Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN UJIAN

(BJU) UAS TAKE HOME


EXAM (THE) SEMESTER
2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : CECE COLLAZO

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041333838

Tanggal Lahir : 18/12/2000

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4414/MANAJEMEN STRATEGIK

Kode/Nama Program Studi : 54 - MANAJEMEN

Kode/Nama UPBJJ : 79 - KUPANG

Hari/Tanggal UAS THE : RABU 07/07/2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : CECE COLLAZO


NIM : 041333838
Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4414/MANAJEMEN STRATEGIK
Fakultas : EKONOMI
Program Studi : MANAJEMEN
UPBJJ-UT : KUPANG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi
THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
KUPANG, 07 JULI 2021
Yang Membuat Pernyataan

CECE COLLAZO
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Nomor 1.
Poin A.

MISI: PANDANGAN KLASIK

Pearce II dan David (1991) menggunakan istilah misi, tidak menggunakan istilah visi. Istilah dan
pengertian yang mereka gunakan di kemudian hari juga ditemukan pada cukup banyak buku teks
manajemen strategik (David, 1991: Perace II dan Robinson. 1988: Rue dan Holland. 1989). Jika
disederhanakan, mereka menilai misi perusahaan memiliki peran yang signifikan dalam pencapaian
tujuan perusahaan. Misi tersebut memberikan arahan sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
Dengan demikian, pemilik dan manajemen tidak saja sekedar berusaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, akan tetapi tercapainya tujuan tersebut harus sesuai dengan karakter perusahaan, Tercapai
tidaknya tujuan perusahaan/ tidak dinilai secara sembarangan.
Misi dapat digunakan sebagai panduan untuk menentukan arah pengambilan keputusan dan
sekaligus perilaku orang per orang dalam perusahaan sebagai acuan tafsir pada banyak perilaku dan
keputusan yang ambigu, dan pemacu motivasi dan komitmen karyawan (lihat David dan pavid, 2003: 11:
Ledford dkk., 1995: 184-6: dan David, 1999: 94), Lipton (2003: 60-70) - sekalipun ia menggunakan istilah
visi - menilai bahwa peran misi semakin terlihat nyata bagi perusahaan yang sedangdalam masa
pertumbuhan yang relatif cepat. Adanya misi menjadikan manajer menyadari bahwa tidak semua proses
pertumbuhan perusahaan dapat dicerna dengan mudah oleh logika. Tak kalah pentingnya misi
menjadikan perusahaan sedari mula menyadari pentingnya pertumbuhan berkelanjutan. Lebih penting
lagi, misi dapat dijadikan panduan melakukan evaluasi ketika terjadi kegagalan dalam masa
pertumbuhan. Di sisi lain, ahli dan praktisi penyehatan perusahaan justru mengatakan sebaliknya, bahwa
misi perusahaan memiliki peran sentral dalam proses penyehatan yang tidak kalah pelik dibanding
menumbuhkan perusahaan (lihat Modal 8 Kegiatan Belajar.
Jika dibuat mudah, perumusan misi perusahaan pada dasarnya hanyalah sekedar usaha formal
untuk memperjelas apa yang dikehendaki oleh pemilik ketika pertama kali mendirikan perusahaan
tersebut. Hampir mustahil ditemukan seseorang mendirikan perusahaan tanpa memiliki gambaran kasar
tentang produk yang dicoba dijual, segmen pasar yang dituju, citra yang diinginkan, karakter
perusahaan, dan arah perkembangan perusahaan yang diharapkan di kemudian hari. Sejak awal
pendirian, pemilik dengan demikian, tidak hanya sekedar merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
Bahkan bukan hal yang langka, pemilik juga telah memiliki gambaran tentang keunikan dan keunggulan
barang yang ditawarkan, sekalipun mungkin masih samar-samar.
Pernyataan misi perusahaan berusaha membuat berbagai hal tersebut menjadi transparan bagi
berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders). Tidak hanya bagi pemilik, manajemen, dan
karyawan, tetapi juga pihak-pihak yang lain memiliki kepentingan langsung dan tidak langsung terhadap
perusahaan, antara lain: pesaing, konsumen, pemasok, kreditur, pemerintah, dan masyarakat banyak.
Jadi, misi perusahaan adalah bagian dari perencanaan strategik yang diketahui masyarakat banyak dan
bahkan menjadi milik mereka.
Secara amat sederhana, misi perusahaan adalah jawaban terhadap pertanyaan what is our
business untuk masa sekarang dan masa yang akan datang (lihat Drucker, 2007: 93-6: 1973: 49). Misi
perusahaan, dengan demikian, merupakan pernyataan tentang keunikan perusahaan yang membedakan
dengan perusahaan lain yang sejenis yang berada dalam satu kelompok industri tertentu. Misi
perusahaan berusaha memberikan gambaran yang jelas tentang ciri pokok produk yang ditawarkan dan
teknologi yang digunakan, kebutuhan konsumen yang hendak dipenuhi dan konsumen yang dituju:
karakter, gambaran kejati-dirian dan citra perusahaan. Termasuk di dalamnya adalah alasan eksistensial
(reason for being,) berdirinya perusahaan.
Sekalipun belum cukup banyak penelitian yang mendalam tentang misi perusahaan, akan tetapi
nampaknya dapat diketahui bahwa setidaknya ada tiga komponen pokok yang biasanya ditemukan
dalam pernyataan misi perusahaan (Pearce II dan David, 1991: 98-100: Pearce II dan Robinson, 1988:
76-80: 1994: 33-43). Ketiga komponen pokok tersebut adalah: (1) spesifikasi kebutuhan konsumen yang
hendak dipuaskan oleh perusahaan yang dalam bentuk riilnya berupa barang dan atau jasa yang
dihasilkan perusahaan, (2) spesifikasi segmen pasar yang dituju sebagai kelompok sasaran dan wilayah
pemasaran yang hendak dijangkau, dan (3) spesifikasi teknologi dan fungsi manajerial yang
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang telah dipilih.
Namun demikian, di samping ketiga komponen tersebut, biasanya juga ditemukan empat
komponen lain sebagai pelengkap yang memberikan kejelasan terhadap misi perusahaan. Keempat
komponen pelengkap tersebut adalah: (4) komitmen untuk bertahan hidup, pertumbuhan dan laba, (S),
perumusan falsafah perusahaan, (6) konsep kejati-dirian, dan (7) citra perusahaan yang diinginkan. Kini
sering kali ada elemen baru yang dijumpai yang perlu dibuat secara lebih eksplisit, yakni: (8) komitmen
terhadap karyawan, dan (9) tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
Misi perusahaan yang jelas, yang ditandai dengan adanya spesifikasi karakter, keunggulan, dan
keunikan perusahaan yang mampu membedakan secara transparan perusahaan tersebut dengan
perusahaan pesaing pokok akan Cukup banyak membawa manfaat bagi perusahaan yang
bersangkutan. Diantaranya adalah: (1) terjaminnya kesatuan dan kebulatan tujuan perusahaan: (2)
tersedianya dasar alokasi sumber daya dan dana: (3) ter-sedianya dasar pengembangan iklim organisasi
dan motivasi kerja, (4) ter-sedianya dasar identifikasi diri dan evaluasi bagi karvawan: (5) ter-fasilitasinya
proses peterjemahan tujuan ke dalam struktur organisasi, dan (6) tersedianya dasar evaluasi kinerja
perusahaan.

