukan pernafasan buatan mulut ke mulut dua kali
6 Melakukan pernafasan buatan dengan balon
resusitator dua kali
7 Melakukan penilaian denyut karotis
8 Melakukan kompresi jantung 30kali dengan laju
100x/menit
9 Melakukan kompresi : ventilasi 30 : 2
10 Melakukan penilaian hasil RJP dasar
11 Melakukan tindakan intubasi
12 Memberikan obat-obatan adrenalin, dan lain lain
13 Melakukan defibrilasi
14 Memberikan obat-obatan antifibrilasi
15 Melakukan penilaian hasil resusitasi
16 Menilai keadaan yang reversibel penyebab henti
jantung
17 Melakukan resusitasi pada anak-anak
18 Melakukan resusitasi pada neonatus.
19 Melakukan resusitasi otak
ANESTESIA BEDAH ONKOLOGI DAN PLASTIK

Tujuan, mengetahui :
1. Indikasi persiapan anestesia bedah umum dan digestif khusus dengan
penyulit
2. Persiapan preoperative
3. Teknik anesthesia
4. Pencegahan komplikasi anesthesia
5. Penatalaksaan pasien pasca-anestesia
6. Teknik rekam medis anesthesia

Referensi
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ, Larson CP. Clinical Anaesthesiology, 3th
ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2002
2. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2006
3. Miller´s Anesthesia RD Miller 6th ed 2005
4. Martini FH. Fundamental of Anatomy & Physiology. 7th ed. 2006

KOMPETENSI
1. Kognitif
No Materi Ya Tidak
1 Menjelaskan anestesia untuk bedah onkologi umum, bedah
rekonstruksi atau bedah plastik, prosedur flap, abdominoplasty,
breast reduction, skin grafting
2 Melakukan identifikasi problema preoperatif yang umum
ditemukan pada pasien onkologi dan plastik/rekonstruksi dan
membuat rencana anestesia yang tepat untuk prosedur bedah
yang paling sering
3 Melakukan identifikasi dan mengatasi problema-problema umum
pada pasien onkologi dan bedah rekonstruksi trauma serta
menjelaskan persiapan preoperatif untuk pembedahan
onkologi/rekonstruksi termasuk puasa dan penggunaan antasid,
antagonis H2 dan antiemetic
4 Merencanakan dan memilih alat dan obat analgetik lokal untuk
semua prosedur analgesia regional, sesuai dengan lama, lokasi
prosedur bedah, dan beratnya penyakit
5 Menjelaskan dasar farmakologi analgetik lokal, termasuk hal
khusus yang menentukan onset, durasi , potensi dan toksisitas
6 Membahas topik topik anestesia yang khusus untuk bedah
onkologi dan rekonstruksi
7 Menjelaskan problema penyakit penyerta, seperti penyakit
respirasi, hipertensi, penyakit arteri koroner, diabetes melitus dan
penyakit endokrin/metabolik yang lain
8 Menjelaskan dan membedakan penanggulangan nyeri dengan
patient controlled analgesia (PCA) menggunakan beberapa
jenis opiat , subarahnoid, epidural, kateter saraf perifer kontinyu,
obat-obat antiinflamatori nonsteroid
9 Menjelaskan teknik hemodilusi dan konservasi darah perioperatif
2. Psikomotor
No Materi Ya Tidak
1 Memberikan anestesia umum dengan alat dan obat yang benar
dan penatalaksanaan pasien intraoperatif dengan sesedikit
mungkin intervensi oleh staf
2 Melakukan analgesia regional dengan alat dan obat yang benar
dan penatalaksanaan pasien intraoperatif dengan sesedikit
mungkin intervensi oleh staf
3 Melakukan tindakan anestesia yang benar dan aman untuk:
a. bedah onkologi kepala dan leher
b. bedah plastik kepala dan leher
c. prosedur flap
d. abdominoplasty
e. breast reduction dan reconstruction
f. skin grafting.
4 Mampu mengelola jalan nafas sulit pada bedah onkologi dan
bedah plastik daerah kepala dan leher

Checklist bedah plastic dan onkologi


No Materi Sudah Belum
dikerjakan dikerjakan
Kunjungan preoperasi
1 Penilaian pasien pemeriksaan fisis dan laboratorium
2 Penetapan status fisis pasien
3 Merencanakan tindakan anestesia umum atau
regional
4 Merencanakan algoritma pada intubasi sulit
5 Merencanakan penanggulangan nyeri pascabedah
6 Informed consent
7 Menyiapkan kelengkapan alat-alat dan obat-obat
untuk tindakan anestesia yang telah direncakan,
termasuk mesin anestesia, cairan, darah, alat dan
obat-obat resusitasi dll
8 Menyiapkan jenis pemantauan selama anestesia
9 Menyiapkan pengaturan posisi pasien selama operasi
10 Merencakan teknik khusus : seperti teknik hipotensi bila
diperlukan
11 Melakukan antisipasi terhadap keadaan emergence
12 Mempersiapkan terapi nyeri pascabedah
13 Mengetahui indikasi pasien masuk ICU
ANESTESIA BEDAH UROLOGI

Tujuan, mengetahui :
1. Indikasi persiapan anestesia bedah urologi dengan penyulit
2. Persiapan-persiapan preanestesia bedah urologi
3. Teknik anestesia bedah urologi
4. Pencegahan komplikasi-komplikasi anestesia bedah urologi
5. Penatalaksaan pasien pasca-anestesia bedah urologi
6. Teknik rekam medis anestesia bedah urologi

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 3th ed, New
York-Chicago-San Francisco: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006.
2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anesthesia, 5th ed, New York:
Lippincott Williams & Wilkins; 2006
3. Miller RD. Miller´s Anesthesia, 6th ed, Philadelphia-London-Toronto: Churchill
Livingstone; 2005
4. Martini FH. Fundamental of Anatomy & Physiology. 7th ed, 2006

KOMPETENSI

1. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Menjelaskan indikasi untuk pembedahan urologi
2 Menjelaskan persiapan preanestesia untuk pembedahan urologi,
termasuk pasien gagal ginjal dengan hemodialisa reguler
3 Menjelaskan implikasi perioperatif gagal ginjal akut/kronik
4 Menjelaskan konsekuensi fisiologik operasi endoskopik prostat
5 Menjelaskan posisi untuk nefrektomi
6 Menjelaskan implikasi perdarahan vena kava inferior karena
keganasan ginjal
7 Menjelaskan implikasi penyakit primer yang menyertai bedah
urologi termasuk distres pernafasan, hipertensi, penyakit jantung
koroner, dan diabetes
8 Menjelaskan penanggulangan nyeri pascabedah dengan obat-
obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)dan opioid epidural/sistemik
9 Menjelaskan analgesia regional untuk bedah urologi mayor
10 Menjelaskan implikasi Extracorporeal Shock Wave Lithothrypsi
(ESWL)
11 Menjelaskan gejala-gejala dan tanda-tanda sindroma
Transurethral Reseksion of the Prostate (TURP syndrome)
2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan penatalaksanaan jalan nafas normal atau
dengan derajat kesulitan sedang memakai bag-mask, LMA, dan
pipa endotrakeal
2 Mampu mengoperasionalkan alat-alat pemantauan secara
benar dan menjelaskan risiko dan keuntungan penggunaan
pemantauan invasif
3 Mampu melakukan dan mempertahankan akses vena
4 Mampu melakukan induksi dan pemeliharaan anestesia umum
pada pasien ASA-I dan II, serta ASA III dan IV dengan lebih mandiri
5 Mampu memberikan analgesia regional spinal, epidural secara
lebih mandiri
6 Mampu menginterpretasi hasil analisa gas darah, dan
menjelaskan gangguan keseimbangan asambasa yang paling
sering, termasuk asidosis dan alkalosis metabolik serta
perencanaan terapinya
7 Mampu mengenali gejala-gejala dan tanda-tanda sindroma TURP
dan cara penatalaksanaannya

Checklist bedah urologi


No Materi Sudah Belum
dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESI
1 Informed consent
2 Puasa yang cukup
3 Pemeriksaan mesin anestesia menyeluruh
4 Pemasangan akses intravena
5 Pemeriksaan peralatan dan instrumen anestesia
lainnya
6 Obat-obat anestetik
7 Obat-obat darurat
ANESTESIA UMUM DENGAN SUNGKUP/ETT/LMA/TIVA
1 Premedikasi
2 Induksi anestesia
3 Pemeliharaan anestesia
4 Pemulihan aanestesia
ANALGESIA REGIONAL: BLOK EPIDURAL/SAB
1 Posisi pasien (duduk atau lateral)
2 Penunjuk anatomi daerah tempat insersi jarum
3 Desinfeksi daerah tempat insersi jarum dan sekitarnya
4 Pemasangan kain penutup steril
5 Alat-alat dan obat-obat analgetik regional
PERAWATAN PASCA-ANESTESIA
1 Komplikasi dan penatalaksanaannya
2 Pengawasan terhadap jalan nafas, pernafasan, dan
sirkulasi (Jalan nafas, Breathing, dan Circulation)
ANESTESIA BEDAH THT I

Tujuan
Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik akan mempunyai cukup pengetahuan
dan kemampuan untuk melakukan pelayanan anestesiologi untuk berbagai
prosedur bedah THT sederhana tanpa penyulit, mencakup evaluasi pasien
preoperatif, merancang pelaksanaan anestesia, pemberian anestesia intraoperatif,
pemantauan pasien, penatalaksanaan masa siuman (emergence) dan
pascabedah (pemulihan).

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins ; 2006

KOMPETENSI
1. Kognitif
No Materi Ya Tidak
1 Mampu menginterpretasikan anatomi jalan nafas atas, laring
hingga trakea dan telinga
2 Mampu mendiskusikan efek pemakaian N2O pada bedah telinga
tengah
3 Mampu mendiskusikan tingginya insiden PONV pascabedah telinga
4 Mampu menjelaskan teknik hipotensi
5 Mampu menjelaskan interaksi katekolamin dengan zat volatil
6 Mampu menjelaskan pengaruh vasokonstriktor lokal terhadap
kardiovaskular dan penatalaksanaan masuknya secara tak sengaja
infiltrasi epinefrin ke dalam intravascular
7 Mampu menjelaskan teknik pembiusan tonsilektomi beserta risiko
dan komplikasi serta penanganannya
8 Mampu menjelaskan mekanisme terjadinya spasme laring dan
penanganannya
9 Mengetahui patofisiologi “apnea tidur”
10 Menjelaskan alasan untuk mengeliminasi N2O dari campuran gas
anestetik selama periode apnea
11 Mendiskusikan ”apneic oxygenation” dan kecepatan peningkatan
PaCO2 yang terjadi
2. Psikomotor
No Materi Ya Tidak
1 Memberikan anestesia pada semua prosedur yang disebutkan
dalam sasaran keterampilan kognitif
2 Menangani perubahan kardiovaskular akibat penggunaan
epinefrin oleh ahli bedah THT
3 Memberikan anestesia untuk pembedahan tumor kepala-leher,
termasuk pemantauan, manajemen cairan dan penanganan
nyeri pascabedah
4 Mencegah dan mengatasi PONV
5 Memberikan analgesia topikal pada jalan nafas, termasuk injeksi
transkrikoid
6 Memberikan propofol untuk induksi anesthesia maupun sedasi
7 Melakukan teknik hipotensi
Checklist penuntun belajar

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang
2 Penentuan ASA
3 Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat
4 Pemasangan monitor
ANESTESIA
1 Anestesia umum (intubasi, LMA)
2 Anestesia subarahnoid
3 Anestesia intravena
4 Pemberian cairan dan transfusi
5 Komplikasi dan penanganannya
PENATALAKSANAAN PASCABEDAH
1 Pengawasan ABC dan tanda vital
2 Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah
ANESTESIA BEDAH MATA

Tujuan :
Setelah mengikuti rotasi ini peserta didik mempunyai cukup pengetahuan dan
kemampuan untuk melakukan pelayanan anestesiologi untuk berbagai prosedur
bedah mata baik untuk operasi rawat jalan maupun rawat inap
a. mencakup evaluasi pasien preoperative
- mampu memahami tentang anatomi mata dan fisiologi TIO
- farmakologi obat-obatan topikal mata
- farmakologi obat-obat analgetik lokal
- kelainan-kelainan kongenital multipel yang melibatkan kelainan mata
b. merancang pelaksanaan anesthesia
c. pemberian anestesia intraoperatif
- patofisiologi mual-muntah
- patofisiologi refleks okulokardiak
- patofisiologi sindroma seperti hipertermia malignan
- anestesia bedah mata intraocular
- anestesia bedah mata ekstraokular
d. pemantauan pasien dalam sedasi ringan sampai berat, pemantauan pasien
anestesi umum
e. penatalaksanaan masa siuman (emergence) yang mulus
f. mencegah komplikasi yang mungkin terjadi dan penatalaksanaan
pascabedah (pemulihan).

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins ; 2006

KOMPETENSI
1. Kognitif
No Materi Ya Tidak
1 Memahami anatomi mata dan inervasi yang dapat
berhubungan dengan anesthesia
2 Memahami fisiologi tekanan intraokular dan hal-hal yang
mempengaruhinya
3 Memahami farmakologi dan dampak fisiologik obat-obat topikal
yang biasa digunakan dalam prosedur bedah mata serta
interaksinya dengan obat-obat anestetik
4 Memahami seleksi pasien untuk bedah mata rawat jalan
5 Memahami persiapan prabedah, antara lain:
a. puasa pada pasien dewasa dan pediatric
b. premedikasi
c. persetujuan setelah menerima informasi yang adekuat
6 Memahami pemantauan standard yang harus ada pada setiap
prosedur bedah mata
7 Memahami teknik anestesia yang benar untuk berbagai
prosedur bedah mata
8 Memahami risiko dan komplikasi berbagai prosedur bedah mata
2. Psikomotor
No Materi Ya Tidak
1 Melakukan pemeriksaan dan persiapan anestesia yang benar
untuk pasien bedah mata
2 Mendeteksi kelainan fisis maupun sistem tubuh yang diderita
pasien bedah mata, membuat klasifikasi ASA dengan benar
serta merencanakan teknik anesthesia yang tepat, termasuk
persiapannya
3 Menjelaskan teknik analgesia regional untuk bedah mata
4 Melakukan teknik anestesia untuk mencegah peningkatan
tekanan intraocular
5 Memberikan anestesia umum dengan teknik yang tepat untuk
bedah mata
6 Melakukan pemantauan yang cermat dihubungkan dengan
risiko dan komplikasi bedah mata
7 Dapat mendeteksi dini komplikasi yang terjadi dan mengambil
tindakan yang tepat untuk mengatasi
8 Mampu menjelaskan keuntungan dan kerugian ”ekstubasi
sadar” dan ”ekstubasi dalam”

Checklist operasi mata


No Materi Sudah Belum
dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan penunjang
2 Penentuan ASA
3 Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat
4 Pemasangan monitor
ANESTESIA
1 Anestesia umum (intubasi, LMA)
2 Teknik MAC
3 Ekstubasi dan emergens yang mulus
4 Pemberian cairan
5 Komplikasi dan penanganannya
PENATALAKSANAAN PASCABEDAH
1 Pengawasan ABC dan tanda vital
2 Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah
ANESTESIA BEDAH PEDIATRI I

Tujuan :
1. Memiliki pengetahuan mengenai anatomi, fisiologi, patofisiologi,
farmakologi,dan prinsip-prinsip teknik anestesia pada bayi dan anak.
2. Melatih kemampuan dan keterampilan dalam memberikan anestesia untuk
prosedur pembedahan bayi dan anak yang sederhana , mencakup evaluasi
dan penilaian kondisi pasien preoperatif, merancang penatalaksanaan
anestesia, melakukan tindakan anestesia intraoperatif, pemantauan selama
operasi, penatalaksanaan masa siuman dan pemulihan serta
penanggulangan nyeri pascabedah.
3. Melatih kemampuan untuk mengatasi kondisi kedaruratan dan komplikasi
tindakan anesthesia pada bayi dan anak

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins ; 2006
3. Fundamental of Anatomy & Physiology FH Martini 7th ed 2006
4. Basic & Clinical Pharmacology Katzung BG 9th ed 2004
5. Miller´s Anesthesia RD Miller 6th ed 2005
6. Pharmacology & Physiology in Anesthetic Practice RK Stoelting 4th ed 2006.
7. Anesthesia for Infans and Children Smith et al 7th ed 2006.

