8163 18490 1 PB PDF
8163 18490 1 PB PDF
4, 2022
p-ISSN 1978-0680, e-ISSN 2655-5204
https://jkp.ejournal.unri.ac.id
ABSTRAK
Implementasi kebijakan LP2B di Kabupaten Sleman perlu memperhatikan kesediaan pemilik lahan untuk men-
dukung implementasi LP2B sesuai dengan pedoman teknis penetapan LP2B. Kesediaan pemilik lahan ini dapat
dipengaruhi oleh pemahaman mereka mengenai karakteristik wilayahnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi
tingkat kesediaan pemilik lahan, mengidentifikasi pemahaman pemilik lahan mengenai karakteristik wilayah, dan
melakukan analisis pengaruh faktor pemahaman pemilik lahan tentang karakteristik wilayah terhadap tingkat
kesediaan pemilik lahan untuk mendukung implementasi kebijakan LP2B. Data kesediaan pemilik lahan diperoleh
dari hasil lapangan menggunakan kuesioner dari 333 pemilik lahan. Berdasarkan hasil analisis regresi linier dengan
metode stepwise diketahui sebanyak 93.39% memiliki kesediaan tinggi dan 6.61% memiliki kesediaan rendah.
Faktor pemahaman mengenai karakteristik wilayah diketahui memiliki pengaruh terhadap tingkat kesediaan pemilik
lahan dengan variabel pemahaman mengenai potensi lahan, masalah lahan, kebijakan LP2B, dan rencana
pemanfaatan ruang dengan nilai nilai R2 sebesar 0.438. Secara keseluruhan pemilik lahan bersedia mendukung
implementasi LP2B dengan tidak mengubah lahan selama 1-10 tahun sebanyak 35 pemilik lahan dan selama 11 – 20
tahun sebanyak 298 pemilik lahan walaupun masih terdapat pemilik lahan yang sangat tidak paham dan tidak paham
mengenai karakteristik wilayah.
Kata kunci: Implementasi kebijakan; LP2B; Kabupaten Sleman
ABSTRACT
The implementation of LP2B policy in Sleman Regency needs to pay attention to the willingness of the land owners
to support LP2B implementation which can be influenced by their understanding of their regional characteristics.
This study aims to identify the level landowner’s willingness, identify landowners' understanding of regional
characteristics, and analyze the influence of landowner’s understanding of regional characteristics on the level of
willingness of landowners to support the implementation of LP2B policy. The data was obtained from field results
using questionnaires from 333 landowners. Based on the results of linear regression analysis with the stepwise
method known that 93.39% have high willingness and 6.61% have low willingness. The understanding factor
regarding regional characteristics is known to influence the level of willingness of landowners with the variable
understanding of land potential, land issues, LP2B policies, and spatial use plans with an R2 value of 0.438.
Overall the implementation has a good prospect with 35 landowners are willing to support the implementation of
LP2B policy for 1-10 years and 298 land owners for 11-20 years although it is found that some landowners haven't
understood the regional characteristics well.
Keywords: Policy implementation; LP2B; Sleman Regency
https://jkp.ejournal.unri.ac.id 323
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.4, 2022
pembangunan berkelanjutan atau SDGs yang ke- dukung implementasi kebijakan LP2B dengan ti-
dua, yaitu zero hunger. dak mengubah lahan pertanian yang dimiliki.
Kebijakan perlindungan LP2B selanjutnya Penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2017)
mulai diterapkan di beberapa wilayah Indonesia di Kabupaten Sleman menunjukkan hasil bahwa
seperti di Kabupaten Sleman. Penetapan kebijakan pemilik lahan pertanian yang menjadi LP2B masih
di tingkat kabupaten ini menjadi salah satu kunci memiliki dilema antara mendukung implementasi
penting dalam mencapai tujuan pembangunan LP2B dengan mempertahankan lahan atau me-
secara nasional (Tampubolon, Kornita, dan lakukan alih fungsi lahan pertanian guna men-
Afriyanni, 2022). Kabupaten Sleman sebagai salah dapatkan keuntungan yang lebih optimal, padahal
satu wilayah sasaran dari urbanisasi Kota Yogya- kesediaan pemilik lahan ini ini menjadi pondasi
karta memiliki luasan lahan pertanian pangan keberhasilan implementasi kebijakan LP2B.
