Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Banjarmasin, 29 Desember 2022
AHMAD TAUFIK
LEMBAR JAWABAN
Manager memegang peran kunci dalam organisasi. Manager harus memiliki keahlian dasar
seperti :
Menurt Ernie dan Kurniawan (2010) keahlian tambahan yang harus dimiliki manager adalah:
Sedangkan untuk pengertiap Peran oleh para ahli adalah Pengertian peran menurut
Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status),
apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan , maka ia
menjalankan suatu peranan. Dalam sebuah organisasi setiap orang memiliki berbagai
macam karakteristik dalam melaksanakan tugas, kewajiban atau tanggung jawab yang telah
diberikan oleh masing-masing organisasi atau lembaga. Sedangkan menurut Gibson
Invancevich dan Donelly (2002) peran adalah seseorang yang harus berhubungan dengan 2
sistem yang berbeda, biasanya organisasi. Kemudian menurut Riyadi (2002:138) peran dapat
diartikan sebagai orientasi dan konsep dari bagian yang dimainkan oleh suatu pihak dalam
oposisi sosial. Dengan peran tersebut, sang pelaku baik itu individu maupun organisasi akan
berperilaku sesuai harapan orang atau lingkungannya. Peran juga diartikan sebagai tuntutan
yang diberikan secara struktural (norma-norma, harapan, tabu, tanggung jawab dan
lainnya). Dimana didalamnya terdapat serangkaian tekanan dan kemudahan yang
menghubungkan pembimbing dan mendukung fungsinya dalam mengorganisasi. Peran
merupakan seperangkat perilaku dengan kelompok, baik kecil maupun besar, yang
kesemuannya menjalankan berbagai peran.
Hakekatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang
ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu. Kepribadian seseorang juga mempengaruhi
bagaimana peran itu harus dijalankan. Peran yang dimainkan/diperankan pimpinan tingkat
atas, menengah maupun bawah akan mempunyai peran yang sama.
Sutarto (2009:138-139) mengemukakan bahwa peran itu terdiri dari tiga komponen, yaitu:
a. Konsepsi peran, yaitu: kepercayaan seseorang tentang apa yang dilakukan dengan
suatu situasi tertentu.
b. Harapan peran, yaitu: harapan orang lain terhadap seseorang yang menduduki posisi
tertentu mengenai bagaimana ia seharusnya bertindak.
c. Pelaksanaan peran, yaitu: perilaku sesungguhnya dari seseorang yang berada pada
suatu posisi tertentu.
Kalau ketiga komponen tersebut berlangsung serasi, maka interaksi sosial akan terjalin
kesinambungan dan kelancarannya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat
disimpulkan peran sebagai berikut:
a. Peran adalah pengaruh yang diharapkan dari seseorang dalam dan antar hubungan
sosial tertentu.
b. Peran adalah pengaruh yang berhubungan dengan status atau kedudukan sosial
tertentu.
c. Peran berlangsung bilamana seseorang melaksanakan hak - hak dan kewajiban–
kewajibannya sesuai dengan statusnya.
d. Peran terjadi bila ada suatu tindakan dan bilamana ada kesempatan yang diberikan.
Kategori Peran Antar pribadi ini adalah kategori peran seorang Manajer untuk memberikan
informasi dan Ide yang terbagi mennjadi 3 peran, yaitu:
a. Sosok atau Figur (Figurehead). Manajer memiliki tanggung jawab terhadap legal,
sosial, seremonial dan juga bertindak sebagai simbol perusahaan, biasanya dengan
melakukan hal-hal seremonial seperti menghadiri acara peresmian, menandatangani
dokumen legal (hukum), menyapa tamu perusahaan dan menjadi tuan rumah
resepsi.
b. Pemimpin (Leader). Manajer bertugas sebagai pemimpin dalam Tim, departemen,
ataupun organisasinya. Menyeleksi, Melatih, serta mengelola kinerja dan memotivasi
karyawannya.
c. Penghubung (Liaison). Manajer harus membangun dan menjaga komunikasi dengan
kontak Internal maupun kontak eksternal perusahaan. Contohnya berpartisipasi
dalam pertemuan dengan perwakilan dari divisi/departemen atau organisasi lainnya.