KOMPETENSI
1. Kognitif
No Materi Ya Tidak
1 Mampu menjelaskan perbedaan anatomi, fisiologi, farmakologi
dan psikologis pada bayi anak dan orang dewasa
2 Mampu menjelaskan hal apa saja yang perlu diperhatikan pada
kunjungan praanestesia, meliputi anamnesis, pemeriksaan fisis,
pemeriksaan penunjang, premedikasi, puasa pada bayi dan
anak
3 Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien bayi
dan anak dengan infeksi saluran nafas atas
4 Mampu menjelaskan jenis dan ukuran ETT, LMA, laringoskop ,
sistem sirkuit nafas beserta peralatan pelengkap lain (cunam
Magill, stilet,jalan nafas oro/nasofarings, dll) yang dipakai untuk
anestesia bayi, anak
5 Mampu menjelaskan pemberian cairan perioperatif bayi dan
anak, seperti jumlah dan jenis cairan yang diberikan
6 Mampu menghitung volume darah total dan banyaknya
perdarahan yang boleh hilang selama operasi dan kapan
membutuhkan transfusi darah
7 Mampu menjelaskan obat premedikasi apa saja , cara
pemberiannya serta penyulit yang bisa ditimbulkan dari
pemberian obat premedikasi untuk bayi dan anak
8 Mampu menjelaskan cara induksi kasus bedah sederhana untuk
bayi dan anak
9 Mampu menjelaskan bagaimana melaksanakan pemulihan
yang mulus dan mengatasi nyeri pascabedah pada kasus
sederhana bayi dan anak
10 Mampu menjelaskan mekanisme terjadinya spasme laring,
spasme bronkus, edema glotis pada bayi dan anak
11 Mampu menjelaskan cara mencegah dan mengatasi spasme
laring, spasme bronkus, edema glottis yang terjadi pada bayi
dan anak
12 Mampu menjelaskan penatalaksanaan analgesia regional
kaudal epidural , dosis dan jenis obat analgetik lokal apa saja
yang dapat dipakai untuk bayi dan anak serta penyulit yang
bisa ditimbulkan

2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan RJP pada bayi dan anak
2 Mampu melakukan tindakan anestesia , pemantauan ,
penatalaksanaan masa siuman dan pemulihan pada kasus
bedah sederhana
3 Mampu mengevaluasi jalan nafas yang normal dan abnormal
secara klinis dan radiologis pada bayi dan anak
4 Mampu melakukan ventilasi pada bayi dan anak dengan jalan
nafas yang normal maupun dengan kelainan, menggunakan
sungkup muka, balon dan jalan nafas orofaring yang sesuai
5 Mampu melakukan intubasi pada bayi dan anak dengan jalan
nafas yang normal maupun dengan kelainan, menggunakan
laringoskop, ETT, LMA yang sesuai
6 Mampu memasang jalur intravena, intraosseus,vena umbilikalis
pada pasien bayi dan anak
7 Mampu memberikan terapi cairan perioperatif kasus bayi dan
anak
8 Mampu melakukan transfusi darah dan memakai penghangat
intraoperatif kasus bayi dan anak
9 Mampu melakukan analgesia regional kaudal epidural pada
bayi
10 Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri pascabedah pada
bayi dan anak
11 Mampu mengenali dan mengatasi spasme laring, spasme
bronkus, edema glotis dan trakea pada bayi dan anak
Checklist pediatric

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRE ANESTESIA
1 Persetujuan setelah mendapatkan informasi yang
adekuat
2 Persiapan puasa
3 Anamnesa/heteroanamnesa & pemeriksaan fisis
4 Pemeriksaan tambahan
5 Pendekatan psikologis
6 Pemeriksaan mesin anesthesia, gas anestesia,
pengisap
7 Cairan dan darah tersedia
8 Infusi lancer
9 Peralatan intubasi dan obat-obatan anestesia, obat
darurat
10 Pemantauan fungsi vital
11 DC syok siap & berfungsi
PELAKSANAAN ANESTESIA
1 Premedikasi
2 Induksi anesthesia
3 Intubasi dan/atau regional anesthesia
4 Penderita diatur dalam posisi yag diperlukan
Perhatikan penyulit potensial akibat posisi
5 Rumatan anesthesia
6 Pemulihan dari anesthesia
7 Perawatan dan pemantauan di ruang pulih
8 Penatalaksanaan nyeri pascabedah
TRAUMATOLOGI II

Tujuan :
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan :
1. Melakukan penatalaksanaan lanjut pasien trauma baik fase critical care
tanpa pembedahan, fase pembedahan dan pascabedah
2. Mampu menangani pasien setelah melalui survey primer urutan ABC. Pasien
menjalani berbagai pemeriksaan, klinis, neurologik, laboratorium, radiologi,
CTScan, dan pemeriksaan diagnostik lain invasif atau noninvasif untuk
persiapan anesthesia jika diperlukan pembedahan; sesuai lokasi trauma yang
dialami pasien.
3. Mampu mengelola pasien perioperatif sampai dirawat di ICU

Referensi :
1. Primary Trauma Care Course Manual (current edition)
2. Darurat Medicine Manual (to be announced)
3. Trauma anesthesia and critical care (ITAMLS publication)
4. Clinical Anesthesiology GE Morgan, Jr. 4th ed 2006
5. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2006

KOMPETENSI

1. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Mampu menjelaskan kebutuhan pemantauan fungsi vital pada
pasien trauma yang tidak memerlukan pembedahan segera
2 Mampu menjelaskan kebutuhan bantuan hidup pada pasien
trauma yang tidak memerlukan pembedahan segera
3 Mampu menjelaskan kebutuhan anestesia yang khusus untuk
berbagai pembedahan penyelamatan (damage control surgery)
4 Mampu menjelaskan kebutuhan anestesia yang khusus untuk
pembedahan definitive
5 Mampu menjelaskan bantuan nafas, sirkulasi, kendali tekanan
intra-kranial, nutrisi artifisial, bantuan renal, langkah penanganan
sepsis dan analgesia pada pasien trauma yang tidak memerlukan
pembedahan segera
6 Mampu menjelaskan bantuan nafas, sirkulasi, kendali tekanan
intra-kranial, nutrisi artifisial, bantuan renal, langkah penanganan
sepsis dan analgesia pada pasien trauma yang menjalani
pembedahan dan pada masa pascabedah
7 Mampu menjelaskan teknik hemodilusi dan transfusi masif
8 Mampu menjelaskan hipotermia insidental maupun hipotermia
yang disengaja untuk konservasi organ
2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan perawatan perioperatif dan peritrauma
2 Mampu melakukan pemantauan fungsi vital dengan alat maupun
tanpa alat
3 Mampu melakukan Prolonged Life Support di bidang pernafasan,
sirkulasi darah dan kesadaran serta fungsi otak
4 Mampu melakukan komunikasi dan koordinasi perawatan pasien
dengan tim dokter spesialis lain dan tim perawat serta paramedis
lainnya
5 Mampu memberikan anestesia khusus untuk pembedahan
penyelamatan maupun pembedahan definitif
6 Mampu membaca ECG dan foto sinar-X toraks, vertebra servikal,
dan CT scan kepala

Checklist penuntun belajar

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
EVALUASI PASIEN TRAUMA PASCA RESUSITASI AWAL
1 TANGGAPAN FISIOLOGI AKIBAT ANESTESIA
2 MENILAI HASIL PEMERIKSAAN NEUROLOGIK termasuk
Skala GCS
3 MENILAI HASIL PEMERIKSAAN DARAH
4 MENILAI HASIL PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL
5 MENILAI HASIL PEMERIKSAAN FUNGSI HATI
6 MENILAI HASIL PEMERIKSAAN FUNGSI ENDOKRIN
7 MENILAI HASIL FOTO-FOTO SESUAI LOKASI TRAUMA,
CTScan atau lainya seperti, FAST, DPL
8 MENILAI HASIL EKG
9 MENENTUKAN STATUS FISIS ASA
PERSIAPAN PRAANESTESIA DI KAMAR OPERASI
a. Persiapan mesin anesthesia
b. Persiapan STATICS
PERSIAPAN OBAT-OBAT DAN CAIRAN INFUSI
1 Persiapan dan pemasangan alat-alat monitor
2 Pemantauan selama anestesia
3 Penatalaksanaan pascabedah di ruang pulih
4 Penanggulangan nyeri
ANALGESIA REGIONAL II

Tujuan :
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi
fungsional, fisiologi anestesia kaudal, dapat memberikan anestesia kaudal, secara
baik dan benar, melakukan penatalaksanaan komplikasi anestesia kaudal.

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins ; 2006

Kompetensi

1. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Mampu menjelaskan anatomi tulang belakang, medula spinalis
dan rongga epidural, lapisan-lapisannya mulai dari kulit, ligamen-
ligamen, sampai ke rongga epidural, regio sakralis, hiatus sakralis.
2 Mampu menjelaskan perubahan fisiologi yang terjadi pada
anestesia kaudal
3 Mampu menjelaskan berbagai teori timbulnya tekanan negatif
pada rongga kaudal.
4 Mampu menjelaskan mekanisme kerja obat analgetik lokal pada
anestesia kaudal
5 Mampu menjelaskan persiapan preoperatif termasuk kunjungan
preanestesia dan melakukan identifikasi kelainan atau penyakit
pasien yang akan mempengaruhi jalannya anestesia kaudal.
6 Mampu menjelaskan rencana penatalaksanaan anestesia
kaudal
7 Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat yang akan dipakai
untuk anesthesia kaudal.
8 Mampu menjelaskan prosedur tindakan anestesia kaudal yang
baik dan benar.
9 Mampu menyebutkan beberapa cara pemasangan jarum
kaudal
10 Mampu menjelaskan level ketinggian minimal dan jenis blok yang
diinginkan termasuk dermatom yang dipengaruhinya, untuk
masing-masing tindakan operasi yang akan dilakukan.
11 Mampu menjelaskan indikasi dan indikasi-kontra tindakan
anestesia kaudal.
12 Mampu menyebutkan jenis obat, dosis, konsentrasi,
pengenceran, mula kerja, lama kerja obat analgetik lokal yang
dapat dipakai untuk anestesia epidural serta jenis adjuvan yang
dapat mempengaruhi atau membantu kerja obat analgetik lokal.
13 Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
penyebaran obat, ketinggian blok anestesia kaudal.
14 Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi mula dan
masa kerja obat pada anestesia kaudal.
15 Mampu menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada
anestesia epidural, tanda- tanda dan gejala, cara mencegah
dan mengatasi komplikasi tersebut.
16 Mampu menjelaskan penatalaksanaan pencabutan kateter
epidural pada pasien yang mendapat terapi antikoagulan.

2. Psikomotor
No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan persiapan preoperatif termasuk kunjugan
preanestesia, memilih pasien yang sesuai untuk anestesia kaudal
dan melakukan identifikasi kelainan atau penyakit pasien yang
akan mempengaruhi jalannya anestesia.
2 Mampu melakukan persiapan alat (alat anestesia epidural) dan
obat (analgesia lokal, adjuvan, obat resusitasi) untuk anestesia
kaudal.
3 Mampu melakukan prosedur tindakan anestesia kaudal. yang
baik dan benar dengan berbagai cara pendekatan
4 Mampu memeriksa level ketinggian minimal dan jenis blok yang
diinginkan termasuk dermatom, miotom dan osteotom yang
dipengaruhinya pada anestesia kaudal sehingga sesuai untuk
kebutuhan masing-masing tindakan operasi yang akan dilakukan.
5 Mampu menyiapkan berbagai jenis obat, dosis, konsentrasi,
pengenceran dan memakai berbagai jenis obat analgetik lokal
yang dapat dipakai untuk anestesia kaudal serta jenis adjuvan
yang dapat mempengaruhi atau membantu kerja obat analgetik
local
6 Mampu melakukan monitor pasien dalam anestesia epidural
lumbal
7 Mampu mengenali perubahan fisiologis yang terjadi pada
anestesia kaudal, dan penatalaksanaannya
8 Mampu mengenali tanda- tanda dini komplikasi yang terjadi
pada anestesia epidural lumbal, melakukan pencegahan dan
mengatasi komplikasi tersebut
9 Mampu melakukan pencabutan kateter kaudal dengan benar
terutama pada pasien yang mendapat terapi antikoagulan

Checklist caudal
No Materi Sudah Belum
dilakukan dilakukan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Informed consent
2 Pemeriksaan fisis dan lab
3 Pemeriksaan tambahan
PROSEDUR BLOK KAUDAL
1 Periksa kesiapan alat (blok kaudal, resusitasi) dan obat
yang diperlukan
2 Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan
antisepsis
3 Pasang monitor Standard pada pasien dan amati
tanda vital pasien
4 Pasang jalur intravena pada pasien, premedikasi bila
perlu
5 Posisikan pasien pada posisi Sims
6 Identifikasi kornu sakralis dan SIPS
7 Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada penunjuk
anatomi yang
ditentukan.
8 Berikan analgesia lokal pada kulit di atas kornu sakralis
9 Lakukan penusukan jarum kateter intravena / Tuohy
dengan sudut 45
derajat dengan sakrum di antara kedua kornu sakralis,
setelah jarum dirasakan melalui membran
sakrakoksigeal atau kontak dengan bagian ventral
kanalis sakralis, jarum ditarik beberapa mm dari
periosteum, diturunkan 5 sampai 15 derajat, dan kateter
diteruskan masuk beberapa mm (bayi/anak ) atau sm
(dewasa). Perhatikan ujung jarum tidak melewati garis
imajiner yang menghubungkan kedua SIPS
10 Cabut stilet jarum kateter intravena/ Tuohy
11 Hubungkan semprit berisi NaCl0,9% dengan hub
kateter/ Tuohy, aspirasi ,
bila negatif, injeksikan sambil merasakan loss of
resistance ruang epidural dan meraba tidak adanya
penyuntikan intramuskular/ subkutan
12 Lakukan test dose untuk memastikan ujung jarum tidak
terletak di ruang
subarahnoid atau intravaskular
13 Masukkan analgesia lokal dengan pelan dan aspirasi
sering sambil tangan non dominan meraba regio
sakrum
DURANTE BLOK KAUDAL
1 Monitor ABC, ketinggian blok, intensitas blok
2 Amati perubahan fisiologis yang terjadi, pencegahan
dan penatalaksanaannya
3 Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan
penatalaksanaannya
4 Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
5 Penatalaksanaan ketidaknyamanan pasien bila ada
PASCABEDAH
1 Monitor ABC di ruang pulih
2 Pasien dikembalikan ke ruang rawat
3 Komplikasi yang terjadi, pencegahan
dan penatalaksanaan
SEMESTER IV