yang terus berkurang (Astuti dan Lukito, 2020). Hasil penelitian Krisnantoro (2021) di Kota
Selama 4 (empat) tahun terakhir diketahui luas Metro menunjukkan dilema kesediaan pemilik
perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Sle- lahan untuk mendukung implementasi kebijakan
man mencapai 356.17 Ha (Bappeda Provinsi DIY, LP2B salah satunya dipengaruhi oleh faktor
2022). Luas perubahan penggunaan lahan tersebut pemahaman pemilik lahan mengenai karakteristik
merupakan luasan perubahan penggunaan lahan wilayah. Pemahaman mengenai karakteristik wila-
tertinggi di Provinsi DIY. Oleh karena itu, Pemda yah termasuk kebijakan yang ditetapkan di wila-
Kabupaten Sleman membuat kebijakan dengan yahnya menurut Edward III (1980) dalam Subar-
menetapkan seluas 17.947,35 Ha lahan pertanian sono (2022) ini termasuk dalam faktor sumber-
di Kabupaten Sleman menjadi LP2B sebagaimana daya manusia yang mempengaruhi keberhasilan
dimuat dalam Perda Kabupaten Sleman No.6 dari pencapaian dibuatnya kebijakan tersebut.
tahun 2020 tentang Perlindungan LP2B. Penelitian Faktor pemahaman mengenai karakteristik wila-
ini dilakukan di Kawasan Sleman Timur yang yah dapat meliputi variabel pemahaman mengenai
memiliki luas lahan pertanian sebagai LP2B potensi lahan, masalah lahan, kebijakan LP2B,
seluas 5.018 Ha sebagaimana dimuat dalam Per- dan rencana pemanfaatan ruang. Pemilik lahan
bup Kabupaten Sleman No. 3 tahun 2021 tentang yang memahami mengenai karakteristik wilayah
RDTR Kawasan Sleman Timur. tentunya akan mempertimbangkan potensi, masa-
Pencapaian tujuan kebijakan publik me- lah, dan regulasi yang berlaku di wilayah tersebut
nurut Agustino (2019) dalam Shauma dan Purba- terkait lahannya dalam memanfaatkan lahan yang
ningrum (2022) keberhasilannya ditentukan pada dimiliki sehingga selain memperoleh keuntungan
tahapan implementasi kebijakan. Implementasi yang lebih optimal secara berkelanjutan. Salah sa-
kebijakan menurut Subarsono (2022) membutuh- tu regulasi yang perlu diperhatikan adalah rencana
kan komitmen setiap pihak yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang seperti RDTR. Adanya RDTR
kebijakan tersebut dengan menaati aturan dan ini menurut Rokhmah (2012) juga sebagai upaya
larangan yang dimuat dalam kebijakan yan telah untuk melindungi eksistensi LP2B mendukung
ditetapkan. Djatmiko, Rantini, dan Priyandoko suksesnya implementasi kebijakan LP2B.
(2019) menyebutkan bahwa komitmen masyarakat Penelitian mengenai implementasi kebija-
terutama pemilik lahan memiliki peran penting kan LP2B terkait pengaruh faktor pemahaman
dalam mewujudkan tujuan kebijakan LP2B. mengenai karakteristik wilayah dengan variabel
Pemilik lahan yang lahannya menjadi LP2B ini pemahaman mengenai potensi lahan, masalah
sebagai implementor dari kebijakan LP2B penting lahan, penetapan LP2B, dan rencana pemanfaatan
karena memiliki hak kepimilikan terhadap lahan ruang (RDTR) terhadap kesediaan pemilik lahan
pertanian yang ditetapkan menjadi LP2B. berdasarkan hasil pencarian peneliti sejauh ini
Adanya hak kepemilikan pribadi yang me- belum pernah dilakukan, padahal pemahaman
lekat pada lahan ini menunjukkan adanya kemu- pemilik lahan mengenai karakteristik wilayah ini
ngkinan bagi pemilik lahan untuk memanfaatkan bisa jadi berbeda-beda yang dapat mempengaruhi
lahan pertanian yang dimiliki untuk tujuan privat kesediaan pemilik lahan untuk mendukung
atau individu (Kusumandara, 2013). Menurut UU implementasi kebijakan LP2B. Oleh karena itu
No.11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja bagian penelitian ini memiliki tujuan mengidentifikasi
ketiga tentang perlindungan LP2B pasal 124 tingkat kesediaan pemilik lahan untuk mendukung