Pada Peran Informasional ini, Seorang Manager berperan sebagai pengelola Informasi, yang
juga terbagi menjadi 3 peran, yaitu:
a. Pemantau (Monitor). Manajer berperan sebagai pencari informasi yang berkaitan
dengan industri dan organisasinya, selain juga memantau tim yang dipimpinnya baik
dari segi produktivitas, kinerja, maupun kenyamanan kerja anggota timnya.
b. Penyebar Informasi (Disseminator). Manajer harus menyebarkan dan
mengkomunikasikan informasi yang didapat kepada orang lain yang ada di dalam
organisasinya. Contohnya dengan menyampaikan memo, email atau laporan kepada
bawahannya mengenai informasi dan keputusan yang telah diambil.
c. Juru Bicara (Spokesperson). Manajer berperan sebagai Juru Bicara yang meneruskan
informasi tentang organisasinya dan tujuan organisasinya ke pihak luar.
Seorang Manajer juga berperan sebagai Wirausahawan, Pemecah masalah, pembagi sumber
daya dan perunding sebagai berikut:
a. Wirausahawan (Entrepreneur). Manajer harus mampu membuat suatu perubahaan
dan mengendalikannya untuk kemajuan organisasinya. Manajer harus
merencanakan masa depan organisasinya, membuat proyek-proyek perbaikan dan
peningkatan kualitas dan produktivitas.
b. Pemecah masalah (Disturbance Handler). Manajer bertanggung jawab untuk
menyelesaikan setiap permasalahan dan konflik yang terjadi di dalam orhnisasinya.
c. Pembagi Sumber Daya (Resource Allocator). Manajer berperan sebagai pembagi
sumber daya baik berupa dana, tenaga kerja, material, mesin dan sumber daya
lainnya untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
d. Negosiator (Negotiator). Manajer berpartisipasi atau mengambil bagian dalam
melakukan negosiasi dengan pihak luar untuk memperjuangkan kepentingan bisnis
perusahaannya.
2. Dalam suatu kelompok kerja sering dijumpai Manajer yang tidak menghasilkan kinerja
optimal bagi kelompok yang dipimpinnya, hal tersebut tentunya disebabkan karena kurang
memahaminya kinerja yang diharapkan dari posisinya sebagai seorang Pemimpin kelompok
kerja, kurang memahami peran Manajerial yang disandangnya, tidak mempunyai
keterampilan Manajerial yang diperlukan untuk menghasilkan kinerja Manajerial yang
ditargetkan serta kurang mampu berkoordinasi dan berkomunikasi. Karena seorang
Pemimpin/Leader belum tentu seorang Manajer, akan tetapi seorang Manajer bisa
berperilaku sebagai seorang Pemimpin/Leader asalkan dia mampu mempengaruhi perilaku
orang lain untuk mencapai tujuan. Berdasarkan kata dasarnya “to manage” yang berarti
mengelola, mengatur, memimpin, mengarahkan, mengurus, mengendalikan, dst., maka
manajer (manager) adalah orang yang melakukan semua yang diartikan tadi. Untuk
memudahkan, kita ambil satu kata saja, yaitu “pengelola” yang juga dikenal dengan
“manajer”.
Jika diartikan secara bebas, Manajer adalah pelaku Manajemen, yaitu orang yang bertugas untuk
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengatur bagaimana timnya bekerja
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Menurut penelitian Henry Mintzberg, Manajer sebenarnya memiliki 10 peranan dasar yang
digolongkan menjadi tiga kategori dasar, yaitu Interpersonel roles (peran antarpribadi),
Informational roles (peran informasional), Decisional roles (peran keputusan) yang dipublikasikan
dalam “Mintzberg on Management: Inside our Strange World of Organizations” pada tahun 1990.
Lalu apa bedanya antara pemimpin dan manajer? Abraham Zaleznik (HBR Classic, 1977 dan 1992)
mengatakan bahwa manajer dan pemimpin adalah dua keterampilan yang berbeda. Pemimpin
cenderung mentoleransi kekacauan atau kurangnya struktur dalam organisasi dengan menunda
pengambilan keputusan. Sebaliknya, manajer cenderung berusaha mempertahankan ketertiban,
pengendalian dan penyelesaian masalah secepatnya.
Pemimpin lebih berfokus pada menciptakan perubahan, menetapkan arah tujuan melalui visi dan
strategi, dan memotivasi sumber daya manusia agar bergerak menuju visi dan misi yang sama.
Pemimpin mampu membuat orang lain percaya akan adanya masa depan yang lebih baik dan
memotivasi mereka untuk berinisiatif mencapai suatu visi. Pemimpin mampu menimbulkan rasa
kepemilikan dan kebersamaan.