1. Modul Anestesia Obstetrik II


2. Modul Anestesia Bedah THT II
3. Modul Anestesia Regional III (epidural)
4. Modul Anestesia di luar Kamar Bedah
5. Modul Anestesia dan Penyakit Khusus
6. Modul Post Anesthesia Care Unit
ANESTESIA OBSTETRI II

Tujuan :
Untuk dapat mengelola pasien obsteri anestesia diperlukan pengetahuan dan
keterampilan dalam penatalaksanaan perioperatf dari mulai persiapan prabedah
sampai penatalaksanaan pascabedah. Melalukan penatalaksanaan nyeri
persalinan dan memberikan anestesia umum atau regional untuk seksio sesarea
pada seksio sesarea dengan penyulit
1. Preeklampsia atau eklampsia.
2. Kehamilan dengan penyakit berat yang menyertai.
3. Embolus air ketuban.
4. Pneumonia asam (aspirasi) dan sindrom Mendellson.
5. Sindrom Meigs

Referensi :
1. Clinical Anesthesiology GE Morgan, Jr 4th ed 2006
2. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2006
3. Miller´s Anesthesia RD Miller 6th ed 2005

KOMPETENSI

1. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Memiliki variabilitas denyut jantung janin, persalinan kurang
bulan (prematur), asfiksia neonatus
2 Memiliki pengetahuan tentang kehamilan multipara, persalinan
pervaginam dengan riwayat seksio sesarea sebelumnya,
perdarahan ante, intra dan pospartum
3 Memiliki pengetahuan tentang preeklampsia, eklampsia,
sindrom HELLP
4 Mampu menjelaskan tanda-tanda embolusair ketuban dan
penatalaksanaannya
5 Mampu menjelaskan tanda-tanda pneumonia asam (aspirasi)
dan sindrom Mendellson
6 Memiliki pengetahuan tentang sindrom Meigs pada kasus tumor
7 Mampu menjelaskan kelainan atau penyakit pasien obstetrik
dengan risiko tinggi yang akan mempengaruhi jalannya
anestesia
8 Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat untuk anestesia
umum dan regional meliputi subarahnoid, epidural, kaudal (lihat
prosedur anesthesia umum dan regional)
9 Mampu menjelaskan indikasi anestesia umum atau regional
untuk kasus obstetrik dan dengan penyulit dan penyakit
penyerta
10 Mampu menjelaskan rencana analgesia regional untuk
prosedur bedah obstetrik dan (lihat modul dan prosedur
analgesia regional)
11 Mampu menjelaskan rencana anestesia umum untuk prosedur
bedah obstetric dan termasuk teknik induksi cepat dan
penatalaksanaan jalan nafas sulit pada ibu hamil (lihat modul
dan prosedur anestesia umum)
12 Mampu menjelaskan penatalaksanaan cairan dan transfusi
darah pada kasus Obstetric
13 Mampu menjelaskan evaluasi dan resusitasi bayi baru lahir
14 Mampu menjelaskan penatalaksanaan anestesia operasi non
obstetrik pada pasien obstetric
15 Mampu menjelaskan penatalaksanaan anestesia operasi
laparoskopi
16 Mampu menjelaskan tentang ILA (Intrathecal labor analgesia)
dan PCEA (Patient controlled epidural analgesia) untuk
persalinan pervaginam
17 Mampu menjelaskan tindakan resusitasi ibu hamil
18 Mampu menjelaskan penatalaksanaan pospartum dan
pascabedah termasuk penanganan nyeri dan mual muntah
19 Mampu menjelaskan indikasi rawat ICU pascabedah

2. Psikomotor
No Materi Ya Tidak
1 Mampu menentukan status fisis pasien obstetrik- dengan penyulit
atau penyakit penyerta berdasarkan klasifikasi ASA (III keatas)
2 Mampu menilai kondisi jalan nafas pasien hamil dengan tingkat
kesulitannya, dan membuat rencana penatalaksanaannya
dengan baik
3 Mampu melakukan identifikasi kelainan atau penyakit penyulit
preoperative pasien dengan risiko tinggi (preeklampsia,
eklampsia, sindrom HELLP, kelainan jantung, sindrom Meigs dll)
yang akan mempengaruhi jalannya anestesia dan melakukan
penatalaksanaannya
4 Mampu melakukan analgesia regional meliputi subarahnoid,
epidural, kaudal untuk prosedur bedah kasus obstetrik dan
dengan penyulit atau kelainan penyerta (lihat modul dan
prosedur analgesia regional)
5 Mampu memberikan anestesia umum untuk prosedur bedah
obstetrik dan termasuk teknik induksi cepat dan penatalaksanaan
jalan nafas sulit pada ibu hamil (lihat modul dan prosedur
anestesia umum)
6 Mampu mengenali komplikasi (hipertensi, hipotensi, edema paru,
aspirasi, penurunan kesadaran dll) pada kasus obstetrik dan cara
penanganannya
7 Mampu melakukan terapi cairan dan transfusi darah pada kasus
obsterik
8 Mampu memberikan anestesia operasi non obstetrik pada pasien
obstetric
9 Mampu memberikan anestesia operasi laparoskopi
10 Mampu melakukan ILA (Intrathecal labor analgesia) dan PCEA
(Patient controlled epidural analgesia) untuk persalinan
pervaginam
11 Mampu melakukan resusitasi ibu hamil
12 Mampu melakukan evaluasi dan resusitasi bayi baru lahir (lihat
modul anestesia umum dan pediatric)
13 Mampu melakukan penatalaksanaan pospartum, penanganan
nyeri dan mual muntah
14 Mampu melakukan pencatatan hal penting dalam rekam medis
preoperatif, intra dan pascabedah terkait dengan tindakan
anesthesia
15 Mampu menentukan indikasi rawat ICU pascabedah

Checklist obstetric II
No Materi Sudah Belum
dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang
2 Penentuan ASA
3 Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat
4 Pemasangan monitor
ANESTESIA
1 Anestesia umum (intubasi, LMA)
2 Anestesia subarahnoid
3 Anestesia intravena
4 Pemberian cairan dan transfuse
5 Komplikasi dan penanganannya
PENATALAKSANAAN PASCABEDAH
1 Pengawasan ABC dan tanda vital
2 Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah

Checklist prosedur anesthesia intravena


No Materi Sudah Belum
dikerjakan dikerjakan
1 Persiapan operasi elektif : puasa 6-8 jam (pasien
dewasa)
2 Periksa kesiapan mesin anestesia, peralatan anestesia
dan obat-obat anestetik
3 Berikan premedikasi secara IV atau IM
4 Berikan oksigen 3- 6 l/ mnt dengan nasal kanul atau
sungkup muka
5 Lakukan induksi dengan obat intravena
6 Monitor fungsi vital: oksigensi, saturasi Hb (SpO2),
ventilasi(ETCO2), tekanan darah, nadi, EKG, suhu,
aliran cairan infusi, produksi urin, perdarahan
7 Atur kebutuhan obat suplemen analgetik opioid, dan
kebutuhan sedasi
8 Akhir tindakan yakinkan pasien bernafas spontan dan
volume nafas adekuat (kecuali bila direncanakan
untuk melanjutkan bantuan nafas pascabedah) Bila
perlu berikan antidotum zat yang menyebabkan
apnea berkepanjangan atau hipoventilasi
9 Harus selalu diawasi keadaan jalan nafas dan
pernafasan sampai ke ruang pulih
10 Berikan analgetik adekuat pascabedah
Checklist prosedur Induksi cepat

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
1 Periksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan
2 Diperlukan seorang asisten untuk melakukan manuver
Sellick (penekanan pada krikoid)
3 Berikan preoksigenasi dengan oksigen 100% selama 3-
5 menit
4 Berikan obat induksi dan pelumpuh otot kerja cepat
5 Posisikan kepala pasien dengan leher ekstensi
6 Asisten melakukan penekanan pada krikoid
7 Buka mulut dan masukkan daun laringoskop melalui
sudut kanan mulut
8 Tempatkan ujung daun pada valekula
9 Angkat epiglotis sampai tampak rima glotis dan pita
suara
10 Masukkan pipa endotrakeal dengan tangan kanan
11 Asisten tetap melakukan penekanan pada krikoid
sampai posisi pipa endotrakeal sudah tepat di atas
karina, di mana bunyi nafas kanan dan kiri sama
dengan ventilasi buatan
ANALGESIA REGIONAL III

Tujuan :
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi
fungsional, fisiologi anestesia epidural, dapat memberikan anestesia epidural,
secara baik dan benar, melakukan penatalaksanaan komplikasi anestesia epidural

Referensi :
3. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
4. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins ; 2006

Kompetensi

3. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Mampu menjelaskan anatomi tulang belakang, medula spinalis
dan rongga epidural, lapisan-lapisannya mulai dari kulit, ligamen-
ligamen, sampai ke rongga epidural, regio sakralis, hiatus sakralis,
fungsional anatomi pleksus brakialis dan pleksus lumbosacral
2 Mampu menjelaskan perubahan fisiologi yang terjadi pada
anestesia epidural
3 Mampu menjelaskan berbagai teori timbulnya tekanan negatif
pada rongga epidural.
4 Mampu menjelaskan mekanisme kerja obat analgetik lokal pada
anestesia epidural
5 Mampu menjelaskan persiapan preoperatif termasuk kunjungan
preanestesia dan melakukan identifikasi kelainan atau penyakit
pasien yang akan mempengaruhi jalannya anestesia epidural
6 Mampu menjelaskan rencana penatalaksanaan anestesia
epidural
7 Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat yang akan dipakai
untuk anesthesia epidural
8 Mampu menjelaskan prosedur tindakan anestesia epidural yang
baik dan benar.
9 Mampu menyebutkan beberapa cara pemasangan jarum
epidural
10 Mampu menjelaskan level ketinggian minimal dan jenis blok yang
diinginkan termasuk dermatom yang dipengaruhinya, untuk
masing-masing tindakan operasi yang akan dilakukan.
11 Mampu menjelaskan indikasi dan indikasi-kontra tindakan
anestesia epidural
12 Mampu menyebutkan jenis obat, dosis, konsentrasi,
pengenceran, mula kerja, lama kerja obat analgetik lokal yang
dapat dipakai untuk anestesia epidural serta jenis adjuvan yang
dapat mempengaruhi atau membantu kerja obat analgetik lokal.
13 Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
penyebaran obat, ketinggian blok anestesia epidural
14 Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi mula dan
masa kerja obat pada anestesia epidural
15 Mampu menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada
anestesia epidural, tanda- tanda dan gejala, cara mencegah
dan mengatasi komplikasi tersebut.
16 Mampu menjelaskan penatalaksanaan pencabutan kateter
epidural pada pasien yang mendapat terapi antikoagulan.

4. Psikomotor
No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan persiapan preoperatif termasuk kunjugan
preanestesia, memilih pasien yang sesuai untuk anestesia epidural
dan melakukan identifikasi kelainan atau penyakit pasien yang
akan mempengaruhi jalannya anestesia.
2 Mampu melakukan persiapan alat (alat anestesia epidural) dan
obat (analgesia lokal, adjuvan, obat resusitasi) untuk anestesia
epidural lumbal dengan baik dan benar.
3 Mampu melakukan prosedur tindakan anestesia epidural lumbal
yang baik dan benar dengan berbagai cara pendekatan
4 Mampu memeriksa level ketinggian minimal dan jenis blok yang
diinginkan termasuk dermatom, miotom dan osteotom yang
dipengaruhinya pada anestesia epidural lumbal sehingga sesuai
untuk kebutuhan masing-masing tindakan operasi yang akan
dilakukan.
5 Mampu menyiapkan berbagai jenis obat, dosis, konsentrasi,
pengenceran dan memakai berbagai jenis obat analgetik lokal
yang dapat dipakai untuk anestesia epidural lumbal serta jenis
adjuvan yang dapat mempengaruhi atau membantu kerja obat
analgetik local
6 Mampu melakukan monitor pasien dalam anestesia epidural
lumbal
7 Mampu mengenali perubahan fisiologis yang terjadi pada
anestesia epidural lumbal, dan penatalaksanaannya
8 Mampu mengenali tanda- tanda dini komplikasi yang terjadi
pada anestesia epidural lumbal, melakukan pencegahan dan
mengatasi komplikasi tersebut
9 Mampu melakukan pencabutan kateter epidural dengan benar
terutama pada pasien yang mendapat terapi antikoagulan