menyebutkan bahwa lahan pertanian yang ditetap- implementasi kebijakan LP2B, mengidentifikasi
kan sebagai LP2B dilindungi pemanfaatannya dan pemahaman pemilik lahan mengenai karakteristik
tidak boleh dilakukan alih fungsi. Oleh karena itu wilayah, dan melakukan analisis pengaruh faktor
dibutuhkan kesediaan pemilik lahan untuk men- pemahaman pemilik lahan tentang karakteristik
https://jkp.ejournal.unri.ac.id 324
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.4, 2022
https://jkp.ejournal.unri.ac.id 325
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.4, 2022
https://jkp.ejournal.unri.ac.id 326
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.4, 2022
tanggapan sangat tidak bersedia dan tidak bersedia No Variabel Karakteristik Tanggapan
terbanyak kedua (31 pemilik lahan). Dalam hal ini Wilayah
STP TP P SP
apabila dihadapkan dengan pilihan untuk memper-
(1) (2) (3) (4)
tahankan lahan yang dimiliki sebagai LP2B, kebijakan LP2B
menjual lahan, atau melakukan alih fungsi pada
4 Pemahaman mengenai 26 72 195 40
lahan yang telah ditetapkan menjadi LP2B. rencana pemanfaatan
Kesediaan untuk tidak menjual lahan dan ruang (RDTR)
tidak melakukan alih fungsi lahan dapat berkaitan
dengan kondisi yang dialami pemilik lahan Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa masih
tersebut. Lahan pertanian yang dimiliki bisa jadi terdapat pemilik lahan yang sangat tidak paham
merupakan aset yang menjadi sumber utama dan tidak paham mengenai potensi lahan dan
pemilik lahan dalam memenuhi kebutuhan dan masalah lahan. Hal ini dapat terjadi karena
juga menjadi modal utama yang mungkin di- beberapa pemilik lahan bukan merupakan petani
korbankan apabila dalam kondisi dan situasi yang sehingga dalam mengelola lahan pertaniannya
mendesak. Dalam hal ini bisa jadi berlaku teori dititipkan untuk dikelola kepada petani aktif yang
opportunity cost dimana mereka mungkin memilih dipercaya. Selain itu, dapat diketahui bahwa
alternatif paling menguntungkan yang bisa jadi sebagian besar pemilik lahan secara keseluruhan
diperoleh dari menjual atau melakukan alih fungsi masih memiliki tingkat pemahaman sangat tidak
pada LP2B. Padahal jelas disebutkan pada UU paham dan tidak paham adalah mengenai variabel
No.11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja bagian rencana pemanfaatan ruang (RDTR), yaitu se-
ketiga tentang perlindungan LP2B pasal 124 banyak 98 pemilik lahan dan mengenai variabel
bahwa lahan yang ditetapkan menjadi LP2B tidak kebijakan LP2B, yaitu sebanyak 77 pemilik lahan.
boleh dilakukan alih fungsi. Lahan yang dijual Hasil ini menunjukkan bahwa pemilik lahan
masih belum paham terhadap adanya rencana
maka kepemilikannya berubah sehingga bisa jadi
pemanfaatan yang ada. Padahal dalam rencana
pemilik lahan yang baru memiliki rencana untuk
pemanfaatan ruang seperti RDTR dimuat arahan
melakukan alih fungsi. dan larangan terkait pemanfaatan ruang pada la-
han yang dimiliki mengingat di Kawasan Sleman
Pemahaman Pemilik Lahan tentang Timur telah memiliki RDTR yang disahkan de-
Karakteristik Wilayah ngan Peraturan Bupati Kabupaten Sleman. Dalam
Setiap pemilik lahan tentunya memiliki ti- RDTR Kawasan Sleman Timur dimuat rencana
ngkat pemahaman masing-masing terhadap wila- pemanfaatan ruang sebagai lahan pertanian pa-
yahnya. Pemahaman pemilik lahan mengenai ka- ngan. Dengan adanya rencana pemanfaatan ruang
rakteristik wilayah dalam penelitian ini diketahui sebagai lahan pertanian pangan ini maka dalam
berdasarkan hasil akumulasi tanggapan pemilik pemanfaatan lahan tersebut perlu memperhatikan
lahan terkait pemahaman mereka mengenai arahan dan larangan terkait dengan LP2B.
