Anda di halaman 1dari 18

KEBIJAKAN PENGENDALIAN TATA RUANG

UNTUK MEWUJUDKAN KONSEP PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN

Budi Arif Muslikan


Kantor Pertanahan Kabupaten Demak
Edi Pranoto
Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
email : budiarifmuslikan@gmail.com

Abstrak

Peningkatan aktifitas penggunaan lahan, memberikan dampak pada perubahan


peruntukan lahan yang dapat mengganggu kelestarian yang berdampak pada
terganggunya konsep pembangunan berkelanjuta. Artikel ini membahas tentang
konsep kebijakan pengendalian tata ruang untuk memujudkan konsep
pembangunan berkelanjutan. Dengan menggunaan metode pendekatan yuridis
normatif, dengan spesifikasi penelitian driskiftif analitis yang bersumber data
skunder , bahan hukum primer, maka dihasilkan kebijakan pengendalian tata ruang
sangat penting dan urgen untuk dilaksanakan secara tegas amanat UU tentang
Penataan Ruang. Sinkronisasi kebijakan tata ruang harus dilakukan agar tidak
terjadi tumpang tindih antara kebijakan pemerintah, pemerintah provinsi maupun
pemerintah kabupaten. Ketaatan terhadap UU Penataan ruang beserta turunannya,
akan mampu mewujudan konsep pembangunan berkelanjutan, yang pada ujungnya
pembangunan tidak hanya untuk kepentingan sekarang manun juga kepentingan
masa depan. Kesejahteraan yang menjadi tujuan pemerintah akan dapat diwujudkan
sebagaimana amanah Alinea ke 4 UUD NRI 1945.

Kata Kunci : Kebijakan, Pengendalian, tata ruang, pembangunan


berkelanjutan

A. Latar Belakang
Peningkatan aktifitas pembangunan membutuhkan ruang yang semakin
besar dan dapat berimplikasi pada perubahan fungsi lahan/kawasan secara
1
signifikan. Euphoria otonomi daerah yang lebih berorientasi pada
peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) juga memotivasi pertumbuhan
penyediaan sarana dan prasarana di daerah, yang faktanya menyebabkan

1
euforia/eu·fo·ria/ /éuforia/ n perasaan nyaman atau perasaan gembira yang berlebihan,
https://kbbi.web.id/euforia, diunduh 11 Noveember 202

1
peningkatan pengalihan fungsi ruang dan kawasan dalam jangka panjang.
Salah satu isu strategis pembangunan ekonomi dalam kerangka pembangunan
berkelanjutan adalah upaya mewujudkan Green Economy. 2 Pembangunan
ekonomi yang bukan hanya menginternalisasi dampak kerusakan lingkungan
dalam perhitungan produk domestik bruto (PDB) tetapi juga memperhatikan
seluruh proses pembangunan yang memenuhi prinsip Green Circular economy
3
saat ini sudah menjadi paradigma pembangunan yang harus diadopsi seluruh
negara di dunia. Salah satu elemen penting dalam mewujudkan green economy
adalah investasi hijau (green investment). Investasi hijau menjadi elemen
sangat fundamental karena pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang
sangat tergantung pada investasi, sehingga motor penggerak kegiatan produksi
bertumpu pada investasi. Meskipun belum ada konsensus baku, konsep dan
prinsip investasi hijau sudah banyak dikembangkan dan diterapkan secara

2
Green Economy atau ekonomi hijau adalah suatu gagasan ekonomi yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat, sekaligus mengurangi risiko
kerusakan lingkungan secara signifikan . Dalam rangka mewujudkan ekonomi hijau, pemerintah
Indonesia telah bekerja secara progresif dalam perencanaan Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon
(PRK) sejak inisiatif tersebut dicetuskan pada UNFCC COP 23. Inisiatif PRK bertujuan untuk secara
eksplisit memasukkan pertimbangan-pertimbangan lingkungan – semisal target pengurangan gas
rumah kaca dan daya dukung- ke dalam kerangka perencanaan pembangunan. Fase 1 inisiatif PRK
Indonesia telah diadopsi ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2020-2024. Saat ini, inisiatif PRK di Indonesia telah memasuki fase 2, yaitu fase implementasi.
https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/seputar-ppsdma/mengenal-lebih-dalam-langkah-aplikasi-
ekonomi-hijau-di-indonesia, diunduh 11 November 2022

