Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN

(BJU) UAS TAKE HOME


EXAM (THE) SEMESTER
2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : CECE COLLAZO

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041333838

Tanggal Lahir : 18/12/2000

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4158/PERILAKU ORGANISASI

Kode/Nama Program Studi : 54 - MANAJEMEN

Kode/Nama UPBJJ : 79 - KUPANG

Hari/Tanggal UAS THE : SENIN 12/07/2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : CECE COLLAZO


NIM : 041333838
Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4158/PERILAKU ORGANISASI
Fakultas : EKONOMI
Program Studi : MANAJEMEN
UPBJJ-UT : KUPANG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi
THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
KUPANG, 12 JULI 2021
Yang Membuat Pernyataan

CECE COLLAZO
Nomor 1.

Poin A.
Milton Rokeach dan James Bank dalam Thoha 1994:60 61 nilai adalah suatu tipe
kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan dimana orang bertindak
atau menghindari sesuatu tindakan, mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas
dikerjakan. Dengan demikian nilai merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, dan nilai bukan
benda kongkret, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar atau salah yang menuntut
pembuktian empiris melainkan soal penghayatan yang dikehendaki, disenangi dan tidak
disenangi.
Milton Rokeach membedakan komponen nilai menjadi dua, yatu terminal values (nilai
tujuan) dan instrumental values (nilai alat). Nilai sebagai alat (instrumental) dan sebagai tujuan
akhir (terminal). Dalam kaitan dengan hal ini (Rokeach, 1973) menyatakan bahwa nilai dapat
sebagai variabel tergantung ataupun bebas. Sebagai variabel tergantung nilai merupakan hasil
semua kekuatan kultural, institusional dan personal yang berlaku pada seseorang selama
hidupnya. Sebagai variabel bebas nilai memiliki akibat-akibat yang jauh, antar lain penentu;
semua jenis tingkah laku sosial, sikap ideology, evaluasi moral terhadap diri sendiri dan orang
lain. Nilai sebagai alat (instrumental) bersifat nilai moral dan nilai kompetensi. Sebagai nilai
moral berkatian dengan cara bertingkah laku dan berkaitan hati nurani jika mereka melanggar
nilai maka akan menimbulkan kesedihan hati nurani atau perasaan bersalah karena telah
melakukan kesalahan. Adapun nilai kompetensi atau aktualisasi diri adalah nilai instrumental
yang berfokus pada sifat personal maka tidak begitu tampak unsur moralitas. Maka dari itu
tingkah laku jujur, bertanggung jawab membawa seseorang memiliki sifat moralis sedangkan
bertingkah laku logis, cerdik dan imajinative berarti seseorang bertingkah laku kompeten. Nilai
sebagai tujuan akhir (terminal) ada dua macam yaitu bersifat personal dan sosial. Bersifat
personal apabila nilai dipusatkan pada diri sendiri, sedangkan nilai bersifat sosial apabila nilai
tersebut dipusatkan pada masyarakat. Perbedaan tingkah laku atau perbedaan sikap individu
tergantung pada nilai mana yang menjadi prioritas. Kenaikan nilai sosial akan berakibat
menurunnya nilai personal, sebaliknya kenaikan nilai personal akan mengakibatkan
menurunnya nilai sosial (Rokeach, 1973).

Poin B.
Manajer harus memahami nilai personal dikarenakan untuk menghindari dampak
stress. Dampak negatif stress yang sangat bervariasi, mulai dari dampak psikologis, behavior,
mental dan fisik. Dalam kehidupan organisasi, dampak tersebut pada akhirnya akan
berdampak pula pada diri karyawan dan organisasi. Bagi karyawan, dampak paling sederhana
adalah menurunnya produktivitas dan kepuasan kerja. Sedangkan dampak yang lebih jauh
adalah sakit fisik berkepanjangan karena stroke misalnya atau sakit psikis karena depresi.
Keduanya — stroke dan depresi boleh jadi tidak hanya menimpa karyawan yang
bersangkutan, tetapi juga menimpa keluarganya. Jika seseorang sakit berkepanjangan dan
tidak bisa bekerja lagi atau harus mengambil cuti dalam waktu cukup lama, akan berakibat
pada berkurangnya income yang berarti pula keluarga harus ikut menderita, syukur kalau tidak
sampai ikut mengalami stres. Sementara itu, bagi organisasi, persoalan stres yang dihadapi
karyawan secara langsung maupun tidak pada akhirnya juga mempengaruhi kinerja organisasi
secara keseluruhan. Jika karyawan sakit misalnya dan perusahaan harus menanggungnya
maka biaya kesehatan perusahaan tentunya akan meningkat..
Mengingat dampak negatif stres sangat besar, namun di saat yang sama Stres
sesungguhnya tidak perlu dihindari atau ditakuti maka langkah terbaik berkaitan dengan stres
adalah mengelola stres itu sendiri yang disebut sebagai manajemen stres. Pada dasarnya,
manajemen stres merupakan upaya Sistematis baik upaya yang bersifat proactive maupun
reactive untuk mengurangi negatif stres. Upaya tersebut bisa dilakukan secara individual
maupun organisasional.