VISI: PENDEKATAN COLLINS DAN PORRAS

Collins dan Porras dalam karya klasiknya Built to Last (1994/1997) menggunakan istilah visi. Mereka
mengatakan bahwa buku tersebut sesungguhnya tidak hanya menjelaskan secara amat detail tentang
visi perusahaan, tetapi lebih pada uraian tentang perusahaan visioner (visionary companies).
Perusahaan dikatakan sebagai visioner jika perusahaan tersebut ".. Gre premier institution-the crown
jewels-in their industries, widely admired by their peers and having a long track record of making a
significant impact on the world around tkem" (Collins dan Porras, 1997: 1).
Mereka sengaja menggunakan istilah perusahaan visioner dan tidak menggunakan istilah
perusahaan sukses dan berkelanjutan karena perusahaan-perusahaan tersebut dinilainya sebagai the
best of the best dalam industri dan terus berada dalam posisi tersebut dalam dasawarsa yang panjang.
Buku tersebut membandingkan kinerja berkelanjutan 18 perusahaan visioner dengan 18 perusahaan lain
yang boleh dikatakan sebagai pemegang medali perunggu dalam kelasnya bukan perusahaan yang
memiliki kinerja / , Pertanyaan pokoknya adalah "What makes the truly exceptional yompanies different
from the other companies?' (Collins dan Porras. 1997, ii).
Hasilnya jika dibuat amat sederhana dan katakanlah bisa diperlakukan sebagai resep rahasia
perusahaan visioner terjadi ketika mereka memiliki "th4 mility to manage continuity and change" (Collins
dan Porras. 1997: xv), ferusahaan-perusahaan tersebut memiliki nilai-nilai inti (core values) dan tujuan
inti (core purpose) yang tidak pernah berubah dan di saat yang sama mempraktekkan strategi bisnis
yang selalu adaptif dengan perubahan zaman. Keunikan kemampuan untuk terus dinamis di satu sisi
dan keberanian menjaga yang serba inti di sisi lain menjadikan perusahaan berada dalam posisi elit.
Mereka mampu memperbaharui diri sendiri dan berhasil mencapai prestasi unggul berkelanjutan.
Kemampuan manajemen melakukan perubahan bukan karena desakan variabel eksternal. Kesannya
perubahan selalu terjadi dan telah demikian otomatis, begitu alami.
Kemampuan untuk mengelola perubahan dan kontinuitas itulah yang menjadi seni visi. Dengan
demikian, visi memiliki dua komponen pokok yakni ideologi inti (core ideology) dan rancangan masa
depan (envisioned hture) (Collins dan Porras, 1996: 66: 1997: 220-1). Visi terbangun dari he imerplay
these two complementary yin and yang forces." Ideologi inti diartikan sebagai "what we stand for and why
we exist," yang tidak pernah mengalami perubahan. Sedangkan rancangan masa depan adalah "what
we Ypire to become, to achieve, to create" yang dalam pencapaiannya selalu terkait dengan perubahan.
Ideologi inti inilah yang mendefinisikan 'the enduring character af an Vganization." Pemimpin
dapat berganti atau mati, produk menjadi kedaluwarsa, pasar berubah, teknologi baru lahir, kiat
manajemen datang dan lergi, tetapi ideologi inti tetap tidak pernah berubah dan selalu menjadi tumber
inspirasi pokok dan petunjuk bagi berbagai kemungkinan perubahan kengelolaan perusahaan. Ideologi
inti menjadi perekat yang menjadikan vrganisasi tetap solid, baik pada masa pertumbuhan, kejayaan
perusahaan, Waupun pada masa sulit.
Ideologi inti terdiri dari dua bagian, yakni nilai-nilai inti dan tujuan inti, inti merupakan ajaran dan
keyakinan pokok yang dimiliki perusahaan, Biasanya hanya terdiri dari beberapa nilai yang dipercaya