Checklist ujian epidural


No Materi Sudah Belum
dilakukan dilakukan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Informed consent
2 Pemeriksaan fisis dan lab
3 Pemeriksaan tambahan
PROSEDUR ANESTESIA EPIDURAL
1 Periksa kesiapan alat (epidural, resusitasi) dan obat
(epidural, resusitasi) yang diperlukan
2 Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan
antisepsis
3 Pasang monitor Standard pada pasien dan amati
tanda vital pasien
4 Pasang jalur intravena pada pasien, premedikasi bila
perlu
5 Posisikan pasien lateral dekubitus atau duduk, ganjal
bahu dan kepala pasien bila diposisikan lateral
dekubitus
6 Tentukan penunjuk anatomi celah antara L2-3, L3-4 atau
L4-5. Celah antara L3-4 atau prosesus spinosus L4 tegak
lurus dari spina iliaka anterior superior
7 Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada penunjuk
anatomi yang ditentukan
8 Berikan analgesia lokal pada celah yang akan
dilakukan penusukan jarum Tuohy
9 Lakukan penusukan jarum Tuohy pada celah yang telah
diberi analgesia lokal sampai jarum Tuohy terfiksasi di
ligamentum. Penusukan jarum harus sejajar dengan
prosesus spinosus atau sedikit membentuk sudut kearah
sefalad, dengan arah bevel ke lateral atau sefalad.
Cabut stilet dan hubungkan jarum dengan semprit yang
berisi NaCl 0,9%
10 Dengan tangan nondominan menahan jarum pada
punggung pasien, tangan dominan mendorong maju
jarum Tuohy pelan sambil menekan plunger semprit
sampai ujung distal jarum epidural sampai di ruang
epidural yang ditandai dengan adanya loss of
resistance
11 Cabut semprit dan kateter epidural dimasukkan sampai
ujung kateter melewati ujung jarum epidural 10 Cabut
jarum epidural sambil mendorong kateter epidural
sedemikian sehingga kateter tidak ikut tercabut
12 Pastikan kateter epidural yang masuk ke ruang epidural
sepanjang lebih kurang 4 sm (fiksasi di kulit : kedalaman
ruang epidural + 4 sm)
13 Sambungkan kateter dengan filter yang sudah diisi
NaCl0,9%. . Aspirasi untuk memastikan kateter tidak
masuk ruang subarahnoid. Fiksasi kateter, tutup dengan
kasa steril/ tegaderm
14 Lakukan test dose untuk memastikan ujung kateter tidak
terletak di ruang subarahnoid atau intravaskular
15 Masukkan analgesia lokal dengan pelan dan aspirasi
sering
16 Cara penyuntikkan paramedian pada dasarnya sama
seperti di atas, hanya jarum Tuohyl disuntikkan pada 1,5
sm lateral dan 1sm kaudal dari celah penyuntikkan yang
dituju.
Cara hanging drop pada dasarnya sama dengan teknik
loss of resistance hanya identifikasi ruang epidural
dilakukan dengan cara mengamati tertariknya tetesan
Nacl 0,9% pada hub jarum Tuohy oleh tekanan negatif
ruang epidural
DURANTE ANESTESIA EPIDURAL
1 Monitor ABC, ketinggian blok, intensitas blok
2 Amati perubahan fisiologis yang terjadi, pencegahan
dan penatalaksanaannya
3 Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan
penatalaksanaannya
4 Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
5 Topping-up dose bila pembedahan berlangsung lama
6 Monitor kenyamanan pasien dan penatalaksanaan rasa
tidak nyaman
Pasien
PASCABEDAH
1 Monitor ABC , intensitas blok di ruang pulih
2 Pasien dikembalikan ke ruang rawat
3 Pencabutan kateter epidural
4 Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan
penatalaksanaan
ANESTESIA BEDAH THT II

Tujuan
Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik akan mempunyai cukup pengetahuan
dan kemampuan untuk melakukan pelayanan anestesiologi untuk berbagai
prosedur bedah THT yang disertai penyulit, mencakup evaluasi pasien preoperatif,
merancang pelaksanaan anestesia, pemberian anestesia intraoperatif,
pemantauan pasien, penatalaksanaan masa siuman (emergence) dan
pascabedah (pemulihan).

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins ; 2006

KOMPETENSI
1. Kognitif
No Materi Ya Tidak
1 Mampu menilai tingkat kesulitan jalan nafas
2 Mampu menjelaskan urutan langkah-langkah tindakan
panendoskopik (laringoskopi, esofagoskopi, bronkoskopi dll)
3 Merencanakan teknik, obat-obat dan peralatan anestesia yang
akan digunakan, termasuk pemantauan pasien untuk
bronkoskopi serat optik dan bronkoskopi kaku
4 Mampu menyimpulkan kemungkinan komplikasi tindakan
panendoskopi
5 Mampu membuat daftar teknik yang digunakan untuk
mengendalikan hemodinamik pada saat laringoskopi dan
bronkoskopi kaku
6 Mampu menjelaskan risiko dan komplikasi tonsilektomi serta
penanganannya
7 Mampu menjelaskan mekanisme terjadinya spasme laring dan
penanganannya
8 Mampu menjelaskan algoritma penanganan kesulitan jalan nafas
9 Mampu menjelaskan teknik tonsilektomi darurat pada abses
peritonsilar dengan Trismus
10 Mampu menjelaskan prosedur trakeostomi perkutan dan
krikotirotomi darurat
11 Mampu menjelaskan prinsip ventilasi jet venturi pada bedah laser,
laring dan trakea
12 Mengetahui patofisiologi apnea tidur
2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Memberikan anestesia pada semua prosedur yang disebutkan
dalam sasaran keterampilan kognitif
2 Mengevaluasi jalan nafas yang abnormal secara klinis dan
radiologis
3 Memberikan anestesia untuk tindakan bronkoskopi kaku dan serat
optik
4 Melakukan asistensi/ membantu prosedur intubasi dengan
bronkoskopi serat optik
5 Memberikan anestesia untuk pembedahan tumor kepala-leher,
termasuk pemantauan, manajemen cairan dan penanganan
nyeri pascabedah
6 Memberikan anesthesia topikal pada jalan nafas, termasuk injeksi
transkrikoid
7 Mempertahankan jalan nafas dengan tekanan jalan nafas positif
pada obstruksi parsial jalan nafas atas
8 Melakukan teknik hipotensi
9 Memperagakan tindakan krikotirotomi darurat pada manikin
10 Melakukan krikotirotomi jarum dan ventilasi jet pada pasien

Checklist THT II

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang
2 Penentuan ASA
3 Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat
4 Pemasangan monitor
ANESTESIA
1 Anestesia umum (intubasi, LMA)
2 Anestesia subarahnoid
3 Anestesia intravena
4 Pemberian cairan dan transfusi
5 Komplikasi dan penanganannya
PENATALAKSANAAN PASCABEDAH
1 Pengawasan ABC dan tanda vital
2 Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah
ANESTESIA PEDIATRIK II

Tujuan Pembelajaran Umum


1. memiliki pengetahuan prinsip-prinsip dasar dan teknik lanjutan anestesia
pediatric
2. mampu mempersiapkan, memberikan anestesia dan mengelola
pascaanestesia elektif maupun darurat untuk berbagai tindakan bedah
pediatrik dengan kondisi penyulit dan kelainan jalan nafas.
3. memilih/seleksi pasien pediatrik untuk operasi yang relatif sulit dan disertai
kondisi penyulit
4. melaksanakan persiapan preoperative
5. menguasai teknik anestesia khusus dan penggunaan obat yang sesuai untuk
anestesia pediatric
6. memberikan anestesia umum dan regional
7. melakukan pemantauan
8. mengelola pasca-anestesia pasien pediatric

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ, Larson CP. Clinical Anaesthesiology, 3th
ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2002
2. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2006
3. Miller´s Anesthesia RD Miller 6th ed 2005
4. Martini FH. Fundamental of Anatomy & Physiology. 7th ed. 2006
5. Basic & Clinical Pharmacology Katzung BG 9th ed 2004

KOMPETENSI
1. Kognitif
No Materi Ya Tidak
1 Menjelaskan penatalaksanaan anestesia untuk kasus bayi dan
anak dengan sepsis, kelainan jalan nafas, kesulitan intubasi dan
ventilasi seperti labiopalatognatoskisis bilateral komplit, Pierre
Robin, tumor gigi mulut dan jalan nafas
2 Menjelaskan hal penting apa saja yang harus diperhatikan pada
kasus bayi dengan kelainan kongenital dan anomali seperti
hernia diafragmatika, omfalokel, gastroskisis, fistel
trakeoesofagus.
Mampu menjelaskan penatalaksanaan anestesia untuk kasus
bayi dengan kelainan kongenital dan anomali seperti hernia
diafragmatika, omfalokel, gastroskisis, fistel trakeoesofagus
3 Menjelaskan mekanisme terjadinya spasme laring, spasme
bronkus, edema glotis dan trakea pada bayi dan anak
4 Menjelaskan mekanisme terjadinya hipotermia pada kasus
pediatrik, cara mencegah, cara mengatasi dan komplikasi apa
saja yang dapat ditimbulkannya
5 Menjelaskan cara mencegah dan mengatasi spasme laring,
spasme bronkus, edema glotis dan trakea yang terjadi pada
bayi dan anak
6 Menjelaskan penatalaksanaan analgesia regional, dosis dan
jenis obat analgetik lokal apa saja yang dapat dipakai untuk
bayi dan anak
2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu mengevaluasi jalan nafas yang normal dan abnormal
secara klinis dan radiologis pada pasien pediatrik
2 Mampu menyiapkan kamar bedah secara lengkap untuk operasi
pediatric
3 Mampu memasang dan mengatur alat, obat-obat, cairan dan
kelengkapan lain yang diperlukan untuk operasi pediatrik
4 Mampu mempersiapkan alat untuk monitor noninvasif dan invasif
5 Mampu mempersiapkan alat untuk transfusi darah pasien
pediatric
6 Mampu melakukan pengecekan kelengkapan alat pembiusan,
mesin anestesia dan obat , cairan yang diperlukan untuk
anestesia umum maupun regional
7 Mampu melakukan akses vena perifer dengan jarum 20-24G dan
akses vena sentral
8 Mampu melakukan induksi anestesia umum pada pasien
pediatrik dengan penyulit
9 Mampu melakukan ventilasi pada pasien pediatrik dengan
kelainan jalan nafas menggunakan sungkup muka, bag dan oral
jalan nafas yang sesuai
10 Mampu melakukan intubasi trakea dengan/tanpa teknik cepat,
terutama pada pasien pediatric dengan penyulit maupun
kelainan jalan nafas
11 Mampu melakukan ventilasi tekanan positif melalui pipa trakea
12 Mampu memberikan anestesia pediatrik dengan posisi pasien
lateral, litotomi dan telungkup
13 Mampu melakukan tindakan anestesia pada kasus khusus
dengan kelainan kongenital dan anomali (lihat prosedur
anestesia umum, intubasi dan pemasangan LMA)
14 Mampu melakukan jalur akses / pengambilan darah intraarterial
15 Mampu melakukan transportasi pasien ke ruang pulih, ruang
rawat atau PICU
16 Mampu melakukan tindakan atau terapi terhadap komplikasi
yang biasa terjadi di ruang pulih

Checklist Pediatrik II

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang
2 Penentuan ASA
3 Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat
4 Pemasangan monitor
5 Interpretasi hasil monitor
ANESTESIA
1 Anestesia umum (intubasi, LMA)
2 Analgesia regional
3 Anestesia intravena dan MAC
4 Pemberian cairan dan transfusi
5 Pemanatauan fungsi vital, kesadaran, kardiovaskular,
pernafasan. Tekanan darah, nadi, saturasi Hb (SpO2),
ventilasi (ETCO2 bila ada), jumlah urin, suhu
6 Pengakhiran anestesia, masa siuman
7 Tindakan ekstubasi
8 Komplikasi dan penanganannya
PENATALAKSANAAN PASCABEDAH
1 Pengawasan ABC dan tanda vital pascabedah
2 Penanganan komplikasi, respirasi, kardiovaskular,
kesadaran, metabolik, gastrointestinal (mual muntah)
dan nyeri pascabedah
3 Penetapan kriteria untuk boleh kembali ke ruang rawat

Prosedur intubasi endotrakeal pada Pasien Pediatrik


No Materi Sudah Belum
dikerjakan dikerjakan
1 Periksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan.
Periksa laringoskop dan
lampunya berfungsi dengan baik.
- Laringoskopi bayi (Millerr dan Macintosh)
- ETT dengan kaf atau tanpa kaf
- Mandrain bayi
- Cunam Magill
- Sungkup bayi
- Mate device
2 Berikan obat premedikasi untuk menenangkan pasien
3 Posisikan pasien dalam ”sniffing position” dengan
mengganjal bagian bawahleher, atau mengganjal
bawah bahu setinggi 5-10 sm. Hindari hiperekstensi
leher
4 Berikan oksigen 100% melalui sungkup muka. Pastikan
tidak ada kesulitan ventilasi
5 Pegang sungkup sembari melakukan manuver angkat
dagu dengan satu tangan
6 Jika jalan nafas belum bebas, lakukan buka mulut dan
dorong mandibula ke depan dengan dua tangan
7 Yakinkan ventilasi baik dengan melihat kembang-
kempisnya balon (anesthetic bag)
8 Berikan obat induksi. Pastikan kesadaran pasien hilang
9 Bila jalan nafas aman dapat diberikan pelumpuh otot.
Pastikan obat telah bekerja pada otot nafas
10 Berikan nafas buatan dengan oksigen 100% selama 2-3
menit
11 Lakukan laringoskopidengan laringoskop bilah lurus
(Miller)
12 Pegang gagang dengan tangan kiri
13 Pastikan lagi cahaya lampu laringoskop cukup terang
14 Buka mulut pasien. Masukkan daun melalui sudut
kanan mulut
15 Geser lidah ke kiri sambil meneruskan daun ke dalam,
menyusuri pinggir kanan lidah menuju laring.
Perhatikan epiglotis
16 Letakkan ujung daun pada vallecula
17 Angkat epiglotis ke depan (bukan diungkit) dengan
daun.
Bila epiglotis terangkat dengan benar akan tampak
rima glotis dengan pita suara berwarna putih,
berbentuk huruf V terbalik
18 Masukkan pipa endotrakeal dengan tangan kanan
hingga batas berwarna hitam melewati pita suara,
atau jika pipa mempunyai kaf dimasukkan hingga
seluruh kaf melewati pita suara
19 Yakinkan bunyi nafas kanan dan kiri sama
20 Lakukan fiksasi pipa endotrakeal
21 Berikan nafas buatan dengan resuscitation bag atau
anesthesia bag
22 Jika dilakukan intubasi sadar atau dengan nafas
spontan, harus diberikan sedasiyang cukup dan
anestetik topikal. Untuk menghindari refleks vagal
dapat diberikan injeksi atropin 0,1 mg intravena
ANESTESIA DI LUAR KAMAR BEDAH

Tujuan :
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan mampu memberikan anestesia di luar
kamar bedah

Referensi :
1. Hurford WE et al. Clincal Anesthsia Procedure of the Massachusetts General
Hospital. 6th ed, Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins 2002.
2. Stone DJ, Sperry RJ, Johnson JO, Spiekermann BF, Yemen TA. The
Neuroanesthesia Handbook. St Louis : Mosby 1996, 297-329.