Poin C.
Allport membedakan nilai menjadi nilai teoretik, nilai ekonomik, nilai estetika, nilai
sosial, nilai politik dan nilai religi.
 Nilai teori yaitu nilai yang artinya nilai dari pikiran nya sendiri terhadap objek
 Nilai ekonomi yakni nilai yang berkembang secara manual mengikuti alur
 Nilai estetika adalah nilai yang menonjol pada kesenian dan keharmoniannya
 Nilai sosial adalahl nilai yang nominal dari masyarakat tersebut apakah pandangan
masyarakat jelek atau bagus
 Nilai religius berdasarkan budaya masyarakat
Nomor 2

Poin A. Stressor yang di rasakan Aldi ialah Stress Level Luar Organisasi, Level di luar
organisasi (exfra organizational). Stressor yang berada di luar organisasi adalah semua faktor
yang terkait dengan kehidupan seseorang, namun tidak terkait secara langsung dengan
kehidupan organisasi, tetapi sangat potensial menimbulkan stres. Seperti Aldi karyawan yang
pindah untuk tinggal dan bekerja di kota besar, yaitu di Jakarta ia mengalami tingkat stres
yang lebih tinggi dibanding dengan para pekerja yang tinggal di kota lamanya yaitu di Klaten.
Penyebabnya karena kompleksitas hidup yang harus dihadapi para Aldi yaitu mahalnya biaya
hidup (Jakarta adalah kota termahal nomor 2 di ASEAN), kemacetan lalu lintas dan persoalan-
persoalan hidup lain.

Poin B.
Jenis moderator yang cocok untuk Aldi adalah ketabahan atau keteguhan hati. Stres karena
pekerjaan sesungguhnya bisa dinetralisir dengan sekumpulan kepribadian yang disebut
hardiness — keteguhan atau ketabahan. Keteguhan atau ketabahan adalah kemampuan
seseorang untuk mengubah persepsi atau perilaku terhadap negative stressor menjadi
positive stressor atau mengubah lingkungan penyebab stres menjadi lingkungan yang
memberi peluang untuk berkembang. Dimensi-dimensi kepribadian yang terkait dengan
hardiness adalah komitmen, internal locus of control, dan kemauan menerima tantangan.
Komitmen merefleksikan keteguhan seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan tidak
peduli apakah dia sedang menghadapi masalah pribadi. Bagi seseorang yang memiliki
komitmen, persoalan pribadi seperti ini, meski menekan, tidak menghalanginya untuk
menyelesaikan pekerjaan karena yang lebih dipedulikannya adalah hasil akhir dari pekerjaan
tersebut. Sedangkan seseorang yang memiliki kepribadian internal locus of control (pusat
kendali diri dari dalam) diyakini mampu mempengaruhi semua kejadian yang menimpa dirinya.
Dengan demikian, orang seperti ini bisa mengatasi negative stressor atau paling tidak
meminimalisirnya. Terakhir, seseorang yang mau menerima tantangan biasanya menganggap
bahwa perubahan adalah sesuatu yang wajar terjadi dalam kehidupan manusia. Oleh karena
itu, perubahan lebih dianggap sebagai tantangan yang harus dihadapi ketimbang sebagai
ancaman.
Nomor 3

Poin A
Metode yang perlu di lakukan ialah Negosiasi, Negosiasi sebagai proses pengambilan
keputusan dengan cara saling menerima dan memberi (take-and-give) antara pihak-pihak
yang saling bergantung, tetapi masing-masing pihak memiliki preferensi berbeda. Dalam
bahasa yang lebih sederhana, inti dari negosiasi adalah tarik ulur atau tawar menawar menuju
sebuah kesepakatan, meski dalam dunia politik sering didengar istilah kesepakatannya adalah
tidak sepakat. Penjelasan ini memberi kesan seolah-olah negosiasi tidak beda dengan resolusi
konflik atau manajemen konflik seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada umumnya,
pandangan kebanyakan orang memang demikian meski sesungguhnya negosiasi bukan
sekedar resolusi konflik. Negosiasi lebih luas dari sekedar resolusi konflik. Contoh jalan
keluarnya ialah Perusahaan tetap memotong upah di karenakan ketidaksanggupan dalam
membayar upah pekerja di karenakan pandemic Covid-19 yang berdampak pada setiap sector
kehidupan, dan untuk pekerja tidak di pekerjakan full time seperti bayaran upah full time,
sehingga upah yang di bayar sesuai dengan pekerjaan yang di lakukan sekaligus mematuhi
aturan protocol kesehatan untuk tidak sering bertemu antar pegawai.

Poin B.
Tipe negosiasi yang di gunakan adalah integratif. dalam tipe ini negosiator berusaha secara
optimal untuk mencapai kesepakatan. Untuk itu, tidak jarang kedua belah pihak mau
berkolaborasi untuk mencapai kesepakatan yang sesungguhnya bukan kesepakatan semu,
seperti pada tipe distributif. Layaknya dalam rebutan kue, kalau perlu kuenya yang diperbesar
agar kedua belah pihak mendapat porsi yang besar dan kedua-duanya tidak ada yang merasa
rugi. Atau dengan kata lain, tipe integratif merupakan tipikal negosiasi di mana kedua belah
pihak merasa menang (win-win). Untuk mencapai tujuan tersebut maka seorang negosiator
dituntut untuk memiliki dan menggunakan skill sebagai berikut:
1. Bisa menetapkan tujuan yang tidak biasa (superordinate goals),
2. Memisahkan orang dari persoalan,
3. Fokus pada pokok persoalan bukan pada posisi masing-masing,

Anda mungkin juga menyukai