sebagai "timeless guiding principles" (Collins dan Porras, 1996: 66). Keberadaan dan kebenaran nilai-
nilai ini tidak memerlukan justifikasi lingkungan bisnis dan prinsip-prinsip manajemen. Tidak diperlukan
dicocok-cocokkan dengan variabel lain. Nilai-nilai tersebut memiliki nilai intrinsik dan kebenaran sendiri.
Pada mulanya nilai-nilai inti hanya milik pendiri perusahaan. Dalam perkembangannya, secara perlahan
tetapi pasti, semua atau paling tidak sebagian besar orang yang terlihat dalam perusahaan memiliki nilai-
nilai yang sama. Mereka menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Ujungnya nilai. nilai tersebut kemudian
berubah menjadi norma standar perilaku dalam perusahaan. Ketika itulah budaya perusahaan mulai
terbentuk.
Nilai-nilai yang diyakini oleh Walt Disney tentang imajinasi dan asas manfaat tidak terinspirasi dari
pasar yang dilayani. Asal usulnya tidak datang dari lingkungan bisnis, tetapi justru berasal dari dalam.
Penemuannya bukan semata-mata merupakan proses logis dan ilmiah (intellectual exercise). Jangan
ajukan pertanyaan nilai-nilai apa yang seharusnya kita miliki, tetapi What core values do we truly and
passionately hold? " Hasilnya adalah nilainilai yang autentik unik milik perusahaan itu yang tidak perlu
disalahkan atau dibenarkan oleh yang lain. Nilai-nilai tersebut berasal dari keyakinan paling dalam (inner
belief) pendirinya yang meyakini bahwa kedua nilai tersebut perlu dijaga keabadiannya dalam praktek
bisnis mereka. Demikian pula nilainilai yang diyakini oleh HP dalam The HP Way, yang berasal dari
pendirinya: Bill Hewlett dan David Packard (Packard. 1995). Nilai P&G tentang ekselensi produk tidak
berhenti sebagai strategi bersaing semata, tetapi seakan telah menjadi "agama" mereka.
Tujuan pokok (core purpose), komponen kedua ideologi inti, menunjuk pada alasan lahir dan
keberadaan perusahaan (Collins dan Porras, 1996: 68). la merupakan refleksi motivasi yang paling ideal
mengapa perusahaan melakukan sesuatu menjadi alasan dasarlah terhadap apa yang dikerjakan oleh
perusahaan. Tujuan pokok tidak sekedar menunjuk pada keluaran (output) yang dihasilkan perusahaan,
konsumen yang dituju, dan laba yang diraih, tetapi mencakup roh kehadirannya. Tujuan tersebut lebih
dalam dan lebih jauh dari sekedar menghasilkan uang (making money).
Dilihat dari sisi waktu tujuan inti bisa berdimensi amat panjang - 100 tahun dan oleh karena itu
jangan dikacaukan dengan tujuan bisnis yang bersifat strategis, misalnya posisi pasar yang memiliki
dimensi waktu yang lebih pendek dan jelas berganti-ganti dalam tempo 100 tahun tersebut. tujuan
strategis jelas dapat diraih dalam jangka waktu tertentu, sedangkan jujuan inti sesungguhnya tidak
pernah hendak dicapai oleh perusahaan, tetapi ja memberikan inspirasi untuk terus didekati, layaknya "...
like a guiding star m the horizon forever pursued but never reached" (Collins dan Porras, 1996: 991997:
224).
Untuk sekedar diketahui berikut ini disampaikan tujuan inti dari peberapa perusahaan. Contoh-
contoh ini dimaksudkan tidak untuk ditiru, karena melakukan peniruan telah menjadikan pilihan tujuan inti
hasil peniruan itu bukan sesuatu yang otentik. Ketika tidak otentik nilai-nilai positif yang merupakan
derivasi dari tujuan inti menjadi tergerus. Di saat yang sama bisa menjadi sumber melemahnya komitmen