variabel potensi lahan, masalah lahan, kebijakan
LP2B, dan rencana pemanfaatan ruang. Pemaha- Pengaruh Faktor Pemahaman Pemilik Lahan
man pemilik lahan mengenai setiap variabel tentang Karakteristik Wilayah terhadap Tingkat
karakteristik wilayah tentunya berbeda-beda yang Kesediaan Pemilik Lahan
menyebabkan adanya perbedaan tingkat pemaha- Pemilik lahan sebagai sumber daya manusia
man tersebut. Tanggapan pemilik lahan terkait memiliki peran penting dalam suksesnya suatu
pemahaman pemilik lahan untuk setiap variabel kebijakan. Pemahaman mengenai karakteristik
wilayah termasuk kebijakan yang ditetapkan di
karakteristik wilayah dapat dilihat pada Tabel 5
wilayahnya menurut Edward III (1980) dalam
berikut :
Subarsono (2022) termasuk dalam faktor sumber-
Tabel 5. Tanggapan Pemilik Lahan mengenai daya manusia yang mempengaruhi keberhasilan
Pemahaman terhadap Variabel-Variabel dari pencapaian dibuatnya kebijakan tersebut.
Karakteristik Wilayah Sebagaimana telah dibahas sebelumnya diketahui
No Variabel Karakteristik Tanggapan terdapat perbedaan tingkat kesediaan dalam men-
Wilayah dukung implementasi kebijakan LP2B dan perbe-
STP TP P SP
(1) (2) (3) (4) daan tingkat pemahaman pemilik lahan mengenai
1 Pemahaman mengenai 8 43 225 57 karakteristik wilayah di Kawasan Sleman Timur.
potensi lahan Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
2 Pemahaman mengenai 9 51 227 46 faktor pemahaman pemilik lahan mengenai
masalah lahan karakteristik wilayah terhadap tingkat kesediaan
3 Pemahaman mengenai 11 66 218 38 pemilik lahan untuk mendukung implementasi
https://jkp.ejournal.unri.ac.id 327
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.4, 2022
kebijakan LP2B dilakukan analisis statistik regresi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dari 333
linier dengan metode stepwise. Hasil analisis yang responden pemilik lahan sebanyak 202 (61%)
dilakukan menghasilkan model persamaan sebagai bekerja sebagai petani aktif yang pendapatan
berikut : utamanya berasal dari lahan, 65 bekerja sebagai
Y = 5.028 + 1.615X petani dan memiliki pekerjaan sampingan lain,
R = 0.438
2
dan 66 bekerja bukan sebagai petani. Pemilik
Keterangan : lahan yang bukan merupakan petani mendukung
Y = Tingkat kesediaan pemilik lahan implementasi kebijakan LP2B dengan alasan
(var.dependen)
seperti lahannya akan diwariskan kepada keluarga,
X = Pemahaman pemilik lahan mengenai
karakteristik wilayah (var.independen) menjadi sumber pangan karena tidak perlu mem-
R2 = Kuat keterkaitan pengaruh var.independen beli beras, dan memang tidak memiliki rencana
terhadap var. dependen untuk menjual atau melakukan alih fungsi lahan.
https://jkp.ejournal.unri.ac.id 328
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.4, 2022
larangan mengenai pemanfaatan lahan pada lahan telah mendukung implementasi kebijakan LP2B
yang ditetapkan menjadi LP2B. meskipun terdapat larangan yang mengikat pada
Akan tetapi berdasarkan hasil lapangan lahan yang ditetapkan menjadi LP2B.