KOMPETENSI

1. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Mengetahui alat pemantauan dan obat-obatan apa yang perlu
diadakan di tempat ECT dan radiologi
2 Mengetahui teknik anestesia untuk CT-scan
3 Mengetahui teknik anestesia untuk MRI
4 Mengetahui teknik anestesia untuk neuroradiologi
5 Mengetahui teknik anestesia untuk terapi radiasi
6 Mengetahui teknik Monitored Anesthesia Care (MAC)
7 Mengetahui teknik anestesia ECT
8 Mengetahui interaksi obat anestetik dan obat psikiatrik

2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan persiapan obat dan alat untuk memberikan
anestesia di luar kamar bedah
2 Mampu melakukan pemberian anestesia untuk CT-scan
3 Mampu melakukan pemberian anestesia untuk MRI
4 Mampu melakukan pemberian anestesia untuk neuroradiologi
5 Mampu melakukan pemberian anestesia untuk terapi radiasi
6 Mampu melakukan pemberian anestesia dengan teknik Monitored
Anesthesia Care (MAC)
7 Mampu melakukan pemberian anestesia untuk ECT
8 Mampu menilai dan mengatasi komplikasi akibat interaksi obat
anestetik dan obat Psikiatrik
9 Mampu menilai dan mengatasi komplikasi akibat zat kontras untuk
radiodiagnostik
Checklist penuntun belajar

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
1 Persiapan alat dan obat
2 Pemasangan alat monitor khusus
3 Teknik anestesia untuk CT-scan
4 Teknik anestesia untuk MRI
5 Teknik anestesia untuk untuk Neuroradiologi
6 Teknik anestesia untuk Terapi Radiasi
7 Teknik anestesia Monitored Anesthesia Care (MAC)
8 Teknik anestesia untuk ECT
9 Menilai dan mengatasi komplikasi akibat interaksi obat
anestetik dan obat psikiatrik
10 Menilai dan mengatasi komplikasi akibat zat kontras
untuk radiodiagnostik
ANESTESIA PASIEN DENGAN PENYAKIT KHUSUS

Tujuan :
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memahami patofisiologi berbagai
penyakit khusus yang umum ditemukan, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal
dan hipertensi, penyakit endokrin, penyakit paru dan gangguan respirasi, gangguan
nutrisi dan obesitas, penyakit hati, pasien geriatri dan gangguan degeratif, pasien
dengan adiksi obat seperti narkotika dan amfetamin. Demikian juga obat apa yang
dikonsumsi pasien untuk jangka panjang. Atas dasar hal tersebut dapat direncana
teknik, dan jenis obat yang akan dipergunakan. Asuhan medis perioperatif sudah
tentu dapat dilaksanakan dengan baik

Referensi :
1. Basic & Clinical Pharmacology Katzung BG 9th ed 2004
2. Clinical Anesthesiology GE Morgan, Jr 4th ed 2006
3. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2005.
4. Miller´s Anesthesia RD 6th ed 2005

KOMPETENSI

1. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Mampu menjelaskan patofisiologi gangguan hormon tiroid,dan
gangguan
metabolisme karbohidrat
2 Mampu menjelaskan patofisiologi malnutrisi-obesitas
3 Mampu menjelaskan perubahan tubuh pada adiksi narkotik
4 Mampu menjelaskan patofisiologi COPD dan asma bronkial
5 Mampu menjelaskan perubahan fungsi sistem tubuh akibat
perubahan degeneratif pada usia lanjut
6 Mampu merencanakan anestesia dan asuhan pascabedah
untuk pasien dengan hipertiroid dan diabetes melitus
7 Mampu merencanakan anestesia dan asuhan pascabedah
untuk pasien dengan obesitas
8 Mampu merencanakan anestesia dan asuhan pascabedah
untuk pasien dengan adiksi narkotik
9 Mampu merencanakan anestesia dan asuhan perioperatif untuk
pasien dengan PPOM dan asma bronkial
10 Mampu merencanakan anestesia dan asuhan pasca bedah
untuk pasien geriatric
11 Mampu mengatasi komplikasi yang terjadi selama anestesia dan
masa perioperatif pasien dengan penyakit khusus
2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan anamnesis dan diagnosis fisis pada pasien
dengan penyakit khusus yang akan mengalami pembedahan
untuk penyakit primer atau penyakit lain yang menyertai
2 Mampu melakukan persiapan pra anestesia untuk pasien
dengan penyakit khusus
3 Mampu melakukan penatalaksanaan anestesia pada pasien
dengan penyakit khusus
4 Mampu melakukan asuhan pascabedah pada pasien dengan
penyakit khusus

Checklist

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRE OPERASI
1 Persetujuan setelah mendapatkan informasi yang
adekuat
2 Laboratorium
3 Pemeriksaan tambahan
4 Antibiotik propilaksis
5 Cairan dan Darah
6 Peralatan dan instrumen khusus
ANESTESIA
1 Teknik anesthesia
2 Obat anestetik
PERSIAPAN ANALGESIA REGIONAL/LOKAL DAERAH
OPERASI
1 Penderita diatur dalam posisi sesuai dengan letak
kelainan
2 Lakukan desinfeksi dan tindakan asepsis/antisepsis
pada daerah operasi
3 Lapangan anestesia dipersempit dengan linen steril
TINDAKAN ANESTESIA
1 Induksi, intubasi
2 Rumatan
3 Ekstubasi
PERAWATAN PASCABEDAH
1 Komplikasi dan penangannya
2 Pengawasan terhadap fungsi vital
3 Pemantauan khusus dengan alat khusus
POST ANESTHESIA CARE UNIT

Tujuan :
1. Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan mampu mengelola pasien pasca-
anestesia umum dan regional di PACU,
2. Mengetahui kapan pasien dipulangkan (untuk ambulatori), kapan boleh
dipindah ke ruangan (untuk pasien rawat inap), serta kapan indikasi masuk
ICU, HCU, atau perlu operasi lagi.

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins ; 2006
3. Chung F. Discharge process. In: Twersky RS, ed. The Ambulatory Anesthesia
Handbook. St Louis: Mosby;1995,431-49.
4. Practice Guidelines for Postanesthetic Care. Anesthesiology 2002; 96(3).

KOMPETENSI

1. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Mengetahui alat pemantauan dan obat-obatan apa yang perlu
diadakan di PACU
2 Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: obstruksi jalan
nafas
3 Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: hipoksemia
4 Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: hiperkarbia
5 Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: hipotensi
6 Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: hipertensi
7 Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: aritmia
8 Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: menggigil
9 Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: PONV
10 Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: delirium
11 Mengetahui komplikasi akibat pemasangan jarum untuk analgesia
lokal atau akibat kateternya
12 Memahami kapan pasien boleh keluar dari PACU fase 1 (pindah
ke ruangan atau ke PACU fase2)
13 Memahami kapan pasien boleh keluar dari PACU fase 2 (boleh
pulang ke rumah)
14 Memahami indikasi pasien harus masuk ke ICU atau HCU
2. Psikomotor
No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan pemantauan pasien PACU dan persiapan
obat-obatan yang harus ada di PACU
2 Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di
PACU: obstruksi jalan nafas
3 Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di
PACU: hipoksemia
4 Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di
PACU: hiperkarbia.
5 Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di
PACU: hipotensi.
6 Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di
PACU: hipertensi.
7 Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di
PACU: aritmia
8 Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di
PACU: menggigil.
9 Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di
PACU: PONV.
10 Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di
PACU: delirium.
11 Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di
PACU: akibat penusukan jarum untuk analgesia regional atau
kateternya.
12 Mampu menilai kapan pasien boleh keluar dari PACU fase 1
dengan Modifikasi Aldrete’s skor
13 Mampu menilai kapan pasien boleh keluar dari PACU fase 2 (boleh
pulang ke rumah) dengan PADSS skor
14 Mampu menilai kapan pasien harus masuk ke ICU atau HCU

Checklist
No Materi Sudah Belum
dikerjakan dikerjakan
PENGENALAN KOMPLIKASI
1 Pemasangan monitor
2 menilai dan mengatasi komplikasi obstruksi jalan nafas
3 menilai dan mengatasi komplikasi hipoksemia
4 menilai dan mengatasi komplikasi hiperkarbia
5 menilai dan mengatasi komplikasi hipotensi
6 menilai dan mengatasi komplikasi hipertensi
7 menilai dan mengatasi komplikasi: aritmia
8 menilai dan mengatasi komplikasi menggigil
9 menilai dan mengatasi komplikasi PONV
10 menilai dan mengatasi komplikasi delirium
11 menilai dan mengatasi komplikasi akibat penusukan
jarum untuk analgesia regional atau kateternya
12 menilai kapan pasien boleh keluar dari PACU fase 1
dengan Modifikasi Aldrete’s skor
13 menilai kapan pasien boleh keluar dari PACU fase 2
(boleh pulang ke rumah) dengan PADSS skor
14 menilai kapan pasien harus masuk ke ICU atau HCU
SEMESTER V

1. Modul Anestesia Bedah Rawat Jalan


2. Modul Anestesia Regional IV (Bier block, Blok Saraf)
3. Modul Anestesia Bedah Saraf I
4. Modul Anestesia Kardiotoraksik I
5. Modul Anestesia Bedah Invasif Minimal
6. Modul Anestesia Bedah Penyakit Langka
7. Modul Intensive Care I
8. Modul Penelitian
ANESTESIA BEDAH PASIEN RAWAT JALAN

Tujuan :
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik mampu melakukan persiapan preoperatif
pasien ambulatory dengan baik dan cermat, melakukan pembiusan umum maupun
regional yang baik dan tepat, pemantauan dan penatalaksanaan pascabedah
pasien ambulatori.

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th
ed.Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins ; 2006
3. Miller´s Anesthesia RD Miller 6th ed 2005
4. Tatang Bisri : Literasi Anestesiologi : Ambulatori Anestesia, 2007.

KOMPETENSI

1. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Mampu menjelaskan kriteria pemilihan pasien untuk operasi
ambulatori
2 Mampu menjelaskan pemeriksaan preoperatif pasien untuk
operasi ambulatori, meliputi pemeriksaan fisis dan penunjang
yang tepat
3 Mampu menjelaskan status fisis pasien ambulatori berdasarkan
klasifikasi ASA.
4 Mampu menjelaskan kondisi pasien yang tidak sesuai untuk
operasi ambulatori dan risikonya, seperti bayi prematur dan eks-
prematur, pasien dengan riwayat gangguan respirasi seperti ISPA,
apnea, spasme bronkus, pasien dengan penyakit jantung seperti
CHF, kelainan jantung kongenital, pasien dengan riwayat
hipertermia malignan, pasien obesitas morbid, pasien dengan
keganasan, gangguan jalan nafas sulit, operasi besar yang
memungkinkan kehilangan banyak darah, yang membutuhkan
pemantauan dan penanganan nyeri khusus pascabedah
5 Mampu menjelaskan persiapan preoperatif operasi ambulatori
seperti puasa dan premedikasi.
6 Mampu menjelaskan rencana anestesia umum seperti anestesia
intravena, sungkup, LMA atau intubasi ETT, dan regional seperti
spinal, epidural, kaudal maupun blok perifer untuk operasi pasien
ambulatori yang akan dilakukan
7 Mampu menjelaskan persiapan alat anestesia umum maupun
regional, dan obat-obatan dengan masa kerja singkat yang
sesuai untuk anestesia ambulatori
8 Mampu menjelaskan pemantauan yang baik dan sesuai untuk
anestesia ambulatori
9 Mampu menjelaskan cara pemulihan pembiusan yang cepat
untuk pasien ambulatori
10 Mampu menjelaskan penatalaksanan nyeri, mual muntah
pascabedah untuk pasien ambulatori
11 Mampu menjelaskan komplikasi yang dapat timbul pascabedah
ambulatori
12 Mampu menjelaskan kriteria pasien keluar dari PACU/ruang pulih
fase 1 ke ruang pulih fase 2 (dengan Modifikasi Aldrete’s skor)
pulang ke rumah (PADSS skor) atau harus dirawat pascabedah
ambulatori

2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan pemilihan pasien untuk operasi ambulatory
2 Mampu melakukan pemeriksaan preoperatif pasien untuk
operasi ambulatori, meliputi pemeriksaan fisis dan penunjang
yang tepat
3 Mampu mengklasifikasi status fisis pasien ambulatori berdasarkan
klasifikasi ASA
4 Mampu menilai kondisi pasien yang tidak sesuai untuk operasi
ambulatori dan risikonya, seperti bayi prematur dan eks-
prematur, pasien dengan riwayat gangguan respirasi seperti ISPA,
apnea, spasme bronkus, pasien dengan penyakit jantung seperti
CHF, kelainan jantung kongenital, pasien dengan riwayat
hipertermia malignan, pasien obesitas morbid, pasien dengan
keganasan, gangguan jalan nafas sulit, operasi besar yang
memungkinkan kehilangan banyak darah, yang membutuhkan
pemantauan dan penanganan nyeri khusus pascabedah
5 Mampu melakukan persiapan preoperatif operasi ambulatori
seperti puasa dan premedikasi
6 Mampu memberikan anestesia umum seperti anestesia
intravena, sungkup, LMA atau intubasi ETT, dan regional seperti
spinal, epidural, kaudal untuk operasi pasien ambulatori yang
akan dilakukan (lihat prosedur anestesia umum dan regional)
7 Mampu melakukan persiapan alat anestesia umum maupun
regional
8 Mampu melakukan pemberian obat-obatan dengan masa kerja
singkat yang sesuai untuk anestesia ambulatori
9 Mampu melakukan pemantauan yang baik dan sesuai untuk
anestesia ambulatori
10 Mampu melakukan penatalaksanan nyeri, mual muntah
pascabedah untuk pasien ambulatori
11 Mampu mengenali tanda-tanda dan mengatasi komplikasi yang
dapat timbul pascabedah ambulatori
12 Mampu menilai kondisi pasien keluar dari PACU/ruang pulih fase
1 ke ruang pulih fase 2 dengan Modifikasi Aldrete skor atau
pulang (dengan PADSS skor), atau dirawat pascabedah
ambulatori.
ANALGESIA REGIONAL IV

Tujuan :
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi
fungsional , anasgesia regional blok perifer, dapat memberikan anasgesia regional
blok perifer dan bier block secara baik dan benar, melakukan penatalaksanaan
komplikasi anasgesia regional blok perifer

Referensi :
5. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
6. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins ; 2006

Kompetensi

5. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Mampu menjelaskan anatomi fungsional anatomi pleksus brakialis
dan pleksus lumbosacral
2 Mampu menjelaskan perubahan fisiologi yang terjadi pada
anesthesia pleksus brakialis dan pleksus lumbosakral.
3 Mampu menjelaskan mekanisme kerja obat analgetik lokal pada
anesthesia blok pleksus brakialis dan pleksus lumbosacral
4 Mampu menjelaskan persiapan preoperatif termasuk kunjugan
preanestesia dan melakukan identifikasi kelainan atau penyakit
pasien yang akan mempengaruhi jalannya anesthesia blok
perifer pleksus brakialis dan pleksus lumbosakral.
5 Mampu menjelaskan rencana penatalaksanaan anesthesia blok
perifer pleksus brakialis dan pleksus lumbosakral untuk prosedur
bedah yang akan dilakukan.
6 Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat yang akan dipakai
untuk anesthesia blok pleksus brakialis dan blok pleksus
lumbosakral .
8 Mampu menjelaskan cara kerja nerve- stimulator dan metode
lainnya untuk identifikasi saraf , keuntungan dan kerugiannya
9 Mampu menjelaskan prosedur tindakan anestesia berbagai
pendekatan blok pleksus brakialis dan pleksus lumbosakral yang
baik dan benar.
10 Mampu menjelaskan indikasi dan indikasi-kontra tindakan
anestesia epidural, kaudal, blok pleksus brakialis dan pleksus
lumbosakral.
11 Mampu menyebutkan jenis obat, dosis, konsentrasi,
pengenceran, mula kerja, lama kerja obat analgetik lokal yang
dapat dipakai untuk anestesia blok pleksus brakialis dan pleksus
lumbosakral serta jenis adjuvan yang dapat mempengaruhi atau
membantu kerja obat analgetik lokal.
12 Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi mula dan
masa kerja obat pada anestesia blok pleksus brakialis dan blok
pleksus lumbosakral
13 Mampu menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada
anestesia blok pleksus brakialis dan blok pleksus lumbosakral,
tanda- tanda dan gejala, cara mencegah dan mengatasi
komplikasi tersebut.