melakukan implementasi. Nike misalnya, memiliki tujuan inti to solve unsolved problem imovatively. Nike
membakukan rumusan tujuan intinya sebagai berikut: “To aperience the emotion of competition, winning,
and crushing competitors." Walt Disney memiliki tujuan inti "to make people happy." "To give unlimited
opportunity for women' adalah tujuan inti Mary Kay Cosmetics. Wal Mart memiliki tujuan into to give
ordinary folk the chance to buy the same things as rich people.
Komponen kedua visi adalah rancangan masa depan, yang terdiri dari rancangan tujuan strategis
10 sampai dengan 30 tahun ke depan dan sekaligus wajan yang relatif detail gambaran dan proses
pencapaian tujuan strategis tersebut. Tujuan strategis tidak lain tidak bukan merupakan terjemahan dari
Wdeologi inti (nilai dan tujuan inti). Tujuan inti bukan merupakan sesuatu yang telah dapat dirumuskan
secara spesifik, melainkan masih merupakan alasan pokok mengapa perusahaan lahir. Tujuan inti hanya
bisa didekati dan lidak hendak pernah bisa dicapai. Sedangkan rancangan masa depan Merupakan
rumusan tujuan yang lebih artikulatif yang bisa dicapai dalam Entang waktu tertentusepuluh sampai tiga
puluh tahun. Jika tujuan inti Kring diibaratkan sebagai bintang, maka rancangan masa depan adalah
bukit Uu gunung yang jelas-jelas dapat didaki.
Pengertian yang ada dalam istilah rancangan masa depan tersebut Temang terkesan
mengandung unsur yang bertolak belakang (oxymoron) Tenar di satu sisi ada unsur impian, harapan,
dan aspirasi masa depan yang lum terealisasikan, tetapi di sisi lain diharapkan tujuan strategis dapat
Wuaikan secara detail, terlihat kemungkinan pencapaiannya (visible), dan fil Collins dan Porras (1996:
73) menggunakan istilah BHAG (Big, Hairy,
Audicious Goals) untuk menggambarkan karakter perumusan tujuan strategis ini. BHAG (baca:
beehags/biheg) dirumuskan sebagai sesuatu yang “clear and compelling serves as a unl'fiying local point
of ejlort, and acts as a catalyst, for team spirit.” Tujuan strategis memiliki target waktu pencapaian yang
jelas dan oleh karena itu manajemen dapat mengetahui apakah pada saatnya tujuan strategis tersebut
dapat dicapai atau tidak.
Collins dan Porras (1996: 72: 1997: 232-33) menyatakan ada empat kemungkinan pendekatan
yang digunakan untuk menetapkan tujuan strategis. Pertama, tujuan strategis dapat dirumuskan dengan
menggunakan pendekatan target kuantitatif atau kualitatif pada satu tertentu di masa depan. Wal Mart
pada tahun 1990 misalnya menetapkan bahwa sampai tahun 2000 perusahaan memiliki penjualan
sebesar 125 juta US $. Dapat juga digunakan pendekatan menetapkan pilihan lawan (musuh) bersaing
dan mengalahkannya, seperti yang dimiliki oleh Nike, Honda, dan Phillip Morris. Pada tahun 1960 Nike
menetapkan BHAG-nya dengan menyatakan keinginannya untuk “Crush Adidas.” Standford University
menggunakan pendekatan percontohan (rolemodel). Pada tahun 1940an, universitas tersebut
menyatakan berkehendak untuk "Become the Harvard at the West.” Terakhir, dapat juga digunakan
perumusan transformasi internal. Pada tahun 1980 GE menggunakan pendekatan tersebut dengan
menyatakan bahwa GE harus menempati pada posisi nomor satu atau dua dalam setiap pasar yang
dilayani dan melakukan resolusi manajemen agar perusahaan memiliki kekuatan sebagai perusahaan
besar tetapi dengan tingkat kerampingan dan kelenturan (Jeanness and agility) perusahaan kecil.