3
Circular Economy which is best described as an "industrial system that is restorative or
regenerative by intention and design. It replaces the ‘end-of-life’ concept with restoration, shifts
towards the use of renewable energy, eliminates the use of toxic chemicals, which impair reuse, and
aims for the elimination of waste through the superior design of materials, products, systems, and,
within this, business models, https://www.greengrowthknowledge.org/themes/circular-economy,
diunduh 11 November 2022

2
internasional baik di level business group 4maupun pemerintahan. 5 Daerah
sebagi obyek investasi dituntut mampu menyediakan regulasi untuk dapat
menyesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang
menuntut agar daerah tersebut dapat menarik investor sebanyak banyaknya, hal
ini juga tentu dibarengi dengan adanya rencana pembangunan yang akan
dilakukan oleh mereka yang berinvestasi.
Pengelolaan Agraria dan Tata Ruang di Indonesia telah diamanatkan
kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(Kementerian ATR/BPN) melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 47 tahun 2020 Tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Melalui
Kementerian ATR/BPN potensi permasalahan Tata Ruang ini dijabarkan
dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Rencana
Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Tahun 2020-2024. Salah satu fokus Kementerian ATR/BPN di dalam Renstra
tersebut adalah mengenai permasalahan pengendalian pemanfaatan ruang. Isu
permasalahan pengendalian pemanfaatan ruang yang berkembang saat ini
diantaranya : a). Maraknya kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang dan peraturan perundang-undangan, seperti alih
fungsi lahan secara melawan hukum, kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai perizinan pemanfaatan ruang, dan perizinan pemanfaatan ruang yang
tidak sesuai peraturan perundang-undangan ; Belum lengkapnya instrumen
dasar atau aturan (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria/NSPK) dalam
kegiatan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang sebagai dasar yang

4
Business Group means a business that separately earns revenues and incurs expenses, that
regularly is reviewed by and subject to different performance standards by the Chief Executive
Officer or executive officers of the Company, such as Timberlands, Cellulose Fibers, and the Wood
Products businesses, including the Employees assigned to each Business Group, Embedded Staff
supporting each Business Group and the member of the Senior Management Team to whom the
Business Group reports directly. https://www.lawinsider.com/dictionary/business-group, diunduh
11 November 2022

5
DINPMPTSP Jawa Tengah, Identifikasi Masalah Perencanaan Penanaman Modal
Berwawasan Lingkungan di Jawa Tengah. (Semarang : DINPMPTSP Jawa Tengah,2021) Hal. 1.
3
melandasi implementasi pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang. ;
Masih belum terstrukturnya lembaga pengawasan dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
Permasalahan tata ruang bukan hanya dilaksanakan dan diselesaikan
oleh Kementerian ATR/BPN melainkan menjadi tanggung jawab bersama baik
dari Pemerintah Pusat sampai kepada pemerintah daerah, hal ini telah diatur
didalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang serta Undang-undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan adanya peraturan tersebut
pemerintah daerah mempunyai legitimasi untuk mengatur wilayahnya masing-
masing secara mandiri. Salah satu kewajiban daerah otonom menurut undang-
undang ini adalah menyusus perencanaan Tata Ruang Daerah, Hal ini
menunjukkan bahwa setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas
untuk melakukan upaya penataan ruang di wilayah teritorialnya.
Otonomi daerah menyebabkan laju perkembangan wilayah menjadi
semakin cepat. Perkembangan yang cepat ini apabila tidak memiliki
perencanaan yang baik maka akan menyebabkan terjadinya perkembangan
wilayah yang semrawut dan tidak teratur sehingga dapat menimbulkan
dampak berupa timbulnya ketidaksesuaian pemanfaatan ruang dan konflik
terhadap penguasaan tanah. Salah satu bentuk perencanaan pembangunan
suatu wilayah adalah dengan adanya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
yang pelaksanaannya ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Perda RTRW
memiliki fungsi sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian izin
pemanfaatan ruang serta izin-izin lain yang berkaitan dengan tata ruang.
Kabupaten Demak sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah memiliki Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 6 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Demak Tahun 2011 – 2031
yang diundangkan tanggal 02 Maret 2020. Kebijakan penataan ruang penting
karena Kabupaten Demak merupakan daerah dengan potensi pembangunan
yang signifikan, mengingat lokasi yang berdekatan dengan dengan Kota
4
Semarang yang memiliki fasilitas transportasi laut, darat dan udara. Selain
faktor geografis, investor lebih memilih Kabupaten Demak sebagai area
penanaman modal , karena Pemerinta Kabupaten Demak berupaya secara
efektif dan berkesinambungan serta koordinatif dengan memberikan nilai
tambah bagi calon investor yang dapat dilakukan melalui pembentukan kesan
positif suatu daerah, pemanfaatan peluang investasi dan layanan investasi
yang mudah, murah dan transparan 6
Melalui Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 6 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Demak diharapkan mampu
menjadi pengaman untuk semua kegiatan investasi yang bermuara pada
perubahan dan alih fungsi lahan untuk kegiatan pembangunan baik
pemukiman, industri maupun kegiatan ekonomi lainnya. Penerbitan Perda
RTRW yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Demak menjadi
pertimbangan, dasar hukum serta pusat data dalam proses pembuatan
pertimbangan teknis pertanahan.