Manajer cenderung memprioritaskan stabilitas organisasi dengan berusaha mengurangi
ketidakpastian dalam menghadapi suatu situasi kompleks. Oleh karena itu, manajer lebih berfokus
pada perencanaan dan penganggaran, pengorganisasian dan pengadaan sumber daya, serta
penyelesaian masalah. Memang, keterampilan memimpin dan keterampilan mengelola dapat
dimiliki oleh satu orang. Namun, biasanya seorang pemimpin murni cenderung kurang mampu
mengelola organisasi dan seorang manajer murni cenderung kurang mampu memimpin organisasi.
Tidak ada istilah bahwa menjadi seorang pemimpin adalah lebih baik daripada menjadi seorang
manajer atau sebaliknya. John Kotter (HBR, 1990) menambahkan bahwa semua organisasi
membutuhkan keduanya, manajer maupun pemimpin agar dapat sukses, terutama dalam masa-
masa sulit dan krisis. Pemimpin memerlukan manajer dan manajer memerlukan pemimpin. Sikap
pemimpin dan sikap manajer dapat bertolak belakang sehingga kita perlu mengidentifikasi situasi
dimana kita perlu bersikap sebagai seorang pemimpin, situasi dimana kita perlu bersikap sebagai
seorang manajer dan situasi dimana kita perlu bersikap sebagai keduanya.
Menurut Stogdill dalam bukunya Personal Factor Associated with Leadership yang dikutip oleh
Kartini Kartono dalam bukunya Pemimpin dan Kepemimpinan mengatakan bahwa pemimpin itu
harus mempunyai kelebihan, yaitu:
1. Kapasitas meliputi: kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara dan kemampuan
menilai.
2. Ilmu pengetahuan yang luas
3. Tanggungjawab, mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan punya hasrat
untuk unggul.
4. Partisipasif aktif, memiliki sosialbilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif, atau suka bekerja
sama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.
5. Status meliputi kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi, populer, tenar (Kartono,
1994).
Dari uraian di atas bahwa untuk menjadi seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan,
tanggungjawab, serta mempunyai kedudukan sosial yang tinggi di dalam suatu masyarakat.
Sedangkan menurut Jhon D. Millet dalam bukunya Management In The Public Services,
yang dikutip oleh Inu Kencana dalam bukunya Manajemen Pemerintahan mengatakan
bahwa seorang pemimpin harus mempunyai sifat kepemimpinan, sifat tersebut sebagai
berikut:
3. Covid-19, kesehatan dan pekerjaan, ketiga hal ini yang sekarang menjadi satu kesatuan yang
mungkin sulit dipisahkan untuk saat ini. Seolah kita dipaksa berdamai dengan Covid dan
hidup berdampingan, karena kita tidak mungkin hanya diam di rumah, kita tetap harus
beraktifitas, menjalankan roda kehidupan, melakukan pekerjaaan, terus belajar,
meneruskan cita-cita dan harapan. Sangat beruntung bagi orang-orang yang tidak
kehilangan pekerjaan, karena sebagian perusahaan di seluruh dunia merumahkan
karyawannya. Bagi kita semua, harus siap menjalani kondisi seperti ini. Yang masih bekerja
harus kembali melakukan pekerjaan, yang kehilangan pekerjaan harus berani mengambil
tindakan untuk mencari solusi lain.
Bagi perusahaan yang masih beroperasi, perlu mulai memikirkan langkah-langkah praktis
demi mencegah penyebaran kuman, Langkah langkah yang bisa diambil antara lain:
1. Mewajibkan semua karyawan memakai masker.
2. Mengecek suhu badan sebelum masuk ke kantor.
3. Tidak berjabat tangan.
4. Menyediakan wastafel di setiap sudut ruangan agar lebih mudah untuk
membersihkan tangan.
5. Membuat jam kerja baru, misalnya kerja shift atau mengurangi jam kerja karyawan
agar tidak terlalu banyak karyawan berkerumun.
6. Mengurangi rapat-rapat secara langsung atau tatap muka, diganti dengan rapat
virtual.
7. Memperbolehkan karyawan untuk bekerja di rumah jika dalam keadaan kurang
sehat.
8. Menyiapkan konseling bagi karyawan, karena tidak menutup kemungkinan banyak
karyawan yang mengalami depresi di masa pandemic.