Poin B.
Visi dan Misi perusahaan dalam kasus tersebut

Visi
 Menjadi perusahaan minyak goreng kelapa dan kelapa sawit terdepan di kelas nya.

Misi

1. Memberikan solusi atas kebutuhan minyak goreng kepada konsumen.


2. Meningkatkan kualitas produk melalui inovasi proses produksi dan teknologi.
3. Menumbuhkan kreativitas dan kompetensi karyawan untuk mencapai performa operasional yang
maksimal.
4. Menciptakan tim sinergi yang utuh dan menyeluruh guna meningkatkan pelayanan
konsumen.
Nomor 2.
Poin A

Menurut Nawawi
Manajemen strategi adalah Perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategis) yang
berorientasi untuk mencapai masa depan yang jauh (disebut visi), dan didefinisikan sebagai
keputusan pemimpin tertinggi ini (keputusan yang fundamental dan pokok), sehingga memungkinkan
organisasi untuk berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam upaya untuk menghasilkan sesuatu
(perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan / atau jasa serta layanan) kualitas,
optimasi diarahkan pada pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan sasaran (tujuan
operasional) ‘organisasi.

Menurut J. David Hunger


“Strategic Management is that a set of managerial decisions and actions that determines the long-run
performance of a corporation”, dan jika diterjemahkan secara bebas maka Manajemen strategis
adalah serangkaian keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka
panjang manajerial.

Menurut David (2002:5) dalam Rivai (2015:1) manajemen strategis adalah seni dan
pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas
fungsional untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Pearce II dan Robinson (2007:5) dalam Rivai (2015:1) menyebutkan manajemen
strategis adalah satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi
yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan.

Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (2006;55) dalam Handayani (2016)
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang
ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Selanjutnya
Muhammad (2013: 6) dengan memakai kata strategik, yang menurut penulis sama saja dengan kata
strategis menambahkan bahwa manajemen strategic dapat diartikan sebagai usaha manajerial
menumbuhkembangkan kekuatan perusahaanuntuk mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul
guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan visi yang telah ditentukan.