B. Rumusan Masalah
Mendasarkan pada latar belakang maka permasalahan yang akan
dibahas adalah : Penulis mengambil masalah ini dengan rumusan masalah
sebagai berikut : kebijakan pengendalian tata ruang Untuk mewujudkan konsep
pembangunan berkelanjutan ?

C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah yuridis normatif.,
dengan spesifikasi disktiptif analitis, dengan mempergunakan data skunder
sebagai data utama dengan jenis data berupa bahan hokum primer berupa
peraturan perundang-undangan, bahan hukum skunder dan teriser, yang dioleh
secara kualitatif, berupa pernyataan-pernyataan hukum yang kemudian

6
https://dinkominfo.demakkab.go.id/berita/detail/demak-membuka-peluang-investasi-
pertanian-dan-perikanan, diunduh 11 November 2022
5
disajikan secara kualitif pula, yaitu berupa pernyataan- pernyataan yang
disusun runtut sesuai dengan perasalahan yang dibahas, khusus kebijakan
pengendalian tata ruang Untuk mewujudkan konsep pembangunan
berkelanjutan .

D. Pembahasan
1. Kebijakan Pengendalian Tata Ruang
Isu-isu strategis terkait pengelolaan hak atas tanah antara lain tanah
hibah yang tidak digunakan oleh pemegang hak sebagaimana ditentukan dalam
keputusan pemberian hak. Hal ini disebabkan pengelolaan dan penegakan
pengelolaan, hak, penggunaan dan penggunaan tanah yang belum optimal.
Penyerahan tanah di pedesaan dan perkotaan dapat membatalkan kepentingan
ekonomi dan melanggar kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemegang hak
atau pihak yang menerima hak dan hak dasar atas tanah. Tidak tersedianya lahan
garapan merupakan salah satu penyebab permasalahan yang sangat kompleks
di bidang pertanahan. Hal ini berimplikasi pada berbagai program
pembangunan, kerawanan ketahanan pangan, dan hambatan dalam mencapai
ketahanan sosial ekonomi. Masalah lain yang muncul adalah tertutupnya akses
sosial ekonomi masyarakat, khususnya akses petani terhadap lahan pertanian.
Lahan pertanian terbengkalai sering ditunjukkan, tetapi tidak mudah untuk
menangani dan menilai lahan pertanian terlantar.7
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang yang disusun
secara nasional, regional, dan lokal. Tata ruang erat kaitannya dengan
perencanaan, untuk melihat struktur ruang pada kota. Rencana Tata Ruang
Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah hasil perencanaan tata ruang
pada wilayah yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif.

