Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Agus Susanto
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
b. Variabel Pesan
Pesan, seperti yang sudah kita bahas, dapat diartikan sebagai sesuatu yang berupa
pengetahuan, gagasan, pendapat, informasi, atau instruksi yang disampaikan komunikator
kepada orang lain, atau dari satu lembaga kepada lembaga lain, dari satu orang kepada lembaga
lain. Pesan ini dapat disampaikan secara personal atau impersonal dengan menggunakan simbol
atau sinyal tertentu. Pesan yang menggunakan kata-kata dinamakan pesan verbal dan pesan
yang disampaikan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti menggunakan bahasa tubuh
dinamakan pesan nonverbal.
c. Variabel Penerima/Komunikan
Komunikan atau penerima merupakan salah satu komponen komunikasi yang penting untuk
kita cermati. Karena komunikan, akan menentukan bagaimana cara kita berkomunikasi.
Misalnya, perhatikan saja saat orang mengajak berbicara dengan seorang bayi akan mencadel-
cadelkan ucapannya. Namun orang yang sama akan berbicara dengan cara yang berbeda saat
berbicara dengan temannya. Karakteristik komunikan itu bisa dirumuskan dengan berbagai
cara. Ada yang merumuskannya dengan menggunakan pendekatan demografis seperti dengan
menggambarkan komunikan berdasarkan profil status ekonomi dan sosial (SES). Ada juga yang
menggunakan pendekatan psikologis, seperti menyusun profil khalayak berdasarkan kebutuhan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
yang biasanya mengacu pada teori kebutuhan Maslow yang tentunya sudah Anda pelajari pada
mata kuliah lain. Ada juga yang menggunakan pendekatan gaya hidup sehingga kita mengenal
analisis nilai dan gaya hidup.
d. Variabel Konteks
Saat mempelajari proses komunikasi pada Kegiatan Belajar 1, kita tahu bahwa komunikasi itu
berlangsung dalam konteks tertentu. Konteks komunikasi itu, bisa bersifat alamiah dan bisa juga
memang sengaja diciptakan. Konteks komunikasi yang alamiah adalah situasi komunikasi yang
tidak kita ciptakan suasananya sehingga merupakan suasana keseharian yang wajar. Sedangkan
konteks yang kita ciptakan adalah suasana yang sengaja kita buat. Konteks komunikasi yang
sengaja diciptakan misalnya acara business lunch, permainan golf, coffee morning atau
menyelenggarakan rapat di kawasan wisata. Sedangkan konteks yang alamiah, misalnya
komunikasi yang berlangsung di ruangan kantor atau perbincangan di ruang rapat.
e. Variabel Saluran
Komunikasi yang dilakukan manusia pasti menggunakan saluran komunikasi tertentu. Ada
saluran yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan massa atau banyak orang yang
dinamakan media massa. Tapi ada juga saluran yang dipergunakan untuk pembicaraan di antara
dua orang seperti telepon. Lantas, bagaimana kalau percakapan tatap-muka di antara dua
orang? Saluran apa yang dipergunakan? Menurut ahli komunikasi, suara yang dipergunakan
dalam percakapan itu bisa terdengar lawan komunikasi karena merambat melalui udara
sehingga udara itulah yang menjadi saluran komunikasi kita.
f. Variabel Efek
Suatu saat, setelah membaca iklan lowongan kerja di koran, seorang penganggur menyatakan
dalam hatinya, “Mungkin ini lowongan kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang saya miliki.”
Lantas, si penganggur itu pun mengembangkan harapan. Dia merasa yakin akan diterima di
perusahaan tersebut. Lalu mulai membayangkan apa yang akan dikerjakannya nanti setelah
menjadi karyawan. Itulah contoh efek komunikasi. Ada perubahan pengetahuan pada diri
komunikan, yakni dari tidak tahu menjadi tahu ada lowongan pekerjaan. Kemudian ada
perubahan sikap, dengan menyatakan kualifikasinya sesuai dengan kebutuhan yang dinyatakan
dalam iklan itu. Akhirnya ada perubahan perilaku, dengan mengirimkan surat lamaran.
variabel tersebut kita pertimbangkan dengan baik. Kita harus menyadari bahwa kegiatan komunikasi
bisnis itu kita lakukan agar memiliki dampak, bukan sekedar kegiatan yang dilakukan untuk bisa
berjalan saja. Dengan perencanaan yang baik, efektivitas komunikasi bisa lebih terjamin.