Poin B

Manfaat penerapan manajemen strategis bagi perusahaan di era industry 4.0

Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka menerapkan manajemen
strategik, yaitu:
1 Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.
2 Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
3 Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif.
4 Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin
beresiko.
5 Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah
munculnya masalah di masa datang.
6 Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka
pada tahap pelaksanaannya. \
7 Aktifitas yang tumpang tindih akan dikurangi.
Menurut Rivai (2015:6) manfaat manajemen strategi dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu
 Manfaat Keuangan;
a Dapat meningkatkan penjualan.
b Dapat meningkatkan profitabilitas.
c Dapat meningkatkan perputaran harta.
d Dapat meningkatkan likuiditas.
 Manfaat Non Keuangan;
a Meningkatkan kesadaran terhadap ancaman luar.
b Meningkatkan pemahaman terhadap strategi pesaing.
c Meningkatkan produktivitas karyawan.
d Peka terhadap perubahan.
e Memahami hubungan antara imbalan dan prestasi.

Kemudian,Menurut Taufiqqurrahman (2016:69-70) manajemen strategik memiliki


beberapa manfaat, di antaranya adalah :
1 Manajemen Strategik setidaknya bisa mencegah terjadinya berbagai macam masalah
didalam maupun diluar perusahaan serta meningkatkan kemampuan perusahaan didalam
menghadapi sebuah masalah.
2 Manajemen Strategik bisa membuat kondisi atas penolakan terhadap suatu perubahan dapat
berkurang.
3 Manajemen Strategik membuat perusahaan akan bisa melaksanakan seluruh aktivitas
operasionalnya secara lebih efisien serta efektif.
4 Keterlibatan tenaga kerja atau karyawan perusahaan terhadap perumusuan strategi bisa
memperbaiki pengertian karyawan atas penghargaan sebuah produktivitas dalam tiap
perencanaan strategi sehingga ujungnya bisa meningkatkan motivasi kerja dan rasa
kebersamaan antar-karyawan.
5 Seluruh keputusan yang dijalankan oleh para manajer didalam perusahaan cenderung lebih
tepat, hal ini dikarenakan seluruhnya didasarkan pada perencanaan yang sudah matang dan
sudah memperhitungkan seluruh aspek yang terkait.
6 Manajemen Strategik akan membuat pihak manajemen perusahaan akan menjadi bertambah
peka terhadap ancaman yang bisa datang dari luar lingkungan perusahaan.
7 Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditunjukkan bahwa perusahaan yang mempergunakan
konsep manajemen strategi lebih profitable dari pada perusahaan yang tidak menerapkan
manajemen strategik.
8 Kegiatan kegiatan yang saling tumpang tindih akan berkurang.
9 Manajemen Strategik dapat membantu perusahaan bisa dengan mudah beradaptasi pada
perubahan perubahan yang terjadi, dan keengganan dari karyawan lama untuk berubah bisa
dikurangi.
10 Manajemen Strategik dapat mengidentifikasi keungulan komparatif perusahaan didalam
lingkungan yang makin beresiko.
11 Manajemen Strategik memberikan arah perusahaan jangka panjang yang jelas yang nanti
akan dituju.
12 Bisa membantu perusahaan dalam menyusun strategi perusahaan yang lebih baik dengan
mempergunakan pendekatan yang jauh lebih sistematis, rasional, logis, rasional pada pilihan
strategis, David [2002:15].
13 Manajemen Strategi adalah sebuah proses dan bukanlah keputusan ataupun dokumen.
14 Tujuan utama dari sebuah proses adalah untuk mencapai pengertian serta komitmen dari
semua pihak manajer dan karyawan.
15 Suatu proses menyediakan pemberdayaan individual.
16 Pemberdayaan merupakan kegiatan dalam memperkuat pengertian dari karyawan tentang
efektivitas dengan cara mendorong serta menghargai mereka para karyawan untuk bisa
berpartisipasi didalam pengambilan suatu keputusan dan latihan yang inisiatif serta imajinasi.
17 Mendatangkan laba.
18 Meningkatkan kesadaran terhadap ancaman eksternal.
19 Manajemen Strategi bisa memberikan pemahaman yang lebih baik tentang strategi dari
pesaing.
20 Manajemen Strategi dapat meningkatkan produktivitas para karyawan
21 Manajemen Strategi bisa membuat berkurangnya penolakan terhadap suatu perubahan
dalam perusahaan.
22 Manajemen Strategi bisa memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang hubungan
prestasi dan penghargaan.

