Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : Emmon Roni Lahanda


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041041093

Tanggal Lahir : 30 / 09 / 1996

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4334 / Kepemimpinan

Kode/Nama Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Kode/Nama UPBJJ : 11 / Banda Aceh


Hari/Tanggal UAS THE : Rabu / 22 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Emmon Roni Lahanda


NIM : 041041093

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4334 / Kepemimpinan

Fakultas : FHISIP

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara


UPBJJ-UT : Banda Aceh

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun,
serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas
Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Simeulue , 22 Desember 2021


Yang Membuat Pernyataan

Emmon Roni Lahanda


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Antara kepemimpinan, manajemen, dan administrasi memiliki hubungan yang sangat erat. Hubungan
yang erat ini terjadi karena ketiga-tiganya merupakan suatu proses, melibatkan kerja sama antara
dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berikut hubungan administrasi, manajemen, dan kepemimpinan adalah


a. Manajemen adalah inti dari administrasi.
b. Kepemimpinan adalah inti dari manajemen.
c. Pengambilan keputusan adalah inti dari kepemimpinan.
d. Manajemen pada hakikatnya adalah ilmu pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Dari hubungan ketiga unsur diatas berikut analisis dan perannya , antara lain :
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah seorang perencana, pengorganisasi, pemimpin, dan seorang pengawas
organisasi. Ada empat macam peranan penting bagi para pemimpin.
 Kepemimpinan atau pemimpin pada hakikatnya merupakan salah satu fungsi manajer, di
samping fungsi planning, organizing, dan controlling.
 Di dalam melaksanakan serangkaian fungsi manajemen, pemimpin (leader) harus selalu
mampu memberikan petunjuk, bimbingan, dan pengarahan kepada bawahan.
 Selaku seorang pemimpin, tidak mungkin dan tidak bisa bekerja sendiri tanpa adanya kerja
sama dengan bawahan.
Sebagai seorang pemimpin harus mampu menciptakan suasana kerja yang sebaik-baiknya (proper
atmosphere), harus memenuhi apa yang diharapkan bawahan sehingga para bawahan dapat bekerja
dengan sebaik-baiknya.

2. Manajemen adalah suatu proses menyelesaikan aktivitas secara efisien dengan atau melalui orang
lain. Adapun Fungsi dari Manajemen sebagai berikut :
 Perencanaan (Planning)
 Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah suatu pembagian kegiatan dan tugas besar menjadi kegiatan dan
tugas yamg kecil pada setiap anggota sesuai standar serta keahlian masing-masing
 Penempatan (Staffing)
 Pengarahan (Directing)
 Pengawasan (Controlling)
Fungsi pengawasan dilakukan dengan menilai kinerja berdasarkan pada standar yang sudah
tentukan, kemudian dilakukan perbaikan atau perubahan jika dibutuhkan.
3. Administrasi merupakan aktivitas menentukan kebijakan, Adapun Fungsi dari Administrasi,
sebagai berikut :
 Planning (Perencanaan), Planning adalah sebuah perusahaan/organisasi telah
menetapkan tujuan yang diinginkan serta menyusun rencana strategi sebagai cara untuk
mencapai tujuan tersebut.
 Organizing (Penyusunan), Organizing adalah kegiatan untuk menyusun dan membangun
komunikasi kerja diantara para anggota-anggota sehingga akan tercapai suatu satu
kesatuan usaha agar mencapai tujuan organisasi/perusahaan.
 Coordinating (Koordinasi), Fungsi koordinasi merupakan fungsi sebagai koordinasi seluruh
kepentingan dan tujuan (target) dari organisasi/perusahaan yang dilaksanakan supaya
dapat sejalan dan bersatu dengan tempat serta waktu yang sama.  
 Reporting (Laporan), Reporting adalah memberikan informasi tentang aktivitas yang telah
dilaksanakan dalam kegiatan organisasi/perusahaan sebagai salah satu bentuk sebuah
pertanggungjawaban.
 Budgeting (Penyusunan Anggaran), Budgeting adalah aktivitas untuk melakukan
perencanaan dan pengelolaan anggaran atau keuangan dalam organisasi/perusahaan
yang dilakukan secara berkesinambungan.
 Staffing (Penempatan), Staffing adalah fungsi administrasi untuk menemukan,
mengevaluasi, menilai, dan menetapkan hubungan kerja dengan tenaga kerja atau
karyawan serta memutuskan hubungan jika sudah tidak dibutuhkan.
 Directing (Pengarahan atau Bimbingan), Directing adalah pemberian
bimbingan/pengarahan, memberikan saran/kritik, sebagai perbaikan suatu kegiatan yang
sedang dilaksanakan agar tugas dapat dilakukan dengan maksimal dan memperoleh hasil
yang memuaskan.

2. Menyusun Visi dan Misi yang Efektif


Apa yang Menjadi Visi Organisasi di Masa Mendatang Sesuai dengan definisi visi yaitu merupakan
tujuan, cita-cita atau arah tujuan yang ingin dicapai sebuah organisasi atau perusahaan di masa
depan maka itulah hal pertama yang harus dibuat. Apa sebenarnya yang ingin diraih atau dicapai oleh
organisasi atau perusahaan dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Misalnya apa
yang ingin diraih perusahaan dalam waktu 10 tahun ke depan dalam pasar global? Dari pertanyaan
inilah Anda bisa mulai menyusun visi dan misi.

