Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 1

Anggota kelompok :
1. Irsalina Zul A (21012050)
2. Shella Iqfani (21012060)
3. Galuh Puspa W (210102054)
4. Risa Yumrotun F (21012056)
5. Irin Isrofiah (21012086)

Hubungan Kesehatan Mental dengan Perusahaan


Peranan penting lingkungan kerja dalam kehidupan manusia, juga tidak dapat dipandang
sebelah mata. Lingkungan kerja tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah, ajang persaingan
bisnis, dan peningkatan kesejahteraan hidup, tetapi juga menjadi sumber stres yang memberikan
dampak negatif terhadap kesehatan mental bagi semua orang yang berinteraksi di tempat
tersebut, misalnya individu yang terkait di dalamnya diantaranya adalah pejabat, pimpinan,
pegawai atau karyawan.
Masalah yang mengakibatkan gangguan mental di tempat kerja, diantaranya diakibatkan oleh
stres. Stres yang sering muncul di lingkungan kerja, diantaranya adalah:
a. Kekecewaan atas kurang terjaminnya kesejahteraan, dalam hal ini, honor atau gaji serta
tunjangan yang diterima tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari
b. Konflik di tempat kerja dengan personil lainnya, contohnya dengan atasan, kolega atau
dengan partner
c. Pekerjaan yang sedang dijalani tidak sesuai dengan passion serta kemampuan dirinya
d. Kompetisi atau persaingan yang tidak sehat yang terjadi antar pimpinan atau karyawan
e. Beban kerja yang terlalu berat, terlebih tidak sebanding dengan honor yang dibayarkan
f. Lingkungan kerja yang kurang kondusif, misalnya terlalu bising, kotor, sumpek, ventilasi
udara yang tidak ideal
g. Waktu istirahat yang kurang
h. Hari libur yang kurang jika dibandingkan dengan rutinitas bekerja yang terlalu padat
i. Tidak adanya komunikasi terbuka antara pimpinan dan karyawan
j. Jenjang karir atau kenaikan pangkat/golongan yang tidak tertata dengan baik
k. Pegawai/karyawan kurang diberikan kesempatan untuk menunaikan ibadah sesuai
keyakinan
Apabila masalah-masalah tersebut menimpa suatu lembaga atau perusahaan, maka akan
terjadi stagnasi produktivitas kerjadi di kalangan pimpinan atau karyawan. Jika hal ini terjadi,
maka tinggal menunggu kebangkrutan lembaga atau perusahaan tersebut. Sehingga untuk
tercapainya keberhasilan, keuntungan serta produktivitas kerja pawa karyawan/pegawai, maka
pimpinan seyogyanya memperhatikan kesehatan mental kara bawahannya agar tercipta kondisi
yang kondusif. Maka para pimpinan lembaga pemerintah/swasta penting dalam mengembangkan
kiat-kiat untuk mencegah terjadinya masalah mental seperti gangguan emosional dengan
meminimalisir sumber yang dapat menyebabkan stres berlebih.

A. Kenapa Kesehatan Mental Penting Di Lingkungan Kerja?


Kesadaran kesehatan mental di Indonesia dari tahun ke tahun sudah semakin
membaik. Hal ini ditunjukan dengan semakin banyaknya kemunculan layanan konsultasi
dengan psikolog secara online dan komunitas-komunitas peduli kesehatan mental. Dilansir
dari VOA Indonesia, kesadaran kesehatan mental di Indonesia masih terganjal dengan stigma
yang beredar di masyarakat. Banyak orang yang mengeluhkan kesehatan mental dinilai
kurang beribadah, bersyukur, atau (ketika keadaannya sudah terlalu parah) gila, hingga tidak
bisa sembuh. Stigma-stigma ini membuat banyak penderita gangguan kesehatan mental
cenderung menyembunyikan keadaannya.
Meskipun kesehatan mental semakin disadari oleh masyarakat, namun masih banyak
orang yang menganggap kesehatan mental bukan suatu permasalahan yang signifikan.
Kesehatan mental masih dianggap suatu hal yang abstrak dibandingkan dengan kesehatan
fisik yang lebih mudah dilihat oleh mata dan disentuh oleh kulit. Sehingga kepedulian
masyarakat pada para penderita gangguan mental seringkali tidak tepat dan malah
memperparah keadaan.
Terganggunya kesehatan mental dapat mempengaruhi performa kerja dan
produktivitas, hubungan antar rekan kerja, kemampuan fisik, dan sehari-hari seseorang baik
di tempat kerja maupun rumahnya.
B. Apa Saja Penyebab Terganggunya Kesehatan Mental Di Lingkungan Kerja ?
     Faktor penyebab terganggunya kesehatan mental dapat bermacam-macam bentuknya.
Salah satu penyebab internal adalah terdapat kelainan genetik atau riwayat keluarga yang
mengidap gangguan mental. Selain itu terdapat juga faktor eksternal yang muncul dari
lingkungan kerja yaitu :