7
Vide : halaman 26 Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian
Agraria Dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Tahun 2020-2024
6
RTRW bagi kabupaten/kota yang ada di Indonesia adalah alat yang
penting untuk digunakan dalam hal penataan ruang dan lebih khususnya dalam
hal pengendalian pemanfaatan ruang. Pengertian tata ruang,menurut Yunus
Wahid, merupakan ekspresi geografis yang merupakan cermin lingkup
kebijakan yang dibuat masyarakat terkait dengan ekonomi, sosial dan
8
kebudayaan. Sujarto Tata ruang adalah wujud struktural dan pola
pemanfaatan ruang yang merupakan wadah kehidupan yang mencakup ruang
daratan, ruang lautan dan ruang udara termasuk didalamnya tanah, air, udara
dan benda lainnya serta daya, yang merupakan suatu keadaan kesatuan wilayah
tempat manusia dan makhluk hidup lainnya melakukan kegiatan dan
memelihara keberlangsungan hidupnya. 9
RTRW bagi kabupaten/kota yang ada di Indonesia adalah alat yang
penting untuk digunakan dalam hal penataan ruang dan lebih khususnya
dalam hal pengendalian pemanfaatan ruang. Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mengubah sebagian muatan Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,, merupakan
landasan hukum Penyelenggaraan Penataan Ruang secara nasional, yang
perlu disinergikan melalui pembentukan peraturan pelaksanaan sebagai
landasan operasional dalam mengimplementasikan ketentuan Undang-
Undang tersebut. Peraturan pelaksanaan dimaksud meliputi aspek-aspek
dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang yang telah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
Pasal 2 PP Nomor 21 Tahun 2021 menyatakan bahwa Pengaturan
Penataan Ruang diselenggarakan untuk: a. mewujudkan ketertiban dalam
Penyelenggaraan Penataan Ruang; b. memberikan kepastian hukum bagi
seluruh Pemangku Kepentingan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab serta hak dan kewajibannya dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang;

8
Yunus Wahid , 2016 , Pengantar Hukum Tata Ruang,Jakarta : Kencana, 2014, hlm 24
9
https://www.pooc.org/tata-ruang/, diunduh 11 November 2022

7
dan c. mewujudkan keadilan bagi seluruh Pemangku Kepentingan dalam
Penyelenggaraan Penataan Ruang
Dalam Pasal 18 ayat (2) Rencana tata ruang wilayah kabupaten
memperhatikan: a. rencana pembangunan jangka panjang daerah provinsi; b.
rencana pembangunan jangka menengah. daerah provirrsi; e. Rencana
pembangunan jangka panjang daerah kabupaten; d. rencana pembangunan
jangka menengah daerah kabupaten; e. perkembangan permasalahan regional
dan global serta hasil pengkajian implikasi penataan ruang kabupaten; f.
upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan serta stabilitas ekonomi;
g. keselarasan aspirasi pembangunan nasional dan pembangunan daerah; h.
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup; i. kondisi dan potensi
sosial Masyarakat; j. neraca penatagunaan tanah dan neraca penatagunaan
sumber daya air; k. pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi; dan 1. kebijakan pembangunan nasional yang
bersifat strategis.

Salah satu program pengendalian pemanfaatan ruang adalah


pembuatan Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP) yang dibuat oleh Kantor
Pertanahan yang memiliki peran penting dalam proses pengendalian
pemanfaatan ruang dan penatagunaan tanah. Hal ini telah diatur dalam
Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pertimbangan
Teknis Pertanahan. Dalam Peraturan Menteri Agraria Dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2021 Tentang Pertimbangan Teknis Pertanahan pada pasal 3 berisi
Pertimbangan Teknis Pertanahan diberikan untuk kegiatan : Penerbitan
KKPR; dan Penegasan status dan rekomendasi penguasaan Tanah Timbul.
Pertimbangan Teknis Pertanahan adalah pertimbangan yang
memuat hasil analisis teknis penatagunaan Tanah yang meliputi ketentuan
dan syarat penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan Tanah
8
dengan memperhatikan Rencana Tata Ruang, sifat dan jenis hak, kemampuan
Tanah, ketersediaan Tanah serta kondisi permasalahan pertanahan. Menurut
utrech perizinan merupakan perbuatan administrasi Negara yang
memperkenankan perbuatan yang secara umum yang tidak dilarang, dan
diadakan berdasarkan secara konkret. 10
Tahapan Pemberian Pertimbangan Teknis Pertanahan terdiri atas: a.
permohonan; b. peninjauan lapangan; c. pengolahan dan analisis data; d. rapat
pembahasan; e. penyusunan risalah dan Peta; dan f. penerbitan.
Permohonan Pertimbangan Teknis Pertanahan melampirkan dokumen
persyaratan yang meliputi: a. Peta atau sketsa lokasi yang dimohon; b. surat
kuasa apabila dikuasakan; c. fotokopi kartu tanda penduduk pemohon; d.
fotokopi nomor pokok wajib pajak pemohon; e. fotokopi akta pendirian dan
pengesahan badan hukum, untuk pemohon Badan Hukum; dan f. keterangan
rencana Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah.
Sedangkan bagi pemohon Pelaku Usaha selain dokumen persyaratan
sebagaimana dimaksud diatas, juga melampirkan: a. NIB jika telah terdaftar
dalam sistem OSS; b. KBLI yang diajukan; dan c. Proposal rencana kegiatan
berusaha.