Apa yang Menjadi Fokus di Masa yang Akan Datang Fokus oleh organisasi/ perusahaan di masa
mendatang dalam hal ini akan berkaitan dengan strategi apa nantinya yang akan dilakukan untuk
mewujudkannya. Sebagai contoh apakah perusahaan atau organisasi dalam kurun waktu 10 tahun ke
depan hanya akan berkecimpung di pasar lokal atau melakukan ekspansi dengan melakukan eksport
ke luar negeri.
Target Organisasi Untuk Jangka Waktu Tertentu Sejak awal akan membuat sebuah visi perusahaan
atau organisasi sudah harus mengetahui dengan jelas apa yang ingin diwujudkan dalam jangka waktu
tertentu. Misalnya dalam waktu 5 tahun atau 10 tahun seperti apakah kemajuan yang ingin dicapai
oleh perusahaan. Apakah jumlah konsumen mencapai 50% dari pasar lokal, pengadaan mesin terbaru
dan lain sebagainya.

Setelah memiliki gambaran tentang bagaimana menyusun visi bagi organisasi atau perusahaan kini
saatnya untuk membuat misinya. Sebagai penjabaran detail dari visi maka misi sebaiknya memenuhi
beberapa kondisi dibawah ini.

Kriteria dari Misi yang Bagus, Sederhana dan Jelas, misi yang bagus justru tidak perlu terlalu panjang
dan berbelit-belit tetapi sebaliknya cukup yang sederhana namun jelas. Membuat misi cukup
dijabarkan dalam 2-3 kalimat pernyataan yang rinci saja tidak perlu panjang tapi tidak jelas
maksudnya. Satu hal lagi yang harus diperhatikan adalah dalam membuat misi jangan memakai
jargon-jargon organisasi atau perusahaan.

Valid dan Sesuai Untuk Digunakan Jangka Panjang, sebuah misi haruslah mencakup sesuatu yang
sesuai dengan perkembangan di masa yang akan datang. Misi yang bagus akan mampu
menyesuaikan perkembangan hingga setidaknya 20 tahun ke depan. Tentunya misi tersebut haruslah
tetap valid hingga jangka waktu yang akan datang.

Fokus Pada Masa Sekarang, Meskipun misi adalah penjabaran tujuan organisasi di masa depan
namun sebaiknya jangan hanya terpaku sepenuhnya dengan masa yang akan datang. Karena untuk
mencapai tujuan di masa depan akan dimulai dengan langkah sekarang sebaiknya misi tetap fokus
pada strategi di masa kini.

Mudah Dipahami, Seperti poin yang pertama bahwa membuat misi yang bagus haruslah mudah
untuk dimengerti dan dipahami oleh semua anggota organisasi atau karyawan perusahaan.
Tujuannya agar misi tersebut mudah untuk sosialisasikan dan didiskusikan oleh pihak internal
maupun pihak yang berasal dari luar perusahaan seperti para stakeholder.

3. Langkah pertama yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi konflik dalam organisasi adalah
melakukan evaluasi. Buatlah sebuah rencana untuk mencegah konflik yang serupa terjadi di masa
depan. Dengan demikian, perusahaan yang dibangun dapat berkembang dengan baik dan stabil,
serta karyawan-karyawan akan merasa aman dan nyaman ketika bekerja di bawah seorang pemimpin
yang adil dan bijaksana seperti Anda.

Kemudian, Setelah mengetahui akar permasalahan yang terjadi, maka ini saatnya untuk Anda duduk
bersama-sama dengan karyawan-karyawan yang terlibat di dalam konflik. Guna dari mengumpulkan
semuanya di dalam sebuah ruangan adalah untuk mencegah terjadinya miskomunikasi dan juga
mengambil jalan keluar yang tepat bersama-sama. Dengan cara ini, maka diharapkan karyawan yang
terlibat di dalam konflik dapat menepati janji yang dibuat dalam pengambilan keputusan jalan keluar
yang diambil tersebut.

Seorang pemimpinpun juga bisa melakukan kesalahan dalam organisasi yang dipimpinnya. Dan oleh
karna itu, perlunya memimpin dengan rasa empati. Beberapa krisis yang terjadi perlu dikelola
dengan perasaan empati yang tinggi. Apabila kita menghadapi setiap permasalahan dan krisis
yang ada tanpa rasa empati, maka semuanya akan semakin kacau balau. Sebagai contoh,
jika perusahaan kita tersangkut masalah dan memang kesalahan dari perusahaan kita tentunya
kesalahan juga dapat terjadi karna dari kepemimpinan seorang pemimpin organisasi, maka solusi
ampuh yang paling tepat adalah meminta maaf dengan setulus hati baik itu kepada pegawainya. Hal
ini terjadi sesuai pada kasus soal yang dimaksud dimana krisis terjadi dari internal organisasi antara
pemimpin dan bawahannya.