 Komunikasi dan sistem manajemen yang buruk;


 Tujuan organisasi dan tugas-tugas yang kurang jelas;
 Rendahnya dukungan kepada dan antar pegawai;
 Jam kerja yang terlalu mengikat hingga menganggu kehidupan pribadi;
 Terbatasnya ruang berekspresi;
 Eksklusivitas keputusan atau kesempatan berpartisipasi hanya pada segolongan
pegawai saja;
 Penugasan yang tidak tepat bagi kompetensi individu pegawai;
 Perisakan antar pegawai.

C. Apa Yang Harus Dilakukan Jika Terdapat Pegawai Yang Mengalami Gangguan Kesehatan
Mental Di Kantor?
     Dilansir dari WHO, organisasi memiliki tanggungjawab untuk mendukung kesehatan
mental masing-masing pegawainya dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan
jauh dari faktor-faktor eksternal penyebab terganggunya kesehatan mental. Secara individu,
pegawai bisa saling memberi dukungan dengan bersikap lebih bersimpati dan berempati
ketika ada rekan kerja yang mengeluhkan atau terlihat terganggu kesehatan mentalnya
dengan tidak memberi stigma-stigma negatif yang memperburuk keadaan mental pegawai
jika tidak mampu memberi dukungan psikologis.
Dikutip dari wawancara VOA Indonesia dengan Psikiater Andreas Kurniawan, “Biasanya
saya akan memberikan analogi begini:  Orang dengan asthma yang mengalami sesak, kita
nggak pernah menstigma dia, ‘kamu kenapa sih sampai sesak begitu? Ini saya nafas biasa-
biasa saja’.” “Nah kita bisa memberikan gambaran yang sama juga orang dengan depresi.
Bukannya dia tidak mau merasa senang, bukan dia tidak mau berjuang. Melainkan dia secara
biologi otaknya memang kesulitan untuk merasakan kesenangan itu,” tambah beliau yang
aktif di Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia.
D. Apa Yang Harus Kita Lakukan Untuk Menjaga Kesehatan Mental?
     Tanggung jawab terbesar dalam menjaga kesehatan mental individu berada pada diri
masing-masing pegawai. Dilansir dari WHO berikut ini adalah cara untuk bertanggungjawab
atas kesehatan mental masing-masing orang :
 Membiasakan pola hidup yang sehat seperti berolahraga teratur, pola makan yang
seimbang, dan tidur yang berkecukupan.
Riset membuktikan bahwa terdapat korelasi yang erat antara kesehatan fisik dan
mental. Olahraga mampu mendorong tubuh menghasilkan hormon-hormon yang baik
bagi tubuh sehingga menghasilkan emosi positif.
 Meningkatkan Coping Skill Individu
Dikutip dari Medical Dictionary, coping skill adalah suatu pola karakter atau
perilaku yang dapat meningkatkan kemampuan adaptasi seseorang. Coping skill juga
dapat dipandang sebagai suatu kemampuan menghadapi stres untuk mendorong diri agar
tetap terus maju mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
 Meminta Pertolongan
Berusaha sendiri memang baik tapi ketika sudah merasa tidak mampu
menghadapi suatu hal seorang diri, penting untuk meminta pertolongan pada orang
lain. The ugly truth is tidak semua hal yang sanggup dilakukan orang lain bisa juga
dilakukan dirimu sendiri.
 Melatih Diri Untuk Berpikiran Terbuka
Tuhan menciptakan manusia dengan karakter yang unik dan berbeda-beda maka
penting bagi masing-masing individu berusaha menerima keunikan dan perbedaan
tersebut tanpa memberi stigma.

Afina, Shabira. (2020). Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja.


Tersedia di https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-banten/baca-artikel/13552/Kesehatan-
Mental-di-Lingkungan-Kerja.html [Diakses Pada 19 Maret 2023 Pukul 19.27].
Fakhriyani, D. V. (2019). Kesehatan Mental (Vol. 124). Duta Media Publishing.

Anda mungkin juga menyukai