6. Psikomotor
No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan persiapan preoperatif termasuk kunjugan
preanestesia, memilih pasien yang sesuai untuk anestesia blok
pleksus brakialis dan pleksus lumbosakral , dan melakukan
identifikasi kelainan atau penyakit pasien yang akan
mempengaruhi jalannya anestesia.
2 Mampu melakukan persiapan alat (alat anestesia blok perifer dan
alat resusitasi) dan obat (analgesia lokal, adjuvan, obat resusitasi)
untuk anestesia blok perifer dan blok pleksus lumbosakral dengan
baik dan benar.
3 Mampu melakukan prosedur tindakan anestesia blok pleksus
brakialis, blok pleksus lumbosakral yang baik dan benar dengan
berbagai cara pendekatan
4 Mampu memeriksa level ketinggian minimal dan jenis blok yang
diinginkan termasuk dermatom, miotom dan osteotom yang
dipengaruhinya pada anestesia blok pleksus lumbosakral
sehingga sesuai untuk kebutuhan masing-masing tindakan operasi
yang akan dilakukan.
5 Mampu menyiapkan berbagai jenis obat, dosis, konsentrasi,
pengenceran dan memakai berbagai jenis obat analgetik lokal
yang dapat dipakai untuk anestesia blok pleksus brakialis, blok
pleksus lumbosakral, serta jenis adjuvan yang dapat
mempengaruhi atau membantu kerja obat analgetik local
6 Mampu melakukan monitor pasien dalam anestesia blok pleksus
brakialis, blok pleksus lumbosakral
7 Mampu mengenali perubahan fisiologis yang terjadi pada
anestesia blok kaudal, blok pleksus brakialis , blok pleksus
lumbosakral dan penatalaksanaannya
8 Mampu mengenali tanda- tanda dini komplikasi yang terjadi
pada anestesia epidural lumbal, kaudal, blok pleksus brakialis,
blok pleksus lumbosakral, melakukan pencegahan dan mengatasi
komplikasi tersebut.
Checklist blok interscalenus Pleksus Brakialis

No Materi Sudah Tidak


dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Informed consent
2 Pemeriksaan fisis dan lab
3 Pemeriksaan tambahan
PROSEDUR BLOK INTERSKALENUS
1 Periksa kesiapan alat (blok perifer, resusitasi) dan obat
(blok perifer, resusitasi) yang diperlukan dan cek
kesiapan alat
2 Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan
antisepsis
3 Pasang monitor Standard pada pasien dan amati
tanda vital pasien
4 Pasang jalur intravena pada ekstremitas lain yang
tidak diblok
5 Premedikasi bila perlu
6 Posisikan pasien dengan kepala pasien miring ke arah
sisi yang tidak diblok
7 Gambar penunjuk anatomi blokbinterskalenus : bagian
posterior otot sternokleidomastoideus pars klavikularis,
vena jugularis eksterna, dan klavikula. Raba otot
skalenus anterior dan medial di bagian posterior otot
sternokleidomastoideus pars klavikula, di dekat vena
jugularis eksterna
8 Asepsis dan antisepsis daerah penyuntikan
9 Analgesia lokal daerah penyuntikan
10 Jarum simulator 2 inci dihubungkan dengan nerve
stimulator, dengan arus 1,5 mA, disuntikkan pada
daerah antara otot skalenus anterior dan medial
dengan arah sedikit kaudal dan posterior. Perhatikan
jarum jangan masuk lebih dari 2 cm
11 Amati adanya respons positif berupa twitch otot
deltoid, lengan atas , lengan bawah atau tangan.
Kecilkan arus sampai didapat twitch adekuat dengan
arus 0,2 -0,4 mA. Sesuaikan posisi jarum bila perlu.
12 Hubungkan semprit berisi analgesia lokal dengan
jarum simulator. Aspirasidan injeksikan analgesia lokal
secara pelan dan aspirasi sering
DURANTE BLOK INTERSKALENUS PLEKSUS BRAKIALIS
1 Monitor ABC, intensitas blok dan dermatom, osteotom,
miotom yang
terblok
2 Penatalaksanaan rasa tidak nyaman pasien selama
blok interskalenus
pleksus brakialis
3 Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan
penatalaksanaannya
4 Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
PASCABEDAH
1 Monitor ABC di ruang pulih
2 Pasien dikembalikan ke ruang rawat
3 Komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi

Checklist Blok Aksilaris Pleksus Brachialis

PERSIAPAN PRA ANESTESIA


1 Informed consent
2 Pemeriksaan fisis dan lab
3 Pemeriksaan tambahan
PROSEDUR BLOK INTERSKALENUS
1 Periksa kesiapan alat (blok perifer, resusitasi)dan obat yang
diperlukan dan cek kesiapan alat
2 Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan antisepsis
3 Pasang monitor Standard pada pasien dan amati tanda
vital pasien
4 Pasang jalur intravena pada ekstremitas lain yang tidak
diblok
5 Premedikasi bila perlu
6 Posisikan pasien dengan kepala pasien miring ke arah sisi
yang tidak diblok, dan lengan yang akan diblok abduksi
dan fleksi di sendi siku sehingga aksila terekspos
7 Raba denyut arteri aksilaris pada lengan yang akan diblok
8 A dan antisepsis daerah penyuntikan
9 Analgesia lokal daerah penyuntikan
10 Jarum simulator 2 inch dihubungkan dengan nerve
stimulator, dengan arus 1,5 mA, disuntikkan pada daerah di
atas denyut arteri aksilaris
11 Amati adanya respons twitch tangan.
Kecilkan arus sampai didapat twitch adekuat dengan arus
0,2 -0,4 mA.
Sesuaikan posisi jarum bila perlu
12 Hubungkan sempri tberisi analgesia lokal dengan jarum
simulator. Aspirasi dan injeksikan analgesia lokal secara
pelan dan aspirasi sering
13 Bila perlu dapat dicari respons motorik nervus medianus,
ulnaris, radialis satu persatu
DURANTE BLOK AKSILARIS PLEKSUS BRAKIALIS
1 Monitor ABC , intensitas dan dermatom, osteotom , miotom
yang terblok
2 Penatalaksanaan rasa tidak nyaman pasien selama blok
interskalenus pleksus brakialis
3 Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan
penatalaksanaannya
4 Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
PASCABEDAH
1 Monitor ABC di ruang pulih
2 Pasien dikembalikan ke ruang rawat
3 Komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi
Checklist Blok Siatik Pleksus Sakralis

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Informed consent
2 Pemeriksaan fisis dan lab
3 Pemeriksaan tambahan
PROSEDUR BLOK SIATIK PLEKSUS SAKRALIS
1 Periksa kesiapan alat (blok perifer, resusitasi)dan obat
yang diperlukan dan cek kesiapan alat
2 Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan
antisepsis
3 Pasang monitor Standard pada pasien dan amati
tanda vital pasien
4 Pasang jalur intravena pada ekstremitas lain yang
tidak diblok
5 Premedikasi bila perlu
6 Posisikan pasien dengan posisi lateral sedikit jatuh ke
ventral dengan tungkai yang akan diblok di sebelah
atas, dengan fleksi sendi panggul dan lutut
7 Gambar penunjuk anatomi blok siatik : 4 sm dari
pertengahan garis yang
menghubungkan SIPS dan trokanter mayor
8 A dan antisepsis daerah penyuntikan
9 Analgesia lokal daerah penyuntikan
10 Jarum simulator 4 inch dihubungkan dengan nerve
stimulator, dengan arus 1,5 mA, disuntikkan dengan
arah tegak lurus semua plana
11 Amati adanya respons twitch otot hamstring, betis
atau kaki. Kecilkan arus sampai didapat twitch
adekuat dengan arus 0,2 -0,4 mA. Sesuaikan posisi
jarum bila perlu.
12 Hubungkan semprit berisi analgesia lokal dengan
jarum simulator. Aspirasi dan injeksikan analgesia lokal
secara pelan dan aspirasi sering
DURANTE BLOK SIATIK PLEKSUS SAKRALIS
1 Monitor ABC , intensitas dan dermatom, osteotom ,
miotom yang terblok
2 Penatalaksanaan rasa tidak nyaman pasien selama
blok
3 Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan
penatalaksanaannya
4 Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
PASCABEDAH
1 Monitor ABC di ruang pulih
2 Pasien dikembalikan ke ruang rawat
3 Komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi
1.
2. Checklist Blok Femoralis pleksus Lumbalis
No Materi Sudah Belum
dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Informed consent
2 Pemeriksaan fisis dan lab
3 Pemeriksaan tambahan
PROSEDUR BLOK FEMORALIS PLEKSUS LUMBALIS
1 Periksa kesiapan alat (blok perifer, resusitasi) dan obat
yang diperlukan dan cek kesiapan alat
2 Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan
antisepsis
3 Pasang monitor Standard pada pasien dan amati
tanda vital pasien
4 Pasang jalur intravena pada ekstremitas lain yang
tidak diblok
5 Premedikasi bila perlu
6 Posisikan pasien supine
7 Gambar penunjuk anatomi blok femoralis : lipatan
inguinal dan denyut
arteri femoralis
8 A dan antisepsis daerah penyuntikan
9 Analgesia lokal daerah penyuntikan 10 Jarum simulator
2 inci dihubungkan dengan nerve stimulator, dengan
arus 1,5 mA, disuntikkan dengan arah hampir tegak
lurus tepat di sebelah denyut arteri femoralis
10 Amati adanya respons twitch otot kuadriseps femoris
.Kecilkan arus
sampai didapat twitch adekuat dengan arus 0,2 -0,4
mA. Sesuaikan posisi
jarum bila perlu
11 Hubungkan semprit berisi analgesia lokal dengan
jarum stimulator. Aspirasi dan injeksikan analgesia lokal
secara pelan dan aspirasi sering
DURANTE BLOK FEMORALIS PLEKSUS LUMBALIS
1 Monitor ABC , intensitas dan dermatom, osteotom ,
miotom yang
terblok
2 Penatalaksanaan rasa tidak nyaman pasien selama
blok
3 Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan
penatalaksanaannya
4 Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
PASCABEDAH
1 Monitor ABC di ruang pulih
2 Pasien dikembalikan ke ruang rawat
3 Komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi

Check list Blok Poplitea Pleksus Sakralis


No Materi Sudah Belum
dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Informed consent
2 Pemeriksaan fisis dan lab
3 Pemeriksaan tambahan
PROSEDUR BLOK POPLITEA PLEKSUS SAKRALIS
1 Periksa kesiapan alat (blok perifer, resusitasi) dan obat
yang diperlukan dan cek kesiapan alat
2 Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan
antisepsis
3 Pasang monitor Standard pada pasien dan amati
tanda vital pasien
4 Pasang jalur intravena pada ekstremitas lain yang
tidak diblok
5 Premedikasi bila perlu
6 Posisikan pasien dengan posisi prone
7 Gambar penunjuk anatomi blok poplitea : 8 cm dari
lipatan poplitea ke arah kaudal di pertengahan
tendon otot semi membranosus dan otot biseps
femoris
8 A dan antisepsis daerah penyuntikan
9 Analgesia lokal daerah penyuntikan
10 Jarum simulator 4 inch dihubungkan dengan nerve
stimulator, dengan arus 1,5 mA, disuntikkan dengan
arah tegak lurus
11 Amati adanya respons twitch otot kaki. Kecilkan arus
sampai didapat twitch adekuat dengan arus 0,2 -0,4
mA. Sesuaikan posisi jarum bila perlu
DURANTE BLOK POPLITEA PLEKSUS
1 Monitor ABC , intensitas dan dermatom, osteotom ,
miotom yang terblok
2 Penatalaksanaan rasa tidak nyaman pasien selama
blok
3 Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan
penatalaksanaannya
4 Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
PASCABEDAH
1 Monitor ABC di ruang pulih
2 Pasien dikembalikan ke ruang rawat
3 Komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi

Checklist ujian Analgesia regional intravena


No Materi Sudah Belum
dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Informed consent
2 Pemeriksaan fisis dan lab
3 Pemeriksaan tambahan
PROSEDUR ANALGESIA REGIONAL INTRAVENA
1 Periksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan dan
cek kesiapan alat
2 Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan
antisepsis
3 Pasang monitor Standard pada pasien dan amati
tanda vital pasien
4 Pasang jalur intravena pada ekstremitas lain yang
tidak diblok
5 Premedikasi bila perlu
6 Posisikan pasien dengan ekstremitas yang akan diblok
dielevasi selama 1-2 menit
7 Lengan dibalut dengan vellband dan turnike kaf
ganda dipasang pada bagian proksimal ekstremitas
yang diblok
8 Kateter intravena 22 G dipasang pada dorsum manus
atau dorsum pedis pada lengan/kaki yang akan diblok
9 Elevasi ekstremitas 1 menit untuk eksanguinasi
10 Pembalut Esmarch dipasang dengan baik secara
sistematis dari ujung jari sampai kaf distal
11 Inflasikan kaf distal sampai 300 mmHg
12 Inflasikan kaf proksimal sampai 300 mmHg
13 Deflasikan kaf distal
14 Pembalut Esmarch dilepaskan
15 Cek ekstremitas untuk warna (pucat) dan oklusi arteri
(tidak ada denyut arteri)
16 Ekstremitas diturunkan, obat analgetik lokal disuntikkan
melalui kateter intravena pada ekstremitas yang akan
diblok
DURANTE ANALGESIA REGIONAL INTRAVENA
1 Monitor ABC
2 Penatalaksanaan rasa tidak nyaman pasien selama
analgesia regional Intravena
3 Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan
penatalaksanaannya
4 Penatalaksanaan bila durasi blok akan habis
PASCABEDAH
1 Lepascan turnike pelan dan bertahap
2 Monitor ABC di ruang pulih
3 Pasien dikembalikan ke ruang rawat
ANESTESIA BEDAH SARAF I

Tujuan :
Memberikan anestesia pada operasi intrakranial, operasi di luar otak akan tetapi
pasiennya mempunyai kelainan otak, bedah spinal dan kolumna verebralis.

Referensi :
1. Cottrell JE, Smith DS. Anesthesia and Neurosurgery, 4th ed. St Louis : Mosby;
2001.
2. Newfield P, Cottrell JE. Handbook of Neuroanesthesia, 4th ed, Philadelphia :
Lippincott Williams&Wilkins ; 2007.
3. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York : Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
4. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins ; 2006
5. ISNAML participant workbook 2007.
6. Matta BF, Menon DK, Turner JM (eds) Textbook of Neuroanaesthesia and
Critical care, 1st ed., Greenwich Medical Media Ltd., London.
7. Albin MS (1997). Textbook of Neuroanesthesia with Neurosurgical and
Neuroscience Perspectives. McGraw-Hill, New York.1137-1175.
8. Bisri T, Himendra A, Surahman E. Neuroanestesia. Bandung 1998.