Permintaan maaf yang sederhana dan tulus selalu menjadi solusi yang terbaik bagi banyak
permasalahan. Lebih baik lagi untuk meminta maaf secara langsung, bukan melalui media sosial,
web atau platform lainnya yang tidak secara langsung berinteraksi dengan para pihak yang
dirugikan.

Hal ini dilakukan karena kita mengerti perasaan dan kekecewaan mereka atas kesalahan kita
yang tidak disengaja. Selain itu, ini juga dapat membantu menghentikan informasi-informasi
negatif yang bisa saja dipublikasikan oleh media sosial atau media berita lainnya. Jadi, cara
menghadapi manajemen krisis yang kedua adalah memimpin dan bertindak dengan rasa empati
seperti para pemimpin yang hebat.

Jadi, jika terjadinya konflik internal yang timbul antara pemimpin dan bawahannya kita dapat
melakukan strategi pada penjelasan diatas.

4. Hambatan Pemberantasan Korupsi Upaya melakukan pemberantasan korupsi bukanlah hal yang
mudah. Meskipun sudah dilakukan berbagai upaya untuk memberantas korupsi, tetapi masih
terdapat beberapa hambatan dalam pemberantasan korupsi. Operasi tangkap tangan (OTT) sering
dilakukan oleh KPK, tuntutan dan putusan yang dijatuhkan oleh penegak hukum juga sudah cukup
keras, namun korupsi masih tetap saja dilakukan. Bahkan ada pendapat yang menyatakan bahwa
yang kena OTT adalah orang yang “sial atau apes”.
Hambatan dalam pemberantasan korupsi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Hambatan Struktural, yaitu hambatan yang bersumber dari praktik-praktik penyelenggaraan
negara dan pemerintahan yang membuat penanganan tindak pidana korupsi tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Yang termasuk dalam kelompok ini di antaranya: egoisme sektoral
dan institusional yang menjurus pada pengajuan dana sebanyak-banyaknya untuk sektor dan
instansinya tanpa memperhatikan kebutuhan nasional secara keseluruhan serta berupaya
menutup-nutupi penyimpangan-penyimpangan yang terdapat di sektor dan instansi yang
bersangkutan; belum berfungsinya fungsi pengawasan secara efektif; lemahnya koordinasi
antara aparat pengawasan dan aparat penegak hukum; serta lemahnya sistem pengendalian
intern yang memiliki korelasi positif dengan berbagai penyimpangan dan inefesiensi dalam
pengelolaan kekayaan negara dan rendahnya kualitas pelayanan publik

2. Hambatan Kultural, yaitu hambatan yang bersumber dari kebiasaan negatif yang berkembang
di masyarakat. Yang termasuk dalam kelompok ini di antaranya: masih adanya ”sikap
sungkan” dan toleran di antara aparatur pemerintah yang dapat menghambat penanganan
tindak pidana korupsi; kurang terbukanya pimpinan instansi sehingga sering terkesan toleran
dan melindungi pelaku korupsi, campur tangan eksekutif, legislatif dan yudikatif dalam
penanganan tindak pidana korupsi, rendahnya komitmen untuk menangani korupsi secara
tegas dan tuntas, serta sikap permisif (masa bodoh) sebagian besar masyarakat terhadap
upaya pemberantasan korupsi.

3. Hambatan Instrumental, yaitu hambatan yang bersumber dari kurangnya instrumen


pendukung dalam bentuk peraturan perundangundangan yang membuat penanganan tindak
pidana korupsi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Yang termasuk dalam kelompok ini di
antaranya: masih terdapat peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih21 sehingga
menimbulkan tindakan koruptif berupa penggelembungan dana di lingkungan instansi
pemerintah; belum adanya “single identification number” atau suatu identifikasi yang berlaku
untuk semua keperluan masyarakat (SIM, pajak, bank, dll.) yang mampu mengurangi peluang
penyalahgunaan oleh setiap anggota masyarakat; lemahnya penegakan hukum penanganan
korupsi; serta sulitnya pembuktian terhadap tindak pidana korupsi.

4. Hambatan Manajemen, yaitu hambatan yang bersumber dari diabaikannya atau tidak
diterapkannya prinsip-prinsip manajemen yang baik (komitmen yang tinggi dilaksanakan
secara adil, transparan dan akuntabel) yang membuat penanganan tindak pidana korupsi
tidak berjalan sebagaimana mestinya. Yang termasuk dalam kelompok ini di antaranya:
kurang komitmennya manajemen (Pemerintah) dalam menindaklanjuti hasil pengawasan;
lemahnya koordinasi baik di antara aparat pengawasan maupun antara aparat pengawasan
dan aparat penegak hukum; kurangnya dukungan teknologi informasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan; tidak independennya organisasi pengawasan; kurang profesionalnya sebagian
besar aparat pengawasan; kurang adanya dukungan sistem dan prosedur pengawasan dalam
penanganan korupsi, serta tidak memadainya sistem kepegawaian di antaranya sistem
rekrutmen, rendahnya ”gaji formal” PNS, penilaian kinerja dan reward and punishment.

Anda mungkin juga menyukai