Selanjutnya, untuk menghadapi krisis di masa pandemic seperti ini, bagi perusahaan, maka
perlu menyiapkan langkahlangkah yang jitu agar perusahaan tetap bisa bertahan, langkah-
langkah yang bisa diambil seperti:
1. Pengaturan kas, pengaturan kas sangat perlu agar dikemudian hari perusahaan
benar-benar tidak kekurangan dana, sehingga tetap bisa beroperasi. Contohnya
meminta penangguhan atau perpanjangan waktu pembayaran pada kreditur atau
kredit bank.
2. Membuat perencanaan antisipasi atau darurat. Untuk selamat dari pandemic,
perusahaan harus segera mempunyai perencanan baru yang bisa dilakukan dimasa
pandemic ini.
3. Membuat manajemen khusus, seperti membuat group kecil perwakilan dari semua
devisi, agar selalu bisa berkomunikasi dengan baik, membahas atau menentukan
prioritas masalah yang dihadapi perusahaan dan bagaimana mengatasinya.
4. Selalu berkerja sama yang baik dengan relasi. Seperti supplier, otoritas pajak,
perbankan, pemegang saham, atau pemberi pinjaman, sehingga akan selalu
mendapat dukungan keuangan.
5. Selalu perhatikan karyawan. Memahami profil karyawan dalam situasi seperti ini
menjadi sangat penting, sebagai solusi atau pilihan ingin tetap memperkejakan
karyawan atau mengurangi karyawan, karena akan menjadi posisi yang sulit bagi
perusahaan demi kelangsungan perusahaan.
Komunikasi adalah sebuah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial. Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari bahasa
latin “communicare” yang artinya “menyampaikan”. Komunikasi merupakan suatu aktivitas
penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya
yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Pada umumnya, komunikasi dilakukan melalui lisan dan verbal sehingga bisa dimengerti
oleh dua belah pihak. Selain memakai bahasa verbal, komunikasi juga bisa dilakukan
memakai bahasa isyarat seperti gesture tubuh, tersenyum, menggelengkan kepala dan
sebagainya. Selain itu, pengertian komunikasi juga bisa diartikan sebagai jalannya proses
yang mana seseorang atau kelompok menciptakan dan memakai sejumlah informasi supaya
saling terhubung dengan lingkungan sekitarnya. Komunikasi dapat terjadi jika ada interaksi
antara dua orang atau lebih diwaktu yang sama dan terdapat pesan yang disampaikan. Saat
ini komunikasi tidak hanya bisa dilakukan secara tatap muka langsung, tetapi bisa dilakukan
melalui smartphone.
Beberapa ahli lainnya turut berpendapat terkait definisi komunikasi: Bernard Berelson dan
Gary A. Steiner: Komunikasi: transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan
sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan
sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.
Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi
informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima. Carl I.
Hovland: Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)
menyampaikan rangsangan (biasanya lambanglambang verbal) untuk mengubah perilaku
orang lain (komunikate). Gerald R. Miller: Komunikasi terjadi ketika suatu sumber
menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk
memengaruhi perilaku penerima. Everett M. Roger: Komunikasi adalah proses di mana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka. Raymond S. Ross: Komunikasi (intensional) adalah suatu
proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga
membantu pendengar membangkitkan makna atau respons pikirannya yang serupa dengan
yang dimaksud komunikator. Dengan begitu, komunikasi dapat diartikan sebagai proses
pemindahan pesan dari komunikator kepada penerima/ komunikan secara langsung atau
melalui saluran dalam rangka mengubah atau memengaruhi perilakunya.
Dalam ilmu komunikasi, para ilmuwan komunikasi membagi konseptualisasi komunikasi
menjadi tiga, yaitu komunikasi liner, komunikasi interaksi, dan komunikasi transaksional.
Komunikasi Linier Komunikasi linier atau satu arah (one way communication)
mengisyaratkan komunikasi sebagai kegiatan yang secara sengaja (intentional act) dilakukan
untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respons orang lain.
Komunikasi Interaksi Komunikasi interaksi atau two way communication adalah komunikasi
sebagai proses sebab akibat atau aksi reaksi yang arahnya bergantian. Adapun unsur
komunikasi yang ditambahkan adalah feedback, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Komunikasi Transaksional Komunikasi sebagai transaksi tidak hanya menafsirkan pesan
verbal, tetapi juga perilaku nonverbal yang terjadi spontan dan simultan di antara mereka
yang terlibat dalam komunikasi.
Berdasarkan konseptualisasi komunikasi transaksional ini, beberapa pakar mendefinisikan
komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna (John R Wenburg dan William W
Wilmot).