KOMPETENSI

1. Kognitif:

No Materi Ya Tidak
1 Memahami neurofisologi, neurofarmakologi
2 Memahami penilaian preoperatif pasien untuk operasi intrakranial
3 Memahami patofisiologi kelainan intraserebral baik trauma atau
non trauma
4 Memahami bagaimana melakukan identifikasi peningkatan
tekanan intrakranial
5 Memahami pemantauan untuk prosedur intrakranial
6 Memahami persiapan penatalaksanaan jalan nafas pada operasi
servikal
7 Memahami pemilihan anestesia untuk bedah saraf
8 Memahami cara pendekatan kegawatan pada kraniotomi
9 Memahami cara merencanakan anestesia yang memungkinkan
dilakukan
1. pemantauan neurofisiologis
2. Memahami pilihan-pilihan untuk mengatasi peningkatan
tekanan intrakranial
10 Memahami cara melakukan proteksi otak perioperatif
2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan persiapan untuk operasi intrakranial
2 Mampu menilai GCS secara cepat
3 Mampu melakukan manajemen jalan nafas pada operasi spinal
servikal
4 Melakukan pemasangan jalur intraarterial dan intravena dengan
jarum besar (keberhasilan 75%)
5 Mampu memasang kateter vena sentral tanpa mengganggu
drainase vena serebral (75% berhasil)
6 Mampu melakukan induksi anestesia umum untuk operasi besar
(masih di supervisi)
7 Mampu melakukan intubasi pasien dengan kelanan serebral atau
cervikaldengan benar (dengan intubasi serat optik, kalau ada).
8 Mampu memberikan anestesia pada prosedur diagnostik (MRI,
CTScan)
9 Mampu menangani komplikasi pascabedah saraf diruang pulih
10 Mampu melakukan proteksi otak perioperatif

Checklist Bedah Saraf I

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang
2 Penentuan ASA
3 Persiapan alat, mesin pembiusan, STATIK, obat
4 Pemasangan monitor
ANESTESIA
1 Induksi, rumatan dan pengakhiran anestesia umum
2 Pemantauan
3 Pemberian cairan dan transfusi
4 Komplikasi dan penanganannya
5 Ekstubasi
PENATALAKSANAAN PASCABEDAH
1 Pengawasan ABC dan tanda vital
2 Penanganan komplikasi dan nyeri pascabedah
ANESTESIA BEDAH KARDIOTORASIK I

Tujuan :
1. Mahasiswa mampu melaksanakan persiapan preoperatif pasien bedah
toraks, elektif maupun darurat
2. Menentukan pasien yang layak menjalani ventilasi satu paru
3. Menguasai teknik anestesia dengan ventilasi satu paru
4. Menguasai teknik anestesia pada pasien dengan massa mediastinum,
termasuk penderita miasthenia gravis dan sindroma vena kava superior
5. Melakukan pemantauan untuk bedah toraks, termasuk yang menggunakan
teknik ventilasi satu paru
6. Penatalaksanaan pascaanestesia pasien bedah toraks, termasuk
penatalaksanaan nyeri pascabeda

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ, Larson CP. Clinical Anaesthesiology,
2. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2006
3. Miller´s Anesthesia RD Miller 6th ed 2005
4. Kaplan JA, Slinger PD. Thoracic Anesthesia, 3rd ed, 2003

KOMPETENSI
1. Kognitif
No Materi Ya Tidak
1 Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi paru normal
2 Mampu menjelaskan patofisiologi berbagai kelainan paru dan
hubungannya dengan anestesia
3 Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien
dengan kelainan paru, termasuk persiapan prabedah yang baik
4 Mampu menjelaskan fisiologi pada ventilasi satu paru
5 Mampu menjelaskan indikasi, indikasi kontra dan komplikasi
ventilasi satu paru
6 Mampu menjelaskan teknik anestesia, peralatan dan
pemantauan yang diperlukan pada ventilasi satu paru
7 Mampu menjelaskan berbagai lokasi massa mediastinum dan
konsekuensi fisiologisnya
8 Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien
dengan massa mediastinum
9 Mampu menjelaskan teknik anestesia pada massa mediastinum
10 Mampu menjelaskan patofisiologi sindrom vena kava superior
11 Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien
dengan sindrom vena kava superior
12 Mampu menjelaskan patofisiologi miastenia gravis dan
implikasinya pada teknik anestesia
13 Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien
miastenia gravis
14 Mampu menjelaskan kegawatan torasik yang mengancam
nyawa, termasuk trauma toraks
15 Mampu menjelaskan teknik anestesia pada bedah darurat
trauma toraks
16 Mampu menjelaskan penatalaksanaan pascabedah dan
tatalaksana nyeri pasien bedah toraks
2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan pemeriksaan preoperatif pasien untuk
bedah toraks, meliputi pemeriksaan fisis dan penunjang yang
tepat
2 Mampu menilai kelayakan anestesia untuk bedah toraks
3 Mampu menilai kondisi pasien yang tidak sesuai untuk teknik
ventilasi satu paru dan risikonya
4 Mampu melakukan persiapan preoperatif bedah toraks,
termasuk fisioterapi dada dan terapi inhalasi
5 Mampu mempersiapkan peralatan dan pemantauan yan
diperlukan untuk anestesia dengan ventilasi satu paru
6 Mampu melakukan teknik anestesia dan pemantauan dengan
ventilasi satu paru
7 Mampu melakukan intubasi dengan double lumen tube
8 Mampu memberikan anestesia pada pasien dengan
massamediastinum
9 Mampu memberikan anestesia pada bedah darurat toraks
10 Mampu melakukan pemantauan yang baik dan sesuai untuk
anestesia bedah toraks
11 Mampu melakukan penatalaksanan pascabedah toraks,
termasuk tatalaksana nyeri
12 Mampu mengenali tanda-tanda dan mengatasi komplikasi
yang dapat timbul pascabedah toraks

Checklist
No Materi Sudah Belum
dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRAANESTESIA
1 Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang
2 Penentuan ASA
3 Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat
4 Pemasangan monitor
5 Interpretasi hasil monitor
ANESTESIA
1 Anestesia umum (intubasi ETT/ DLT)
2 Anestesia
3 Anestesia intravena
4 Pemberian cairan dan transfusi
5 Pemanatauan fungsi vital, kesadaran, kardiovaskular,
pernafasan. Tekanan darah, nadi, Saturasi Hb (SpO2),
ventilasi (ETCO2 bila ada), jumlah urin, suhu
6 Pengakhiran anestesia, masa siuman
7 Tindakan ekstubasi
8 Komplikasi dan penanganannya
PENATALAKSANAAN PASCABEDAH
1 Pengawasan ABC dan tanda vital pascabedah
2 Penanganan komplikasi, respirasi, kardiovaskular,
kesadaran, metabolik, gastrointestinal (mual muntah)
dan nyeri pascabedah
3 Penetapan kriteria untuk laik boleh dipulangkan
ANESTESIA BEDAH INVASIF MINIMAL

Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik mampu melakukan tatalaksana perioperatif
operasi invasive minimal (selanjutnya disingkat dengan OIM) atau operasi
laparoskopi (selanjutnya disingkat OL) yangmeliputi:
1. evaluasi dan persiapan preoperatif dengan baik dan cermat,
2. melakukan penatalaksanaan anestesia secara benar dan aman sehingga
menghasilkan trias anestesia yang optimal,
3. melakukan penatalaksanaan reanimasi yang adekuat selama prosedur
berlangsung,
4. melakukan pemantauan,
5. melakukan prosedur pemulihan anestesia yang aman dan mulus serta
melakukan tatalaksana pascaanestesia/operasi yang rasional

Referensi :
1. Basic & Clinical Pharmacology Katzung BG 9th ed 2004
2. Clinical Anesthesiology GE Morgan, Jr 4th ed 2006
3. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2005.
4. Miller´s Anesthesia RD 6th ed 2005
5. Berry & Kohn’s Operating room technique, 10th ed 2004

KOMPETENSI

1. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Penyakit sistemik lain yang diderita pasien yang dapat
mempengaruhi jalannya anestesia untuk OIM atau OL
2 Deskripsi prosedur OIM atau OL, elemen esensial, bahaya dan
pertimbangan keamanan pasien yang akan dilakukan OIM atau
OL
3 Persiapan preoperatif yang harus dilaksanakan baik persiapan
rutin maupun persiapan khusus; di rumah (pada pasien rawat
jalan), di bangsal/ruang perawatan, di kamar persiapan IBS dan di
kamar operasi
4 Rencana anestesia dan reanimasi yang akan dilakukan untuk
prosedur OIM atau OL
5 Pemantauan dan penyulit yang dapat terjadi selama OIM atau OL
6 Perubahan fisiologis akibat insuflasi gas CO2 dan perubahan posisi
trendelenburg, antitrendelenburg, lateral, litotomi, terhadap
kondisi pasien selama anestesia untuk OIM atau OL
7 Cara mengenali dan menangani komplikasi pemakaian gas CO2
dan pemakaian alat bedah elektrik pada OIM atau OL
8 Pemantauan, beberapa penyulit yang dapat terjadi dan
penatalaksanaannya pasca OIM atau OL
9 Rekam medis perioperatif pasien OIM atau OL
2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Melakukan langkah-langkah evaluasi preoperatif yang meliputi;
anamnesis, pemeriksaaan fisis, pemeriksaan penunjang, dan
konsultasi untuk menentukan status fisis ASA preoperatif pasien
OIM atau OL
2 Menentukan status fisis ASA dan menegakkan diagnosis penyakit
sistemik lain yang diderita pasien yang dapat mempengaruhi
jalannya anestesia untuk OIM atau OL
3 Melakukan identifikasi dengan benar perihal indikasi prosedur OIM
atau OL yang minimal, moderat atau yang kompleks dan indikasi-
kontranya terkait dengan butir 2 di atas
4 Melakukan persiapan preoperatif yang harus dilaksanakan baik
persiapan rutin maupun persiapan khusus; di rumah (pada pasien
rawat jalan), di bangsal/ruang perawatan, di kamar persiapan IBS
dan di kamar operasi
5 Melakukan penatalaksanaan anestesia secara benar dan aman
sehingga menghasilkan trias anesthesia yang optimal, melakukan
penatalaksanaan reanimasi yang adekuat selama prosedur
berlangsung dan melakukan prosedur pemulihan anestesia yang
aman dan mulus
6 Melakukan pemantauan dan segera melakukan
penanggulangan terhadap penyulit yang dapat terjadi selama
OIM atau OL
7 Melakukan antisipasi terhadap perubahan fisiologis akibat insuflasi
gas CO2 dan perubahan posisi trendelenburg, anti-trendelenburg,
lateral, litotomi, terhadap kondisi pasien selama anestesia untuk
OIM atau OL
8 Mengenali dan menangani komplikasi pemakaian gas CO2 dan
pemakaian alat bedah elektrik pada OIM atau OL
9 Melakukan pemantauan, menegakkan diagnosis penyulit-penyulit
yang dapat terjadi dan melakukan penatalaksanaannya pasca
OIM atau OL
10 Membuat rekam medis perioperatif OIM atau OL
Checklist

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
EVALUASI PRA OPERASI
1 Anamnesis
2 Pemeriksaan fisis
3 Pemeriksaan penunjang
4 Konsultasi
5 Kesimpulan status fisis ASA
PERSIAPAN PRA OPERASI
1 Persetujuan setelah mendapatkan informasi yang
adekuat
2 Persiapan di ruang perawatan (a.l. puasa, donor dll)
3 Persiapan di kamar persiapan operasi (a.l.
premedikasi, infusi dll)
4 Persiapan di kamar operasi (a.l. posisi, alat pantau dll)
TINDAKAN ANESTESIA
1 Induksi konvensional atau induksi cepat
2 Pemasangan sonde lambung dan LMA atau PET dan
penatalaksanaan jalan nafas yang lain sesuai
kebutuhan
3 Pemeliharaan trias anestesia dan puresi simpatikus
4 Penatalaksanaan ventilasi mekanis
5 Pemantauan dasar intraoperatif
6 Penatalaksanaan terapi cairan dan transfusi darah
7 Pemulihan anestesia termasuk ekstubasi LMA atau
PETdan sonde lambung
PERAWATAN PASCA-ANESTESIA
1 Pemantauan nilai Aldreta dan oksigenasi di ruang pulih
2 Terapi mual / muntah
3 Penatalaksanaan nyeri akut
4 Terapi nyeri bahu akibat residu CO2 di dalam
peritonium
5 Terapi cairan dan nutrisi
6 Kriteria pengeluaran dari ruang pulih
SEMESTER VI

1. Modul Anestesia Bedah Saraf II


2. Modul Anestesia Kardiotoraksik II
3. Modul Anestesia dan Penyakit Langka
4. Modul Intensive Care II
5. Modul Penelitian
ANESTESIA BEDAH SARAF II

Tujuan :
Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik diharapkan mampu:
1. Memberikan anestesia pada operasi intrakranial, operasi di luar otak akan
tetapi pasiennya mempunyai kelainan otak,
2. Anestesi pada operasi spinal dan columna verebralis,
3. Anestesia pada prosedur intervensional neuroradiologi di dalam maupun di
luar kamar operasi.
4. Mampu melakukan proteksi otak selama periode perioperatif

Referensi :
1. Cottrell JE, Smith DS. Anesthesia and Neurosurgery, 4th ed. St Louis : Mosby;
2001.
2. Newfield P, Cottrell JE. Handbook of Neuroanesthesia, 4th ed, Philadelphia :
Lippincott Williams&Wilkins ; 2007.
3. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York : Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
4. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins ; 2006
5. ISNAML participant workbook 2007.
6. Matta BF, Menon DK, Turner JM (eds) Textbook of Neuroanaesthesia and
Critical care, 1st ed., Greenwich Medical Media Ltd., London.
7. Albin MS (1997). Textbook of Neuroanesthesia with Neurosurgical and
Neuroscience Perspectives. McGraw-Hill, New York.1137-1175.
8. Bisri T, Himendra A, Surahman E. Neuroanestesia. Bandung 1998.