2. Pengendalian Tata Ruang dalam Kebijakan Pertimbangan Teknis


Pertanahan.
Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pembangunan berkelanjutan adalah adalah
upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial,
dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan
lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu
hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

10
Lutfi Effendi,2003, Pokok Pokok Hukum Administrasi, Malang, Bayu Media Publishing, 2 hlm.
62.
9
Menurut Arya Utama, pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan yang yang dapat berlangsung secara terus menerus dan dapat
memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan hak
pemenuhan kebutuhan generasi masa mendatang. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa, untuk dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan, maka unsur-
unsur pendukung pembangunan, seperti sumber daya alam hayati dan non
hayati, sumber daya buatan, maupun sumber daya manusianya, diperlukan
dalam keadaan berimbang 11
12
Kebijakan kegiatan Pertimbangan teknis setelah dokumen
pendafataran masuk ke Kantor Pertanahan selanjutnya dilaksanakan
Peninjauan lapangan untuk : a. memverifikasi data pada Peta kerja lapangan;
b. mengetahui Penguasaan Tanah, Kemampuan Tanah, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah, dan informasi lainnya yang terkait dengan kegiatan yang
dimohon.
Selanjutnya hasil peninjauan lapangan dituangkan dalam berita acara
yang ditandatangani oleh tim Pertimbangan Teknis Pertanahan dan/atau satuan
tugas, yang dituangkan dalam penyusunan Pertimbangan Teknis Pertanahan
sebagai rekomendasi untuk penerbitan SK Perubahan Penggunaan Tanah oleh
Instansi Perijinan Satu Pintu (DINPMPTSP).
Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah kabupaten Demak Nomor 6 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Demak 2011-2031
menyebutkan bahwa Arahan sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi
bagi orang perseorangan dan/atau korporasi dan/atau pejabat pemerintah yang

11
Arya Utama, dalam Ni Luh Putu Miarmi , Konsep Perijinan Berwawasan Lingkungan
Dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan, file:///C:/Users/user/Downloads/8454-1-
15055-1-10-20140327.pdf, diunduh 11 November 2022
12
Istilah ‘kebijakan’ sebagai padanan kata ‘beleid’ dalam konsep beleidsregel digunakan
Menurut Jimly Asshiddiqie peraturan kebijakan secara formal bukanlah peraturan yang resmi maka
terminologinya menggunakan kata kebijakan, beleids, atau policy. Jimly Asshiddiqie memberikan
contoh surat edaran dari menteri atau direktur jenderal yang ditujukan kepada seluruh pegawai
negeri sipil yang berada dalam lingkup tanggung jawabnya.
Https://jurnal.komisiyudisial.go.id/index.php/jy/article/view/117/101, diunduh 11 November 2022
10
melakukan pelanggaran pemanfaatan ruang sehingga tidak sesuai dengan
rencana tata ruang yang berlaku.Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang
selanjutnya disingkat TKPRD adalah tim ad-hoc yang dibentuk untuk
mendukung pelaksanaan UndangUndang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
penataan ruang di daerah provinsi dan di daerah kabupaten/kota, dan
mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas gubernur dan bupati/walikota
dalam pelaksanaan koordinasi penataan ruang di daerah. Dalam pelaksanaanya
masih ada ketimpangan tata ruang yang terjadi dilapangan, hal ini menjadi
sorotan di beberapa lokasi dimana kesesuaian tata ruang sudah berubah justru
tidak mengakomodir kebutuhan exisisting dilapangan.
Dalam Teori Positivisme disebutkan Positivisme adalah suatu paham
yang menuntut, agar setiap metodologi yang dipikirkan untuk menentukan
kebenaran hendaknya memerlukan realitas sebagai suatu eksis, sebagai suatu
objek yang harus dilepaskan dari sembarang macan prakonsepsi metafisis yang
subjektif sifatnya. 13
Melihat Fenomena dan realitas yang ada ada beberapa hal yang
akhirnya merugikan pihak pemohon dalam hal ini yang sudah melakukan
investasi dan ingin mengajukan perluasan usaha, secara Legalitas Hukum
memang pembangunan dilakukan sebelum Peraturan berlaku, akan tetapi
peraturan yang saat ini berlaku justru merugikan pihak investor atau
pengusaha, karena pada Perda terbaru lokasi perluasannya masuk dalam
Kawasan Tanaman Pangan dimana Kawasan tersebut tidak boleh ada alih
fungsi lahan.
Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan tanaman pangan
disusun dengan ketentuan : a. diperbolehkan bersyarat pembangunan fasilitas
pendukung pertanian; b. diperbolehkan bersyarat mengalihfungsikan lahan
pertanian pangan berkelanjutan untuk kepentingan umum sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; c. diperbolehkan bersyarat usaha
peternakan dan perikanan skala kecil; d. dilarang tumbuhnya kegiatan