Menurut Greenley, dalam Taufiqurokhman (2016:69-70) manfaat manajemen strategis akan


dirasakan perusahaan seperti berikut :
1 Manajemen Strategi memungkinkan untuk mengidentifikasi, menentukan prioritas, eksploitasi
peluang yang ada.
2 Dapat memberikan suatu pandangan yang objektif terhadap masalah manajemen.
3 Mencerminkan kerangka kerja (frame work) dalam aktivitas kontrol serta koordinasi yang
jauh lebih baik.
4 Manajemen strategi bisa meminimalisir akibat dari suatu kondisi dan perubahan yang tidak
bagus.
5 Manajemen strategik memungkinkan supaya keputusan yang besar bisa mendukung dengan
lebih baik terhadap tujuan yang sudah ditetapkan.
6 Manajemen strategik membuat alokasi waktu dan sumber daya yang ada lebih efektif untuk
memaksimalkan peluang yang sudah terindentifikasi.
7 Memungkinkan alokasi sumber daya yang ada dan waktu yang relatif lebih sedikit dalam
mengoreksi suatu keputusan yang keliru atau tidak terencana dengan baik.
8 Bisa menciptakan frame work (kerangka kerja) untuk komunikasi internal di antara para staff.
9 Dapat membantu dalam mengintegrasikan perilaku tiap individu kedalam usaha bersama.
10 Manajemen strategi bisa memberik dasar untuk mengklarifikasi suatu tanggungjawab
individu.
11 Manajemen strategik mampu menyediakan pendekatan yang kooperatif, terintegrasi, serta
antusias dalam menghadapi suatu masalah dan peluang.
12 Dapat mendorong terciptanya suatu sikap positif terhadap suatu perubahan.
13 Manajemen strategi bisa memberi tingkat kedisiplinan dan moralitas kepada manajemen
perusahaan.

Manfaat Belajar Manajemen Strategis


Menurut Rivai (2016:6), manfaat yang bisa diperoleh dengan belajar manajemen strategis
adalah sebagai berikut:
1 dapat mengetahui arah yang dituju perusahaan, sehingga anda akan bekerja dengan baik
dan memberi kontribusi kepada organisasi.
2 mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan organisasi sehingga anda dapat
mengambil sikap, menyesuaikan diri dan tetap terus bekerja atau meninggalkan pekerjaan
mencari yang lebih baik, anda mampu melihat masa depan.
3 dapat memberi usulan untuk perbaikan organisasi, misalnya dalam R&D, meningkatkan
penjualan, menghadapi persaingan, menyajikan biaya produksi dan operasi yang lebih
efisien.
4 dapat mempersiapkan diri menjadi manajer puncak efektif dan efisien.
5 dapat memperoleh pengetahuan yang komprehensif tentang manajemen pemasaran,
produksi, keuangan, sumber daya manusia dan sistem informasi manajemen sebagai alat
untuk menganalisis bisnis dan pengambilan keputusan berdasar benefit-cost ratio.
Nomor 3
Yang lebih utama menurut analisis saya ialah tujuan pemasaran, ketika tujuan pemasaran
tercapai yaitu pangsa pasar yang lebih besar, pengiriman yang tepat waktu dibandingkan dengan
pesaing, launching produk ke pasar yang lebih cepat dibandingkan dengan pesaing, biaya yang lebih
rendah daripada pesaing, kualitas produk yang lebih tinggi daripada pesaing, cakupan geografis
yang lebih luas daripada pesaing, keunggulan dalam penggunaan teknologi, secara konsisten terus
menghasilkan produk baru untuk dipasarkan dibandingkan pesaing, dan seterusnya akan mencapai
tujuan keuangan mencakup hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan
laba, dividen yang lebih tinggi, margin laba yang lebih besar, laba atas investasi yang lebih besar,
laba per saham yang lebih tinggi, harga saham yang naik, arus kas yang lebih baik, dan sebagainya
yang stabil dan berjangka panjang .

Anda mungkin juga menyukai