2. Fungsi komunikasi bisnis menurut Chester Bornder (1938) dalam bukunya The Functions of
executive.
Menurut Chester Bornder (1938) dalam bukunya The Functions of executive, menjelaskan salah satu
fungsi atau tanggung jawab seorang eksekutif selain berfungsi menciptakan kooperasi dan
memformulasikan tujuan organisasi, juga memelihara dan mempertahankan fungsi komunikasi
dalam organisasi.
Fungsi komunikasi bisnis terdiri dari:
a. Fungsi informative
Dalam konteks fungsi informatif, aktivitas yang kita lakukan berperan memberikan informasi
tentang bisnis kita, pada saat yang mungkin bersamaan kita juga mencari informasi tentang siapa
pesaing kita, bagaimana kondisi perusahaan dan kekuatannya pada pangsa pasar (market place).
Contoh fungsi informatif yaitu suatu perusahaan memberikan informasi yang dibutuhkan
pelanggannya mengenai produk yang ditawarkan.
b. Fungsi persuasif/motivatif
Dalam fungsi persuasif/motivatif ini, tujuan komunikasi diarahkan untuk memberikan treatment
agar orang lain merubah sikap, pendapat dan perilakunya seperti yang diinginkan oleh
komunikator.dalam organisasi bisnis internal fungsi ini dijalankan untuk membangun komitmen
para pelakunya terhadap organisasi atau lembaga tempat ia bekerja, dari mulai manajer hingga
tukang sapu, sehingga visi, misi, strategi dan taktik dapat berjalan secara efektif dalam memcapai
tujuan bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya.
c. Fungsi kontrol
Tanpa adanya fungsi kontrol dalam komunikasi bisnis, operasional organisasi tidak dapat berjalan
secara efektif. Fungsi kontrol dalam konteks komunikasi bisnis, artinya mengkomunikasikan atau
yang harus dikerjakan atau tidak harus dikerjakan oleh oleh bawahan atau manajer sekali pun.
Fungsi ini dapat berjalan efektif bila (1) informasi yang disampaikan jelas, akurat dan tidak
mengandung ambiguitas yang berlebihan; (2) komunikasi yang dilakukan sekaligus memperkaya
skill bawahan; (3) bahwa mampu menggunakan informasi tersebut; (4) membuka saluran umpan-
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
balik.
d. Fungsi emotif.
Dalam kerangka kerja komunikasi bisnis fungsi emotif meningkat ke penerapan (acceptance) isi
pesan, karena berkaitan dengan rasa suka tidak suka, benci dan cinta, puas atau tidak puas
kegembiraan dan kesedihan, menyenangkan atau kedekatan emosional lainnya. Contohnya yaitu
isi pesan yang disampaikan telah memasukkan semua informasi yang dibutuhkan pihak lain
sehingga mereka akan merasa puas terhadap pesan tersebut.
tidak hanya berguna untuk menghemat waktu, tetapi juga menghindari kerumitan dalam proses
menulis.
Sebagai tanggapan atas kategori keras lunak, Harvard Project mengembangkan teknik yang
disebut interest based negotiation atau principled negotiation. Teknik ini merupakan jalan tengah
yang ditawarkan atas pertengtangan Teknik keras-lunak. Teknik ini dipilih karena pemilihan
teknik keras berpotensi menemukan kebuntuan (dead lock) dalam negosiasi, terlebih apabila
bertemu dengan sesama perunding yang bersifat keras, sedangkan perunding lunak berpotensi
sebagai perundang (loser). Potensi risiko lain adalah kesepakatan yang dicapai (bila ada) bersifat
semu sehingga sangat mungkin salah satu pihak dikemudian hari menyadari ketidakwajaran
dalam proses negosiasi dan tidak mau melaksanakan perjanjian yang telah disepakati.