13
Dr. Edi Pranoto, S.H., M.Hum,2021, Materi Kuliah Sosiologi Hukum Perkembangan Paradigma
Sosiologi Hukum Positivisme, Semarang, UNTAG Semarang, hlm. 8.
11
perkotaan di sepanjang jalur transportasi yang menggunakan lahan sawah yang
tidak sesuai dengan Peraturan Daerah ini; dan e. dilarang kegiatan yang
mengurangi atau merusak kualitas tanah. 14
Mendasarkan ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Demak
Nomor 1 Tahun 2020 diatas tidak diperkenankan untuk kegiatan industri,
Peraturan zonasi disusun untuk setiap zona pemanfaatan ruang. Peraturan
zonasi berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada
zona pemanfaatan ruang yang dapat terdiri atas ketentuan tentang amplop
ruang (koefisien dasar ruang hijau, koefisien dasar bangunan, koefisien lantai
bangunan, dan garis sempadan bangunan), penyediaan sarana dan prasarana,
serta ketentuan lain yang dibutuhkan untuk mewujudkan ruang yang aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Menurut Pasal 73 UU Tata Ruang disebutksn setiap pejabat
pemerintah yang menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
banyak Rp. 500 juta. Selain sanksi pidana, pelaku dapat dikenai pidana
tambahan berupa pemberhentian secara tidak dengan hormat dari jabatannya.
Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah menurut kewenangan
masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Izin
pemanfaatan ruang yang dikeluarkan dan/atau diperoleh dengan tidak melalui
prosedur yang benar, batal demi hukum.
Jika tindak pidana tersebut mengakibatkan kerugian terhadap harta
benda atau kerusakan barang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling
lama 8 tahun dan denda paling banyak Rp. 1.5 miliar. Jika mengakibatkan
kematian orang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun
dan denda paling banyak Rp. 5 miliar. Dampak positif dari perubahan tata
ruang : Bangunan lebih tersusun rapi ;Terciptanya ruang publik yang nyaman
dan estetik . Sedangkan dampak negatif dari perubahan tata ruang: Bangunan