pada Tabel 5 menunjukkan masih terdapat 77 UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
pemilik lahan yang sangat tidak paham dan tidak mengenai perlindungan LP2B menyebutkan bah-
paham mengenai penetapan LP2B. Padahal pe- wa lahan yang ditetapkan menjadi LP2B tidak
mahaman mengenai RDTR dan kebijakan LP2B dapat dialihfungsikan kecuali untuk kepentingan
ini merupakan modal yang penting bagi pemilik umum dan bencana dengan tetap menyediakan
lahan selain memahami potensi dan masalah pada lahan cadangan. Berdasarkan peraturan tersebut
lahan yang dimiliki. Pemilik lahan yang paham dapat diartikan bahwa lahan yang ditetapkan
mengenai potensi dan masalah pada lahan akan menjadi LP2B tidak dapat diubah selamanya. Ber-
memanfaatkan lahannya dengan mengoptimalkan dasarkan hasil lapangan diketahui bahwa pemilik
potensi dan menghindari masalah yang mungkin lahan memiliki perbedaan lama waktu untuk ber-
menghambat produktivitas lahannya untuk mem- sedia mendukung implementasi kebijakan LP2B
peroleh keuntungan lebih optimal dengan tetap dengan tidak melakukan alih fungsi lahan sebagai-
berkomitmen mendukung implementasi kebijakan mana dapat dilihat pada Tabel 6 berikut :
LP2B dan sesuai dengan arahan pemanfaatan Tabel 4. Lama Waktu (Tahun) Kesediaan Pemilik
ruang sehingga meskipun terjadi peningkatan nilai Lahan untuk Mendukung Implementasi Kebijakan
lahan pemilik lahan diharapkan dapat mengambil LP2B (Hasil analisis, 2022)
sikap yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Lama Waktu Frekuensi Persentase
Di Kawasan Sleman Timur terdapat gabu- (Tahun) Pemilik Lahan (%)
gan kelompok tani (GAPOKTAN) yang masih (jiwa)
aktif sebagai wadah bagi petani untuk bertukar 1–5 4 1.2
informai seputar pertanian. GAPOKTAN di Ka- 6 – 10 31 9.3
wasan Sleman Timur aktif melaksanakan perte- 11 – 15 187 56.2
muan dengan didampingi penyuluh pertanian
16 – 20 89 26.7
lapangan (PPL) dan pihak kelurahan setiap 35 hari
sekali seperti di Kalurahan Sindumartani dan >20 22 6.6
Kalurahan Sendangtirto. Adanya GAPOKTAN ini Total 333 100.0
sebaiknya dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai
media untuk berkomunikasi melakukan sosialisasi Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa pemilik
mengenai potensi lahan, masalah lahan, kebijakan lahan bersedia mendukung selama 1-10 tahun se-
LP2B, dan rencana pemanfaatan ruang (RDTR) banyak 35 pemilik lahan dan selama 11 – 20 tahun
kepada petani. Meskipun tidak semua pemilik sebanyak 298 pemilik lahan. Hasil ini dapat
lahan merupakan petani, akan tetapi mereka tetap menjadi modal yang baik bagi proses implemen-
mempercayakan pengerjaan lahan pertanian yang tasi kebijakan LP2B. Akan tetapi juga tidak dapat
dimiliki kepada petani aktif sehingga informasi menjadi patokan bagi pemerintah mengingat
mengenai potensi lahan, manfaat lahan, kebijakan situasi dan kondisi masing-masing pemilik lahan
LP2B, dan rencana pemanfaatan ruang dapat sangatlah dinamis dari waktu ke waktu. Oleh
diterima oleh pemilik lahan. karena itu informasi yang berkaitan mengenai
Komunikasi yang baik mengenai kebijakan kebijakan LP2B perlu dikomunikasikan dengan
publik yang dibuat kepada implementor kebijakan baik kepada masyarakat terutama pemilik lahan
tersebut menjadi salah satu faktor penentu ke- secara periodik disesuaikan dengan situasi dan
berhasilan impelementasi kebijakan (Edward, kondisi yang sedang dihadapi pada setiap periode-
1980 dalam Subarsono, 2022). Oleh karena itu ini nya sehingga pemilik lahan bersedia secara kon-
dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah untuk sisten mendukung implementasi kebijakan LP2B.
melakukan sosialisasi terkait potensi lahan, ma-
salah lahan, kebijakan LP2B, dan rencana peman- KESIMPULAN
faatan ruang (RDTR) kepada masyarakat. Pe- Kesuksesan implementasi kebijakan LP2B
merintah juga memberikan insentif bagi pemilik memerlukan komitmen pemilik lahan sebagai
lahan sebagaimana dimuat dalam Perpem No. 12 implementor dan pemilik lahan yang memiliki hak
tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan LP2B terhadap lahannya untuk bersedia mendukung im-
untuk mendorong pemilik lahan menyukseskan plementasi kebijakan LP2B. Implementasi kebija-
kebijakan LP2B. Adanya insentif ini menjadi kan LP2B di Kawasan Sleman Timur memiliki
suatu bentuk jaminan bagi pemilik lahan karena prospek yang baik karena sebanyak 311 pemilik
https://jkp.ejournal.unri.ac.id 329
Jurnal Kebijakan Publik, Vol.13, No.4, 2022
https://jkp.ejournal.unri.ac.id 330