KOMPETENSI

1. Kognitif:

No Materi Ya Tidak
1 Memahami neurofisiologi, neurofarmakologi
2 Memahami penilaian preoperatif pasien untuk operasi intrakranial
3 Memahami patofisiologi kelainan intraserebral baik trauma atau
non trauma
4 Memahami bagaimana melakukan identifikasi peningkatan
tekanan intrakranial
5 Memahami pemantauan untuk prosedur intrakranial
6 Memahami persiapan penatalaksanaan jalan nafas pada
operasi servikal
7 Memahami pemilihan anestesia untuk bedah saraf
8 Memahami cara pendekatan kegawatan pada kraniotomi
9 Memahami cara merencanakan anestesia yang memungkinkan
dilakukan pemantauan neurofisiologi
10 Memahami cara-cara untuk mengatasi peningkatan tekanan
intrakranial
11 Memahami proteksi otak selama periode perioperatif
2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan persiapan untuk operasi intrakranial
2 Mampu menilai GCS secara cepat
3 Mampu menilai adanya herniasi otak
4 Mampu melakukan manajemen jalan nafas pada operasi spinal
servikal
5 Melakukan pemasangan jalur intraarterial dan intravena dengan
jarum besar
(keberhasilan 75%)
6 Mampu memasang kateter vena sentral tanpa mengganggu
drainase vena serebral (75% berhasil)
7 Mampu melakukan induksi anestesia umum untuk operasi besar,
rumatan, ekstubasi tanpa gejolak hemodinamik
8 Mampu melakukan intubasi pasien dengan kelanan serebral atau
cervikal dengan benar (dengan fibreoptic intubation, kalau ada)
9 Mampu melakukan teknik anestesia hipotensif
10 Mampu menilai adanya embolusudara dan menanganinya
11 Mampu memberikan anestesia pada prosedur diagnostik (MRI,
CTScan)
12 Mampu menangani komplikasi pascabedah saraf diruang pulih
13 Mampu melakukan tindakan proteksi otak selama periode
perioperatif

Checklist Bedah Saraf II

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang
2 Penentuan ASA
3 Persiapan alat, mesin pembiusan, STATIK, obat
4 Pemasangan monitor
ANESTESIA
1 Induksi, rumatan dan pengakhiran anestesia umum
2 Pemantauan
3 Pemberian cairan dan transfusi
4 Komplikasi dan penanganannya
5 Ekstubasi
PENATALAKSANAAN PASCABEDAH
1 Pengawasan ABC dan tanda vital
2 Penanganan komplikasi dan nyeri pascabedah
Checklist Bedah Rawat Jalan

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA
1 Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang
2 Penentuan ASA
3 Persiapan alat, mesin pembiusan, STATIK, obat
4 Pemasangan monitor
ANESTESIA
1 Induksi, rumatan dan pengakhiran anestesia umum
2 Pemantauan
3 Pemberian cairan dan transfusi
4 Komplikasi dan penanganannya
5 Ekstubasi
PENATALAKSANAAN PASCABEDAH
1 Pengawasan ABC dan tanda vital
2 Penanganan komplikasi dan nyeri pascabedah
ANESTESIA PASIEN DENGAN PENYAKIT LANGKA

Tujuan :
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memahami patofisiologi berbagai
penyakit langka, demikian juga obat apa yang dikonsumsi pasien untuk jangka
panjang. Atas dasar hal tersebut dapat direncana pemilihan teknis, obat,
perawatan, dan pemantauan yang akan dipergunakan. Asuhan medis perioperatif
penyakit langka dilaksanakan dengan baik

Referensi
a. Anesthesia and Uncommon Diseases edisi 5, Lee A. Fleisher, MD.
b. Anesthesia and Uncommon Diseases, Jonathan Benummof dan Katj

KOMPETENSI

1. Kognitif

No Materi Ya Tidak
1 Mampu merencanakan pemeriksaan fisis dan pemeriksaan
penunjang yang diperlukan untuk diagnosis pasien penyakit
langka yang akan mengalami pembedahan untuk penyakit
primer atau penyakit lain yang menyertai
2 Mampu menjelaskan patofisiologi penyakit-penyakit langka
3 Mampu menjelaskan anestesia dan perawatan pasca-
anestesia untuk pasien penderita penyakit langka
4 Mampu menjelaskan komplikasi yang terjadi selama anestesia
dan masa perioperatif pasien dengan penyakit langka

2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan anamnesis, pemeriksaan fisis dan
pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk diagnosis
pasien penyakit langka yang akan mengalami pembedahan
untuk penyakit primer atau penyakit lain yang menyertai
2 Mampu melakukan persiapan dan optimalisasi pra anestesia
untuk pasien dengan penyakit langka
3 Mampu melakukan penatalaksanaan anestesia pada pasien
dengan penyakit langka
4 Mampu melakukan perawatan pasca-anestesia pada pasien
dengan penyakit langka

Checklist
No Materi Sudah Belum
dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN PRE OPERASI
1 Persetujuan setelah mendapatkan informasi yang
adekuat
2 Laboratorium
3 Pemeriksaan tambahan
4 Antibiotik propilaksis
5 Cairan dan Darah
6 Peralatan dan instrumen khusus
ANESTESIA
1 Teknik anestesia
2 Obat anestetik
3 Lapangan anestesia dipersempit dengan linen steril
TINDAKAN ANESTESI
1 Induksi, intubasi
2 Rumatan
3 Ekstubasi
PERAWATAN PASCABEDAH
1 Komplikasi dan penangannya
2 Pengawasan terhadap fungsi vital
3 Pemantauan khusus dengan alat khusus
KEDOKTERAN CRITICAL CARE / INTENSIVE CARE (I dan II) (semester 2)

Setelah mengikuti modul ICU 1 dan 2 ini peserta didik akan memiliki pengetahuan
dan atau keterampilan meliputi:

1. Indikasi pasien masuk ICU


2. Tanda2 pasien yang memerlukan resusitasi dan stabilisasi awal di ICU
3. Penilaian klinis pasien ICU
4. Investigasi/ pemeriksaan penunjang ,interpretasi data dan diagnosis
5. Bantuan organ dan prosedur prosedur praktis terkait
6. Pemantauan dan pengukuran klinis
7. Pemakaian alat-alat di ICU dengan aman
8. Kondisi khusus (tidak termasuk trauma, luka bakar dan pasien pediatrik)
a. Sistem respirasi
b. Sistem kardiovaskular
c. Sistem renal
d. Sistem saraf
e. Trauma dan luka bakar
f. Pasien pediatrik
g. Pasien obstetri
h. Sepsis dan pengendalian infeksi
i. Transportasi pasien kritis
9.End-of- life- care

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New
York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006
2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed.
Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins ; 2006
3. Texbook of Critical Care

Checklist

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
Antisipasi terhadap kondisi yang mengancam nyawa
Penolong mencuci tangan dengan antiseptik/ pakai
sarung
tangan steril, masker
1 Penilaian kesadaran
2 Penilaian jalan nafas pasien kritis
3 Pembebasan jalan nafas
4 Pemberian oksigen dan ventilasi dengan balon-katup-
sungkup
5 Penilaian sirkulasi/kardiovaskular
6 Pemasangan artifisial jalan nafas (intubasi, LMA,
krikotirotomi)
7 Pemasangan akses vena perifer
8 Pemasangan akses vena sentral
9 Menentukan pasien gagal nafas
10 Penanggulangan awal gagal nafas
11 Setting ventilator pada pasien gagal nafas
12 Menentukan pasien dalam keadaan gagal sirkulasi
13 Resusitasi cairan pada pasien syok
14 Penggunaan cairan kristaloid
15 Penggunaan cairan koloid
16 Melakukan target resusitasi dalam 6jam Early Goal
Directed Therapy (EGDT)
17 Melakukan pemasangan ventilator dengan seting
yang benar
18 Melakukan pemberian obat-obat vasoaktif (inotropik
dan vasopresor)
19 Menentukan pemeriksaan penunjang lain yang
diperlukan untuk investigasi: darah perifer lengkap,
kimia darah fungsi ginjal, fungsi hepar, hemostasis,
kultur dan resistensi tes, EKG 12 lead, radiologi,
pencitraan lain (CT, USG, Echo), bronkoskopi, analisis
gas darah, elektrolit, lain lain sesuai indikasi.
Menentukan skor prognosis bila ada
20 Melakukan pemantauan kesadaran, tekanan darah
(S,D,MAP), HR, EKG, SpO2, ETCO2, suhu, produksi urin,
keseimbangan cairan
21 Melakukan terapi titrasi untuk mencapai target fungsi
vital : pernafasan, kardiovaskular, susunan saraf,
metabolik, renal
22 Melakukan dukungan terapi nutrisi enteral
23 Melakukan dukungan terapi nutrisi parenteral
24 Melakukan posisi pasien, pencegahan tukak lambung,
pencegahan DVT, pencegahan dekubitus,
pencegahan infeksi nosokomial, pencegahan
pnemonia karena ventilator (VAP)
25 Melakukan terapi simptomatik dan bantuan hidup
26 Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang :
biokimia, oksigenasi, hasil pencitraan, hasil kultur dan
resisitensi tes
27 Melakukan terapi kausal sesuai hasil investigasi
28 Melakukan interpretasi hasil terapi titrasi
29 Melakukan konsultasi/koordinasi dengan spesialis lain
dan kolaborasi dengan profesi lain
30 Melakukan prosedur invasif untuk pemantauan
maupun terapi sesuai indikasi: pemasangan pipa
toraks, trakeostomi perkutaneus
31 Melakukan follow up pasien terhadap hasil terapi atau
tindakan invasif secara terus menerus dengan interval
waktu sesuai kondisi pasien sampai kondisi stabil
normal
32 Melakukan penilaian prognosis pasien dengan
APACHE II
33 Melakukan penilaian prognosis pasien dengan SAPS II
34 Melakukan penilaian prognosis pasien dengan SOFA
35 Melakukan perkiraan beaya untuk menilai manfaat
dan risiko
36 Menetapkan Do Not Resuscitate (DNR) pada pasien
37 Memutuskan withdrawing dan withholding therapy
38 Memutuskan asuhan akhir kehidupan
39 Menetapkan mati batang otak
Modul 26 ANESTESIA BEDAH KARDIOTORASIK II (MODUL PILIHAN)

Tujuan
Setelah proses alih pengetahuan, keterampilan dan perilaku melalui modul ini,
diharapkan peserta didik memiliki kemampuan untuk:
1. Menilai kelayakan pasien untuk menjalani bedah jantung dan bedah
nonjantung pada pasien dengan kelainan jantung
2. Melaksanakan penatalaksanaan perioperatif pasien bedah jantung dan
bedah non jantung pada pasien dengan kelainan jantung, di bawah
supervisi konsulen (konsultan anestesia kardiovaskular
3. Memberi penjelasan yang adekuat kepada pasien atau keluarga pasien
tentang hal-hal yang berhubungan dengan pembedahan, menyangkut risiko
dan kemungkinan komplikasi yang berhubungan dengan anestesia, CPB
maupun teknik pembedahannya sendiri
4. Melakukan pemasangan dan interpretasi pemantauan untuk bedah jantung,
invasive maupun tidak
5. Melakukan penatalaksanaan pascabedah jantung
6. Mendeteksi dan melakukan tindakan penyelamatan dengan cepat dan
tepat pada kegawatan kardiovaskular
7. Menggunakan obat-obat kardiovaskular secara tepat

Referensi :
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ, Larson CP. Clinical Anaesthesiology, 3th
ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2002
2. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2006
3. Miller´s Anesthesia RD Miller 6th ed 2005
4. Kaplan’s Cardiac Anesthesia, 5th ed, Saunders, 2006
5. Lake CL, Booker PD. Pediatric Cardiac Anesthesia. 4th ed, 2005

KOMPETENSI
1. Kognitif
No Materi Ya Tidak
1 Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi jantung normal
2 Mampu menjelaskan pembagian penyakit-penyakit jantung
3 Mampu menjelaskan tentang penyakit jantung koroner beserta
patofisiologi, risiko dan komplikasi dihubungkan dengan anestesia
4 Mampu menjelaskan berbagai kelainan katup jantung beserta
patofisiologinya
5 Mampu menjelaskan berbagai penyakit jantung bawaan yang
sering dijumpai
6 Mampu menjelaskan berbagai jenis operasi jantung, terbuka
maupun tertutup
7 Mampu menjelaskan persiapan prabedah jantung dewasa
8 Mampu menjelaskan persiapan prabedah jantung anak
9 Mampu menjelaskan anestesia pada penderita kelainan jantung
pada pembedahan non jantung
10 Mampu menjelaskan secara garis besar anestesia pada
pembedahan koroner
11 Mampu menjelaskan secara garis besar anestesia pada
pembedahan katup jantung
12 Mampu menjelaskan secara garis besar anestesia pada
pembedahan penyakit jantung bawaan
13 Mampu menjelaskan prinsip kerja dan komplikasi teknik pintas
jantung-paru (cardiopulmonary bypass)
14 Mampu menjelaskan pemantauan hemodinamik yang diperlukan
sebelum, selama dan sesudah bedah jantung
15 Mampu menjelaskan prinsip perawatan pascabedah jantung
16 Mampu menjelaskan keadaan yang dimaksud dengan
kedaruratan kardiovaskular perioperatif
17 Mampu menjelaskan berbagai obat-obat kardiovaskular dan
penggunaannya

2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak
1 Mampu melakukan pemeriksaan preoperatif pasien untuk bedah
jantung, meliputi
anamnesis, pemeriksaan fisis dan penunjang yang tepat
2 Mampu menilai kelayakan anestesia untuk bedah jantung dan
bedah non jantung
3 Mampu menentukan pasien yang berisiko tinggi untuk tindakan
bedah jantung dan bedah nonjantung
4 Mampu melakukan persiapan preoperatif bedah jantung dan
bedah nonjantung, termasuk menentukan puasa dan
premedikasi, dengan pengawasan dan persetujuan konsulen
5 Mampu mempersiapkan peralatan dan obat-obatan yang
diperlukan untuk anesthesia bedah jantung dan bedah non
jantung, atas persetujuan konsulen
6 Mampu melakukan pemantauan yang baik dan sesuai untuk
anestesia bedah jantung dan bedah nonjantung, dengan
pengawasan ketat konsulen
7 Mampu melakukan pemasangan monitor invasif, seperti
pemasangan kateter vena sentral (CVC) dan kanul arterial untuk
pemantauan tekanan darah arterial, di bawah supervisi konsulen
8 Mampu melakukan penatalaksanaan pascabedah pasien
bedah jantung dan bedah non jantung, dengan supervisi ketat
konsulen
9 Mampu mengenali tanda-tanda komplikasi yang dapat timbul
pascabedah jantung
10 Mampu melakukan tindakan penyelamatan nyawa, termasuk RJP
pada kegawatan kardiovaskular sebelum, selama dan sesudah
operasi bedah jantung dan bedah non jantung
11 Mampu menggunakan obat-obat kardiovaskular dengan tepat
indikasi, tepat dosis dan tepat cara pemberian
Checklist

No Materi Sudah Belum


dikerjakan dikerjakan
PERSIAPAN ANESTESIA
1 Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang,
persetujuan setelah mendapatkan informasi yang
adekuat
2 Penentuan NYHA
3 Persiapan alat, mesin anestesia, STATICS, obat
4 Pemasangan monitor noninvasif
5 Interpretasi hasil monitor
ANESTESIA
1 Anestesia umum (intubasi ETT)
2 Insersi CVC
3 Insersi kanula arterial
4 Pemberian cairan dan transfusi
5 Pemanatauan fungsi vital, hemodinamik, ventilasi,
oksigenasi, tekanan darah arteri, laju nadi, segmen ST,
irama jantung. Saturasi Hb (SpO2), ventilasi (ETCO2 bila
ada), jumlah urin, suhu inti
6 Pengakhiran anestesia, kestabilan hemodinamik,
oksigenasi, perdarahan
7 Transportasi pasien ke ICU
PENATALAKSANAAN PASCABEDAH
1 Tekanan darah arteri, CVP, PAP (kalau ada), SPO2,
ETCO2 (kalau ada), perdarahan, produksi urin,
pemeriksaan laboratorium, Xray, kesadaran/
neurologik, usaha nafas
2 Komplikasi dan penanganannya low cardiac output
syndrome, krisis hipertensi pulmonal, tamponade
jantung, aritmia
3 Penetapan kriteia untuk layak ekstubasi, layak keluar
ICU
SEMESTER VII

1. Modul Penelitian
2. Modul Kemampuan Komunikasi dan Profesionalisme

Anda mungkin juga menyukai