14
JDIH, Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2020, hlm 78.
12
semakin padat dan tidak terkendali jumlahnya ; Banyak terjadi permasalahan
kota akibat berkurangnya infrastruktur penting seperti saluran air ; Adanya
lokasi yang berubah tidak mengakomodir kebutuhan secara detail masyarakat
; Perubahan tidak di sosialisasikan kepada masyarakat secara masif sehingga
banyak yang tidak diakomodir dalam perubahan tata ruang.
Apabila penataan ruang dilaksanakan sebagaimana maksud dan
tujuan penataan ruang, termasuk di Kabupaten Demak, maka akan mampu
mendukung konsep pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya bicara
tentang pemanfaatan sumberdaya alam, namun akan diwujudkan dengan
penataan ruang yang tepat, sehingga daya dukung lahan secara optimal dapat
dilakukan tanpa harus mengabaikan tentang kelestarian lingkungan hidup.
Pembangunan berkelanjutan tidak hanya untuk masa sekarang, namun justru
sangat diharapkan untuk kepentingan masa depan. Penataan ruang yang baik,
akan menghasilkan pengelolaan lingkungan yang baik pula, dan apabila hal ini
dapat diwujudkan , maka tujuan pemerintah untuk mensejahterakan rakyat
dapat tercapai sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD NRI 1945
khususnya alinea IV.15

E. Kesimpulan

Perencanaan wilayah yang telah disusun tidak terlaksana dengan baik,


maka tidak akan tercapai pula apa yang telah direncanakan, kegiatan tersebut
tidak akan tercapai. dan akibatnya akan terjadi kegagalan suatu rencana
pembangunan yang sesuai dengan tata ruang. Kita bisa mengukur keberhasilan
Rencana Tata Ruang dengan melakukan penilaian berdasarkan perbandingan
kesesuaian kondisi lapangan dengan dokumen rencana.

15
UUD NRI 1945 Alinea IV, yang menyatakan “Kemudian daripada itu untuk membentuk
suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial......... “
13
Perencanaan tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
merupakan dua sisi dari suatu mata uang. Pengendalian pemanfaatan tata ruang
akan berlangsung secara efektif dan efisien bilamana telah didahului dengan
perencanaan tata ruang yang valid dan berkualitas. Sebaliknya rencana tata
ruang yang tidak dipersiapkan dengan mantap akan membuka peluang
terjadinya penyimpangan fungsi ruang secara efektif dan efisien yang pada
akhirnya akan menyulitkan tercapainya tertib ruang sebagaimana telah
ditetapkan dalam rencana tata ruang. Dan kalau dilakukan menurut ketentuan
perundang-undangan dan mendasarkan pada kondisi faktual serta kehendak
masyarakat , maka akan mampu mendukung konsep pembangunan
berkelanjutan.
Daftar Pustaka
A.M. Yunus Wahid, 2014, Pengantar hukum tata ruang, Jakarta : Kencana

Edi Pranoto,2021, Materi Kuliah Sosiologi Hukum Perkembangan Paradigma


Sosiologi Hukum Positivisme, Semarang, UNTAG Semarang.

Direktorat Jenderal Penataan Ruang, 2015, Kajian Pengendalian Pemanfaatan


Ruang di Kawasan Kedung Sepur, Jakarta : Direktorat Jenderal
Penataan Ruang.

DINPMPTSP Jawa Tengah, 2021, Identifikasi Masalah Perencanaan Penanaman


Modal Berwawasan Lingkungan di Jawa Tengah, Semarang :
DINPMPTSP Jawa Tengah.

Lutfi Effendi,2003, Pokok Pokok Hukum Administrasi, Malang, Bayu Media


Publishing

Peraturan Perundangan-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah

14
Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Demak Tahun 2011-2031

Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 1 tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Demak Tahun 2011 – 2031

Unduhan dari internet


https://bpbd.jatengprov.go.id/

https://www.hukumonline.com/klinik/a/sanksi-jika-melanggar-rencana-tata-
ruang-wilayah-lt58058fd9e0ccc#_ftn15

https://kbbi.web.id/euforia,

https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/seputar-ppsdma/mengenal-lebih-dalam-
langkah-aplikasi-ekonomi-hijau-di-indonesia
,
https://www.greengrowthknowledge.org/themes/circular-economy,

https://www.lawinsider.com/dictionary/business-group,

https://dinkominfo.demakkab.go.id/berita/detail/demak-membuka-peluang-
investasi-pertanian-dan-perikanan,

https://www.pooc.org/tata-ruang/,

Ni Luh Putu Miarmi , Konsep Perijinan Berwawasan Lingkungan Dalam


Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan, file:///C:/Users/user/Downloads/8454-
1-15055-1-10-20140327.pdf,

Https://jurnal.komisiyudisial.go.id/index.php/jy/article/view/117/101

15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai